Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Masa balita adalah masa keemasan (golden periode) dalam rentan perkembangan
individu. Masa ini merupakan masa kritis yang dapat berpengaruh besar terhadap kebersihan
anak dalam proses tumbuh kembang selanjutnya dan sangat menentukan kualitas hidup
manusia, namun pemenuhan aktivitas hariannya masih tergantung penuh pada orang dewasa
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yan akan terus menjadi secara
merupakan proses bertambahnya ukuran tumbuh dan jumlah sel serta jaringan, sedangkan
perkembangan adalah bertambahnya struktur, fungsi dan kemampuan manusia yang lebih
kompleks. Proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut terbagi dalam beberapa tahapan
berdasarkan usia. Salah satu fase dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah
masa prasekolah yaitu anak yang berusia 3-5 tahun (Wong, hockenberry, wilson, winkelstein
lakukan orangtua karena memudahkan berinteraksi kepada bayi. Saat di gendong posisi bayi
berada dalam dekapan orang tua dan terjadi kontak fisik antara bayi dengan yang
menggendong, hal ini dapat membuat bayi merasa terjaga, nyaman, aman dan akan
memberikan kesempatan bagi bayi untuk melihat lingkungan di sekitarnya (Williams, 2012).
Perilaku merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok dan kemudian
menghisapnya dengan menghembuskanya keluar dan dapat mengeluarkan asap yang dapat
kesehatan manusia dan menyebabkan kematian dini. Data statistic menggambarkan bahwa
90% di sebabkan karenya penyakit jantung koronerdan 75% yang di sebabkan karena
Data statistik dari WHO tahun 2012 menunjukkan prevalensi jumlah perokok (berusia
lebih dari 15 tahun) di seluruh dunia sebanyak 36% pada laki-laki dan 8% perempuan.
Sedangkan di indonesia prevalensi jumlah perokok yang berusia lebih dari 15 tahun hampir
mencapai dua kal lipat rata-rata perokok usia dewasa di dunia, yaitu 61% laki-laki serta 5%
perempuan. (world health organization, 2012).Rata-rata proporsi perokok saat ini di riau
sebesar 24.2%..proporsi perokok aktif setiap hari tertinggi terdapat pada kelompok umur 35-
39 tahun (34,8%) dan kelompok umur 30-34 tahun (34,7%) sedangkan proporsi perokok
setiap hari padalaki-laki lebih tinggi daripada perempuan (45,8% berbanding 1,2%). Proporsi
perokok aktif setiap hari paling tinggi juga ditemukan pada petani/nelayan/buruh (50,8%) dan
wiraswasta (49,2%) serta di wilayah perdesaan (25,6%) dari pada perkotaan (22,0%).
(riskesdas 2013).
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ
saluran pernafasan bagian atas dan bagian pernafasan bagian bawah yang disebabkan oleh
virus, jamur dan bakteri. ISPA akan menyerang host apabila ketahanan tubuh (immonologi)
menurun pada bayi di bawah lima tahun dan bayi merupakan salah satu kelompok yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang masi rentan terhadap berbagai penyakit (Prabowo,
2012). Menurut world health organization (WHO) tahun 2011 di new york jumlah penderita
ISPA adalah 48.325 anak dan memperkirakan di negara berkembang berkisar 30-70 kali lebih
tinggi dari negara maju dan diduga 20% dari bayi yang lahir di negara berkembang gagal
mencapai usia 5 tahun dan 25-30% dari kematian anak disebabkan oleh ISPA. Hal ini dapat
di lihat dari angka kesakitan dan angka kematian akibat ISPA. Kematian akibat ISPA pada
balita mencapai 12,4 juta pada balita golongan umur 0-5 tahun setiap tahun diseluruh dunia,
dimana dua pertiganya adalah bayi, yaitu golongan umur 0-1 tahun dan sebanyak 80,3%
Penyakit ISPA menduduki peringkat pertama pada pola penyakit pasien rawat di RS
tahun 2005. Angka kesakitan penduduk tersebut diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil
pengumpulan data dari dinkes kabupaten/kota yang di peroleh dari pencatatan dan pelaporan
saran kesehatan bahwa 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumahsakit. Pada
umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak-anak diperkirakan balita di indonesia rata-
rata mengalami sakit batuk dan pilek 3 sanpai 6 kali pertama. WHO memperkirakan kejadian
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, prevalensi
ISPA di indonesia sekitar 25,5% dengan prevalensi tertinggi pada bayi dua tahun (>35%).
Jumlah balita dengan ISPA di indonesia pada tahun 2011 adalah 1.000 balita yang berarti
sebanyak 150.000 balita meninggal pertahun atau sebanyak 12.500 balita perbulan atau 416
kasus sehari atau 17 balita perjam atau seorang balita perlima menit. Dapat disimpulkan
Angka kejadian ISPA sangat menyita perhtian serius,dan dibutuhkan cara untuk
mencegah dan memberantas penyakit ini. Di propinsi riau,angka kejadian ISPA pada balita
juga mengalami peningkatan, berdasarkan rekapitulasi laporan bulanan dinas kesehatan
provinsi riau, angka kejadian ISPA pada tahun 2010 ditemukan 189.280 kasus ISPA balita
dan pada tahun 2011 angka kejadian ISPA balita mencapai 227,699 balita (Isnaini, 2012)
Daftar pustaka
Afriansyah, Nurfi. (2013). Pokok-pokok hasil riset kesehatan dasar provinsi riau.
disertaikisahnyataberhentimerokok21-023.
Diperolehdarihttp://books.google.co.id/books?id=R021yR3EPIC&pg=PA4&dq=husai
ni,+2006+tobat+merokok+rahasia+dan+cara+empatik+berhenti+merokok&hl=en&sa
=X&ei=6-fhUpuwC9HyrQf3ilGQCg&redir_esc=y
pada balita.
http://repository.unri.ac.id/bitsream/123456789/1878/1/JURNAL%20PDF%20ENI.
Jakarta.
http://majalahkesehatan.com/pemyakit-yang-paling-umum-pada-anak-bag-1/ diakses
11oktober 2012
http://www.who.int/gho/publications/world_health_statistics/2012/en/
Wong, D. L., Hockenberry, M. E., Wilson, D., Winkelstein, M. & Schwatz,P. (2009).
Buku ajar keperawatan pediatrik. Ed.6. (Agus sutama, Neti juniarti & H. Y. Kuncara,