Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Silikon adalah polimer nonorganik yang bervariasi, dari cairan, gel, karet, hingga
sejenis plastik keras. Beberapa karakteristik khusus silikon yaitu tak berbau, tak berwarna,
kedap air, serta tak rusak akibat bahan kimia dan proses oksidasi, tahan dalam suhu tinggi,
serta tidak dapat menghantarkan listrik.

Sebagian besar silikon berfungsi sebagai komponen batu silikat dan unsur bebasnya
tidak ditemukan di alam. Oleh karena itu, silikon dihasilkan dengan mereduksi kuarsa dan
pasir dengan karbon berkualitas tinggi dengan menggunakan alat tungku listrik dengan
menggunakan elektroda karbon. Beberapa metoda lainnya dapat digunakan untuk
mempersiapkan unsur ini. Amorphous silikon dapat dipersiapkan sebagai bubuk cokelat yang
dapat dicairkan atau diuapkan. Proses Czochralski biasanya digunakan untuk memproduksi
kristal-kristal silikon yang digunakan untuk peralatan semikonduktor. Silikon super murni
dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi termal triklorosilan ultra murni dalam atmosfir
hidrogen dan dengan proses vacuum floatzo.

Silikon dengan kemurnian tinggi dihasilkan dengan reduksi SiHCl3 dengan


menggunakan hidrogen. SiHCl3 dihasilkan dengan melakukan hidrokhlorasi.Silikon
berkemurnian rendah diikuti dengan pemurnian.

Salah satu usaha yang dilakukan wanita untuk mempercantik diri adalah dengan
adanya trend saat ini, yaitu suntik silikon. Dengan suntik silikon banyak wanita menaruh
harapan besar dapat mengubah bagian tubuh yang diinginkan dengan cara cepat tetapi
hasilnya luar biasa. Namun di balik itu banyak cerita tentang kegagalan mereka yang
melakukan suntik silikon, bahkan berakhir pada kematian yang mengenaskan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Apa saja manfaat silikon?
2. Bagaimana silikon bisa membahayakan?

1
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui manfaat silikon.
2. Untuk mengetahui apa saja bahaya dari silikon.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Si dan nomor atom 14. Unsur Silikon terdapat pada golongan IV A periode ketiga
dalam tabel periodik. Atom unsur silikon mempunyai konfigurasi elektron: (Ne) 3s23p3.
Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini ditemukan oleh Jns Jakob
Berzelius. bersifat lebih tidak reaktif daripada karbon (unsur nonlogam yang tepat berada di
atasnya pada tabel periodik, tapi lebih reaktif daripada germanium, metaloid yang berada
persis di bawahnya pada tabel periodik.
Kontroversi mengenai sifat-sifat silikon bermula sejak penemuannya: silikon
pertama kali dibuat dalam bentuk murninya pada tahun 1824 dengan nama silisium (dari
kata bahasa Latin:silicis), dengan akhiran -ium yang berarti logam. Meski begitu, di tahun
1831, namanya diganti menjadi silikon karena sifat-sifat fisiknya lebih mirip
dengan karbon dan boron.
Silikon merupakan elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi
massanya, tapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk murni di alam. Silikon paling banyak
terdistribusi pada debu, pasir, planetoid, dan planet dalam berbagai bentuk seperti silikon
dioksida atau silikat. Lebih dari 90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan
silikon sebagai unsur kedua paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah
oksigen.
2.1 Kegunaan Silikon
1. Bagi manusia
a. Segi industri
Silikon adalah salah satu unsur yang berguna bagi manusia. Dalam bentuknya sebagai
pasir dan tanah liat, dapat digunakan untuk membuat bahan bangunana seperti batu
bata. Ia juga berguna sebagai bahan tungku pemanas dan dalam bentuk silikat ia
digunakan untuk membuat enamels (tambalan gigi), pot-pot tanah liat, dsb. Silika
sebagai pasir merupakan bahan utama gelas. Gelas dapat dibuat dalam berbagai
macam bentuk dan digunakan sebagai wadah, jendela, insulator, dan aplikasi-aplikasi
lainnya. Silika ada dalam abu hasil pembakaran tanaman dan tulang belulang
manusia. Silikon tetraklorida dapat digunakan sebagai gelas iridize.
Silikon super murni dapat didoping dengan boron, gallium, fosfor dan arsenik untuk
memproduksi silikon yang digunakan untuk transistor, sel-sel solar, penyulingan, dan

3
alat-alat solid-state lainnya, yang digunakan secara ekstensif dalam barang-barang
elektronik dan industri antariksa. Silikon bahan penting pembuatan baja dan silikon
karbida digunakan dalam alat laser untuk memproduksi cahaya koheren dengan
panjang gelombang 4560 A.
Penggunaan penting dari silikon adalah dalam pembuatan transistor, chips, komputer
dan sel surya. Untuk tujuan itu diperlukan silikon ultra murni. Silikon juga digunakan
dalam berbagai jenis alise dengan besi (baja). Sedangkan senyawa silikon digunakan
dalam industri. Silica dan silikat digunakan untuk membuat gelas, keramik, porselin
dan semen.
Larutan pekat natrium silikat (Na2SiO3), suatu zat padat amorf yang tidak berwarna,
yang disebut water glass, digunakan untuk pengawetan telur dan sebagai perekat, juga
sebagai bahan pengisi (fillir) dalam detergent. Silikon karbida (SiC), merupakan zat
padat yang sangat keras digunakan untuk ampelas (abrasive) dan pelindung untuk
pesawat ulang alik terhadap suhu yang tinggi sewaktu kembali kebumi. Silica gel,
suatu zat padat amorf yang sangat berfori, dibuat dengan melepas sebagian air dari
asam silikat (H2SiO3) atau (SiO2H2O). silica gel bersifat higroskopis (mengikat air)
sehingga digunakan sebagai pengering dalam berbagai macam produk.
b. Kesehatan (Pencegah Osteoporosis)
Kecepatan pergantian tulang sangatlah penting. Jika keluar dari keseimbangannya
maka akan menghasilkan kehilangan massa tulang dan osteoporosis. Banyak peneliti
saat ini mengacu kepada kecepatan pergantian tulang pasien wanita sebagai indikator
dari osteoporosis. Ketika pengukuran dilakukan pada volume total tulang trabecular
tikus, para peneliti menemukan bahwa tikus yang indung telurnya diangkat dan tidak
diterapi apa-apa memiliki kehilangan massa tulang sebesar 50%, dibandingkan
dengan tikus-tikus yang menjalani operasi gadungan. Pada kelompok lain yang
indung telurnya diangkat namun diberi estradiol, kehilangan massa tulang sebesar 8%,
dan ketika silicon diberikan pada 1 mcg untuk setiap gram berat badan, menghasilkan
kehilangan massa tulang sebesar 42%. Walaupun suplementasi silicon tidaklah
mengurangi kehilangan massa tulang secara berarti, namun dapat dipertimbangkan
untuk menggunakan suplementasi silicon bersamaan dengan terapi sulih hormon
untuk mencegah osteoporosis.
Silicon juga terkonsentrasi di dalam jaringan penghubung pembuluh darah, tulang
rawan, rambut dan kulit. Oleh karena itu, para peneliti percaya bahwa silicon
memainkan peran penting didalam jalinan struktur dinding pembuluh darah dan

4
tulang. Atherosclerosis (Penyumbatan dan pengerasan arteri yang disebabkan oleh
plak kolesterol dan pertumbuhan jaringan arteri yang abnormal) secara signifikan
menurunkan tingkat silicon didalam dinding arteri. Tingkat silicon berkurang persis
sebelum plak terbentuk, dimana hal ini menunjukkan bahwa defisiensi silicon tidak
bisa dipisahkan dari kelemahan dinding pembuluh darah.
Ada begitu banyak faktor, termasuk nutrisi, hormon, olah raga, merokok, minum
alkohol dan genetik yang berperan didalam penyakit osteoporosis dan penyakit
cardiovaskular pada manusia. Pencegahan terhadap penyakit-penyakit kronis ini
membutuhkan nutrisi, termasuk silicon. Daftar makanan dan nutrisi yang
direkomendasikan bagi penderita osteoporosis secara mencolok menyerupai apa yang
direkomendasikan bagi penderita penyakit cardiovaskular Hal ini bukanlah suatu hal
yang mengejutkan, karena tulang dan arteri, keduanya merupakan jaringan
penghubung (connective tissues). Secara keseluruhan, informasi ini memperkuat
argumentasi bahwa kebutuhan nutrisi manusia didasari pada diet Paleolitik. Penyakit
osteoporosis dan kardiovaskular keduanya merupakan penyakit yang diakibatkan oleh
penggunaan nutrisi modern barat.
2. Bagi Tumbuhan
Unsur bermanfaat merupakan unsur yang berguna bagi pertumbuhan tanaman tetapi
tidak memenuhi kaidah unsur hara esensial karena jika unsur ini tidak ada,
pertumbuhan tanaman tidak akan terganggu. Unsur-unsur yang termasuk
menguntungkan bagi tanaman adalah Natrium (Na), Cobalt (Co), Chlor (Cl), dan
Silikon (Si).
Silikon (Si) merupakan unsur kedua terbanyak setelah oksigen (O) dalam kerak bumi
dan Silikon juga berada dalam jumlah yang banyak pada setiap tanah.
Beberapa kajian menjelaskan bahwa Silikon memiliki beberapa peran penting
terhadap tanaman tertentu seperti padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), dan tebu
(Saccharum officinarum). Tebu merupakan salah satu monokotil akumulator Si yaitu
tanaman yang serapan Si-nya melebihi serapannya terhadap air. Selama pertumbuhan
(1 tahun), tebu menyerap Si sekitar 500-700 kg per ha lebih tinggi dibanding unsur-
unsur lainnya.
Silikon dapat memberikan efek positif bagi tanaman tebu melalui dua hal yaitu
pengaruh tak langsung pada tanah dengan meningkatkan ketersediaan P dan pengaruh
langsung pada tanaman, seperti meningkatkan efisiensi fotosintesa, menginduksi
ketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik seperti hama dan penyakit, keracunan

5
Fe, Al, dan Mn, mengurangi kerobohan dan memperbaiki erectness (ketegakan) daun
dan batang, serta memperbaiki efisiensi penggunaan air. Untuk kedepannya,
diharapkan pengetahuan tentang peranan unsur-unsur bermanfaat lainnya, seperti
Natrium (Na), Cobalt (Co), Selenium (Se), dan Vanadium (Va), perlu dikembangkan
dan disebarluaskan agar dapat meningkatkan produksi tanaman pertanian.
3. Bagi hewan
Percobaan laboraturium pada anak ayam dan anak tikus menunjukkan bahwa silikon
sangatlah penting bagi pertumbuhan kerangka tubuh yang normal. Tulang adalah
sebuah materi yang fleksibel yang terbuat dari kristal apatite (Mineral Kalsium-
Fosfor) yang tertanam di dalam matriks protein yang mengandung Kolagen dan
Glycosaminoglycans. Silicon berperan penting didalam pengembangan awal tulang
ketika matriks protein dibangun. Substansi ini juga meningkatkan mineralisasi tulang
dan deposit kalsium di dalam tulang, yang berarti tulang akan bertumbuh dengan
cepat dan kuat.

Jenis-jenis silikon

a. Silikon padat
Bentuknya menyerupai karet penghapus. Digunakan untuk katup jantung buatan,
pengganti testis, kateter, serta persendian buatan. Dalam dunia bedah plastik, silikon
padat biasanya digunakan untuk implan hidung, dagu, dan pipi. Beberapa tahun
belakangan ini, silikon padat juga digunakan untuk membantu penderita gangguan
ereksi, dengan menggunakan materi silikon padat yang dapat ditiup
b. Silikon berbentuk gel dalam wadah silikon padat
Menyerupai dodol, dengan tingkat perlekatan molekul sangat baik. Digunakan untuk
implan payudara/betis. Jika dibelah, tidak akan meleleh atau menyebar, tapi tetap
mengikuti bentuk wadah penyimpannya.
c. Silikon cair
Silikon bentuk cair dalam dunia medis, menurut dr. Donny V. Istiantoro dari Jakarta
Eye Center, digunakan dalam operasi retina. Retina dapat lepas dari posisinya karena
berbagai faktor, sehingga perlu dibantu perlekatannya dengan silikon cair.
3.2 Bahaya Silikon
Efek samping yang berbahaya akibat suntikan silikon ialah kerusakan paru-paru, dan
yang kedua ialah menyebabkan kerusakan pada otak. Resiko ini bisa menyebabkan

6
potensi kematian 20 persen jika menyerang paru-paru. Tapi yang lebih berbahaya
lagi, resiko kematian 100 persen jika menyerang otak.

Adapun bahaya suntik silikon secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sekali dimasukkan tubuh, silikon cair tidak dapat dikeluarkan secara sempurna
Silikon cair (atau kadang para pelakunya menyebutnya sebagai kolagen, padahal
beda) bukanlah bahan yang digunakan untuk implan. Silikon cair ini sebenarnya adalah
bahan industri. Berbeda dengan silikon medis yang berbentuk padat dibuat secara khusus, dan
bisa diambil kembali bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Silikon cair ini sangat sulit
untuk diambil kembali bila terjadi reaksi peradangan ataupun reaksi penolakan tubuh.
2. Silikon cair dapat memicu reaksi penolakan tubuh
Tubuh mempunyai daya tahan menolak setiap benda asing yang masuk ke dalamnya.
Berbeda dengan silikon medis yang dirancang secara khusus sehingga tidak menimbulkan
reaksi penolakan. Silikon cair yang pada dasarnya dibuat untuk keperluan industri akan
dianggap sebagai benda asing oleh tubuh. Reaksi tubuh terhadap adanya benda asing ini
diwujudkan dengan adanya peradangan (M Anief, 1991: 21). Tak heran kita banyak melihat
korban suntik silikon akhirnya kulitnya menjadi bengkak dan kemerahan. Pada beberapa
kasus yang parah, peradangan ini dapat berkembang menjadi shock psikis dan berujung pada
kematian.
3. Silikon cair tidak punya kemampuan untuk mempertahankan bentuknya
Tahukah kita sifat benda cair? Ya, benda cair akan menyesuaikan bentuknya sesuai
dengan wadahnya. Demikian pula dengan silikon cair, akan mengisi tempat dimana dia
disuntikkan, namun silikon ini tidak akan berada di bagian yang disuntikkan selamanya. Hal
ini karena pengaruh gravitasi dan gerakan tubuh, silikon akan ikut bergerak. Oleh karena itu
kita sering mendapati para korban suntik silikon ini bukannya menjadi cantik malah menjadi
kendur dan aneh, terjadi tonjolan-tonjolan di tempat yang tidak diinginkan, seperti hidung
bengkak membesar, dagu yang turun, dan bibir yang membesar.
4. Risiko infeksi dan penularan penyakit
Setiap prosedur medis invasif (atau sering disebut operasi), harus dilakukan dalam
ruangan steril dengan alat-alat yang sudah disterilkan pula. Tentu saja hal ini tidak akan
ditemukan di tempat-tempat yang melayani penyuntikan silikon tersebut. Peralatan yang
digunakan juga jauh di luar standar medis, bahkan tidak jarang peralatan tersebut digunakan
berulangkali tanpa prosedur sterilisasi yang benar. Tentu saja hal ini akan sangat
meningkatkan risiko infeksi dan penularan penyakit.

7
5. Kesalahan penyuntikan
Tentu saja para pelaku suntik silikon tidak pernah mengenyam pendidikan resmi di
bidang medis dan tidak mengetahui anatomi tubuh manusia. Bukan tidak mungkin suntikan
silikon ini dapat salah suntik dan masuk ke dalam pembuluh vena ataupun arteri. Terlebih
jika yang disuntik adalah payudara, di mana biasanya suntikan pada daerah ini dilakukan
cukup dalam.
Sudah banyak korban berjatuhan akibat suntik silikon yang tidak hieginis dan tidak di
bawah kontrol seorang ahli medis. Waria Angga di Duren Sawit adalah korban yang terakhir
diberitakan meninggal akibat pembuluh darahnya pecah dan badannya membiru.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Silikon adalah polimer nonorganik yang bervariasi, dari cairan, gel, karet, hingga
sejenis plastik keras. Beberapa karakteristik khusus silikon yaitu tak berbau, tak berwarna,
kedap air, serta tak rusak akibat bahan kimia dan proses oksidasi, tahan dalam suhu tinggi,
serta tidak dapat menghantarkan listrik. Manfaat silikon bagi manusia dapat dilihat di dunia
industri dan dunia kesehatan. Silikon tidak hanya bermanfaat bagi manusia, namun untuk
hewan dan tumbuhan juga.
Silikon dapat membahyakan tubuh manusia jika penggunaannya tidak sesuai dengan
rekomendasi medis seperti kerusakan paru-paru, kerusakan otak, alergi bahkan dapat
menyebabkan kematian.

Вам также может понравиться