Вы находитесь на странице: 1из 22

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas Mata Kuliah

Akuntansi Internasional

Rizki Indrawan, S.E., M.Ak., CA

Disusun oleh :

Muhsyin Nawawi (5212141033)

Dede Suhendar (5212141008)

Windi Arwindasari (5212141030)

Kurniawati (5212141010)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2017
PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan gambaran
tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi keuangan suatu
perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan kesimpulan dari pencatatan transaksi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan adalah media yang paling penting untuk
menilai kondisi ekonomi dan prestasi manajemen. Laporan keuangan disusun berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun estimasi
akuntansi yang dapat digunakan. Wardhani (2008) menyatakan fleksibilitas tersebut akan
mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi
keuangan perusahaan.

Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business Enterprises,


tujuan pelaporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor,
dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional
atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis, Menyediakan informasi yang berguna bagi
investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu,
dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari
penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk
(future cash flow) pada perusahaan, Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim
atas sumber daya tersebut dan perubahannya.

Dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami dan menginterpretasikan
laporan keuangan maka perlu dibuat analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan
dimaksudkan untuk membantu bagaimana memahami laporan keuangan, bagaimana menafsirkan
angka-angka dalam laporan keuangan, bagaimana mengevaluasi laporan keuangan dan
bagaimana menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Teknik analisis
yang sering digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio
adalah teknik analisis untuk mengetahui hubungan matematis dari pos-pos tertentu dalam setiap
elemenlaporan keuangan. Hasil dari perhitungan rasio akan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, agar dapat diketahui perubahan yang terjadi, apakah mengalami kenaikan atau
penurunan.

Analisis laporan keuangan menggunakan perhitungan rasio-rasio agar dapat mengevaluasi


keadaan finansial perusahaan dimasa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Rasio dapat
dihitung berdasarkan sumber datanya yang terdiri dari rasio-rasio neraca yaitu rasio yang disusun
dari data yang berasal dari neraca, rasio-rasio laporan laba-rugi yang disusun dari data yang
berasal dari perhitungan laba-rugi, dan rasio-rasio antar laporan yang disusun berasal dari data
neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan perlu disusun untuk mengetahui apakah kinerja
perusahaan tersebut meningkat atau bahkan menurun dan didalam menganalisis laporan
keuangan diperlukan alat analisis keuangan, salah satunya adalah dengan menggunakan rasio-
rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage),
rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pertumbuhan.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan
sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal.
Menurut Soemarsono (2004: 34) Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para
pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), Laporan Keuangan adalah
suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009),
dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik dan arus kas.

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan,
membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal
waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Pengguna Laporan Keuangan

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar
Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan
keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman,
pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan
masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :

Investor

Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta
hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai
stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,
manfaat pensiun, dan kesempatan kerja,

Pemberi Pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan


terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan

Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan
alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak
sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan


(trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Pengertian Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir dari suatu
konsep dan sistem akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep akutansi keuangan
maka akan lebih mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga dapat menjaga
kemungkinan salah tafsir terhadap informasi yang diberikan melalui laporan keuangan
sehinggakesimpulan yang disapat akan lebih akurat.

Menurut Myer (2004:5) definisi analisa laporan keuangan adalah Analisa laporan keuangan
adalah analisa mengenai dua daftar yang disusunoleh akuntan pada akhir periode untuk suatu
perusahaan.

Menurut Dwi Prastowo (2008:56) definisi analisis laporan keuangankeuangan adalah: Analisa
laporan keuangan adalah penguraian suatu pokok atas berbagaibagiannya dan penelaahan bagian
itu sendiri serta hubungan antar bagianuntuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman
arti keseluruhan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan (financial statement
analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan terhadap laporan keuangan yang terdiri
dari neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk mengetahui posisi
keuangan dan tingkat kesehatan perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan teknik-teknik tertentu.

Tujuan Analisa Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan
dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Laporan keuangan
merupakan salah satu sumber informasiyang cukup penting untuk mengambil keputusan yang
bersifat ekonomi. Analisa laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik
analisa pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka untukmemperoleh ukuran-
ukuran dan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Analisa
laporan keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan:

1. Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada satu periodetertentu baik
aktiva, kewajiban, dan harta maupun hasil usaha yang telahdicapai untukbeberapa p
2. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukankedepan yang
berkaitan dengan posisi keuangan saat ini.
4. Untuk melakukan penilaian atau evaluasi kinerja manajemen kedepan,apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau

Teknik Analisa Laporan Keuangan.

1. Metode Komparatif.

Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan danmembandingkan


dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Misalnyaperbandingan dalam beberapa tahun
contohnya, laporan keuangan tahun 2001dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2002,
atau perbandingan dengan budget (anggaran perusahaan).

2. Metode Analisis.

Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahundan dari
sini digambarkan trendnya. Trend analysis ini biasanya dibuat melalui grafik.Dan untuk itu perlu
dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear programming , rumuschi square,
rumus y = a + bx.

3. Common Size Financial Statement (Laporan bentuk awam).

Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalambentuk
presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilaipenting, misalnya
asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.

4. Metode Index Time Series.


Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angkalaporan
keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Untuk menghitung indeks
maka digunakan rumus sebagai berikut :

Indeks 2001 = Angka Laporan Keuangan 2001 X 100%

Angka Dasar

A. ANALISIS RATIO
Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain
yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan
hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Adapun rasio keuangan yang popular adalah :

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam


menyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek. Adapun yang termasuk dalam rasiolikuiditas
adalah :

1) Rasio Lancar adalah kemampuan untuk membayar kewajiban yang segera harus
dipenuhi denganaktiva lancar. Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau 100 %, berarti aktiva
lancar dapat menutupi semua hutang lancar.
2) Rasio Cepat (Quick ratio), Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling
likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin baik, rasio
ini disebut juga dengan acid test ratio. Angka rasio ini tidak harus 100 % atau 1 : 1.
3) Rasio Kas atas Aktiva Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar.
4) Rasio Kas atas Hutang Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas yang dapat
menutupi hutang lancar.
5) Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas
total aktiva.
6) Aktiva Lancar dan Total Hutang, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total
kewajiban perusahaan.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka


panjang atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas antara
lain :

1) Rasio Hutang atas Modal.

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-
hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.

2) Debt Service Ratio.


Rasio ini menggambarkan sejauh mana laba setelah dikurangi bunga dan penyusutan serta
biaya nonkas dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio ini
semakin besar perusahaan dapat menutupi semua hutang-hutangnya.

3) Rasio Hutang atas Aktiva.

Rasio ini menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar rasionya
maka lebih aman, supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Rasio profitabilitas antaralain :

1) Profit Margin.
Angka ini menunjukan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari
setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
2) Return On Total Assets. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
3) Return On Investment. Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila
diukur dari modalpemilik. Semakin besar maka akan semakin baik.
4) Operating Ratio. Menunjukan biaya operasi per rupiah penjualan, semakin besar rasio
ini berarti semakin buruk.

4. Rasio Aktivitas

Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan


operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio ini
menunjukan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara
membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi
perusahaan dalam industri. Yang termasuk dalam rasio ini adalah :

1. Receivable Turn Over

Rasio ini menunjukan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin
baikkarena penagihan piutang dilakukan dengan cepat.

2. Inventory Turn Over.

Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus


produksinormal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan
penjualan berjalan cepat.

3. Fixed Asset Turn Over.


Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar jika diukur dari nilai penjualan.
Semakin tinggi rasio ini semakin baik artinya kemamapuan aktiva tetap menciptakan
penjualan tinggi.

4. Total Asset Turn Over.

Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan
dengandengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan.
Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

5. Periode Penagihan Piutang.

Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek
periodenya semakin baik. Rasio ini sejalan dengan informasi yang digambarkan receivable turn
over.

Dasar Pembanding atau Unsur Pembanding.

Dalam analisa perbandingan laporan keuangan, diperlukan adanya dasar pembanding,


dasar pembanding dapat diambil berdasarkan kebutuhan penganalisa.

Adapun dasar pembanding yang biasanya dipakai adalah:

1. Periode atau tahun awal.

Misalnya tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005, karena tahun 2002 koperasi dianggap mulai
menjalankan operasi usaha dengan lancar dan stabil makatahun 2002 digunakan sebagai
tahun dasar (starting point) untuk dasar analisa tahun-tahun selanjutnya.

2. Periode atau tahun sebelumnya.

Dengan membandingkan tahun sebelumnya, penganalisa ingin melihat perkembangan


dua tahun terakhir. Misalnya tahun 2002, 2003, 2004, dan 2005 maka analisa
perbandingan akan membandingkan antara tahun 2002 dengan 2003 atau 2003 dengan
2004 dan 2004 dengan 2005.

3. Tahun yang dianggap normal.

Dari tahun-tahun yang telah berjalan, akan diambil tahun yang dianggap koperasi berjalan
dengan sangat stabil, dan paling berprestasi sehingga tahun-tahun yang lain akan diukur
atau dibandingkan dengan tahun tersebut.

Analisa Laporan Keuangan

Pada penulisan ini akan dijelaskan tentang cara analisis laporan keuangan menggunakan rasio
likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas guna mengukur kinerja keuangan
perusahaan.
Berikut adalah data dari PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk berupa Laporan Posisi Keuangan
(Neraca) dan Laporan Laba Rugi 31 Desember 2012 dan 2013.

1. Laporan Posisi Keuangan PT Hanjaya Mandala Sampoerna:

2. Laba Rugi PT Hanjaya Mandala Sampoerna :


1) Current Ratio (CR)

Current Ratio merupakan rasio likuiditas. Current Ratio yaitu kemampuan untuk
membayar hutang yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini paling sering
digunakan untuk mengukur kemampuan membayar hutang jangka pendek total, karena
mununjukkan seberapa besar tuntutan kreditur jangka pendek yang dapat dipenuhi oleh
aktiva yang diharapkan dapat menjadi kas dalam periode yang hampir sama dengan masa
jatuh tempo tuntutan tersebut (Murti, 2011).

Aktiva lancar yang dimaksud terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang, dan
persediaan sedangkan kewajiban lancar terdiri dari utang dagang, wesel bayar jangka
pendek ; utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, pajak
penghasilan yang terutang, dan beban-beban lain yang terutang (terutama gaji dan upah).

Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendek (Sartono, 2001). CR merupakan
perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. CR dapat dihitung dengan
formula sebagai berikut : (Prastowo, 2011)

CR = Aktiva Lancar

Utang Lancar
Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam
likuiditas dan sebaliknya jika perusahaan yang current ratio-nya terlalu tinggi juga kurang
bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur pada akhirnya dapat
mengurangi kemampuan laba perusahaan (Murti, 2011). Current ratio yang tinggi bisa
disebabkan oleh kondisi perdagangan yang kurang baik atau manajemen yang yang
bobrok. Dalam masa resesi pihak manajemen mungkin enggan mengganti barangnya.
Dengan demikian, persediaan barang dan utang dagang ditekan sampai tingkat yang
paling rendah, atau saldo piutang yang terlalu besar karena adanya kebijakan kredit dan
penagihan yang kurang efektif.

Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk diketahui sebagai berikut :

Tahun 2012 : Tahun 2013:


CR = 21.128.313.000.000 CR = 21.247.830 000.000

11.897.977.000.000 12.123.790.000.000
= 1,78 : 1 atau 178% = 1,75 : 1 atau 175%

Berarti Kemampuan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva
lancer. Setiap utang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp 1,78 pada tahun 2012
dan Rp 1,75 pada tahun 2013.

2. Return On Assets (ROA)

Return on assets merupakan rasio profitabilitas. Return on assets juga sering disebut sebagai
Return on Investment (ROI). Return on Assets mengukur kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian
investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang
dimilikinya dan dapat dibandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku (Prastowo, 2011).

Return on Assets (ROA) atau sering disebut Return on Investment (ROI). ROI merupakan salah
satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva
yang digunakan untuk operasional perusahaan (Sunardi, 2010). Dengan demikian, rasio ini
membandingkan keuntungan yang diperoleh dari sebuah kegiatan operasi perusahaan (net
operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva (net operating assets) yang digunakan
untuk menghasilkan keuntungan tersebut.

ROA dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

ROA= Keuntungan Neto sesudah pajak

Jumlah Aktiva

ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah pajak dan
total asset yang digunakan untuk operasional perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan
bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih
setelah pajak (Stella, 2009). Hal ini akan menarik investor untuk memiliki saham perusahaan
tersebut.

Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk diketahui sebagai berikut :

Tahun 2013: Tahun 2012:


ROA = 10.807.957.000.000 ROA = 9.805.421.000.000

27.404.594.000.000 26.247.527.000.000
= 0,39 atau 39% = 0,37 atau 37%
Artinya, perusahaan berada pada zona aman. Karena, menurut surat ketetapan BI
No.23/67/KEP/DIR nilai batas minimal ROA adalah 1%. Jika nilai ROA berada dibawah 1%
maka perusahaan berada di zona tidak aman.

3. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equiy Ratio merupakan rasio solvabilitas atau financial leverage ratio yang
menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya
(Prastowo, 2011). Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang dihadapi dan investor
akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi dan rasio yang tinggi juga menunjukkan
proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva.

DER merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total
ekuitasnya. DER dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

DER = Total Utang

Total Modal Sendiri

DER yang terlalu tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap
pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat (Stella,2009). DER akan
mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham, DER
yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang
yang semakin tinggi berarti beban bunga perusahaan akan semakin besar dan akan mengurangi
keuntungan (Hernendiastoro, 2005).

Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk diketahui sebagai berikut :

Pada Tahun 2012: Pada Tahun 2013


DER = 12.939.107.000.000 DER = 13.249.559.000.000

13.308.420.000.000 14.155.035.000.000
= 0,97 : 1 atau 97% = 0,94 : 1 atau 94%

Artinya, Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
utang. Pada tahun 2012 Rp 97,00 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang dan
pada tahun 2013 Rp 94,00 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang.

Pada buku The Investing Policy (TIP), penulis mengatakan bahwa batas kewajaran utang suatu
perusahaan adalah maksimal tiga kali dari modalnya, atau DER-nya 300% dan dengan catatan
utang-utang tersebut bukan merupakan utang berbahaya.

B. CASH FLOW ANALISYS DAN ALALISYSANALISYS LAINNYA


Analisis laporan arus kas memungkinkan kita untuk menilai kualitas keputusan manajemen dari
waktu ke waktu dan dampaknya pada hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan. Kesimpulan
analisis arus kas meliputi kesimpulan dimana manajemen meletakkan komitmen sumber dayanya,
dimana manajemen mengurangi investasi, dari mana kas tambahan dihasilkan, dan dimana klaim
atas perusahaan dikurangi. kesimpulan juga terkait dengan penggunaan laba dan pilihan investasi
arus kas. analisis juga memungkinkan kita untuk menyimpulkan ukuran, komposisi, pola, dan
kestabilan aruskas operasi. operasi yang menguntungkan menghasilkan pemulihan kas melebihi
jumlah yang diinvestasikan, dan sebagai konsekuensinya meningkatkan arus kas masuk.
Sedangkan kerugian memberikan hasil yang sebaliknya. Kesimpulan harus juga meliputi
penjualan untuk variasi segmentasi arus kas. Komponen arus kas sering kali menunjukkan
petunjuk penting tentang stabilitas sumber kas.

Pengukuran Arus Kas Alternatif


Akuntansi akrual memungkinkan alternatif perlakuan akuntansi yang beragamdan
memungkinkan potensi manajemen laba. manfaat arus kas sering kali hilang karena
penyalahgunaan. laba bersih secara tepat dianggap sebagai ukuran kinerja operasi dansecara
konsisten dikaitkan dengan ekuitas.

Perusahaan dan Kondisi Ekonomi


Sebuah neraca menjelaskan aktiva perusahaan pada satu titik waktu tertentu dan sumber
pendanaan aktiva-aktiva tersebut. Laporan laba rugi menggambarkan hasil operasi untuk satu
periode waktu. Laba meningkatkan aktiva, termasuk kas dan aktiva non-kas. Beban merupakan
konsumsi atas aktiva. Dengan demikian, laba bersih terkait dengan arus kas melalui penyesuaian
pos-pos neraca.

Profitabilitas merupakan variabel utama, tanpa profitabilitas perusahaan menuju kehancuran.


Perubahan modal kerja operasi juga harus diinterpretasikan dalam lingkungan ekonomi.
Peningkatan piutang dapat menandakan permintaan pelanggan yang meningkat atau merupakan
pertanda ketidakmampuan untuk menagih piutang tepat waktu. Kondisi inflasi menambah
kesulitan keuangan dan tantangan bagi perusahaan. Tantangan utama meliputi penggantian aktiva
tetap pada harga yang lebih tinggi dari beban penyusutan, meningkatnya investasi dalam piutang
dan persediaan, dan kebijakan dividen yang didasarkan pada laba yang tidak menyediakan biaya
sumber daya yang digunakan dalam operasi. Meskipun keputusan menajemen tidak harus
dilaporkan dalam laporan keuangan, implikasi dan pentingnya laporan keuangan tidak dapat di
abaikan. Informasi tentang bagaimana dampak tindakan manajemen dalam kondisi inflasi dapat
dicari dalam laporan arus kas. Hal ini menyebabkan fokus pada arus kas dari operasi setelah
pengeluaran modal dan dividen.

Arus Kas Bebas


Turunan analitis laporan arus kas yang bermanfaat adalah penghitungan arus kas bebas. Salah
satu ukuran arus kas bebas adalah sebagai berikut : Arus kas dari operasi yaitu, Pengeluaran
modal bersih untuk mempertahankan kapasitas produksi. Dividen unttuk saham preferen dan
saham biasa
Arus kas bebas positif mencerminkan jumlah yang teresedia bagi aktivitas bisnis setelah
penyisihan untuk pendanaan dan investasi yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas
produksi pada tingkat sekarang. Laporan arus kas jarang memisahkan pengeluaran modal
menjadi komponen untuk mempertahankan dan kompensasi untuk ekspansi.

Arus Kas sebagai Validasi


Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar, serta kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Laporan arus kas menyediakan petunjuk penting tentang:

Kelayakan pendanaan pengeluaran modal


Sumber kas dalam pendanaan ekspans
Ketergantungan pada pendanaan eksternal
Kebijakan dividen di masa depan
Kemampuan untuk memenuhi persyaratan utang
Fleksibilitas keuangan untuk menghadapi kebutuhan dan kesempatan yang tidak
diantisipasi
Praktik keuangan oleh manajemen
Kualitas laba rugi.

Laporan arus kas bermanfaat untuk mengidentifikasi hasil atau perkiraan operasi yang salah atau
menyesatkan. Laporan arus kas merupakan sumber informasi tindakan dan niat menajemen yang
andal dan dapat dipercaya lebih andal daripada prediksi dan pernyataan pers dari manajemen.

Rasio Arus Kas Khusus


Rasio Kecukupan Arus Kas
Rasio kecukupan arus kas merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas
dari operasi yang cukup untuk menutup pengeluaran modal, investasi dalam persediaan, dan
dividen tunai.

Investasi dalam modal kerja penting lainnya seperti piutang tidak disertakan karena didanai
terutama oleh kredit jangka pendek. Dengan demikian, hamya penambahan persediaan yang
disertakan.Rasio kecukupan arus kas perlu diinterpretasikan secara tepat. Rasio sebesar 1
menunjukkan bahwa perusahaan dapat menutup kebutuhan kas tanpa perlu mendapatkan
pendanaan eksternal. Rasio kurang dari 1 menunjukkan bahwa sumber kas internal tidak cukup
untuk mempertahankan dividen dan tingkat pertumbuhan operasi saat ini. Rasio kecukupan arus
kas juga mencerminkan dampak inflasi untuk keperluan pendanaan perusahaan.

Rasio Reinvestasi Kas


Rasio reinvestasi kas merupakan ukuran atas persentase investasi dalam aktivayang
mencerminkan kas operasi yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk
mengganti aktiva dan menumbuhkan operasi.
C. BUSINESS MODELING

Pemodelan bisnis atau business modeling adalah studi tentang organisasi. Ketika kita sedang
melakukan pemodelan bisnis, kita sedang menguji struktur organisasi, memperlihatkan peranan-
peranan di dalam organisasi, dan bagaimana mereka terhubungkan satu dengan yang lainnya.
Juga menguji aliran kerja (work flow) dalam organisasi, proses utama di dalam organisasi,
bagaimana mereka bekerja, seberapa efektif dan efisien cara kerja yang mereka lakukan.
Demikian juga akan dilakukan pengujian entitas yang ada di luar organisasi, individu atau
oerusahaan lain yang saling berhubungan dengan bisnis organisasi.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membangun pemodelan bisnis antara lain:

Mengidentifikasi aktor bisnis dan pekerja bisnis


Mengidentifikasi use case bisnis
Membuat diagram use case bisnis
Membuat aliran kerja (work flow)

Konsep pemodelan bisnis, antara lain:

Aktor bisnis
Adalah seorang atau business actor adalah seorang atau sesuatu yang ada di luar
organisasi dan berinteraksi dengan organisasi yang terlibat dalam kegiatan bisnis
organisasi.
Pekerja bisnis
Pekerja bisnis atau bussines worker adalah suatu peranan di dalam organisasi, bukan
posisi. Pemodelan pekerja bisnis digunakan untuk memahami peranan di dalam bisnis dan
bagaimana peran tersebut berinteraksi dengan proses bisnis organisasi.
Use Case bisnis
Use case bisnis dan bussines use case adalah model yang digunakan untuk
menggambarkan proses bisnis organisasi.
Relasi Asosiasi (Association)
Relasi asosiasi adalah relasi antara aktor bisnis atau pekerja bisnis dan use case bisnis. Ia
mengidentifiaksikan bahwa aktor atau pekerja bisnis tertentu berkomunikasi terhadap
fungsionalitas yang disediakan dalam use case bisnis.
Relasi Generalisasi (Generalization)
Relasi Generalisasi digunakan ketika ada dua atau lebih aktor bisnis, pekerja bisnis atau
use case bisnis yang sangat serupa.
Entitas bisnis
Entitas bisnis adalah objek yang digunakan oleh organisasi utnuk melakukan aktivitas
bisnis atau yang organisasi hasilkan saat melakukan aktifitas bisnis.
Diagram Use Case bisnis
Diagram use case bisnis menunjukkan interaksi antara use case bisnis, aktor bisnis, dan
pekerja bisnis dalam sebiah organisasi.
Diagram Aktivitas
Diagram aktivitas adalah sebuah cara untuk memodelkan aliran kerja dari use case bisnis
dalam bentuk grafik.
Unit Organisasi
Unit organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan pekerja bisnis atau elemen-elemen
pemodelan bisnis lainnya. Mekanisme ini dapat digunakan untuk mengelompokkan
model-model bisnis.

Pemodelan Sistem

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem.
Yang ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem, dan bukan bagaimana. Sebuah use case
merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah
pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya.
Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem
untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari
proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil
setiap kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di-
include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari
dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common. Sebuah use case juga dapat meng-
extend use case lain dengan behaviour-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use
case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.

Use-Case View untuk menampilkan fungsi-fungsi dari sistem berkaitan dengan aktor
eksternal. Aktor yang berinteraksi dengan sistem dapat berupa seorang user atau sistem lainnya.
Use-case view ditujukan untuk para customer, designer, developer, dan tester. Use-case view
merupakan bagian sentral dari view karena isinya menjadi pengendali view yang lain. Tujuan
akhir dari sebuah sistem adalah untuk menyediakan fungsi-fungsi yang dijelaskan dalam use-case
view, karena itu use-case view mempengaruhi seluruh view lainnya. Use-case View juga
digunakan untuk validasi dan verifikasi system.

Use Case dan aktor masing-masing tidak berdiri sendiri. Mereka saling terhubung dengan
apa yang dinamakan relasi. Dalam hal ini, ada berbagai relasi yang dikenal dalam model UML,
yaitu :

Relasi Asosiasi, relasi yang terjadi antara aktor dan use-case. Dalam UML, asosiasi
digambarkan dengan garis lurus dengan kepala panah di salah satu ujungnya. Seperti
gambar dibawah ini.
Include Relationship (relasi cakupan), memungkinkan suatu use case untuk menggunakan
fungsionalitas yang disediakan oleh use case yang lainnya. Contoh terlihat pada gambar
dibawah ini.
Pada contoh diatas, use case membuat dokumen data barang masuk akan selalu
dilakukan dengan menjalankan use case mencetak dokumen data barang masuk
Extends Relationship, memungkinkan suatu use case memiliki kemungkinan untuk
memperluas fungsionalitas yang disediakan use case yang lainnya. Contoh terlihat pada
gambar dibawah ini.
Pada contoh diatas, dimana ketika use case membuat dokumen data barang masuk
sedang berjalan, use case mencetak dokumen data barang masuk berjalan jika dan
hanya jika diinginkan oleh aktor. Jika tidak diinginkan maka use case mencetak
dokumen data barang masuk tidak akan pernah dijalankan.

Langkah Use case View

1. Membuat diagram-diagram use case


Untuk membuat diagram-diagram use case, kita tinggal meng-klik pada toolbar
komponen apa yang kita butuhkan kemudian menariknya ke jendela diagram. Setelah itu,
hal terpenting dan mendasar yang harus dilakukan adalah melakukan penamaan-
penamaan, entah itu pada aktor, pada use case, atau pada relasi-relasi yang kita buat.
Selain itu jika memang diperlukan, kita juga dapat menambahkan spesifikasi-spesifikasi
tambahan pada masing-masing aktor, use case ataupun relasi. Caranya adalah dengan
meng-klik kanan aktor, use case, atau relasi baik pada diagram atau pada browser dan
memilih Open Spesification
2. Menambahkan dan menghapus use case
Untuk menambah use case lakukan hal berikut ini:
Pilih tombol use case ( ) pada toolbar
Klik bagian mana saja diagram use case maka use case akan terbentuk dengan
nama default NewUseCase
Nama default tersebut dapat dirubah dengan mengklik ganda dan mengetikkan
nama yang kita inginkan.

Sedangkan untuk menghapus use case dengan cara sebagai berikut:


Klik kanan use case pada browser atau pada diagram use case
Pilih Edit ? Delete (jika hanya menghapus dari diagram ini saja) atau Edit ? Delete
From Model (jika ingin menghapus use case dari seluruh bagian model).
3. Menambah dan menghapus aktor
Untuk menciptakan aktor dalam suatu diagram use case, kita harus melakukan hal-hal
berikut ini:
Klik tombol aktor ( ) pada toolbar
Klik pada bagian mana saja dalam diagram use case, aktor yang baru secara
default akan bernama NewClass
Nama default tersebut dapat dirubah dengan mengklik ganda dan mengetikkan
nama yang kita inginkan.

Aktor juga dapat dihapus dengan cara sebagai berikut:


Klik aktor yang kan dihapus dari diagram use case
Klik kanan, pilih Edit ? Delete (jika hanya menghapus dari diagram use case) atau
Edit ? Delete From Model (jika ingin menghapus use case dari keseluruhan
model).
4. Membuat relasi
a. Relasi Asosiasi, dengan melakukan langkah berikut ini:
Klik Undirectional Accosiation ( ) dari toolbar
Klik dan jangan lepaskan (drag) mouse dari aktor ke use case atau dari use case ke
aktor.
Rational rose akan menggambar relasi antara use case dan aktor atau sebaliknya.
b. Include Relationship, kita dapat melakukan langkah berikut ini:
Pilih toolbar Dependency ( )
Drag dari suatu use case ke use case lain yang akan digunakan (dari use case
konkret ke use case abstrak)
Rational rose akan menggambar kebergantungan (dependency) di antara dua use
case
Klik kanan garis relasi dan pilih Open specification
Pada listbox Stereotype pilih Include ( )
Klik OK untuk menutup jendela spesifikasi
Kata <<include>> akan berada di atas tanda panah dependency
Buka jendela spesifikasi use case abstrak, klik checkbox abstrak ( )
c. Extend Relationship, kita dapat melakukan langkah berikut ini:
Pilih toolbar Dependency ( )
Drag dari suatu use case ke use case lain yang akan digunakan (dari use case
konkret ke use case abstrak)
Rational rose akan menggambar kebergantungan (dependency) di antara dua use
case
Klik kanan garis relasi dan pilih Open specification
Pada listbox Stereotype pilih extend ( )
Klik OK untuk menutup jendela spesifikasi
Kata <<extend>> akan berada di atas tanda panah dependency
Buka jendela spesifikasi use case abstrak, klik checkbox abstrak

D. PLANNING TOOLS

Dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian


terhadap lingkungan eksternal dan internal akan sangat membantu perusahaan dalam mengenali
tantangan dan kesempatan yang ada. Suatu sistem dapat diterapkan untuk mengumpulkan
informasi atas pesaing dan kondisi pasar. Baik pesaing dan kondisi pasar dianalisis untuk melihat
pengaruh keduanya terhadap kedudukan persaingan dan tingkat keuntungan perusahaan.
Masukan-masukan yang diperoleh dari analisis ini digunakan untuk merencanakan ukuran-
ukuran yang digunakan untuk mempertahankan atau memperbesar pangsa pasar atau untuk
mengenali dan mendayagunakan produk baru dan kesempatan pasar.

Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP/SWOT. Analicis ini menyangkut
kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan.
Teknik ini membantu manajemen dalam menghasilkan serangkaian strategi yang dapat
dijalankan. Alat keputusan yang saat ini digunakan dalam sistem perencanaan strategi seluruhnya
bergantung pada kualitas informasi tentang lingkungan internal dan eksternal suatu perusahaan.
Akuntan dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data yang bermanfaat
dalam keputusan perencanaan strategis. Kebanyakan informasi yang diperlukan berasal dari
sumber-sumber selain catatan akuntansi.

E. CAPITAL BUDGETING

Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang mencakup seluruh
aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) pada
waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi
yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan
selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang mempunyai titik awal (kapan investasi
dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan berakhir).

Penganggaran modal meliputi seluruh periode investasi yang mencakup pengeluaran-


pengeluaran (cost) dan manfaat (benefit) yang dikuantifikasi, sehingga memungkinkan untuk
diadakan penilaian dan membandingkannya dengan alternatif investasi lainnya.

Penganggaran modal dalam prakteknya dimaksudkan untuk mengadakan analisis


investasi dari beberapa alternatif investasi yang tersedia, untuk kemudian menetapkan atau
memilih investasi yang paling menguntungkan. Ketidaktepatan dalam menetapkan pilihan
investasi akan menimbulkan kerugian-kerugian baik kerugian ril ataupun kerugian karena
kehilangan kesempatan untuk memperoleh manfaat yang lebih menguntungkan (opportunity cost)
yang sebenarnya dapat diwujudkan. Analisis investasi akan menyeleksi kesempatan-kesempatan
investasi yang ada, sehingga dapat dipilih investasi yang memberikan manfaat terbesar dari setiap
rupiah dana yang diinvestasikan.

Manfaat penganggaran modal :

a. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka
waktunya lebih dari satu tahun.
b. Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment.
c. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat
besar.
d. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.

Aliran Kas

Di dalam melakuan analisa capital budgeting diperlukan estimasi arus kas. Dimulai dari
investasi awal hingga proyek itu berjalan. Pada tahap awal kas perusahaan masih negatif karena
perusahaan hanya mengeluarkan dana untuk pelaksanaan proyek tersebut, setelah proyek tersebut
selesai dan arus kas akan menjadi positif akibatnya adanya penghasilan yang dihasilkan dari
investasi tersebut.

Masalah Dalam Menghitung Aliran Kas

Perusahaan mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih besar daripada sebelum
melakukan suatu investasi. Di dalam capital budgeting ini disebut sebagai arus kas tambahan
(incremental cash flow). Incremental cash flow ini yang digunakan untuk menghitung atau
menganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present value.

Empat (4) hal yang harus diperhatikan di dalam menentukan arus kas tambahan yaitu (Ross,
2008) :

1) Sunk Cost Pengeluaran yang telah terjadi di masa lalu, yang tidak terpengaruh oleh
keputusan menerima atau menolak suatu proyek.
2) Opportunity Cost Biaya yang timbul karena perusahaan kehilangan kesempatan
menerima suatu pendapatan karena aset perusahaan digunakan pada proyek yang lain.
3) Side Effect Dapat diklasifikan sebagai erosion atau synergy. Erosion terjadi ketika
produk baru menurukan cash flow sedangkan synergy terjadi sebaliknya
4) Allocated Cost Dilihat sebagai pengeluaran kas jika terjadi kenaikan cost pada proyek.

Arus kas dalam suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yaitu:
a. Initial investment (Investasi awal) : Semua pengeluaran yang digunakan untuk
membiayai proyek tersebut.
b. Free Cash Flow Arus kas bersih yang dapat dihasilkan selama proyek tersebut
berlangsung. Yang diperhitungkan disini adalah selisih arus kas masuk dan keluar
(pendapatan dan biaya) setelah dikurangi pajak dan tidak memperhitungkan bunga dan
depresiasi.
c. Terminal Value Arus kas yang dihasilkan jika pada akhir periode, investasi tersebut
dijual. Nilai ini adalah nilai bersih dari penjualan tersebut

Metode penganggaran modal dan penerapannya

1. Payback Periode
Jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali jumlah modal yang ditanam,
semakin cepat modal dapat diperoleh kembali berarti semakin kecil resiko yang harus
diambil/ dihadapi (Periode waktu yang menunjukkan berapa lama dana yang diinvestasikan
akan bisa kembali)
Kebaikan : sangat mudah diterapkan
Kelemahan :
a. tidak memperhatikan time of money value
b. tidak memperhatikan cash in flow setelah masa payback sehingga tidak bisa
digunakan sebagai alat ukur.

Rumus:
Payback periode = jumlah investasi * 1 tahun
Proceed

jika payback periode > umur ekonomis, investasi ditolak


jika payback periode < umur ekonomis, investasi diterima
2. Net Present Value (NPV)
Metode penilaian investasi yg menggunakan discounted cash flow. (mempertimbangkan nilai
waktu uang pada aliran kas yg terjadi sekarang dengan arus kas keluar yang akan diterima
pada masa yang akan datang).
Kebaikan :
a. memperhitungkan time value of money
b. memperhitungkan seluruh cash flow selama usia investasi
Kelemahan :
dalam membandingkan dua investasi yang sama modalnya, nilai tunai netto tidak dapat
digunakan sebagai pedoman.

Rumus :
NPV = PVNCF PVNOL

Langkah langkah :
a. Tentukan discount rate yang digunakan berdasarkan biaya modal atau Required Rate
Of Return.
b. Menghitung present value dari net cash flow.
c. Menghitung present value dar net outlay.
d. Menghitung present value dengan mengurangkan PVNCF dengan PVNOL.
e. Kriteria :
Jika NPV (+), investasi diterima.
Jika NPV (-), investasi ditolak.

3. Internal Rates of Return (IRR)


Tingkat pengembalian yang dihasilkan atas suatu investasi atau discount rate yang
menunjukkan present value cash flow = present value outlay. IRR yang didapat
dibandingkan dengan biaya modal yang ditanggung peruusahaan.

Di mana :
I1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)
I2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)
NPV1 = net present value 1
NPV2 = net present value 2

Jika IRR > I, investasi diterima


Jika IRR < I, Investasi ditolak

4. Provitability Index
Membagi nilai antara sekarang arus kas masuk yang akan datang diterima diwaktu yang akan
datang dengan arus kas keluar.
Rumus :
Profitability Index = PV. Proceed
PV.outlay

Jika PI > 1, investasi diterima


Jika PI < 1, investasi ditolak

5. Accounting Rate of Return


Mendasarkan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku/reported acc.Income.
Metode ini menilai suatu dengan memperhatikan rasio antara rata-rata dengan jumlah modal
yang ditanam (initial investment) dengan ratio antara laba bersih dengan rata-rata modal
yang ditanam.
Kebaikan : terletak pada kesederhanannya yang mudah dimengerti karena menggunakan data
akuntansi yang tersedia.
Kelemahan :
a. Tidak memperhatikan time of money value
b. Untuk proyek yang ada rata-rata laba bersihnya

Rumus :
ARR = Jumlah EAT x 100%
Investasi

jika ARR > 100%, investasi diterima


jika ARR < 100%, investasi ditolak

Вам также может понравиться