Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Akuntansi Internasional
Disusun oleh :
Kurniawati (5212141010)
FAKULTAS EKONOMI
CIMAHI
2017
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan gambaran
tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi keuangan suatu
perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan kesimpulan dari pencatatan transaksi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan adalah media yang paling penting untuk
menilai kondisi ekonomi dan prestasi manajemen. Laporan keuangan disusun berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun estimasi
akuntansi yang dapat digunakan. Wardhani (2008) menyatakan fleksibilitas tersebut akan
mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi
keuangan perusahaan.
Dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami dan menginterpretasikan
laporan keuangan maka perlu dibuat analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan
dimaksudkan untuk membantu bagaimana memahami laporan keuangan, bagaimana menafsirkan
angka-angka dalam laporan keuangan, bagaimana mengevaluasi laporan keuangan dan
bagaimana menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Teknik analisis
yang sering digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio
adalah teknik analisis untuk mengetahui hubungan matematis dari pos-pos tertentu dalam setiap
elemenlaporan keuangan. Hasil dari perhitungan rasio akan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, agar dapat diketahui perubahan yang terjadi, apakah mengalami kenaikan atau
penurunan.
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan
sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal.
Menurut Soemarsono (2004: 34) Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para
pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), Laporan Keuangan adalah
suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009),
dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik dan arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan,
membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal
waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar
Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan
keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman,
pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan
masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :
Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta
hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai
stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,
manfaat pensiun, dan kesempatan kerja,
Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
Pelanggan
Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan
alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak
sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
Masyarakat
Analisa laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir dari suatu
konsep dan sistem akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep akutansi keuangan
maka akan lebih mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga dapat menjaga
kemungkinan salah tafsir terhadap informasi yang diberikan melalui laporan keuangan
sehinggakesimpulan yang disapat akan lebih akurat.
Menurut Myer (2004:5) definisi analisa laporan keuangan adalah Analisa laporan keuangan
adalah analisa mengenai dua daftar yang disusunoleh akuntan pada akhir periode untuk suatu
perusahaan.
Menurut Dwi Prastowo (2008:56) definisi analisis laporan keuangankeuangan adalah: Analisa
laporan keuangan adalah penguraian suatu pokok atas berbagaibagiannya dan penelaahan bagian
itu sendiri serta hubungan antar bagianuntuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman
arti keseluruhan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan (financial statement
analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan terhadap laporan keuangan yang terdiri
dari neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk mengetahui posisi
keuangan dan tingkat kesehatan perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan teknik-teknik tertentu.
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan
dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Laporan keuangan
merupakan salah satu sumber informasiyang cukup penting untuk mengambil keputusan yang
bersifat ekonomi. Analisa laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik
analisa pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka untukmemperoleh ukuran-
ukuran dan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Analisa
laporan keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan:
1. Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada satu periodetertentu baik
aktiva, kewajiban, dan harta maupun hasil usaha yang telahdicapai untukbeberapa p
2. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukankedepan yang
berkaitan dengan posisi keuangan saat ini.
4. Untuk melakukan penilaian atau evaluasi kinerja manajemen kedepan,apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau
1. Metode Komparatif.
2. Metode Analisis.
Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahundan dari
sini digambarkan trendnya. Trend analysis ini biasanya dibuat melalui grafik.Dan untuk itu perlu
dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear programming , rumuschi square,
rumus y = a + bx.
Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalambentuk
presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilaipenting, misalnya
asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.
Angka Dasar
A. ANALISIS RATIO
Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain
yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan
hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Adapun rasio keuangan yang popular adalah :
1. Rasio Likuiditas
1) Rasio Lancar adalah kemampuan untuk membayar kewajiban yang segera harus
dipenuhi denganaktiva lancar. Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau 100 %, berarti aktiva
lancar dapat menutupi semua hutang lancar.
2) Rasio Cepat (Quick ratio), Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling
likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin baik, rasio
ini disebut juga dengan acid test ratio. Angka rasio ini tidak harus 100 % atau 1 : 1.
3) Rasio Kas atas Aktiva Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar.
4) Rasio Kas atas Hutang Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas yang dapat
menutupi hutang lancar.
5) Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas
total aktiva.
6) Aktiva Lancar dan Total Hutang, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total
kewajiban perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-
hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.
Rasio ini menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar rasionya
maka lebih aman, supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.
3. Rasio Profitabilitas
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Rasio profitabilitas antaralain :
1) Profit Margin.
Angka ini menunjukan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari
setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
2) Return On Total Assets. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
3) Return On Investment. Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila
diukur dari modalpemilik. Semakin besar maka akan semakin baik.
4) Operating Ratio. Menunjukan biaya operasi per rupiah penjualan, semakin besar rasio
ini berarti semakin buruk.
4. Rasio Aktivitas
Rasio ini menunjukan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin
baikkarena penagihan piutang dilakukan dengan cepat.
Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan
dengandengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan.
Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek
periodenya semakin baik. Rasio ini sejalan dengan informasi yang digambarkan receivable turn
over.
Misalnya tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005, karena tahun 2002 koperasi dianggap mulai
menjalankan operasi usaha dengan lancar dan stabil makatahun 2002 digunakan sebagai
tahun dasar (starting point) untuk dasar analisa tahun-tahun selanjutnya.
Dari tahun-tahun yang telah berjalan, akan diambil tahun yang dianggap koperasi berjalan
dengan sangat stabil, dan paling berprestasi sehingga tahun-tahun yang lain akan diukur
atau dibandingkan dengan tahun tersebut.
Pada penulisan ini akan dijelaskan tentang cara analisis laporan keuangan menggunakan rasio
likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas guna mengukur kinerja keuangan
perusahaan.
Berikut adalah data dari PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk berupa Laporan Posisi Keuangan
(Neraca) dan Laporan Laba Rugi 31 Desember 2012 dan 2013.
Current Ratio merupakan rasio likuiditas. Current Ratio yaitu kemampuan untuk
membayar hutang yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini paling sering
digunakan untuk mengukur kemampuan membayar hutang jangka pendek total, karena
mununjukkan seberapa besar tuntutan kreditur jangka pendek yang dapat dipenuhi oleh
aktiva yang diharapkan dapat menjadi kas dalam periode yang hampir sama dengan masa
jatuh tempo tuntutan tersebut (Murti, 2011).
Aktiva lancar yang dimaksud terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang, dan
persediaan sedangkan kewajiban lancar terdiri dari utang dagang, wesel bayar jangka
pendek ; utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, pajak
penghasilan yang terutang, dan beban-beban lain yang terutang (terutama gaji dan upah).
Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendek (Sartono, 2001). CR merupakan
perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. CR dapat dihitung dengan
formula sebagai berikut : (Prastowo, 2011)
CR = Aktiva Lancar
Utang Lancar
Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam
likuiditas dan sebaliknya jika perusahaan yang current ratio-nya terlalu tinggi juga kurang
bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur pada akhirnya dapat
mengurangi kemampuan laba perusahaan (Murti, 2011). Current ratio yang tinggi bisa
disebabkan oleh kondisi perdagangan yang kurang baik atau manajemen yang yang
bobrok. Dalam masa resesi pihak manajemen mungkin enggan mengganti barangnya.
Dengan demikian, persediaan barang dan utang dagang ditekan sampai tingkat yang
paling rendah, atau saldo piutang yang terlalu besar karena adanya kebijakan kredit dan
penagihan yang kurang efektif.
11.897.977.000.000 12.123.790.000.000
= 1,78 : 1 atau 178% = 1,75 : 1 atau 175%
Berarti Kemampuan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva
lancer. Setiap utang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp 1,78 pada tahun 2012
dan Rp 1,75 pada tahun 2013.
Return on assets merupakan rasio profitabilitas. Return on assets juga sering disebut sebagai
Return on Investment (ROI). Return on Assets mengukur kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian
investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang
dimilikinya dan dapat dibandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku (Prastowo, 2011).
Return on Assets (ROA) atau sering disebut Return on Investment (ROI). ROI merupakan salah
satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva
yang digunakan untuk operasional perusahaan (Sunardi, 2010). Dengan demikian, rasio ini
membandingkan keuntungan yang diperoleh dari sebuah kegiatan operasi perusahaan (net
operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva (net operating assets) yang digunakan
untuk menghasilkan keuntungan tersebut.
Jumlah Aktiva
ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah pajak dan
total asset yang digunakan untuk operasional perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan
bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih
setelah pajak (Stella, 2009). Hal ini akan menarik investor untuk memiliki saham perusahaan
tersebut.
27.404.594.000.000 26.247.527.000.000
= 0,39 atau 39% = 0,37 atau 37%
Artinya, perusahaan berada pada zona aman. Karena, menurut surat ketetapan BI
No.23/67/KEP/DIR nilai batas minimal ROA adalah 1%. Jika nilai ROA berada dibawah 1%
maka perusahaan berada di zona tidak aman.
Debt to Equiy Ratio merupakan rasio solvabilitas atau financial leverage ratio yang
menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya
(Prastowo, 2011). Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang dihadapi dan investor
akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi dan rasio yang tinggi juga menunjukkan
proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva.
DER merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total
ekuitasnya. DER dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
DER yang terlalu tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap
pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat (Stella,2009). DER akan
mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham, DER
yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang
yang semakin tinggi berarti beban bunga perusahaan akan semakin besar dan akan mengurangi
keuntungan (Hernendiastoro, 2005).
13.308.420.000.000 14.155.035.000.000
= 0,97 : 1 atau 97% = 0,94 : 1 atau 94%
Artinya, Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
utang. Pada tahun 2012 Rp 97,00 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang dan
pada tahun 2013 Rp 94,00 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang.
Pada buku The Investing Policy (TIP), penulis mengatakan bahwa batas kewajaran utang suatu
perusahaan adalah maksimal tiga kali dari modalnya, atau DER-nya 300% dan dengan catatan
utang-utang tersebut bukan merupakan utang berbahaya.
Laporan arus kas bermanfaat untuk mengidentifikasi hasil atau perkiraan operasi yang salah atau
menyesatkan. Laporan arus kas merupakan sumber informasi tindakan dan niat menajemen yang
andal dan dapat dipercaya lebih andal daripada prediksi dan pernyataan pers dari manajemen.
Investasi dalam modal kerja penting lainnya seperti piutang tidak disertakan karena didanai
terutama oleh kredit jangka pendek. Dengan demikian, hamya penambahan persediaan yang
disertakan.Rasio kecukupan arus kas perlu diinterpretasikan secara tepat. Rasio sebesar 1
menunjukkan bahwa perusahaan dapat menutup kebutuhan kas tanpa perlu mendapatkan
pendanaan eksternal. Rasio kurang dari 1 menunjukkan bahwa sumber kas internal tidak cukup
untuk mempertahankan dividen dan tingkat pertumbuhan operasi saat ini. Rasio kecukupan arus
kas juga mencerminkan dampak inflasi untuk keperluan pendanaan perusahaan.
Pemodelan bisnis atau business modeling adalah studi tentang organisasi. Ketika kita sedang
melakukan pemodelan bisnis, kita sedang menguji struktur organisasi, memperlihatkan peranan-
peranan di dalam organisasi, dan bagaimana mereka terhubungkan satu dengan yang lainnya.
Juga menguji aliran kerja (work flow) dalam organisasi, proses utama di dalam organisasi,
bagaimana mereka bekerja, seberapa efektif dan efisien cara kerja yang mereka lakukan.
Demikian juga akan dilakukan pengujian entitas yang ada di luar organisasi, individu atau
oerusahaan lain yang saling berhubungan dengan bisnis organisasi.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membangun pemodelan bisnis antara lain:
Aktor bisnis
Adalah seorang atau business actor adalah seorang atau sesuatu yang ada di luar
organisasi dan berinteraksi dengan organisasi yang terlibat dalam kegiatan bisnis
organisasi.
Pekerja bisnis
Pekerja bisnis atau bussines worker adalah suatu peranan di dalam organisasi, bukan
posisi. Pemodelan pekerja bisnis digunakan untuk memahami peranan di dalam bisnis dan
bagaimana peran tersebut berinteraksi dengan proses bisnis organisasi.
Use Case bisnis
Use case bisnis dan bussines use case adalah model yang digunakan untuk
menggambarkan proses bisnis organisasi.
Relasi Asosiasi (Association)
Relasi asosiasi adalah relasi antara aktor bisnis atau pekerja bisnis dan use case bisnis. Ia
mengidentifiaksikan bahwa aktor atau pekerja bisnis tertentu berkomunikasi terhadap
fungsionalitas yang disediakan dalam use case bisnis.
Relasi Generalisasi (Generalization)
Relasi Generalisasi digunakan ketika ada dua atau lebih aktor bisnis, pekerja bisnis atau
use case bisnis yang sangat serupa.
Entitas bisnis
Entitas bisnis adalah objek yang digunakan oleh organisasi utnuk melakukan aktivitas
bisnis atau yang organisasi hasilkan saat melakukan aktifitas bisnis.
Diagram Use Case bisnis
Diagram use case bisnis menunjukkan interaksi antara use case bisnis, aktor bisnis, dan
pekerja bisnis dalam sebiah organisasi.
Diagram Aktivitas
Diagram aktivitas adalah sebuah cara untuk memodelkan aliran kerja dari use case bisnis
dalam bentuk grafik.
Unit Organisasi
Unit organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan pekerja bisnis atau elemen-elemen
pemodelan bisnis lainnya. Mekanisme ini dapat digunakan untuk mengelompokkan
model-model bisnis.
Pemodelan Sistem
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem.
Yang ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem, dan bukan bagaimana. Sebuah use case
merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah
pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya.
Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem
untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari
proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil
setiap kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di-
include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari
dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common. Sebuah use case juga dapat meng-
extend use case lain dengan behaviour-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use
case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.
Use-Case View untuk menampilkan fungsi-fungsi dari sistem berkaitan dengan aktor
eksternal. Aktor yang berinteraksi dengan sistem dapat berupa seorang user atau sistem lainnya.
Use-case view ditujukan untuk para customer, designer, developer, dan tester. Use-case view
merupakan bagian sentral dari view karena isinya menjadi pengendali view yang lain. Tujuan
akhir dari sebuah sistem adalah untuk menyediakan fungsi-fungsi yang dijelaskan dalam use-case
view, karena itu use-case view mempengaruhi seluruh view lainnya. Use-case View juga
digunakan untuk validasi dan verifikasi system.
Use Case dan aktor masing-masing tidak berdiri sendiri. Mereka saling terhubung dengan
apa yang dinamakan relasi. Dalam hal ini, ada berbagai relasi yang dikenal dalam model UML,
yaitu :
Relasi Asosiasi, relasi yang terjadi antara aktor dan use-case. Dalam UML, asosiasi
digambarkan dengan garis lurus dengan kepala panah di salah satu ujungnya. Seperti
gambar dibawah ini.
Include Relationship (relasi cakupan), memungkinkan suatu use case untuk menggunakan
fungsionalitas yang disediakan oleh use case yang lainnya. Contoh terlihat pada gambar
dibawah ini.
Pada contoh diatas, use case membuat dokumen data barang masuk akan selalu
dilakukan dengan menjalankan use case mencetak dokumen data barang masuk
Extends Relationship, memungkinkan suatu use case memiliki kemungkinan untuk
memperluas fungsionalitas yang disediakan use case yang lainnya. Contoh terlihat pada
gambar dibawah ini.
Pada contoh diatas, dimana ketika use case membuat dokumen data barang masuk
sedang berjalan, use case mencetak dokumen data barang masuk berjalan jika dan
hanya jika diinginkan oleh aktor. Jika tidak diinginkan maka use case mencetak
dokumen data barang masuk tidak akan pernah dijalankan.
D. PLANNING TOOLS
Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP/SWOT. Analicis ini menyangkut
kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan.
Teknik ini membantu manajemen dalam menghasilkan serangkaian strategi yang dapat
dijalankan. Alat keputusan yang saat ini digunakan dalam sistem perencanaan strategi seluruhnya
bergantung pada kualitas informasi tentang lingkungan internal dan eksternal suatu perusahaan.
Akuntan dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data yang bermanfaat
dalam keputusan perencanaan strategis. Kebanyakan informasi yang diperlukan berasal dari
sumber-sumber selain catatan akuntansi.
E. CAPITAL BUDGETING
Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang mencakup seluruh
aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) pada
waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi
yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan
selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang mempunyai titik awal (kapan investasi
dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan berakhir).
a. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka
waktunya lebih dari satu tahun.
b. Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment.
c. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat
besar.
d. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
Aliran Kas
Di dalam melakuan analisa capital budgeting diperlukan estimasi arus kas. Dimulai dari
investasi awal hingga proyek itu berjalan. Pada tahap awal kas perusahaan masih negatif karena
perusahaan hanya mengeluarkan dana untuk pelaksanaan proyek tersebut, setelah proyek tersebut
selesai dan arus kas akan menjadi positif akibatnya adanya penghasilan yang dihasilkan dari
investasi tersebut.
Perusahaan mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih besar daripada sebelum
melakukan suatu investasi. Di dalam capital budgeting ini disebut sebagai arus kas tambahan
(incremental cash flow). Incremental cash flow ini yang digunakan untuk menghitung atau
menganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present value.
Empat (4) hal yang harus diperhatikan di dalam menentukan arus kas tambahan yaitu (Ross,
2008) :
1) Sunk Cost Pengeluaran yang telah terjadi di masa lalu, yang tidak terpengaruh oleh
keputusan menerima atau menolak suatu proyek.
2) Opportunity Cost Biaya yang timbul karena perusahaan kehilangan kesempatan
menerima suatu pendapatan karena aset perusahaan digunakan pada proyek yang lain.
3) Side Effect Dapat diklasifikan sebagai erosion atau synergy. Erosion terjadi ketika
produk baru menurukan cash flow sedangkan synergy terjadi sebaliknya
4) Allocated Cost Dilihat sebagai pengeluaran kas jika terjadi kenaikan cost pada proyek.
Arus kas dalam suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yaitu:
a. Initial investment (Investasi awal) : Semua pengeluaran yang digunakan untuk
membiayai proyek tersebut.
b. Free Cash Flow Arus kas bersih yang dapat dihasilkan selama proyek tersebut
berlangsung. Yang diperhitungkan disini adalah selisih arus kas masuk dan keluar
(pendapatan dan biaya) setelah dikurangi pajak dan tidak memperhitungkan bunga dan
depresiasi.
c. Terminal Value Arus kas yang dihasilkan jika pada akhir periode, investasi tersebut
dijual. Nilai ini adalah nilai bersih dari penjualan tersebut
1. Payback Periode
Jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali jumlah modal yang ditanam,
semakin cepat modal dapat diperoleh kembali berarti semakin kecil resiko yang harus
diambil/ dihadapi (Periode waktu yang menunjukkan berapa lama dana yang diinvestasikan
akan bisa kembali)
Kebaikan : sangat mudah diterapkan
Kelemahan :
a. tidak memperhatikan time of money value
b. tidak memperhatikan cash in flow setelah masa payback sehingga tidak bisa
digunakan sebagai alat ukur.
Rumus:
Payback periode = jumlah investasi * 1 tahun
Proceed
Rumus :
NPV = PVNCF PVNOL
Langkah langkah :
a. Tentukan discount rate yang digunakan berdasarkan biaya modal atau Required Rate
Of Return.
b. Menghitung present value dari net cash flow.
c. Menghitung present value dar net outlay.
d. Menghitung present value dengan mengurangkan PVNCF dengan PVNOL.
e. Kriteria :
Jika NPV (+), investasi diterima.
Jika NPV (-), investasi ditolak.
Di mana :
I1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)
I2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)
NPV1 = net present value 1
NPV2 = net present value 2
4. Provitability Index
Membagi nilai antara sekarang arus kas masuk yang akan datang diterima diwaktu yang akan
datang dengan arus kas keluar.
Rumus :
Profitability Index = PV. Proceed
PV.outlay
Rumus :
ARR = Jumlah EAT x 100%
Investasi