Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kondisi pasien yang membutuhkan cairan
intravena.
2. Mahasiswa dapat memperkirakan kebutuhan cairan penderita dengan kondisi
khusus, seperti demam, dehidrasi, luka bakar, dan syok hipovolemik.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar pemilihan cairan intravena, jenis-jenis
cairan intravena dan memilih cairan intravena yang sesuai kondisi pasien serta
melakukan injeksi obat secara intravena melalui infus.
4. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan infus secara lege artis
5. Mahasiswa dapat melakukan injeksi intravena melalui infus secara lege artis.
1. Luka bakar
Luka bakar merupakan rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan oleh
kontak dengan sumber panas seperti air panas, tersentuh benda panas, kobaran api,
sengatan listrik dan akibat bahan-bahan kimia. Luka bakar suhu pada tubuh terjadi
baik karena kondisi panas langsung atau radiasi elektromagnetik. Saraf dan
pembuluh darah merupakan struktur yang kurang tahan dengan konduksi panas.
Kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan intravaskuler keluar dari
lumen pembuluh darah, dalam hal ini bukan hanya cairan tetapi protein plasma dan
elektrolit. Pada luka bakar ekstensif dengan perubahan permeabilitas yang hampir
menyeluruh, penimbunan jaringan masif di intersitial menyebabakan kondisi
hipovolemik. Volume cairan iuntravaskuler mengalami defisit, timbul ketidak
mampuan menyelenggarakan proses transportasi ke jaringan, kondisi ini dikenal
dengan syok. Berdasarkan kedalamannya, luka bakar dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Luka bakar derajat 1 : superfisial skin burn
Kerusakan terbatas pada lapisan
epidermis superfisial, kulit kering
hiperemik, berupa eritema, tidak nyeri
karena ujung ujung syaraf sensorik
teriritasi, penyembuhannya terjadi secara
spontan dalam waktu 5 -10 hari
3. Demam
Kebutuhan cairan terapi rumatan untuk mengganti kehilangan cairan sensible
dan insensible harus dihitung secara teliti dan tergantung pada pemakaian energi,
meskipun jumlah itu bisa dihitung berdasarkan berat badan. Kehilangan insensible
melalui kulit dan saluran napas yang biasanya bebas elektrolit lebih besar pada bayi
baru lahir dari pada orang dewasa. Kehilangan sensible terutama dari urin
mengambil porsi 50% kebutuhan cairan. Jadi kehilangan cairan melalui urin tidak
perlu diganti sepanjang output urin tidak lebih dari 50-60% cairan rumatan.
Kebutuhan kalori untuk tumbuh bisa di perkirakan equivalent dengan kcal untuk
setiap cc kebutuhan air. Faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan kalori dan air
ialah demam (10% untuk setiap 1 C), aktifitas fisik, kehilangan gastrointestinal yang
Kebutuhan total cairan per hari seorang anak dihitung dengan formula berikut :
- 100 ml/kgBB untuk 10 kg pertama
- 50 ml/kgBB untuk 10 kg berikutnya
- 25 ml/kgBB untuk setiap tambahan kg BB-nya.
Contoh
- Seorang bayi dengan berat badan 8 kg kebutuhan cairannya 8 x 100 ml = 800
ml setiap harinya
- bayi dengan berat 15 kg (10 x 100) + (5 x 50) = 1250 ml per hari
4. Syok hipovolemik
Syok merupakan suatu keadaan gawat darurat yang sering terjadi akibat adanya
kegagalan sirkulasi dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan. Syok
terjadi akibat penurunan perfusi jaringan vital atau menurunnya volume darah secara
bermakna. Syok juga dapat terjadi akibat dehidrasi jika kehilangan darah 20% BB
atau kehilangan darah 20% EBV (estimated blood volume).
Syok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana terjadi
kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir dengan kegagalan beberapa organ,
disebabkan volume intravaskuler berkurang akibat perdarahan, kehilangan cairan
akibat diare, luka bakar, muntah sehingga menyebabkan transport oksigen dan
nutrisi ke sel menjadi tidak adekuat. Kondisi syok hipovolemik yang mengancam
jiwa akibat penurunan volume darah intravasculer, yang menyebabkan penurunan
cardiac output dan tidak adekuatnya perfusi jaringan, jaringan menjadi anoksia
sehinga terjadi perubahan metabolisme dalam sel (aerob menjadi anaerob) dan
menyebabkan terjadnya asidosis metabolik. Beberapa perubahan hemodinamik yang
terjadi pada kondisi syok hipovolemik adalah cardiac output (CO) menurun, blood
pressure (BP) menurun, systemic vascular resistance menurun, dan central venous
pressure (CVP) menurun. Terapi syok hipovolemik bertujuan untuk restorasi volume
intravaskuler, dengan target utama mengembalikan tekanan darah, nadi, dan perfusi
organ secara optimal. Bila kondisi hipovolemia telah telah teratasi dengan baik
D. Penghitungan kebutuhan cairan pada penderita dengan kondisi khusus baik anak
dan dewasa:
1. Demam
Seorang anak usia 9 bulan, berat badan 10 kg mengalami demam 39C, kebutuhan
Setiap kenaikan 1C > 37C (per rectal) kebutuhan air meningkat 10%, maka :
2. Dehidrasi
Pada keadaan dehidrasi berat harus diberi rehidrasi intravena secara cepat. Cairan awal
yang seharusnya diberikan adalah cairan isotonis untuk memperbaiki volume sirkulasi
efektif. Dalam hal ini yang biasa digunakan adalah larutan Ringer laktat. Bisa juga
menggunakan larutan Ringer Asetat jika larutan Ringer Laktat tidak tersedia, larutan
garam normal (NaCl 0.9%) dapat juga digunakan. Larutan glukosa 5% (dextrosa)
tunggal tidak efektif dan jangan digunakan. Berikan 100 ml/kg larutan yang dipilih dan
dibagi sesuai tabel berikut:
Pemberian cairan intravena bagi anak dengan dehidrasi berat
Pertama, berikan 30 ml/kg dalam Selanjutnya, diberikan 70 ml/kg dalam
Umur < 12 bulan 1 jam 5 jam
Umur 12 bulan 30 menit 2,5 jam
3. Luka bakar
Pedoman pemberian cairan pada luka bakar
1/ Per oral jika penderita dengan luka bakar tidak luas ( < 15 % grade II )
2/ Infus ( IVFD ) pada luka bakar > 15 %
Penghitungan kebutuhan cairan dan elektrolit menurut Baxter/Parkland
RL = 4cc x BB x % LB
1/ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam 1 post trauma
jumlah cairan diberikan dalam 16 jam berikutnya
2 untuk luka bakar > 50% perhitungkan = luka bakar 50 %
Dewasa :
Hari ke 1 : RL = 4cc x BB x % LB
Setelah 18 jam dextran 500 1000 cc bila bising usus + oral dimulai
Hari ke 2 : sesuai kebutuhan dan keadaan klinis penderita
Anak-anak
- Resusitasi : 2 cc x BB (kg) x % LB = ..a.. cc
- Kebutuhan faali :
< 1 tahun : BB x 100 cc
1 3 tahun : BB x 75 cc = ..b.. cc
3 5ahun : BB x 50 cc
Kebutuhan total : resusitasi + faali = a+b
Diberikan dalam keadaan tercampur
- RL : dextran = 17 : 3
- 8 jam I = ( a+b) cc
- 16 jam II = ( a+b) cc
4. Syok hipovolemik
Penanganan syok hipovolemik adalah :
- Menentukan penyebab kehilangan cairan
- Mengatasi syok dengan cairan kristaloid 20 ml/kgBB dalam - 1 jam
- Sisa defisit 50% dalam 8 jam pertama, 50% dalam 16 jam berikutnya
- Cairan RL (ringer laktat) atau NaCl 0,9%
- Kondisi hipovolemia telah teratasi/hidrasi apabila produksi urin 0,5 1
ml/kgBB/jam
3. Cairan isotonik
Suatu cairan yang memiliki tekanan osmotik yang sama dengan yang ada didalam
plasma. Cairan isotonik digunakan sebagai cairan resusitasi, cairan ini hanya
mengisi ruang ekstrasel dengan dari jumlah cairan yang diberikan tinggal dalam
ruang intravaskuler, selebihnya mengisi ruang intersisial sehingga untuk mencukupi
kebutuhan cairan plasma/darah dibutuhkan jumlah cairan 4 kali.
Contoh cairan isotonik antaralain:
a. NaCI normal 0,9 % (larutan garam fisiologis)
b. Ringer laktat (RL)
c. Ringer asetat (RA)
Cairan pengganti cairan tubuh juga dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Cairan kristaloid
merupakan cairan dengan berat molekul (BM) rendah <8000 Dalton, dengan
atau tanpa glukosa. Contohnya larutan NaCl fisiologis 0,9%, larutan ringer
laktat, dextrose 5%, dextrose 10%. Larutan ringer laktat digunakan sebagai
replacement therapy diare, trauma, luka bakar, syok hipovolemik.
2. Cairan koloid
Merupakan cairan dengan BM tinggi > 8000 dalton, dengan tekanan onkotik
yang tinggi sehingga sebagian besar akan tetap berada di ruang intravaskuler.
Contohnya albumin, fres frozen plasma (FFP), red blood cells .
NAMA : NIM :
Keterangan :
0 : tidak dilakukan/disebut sama sekali
1 : dilakukan tapi tidak sempurna
2 : dilakukan tapi kurang sempurna
3 : dilakukan dengan sempurna dan legeartis
( dr. ........................................... )
K. Daftar tilik pemasangan infus dan injeksi intravena melalui infus
NAMA : NIM :
No Aspek yang dinilai Nilai
0 1 2 3
1 Cek program terapi cairan/review keputusan pemberian terapi cairan
2 Berikan salam, panggil klien dengan sopan
3 Menanyakan keluhan utama/memeriksa adanya tanda kegawatan
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
5 Memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan ilakukan
6 Cuci tangan dan memakai handscoen
7 Siapkan alat-alat
8 Posisikan pasien semi fowler atau supine jika tidak memungkinkan
9 Bebaskan lengan pasien dari baju/kemeja
10 Letakkan pengalas dibawah lengan pasien
11 Letakkan tournikuet/manset 5-15 cm diatas tempat tusukan
12 Periksa label pasien sesuai dengan kebutuhan caira yang akan diberikan
13 Hubungkan cairan infus dengan infus set, isi chamber kira-kira setengah kemudian
digantungkan
14 Alirkan cairan infus melalui selang infus pastikan tidak ada gelembung udara di dalamnya
15 Kencangkan klem sampai infus tidak menetes dan pertahankan kesterilan
16 Kencangkan tournikuet/manset (tekanan dibawah tekanan sistolik)
17 Anjurkan psien untuk mengepal dan membuka beberapa kali, palpasi dan pastikan
tekanan yang akan ditusuk
18 Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alkohol, lalu diulangi dengan
menggunakan kapas betain. Arah melingkar dari dalam keluar lokasi tusukan **
19 Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm dibawah tusukan
20 Pegang jarum pada posisi 30 derajat pada vena yang akan ditusuk, setelah pasti masuk
lalu tusuk perlahan dengan pasti
21 Rendahkan posisi jarum sejajar dengan kulit dan tarik jarum sedikit teruskan plastik iv
cateter kedalam vena
22 Tekan dengan jari ujung plastik iv cateter
23 Tarik jarum infus keluar **
24 Sambungkan plastik iv cateter dengan ujung selang infus
25 Lepaskan manset
26 Buka klem infus sampai cairan mengalir lancar
27 Oleskan dengan salep betadin diatas penusukan, kemudian tutup dengan kassa steril
28 Fiksasi posisi plastik iv cateter dengan plester
29 Atur tetesan infus sesuai dengan ketentuan, pasang stiker yang sudah diberi tanggal
30 Evaluasi hasil kegiatan
31 Bereskan alat-alat
32 Cuci tangan
33 Dokumentasi
Total score
Keterangan :
4 : tidak dilakukan/disebut sama sekali
5 : dilakukan tapi tidak sempurna
6 : dilakukan tapi kurang sempurna
7 : dilakukan dengan sempurna dan legeartis
** : critical point (item yang harus dilakukan)
dr. ........................................... )
Daftar Pustaka
Cummins, R.O. 1997. Advanced Cardiac Life Support. American Hearth Association.
USA.
Degowin, RL., Brown, DD. 2000. Diagnostic Examination, 7th ed. Mc Graw-Hill Co.
New York
Delp, MH. And Manning, RT. 1996. Major Diagnosis Fisik. EGC. Jakarta.
Guyton & Hall, 2006. Textbook of Medical Physiology. Iith edition. Elsevier Saunders
: Philadelphia
Moenadjat, Yefta. 2003. Luka Bakar : Pengetahuan Klinis Praktis. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
WHO. 2013. Pocket Book of Hospital Care for Children: Guidelines for the
Management of Common Childhood Illnesses 2nd ed.