Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan


pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip
Koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada
khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi
merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.
Salah satu kendala utama yang dihadapi koperasi adalah banyak partai politik
yang memanfaatkan koperasi untuk meluaskan pengaruhnya. Dan juga karena
hambatan-hambatan yang di alami Indonesia di antaranya kesadaran masyarakat
terhadap koperasi yang masih sangat rendah. Maka dari itu diperlukannya suatu
pembinaan guna mewujudkan tujuan utama pada koperasi.
Membina Koperasi tidaklah semudah yang dibayangkan, begitu banyak permasalahan
permasalahan yang timbul baik dari Koperasi itu sendiri maupun cara pembinaan
yang sesuai dengan permasalahan yang timbul dari koperasi yang hendak dibina.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja factor-faktor yang menghambat koperasi dan cara


mengatasinya ?
2. Bagaimana yang dapat dilakukan untuk memajukan koperasi ?
3. Bagaimana cara melakukan pembinaan terhadap koperasi ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui factor-faktor yang menghambat koperasi dan cara


mengatasinya
2. Mengetahui hal-hal yang dapat dilakukan untuk memajukan koperasi
3. Mengetahui cara melakukan pembinaan terhadap koperasi

BAB II
PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN KOPERASI
Koperasi berasal dari kata cooperation yang artinya kerjasama. Pengertian
koperasi menurut Undang-undang Perkoperasian No.25 tahun 1992, yaitu: Badan
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan
berlandaskan kegiatan pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.

II. FAKTOR FAKTOR YANG MENGHAMBAT KOPERASI


Perkembangan koperasi masih menghadapi masalah-masalah baik di bidang
kelembagaan maupun di bidang usaha koperasi itu sendiri. Masalah-masalah tersebut
dapat bersumber dari dalam koperasi sendiri maupun dari luar. Masalah kelembagaan
koperasi juga dapat dikelompokkan dalam masalah intern maupun masalah ekstern.
Masalah intern mencakup . masalah keanggotaan, kepengurusan, pengawas, manajer,
dan karyawan koperasi. Sedangkan masalah ekstern mencakup hubungan koperasi
dengan bank, dengan usaha-usaha lain, dan juga dengan instansi pemerintah

1. Dari Sisi Kelembagaan Koperasi


Masalah Internal :

1.Keanggotaan dalam Koperasi


Keadaan keanggotaan ditinjau dari segi kuantitas tercermin dari jumlah anggota
yang semakin lama semakin berkurang. Masalahnya kenggotaan koperasi yang ada
sekarang belum menjangkau bagian terbesar dari masyarakat. Ditinjau dari segi
kualitas masalah keaggotaan koperasi tercermin dalam :

Tingkat pendidikan mereka yang pada umumnya masih rendah


Ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota terbatas
Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai
anggota. Kebanyakan anggota koperasi belum menyadari bahwa koperasi merupakan
suatu wadah usaha yang dimaksudkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan
kesejahteraan mereka. Sebaiknya dalam kelompok tersebut harus ada tokoh yang
berfungsi sebagai sebagai penggerak organisatoris untuk menggerakkan koperasi
kearah sasaran yang benar
Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga masih harus ditingkatkan.
Apabila suatu koperasi mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) banyak
anggotanya yang tidak hadir. Akibatnya keputusan-keputusan yang dihasilkan tidak
mereka rasakan sebagai keputusan yang mengikat
Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan mereka juga memiliki
banyak utang kepada koperasi, hal ini menyebabkan modal yang ada dikoperasi
semakin berkurang.

2. Pengurus Koperasi
Dalam hal kepengurusan juga dihadapi kelemahan-kelemahan yang sama.
masalah yang menjadi penghambat berkembangnya koperasi dari sisi pengurus
adalah :

Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini


berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, manajer belum berjiwa
koperasi sehingga harus diperbaiki lagi
Pengurus kadang-kadang tidak jujur
Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. Kursus-kursus yang diselenggarakan
untuk pengurus koperasi sering tidak mereka hadiri.
Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada pembagian
tugas yang jelas.
Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan para tokoh
masyarakat yang sudah memiliki jabatan ditempat lain, sehingga perhatiannya
terhadap koperasi berkurang.
Pegurus masih belum mampu berkoordinasi dengan anggota, manajer,
pengawas, dan instansi pemerintah dengan baik

3. Pengawas Koperasi
Anggota dari badan pengawas koperasi banyak yang belum berfungsi. Hal ini
di disebabkan oleh :

Kemampuan anggoota pengawas yang belum memadai, terlebih jika


dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha koperasi
Di pihak lain, pembukuan koperasi biasanya belum lengkap dan tidak siap
untuk diperiksa.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan kantor
koperasi juga belum banyak membantu perkembangan kemampuan anggota
pengawas ataupun peningkatan pembukuan koperasi. Pemeriksaan yang mereka
lakukan terutama mengarah pada kepentingan permohonan kredit.

Masalah Eksternal

1. Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan


kehendak anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif
untuk koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
2. Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang
sama dengan koperasi.
3. Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat
dan masih banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.

2. Dari Sisi Bidang Usaha Koperasi

Masalah usaha koperasi dapat digambarkan sebagai berikut. Ada koperasi yang
manajer dan karyawannya belum memenuhi harapan. Di antara mereka ada yang
belum dapat bekerja secara profesional, sesuai dengan peranan dan tugas operasi
yang telah ditetapkan. Masih ada administrasi koperasi yang belum menggunakan
prinsip-prinsip pembukuan dengan baik. Sistem informasi majemen koperasi mesih
belum berkembang sehingga pengambilan keputusan belum didukung dengan
informasi yang cukup lengkap dan dapat diandalkan.
Di samping itu masih ada manajer yang kurang mempunyai kemampuan
sebagai wirausaha. Di antara mereka bahkan masih ada yang kurang mampu untuk
menyusun rencana, program, dan kegiatan usaha. Padahal mereka harus memimpin
dan menggerakkan karyawan untuk melaksanakan rencana, program, dan kegiatan
usaha yang ditentukan. Penilaian terhadap keadaan serta mengadakan penyesuaian
rencana, program, dan kegiatan usaha setiap kali ada perkembangan dalam keadaan
yang dihadapainya.
Dari sisi produksi, koperasi sering mengalami kesulitan untuk memperoleh
bahan baku. Salah satu bahan baku pokok yang sulit diperoleh adalah modal. Dalam
hal kualitas, output koperasi tidak distandardisasikan, sehingga secara relatif kalah
dengan output industri besar. dalam banyak kasus, output koperasi (dan UKM) tidak
memiliki keunggulan komparatif sehingga sulit untuk dipasarkan.

III. PERMASALAHAN KOPERASI SECARA UMUM DAN CARA


MENGATASINYA

1. Koperasi jarang peminatnya


Koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada pandangan yang berkembang
dalam masyarakat bahwa koperasi adalah usaha bersama yang diidentikkan dengan
masyarakat golongan menengah ke bawah. Dari sinilah perlu adanya sosialisasi
kepada masyarakat tentang koperasi. Dengan adanya sosialisasi diharapkan
pengetahuan masyarakat tentang koperasi akan bertambah. Masyarakat dapat
mengetahui bahwa sebenarnya koperasi merupakan ekonomi rakyat yang dapat
menyejahterakan anggotanya. Sehingga mereka berminat untuk bergabung.

2. Kualitas Sumber Daya yang terbatas


Koperasi sulit berkembang disebabkan oleh banyak faktor, yaitu bisa
disebabkan Sumber Daya Manusia yang kurang. Sumber daya manusia yang
dimaksud adalah pengurus koperasi. Seperti yang sering dijumpai, pengurus koperasi
biasanya merupakan tokoh masyarakat sehingga dapat dikatakan rangkap jabatan,
kondisi seperti inilah yang menyebabkan ketidakfokusan terhadap pengelolaan
koperasi itu sendiri. Selain rangkap jabatan biasanya pengurus koperasi sudah lanjut
usia sehingga kapasitasnya terbatas.
Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda melalui
pendidikan agar mereka dadat berpartisipasi dalam koperasi.Partisipasi merupakan
faktor yang penting dalam mendukung perkembangan koperasi. Partisipasi akan
meningkatkan rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.

3. Banyaknya pesaing dengan usaha yang sejenis


Pesaing merupakan hal yang tidak dapat dielakkan lagi, tetapi kita harus
mengetahui bagaimana menyikapinya. Bila kita tidak peka terhadap lingkungan
(pesaing) maka mau tidak mau kita akan tersingkir. Bila kita tahu bagaimana
menyikapinya maka koperasi akan survive dan dapat berkembang.
Dalam menanggapi pesaing kita harus mempunyai trik trik khusus, trik trik/
langkah khusus tersebut dapat kita lakukan dengan cara melalui harga barang/jasa,
sistem kredit dan pelayanan yang maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain
dalam harga, tapi hal ini dapat dilakukan dengan cara sistem kredit, yang
pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun bulanan tergantung
perjanjian. Dengan adanya hal seperti ini diharapkan dapat menarik perhatian
masyarakat untuk menjadi anggota.

4. Keterbatasan Modal
Pemerintah perlu memberikan perhatian kepada koperasi yang memang
kesulitan dalam masalah permodalan. Dengan pemberian modal koperasi dapat
memperluas usahanya sehingga dapat bertahan dan bisa berkembang. Selain
pemerintah, masyarakat merupakan pihak yang tak kalah pentingnya, dimana mereka
yang memiliki dana lebih dapat menyimpan uang mereka dikoperasi yang nantinya
dapat digunakan untuk modal koperasi.

5. Partisipasi anggota
Sebagai anggota dari koperasi seharusnya mereka mendukung program-
program yang ada di koperasi dan setiap kegiatan yang akan dilakukan harus melalui
keputusan bersama dan setiap anggota harus mengambil bagian di dalam kegiatan
tersebut.

6. Perhatian pemerintah
Pemerintah harus bisa mengawasi jalannya kegiatan koperasi sehingga bila
koperasi mengalami kesulitan, koperasi bisa mendapat bantuan dari pemerintah,
misalnya saja membantu penyaluran dana untuk koperasi.Akan tetapi pemerintah
juga jangan terlalu mencampuri kehidupan koperasi terutama hal-hal yang bersifat
menghambat pertumbuhan koperasi. Pemerintah hendaknya membuat kenijakan-
kebijakan yang dapat membantu perkembangan koperasi.

7. Manajemen koperasi
Dalam pelaksanaan koperasi tentunya memerlukan manajemen, baik dari
bentuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Karena hal ini
sangat berfungsi dalam pengambilan keputusan tetapi tidak melupakan partisipasi
dari anggota.Apabila semua kegiatan koperasi bisa dijalankan dengan baik dan setiap
anggota mau mengambil bagian di dalam kegiatan koperasi serta perhatian
pemerintah dapat memberikan motifasi yang baik, koperasi pasti dapat berjalan
dengan lancar.

IV. USAHA USAHA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK


MEMAJUKAN KOPERASI

Beberapa Hal yang bisa kita lakukan untuk memajukan Koperasi antara lain :
1. Merekrut anggota yg berkompeten
Merekrut anggota yang berkompeten dalam bidangnya tidak hanya orang yang
sekedar mau menjadi anggota melainkan orang-orang yang memiliki kemampuan
dalam pengelolaan dan pengembangan koperasi. Contohnya dengan mencari
pemimpin yang dapat memimpin dengan baik, kemudian pengelolaan dipegang oleh
orang yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Serta perlu dibuat
pelatihan bagi pengurus koperasi yang belum berpengalaman.

2. Meningkatkan daya jual koperasi dan melakukan sarana promosi


Untuk meningkatkan daya jual koperasi, yang perlu dilakukan adalah membuat
koperasi lebih bagus lagi. Membuat koperasi agar terlihat menarik supaya masyarakat
tertarik untuk membeli di koperasi mungkin dengan cara mengecat dinding koperasi
dengan warna-warna yang indah, menyediakan AC, ruangan tertata dengan rapi dan
menyediakan pelayanan yang baik sehingga masyarakat puas. Dan tidak hanya itu,
koperasi pun memerlukan sarana promosi untuk mengekspose kegiatan usahanya agar
dapat diketahui oleh masyarakat umum seperti badan usaha lainnya salah satu
caranya dengan menyebarkan brosur dan membuat spanduk agar masyarakat
mengetahuinya. Dengan cara ini diharapkan dapat menarik investor untuk
menanamkan modalnya di koperasi.
3.Merubah kebijakan pelembagaan koperasi
Dalam kehidupan sosial-ekonomi masyarakat kebijakan pelembagaan koperasi
dilakukan degan pola penitipan, yaitu dengan menitipkan koperasi pada dua kekuatan
ekonomi lainnya. Oleh sebab itu untuk merubah kebijakan tersebut agar koperasi
dapat tumbuh secara normal layaknya sebuah organisasi ekonomi yang kreatif,
mandiri, dan independen.

4.Menerapkan sistem GCG (good corporate governance)


Koperasi perlu mencontoh implementasi good corporate governance(GCG) yang
telah diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum perseroan.
Implementasi GCG dalam beberapa hal dapat diimplementasikan pada koperasi.
Untuk itu, regulator, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM perlu
memperkenalkan secara maksimal suatu konsep GCG atau tatakelola koperasi yang
baik.
Konsep GCG sektor koperasi perlu dimodifikasi sedemikian rupa untuk
menjawab tantangan pengelolaan koperasi yang semakin kompleks. Implementasi
GCG perlu diarahkan untuk membangun kultur dan kesadaran pihak-pihak dalam
koperasi untuk senantiasa menyadari misi dan tanggung jawab sosialnya yaitu
mensejahterakan anggotanya.
Dalam mengimplementasikan GCG, koperasi Indonesia perlu memastikan
beberapa langkah strategis yang memadai dalam implementasi GCG. Pertama,
koperasi perlu memastikan bahwa tujuan pendirian koperasi benar-benar untuk
mensejahterakan anggotanya. Pembangunan kesadaran akan tujuan perlu dijabarkan
dalam visi,misi dan program kerja yang sesuai. Pembangunan kesadaran akan
mencapai tujuan merupakan modal penting bagi pengelolaan koperasi secara
profesional, amanah, dan akuntabel.

5.Memperbaiki koperasi secara menyeluruh


Kementerian Koperasi dan UKM perlu menyiapkan blue print pengelolaan koperasi
secara efektif. Blue print koperasi ini nantinya diharapkan akan menjadi panduan bagi
seluruh koperasi Indonesia dalam menjalankan kegiatan operasinya secara
profesional, efektif dan efisien. Selain itu diperlukan upaya serius untuk
mendiseminasikan dan mensosialisasikan GCG koperasi dalam format gerakan
nasional berkoperasi secara berkesinambungan kepada warga masyarakat, baik
melalui media pendidikan, media massa, maupun media yang lainnya yang
diharapkan akan semakin memajukan perkoperasian Indonesia.

6. Membenahi kondisi internal koperasi


Praktik-praktik operasional yang tidak tidak efisien, mengandung kelemahan
perlu dibenahi. Dominasi pengurus yang berlebihan dan tidak sesuai dengan
proporsinya perlu dibatasi dengan adanya peraturan yang menutup celah
penyimpangan koperasi. Penyimpangan-penyimpangan yang rawan dilakukan adalah
pemanfaatan kepentingan koperasi untuk kepentingan pribadi, penyimpangan
pengelolaan dana, maupun praktik-praktik KKN.

7. Penggunaan kriteria identitas

Penggunaan prinsip identitas untuk mengidentifikasi koperasi adalah suatu hal yang
agak baru, dengan demikian banyak koperasiwan yang belum mengenalnya dan
masih saja berpaut pada pendekatan-pendekatan esensialis maupun hukum yang lebih
dahulu, yang membuatnya sulit atau bahkan tidak mungkin untuk membedakan suatu
koperasi dari unit-unit usaha lainnya seperti kemitraan, perusahaan saham atau di
Indonesia dikenal dengan Perseroan Terbatas (PT). Dengan menggunakan kriteria
identitas, kita akan mampu memadukan pandangan-pandangan baru dan
perkembangan-perkembangan muktahir dalam teori perusahaan ke dalam ilmu
koperasi.
8. Menghimpun kekuatan ekonomi dan kekuatan politis

Kebijaksanaan ekonomi makro cenderung tetap memberikan kesempatan lebih


luas kepada usaha skala besar. Paradigma yang masih digunakan hingga saat ini
menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh usaha skala besar
dengan asumsi bahwa usaha tersebut akan menciptakan efek menetes ke bawah.
Namun yang dihasilkan bukanlah kesejahteraan rakyat banyak melainkan
keserakahan yang melahirkan kesenjangan. Dalam pembangunan, pertumbuhan
memang perlu, tetapi pencapaian pertumbuhan ini hendaknya melalui pemerataan
yang berkeadilan.Dengan ini diharapkan dapat memajukan koperasi sebagai salah
satu sektor perekonomian di Indonesia. Juga diharapkan koperasi dapat bersaing di
perekonomian dunia.
Membina Koperasi dan Memberi Kesadaran Masyarakat
Tentang Berkoperasi
Tugas pembinaan Koperasi diatur dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian Bab XII. Dalam Bab tersebut terdapat pasal 5 dan ayat 7
dimana pada Pasal 60 ayat (1) yang berbunyi Pemerintah menciptakan dan
mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan serta
permasyarakatan Koperasi.

Membina Koperasi tidaklah semudah yang dibayangkan, begitu banyak permasalahan


permasalahan yang timbul baik dari Koperasi itu sendiri maupun cara pembinaan
yang sesuai dengan permasalahan yang timbul dari koperasi yang hendak dibina.
Kondisi Koperasi di Indonesia saat ini, dimana jika Pemerintah memberikan dana
berupa bantuan sosial kepada Koperasi, pengurus selalu terlihat aktif dalam
mengurusi usaha Koperasi, bahkan sebelum dana tersebut dikucurkan pemerintah,
pengurus selalu berkonsultasi kepada pembina tentang perkembangan maupun
kondisi serta berbagai permasalahan yang mereka hadapi.
Namun sayangnya setelah dana tersebut diterima tak ada satu pengurus pun
yang merasa memiliki kesulitan dalam mengurusi Koperasi. Namun pada saat
pembina melakukan monitoring dan evaluasi, terkadang tidak memberikan kepuasan
yang maksimal, bahkan ada yang digunakan tidak sesuai dengan peruntukannya,
seperti menyimpan bantuan dana tersebut di Bank dengan alasan tidak mengerti harus
dipergunakan apa bantuan tersebut. Ini merupakan sebuah contoh iklim dan kondisi
yang dimaksud dalam bunyi pasal 60 ayat (1) dalam Undang-Undang Nomor 25
tahun 1992 diatas.
Permasyarakatan Koperasi yang dimaksud Pasal 60 ayat (1) dalam Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 1992 diatas adalah bahwa pembina harus terus
menggelorakan semangat berkoperasi kepada seluruh lapisan masyarakat dan tidak
terkecuali. Hal ini dimaksudkan agar ekonomi kerakyatan berbasis Koperasi terus
tumbuh dan berkembang baik dari sisi penyuluhan maupun pelatihan pelatihan
yang mengarah kepada maksud dan Tujuan Pembentukan Koperasi maupun peran
serta masyarakat dalam kehidupan perkoperasian itu sendiri, sebagai bentuk
kepedulian masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya dan menghilangkan
paham di masyarakat bahwa koperasi itu identik dengan lintah darat.

Pembinaan dan Pengembangan Koperasi


Pembinaan dan pengembangan koperasi sangat penting dalam upaya memupuk
pertumbuhan dan sekaligus meningkatkan peranan dan tanggung jawab masyarakat
golongan ekonomi lemah dalam kegiatan pembangunan. Oleh karena sebagian besar
golongan ekonomi lemah berada di daerah pedesaan, maka dalam pelaksanaanya
perhatian khusus terus diberikan kepada pembangunan KUD. Hal itu tanpa
mengabaikan pembangunan koperasi primer lainnya dan koperasi jenis lainnya.
Pembangunan KUD mempunyai tujuan, Yaitu:
a. meningkatkan peran serta masyarakat desa dalam pembangunan.
b. Mendorong perluasaan kesempatan kerja dan pemerataan kesempatan
berusaha.
c. Memperluas kesempatan kerja,serta
d. Peningkatan Produktivitas masyarakat perdesaan.
Dalam melaksanakan pembinaan koperasi, yang diutamakan adalah koperasi-
koperasi primer. Peranaan dan kemampuan koperasi, terutama KUD, disempurnakan
dan ditingkatkan sehingga tumbuh menjadi koperasi primer yang tangguh dan mampu
menjadi kekuatan ekonomi desa. Oleh karena itu, koperasi primer dapat
mengantarkan masyarakat desa menuju kemajuan dan kesejahteraan sehingga akan
menjadikan koperasi lebih mandiri dan makin berakar dalam kehidupan social
ekonomi masyrakat.
Dalam membina koperasi perlu ditingkatkan penyuluhan yang diarahkan pada
peningkatan kemampuan koperasi dan para anggotanya untuk mengelola organisasi
koperasi, menghimpun dan mengarahkan dana untuk modal koperasi, menjalankan
usaha, serta menyelenggrakan pengewasan terhadap koperasi.
Pemerintah melakukan pembinaan koperasi dengan cara berikut ini.
a. menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong
pertumbuhan serta pemasyarakatan koperasi, yaitu dengan jalan:
1. memberikan kesempatan usaha yang seluas-luasnya kepada koperasi.
2. meningkatan dana memantapkan kemampuan koperasi agar menjadi
koperasi yang sehat, tangguh, dan mandiri.
3. mengupayakan tata hubungan usaha yang saling menguntungkan antara
koperasi dengan badan usaha lainnya serta.
4. membudayakan koperasi dalam masyrakat.

b. memberikan bimbingan, kemudahan, dan perlindungan kepada koperasi,


yaitu dengan jalan:
1. membimbing usaha koperasi yang sesuai dengan kepentingan ekonomi
anggotanya.
2. mendorong, mengembangka, dan membantu pelaksaan pendidikan,
penyuluhan, dan penilitan perkoperasian.
3. memberikan kemudahan untuk jaringan usaha koperasi serta
mengembangkan lembaga keuangan koperasi.
4. membantu pengembangan jaringan usaha koperasi dan kerja sama yang
saling menguntungkan antarkoperasi serta
5. memberikan bantuan konsultasi guna memecahkan permasalahan yang
dihadapi oleh koperasi dengan tetap memperhatikan anggaran dasar dan prinsip
koperasi.

BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Koperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum. Keanggotaan kopersi terdiri dari perorangan, yaitu orang yang secara
sukarela menjadi anggota koperasi. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang
menjadi anggota koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.
Salah satu kendala utama yang dihadapi koperasi adalah banyak partai politik
yang memanfaatkan koperasi untuk meluaskan pengaruhnya. Dan juga karena
hambatan-hambatan yang di alami Indonesia di antaranya kesadaran masyarakat
terhadap koperasi yang masih sangat rendah.
Secara garis besar permasalahan Eksternal koperasi , yakni sebagai berikut :
1. Keterlibatan pemerintah yang berlebihan (yang sering kali karena
desakan pihak donor).
2. Terlalu banyak yang diharapkan dari koperasi atau terlalu banyak
fungsi yang dibebankan kepada koperasi melebihi fungsi atau tujuan koperasi
sebenarnya.
3. Kondisi yang tidak kondusif, seperti distorsi pasar, kebijakan ekonomi
seperti misalnya kebijakan proteksi yang anti-pertanian, dan sebagainya.
4. Kurangnya kerjasama pada bidang ekonomi dari masyarakat kota
sehingga koperasi semakin terkucilkan
5. kelemahan sumber daya manusia
6. Kelemahan modal dan kelemahan pemasaran
Sedangkan, hambatan internal adalah :
1. Termasuk keterbatasan anggota atau partisipasi anggota
2. Kinerja anggotanya yang kurang berkompeten
3. Isu-isu structural
4. Perbedaan antara kepentingan individu dan kolektif
5. Lemahnya manajemen koperasi
6. Kurangnya dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi
Dalam menghadapi kesulitan koperasi seperti akses permodalan, keterbatasan
informasi dan pasar, minim manajeriar, gagap teknologi, dll dapat diatasi dengan cara
:
1. Mengeluarkan kebijakan guna mendorong percepatan pemberdayaan
koperasi secara terarah dan bertahap. Kebijakan tersebut meliputi aspek-aspek
kelembagaan, permodalan, kemampuan teknologi, kualitas SDM, pemasaran,
jaringan usaha, menciptakan iklim yang kondusif, dan bertahap dimulai skema hibah
untuk peningkatan keterampilan usaha, dana bergulir, pinjaman lunak, modal ventura
dan pinjaman lunak. Secara terarah program ini dapat menyentuh segala aspek yang
bertujuan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
2. Memberikan bantuan modal kerja bagi koperasi primer khususnya
KUD. Dimana bantuan tersebut harus selektif, dimonitoring dan evaluasi.
3. Memberikan bantuan manajemen kepada koperasi primer dan KUD
baik sebagai manajer KUD atau pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan.
4. Mensinergikan program-program pembangunan dengan pemberdayaan
koperasi. Sebagai contoh, program pembangunan lumbung pangan oleh Kementerian
Pertanian, juga bantuan pengadaan penggilingan padi (RMU), bantuan alat pengering
(box dryer) padi dan jagung, bantuan hand tractor, pembangkit listrik micro hydro
power, pengelolaan dana PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan).
5. Memberikan peranan yang lebih besar pada dinas koperasi ataupun
Kementerian Negara Koperasi dalam pengembangan koperasi.
6. Modifikasi produk. Dengan memodifikasi produk-produk yang ada
dikoperasi, saya yakin akan meningkatkan selera masyarakat sehingga tertarik untuk
mengkonsumsi produk dari koperasi tersebut.
Dengan menjalan kan kegiatan diatas dan untuk mengatasi permasalahan
permasalahn diatas, marilah kita meningkatkan kesadaran dari diri kita masing
masing dalam usaha untuk meningkatkan koperasi di Indonesia dengan cara
meningkatkan kinerja anggota koperasi dengan cara memberikan training atau
pelatihan kepada anggota koperasi terus kita juga bisa memodifikasi produk yang ada
, dengan memodifikasi produk-produk yang ada dikoperasi , kiranya akan
meningkatkan selera masyarakat sehingga tertarik untuk mengkonsumsi produk dari
koperasi tersebut dengan menyesuaikan dengan perkembangan zaman dari tahun ke
tahun dan juga memperbaiki koperasi secara menyeluruh , kita harus menjadikan
koperasi yang ada Indonesia ini sebagai koperasi yang baik dan mari kita memberi
perubahan yang ada untuk lebih mensejahterkan koperasi Indonesia agar menjadi
lebih baik lagi.

II. DAFTAR PUSTAKA


1. Adi nugroho,1996,sukses berKoperasi,pedoman mengelola
Memajukan Koperasi,solo:CV. Aneka .
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi#cite_note-koko-9
3. http://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/eLaw/mg58ufsc89hrsg/uu_25_
1992_ok.pdf
4. www.kopindo.co.id
5. anindyaditakhoirina.wordpress.com//koperasi-unit-desa/
6. http://www.g-excess.com/id/pengertian-koperasi-prinsip-peran-dan-
manfaat-koperasi.html

http://liyapoet.wordpress.com/2014/01/24/usaha-usaha-untuk-mengembangkan-
koperasi/

Вам также может понравиться