Вы находитесь на странице: 1из 6

4 Bulan Pacaran, Remaja di

Bandung Lakukan Seks Bebas


Tri Ispranoto
Jum'at, 26 September 2014 14:12 WIB
Ilustrasi (dok:Istimewa)

BANDUNG - Empat bulan pacaran, sepasang remaja di Kota Bandung, melakukan


seks bebas. Perbuatan di luar nikah itu, sudah sering mereka lakukan, hingga
remaja dilaporkan orangtua kekasih yang ditidurinya ke polisi.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Mashudi mengungkapkan, saat ini remaja pria
yang dilaporkan tersebut sudah mendekam di balik terali besi. Dia disangka
melakukan perbuatan tidak senonoh dengan gadis di bawah umur.

"Antara korban dan tersangka ini sudah pacaran sejak empat bulan yang lalu. Dan
dari pengakuannya sudah sering melakukan persetubuhan," jelas Mashudi, saat
ditemui di Gedung Satreskrim Polrestabes Bandung, Jumat (26/9/2014).

Dia melanjutkan, dari hasil penyelidikan, remaja pria mengaku telah melakukan
persetubuhan atas dasar suka sama suka dengan kekasihnya, di beberapa tempat
berbeda. "Total pengakuannya sudah 15 kali bersetubuh," katanya.

Lantaran tidak terima anaknya telah ditiduri, orangtua remaja putri melapor. Laporan
resmi dibuat 15 September 2014.

Saat ini, pihaknya masih terus melakukan pengembangan kasus tersebut.


Sementara remaja pria yang telah putus sekolah tersebut dititipkan ke Balai
Pemasyarakatan (Bapas), dan tidak ditahan di Rutan Mapolrestabes Bandung.

"Usianya masih di bawah umur. Atas perbuatannya, remaja pria itu dijerat Pasal 81
dan 82 UU Perlindungan Anak No 23 tahun 2002 tentang Perbuatan Cabul
Terhadap Anak di Bawah Umur dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara,"
tukasnya.
Siswi SMP di Manado Lakukan
Seks Bebas
Donald Karouw
Kamis, 20 Agustus 2015 22:05 WIB

MANADO - Pergaulan bebas di Kota Manado kian memprihatinkan. Seorang


pengangguran berinisial MM (16) dilaporkan ke petugas SPKT Polresta Manado
karena melakukan hubungan badan dengan salah seorang siswi SMP negeri.

Pelapor adalah ibu kandung dari siswi tersebut. Meski hubungan badan itu dilakukan
atas dasar suka sama suka, dan tanpa paksaan, ibunda siswi itu meminta polisi
segera memproses MM dan menghukumnya sesuai dengan pasal yang berlaku.

Berdasarkan informasi yang terhimpun, kasus ini bermula saat siswi itu menjalin
hubungan asmara dengan seorang pria yang merupakan warga Kelurahan
Karombasan Selatan. Hubungan keduanya cukup dekat.

Siswi SMP tersebut kerap datang ke rumah MM, baik diminta maupun tidak. Saat
berada di rumah MM, siswi itu kerap melakukan hubungan badan layaknya
suami/istri. Hubungan badan ini sudah sering mereka lakukan.

Namun hubungan itu diketahui ibunda sang siswi, hingga akhirnya MM dilaporkan ke
polisi. Ibunda siswi tersebut berharap pelaku diganjar sesuai dengan perbuatannya.
Kasus ini selanjutnya ditangani Polresta Manado.
Usai Ujian Siswi SMP Pesta Seks
dengan Tiga Teman Pria
Mustafa Layong
Selasa, 24 Mei 2016 21:42 WIB

MAKASSAR - Personel Mamajang menggerebek dua siswa dan seorang siswi SMP
yang diduga sedang melakukan pesta seks di salah satu kamar wisma di Jalan
Cenderawasih, Makassar, Senin 23 Mei 2016 sore.

Dua siswa SMP tersebut yakni Rz (16) dan Rs (16), dan siswi berinisial P (14).
Sementara bersama mereka juga ada seorang remaja WHY (20) yang sudah tak
bersekolah.

Menurut Kanit Reskrim Polsek Mamajang Aris Sumarsono, tiga laki-laki bersama
satu gadis tersebut terpaksa diamankan aparat setelah diduga berbuat cabul di
salah satu kamar wisma, Jalan Cendrawasih Makassar.

Mereka kemudian digelandang ke Mapolsek untuk dimintai keterangan dan


mempertanggungjawabkan perbuatan secara hukum.

Namun, P dipersilahkan kembali ke rumah setelah menjalani pemeriksaan penyidik.


Sedangkan dua siswa dan pemuda lainnya tetap ditahan dan harus menjalani
pemeriksaan lantaran diduga melakukan tindakan cabul terhadap anak di bawah
umur.

Menurut Aris, P mendatangi Wisma Sehati yang berada di Jalan Cenderawasih usai
mengikuti ujian di sekolahnya dengan masih mengenakan seragam.

Gadis belia itu mengaku dibujuk rekannya yang satu sekolah, Rs dengan diiming-
imingi kisi-kisi soal ujian.

"Jadi selesai ujian sekolah SMP, perempuan ditelpon temannya, yang juga sekolah
SMP, dibujuk untuk ke wisma dan ditawari kisi-kisi. Awalnya sempat menolak
katanya, namun akhirnya mau," ujar Aris.

Namun setelah sampai di wisma, Rs, Rz dan WHY rupanya sudah menanti di dalam
kamar, sekitar 13.30 Wita. Ketiganya pun merencanakan akan melakukan hubungan
badan secara bergiliran terhadap P di wisma itu.

Meski awalnya P menolak, namun ia akhirnya melakukan adegan suami istri


bersama Rz yang merupakan siswa di lain sekolahnya. "Kan rencana mau ditigai,
tidak mau perempuannya, tapi akhirnya dia berhubungan badan dengan Rz,"
pungkasnya.

Sebelum kembali digilir dua pemuda lainnya, aparat kemudian menggerebek empat
muda-mudi itu, yang kemudian digiring ke Mapolsek. "Rz, kan dia kebetulan naik
arisan pertama, rencananya mau dilir," sambung Aris.

Akibat perbuatannya, dua pelajar dan seorang pemuda tanggung terpaksa


mendekam ditahan, lantaran nenek P, melaporkan mereka dengan tuduhan
perbuatan cabul dan melanggar UU Perlindungan Anak.

Berbeda dengan pengakuan P kepada penyidik, Rs mengaku meski awalnya


memang dibujuk, namun tidak ada paksaan untuk melakukan perbuatan itu, karena
didasari suka sama suka.
Dimodusin akan Dinikahi, Siswi SMP
Serahkan Keperawanan
Valentino Warouw
Selasa, 19 Juli 2016 22:07 WIB
MANADO - Prilaku seks bebas di kalangan remaja di Kota Manado kian
memprihatinkan. Seperti yang dialami oleh PR (13), siswi SMP dan pacarnya MS
alias Tian (16).

Sejak menjalin hubungan pacaran pada 2005, keduanya kerap melakukan


hubungan layaknya suami istri sebagai bentuk sayang satu dengan lainnya. Setiap
kali melakukan perbuatan mesum itu, MS selalu berjanji akan menikahi PR.

Janji PR tersebut dirasakan bagai angin surga, hingga akhirnya perbuatan tersebut
diketahui orangtua PR. Keduanya kemudian dipanggil dan diinterogasi.

Saat diinterogasi itulah, PR mengaku telah berulang kali disetubuhi MS di samping


SPBU Malalayang Manado. Bahkan, PR mengaku menyerahkan keperawanannya
kepada MS di lokasi itu.

"Pertama melakukan itu, pelaku katakan akan bertanggungjawab jika terjadi hal
yang tidak diinginkan," kata korban, saat melapor ke polisi, Selasa (19/7/2016).

Namun sikap MS berubah. Apalagi saat ditanya oleh orangtua PR, MS seperti ingin
berpaling dan tidak ingin bertanggung jawab. Akhirnya, orangtua PR pun
melaporkan MS ke polisi.

"Saat mendengar pengakuan dari anak kami, langsung saja kami menuju ke
Mapolresta Manado untuk melaporkan tindakan persetubuhan tersebut, karena
antara anak kami dan pelaku belum ada hubungan yang sah," terang orangtua PR.

Sementara itu, Kasubag Humas Polresta Manado AKP Agus Marsidi mengatakan,
saat ini korban telah dilakukan visum, tapi hasilnya belum ada hasilnya. "Pastinya,
kasus ini akan diproses," pungkas Marsidi.
4 Pelajar SMP Tertangkap Warga
Setengah Bugil saat Pesta Seks
Ahmad Subekhi
Rabu, 8 Juni 2016 07:25 WIB
Warga Ponorogo menggerebek lima remaja yang empat diantaranya masih SMP saat pesta
seks.
PONOROGO - Puluhan warga menggerebek lima remaja yang diduga menggelar
pesta seks di kawasan proyek pembangunan waduk di Ponorogo, Jawa Timur, Rabu
(8/6/2016) dini hari.

Ironisnya, dari lima pelaku yang diamankan warga dengan kondisi setengah bugil itu
empat diantaranya masih berstatus pelajar SMP.

Kini para remaja yang terdiri dari tiga laki-laki dan dua perempuan itu tengah
diperiksa intensif di Mapolsek Sawo, Ponorogo. Warga yang penasaran pun terus
berdatangan ke kantor polisi untuk melihat para remaja tersebut.

pengakuan warga, sebelumnya pada Selasa 7 Juni 2016 sekitar pukul 22.00 WIB
ada dua perempuan dan tiga laki-laki mengendarai sepeda motor ke kawasan
proyek dan berhenti di sebuah warung yang sudah tutup.

Warga curiga karena kawasan tersebut sepi dan jauh dari pemukiman. Kemudian
warga mengintai para pelaku yang diduga hendak melakukan pesta seks.

"Benar saja saat digerebek mereka sedang berpelukan dan berciuman," ujar warga
yang enggan disebutkan namanya tersebut.

Dua perempuan yang merupakan warga Desa Tajug, Kecamatan Siman tersebut
yakni EW ( 17), pekerja salon dan IA (15) siswi kelas 2 SMP.

Sedangkan tiga remaja pria yang kesemuanya masih SMP yakni AN (14), FW (16)
dan KD (15). Parahnya, salah satu diantaranya masih memakai seragam sekolah
saat digerebek.

Namun sayang, dengan alasan masih di bawah umur, polisi melarang pengambilan
gambar para pelaku.

Polisi juga tidak melakukan penyidikan kasus ini. "Para pelaku masih di bawah
umur. Kita data dan diberi pembinaan serta dipanggil orangtuanya masing-masing,"
ujar Wakapolsek Sawo, Iptu Sujono.

Вам также может понравиться