Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
*+
+ , !- -
+ .'/000((/1
- ! + 2 /
$
% & &
'(()
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari sekian banyak jenis alat transportasi yang ada, maka jenis
transportasi daratlah yang paling banyak. Mulai dari sepeda, becak, sepeda
mengutamakan pelayanan dan fasilitas yang baik. Mereka akan merasa puas
bila dapat melakukan perjalan dengan cepat, selamat, serta aman dan nyaman
bawah standar.
beranggapan bahwa pintu bus merupakan bagian dari bus yang berfungsi
sebagai pelengkap saja. Hal ini bisa dilihat dari tidak difungsikannya pintu
bus dengan baik. Padahal tujuan dari dibuatnya pintu bus adalah untuk
Agar pintu bus dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuannya
maka perlu dibuat suatu konstruksi pintu bus yang baik. Sebagian besar
konstruksi pintu bus yang ada saat sekarang ini masih menggunakan sistem
antara lain :
dapat diatasi.
otomatis dengan sistem pneumatik, yaitu suatu pintu bus otomatis yang
B. Permasalahan
dapat terjadi. Hal ini untuk menghindari suatu desain sistem kontrol
keselamatan penumpang.
1. Konstruksinya sederhana.
2. Pengoperasiannya mudah
pembuatan sistem kontrol pneumatik pada pintu bus otomatis hanya berupa
2. Mudah dioperasikan.
D. Manfaat
pintu bus tersebut dapat dicapai maka akan didapatkan beberapa manfaat,
antara lain :
pneumatik pada pintu bus otomatis, maka perlu disusun dan dituangkan
Untuk itu maka penulisan karya ilmiah ini disusun dengan tata urutan
sebagai berikut :
1. Bagian Depan
2. Bagian Isi
Bagian ini terdiri dari 3 (tiga) bab yaitu Bab II yang berisi
tentang landasan teori, Bab III yang berisi uraian tentang sistem
kontrol pneumatik pada pintu bus otomatis dan Bab IV berisi analisa
3. Bagian Akhir
LANDASAN TEORI
dengan tenaga yang sedikit atau mengerjakan pekerjaan yang berat dengan
alat atau pesawat-pesawat yang dapat bekerja secara otomatis, sebagai contoh:
pintu bus yang dapat membuka dan menutup secara otomatis, karena pintu bus
1. Pengertian Pneumatik
berarti nafas atau udara. Jadi pneumatik berarti terisi udara atau
menyebabkan polusi.
komponennya murah.
terbatas.
unit penggerak.
berupa aliran udara mampat. Unit tenaga ini terdiri atas kompresor
yang digerakkan oleh motor listrik atau motor bakar, tangki udara
1) Kompresor
pemindah.
b) Kompresor aliran.
didinginkan oleh udara (Dr. Ing. Thomas Krist, Alih Bahasa Dines
pengatur ini hasil kerja dari sistem pneumatik dapat diatur secara
industri.
Katup kombinasi
dapat digunakan untuk satu arah aliran saja. Check valve dapat
control.
Gambar 7 : Katup pengatur aliran (flow control valve) (Catalogue, hal. 56)
rangkaian pneumatik.
Gambar 8 : Penampang pengatur aliran (Peter P, dkk. , 1985 : 43)
lain fixed flow control, variable flow control, flow control dengan
pneumatik.
1) Silinder Pneumatik
menjadi :
macam, yaitu :
2) Motor Pneumatik
Motor torak
Motor aliran
Gambar 10 : Rotary actuator (Catalogue, hal. 51)
Tahan ledakan.
Persoalan :
b. Bila bus akan berangkat atau melanjutkan perjalanan, maka pintu bus
segera ditutup.
pintu akan segera membuka. Dan bila penumpang telah turun maka
atau kondektur cukup menekan katup tombol dan pintu akan segera
1. Energi Kerja
Sket Posisional
Gambar 11 Sket posisional pintu bus otomatis dengan sistem kontrol pneumatik
Sekuensi Operasi
Sekuensi Kronologis
Notasi Singkatan
Jenis Kontrol
Energi Kontrol
Hanya 1 (satu) bentuk energi untuk kerja dan kontrol, sehingga tidak
membutuhkan konverter.
Tingkat reliabilitas atau keandalan tinggi, karena tidak peka terhadap
lingkungan yang mempengaruhi.
Umurnya panjang.
Oleh karena itu, untuk sistem kontrol ini dipilih sistem kontrol pneumatik.
Silinder 1 A 1S1
1V5 1V6
4 1V4
1.4 (Y) 2 1.2 (X)
5 3
1V3
1
1V2
1V1
1 3 1 3 1 3 1 3
0Z1
= Saluran kontrol
= Saluran kerja
Diagram tahap perpindahan
1S2 1S3 1S4
2 3=1
1
1S1
Simbol Logika
1S2
1S3
1 1S1 1V4
1V4 1
1 1.2 (X)
1.4 (Y)
1S4
Persamaan matematisnya :
X (S1 S2 S3 S4 ) (S1 S 2 S3 S4 )
S2
0
S1
S
4
X S2 S3 S
0 4
S
3
Gambar 15 Diagram Karnought untuk saluran 1.2 (X)
Persamaan matematisnya :
S2
1 1 1 1
S1
1 1 1 1
S4
Y S1
S3
Gambar 16 Diagram Karnought untuk saluran 1.4 (Y)
Pada saat bus sedang menunggu penumpang di terminal, halte ataupun tempat-
1V5 1V6
1V4 4 2
1.4 (Y) 1.2 (Y)
5 3
1V3
1
1V1
Sopir
1S4
1S1 2 2
1 3 1 3
terlebih dahulu. Untuk itu maka katup 1S4 harus dikembalikan ke posisi
saluran 1.2 (X) akan mengalir ke katup 1V3 menuju saluran 2 dan dibuang
melalui saluran 3 pada katup 1S4. Akibatnya udara pada saluran 1.4 (Y)
akan mendorong katup 1V4 sehingga aliran udara pada katup 1V4 adalah
katup 1V5 dan kemudian masuk ke saluran silinder bagian belakang. Udara
pada bagian depan akan didorong ke luar melewati katup 1V6 menuju
saluran 2 dan dibuang melalui saluran 3 pada katup 1V4. Dengan gerakan
maju ini (A+), pintu bus akan segera tertutup (lihat gambar 18 )
Silinder 1 A 1S1
1V5 1V6
1V4
4 2
1.4 (Y) 1.2 (X)
5 3
1V3
1
1V1
1 3 1 3
membuka pintu, penumpang tinggal menekan katup 1S2. Pada waktu katup
1S2 ditekan maka saluran 1 terbuka dan saluran 3 tertutup. Aliran udara
1V3, kemudian menuju ke katup 1V4 melalui saluran 1.2 (X). Aliran udara
bagian belakang silinder akan didorong ke luar melalui katup 1V5 menuju
saluran 4 dan dibuang melalui saluran 5. Silinder bergerak mundur (A-)
Silinder 1 A 1S1
1V5 1V6
1V4
4 2
1.4 (Y) 1.2 (X)
5 3
1V3
1
1V2
1V1
Pintu bus
1S1 2 2 1S2
1 3 1 3
Dengan terbukanya katup 1S1, maka katup 1V1 akan mengalirkan udara
Pada saat udara masuk ke saluran 1.4 (Y), pada saluran 1.2 (X) tidak ada
udara mampat karena pada saat katup 1S2 dilepas maka posisi akan kembali ke
posisi awal. Sehingga udara pada saluran 1.2 (X) akan segera dibuang ke udara
bebas melalui saluran 3 pada katup 1S2. Akibatnya silinder akan bergerak maju
(A+) dan pintu bus akan segera menutup kembali (lihat gambar 20).
Silinder 1 A 1S1
1V5 1V6
1V4
4 2
1.4 (Y) 1.2 (X)
5 3
1V3
1
1V2
1V1
Pintu bus
2 1S1 2 1S2
1 3 1 3
dengan cara menekan katup 1S3. Ketika katup ditekan, maka saluran
untuk selanjutnya diteruskan ke saluran 1.2 (X) pada katup 1V4 melalui
katup 1V2 dan katup 1V3. Aliran udara ini akan mengubah arah aliran pada
katup 1V4 yaitu udara masuk dari saluran 1 ke saluran 2 menuju katup
bergerak mundur (A-) dan pintu bus akan terbuka (lihat gambar 21)
Silinder 1 A 1S1
1V5 1V6
1V4
4 2
1.4 (Y) 1.2 (X)
5 3
1V3
1
1V2
1V1
1 3 1 3
Pada saat pintu terbuka maksimal maka akan mengaktifkan katup 1S1
sehingga udara dari kompresor akan mengalir dari saluran 1 ke saluran 2
menuju katup 1V1. Dengan terbukanya katup 1V1, maka udara dari
kompresor akan masuk ke katup 1V4 melalui saluran 1.4 (Y). Akibatnya
katup 1V5 menuju silinder bagian belakang. Maka silinder akan bergerak
maju (A+) dan pintu akan tertutup kembali (lihat gambar 22).
Silinder 1 A 1S1
1V5 1V6
4 2 1V4
1.4 (Y) 1.2 (X)
5 3
1V3
1
1V2
1V1
1 3 1 3
Katup 1V1 merupakan katup tunda waktu. Katup ini berfungsi untuk
memberikan selang waktu pintu bus menutup kembali setelah pintu bus
terbuka.
Sedangkan katup 1V2 dan 1V3 merupakan katup balik fungsi ATAU yang
dioperasikan.
BAB IV
Kompresor
2. Untuk instalasi mobil maka untuk untuk jenis torak dengan kapasitas
3
yang kecil masih menguntungkan (kurang dari 200 kg per m udara
mampat efektif).
3
3. Sampai ukuran besar tertentu (kurang dari 10 m /menit) merupakan
mesin langkah ganda yang terbaik.
Ke sistem kontrol
Kompresor pneumatik
Gambar 23 PenggerakInstalasiKompresor
Ukuran Tangki Udara
Perhitungan Silinder
Data :
Diameter dalam piston : d1 = 50 mm
Diameter batang piston : d 2 = 25 mm
Panjang langkah piston : s = 300 mm
Tekanan pengukuran : pe = 8 bar
Efisiensi : = 0,8 (asumsi)
Apabila suhu udara setelah pemampatan adalah 40 C (asumsi), maka
3
kandungan uap air jenuhnya = 51 g/m (lihat lampiran 3, Dew Point
Curve)
s
d1
d2
4
2
= 0,785 . 5
2
= 19,625 cm
pe = 8 bar
2
= 8 .10 N/cm
F1 = (8.10) . 19,625 . 0,8
= 1256 N
b. Langkah Mundur
F2 pe .A2 . Dimana :
A2 =
4
d12 d 22
2 2
= 0,785 . (5 2,5 )
2
= 14,719 cm
F2 = (8.10) . 14,719 . 0,8
= 942 N
8 1
qv 0,19625.3.1. .2
1
q v 10 ,598 l/min
q 10,598.100
v1 v
A1 19,625
v1 54,003 dm/min = 5,4 m/min
b. Langkah mundur
q 10,598.100
v2 v 14,719A
s
v
t ..(Volker von der Heide/Franz JosefHlken, 2000 : 228)
Dimana :
t = waktu yang dibutuhkan
a. Langkah maju
s 0,3
t1
s 0,3
t2
v2 7,2
t 2 0,042 menit = 2,52 detik
Dalam pembuatan sistem kontrol pneumatik pada pintu bus otomatis dibutuhkan
komponen-komponen pneumatik sebagai berikut :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem kontrol pneumatik pada pintu bus otomatis adalah suatu jenis
menutup pintu tersebut selain dapat dilakukan oleh sopir bus tersebut
pada saat penumpang akan turun dan menginjak lantai di depan pintu
turun bus tersebut karena tidak perlu membuka dan menutup pintu
B. Saran
Peter Patient, Roy Pickup, Norman Powell, 1985, Pengantar Ilmu Teknik
Pneumatika, Alih Bahasa Alex Tri Kantjono Widodo, Jakarta : Gramedia.
MECHANICAL VALVE 1
MECHANICAL VALVE 2