Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
ISI
3
5. Alat koordinasi: koordinasi merupakan kegiatan penting dalam pelaksanaan
fungsi manajemen dalam mencapai tujuan, kaitan pekerjaan satu dgn yang
lain, kapan dan bagaimana pelaksanaan, sehingga menjadi terpadu dan
harmonis
6. Alat/sarana pengawasan: manajer untuk mengetahui apakah suatu kegiatan
telah dilakukan dengan hasil memuaskan, realisasi sesuai/tidak.
4
sehingga bersifat global. Pendekatan ini relatif mudah karena dua hal,
informasi yang disyaratkan bersifat global dan teknik yang digunakan
sederhana.
2. Pendekatan Non-Klasik
Pendekatan non-klasik atau pendekatan Porter ini menitikberatkan pada
analisis posisi persaingan, sehingga hanya lingkungan langsung perusahaan
yang relevan. Pendekatan ini mensyaratkan informasi yang cukup tentang
pihak dalam lingkungan persaingan tersebut. Hasilnya spesifik tentang strategi
perusahaan yang dipilih.
3. Pendekatan Administratif
Fokus pendekatan ini adalah dokumen resmi rencana strategis yang memenuhi
syarat yang berisi arah dan strategi perusahaan. Pendekatan ini kurang
memperhatikan faktor komitmen dan berbagai tingkat dan bidang manajemen.
4. Pendekatan Keperilakuan
Bertentangan dengan pendekatan administratif. Penekanan pendekatan ini
adalah manfaat utama dari suatu rencana strategis bukan pada hasil berupa
dokumen resmi, melainkan pada komitmen, kesepakatan, tingkah laku yang
dihasilkan dari proses penyusunan dokumen.
5
4. Evaluasi
Setelah alternative dari strategi penyelesaian masalah sudah didapatkan,
selanjutnya dilakukan evaluasi untuk setiap alternative yang ada. Baik-
buruknya, untung-ruginya, atau peluang dan resikonya.
5. Pembuat keputusan
Keahlian ini sangat menuntut kebijaksanaan pemubuat keputusan serta
pengetahuannya. Hal ini dikarenakan keputusan yang akan dibuat nantinya
akan mempengaruhi tidak hanya perusahaan atau organisasi itu sendiri, tetapi
juga setiap orang yang terlibat di dalamnya, pemimpin maupun karyawan.
6
peranannya adalah untuk menjaga peranan pemegang saham, tentulah
pertimbangan ini dapat di mengerti. Namun demikian, bila perusahaan itu sudah
menjadu publik, di mana para pemegang saham sudah beragam.
Adanya perdagangan itu di perlukan suatu komisaris eksternal, yang tidak
lepas dari konsep Agency theority, yaitu bahwa suatu masalah muncul di
perusahaan karena manajamen puncak tidak mau bertanggung jawab atas
keputusan mereka kecuali mereka memiliki jumlah saham yang cukup banyak di
sebuah perusahaa. Artinya, dewan komisaris membutuhkan orang luar untuk
menjamin agar manajeman puncak terhindar dari tidak mementngkan diri sendiri
yang merugikan pemilik saham.
7
tentang seperti apa seharusnya wujud perusahaan. Inilah yang sering di
wujudkan dalam menyatakan visi dan misi perusahaan. Di mana di harapkan
dimana sepuruh kariyawan merasa manjadi bagian dari misi dan visi tersebut.
Hal tersbut baru akan tercipta jika para directur menunjukan menjadi contoh,
dan menularkan ke pada seluruh karyawan. Paa pemimpin yang bersifat
trasformatif ini pada dasarnya mampu membuat para karyawan berkerja untuk
sesuatu yang lebih dari sekedar detail pekerjaan sehari hari. Segala prilaku
sikap dan nilai nilai yang di anut, dan segala tindak tanduk menjadi acuan
dan di contoh oleh karyawan.
2. Mengelola Proses Perencanaan Strategi
Manajemen puncak mempunyai peran penting dalam menyesuaikan proses
perencanaan strategik perusahaan. Banyak sekali yang terjadi, rencana
strategik yang sudah di rapatkan alam rapat rapat perencanaan, dan di
rumuskan untuk di laksanakan, tidak memperoleh hasil yang memadai, karena
lemahnya pengelolaan manajemen puncak. Salah satu penyebab utamanya
adalah peran perancanaan strategi tidak muncul dari unit unit bisnis atau
devisi devisi dalam perusahaan. Pendekatan seperti ini di kenal dengan
pendekatan bottom up. Jadi, tidak Top down, di mana rencana semuanya
di rumuskan oleh manajemen puncak , sehingga pihak pihak di unit bisns
atau devisi sekedar melaksanakan saja.
8
2.3.6 Prinsip prinsip Tata Kelola Perusahaan
Ada lima prinsip yang kini banyak di sepakati yaitu:
1. Transparasi, bahwa perusahaan harus menyediakan informasi yang memadai
dan relevan serta dapat di akses para pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas, perusahaan harus mempertanggung jawapkan kinerjanya secara
transparan dan wajar, dan di kelolo secara terukur.
3. Responsibilitas, perusahaan selakyaknya mengetahui aturan yang berlaku dan
melaksanakan secara bertanggung jawab.
4. Independen, organ organ yang ada dalam perusahaan tidak saling
mendominasi.
5. Kesetaraan dan kewajiban, bahwa perusahaan harus selalu memerhatikan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan berdasarkan asas ke
setaraan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun orang-orang yang terlibat dalam proses penyusunan sebuah strategi adalah
manajer puncak, dewan komisaris serta staf perencana corporate. Berikut peran masing-
masing pihak yang terlibat dalam proses ini.
1. Manajer puncak sebagai penyusun strategi
a. Mengetahui profil strategi
b. Peramalan strategi
c. Pemeriksaan sumber
d. Menyelediki alternatif strategi
e. Pengujian konsistensi
f. Pemilihan strategi
2. Dewan komisaris
a. Menjamin kontinyuitas manajemen
b. Melindungi penggunaan sumber-sumber milik pemegang saham
c. Menjamin bahwa para manajer melaksanakan tindakan yang bijaksana
d. Mengesahkan keputusan-keputusan finansial dan operasional yang dibuat para
manajer
e. Mewakili perusahaan dengan organisasi dan badan kemasyarakatan lainnya
f. Memelihara, merevisi dan melaksanakan AD-ART
3. Staf perencana corporate
a. Melaksanakan studi analisis dan diagnosis lingkungan
b. Mempelajari kekuatan-kekuatan dan kelemahan perusahaan
c. Menciptakan beberapa alternatif strategi dan meneliti kelayakannya
d. Membantu implementasi strategi yang dipilih
10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/edukasi/985-penyusunan-
rencana-strategis
http://magussudrajat.blogspot.co.id/2010/11/perencanaan-strategis.html
http://wawan4mi.blogspot.co.id/2012/06/makalah-manajemen-strategy.html
11