Вы находитесь на странице: 1из 11

MAKALAH HUMANIORA

DICIPLINE MIND

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :


1. DIA PUJA PRATIWI
2. MEYTHA ERISCHA
3. REKA DANIATI
4. RESTI CAHYA SARI
5. SELI PERMITA SARI
6. TITA ROSNITA
7. UZLIFATHUL HASANAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI


SAKTI BENGKULU
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2017-2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Dicipline Mind ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bunda Metha Fahrani, SST, M.
Kes selaku Dosen mata kuliah Humaniora yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Dicipline Mind. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Bengkulu, 25 September 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Pendahuluan 1
THE DISCIPLINE MIND 2
Dicipline Mind Menurut Gardner 4
Prinsip Paham Humanisme Mental Disiplin/Dicipline Mind 6
Metode Pengajaran Aliran Humanisme Mental Disiplin 7
Daftar Pustaka 8

iii
DICIPLINED MIND

1. Pendahuluan
a. Lima Pemikiran untuk Masa Depan atau FIVE MINDS FOR THE
FUTURE
Masa depan merupakan hal yang belum diketahui oleh banyak
orang di dunia ini. Kehidupan masa depan yang lebih baik dari pada
kehidupan yang lalu merupakan kehidupan yang banyak diinginkan oleh
semua orang yang ada di dunia ini. Maka dari itu seseorang diinginkan
untuk bisa membawa dirinya masing - masing ke jalan yang benar dan ke
arah yang lebih baik dalam penentuaan masa depan mereka. Selain itu
seseorang akhir-akhir ini mempunyai pola pikir yang tidak membangun
untuk memperoleh masa depan yang lebih baik lagi. Kebanyakan para
pemuda yang ada di Indonesia mempunyai pola pikir yang acuh terhadap
kehidupannya. Bahkan banyak juga pemuda di Indonesia tidak mempunyai
mimpi yang jelas yang dampaknya mereka tidak mempunyai suatu tujuan
hidup mereka dan berakibat masa depan mereka kurang baik. Agar masa
depan seseorang itu cerah sesuai harapan masing - masing individu didunia
ini. Maka seseorang alangkah baiknya mempunyai pola pikir yang cerdas
dan berorientasi untuk masa depan yang lebih baik lagi.
Pola pikir yang baik merupakan hal yang terpenting dalam
penentuan masa depan seseorang. Setiap orang yang mempunyai tujuan
hidup yang baik, sebaiknya diimbangi pola pikir yang baik pula agar
semua tujuan hidup seseorang bisa tercapai sesuai harapan. Hal inipun
diperkuat oleh Gardner dalam pemahamannya yaitu dalam bukunya yang
berjudul Five Mind For The Future. Pola pikir ini juga
memperkenalkan juga tentang kecerdasan majemuk. kecerdasan majemuk
juga mempengaruhi pola pikir seseorang dalam penentuan masa depan
seseorang.

1
Terdapat lima pikiran untuk masa depan sebagaimana ditulis oleh
Gardner adalah:
1. Pikiran Disiplin (Disciplined Mind);
2. Pikiran sintesa (Synthesizing Mind);
3. Pikiran Menciptakan (Creative Mind);
4. Pikiran Hormat (Respectful Mind), dan
5. Pikiran Etis (Ethical Mind).
Gardner merasa bahwa lima pikiran tersebut sangat penting di
masa depan. Pendidikan adalah kunci untuk mengembangkan lima pikiran
untuk masa depan, dan sementara orang tua, teman sebaya dan media juga
memainkan peran penting dalam mempengaruhi dan mengembangkan
pikiran di masa depan. Selain itu, penting untuk dicatat bahwa dalam
dunia yang semakin cepat berubah, tidak ada individu atau organisasi yang
santai dalam mengasah intelektualnya. Masa depan adalah milik mereka
yang telah membuat komitmen seumur hidup untuk terus belajar. Gardner
percaya bahwa di tempat kerja kita harus mencari orang yang memiliki
disiplin, sintesis, menciptakan, pikiran hormat dan etika, tetapi semua
harus terus terus-menerus dikembangkan oleh diri kita sendiri dalam
kehidupan bermasyarakat. Gardner sendiri merupakan pakar psikologi
yang dikenal luas karena dia juga orang yang pertama kali
memperkenalkan teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences).
Melalui serangkaian riset yang ekstensif, Gardner menyimpulkan adanya
lima jenis pola pikir yang akan memiliki peran makin penting dalam
perjalanan sejarah masa depan.

2. THE DISCIPLINE MIND Kerangka Dasar atau Kerangka Utama


Kecerdasan/ Pemikiran
Pola pikir yang pertama adalah the disciplined mind (pikiran
terdisiplin) atau suatu perilaku kognisi yang mencirikan disiplin ilmu,
ketrampilan, atau profesi tertentu. Seseorang harus memiliki paling tidak
satu disiplin ilmu atau kerangka berpikir yang sangat dikuasai untuk

2
memecahkan masalah di segala hal. Selain itu, dalam pola Discipline Mind
ini juga berarti seseorang harus selalu melatih keahliannya tersebut untuk
meningkatkan performansinya.
Keahlian itu sendiri tidak bisa dicapai dalam waktu singkat, semua
itu butuh waktu dan dilaksanakan melalui proses - proses dan tahap - tahap
tertentu. Namun seiring sejalan peningkatan dan penambahan area
keahlian seseorang maka pemecahan masalah pun bisa lebih terarah dan
lebih mudah jika menerapkan discipline mind tersebut karena dilandasi
oleh kerangka berpikir yang tepat dan keahlian yang mumpuni. Dalam hal
ini tujuan yang utama ialah menjadikan manusia yang professional, kita
mestinya menguasai secara tuntas, mendalam, dan terdisiplin dalam satu
bidang pengetahuan atau keterampilan tertentu.
Pola pikir disciplined mind sesungguhnya sudah terlebih dahulu
menjadi sorotan dan titik pijak dalam filsafat sepanjang masa, sejak
filsafat kuno hingga filsafat modern dan post modern. Sebagaimana ciri
khas filsafat adalah membangun pemikiran secara kritis - analitis,
sistematis, totalitas dan komprehensif yang merupakan ciri khas
disciplined mind demikian pun filsafat mendorong setiap ilmu apapun
untuk memiliki ciri khas yang demikian. Ciri ini pun pada tataran
selanjutnya harus dimiliki oleh setiap orang yang menggeluti ilmu tertentu.
Menurut filsuf Karl Pearson, pikiran adalah lukisan atau keterangan yang
komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dan diungkapkan
dengan istilah sederhana. Setiap orang yang menekuni disiplin ilmu
tertentu harus mampu menguasai secara komprehensif dan selanjutnya
diungkapkan secara tepat dalam praksis hidup.
Seorang praktisi yang menekuni dunia bisnis dan manajemen
misalnya, setidaknya mesti menguasai ilmu dan ketrampilan yang solid
dalam bidang tersebut. Demikian pula, semua profesional lainnya, entah
arsitek, ahli komputer, perancang grafis, harus menguasai jenis - jenis
pengetahuan dan ketrampilan kunci yang membuat mereka layak menjadi
bagian dari profesi mereka masing - masing. Keahlian itu sendiri tidak bisa

3
dicapai dalam waktu singkat, butuh waktu. Namun seiring peningkatan
dan penambahan area keahlian seseorang maka pemecahan masalah pun
bisa lebih terarah dan lebih mudah jika menerapkan discipline mind
tersebut karena dilandasi oleh kerangka berpikir yang tepat dan keahlian
yang mumpuni.
Esensi dari pola pikir yang pertama ini adalah : untuk benar-benar
menjadi manusia yang profesional, kita seharusnya menguasai secara
tuntas, komprehensif, mendalam dan terdisiplin satu bidang
pengetahuan/ketrampilan tertentu.

3. Dicipline Mind Menurut Gardner


Disciplined mind ini juga merupakan pikiran yang berbasis pada disiplin
ilmu dan bidang kepakaran tertentu semisal psikologi, manajemen dan
kepemimpinan. Menurut pengalaman Gardner sebagai seorang psikolog,
diperlukan sedikitnya sepuluh tahun untuk menginternalisasi dan
kemudian mengeksternalisasikan cara berpikir sebagai psikolog. Demikian
pula dalam bidang manajemen dan kepemimpinan: pengalaman Gardner
dalam mengelola berbagai proyek penelitian raksasa dan memimpin
berbagai kelompok peneliti dalam berbagai megaproyek keilmuan, sekitar
sepuluh tahun pulalah rentang waktu yang diperlukannya untuk
membuatnya mantap sebagai manajer dan sebagai pemimpin.
Menurut Gardner, hasil belajar di kebanyakan institusi
persekolahan dan universitasi di muka bumi ini belum mampu membuat
lulusannya berpikir disipliner terutama karena cara pengajarannya yang
tidak tepat sasaran. Kebiasaan interaksi pembelajaran yang tak
menguntungkan ini sangat sulit diperbaiki karena telah berurat-berakar
dalam praktik akademik di lembaga pendidikan scara umum di dunia.
The old habits die hard kata Gardner (p.24).
Ketakmampuan berpikir disipliner ini merugikan kita karena kita
menjadi tak berbeda dengan orang yang tak terdidik (unschooled minds)
dalam memikirkan dunia fisik, dunia biologis, dunia kemanusiaan kita,

4
dunia kreasi imaginatif, dan dunia bisnis dan kiprah politik kita. Tanpa
kemampuan berpikir disipliner kita tak mampu memahami apa yang
dikatakan orang lain tentang peristiwa yang sedang terjadi, tentang
temuan ilmiah terbaru, teknik-teknik matematik mutakhir, karya seni masa
kini, bentuk-bentuk ekonomi baru, aturan-aturan pemeliharaan lingkungan
baru. Akibatnya jelas: tanpa kerangka pikir dan pola-tindakan berbasis
disiplin ilmu ini kita tidak mampu merumuskan pendapat secara baik
tentang peristiwa hari ini, tahun ini dan abad ini.
Berpikir disipliner ini merupakan cara pandang dan kebiasaan
berpikir yang unik berbasis keilmuan dan profesi tertentu, yang baru dapat
diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang panjang. Ada
empat tahap yang harus dilakukan untuk mulai menumbuhkembangkan
cara pandang dan kebiasaan berpikir yang dijagokan Gardner ini. Pertama,
kita harus mengidentifikasi konsep dan topik yang benar-benar vital dalam
disiplin ilmu yang diajarkan. Konsep dan topik vital ini dapat mengambil
bentuk contents semisal hukum pesediaan dan tuntutan (i.e., laws of supply
& demand dalam ekonomi & bisnis) dan juga metodologi (misalnya,
bagaimana memahami dokumen asli dan otentik dari masa lalu;
bagaimana menganalisis neraca keuangan, dst).
Kedua, pelajari secara mendalam dan sedetil-detilnya hal-ihwal
mengenai konsep dan topik vital yang telah dipilih tersebut. Kalau suatu
konsep dan topik sudah dipilih maka hal itu harus dipelajari secara
mendalam, dalam jangka waktu yang lama, menggunakan banyak contoh
dan menggunakan berbagai modus analisis.
Ketiga, dekati konsep dan topik pilihan tersebut dengan berbagai
cara. Gardner menegaskan bahwa pemahaman mendalam terhadap suatu
konsep dan topik cenderung terjadi setelah konsep dan topik ini disajikan
dan diproses melalui berbagai cara termasuk melalui cerita, eksposisi
logis, debat, dialog, humor, permainan-peran, representasi grafis,
presentasi video dan film, pengejawantahan nilai-nilai, gagasan-gagasan
serta teladan perilaku dan sikap dalam diri seorang tokoh panutan. Cara

5
pengajaran dengan beraneka metode ini mengandung dua keuntungan:
dapat menjangkau sebanyak-banyaknya pembelajar karena kemungkinan
besar cara belajarnya dipenuhi, dan para pembelajar terbantu
mengonseptualisasikan pemahamannya dalam banyak cara dan modalitas.
Kemampuan mengonseptualisasikan gagasan dalam berbagai cara dan
bentuk ini merupakan keterampilan vital bagi kemampuan menyintesiskan
gagasan dari berbagai sumber.
Keempat, rancang dan ciptakan kesempatan untuk unjuk
pemahaman (performance of understanding) bagi pembelajar.
Kesempatan unjuk-kinerja ini harus diberi waktu yang cukup dan dalam
variasi konteks yang berbeda-beda sehingga pemahaman pembelajar dapat
benar-benar diberi masukan konstruktif dan teruji dalam konteks yang
beraneka. Dengan demikian, melalui rangkaian pengalaman praktik yang
panjang dan dengan feedback detil yang memberdayakan, penguasaan
bidang-keahlian menjadi lengkap dan kukuh.

4. Prinsip Paham Humanisme Mental Disiplin/Dicipline Mind


Ada beberapa prinsip-prinsip dasar penting dalam aliran
Humanisme Mental Disiplin, antara lain:

1. Manusia mempunyai pengetahuan lengkap sejak lahir.


2. Fungsi guru adalah memberikan arah untuk memanggil kembali
pengetahuan tersebut.
3. Manusia mempunyai kebebasan memilih dalam keterbatasan
bertindak dilihat dari segi apa yang dipahaminya.
4. Pengetahuan adalah prinsip kebenaran diteruskan sebagai warisan
budaya atau sukunya.
5. Karena kebenaran telah diwariskan, maka kebeneran terdapat di
dalam literatur-literatus klasik. Karena itu mempelajari literatur
klasik sangat penting dalam ajaran Humanisme.

6
5. Metode Pengajaran Aliran Humanisme Mental Disiplin/Dicipline
Mind
Beberapa metode yang diterapkan di sekolah-sekolah yang
menerapkan paham Humanisme Mental Disiplin, adalah sebagai berikut:
a. Menekankan pada pembelajaran literatur klasik.
Para tokoh humanis adalah kelompok profesional dalam bidang tata
bahasa, retorika, puisi, sejarah, dan filsafat moral, atau yang biasa
disebut studia humanitatis. Gerakan humanisme ini dimulai ketika
para dictatores, yakni para pengajar seni menulis surat (ars
dictaminis) dan ahli pidato Abad Pertengahan, mencoba
mengembangkan keterampilan mereka dengan berpaling pada para
pengarang klasik serta karya-karya mereka yang memiliki gaya
bahasa yang elegan.
Untuk memahami karya-karya ini, mereka pun mulai mempelajari
bahasa Yunani dan Latin klasik. Maka bahasa adalah inti dan akar
dari gerakan humanisme Renaissance. Peradaban klasik ini
kemudian menjadi tolok ukur standar dan model bagi para tokoh
humanisme dalam menuntun segala macam kegiatan pendidikan dan
budaya.
b. Guru berfungsi sebagai pengarah tidak sebagai pengajar.
c. Menekankan pada kemampuan berbicara yang fasih.
d. Pendidikan diarahkan kepada pembentukan kepribadian.
e. Kurikulum sekolah itu berdasar pada falsafah dan buku-buku klasik

7
DAFTAR PUSTAKA

Putranti, nurita. 2007. Kecerdasan majemuk.(online).http://books.google.co.id


/books?idHVngGjaaTCIC&pg=PA175&hl=id&source=gbs_selected_page
s=cad=3#v=onepage&q&f=false. Diakses 4 Desember 2013
Wicaksono, Dirgantara. 2013. Analisis filosofis atas buku five mind for the
futurekarya Hordwar Gardner. (online).-. diakses 5 Desember 2013.
http://mujihartopanga.blogspot.co.id/2015/05/humanism-mental-discipline.html
http://desimpunj.blogspot.co.id/2012/01/five-minds-for-future.html
https://emridz.wordpress.com/2008/04/21/five-minds-for-the-future-bekal-dari-
howard-gardner/
http://bachrudinmusthafa.staf.upi.edu/2016/04/14/pikiran-masa-depan-gagasan-
pokok-komentar/
http://strategimanajemen.net/2008/06/09/5-pola-pikir-untuk-merajut-masa-depan-
yang-lebih-sempurna/
http://ahmadi30.blogspot.co.id/2014/02/pola-pikir-untuk-masa-depan.html

Вам также может понравиться