Вы находитесь на странице: 1из 9

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/308359247

Management policies for small-scale fishers in


the north coast of Central Java

Conference Paper January 2015

CITATIONS READS

0 4,396

2 authors, including:

Suharno Suharno
Universitas Jenderal Soedirman
11 PUBLICATIONS 2 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Fisheries Management View project

All content following this page was uploaded by Suharno Suharno on 21 September 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

KEBIJAKAN PENGELOLAAN USAHA PERIKANAN TANGKAP NELAYAN SKALA


KECIL DI PANTURA JAWA TENGAH

Suharno1, Tri Widayati2


1,2
Mahasiswa Doktor Ilmu Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang
Triwiedy3@ahoo.Com

Abstrak
Solusi pembangunan perikanan saat ini belum dapat memecahkan berbagai permasalahan yang muncul, yaitu
minimnya kesejahteraan nelayan dan indikasi hasil tangkap yang berlebih (over fishing) di pantai utara Jawa
Tengah. Eksploitasi sumberdaya ikan secara berlebih sebagai salah satu cara dalam menambah pundi-pundi sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD), menjadikan penangkapan sumberdaya ikan secara tidak terkendali karena tanpa
mempertimbangkan konsep sustainable development. Pantai utara Jawa Tengah sebagai salah satu bagian di
Provinsi Jawa Tengah yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap produksi perikanan di Pulau Jawa. Tahun
2014 tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan sebesar 100,66% dari nilai MSY atau sebesar 163.231 ton. Penelitian ini
mencoba menjawab faktor-faktor penentu dalam kebijakan pengelolaan perikanan tangkap di Pantai Utara di Jawa
Tengah. Temuan dengan bioeconomics untuk menjawab apakah terjadi indikasi hasil tangkap yang berlebih (over
fishing) yang masih dapat berlanjut atau tidak. Data Envelopement Analysis (DEA) untuk menganalisis keadaan
jumlah alat tangkap yang optimal. Terdapat 7 jenis alat tangkap utama yang digunakan para nelayan pantai utara di
Jawa Tengah yaitu pukat tarik, pukat kantong, pukat cincin/purse seine, jaring insang/gillnet, jaring angkat, pancing,
alat pengumpul, dan alat tangkap lainnya. Jumlah alat tangkap tersebut saat ini berdasarkan hasil analisis sudah
melampaui carrying capacity yang ada. Beberapa alternatif kebijakan yang dapat dipergunakan dalam pengelolaan
perikanan tangkap Pantai Utara di Jawa Tengah adalah (1) pengkonservasian dan perehabilitasian hutan mangrove,
(2) pengaturan dan pendistribusian jumlah alat tangkap, (3) pengolahan pasca panen, (4) revitasasi dan modernisasi
armada besar yang beroperasi di wilayah lepas pantai, (5) pelarangan dan pengurangan armada kecil yang tidak
efisien dan tidak ramah lingkungan, (6) pengembangan industri hilir dalam hal pengolahan ikan, (7) pengelolaan dan
peningkatan kapasitas kelembagaan perikanan dan kelautan, (8) diversifikasi dan pengupayaan mata pencaharian
alternatif, (9) kajian dan program pengkayaan stok, (10) mengintensifkan patroli laut guna mencegah illegal fishing.

Keywords : Bioeconomics, Efisiensi, Perikanan Tangkap, Nelayan, Pantai Utara Jawa Tengah

PENDAHULUAN timur hingga barat adalah Kabupaten


1.1. Latar Belakang Rembang, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara,
Provinsi Jawa Tengah mempunyai Kabupaten Demak, Kota Semarang,
wilayah seluas 32.284,268 km2 atau sekitar Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kota
23,97% dari luas wilayah Pulau Jawa, terletak Pekalongan, Kabupaten Pekalongan,
pada koordinat antara 6030-9030 LS dan Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kota
antara 108030 111030 BT. Panjang garis Tegal, dan Kabupaten Brebes. Di bagian
pantai yang dimiliki Jawa Tengah adalah selatan, terdiri dari 4 (empat) kabupaten yaitu
791,76 km, yang terdiri atas pantai utara Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Purworejo,
sepanjang 502,69 km dan pantai selatan Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Cilacap.
sepanjang 289,07 km. Selain itu, Jawa Tengah Kondisi pantai utara Jawa Tengah yang
mempunyai 34 pulau-pulau kecil. Provinsi landai dan perairan yang relatif tenang
Jawa Tengah diapit oleh tiga provinsi yaitu menjadikan pantai utara Jawa Tengah sebagai
Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, Provinsi daerah yang memiliki cukup banyak sentra
Jawa Barat di sebelah barat dan Provinsi nelayan dan penangkapan ikan terutama
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di sebelah dengan skala kecil dan menengah, namun saat
selatan. ini kondisinya sudah padat tangkap. Di pantai
Di sepanjang pantai utara Jawa Tengah selatan yang berbatasan dengan Samudera
terletak beberapa kabupaten/kota dari bagian Indonesia masih mempunyai potensi besar
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

untuk perikanan tangkap khususnya untuk tangkap gillnet dan cantrang merupakan alat
kapal penangkap ikan besar tetapi kondisinya tangkap dominan yang digunakan oleh nelayan
yang curam dengan ombak yang besar di pantai utara Jawa Tengah.
mengakibatkan kurangnya sentra nelayan dan
penangkapan ikan di pantai selatan Jawa 1.2. Perumusan Masalah
Tengah. 1. Bagaimanakah tingkat pemanfaatan
Perikanan tangkap Provinsi Jawa Tengah produksi ikan di pantai utara Jawa Tengah?
yang terdiri dari perikanan tangkap laut dan 2. Bagaimanakah tingkat efisiensi
perikanan tangkap perairan umum yang penggunaan alat tangkap terhadap produksi
mempunyai potensi untuk dikembangkan. ikan di pantai utara Jawa Tengah?
Potensi perikanan tangkap laut yang tersebar 3. Bagaimanakah kebijakan pengelolaan
di perairan Jawa Tengah sekitar 1.873.530 perikanan tangkap di pantai utara Jawa
ton/tahun meliputi Laut Jawa sekitar 796.640 Tengah?
ton/tahun dan Samudera Indonesia sekitar
1.076.890 ton/tahun. 1.3. Tujuan Penelitian
Ada beberapa permasalahan pada 1. Untuk menganalisis tingkat
perikanan di pantai utara Jawa Tengah, yakni pemanfaatan produksi ikan di pantai
minimnya kesejahteraan nelayan, indikasi utara Jawa Tengah.
hasil tangkap yang berlebih (over fishing), 2. Untuk menganalisis tingkat efisiensi
produksi perikanan yang fluktuatif, penggunaan alat tangkap terhadap
penggunaan berbagai macam alat tangkap, produksi ikan di pantai utara Jawa
armada penangkap ikan yang masih Tengah.
didominasi oleh perikanan rakyat/skala kecil 3. Untuk menganalisis kebijakan
dan pada umumnya nelayan pada perikanan pengelolaan perikanan tangkap di
skala kecil belum bisa menggunakan input pantai utara Jawa Tengah.
yang sesuai dengan seharusnya (belum bisa
mengkombinasikan input secara optimal). Hal 1.4. Manfaat
ini mengakibatkan pendapatan yang mereka 1. Bagi Peneliti.
peroleh belum optimal (Profil Kelautan & Menambah pengetahuan di bidang
Perikanan Provinsi Jawa Tengah, 2013). perikanan khususnya mengenai tingkat
Pada usaha penangkapan ikan terdapat pemanfaatan penangkapan ikan dan
beberapa faktor produksi (input), dimana kebijakan pengelolaan di pantai utara
faktor produksi adalah faktor-faktor yang Jawa Tengah.
digunakan supaya proses produksi dapat 2. Bagi Nelayan.
berjalan. Faktor produksi tersebut antara lain; Sebagai bahan pertimbangan dan
tenaga kerja, bahan bakar, jenis kapal, jenis informasi bagi nelayan di pantai utara
alat tangkap, pengalaman nahkoda (Zen et al, Jawa Tengah khususnya nelayan yang
2002). Beberapa nelayan di pantai utara Jawa menggunakan alat tangkap gillnet dan
Tengah masih didominasi oleh perikanan skala cantrang mengenai besarnya
kecil. Oleh karena itu perlu diadakan penggunaan faktor input yang tepat
penelitian untuk mengetahui apakah mereka agar dapat dicapai output yang
sudah mengkombinasikan input-input yang maksimal.
ada secara optimal, sehingga dapat dicapai 3. Bagi Pemerintah.
efisiensi yang pada akhirnya dapat Dapat memberikan masukan bagi
meningkatkan pendapatan nelayan. pemerintah khususnya pemerintah
Usaha penangkapan ikan yang menjadi daerah di pantai utara Jawa Tengah
obyek penelitian adalah usaha penangkapan dalam menentukan kebijakan terutama
ikan skala kecil yang menggunakan alat yang berkaitan dengan usaha
tangkap gillnet dan cantrang, karena alat penangkapan ikan.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

4. Bagi Pembaca. produksi (input) yang mempengaruhi produksi


Dapat memberikan informasi yang ikan (output) dan tingkat efisiensi penggunaan
berguna bagi pembaca yang tertarik input tersebut pada usaha penangkapan ikan
dengan masalah yang diteliti. dengan alat tangkap gillnet dan cantrang.
Diharapkan dengan adanya tindakan tersebut,
1.5. Kerangka Pemikiran nelayan bisa memperoleh hasil tangkapan
Dalam usaha penangkapan ikan dengan yang optimal sehingga pendapatan nelayan
alat tangkap gillnet dan cantrang faktor dapat meningkat.
produksi yang di duga berpengaruh adalah Efisiensi dalam produksi merupakan
tenaga kerja, jumlah bahan bakar, gear (alat perbandingan output dan input, artinya jika
tangkap), boat (perahu), perbekalan, rasio output-input besar, maka efisiensi
pengalaman nahkoda, lama waktu yang dikatakan semakin tinggi. Dapat dikatakan
digunakan untuk mencari ikan. Kombinasi pula bahwa efisiensi adalah penggunaan input
penggunaan faktor-faktor produksi secara yang terbaik dalam memproduksi barang
optimal dapat meningkatkan efisiensi, jika (Shone Rinald,1981 dalam Indah Susantun,
efisiensi meningkat maka pendapatan yang di 2000).
peroleh nelayan juga meningkat. Dengan analisis deskripsi perikanan
Pada umumnya nelayan skala tangkap dilokasi penelitian, akan dapat diketahui
kecil/tardisional belum bisa menggunakan kondisi eksisting sumber daya ikan terkini.
kombinasi input secara optimal. Nelayan di Selanjutnya analisis bioekonomi akan menjawab
pantai utara Jawa Tengah masih didominasi tingkat pemanfaatan perikanan tangkap, untuk
oleh perikanan skala kecil, oleh karena itu dilanjutkan dengan penentuan kebijakan
perlu diadakan identifikasi faktor-faktor pengelolaan.

Efisiensi Ekonomis Terjadi Bila :


- Efisiensi Teknis
Kombinasi faktor - EfisiensiTeknis
Efisiensi Harga Menghasilkan
produksi/Input (Effort) Produksi Maksimum
Faktor Produksi Menghasilkan
- Jumlah Tenaga Kerja Produksi Maksimum
Produksi Efisiensi Alat Pendapatan
- Jumlah Bahan Bakar Kebijakan
Ikan/Output Tangkap Nelayan
- Alat Tangkap (Gear) (jumlah ikan pengelolaan
Deskripsi Perikanan
- Perahu (Boat)
Estimasi hasil tangkap
Perikanan
yang berhasil
Tangkap di lokasi maksimum lestari Sumber daya ikan
- Pengalaman Nahkoda ditangkap)
(Maximum Sustaibnable optimal
penelitian
- Perbekalan
Yield/MSY)
- Lama Waktu

Gambar 1. Kerangka pemikiran teoritis.


Rembang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah multistages sampling,
dengan tahapan sebagai berikut :
Tahap I, menentukan TPI sebagai tempat
METODE PENELITIAN pengambilan sampel. Berdasarkan jumlah alat
1. Populasi dan Sampel tangkap Gillnet terbesar dan jumlah alat
Populasi penelitian ini adalah nelayan tangkap sirang terbesar.
dengan alat tangkap gillnet yang berada di
Kabupaten Pemalang dan di Kabupaten
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

Tabel 1. Jumlah Alat Tangkap Gillnet di TPI


Jenis Alat Tempat Pelelangan Ikan
Tanjungsari Tanjungsari Tasikagung
(Pemalang) (Rembang) (Rembang)

Gillnet 465 - -
Gillnet - 214 211

Tahap II, Propotionate stratified random proporsional maka setiap strata akan
sampling merupakan cara yang tepat untuk diterwakili dalam sampel secara proporsional
menentukan dasar distribusi dari sampel yang juga. Pengambilan sampel dengan strata
diambil. Teknik ini digunakan jika populasi berdasarkan pola kerja/penangkapan, dengan
memiliki anggota setiap strata memiliki satuan lama berlayar (hari): harian (1 hari)
jumlah yang relatif proporsional. Karena dengan ukuran kapal rata-rata < 1 GT.
anggota strata memiliki jumlah yang

Tabel 2. Jumlah Sampel


Alat Tangkap yang Dipilih Populasi TPI Anggota Sampel
Populasi
Gillnet (Pemalang) 465 Tanjungsari 145 100
(Pemalang)
Gillnet (Rembang) 425 Tanjungsari 214 50
(Rembang)
Tasikagung 211 50
(Rembang)

2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data


Jenis data yang dikumpulkan terdiri atas 3.1 Model Analisis Bioekonomi
data primer dan sekunder. Metode Pendekatan bioekonomi ini
Pengumpulan data dilakukan dalam dua cara, menggunakan model. Model merupakan
yaitu survei instansional, wawancara dan abstraksi atau simplikasi dari dunia nyata.
diskusi, dan pengamatan lapangan. Survei Menurut Herlambang dkk (2001) model
instansional dilakukan untuk memperoleh data adalah ringkasan teori yang dinyatakan dalam
sekunder, baik data numerik maupun formulasi matematika. Untuk mencapai tujuan
kebijakan serta peraturan perundangan yang dalam penelitian ini maka digunakan model
terkait dengan pengelolaan TPI. surplus produksi dan model bioekonomi
perikanan.
Model surplus produksi Schaefer
3. Teknik Analisis Data (Venema at. al, 1999) merupakan salah satu
Teknik analisis data yang digunakan cara untuk mengetahui MSY dan EMSY, dan
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif model bioekonomi Gordon-Schaefer adalah
dan kuantitatif yang berbasis pada fungsi untuk memperoleh pendugaan yang optimal
produksi dengan pendekatan analisis dalam rangka pengelolaan sumberdaya
bioekonomi, efisiensi, dan kebijakan ekonomi (MEY, EMEY).
pengelolaan perikanan tangkap.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

Pendugaan parameter biologi ini C


Y
dilakukan menggunakan metode surplus E
produksi. Metode surplus produksi adalah E.......................................................................
metode yang digunakan untuk menghitung ............................(4)
potensi lestari (MSY) dan upaya optimum Biasanya untuk menunjukkan upaya
dengan cara menganalisa hubungan upaya penangkapan yang dimaksud digunakan
tangkap (E) dengan hasil tangkap per unit jumlah trip penangkapan suatu armada
upaya tangkap (CPUE) pada suatu perairan penangkapan ikan. Akan tetapi bila jumlah trip
dengan data time series. Data yang digunakan penangkapan sulit ditemukan, maka dapat
berupa data hasil tangkap (catch) dan upaya dipergunakan jumlah armada penangkapan
tangkap (effort) (Mukhlisa, 2006). ikan. Kelemahannya adalah tidak bisa
Menurut Schaefer (1957), hubungan menggambarkan berapa banyak upaya
hasil tangkap (catch) dengan upaya tangkap penangkapan yang dilakukan setiap kapal.
(effort) adalah:
C = E - E2 3.2 Uji Efisiensi
........................................................................... Uji efisiensi digunakan untuk melihat
.................(1) apakah input yang digunakan dalam usaha
Untuk mendapatkan hasil tangkapan penangkapan ikan sudah efisien atau belum.
optimal yang lestari atau MSY, maka perlu Nilai Efisiensi teknis dapat diketahui dari hasil
dilakukan dengan menurunkan persamaan (1), pengolahan data dengan Frontier. Justifikasi
yaitu menjadi dC / d E = 0 (first order nilai efisiensinya adalah (Viswanathan et
condition), sehingga diperoleh - 2 E = 0. al,2001) :
Selanjutnya, akan diperoleh persamaan effort - Jika nilai efisiensi teknis sama dengan
(unit kapal) yang optimal sebagai berikut satu, maka penggunaan input dalam
(Triarso, 2006): usaha penangkapan ikan sudah efisien.
EMSY = / 2 - Jika nilai efisiensi teknis tidak sama
............................................................... dengan satu, maka penggunaan input
.....................................(2) dalam usaha penangkapan ikan belum
Dengan memasukkan persamaan (2) ke efisien.
dalam persamaan (1), yaitu E = EMSY, maka
akan diperoleh persamaan catch (C ) yang HASIL DAN PEMBAHASAN
optimal sebagai berikut:
CMSY = 2 / 4 4.1. Model Analisis Bioekonomi
........................................................................... Hasil perhitungan dengan model
.................... (3) bioekonomi tersaji pada tabel berikut :
Koefisien parameter lestari ( dan )
dapat diestimasi dengan regresi sederhana
model Schaefer berikut :

Tabel 3.
Analisis Bioekonomi Model Gordon-Schaefer
MSY MEY EOA

Catch 202.701 202.687 6.757


PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

Effort 57.650 57.165 114.331

Revenue 6.587.785.018.358 6.587.319.696.238 219.604.450.323

Cost 110.732.869.402 109.802.225.162 219.604.450.323

Profit 6.477.052.148.956 6.477.517.471.076 -


Sumber : Hasil Analisis, 2014

Hasil analisis surplus produksi dengan Secara individu, tingkat efisiensi teknis
menggunakan model Gordon-Schaefer (musim normal) dari responden yang diamati
diperoleh nilai pada Tabel 3. Analisis ini (n=200) berkisar antara 0,675 sampai dengan
berasumsi bahwa sumberdaya ikan di pantura 0,940. Efisiensi teknis usaha penangkapan
Jawa Tengah bersifat single stock. Fungsi ikan dengan alat tangkap Gillnet (musim
produksi ikan di pantura Jawa Tengah normal) sebagian besar sudah mendekati
mengikuti formula: C= 7,032131461 E X efisien (diatas 60 persen). Dimana sebagian
0,0000609899 E2 dengan R2 sebesar 69%, besar jumlah nelayan yang diamati telah
dimana C adalah produksi atau catch dengan mencapai efisiensi sebesar 80 persen sampai
satuan ton per tahun, serta E adalah upaya 89,9 persen (n = 134), sedangkan nelayan yang
penangkapan atau fishing effort dengan satuan telah mencapai tingkat efisiensi teknis di atas
trip per tahun. Hasil menunjukkan tingkat 90 persen sebanyak 62 orang dan nelayan yang
usaha penangkapan pada level MSY (EMSY) telah mencapai tingkat efisiensi teknis antara
sebesar 57.650 trip per tahun. Usaha 60 persen sampai 79,9 persen sebanyak 4
penangkapan pada level MSY seharusnya orang. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
menghasilkan produksi ikan sebesar 202.701 pendapatan sebaiknya nelayan bisa
ton per tahun. Jika dibandingkan dengan hasil menggunakan input dengan lebih efisien.
tangkap actual pada tahun 2014, di pantai utara
jawa tengah hanya sebesar 163.231 ton per 4.3. Kebijakan Pengelolaan
tahun dengan effort actual sebesar 70.511 trip Melalui hasil simulasi diperoleh terhadap
per tahun. Penangkapan sumberdaya ikan yang parameter biologi dan efisiensi teknis yang
telah overfishing menjadikan tidak efisien, mengindikasikan di pantai utara jawa tengah
terbukti upaya penangkapan telah lebih besar telah mengalami penangkapan berlebih (over
dari EMSY dengan hasil tangkapan yang exploited). Hal ini sebagai akibat lemahnya
didapatkan lebih kecil dari CMSY. upaya pencegahan pemegang otoritas yang
ditunjukkan dari terbatasnya kebijakan dan
4.2. Efisiensi Teknis pelaksanaan dan tidak tersdianya kebijakan
Dalam penelitian ini fungsi produksi teknis pada aspek kebijakan pengelolaan yang
usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap berkaitan dengan konservasi dan penegakan
Gillnet (musim normal) diestimasi dengan hukum. Charles, 2001, open access dapat
paket komputer Fontier. Hasil estimasi terjadi pada private property sebagai
menunjukkan bahwa dari 200 responden yang konsekuansi masalah penegakan hokum
diteliti, memiliki nilai rata-rata efisiensi teknis (enforcement problem). Selanjutnya jika
sebesar 0,878. Nilai efisiensi teknis tersebut mendasarkan pada aturan perikanan yang
masih dibawah nilai 1 (satu), artinya usaha berkelanjutan, yaitu : a. memiliki teknologi
penangkapan ikan dengan alat tangkap Gillnet penangkapan lestari, b. usaha menguntungkan,
masih belum efisien dan masih memungkinkan c. patuh terhadap norma-norma lingkungan
untuk menambah beberapa variabel inputnya dengan batasan penangkapan, d. bebas dalam
untuk dapat meningkatkan output (ikan) yang friksi sosial, e. tidak merusak habitat, f. aman
dihasilkan. jika dikonsumsi, g. merupakan usaha legal, h.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

teknologi dengan jaminan keselamatan, i. di


peroleh dengan dukungan minimal energi. KESIMPULAN
Dalam kebijakan pengelolaan perikanan 1. Berdasarkan hasil analisis bioekonomi
tangkap selama ini masih diindikasikan belum menunjukkan tingkat usaha penangkapan
efektif dalam perspektif pembangunan pada level MSY (EMSY) sebesar 57.650
berkelanjutan (sustainable development). trip per tahun. Usaha penangkapan pada
Terbukti masih banyak ditemukan level MSY seharusnya menghasilkan
pengoperasian jaring arad/trawl yang dilarang. produksi ikan sebesar 202.701 ton per
Temuan diperoleh pengoperasian jaring tahun. Jika dibandingkan dengan hasil
arad/trawl memiliki kelemahan yaitu : a. tangkap actual pada tahun 2014, di pantai
memiliki karakteristik mirip trawl dengan utara jawa tengah hanya sebesar 163.231
kecenderungan menguras semua jenis ikan, b. ton per tahun dengan effort actual sebesar
pemakaiannya kurang memperhitungkan 70.511 trip per tahun. Penangkapan
norma-norma lingkungan dengan daerah sumberdaya ikan yang telah overfishing
operasi di perairan pantai 4 mil pada daerah menjadikan tidak efisien, terbukti upaya
yang padat dengan kapal, c. dapat memicu penangkapan telah lebih besar dari EMSY
konflik diantara pemakai alat tangkap lainnya, dengan hasil tangkapan yang didapatkan
d. menyebabkan kerusakan ekosistem lebih kecil dari CMSY.
disekitarnya, e. hasil tangkap ikan yang 2. Berdasarkan hasil analisis efisiensi
diperoleh memiliki kecenderungan yang kecil, memiliki nilai rata-rata efisiensi teknis
f. alat tangkap yang dilarang, g. masih sebesar 0,878. Nilai efisiensi teknis
menggunakan bahan bakar campuran minyak tersebut masih dibawah nilai 1 (satu),
tanah dengan solar yang akan menyebabkan artinya usaha penangkapan ikan dengan
polusi berlebih. alat tangkap Gillnet masih belum efisien
Hasil analisis diperoleh untuk dan masih memungkinkan untuk
perencanaan strategis dalam perikanan dan menambah beberapa variabel inputnya
kelautan di pantai utara Jawa tengah. untuk dapat meningkatkan output (ikan)
Kebijakan yang diperlukan antara lain dengan yang dihasilkan.
memasukkan upaya peningkatan produksi dan 3. Diperlukan kebijakan pengelolaan
kesejahteraan nelayan dalam sasaran perikananan tangkap dengan melihat
pembangunan di masing-masing daerahnya. aspek sustainable yaitu : (1)
Kebijakan pengelolaan perikanan tangkap pengkonservasian dan perehabilitasian
yang diperlukan di pantai utara jawa tengah hutan mangrove, (2) pengaturan dan
yaitu melalui : (1) pengkonservasian dan pendistribusian jumlah alat tangkap, (3)
perehabilitasian hutan mangrove, (2) pengolahan pasca panen, (4) revitasasi dan
pengaturan dan pendistribusian jumlah alat modernisasi armada besar yang beroperasi
tangkap, (3) pengolahan pasca panen, (4) di wilayah lepas pantai, (5) pelarangan
revitasasi dan modernisasi armada besar yang dan pengurangan armada kecil yang tidak
beroperasi di wilayah lepas pantai, (5) efisien dan tidak ramah lingkungan, (6)
pelarangan dan pengurangan armada kecil pengembangan industri hilir dalam hal
yang tidak efisien dan tidak ramah lingkungan, pengolahan ikan, (7) pengelolaan dan
(6) pengembangan industri hilir dalam hal peningkatan kapasitas kelembagaan
pengolahan ikan, (7) pengelolaan dan perikanan dan kelautan, (8) diversifikasi
peningkatan kapasitas kelembagaan perikanan dan pengupayaan mata pencaharian
dan kelautan, (8) diversifikasi dan alternatif, (9) kajian dan program
pengupayaan mata pencaharian alternatif, (9) pengkayaan stok, (10) mengintensifkan
kajian dan program pengkayaan stok, (10) patroli laut guna mencegah illegal fishing.
mengintensifkan patroli laut guna mencegah
illegal fishing. Saran
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

1. Untuk memperbaiki tingkat efisiensi Profil Kelautan & Perikanan Provinsi Jawa
sebaiknya nelayan dapat menggunakan Tengah, 2013, Kementerian Kelautan
input secara proporsional, sehingga dapat dan Perikanan, Jakarta.
dicapai output yang optimal. Misalnya
perlu penambahan dalam penggunaan Schaefer, M. 1957. Some Consideration of
input bahan bakar, alat tangkap, dan Population Dynamics and
perahu, mengingat input ini belum efisien Economics in Relation to the
dalam penggunaannya. Management of the Commercial
2. Usaha penangkapan ikan dengan alat Marine Fisheries. Journal of Fisheries
tangkap Gillnet masih menguntungkan. Research Board of Canada, 14 (5) :
Oleh karena itu sebaiknya pemerintah 669-681.
mengembangkan usaha penangkapan
tersebut, namun diimbangi dengan adanya Susantun, Indah, 2000, Fungsi Keuntungan
pengontrolan dalam pemberian ijin Cobb-Douglas Dalam Pendugaan
operasi kapal-kapal besar disepanjang Efisiensi Ekonomi Relatif, Jurnal
pantai utara Jawa Tengah. Ekonomi Pembangunan, Vol. 5, No.
3. Sebaiknya nelayan mencari altenatif 2, Fakultas Ekonomi, UII, Yogyakarta
fishing ground lain, mengingat fishing
ground yang biasa digunakan untuk Triarso, Imam, 2006, Model Matematis
mencari ikan sudah dalam keadaan Bioekonomi Gordon Schaefer, Bahan
tangkap lebih (over fishing). Ajar Kuliah, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas
DAFTAR PUSTAKA Diponegoro, Semarang

Charles, A.T. 2001. Analisis Prioritas, Alokasi Venema at. al, 1999. Introduksi Pengkajian
Anggaran, Monitoring dan Evaluasi Stok Ikan Tropis. Buku I, FAO dan
Proyek Pembangunan. Biro Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perencanaan dan Kerjasama Luar Perikanan Badan Penelitian Dan
Negeri, Sekretariat Jenderal Dep. Pengembangan Pertanian, Jakarta.
Kelautan dan Perikanan Jakarta
Viswanathan et al., 2001, Fishing Skill in
Herlambang. 2001. Ekonomi Makro : Teori Developing Country Fisheries : The
Analisis dan Kebijakan. Gramedia, Kedah, Malaysia Trawl Fishery,
Jakarta. Marine Resource Economics, Vol.
16, Number 4
Mukhlisa A. Ghaffar, 2006, Optimasi
Pengembang Usaha Perikanan Mini Zen, et al, 2002, Technical Efficiency of The
Purse Seine di Kabupaten Jeneponto Driftnet and Payang Seine (Lampara
Provinsi Sulawesi Selatan,Tesis, Fisheries in West Sumatra, Indonesia,
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Journal of Asian Fisheries Scince,
(IPB), Bogor Vol. 15, P. 97-106

View publication stats

Вам также может понравиться