Вы находитесь на странице: 1из 9

TUGAS ETIKA PROFESI

CYBERCRIME (CRACKING)

DISUSUN OLEH :

RIZAL DWI CRISTIAN (145150201111034)


ASROFUL KHUSNA ARIFIANTO (145150201111049)
MUHAMMAD RAMIZ KAMAL (145150200111034)
FADHYL FARHAN ALGHIFARI (155150207111146)

TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbicara tentang teknologi memang tiada hentinya berkembang hingga sekarang ini kita
telah merasakan sendiri bagaimana pengaruh teknologi terhadap kehidupan manusia. Bukti
perkembangan teknologi adalah dengan adanya berbagai kegiatan yang sebelumnya dilakukan
dengan cara tradisional sekarang menggunakan teknologi informasi, seperti perdagangan
secara online, forum diskusi secara online bahkan ojek pun dapat dilakukan secara online.
Tentu tujuannya adalah untuk mempermudah kehidupan manusia. Teknologi ini selain
memudahkan kehidupan manusia juga ada sisi buruknya. Sisi buruknya seperti adanya celah
untuk melakukan kejahatan melalui kemjuan teknologi itu sendiri.
Kejahatan yang dimaksud disebut juga dengan nama Cybercrime yaitu kejahatan yang
dilakukan di dunia maya seperti mencuri, melacak, mengubah dan menghapus data pada
jaringan computer yang digunakan. Secara umum, Cybercrime memiliki berbagai macam
bentuk, antara lain Carding, Hacking, Cracking, Defacing, Phising, Spamming dan Malware.
Namun fokus pembahasan di dalam makalah ini adalah mengenai Cracking. Cracking
merupakan salah satu sisi gelap dari sisi professional keamanan komputer yang menyimpang.
Dalam pembahasan makalah ini akan dibahas lebih jelas apa itu cracking dan pandangan
undang-undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terhadapnya.

1.2.Tujuan

- Mengetahui pengertian dari cracking


- Mengetahui perbedaan antara cracking dengan hacking
- Mengetahui hukum UU ITE yang mengatur tentang cracking
- Untuk mengetahui bahaya dari cracking dan cara mengatasinya.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Cybercrime

Cybercrime adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau
jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Hal-hal yang
termasuk dalam kejahatan dunia maya atau cybercrime antara lain adalah penipuan lelang
secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit, confidence fraud, penipuan identitas,
pornografi anak, dll.
Walaupun kejahatan dunia maya atau cybercrime umumnya mengacu kepada aktivitas
kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer sebagai unsur utamanya, istilah ini juga
digunakan untuk kegiatan kejahatan tradisional di mana komputer atau jaringan komputer
digunakan untuk mempermudah atau memungkinkan kejahatan itu terjadi.

2.2 Karakteristik Cybercrime

Selama ini dalam kejahatan konvensional, dikenal dengan adanya dua jenis kejahatan
sebagai berikut :.

1. Kejahatan Kerah Biru (Blue Collar Crime)


Kejahatan jenis ini merupakan jenis kejahatan atau tindak kriminal yang dilakukan
secara konvensional, misalnya perampokan, pencurian, dan lain-lain.Para pelaku
kejahatan jenis ini biasanya digambarkan memiliki steorotip tertentu misalnya, dari
kelas sosial bawah, kurang terdidik, dan lain-lain.
2. Kejahatan Kerah Putih (White Collar Crime)
Kejahatan jenis ini terbagi dalam 4 kelompok kejahatan yakni kejahatan korporasi,
kejahatan birokrat, malpraktek, dan kejahatan individu.Pelakunya biasanya
bekebalikan dari blue collar, mereka memiliki penghasilan tinggi, berpendidikan,
memegang jabatan-jabatan terhormat di masyarakat.

Cybercrime sendiri sebagai kejahatan yang muncul sebagai akibat adanya komunitas dunia
maya di internet, memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kedua model di atas.
Karakteristik unik dari kejahatan di dunia maya tersebut antara lain menyangkut lima hal
berikut:

1. Ruang lingkup kejahatan


Sesuai sifat global internet, ruang lingkup kejahatan ini jga bersifat
global.Cybercrime seringkali dilakukan secara transnasional, melintasi batas negara
sehingga sulit dipastikan yuridikasi hukum negara yang berlaku terhadap
pelaku.Karakteristik internet di mana orang dapat berlalu-lalang tanpa identitas
memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas jahat yang tak tersentuh hukum.
2. Sifat kejahatan
Bersifat non-violence, atau tidak menimbulkan kekacauan yang mudah terlihat.Jika
kejahatan konvensional sering kali menimbulkan kekacauan makan kejahatan di
internet bersifat sebaliknya.
3. Pelaku kejahatan
Bersifat lebih umum meskipun memiliki ciri khusus yaitu kejahatan dilakukan oleh
orang-orang yang menguasai penggunaan internet beserta aplikasinya. Pelaku
kejahatan tersebut tidak terbatas pada usia dan stereotip tertentu, mereka yang sempat
tertangkap remaja, bahkan beberapa di antaranya masih anak-anak.
4. Modus kejahatan
Keunikan kejahatan ini adalah penggunaan teknologi informasi dalam modus
operandi, itulah sebabnya mengapa modus operandi dalam dunia maya tersebut sulit
dimengerti oleh orang-orang yang tidak menguasai pengetahuan tentang komputer,
teknik pemrograman dan seluk beluk dunia maya.
5. Jenis kerugian yang ditimbulkan
Dapat bersifat material maupun non-material.Seperti waktu, nilai, jasa, uang,
barang, harga diri, martabat bahkan kerahasiaan informasi.

Dari beberapa karakteristik diatas, untuk mempermudah penanganannya maka cyber crime
diklasifikasikan :

1. Cyberpiracy
Penggunaan teknologi computer untuk mencetak ulang software atau informasi,
lalu mendistribusikan informasi atau software tersebut lewat teknologi komputer.
2. Cybertrespass
Penggunaan teknologi computer untuk meningkatkan akses pada system computer
suatu organisasi atau indifidu.
3. Cybervandalism
Penggunaan teknologi computer untuk membuat program yang menganggu proses
transmisi elektronik, dan menghancurkan data dikomputer.

2.3 Cracking

Cracking adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk masuk
ke suatu sistem jaringan computer secar paksa untuk mendapatkan informasi yang
menguntungkan drinya. Sedangkan cracker adalah sebutan untuk seseorang atau tim yang
mencari kelemahan suatu system lalu memasuki system tersebut dengan kepentingan pribadi
dan mencari keuntungan dari system tersebut. Keuntungan yang didapatkan untuk cracker
lebih terarah ke keuntungan finansial. Cracker bisanya mencuri data data seperti nomor
rekening, password, dan lain sebagainya.
Beberapa proses pembobolan dilakukan untuk menunjukan kelemahan keamanan sistem.
Untuk Cracker sendiri mereka sama sekali tidak memiliki kode Etik dalam setiap tindakannya
dan bisa di bilang mereka bisa bergerak bebas tanpa ada aturan yg menjadi peringatan bagi
mereka. Berikut ini adalah ciri ciri dari cracker antara lain :
1. Bisa berdiri sendiri atau berkelompok dalam bertindak.
2. Mempunyai situs atau cenel dalam IRC yang tersembunyi, hanya orang-orang tertentu
yang bisa mengaksesnya.
3. Mempunyai IP yang tidak bisa dilacak.
4. Mampu membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan bersifat
destruktif atau merusak dan menjadikannya suatu keuntungan. Sebagia contoh : Virus,
Pencurian Kartu Kredit, Kode Warez, Pembobolan Rekening Bank, Pencurian
Password E-mail/Web Server
BAB III

PERMASALAHAN

3.1 Contoh Kasus

Contoh kasus mengenai cracking yang akan kami angkat adalah kasus Owen Thor Walker,
Owen adalah seorang remaja dari Selandia Baru ditangkap oleh New Zealand's Crime Act pada
tahun 2008 setelah mendapatkan hasil investigasi dari FBI dengan kasus keterlibatan dalam
penyerangan terhadap jaringan computer di University of Pennsylvania sehingga menimbulkan
kerugian sebesar Rp. 1.8 triliun. Owen telah berhasil menerobos 50 ribu komputer dan mengintip
1,3 juta rekening berbagai bank di berbagai negara. Serangan yang dilakukan menggunakan jenis
serangan botnet untuk melumpuhkan server tujuan. Saat semua botnet yang ditanam pada berbagai
computer melakukan request server akan down dan saat itulah Owen menerobos keamanan dari
server tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai rekening bank yang ada di server tersebut.
Berdasarkan catatan yang ada di en.wikipedia.org/wiki/owen disebutkan bahwa mayoritas
serangan yang dilakukan berasal dari computer dan server yang ada di Malaysia.

Foto Owen Thor Walker


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Solusi Contoh Kasus

Untuk melindungi computer anda dari serangan cracker seperti yang dicontohkan diatas,
berikut ini adalah beberapa hal dapat lakukan pada pc anda untuk menjaga data anda tetap
aman darin serangan cracker :
1. Memblokir Remote Access.
Untuk mencegah PC anda diambil alih oleh Cracker, nonaktifkan Remote Access.
Remote Acces ini merupakan program bawaan dari default windows yang mengijinkan
computer anda dikendalikan dari perangkat lain. Sehingga menonaktifkan fitur ini akan
membantu untuk mengurangi resiko terkena serangan.
2. Menghapus User Account yang tidak terpakai
User account ini bias saja berisi file yang memungkinkan terdapat Trojan atau
program yang diam diam berjalan di background process pada pc anda. Anda harus
berhati - hati dengan user account lain yang ada di pc anda apalagi yang account yang
tidak anda kenali.
3. Menutup celah NetBIOS
File dokumen anda bisa diakses melalui Internet maka nonaktifkanlah NetBIOS.
NetBIOS adalah booting dengan computer melalui jaringan computer. Sehingga ada
kemungkinan serangan masuk saat anda booting atau memanggil bios ketika anda
terhubung dalam suatu jaringan. Penanggulangan dilakukan dengan scanning port.
Biasanya pada Windows yang terbuka portnya hanya satu yaitu port 139 (NetBios).
Oleh karena itu perlu dicurigai jika kita mengetahui ada port lain selain port 139 yg
terbuka.
4. Mengaktifkan Firewall
Tujuannya agar penyerang tidak sampai ke PC anda, dibutuhkan sebuah Firewall.
Firewall ini berfungsi seperti tembok yang melindungi pc anda ketika anda terhubung
ke suatu jaringan.
5. Menginstalasi Anti Virus
Software antivirus tidak hanya menyingkirkan virus, worm, atau file perusak
lainnya tetapi juga melindungi PC dari ancaman serangan Script di website.

4.2 asdadadsadsa
DAFTAR PUSTAKA

http://backspace-and-enter.blogspot.co.id/2015/05/mengatasi-ancaman-cracker-pada-
komputer.html

Вам также может понравиться