Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KELAS : IKTIOLOGI D
Pada saat ikan sakit, luka atau stres, proses osmosis akan terganggu
sehingga air akan lebih banyak masuk ke dalam tubuh ikan dan garam lebih
banyak keluar dari tubuh. Akibatnya beban kerja ginjal ikan untuk memompa
air keluar dari dalam tubuhnya meningkat. Apabila hal tersebut terus
berlangsung dapat menyebabkan ginjal menjadi rusak sehingga ikan mati.
Pada keadaan normal ikan mampu memompa air kurang lebih 1/3 dari bobot
total tubuhnya setiap hari. Penambahan garam ke dalam air diharapkan dapat
membantu menjaga ketidakseimbangan ini sehingga ikan tetap bertahan hidup
dan mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka atau
penyakit. Tentunya dosis untuk ikan harus diatur sedemikian rupa sehingga
kadar garamnya tidak lebih tinggi daripada kadar garam dalam darah ikan.
Apabila kadar garam dalam air lebih tinggi dari kadar garam darah, efek
sebaliknya akan terjadi, air akan keluar dari tubuh ikan dan garam masuk ke
dalam darah, akibatnya ikan terdehidrasi dan akhirnya akan mati (Pamungkas
2012).
B. Osmoregulasi pada Ikan Katadromus
Katadromous yaitu ikan yang beruaya dari air tawar menuju air laut untuk
melakukan pemijahan, seperti pada ikan sidat. Ikan betina sebagian besar hidupnya
tinggal di air tawar, sedangkan jantannya di perairan sungai yang dekat muara. Pada
saat bereproduksi ikan sidat akan menuju ke laut, disana telur akan menetas dan
berkembang. Tetapi ketika beranjak dewasa ikan-ikan sidat akan kembali ke hulu
sungai. Stadia glass eel (larva) ikan sidat lebih menyukai air laut dan bersifat
osmoregulator kuat. Sedangkan elver (benih sidat) yang sudah mengalami
pigmentasi penuh lebih menyukai perairan tawar. Ikan sidat ketika berada di laut
akan meminum banyak sekali air laut, lalu memompa kelebihan garam dengan insang
dan mengekskresikan urin dalam jumlah yang relatif sedikit. Hal ini dilakukan untuk
mengkompensasikan kehilangan air yang terjadi secara osmosis. Sedangkan ketika
berada di air tawar ikan sidat akan sedikit minum dan banyak mengeluarkan urin
yang hipoosmotik dengan cairan tubuhnya untuk menyeimbangkan perolehan air
(Fahmi 2010).
Sumber :
Fahmi MR. 2010. Phenotypic platisity kunci sukses adaptasi ikan migrasi:
studi kasus ikan sidat (Anguilla sp.). proceeding forum inovasi teknologi
akuakultur. Depok
Pamungkas W. 2012. Aktivitas osmoregulasi, respons pertumbuhan, dan
energetic cost pada ikan yang dipelihara dalam lingkungan bersalinitas.
Jurnal media akuakultur. 7(1): 44-51.