Вы находитесь на странице: 1из 6

FORMAT LAPORAN TERAPI BERMAIN

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkannya dan dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksaan atau
tekanan dari luar atau kewajiban serta tidak tergantung kepada usia tetapi
tergantung kepada kesehatan dan kesenangan yang diperoleh (Hurlock, 1998).
Menurut Hughes (1999), bermain merupakan hal yang berbeda dengan belajar
dan bekerja. Selain itu bermain juga dapat bermakna sebagai kegiatan anak
yang menyenangkan dan dinikmati. Dengan demikian, pada dasarnya setiap
aktivitas bermain selalu didasarkan pada perolehan kesenangan dan kepuasan,
sebab fungsi utama bermain adalah untuk relaksasi dan menyegarkan kembali
kondisi fisik dan mental yang berada pada ambang ketegangan (Andang,
2009).
Hospitalisasi adalah suatu proses oleh karena suatu alasan yang berencana
atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani
terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Anak yang
sakit dan harus dirawat dirumah sakit akan mengalami masa sulit karena tidak
dapat melakukan kebiasaan seperti biasanya. Lingkungan dan orang-orang
asing, perawatan dan berbagai prosedur yang dijalani oleh anak merupakan
sumber utama stres, kecewa dan cemas, terutama untuk anak yang pertama
kali dirawat dirumah sakit (Nelson, 1988). Hospitalisasi selama kanak-kanak
adalah pengalaman yang memiliki efek yang lama kira-kira satu dari tiga anak
pernah mengalami hospitalisasi (Fortinas and Warrel, 1995).
Bercerita juga adalah salah satu terapi bermain yang merupakan aktivitas yang
sangat sesuai dengan perkembangan emosi anak-anak. Kebanyakan anak kecil
lebih menyukai cerita tentang orang dan hewan yang dikenalnya. Mereka
menyukai karakter ini karena kualitas pribadi atau humornya. Karena mereka
mampu mengidentifikasi diri dengan hewan, mereka memperoleh
kegembiraan yang besar dari mendengar hal-hal yang dilakukan karakter itu
(Hurlock, 2005).
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk mengurangi rasa bosan pada anak dengan diagnosa ITP di Rs.
Bhamada slawi
2. Tujuan khusus

a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.

b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress


karena penyakit dan dirawat

c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi


anak.

d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat


penyembuhan.

C. SASARAN
Pasien anak usia 5 tahun dengan diagnosa ITP di Rs.Bhamada

BAB II DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN
Anak usia prasekolah berkembang dari perilaku sensorimotor sebagai alat
pembelajaran dan berinteraksi dengn lingkungan menjadi pembentuk pikiran
simbolik. Anak juga belajar untuk berpartisipasi dalam percakapan sosial.
Dalam aktifitas bermain, anak memiliki kehidupan fantasi aktif, menunjukkan
eksperimentasi dengan ketrampilan baru dan permainan, peningkatan aktifitas
bermain, anak dapat menggunakan dan mengendalikan dirinya sendiri.
Menurut Marjorie mengatakan bahwa anak prasekolah merupakan masa
antusiasme, bertenaga, aktivitas, kreativitas, otonomi, sosial tinggi dan
independen.
B. ANALISA KASUS
Berdasarkan analisa kasus didapatkan hasil pengamatan bahwa anak telah
dirawat selama 1 minggu, anak tampak merasa bosan dan sering bermain
sendiri datas tempat tidur
C. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI

D. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang


dijalankan pada anak.

E. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana.

F. Permainan harus mempertimbangkan keamanan anak.

G. Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama.

H. Melibatkan orang tua

I. KARAKTERISTIK PERMAINAN MENURUT TEORI

1. Associative Play : dalam permainan ini, anak berinteraksi dengan teman yang
lain tetapi tidak terorganisasi karena tidak ada yang memimpin permainan dan
tujuan permainan tidak jelas.
2. Dramatic Play : anak bermain peran sebagai proses identifikasi terhadap peran
tertentu.
3. Skill Play : permainan yang meningkatkan ketrampilan motorik kasar dan
halus. Semakin sering berlatih, anak akan semakin terampil.

BAB III METOTOLOGI PERMAINAN

A. JUDUL PERMAINAN

B. DESKRIPSI PERMAINAN
Terapi bermain yang dilakukan menggunakan teknik bercerita dengan media
boneka tangan. Perawat menceritakan sebuah kisah cerita kepada anak dengan
menggunakan boneka tangan sebagai pemeran dalam tokoh cerita. Perawat
juga menggunakan suara yang berbeda-beda untuk setiap tokoh boneka
tangan.
C. TUJUAN PERMAINAN

Tujuan dilakukan terapi bermain dengan teknik bercerita adalah :


1. Mengurangi kejenuhan anak dalam proses hospitalisasi

2. Merangsang daya imajinasi anak

3. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi

4. Memperluas wawasan dan cara berfikir anak

5. Memacu kemampuan verbal anak

D. KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN

E. Mendengar aktif

F. Pengendalian emosi

G. Intelegensi

H. Konsentrasi

I. JENIS PERMAINAN

Kegiatan yang akan dilakukan oleh anak adalah mendengar aktif dan
menanggapi isi cerita.
J. ALAT YANG DIPERLUKAN
Perlengkapan cerita : boneka tangan
K. WAKTU PELAKSANAAN

L. Terapi bermain akan dilaksanakan pada:


M. Hari/tanggal : Selasa, 25 Oktober
N. Waktu : 09.00 09.30 WIB

O. PROSES BERMAIN

P. HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI

Waktu penyajian dengan mempertimbangkan daya pikir, kemampuan bahasa,


rentang konsentrasi dan daya tangkap anak, penulis menyimpulkan sebagai
berikut; usia 4 tahun, waktu cerita hingga 7 menit dan usia 4-8 tahun, waktu
cerita hingga 10 -15 menit.
Q. ANTISIPASI MEMINIMALKAN HAMBATAN

R. Libatkan keluarga supaya anak kooperatif sehingga terapi bermain dapat


dilakukan.

S. Gunakan cerita tentang tokoh yang disukai oleh anak.

T. PENGORGANISASIAN DAN DENAH BERMAIN


U. KRITERIA EVALUASI

1.

1. Evaluasi structural

Sebelum pelaksanaan kegiatan, pre planning telah disiapkan sehari sebelumnya.


1. Evaluasi Proses

1. Rencana pelaksanaan kegiatan sesuai yaitu 30 menit.

2. Klien yang diberikan terapi bermain adalah An. A 3,5 tahun dengan
diagnosa DHF, keadaan umum baik., posisi bermain duduk di atas tempat
tidur.

3. Terapi dapat dilakukan sesuai yang telah direncanakan..


4. Pengampu melakukan terapi bermain sesuai dengan yang telah
direncanakan.

5. Peserta antusias mengikuti terapi bermain ini.

6. Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

2. Evaluasi hasil

Klien dapat memberikan feedback terhadap cerita yang disampaikan.

Вам также может понравиться