Вы находитесь на странице: 1из 15

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi adalah

salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika

dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia. Dalam

mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba,

macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme

mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi

terapan di bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut telah berkembang

menjadi bermacam - macam ilmu yaitu virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi

pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari

mikroba spesifik secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya.

Pengujian mikrobiologis dibutuhkan alat optik yang fungsinya dapat melihat

objek yang berukuran sangat kecil, alat ini disebut mikroskop. Mikrosskop (bahasa

yunani: Micros = kecil dan Scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat

objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar, ilmu yang mempelajari

tentang benda ini disebut mikroskopi. Mikroskop pertama kali digunakan oleh Antony

Van Leuwenhoek, lewat penelitiannya yang meneliti sel.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka perlu dilakukannya praktikum

ini, agar dapat mengetahui fungsi dan cara penggunaan mikroskop dalam pengujian

mikrobiologis.
1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengenal dan

mengetahui cara penggunaan mikroskop cahaya.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap

mikroskop mikrobiologi yang memasuki masa saat berhasil mengamati jasad renik.

Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari moulds,

tetapi orang pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuat

mikroskop amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van Leeuwenhoek (1632-

1723), menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan

mikroskop tersebut dia dapat melihat organisme sekecil mikroorganisme (Kusnadi,

2007).

Mikroskop dalam bahasa yunani: micros = kecil dan scopein = melihat, adalah

sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar.

Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi,

dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata (Pramudita,

2012).

Mikroskop adalah alat yang sangat penting karena membantu kita untuk

mediagnosis secara akurat adanya parasit pada koi, pada mikroskop modern beberapa

jenis memberikan gambaran tiga dimensi sementara jenis lain memungkinkan anda

memotret (Twigg, 2008).

Mikroskop optik/cahayaMerupakan mikroskop yang menggunakan lensa dari

gelas dan cahaya matahari atau lampu sebagai sumber penyinaran. Dalam mikroskop

cahaya, cahaya tampak diteruskan melalui spesimen dan kemudian melalui lensa.
Lensa ini merefraksi (membengkokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga citra

spesimen diperbesar ketika diproyeksikan ke mata, ke film fotografi atau sensor

digital, atau ke layar video. Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif

sekitar 1000 kali dari ukuran asli specimen (Campbell, 2008).

Mikroskop bilogi digunakan untuk pengamatan benda-benda tipis dan

transparan, jika benda yang diamati terlau tebal (misalnya jaringan yang seharusnya

disayat tipis), maka jaringan tersebut tidak akan jelas terlihat (Yudiarti, et. al., 2004).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian

Universitas Halu Oleo, Kendari. Praktikum dilaksanakan pada hari Minggu, 19

November 207 pukul 15.30 WITA - Selesai

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini berupa sobekam kertas kecil yang

didalamnya terdapat tulisan huruf A dan huruf d.

Alat yang di gunakan dalam menunjang pelaksanaan praktikum ini adalah alat

tulis menulis dan sebuah mikroskop elektrik.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan mikroskop elektrik terlebih dahulu.

2. Membuat potongan kertas yang didalamnya terdapat huruf A

3. Meletakan objek potongan kertas diatas kaca preparat untuk diamati dengan

ukuran 4 x 10

4. Mengambarkan hasil pengamatan objek yang diamati pada kertas.

5. Mengulagi apa yang dilakukan pada point 3 dan 4 tetapi dengan ukuran

perbesaran 10 x 10 dan 40 x 10.


6. Melakukan hal yang sama seperti apa yang dijelaskan pada point 1 sampai 5

tetapi mengganti objek dengan d


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini di sajikan pada gambar 1 dan 2 sebagai

berikut :

Gambar 1. Gambar Mikroskop elektrik dan bagian bagiannya

Lengan mikroskop Lensa okuler

Tubus
Lensa
objektif

Lensa Revolfer
proyeksi

Meja preparat
Pengatur
focus kasar

Diagfragma
Pengatur
Kaki mikroskop
focus halus
Gambar 2. Gambar pengamatan pada preparat dengan huruf A dan d
4.2. Pembahasan

Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan

penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur

benda-benda yang kecil. Setiap jenis mikroskop selalu memiliki bagian mekanik dan

bagian optik meski tisak semua sub-bagian ada. Bagian mekanik meliputi kaki dan

lengan mikroskop, diafragma, revolver, meja preparat, pemutar halus dan kasar,

pengatur atau penjepit praparat dan sumber cahaya. Sedangkan bagian optik meliputi

tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler dan kondensor. Lensa obyektif

dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.

Lensa obyektif membentuk bayangan pertama dan menentukan struktur serta

bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk

memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai apertura yaitu suatu

ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen,

sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda

yang berpisah dengan pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x.

Sifat bayangan yang dihasilkan lensa obyektif adalah maya, terbalik, diperbesar.

Sedangkan lensa okuler untuk memperbesar bayangan dengan sifat maya dan tegak

yang dihasilkan oleh lensa obyektif dengan perbesaran berkisar 4 hingga 25 kali.

Penggunaan lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler)

atau lensa ganda (binokuler).


Perbesaran yang dicapai suatu mikroskop cahaya adalah hasil kerja dua sistem

lensa yaitu lensa obyektif yang dekat dengan preparat dan lensa okuler yang terletak

pada ujung atas mikroskop dekat dengan mata. Sistem lensa obyektif memberikan

perbesaran lemah terlebih dahulu dan menghasilkan bayangan nyata, pada gilirannya

diperbesar oleh lensa okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat.

Namun, pada dasarnya baik lensa obyektif maupun lensa okuler keduanya merupakan

lensa cembung yang secara sederhana dan garis besar lensa obyektif menghasilkan

suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat maya, terbalik dan diperbesar

terhadap posisi benda mula-mula. Yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya

adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya bayangan akhir mempunyai sifat yang

sama seperti bayangan sementara, yaitu maya, terbalik dan diperbesar. Sedangkan

pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat nyata, tegak dan

diperbesar.

Berdasarkan apa yang telah diamati pada potongan kertas yang didalamnya

terdapat huruf A saat di perbesar dengan ukuran 4 x 10 didapatkan bahwa huruf

A menjadi terbalik, saat perbesaran objek dilakukan dengan ukuran 10 x 10 huruf

A masih terbalik dan ukurannya makin besar selanjutnya setelah objek diperbesar

pada ukuran 40 x 10 huruf A sudah tidak terlihat jelas lagi bentuknya dan huruf

A tidak terlihat lagi. Begitu pula yang terjadi pada huruf d saat diletakan pada

kaca preparat.

Objek kedua yang diamati adalah huruf d. Pada huruf d hal yang sama

terjadi setelah dilakuka perbesaran dengan ukuran 4 x 10, yaitu huruf d menjadi
terbalik seperti membentuk huruf p. Kemudian dilakukan perbesaran lagi dengan

ukuran 10 x 10, pada ukuran ini huruf d masih menyerupai huruf p tetapi dengan

ukuran yang lebih besar, kemudian objek diperbesar lagi dengan perbesaran 40 x 10,

didapatkan objek huruf d sudah tidak terlihat lagi, yang terlihat hanyalah garis

putus putus yang samar.


V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Mikroskop memiliki fungsi untuk memperbesar objek yang tidak kasat oleh mata

atau yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Yaitu berupa bakteri,

kuman,cendawan dan mikroba mikroba lainnya atau biasa kita sebut dengan

jasad renik.

2. Pada mikroskop objek huruf A menjadi terbalik dan setelah di perbesar dengan

ukuran 40 x 10 objek terlihat seperti garis putus putus dan tidak beraturan.

3. Pengamatan objek huruf d pada mikroskop terlihat menyerupai huruf p dan

setelah objek di perbesar dengan ukuran 40 x 10, objek terlihat seperti garis putus

putus dan samar.

5.2. Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah berupa saran moral yang ditujukan

kepada teman teman praktikan, agar dalam melakukan praktikum praktikan

meminimalis adanya gerakan tambahan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja

dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Pramudita, S. D., 2012. Jurnal Mikroskop. Laboratorium fisika Fakultas Keguruan


dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah. Malang.

Twigg, D., 2008 How to Keep Koi. Interprest Publishing. Pt. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.

Yudiarti, T, et. al. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Manajemen Usaha Peternakan


Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.

Kusnadi . 2007. Mikrobiologi. Bandung: JICA.

Campbell, Neil A, dkk. 2008. Campbell. Jakarta: Erlangga.


LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI HUTAN

PENGENALAN DAN PEMAKAIAN MIKROSKOP

OLEH :

NAMA : ANGGI NURHAFIZHAH ALANG

NIM. : M1A1 16 146

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANANA DAN ILMU LINGKUNGAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2017

Вам также может понравиться