Вы находитесь на странице: 1из 5

Teknis Memahami Perhitungan Upah lembur (Overtime)

SUGI ARTO
1 COMMENT
THURSDAY, DECEMBER 11, 2014

By Sugi Arto

Lembur atau overtime, kadang seperti sisi permukaan uang logam, diinginkan saat ingin
mengejar target produksi, namun disisi lainnya dalam jumlah tertentu juga bisa menjadi indikator
rendahnya volume produksi saat jam kerja normal. Apapun latar belakangnya, seorang manager
mutlak harus mengetahui regulasi atau ketentuan yang mengatur tentang mekanisme pelaksanaan
hingga perhitungan nominal upah lebur yang harus dibayarkan.Saya akan lebih banyak memberikan
sudut pandang normatif yang menjadi pegangan bagi semua pihak terkait.
Banyak diantara pekerja yang masih belum mengetahui secara detail mengenai perhitungan
upah lembur. Terkadang pekerja hanya menerima saja upah lembur yang ditetapkan perusahaan
atau kadang masih banyak yang tidak mendapat uang lembur.
Upah Kerja Lembur adalah upah yang diterima pekerja atas pekerjaannya sesuai dengan
jumlah waktu kerja lembur yang dilakukannya.
Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 jam sehari untuk 6 hari kerja dan 40
jam dalam seminggu atau 8 jam sehari untuk 8 hari kerja dan 40 jam dalam seminggu atau waktu
kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah (Pasal
1 ayat 1 Peraturan Menteri No.102/MEN/VI/2004).
Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam/hari dan 14 jam dalam 1
minggu diluar istirahat mingguan atau hari libur resmi.
Ketentuan tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur diatur dalam Undang Undang
no.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 78 ayat (2),(4), Pasal 85 dan lebih lengkapnya
diatur dalam Kepmenakertrans No.102/MEN/VI/2004 mengenai Waktu dan Upah Kerja Lembur.
Perhitungan Upah Lembur didasarkan upah bulanan dengan cara menghitung upah sejam
adalah 1/173 upah sebulan.

Ketentuan Jam kerja lembur

Pengertian tentang waktu kerja lembur mengacu pada Pasal 1 Kep-102/MEN/VI/2004,


adalah :
Waktu kerja yang melebihi 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam seminggu untuk 6 hari kerja
dalam 1 minggu,
Waktu kerja 8 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1
minggu,
Waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan
pemerintah.

Namun tidak berlaku bagi pekerja yang termasuk golongan jabatan tertentu yaitu tidak
berhak atas upah kerja lembur alasannya karena pekerja tersebut mendapatkan upah yang tinggi.
Pekerja yang termasuk golongan jabatan tertentu tersebut memiliki tanggung jawab sebagai pemikir,
perencana, pelaksana dan pengendali jalannhya perusahaan dimana waktu kerjanya tidak dapat
dibatasi menurut waktu kerja yang ditetapkan perusahaan sesuai dengan peraturan undang-undang
yang berlaku.

Pemerintah memberikan batasan maksimal bagi perusahaan dalam menginstruksikan


karyawan dalam melakukan kerja lembur, batasan ini yaitu ;

1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari
dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
2. Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak termasuk kerja
lembur yang dilakukan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi.

Syarat melakukan kerja lebur,antara lain ; (1) Ada perintah tertulis, (2) Pekerja setuju untuk
melaksanakan kerja lembur, (3) Adanya rincian pelaksanaan kerja lembur, (4) Adanya bukti tanda
tangan kedua belah pihak.

Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh selama waktu kerja lembur berkewajiban :

1. membayar upah kerja lembur; memberi kesempatan untuk istirahat secukupnya;


memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur
dilakukan selama 3 (tiga) jam atau lebih,
2. Pemberian makan dan minum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c tidak boleh
diganti dengan uang.
Mekanisme Perhitungan Upah Lembur

Upah lembur dihitung per-jam. Untuk mengetahui berapa upah lembur per-jam, maka harus
diketahui dulu berapa upah pokok kita:

1. Jika upah pekerja/buruh dibayar secara harian, maka penghitungan besarnya upah sebulan
adalah upah sehari dikalikan 25 (dua puluh lima) bagi pekerja/buruh yang bekerja 6 (enam)
hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau dikalikan 21 (dua puluh satu) bagi pekerja/buruh yang
bekerja 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
2. Jika upah pekerja/buruh dibayar berdasarkan satuan hasil, maka upah sebulan adalah upah
rata-rata 12 (dua belas) bulan terakhir.
3. Dalam hal pekerja/buruh bekerja kurang dari 12 (dua belas), maka upah sebulan dihitung
berdasarkan upah rata-rata selama bekerja dengan ketentuan tidak boleh lebih rendah dari
upah minimum.

Cara perhitungan upah kerja lembur sebagai berikut :

Upah sejam adalah 1/173 kali upah sebulan.


Angka 1/173 didasarkan pada perhitungan sbb:
Dalam satu tahun ada 52 minggu
Jadi dalam 1 bulan = 52/12 = 4,333333 minggu.
Total jam kerja/minggu = 40 jam
Jadi Total jam kerja dalam 1 bulan = 40 X 4,33 = 173,33 dibulatkan menjadi 173 jam maka untuk
menghitung upah per jam yaitu upah perbulan / 173
Misal Upah jam sebulan Mr. Togar adalah Rp. 1.300.000,- maka upah se-jam Mr. Togaradalah
1.300.000 / 173 = 7.514.,5
Upah yang dijadikan patokan dalam penghitungan upah lembur adalah GP (Gaji Pokok) ditambah
Tunjangan Tetap, sementara Tunjangan Tidak Tetap tidak bisa dipakai sebagai dasar perhitungan
upah lembur.
Untuk memudahkan perumusan maka secara simpel boleh kita rumuskan sbb:
L1 = 1,5 kali upah sejam
L2 = 2 kali upah sejam.
L3 = 3 kali upah sejam.
L4 = 4 kali upah sejam
Melihat rumusan diatas maka perhitungan upah lembur untuk yang hari kerjanya 6 hari dapat dilihat
sbb;

1. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja maka perhitungannya adalah: 1 Jam pertama
dihitung (L1), 6 jam berikutnya dihitung (L2),
2. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi maka
: 7 (tujuh) jam pertama dihitung (L2) jam ke 8 (delapan) dihitung (L3) dan jam ke 9
(sembilan) dst dihitung (L4)

Sementara perhitungan upah lembur untuk yang hari kerjanya 5 hari dapat dilihat sbb;

1. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja maka perhitungannya adalah: 1 Jam pertama
dihitung (L1), jam berikutnya dihitung (L2),
2. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi maka :
8 (delapan) jam pertama dihitung (L2) jam ke 9 (sembilan) dibayar (L3) dan jamke 10
(sepuluh) dst dihitung (L4)

Contoh penghitungan:
Gaji pokok Si Togar adalah Rp.1.250.000 tunjangan tetapnya sebesar Rp.50.000,-. Togarbekerja
dengan sistem 6 hari kerja. Bulan ini Togar lembur terusan (lembur pada hari kerja) sebanyak 3 hari
masing-masing 4 jam, serta pada saat hari libur kerja si Togar lembur 1 hari selama 10 jam! Dari
pernyataan tsb didapat:

L1 sebanyak 3 jam
L2 sebanyak 16 jam
L3 sebanyak 1 jam
L4 sebanyak 2 jam
Upah sejam mono adalah = 1.300.000/173 = Rp.7.514,5
Dengan demikian maka:
L1 = 3 x 1.5 x 7.514,5 = 33.815,5
L2= 16 x 2 x 7.514,5 = 240.464,0
L3= 1 x 3 x 7.514,5 = 22.543.5
L4= 2 x 4 x 7.514,5 = 60.116,0
Jadi total upah lembur mono adalah:
= L1 + L2 + L3 + L4
= 33.815,5 + 240.464,0 + 22.543,5 + 60.116,0
= Rp. 356.939,0

Pasal 11 KEP.102/MEN/VI/2004, menyatakan :

1. Apabila kerja lebur dilakukan pada hari kerja maka upah lembur jam kerja pertama dibayar
1.5 x upah sejam, untuk setiap jam kerja lembur berikutnya dibayar sebesar 2 x upah sejam,
2. Bila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk
waktu 6 hari kerja dan 40 jam seminggu maka upah lembur untuk 7 jam kerja pertama
dibayar 2x upah sejam dan jam ke 8 dibayar 3x upah sejam dan jam ke 9 dan ke 10 dibayar
4x upah sejam. Kalau hari libur resmi jatuh pada kerja terpendek maka upah lembur 5 jam
pertama dibayar 2x upah sejam dan jam ke 6 dibayar 3x upah sejam dan upah lembur ke 7
dan ke 8 dibayar 4 x upah sejam,
3. Bila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk
waktu kerja 5 hari kerja dan 40 jam seminggu maka perhitungan upah kerja lembur untuk 8
jam kerja pertama dibayar 2x upah sejam, jam kerja ke 9 dibayar 3x upah sejam dan jam
kerja ke 10 dan ke 11 dibayar 4x upah sejam.

Dasar perhitungan upah lembur merupakan upah pokok ditambah tunjangan tetap. Tetapi
jika komponen upah keseluruhan terdiri dari upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap
dimana upah pokok ditambah tunjangan tetap kurang dari 75% maka dasar perhitungan upah
lembur adalah 75% dari jumlah secara keseluruhan.

Sumber Hukum :

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1945 Tentang Ketenagakerjaan


2. Kepmenakertrans No.102/MEN/VI/2004 mengenai Waktu dan Upah Kerja Lembur

Вам также может понравиться