Вы находитесь на странице: 1из 15

Akuntansi Perusahaan Dagang

Diposkan oleh riie_kaa Kamis, 10 Mei 2012


AKUNTANSI DALAM PERUSAHAAN DAGANG
1. Pengantar
Dalam dunia usaha kita mengenal perusahaan jasa dan perusahaan dagang.Perusahaan
jasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, sedangkan perusahaan dagang adalah
perusahaan yang bergerak dibidang pembelian dan penjualan.
Kegiatan perdagangan yang makin berkembang menuntut ketersediaan laporan
keuangan yang cepat dan akurat.Seorang akuntan memiliki tugas untuk membukukan
transaksi yang terjadi di perusahaan harus dapat memenuhi harapan tersebut.Hal ini dimulai
dengan melakukan analisis dan mencatat transaksi secara tepat.

1.1 Pengertian Perusahaan Dagang


Perusahaan dagang adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha pokok
membeli barang dari pihak lain dan menjualnya kembali kepada pihak lain tanpa mengubah
wujud fisik atau sifat barang tersebut dengan tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan.
Barang dagangan adalah barang yang dibeli perusahaan untuk dijual
kembali.Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan utama
perusahaan dagang adalah membeli dan menjual barang dengan tanpa mengubah wujud fisik
ataupun sifat barang tersebut.
Berikut ini merupakan karakteristik dari perusahaan dagang:
1. Kegiatannya melakukan pembelian dan penjualan barang dagangan
2. Pendapatannya berasal dari hasil penjualan barang dagangan
3. Terdapat perhitungan Harga Pokok Penjualan untuk menentukan laba atau rugi
4. Beban operasionalnya terdiri atas beban penjualan dan beban administrasi umum

1.2 Kegiatan dan Siklus Perusahaan Dagang


Transaksi-transaksi yang menjadi ciri-ciri perusahaan dagang yaitu sebagai berikut:
1. Transaksi pembelian barang dagangan
Transaksi pembelian barang dagangan adalah membeli barang dagangan baik secara tunai
maupun secara kredit. Jika pembeliannya secara kredit maka akan menimbulkan Utng
Dagang.
2. Transaksi Retur Pembelian dan Pengurangan harga
Transaksi retur pembelian dan pengurangan harga adalah mengembalikanatau sebagian
barang yang telah dibeli kepada penjual karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
3. Potongan Pembelian
Potongan pembelian adalah potongan yang diterima pembeli karena melunasi utang secara
tunai atau lebih cepat dari pada jangka waktu yang ditetapkan dalam syarat pembayaran.
4. Beban Angkut Pembelian
Beban angkut pembelian adalah biaya beban angkut yang ditanggung oleh pembeli.
5. Transaksi Penjualan Barang Dagangan
Transaksi penjualan barang dagangan adalah menjual barang dagangan baik secara tunai
maupun kredit. Jika penjualannya secara kredit maka akan menimbulkan piutang dagang.
6. Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
Retur penjualan dan pengurangan harga adalah menerima kembali sebagian barang yang
telah dijual dari pembeli karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
7. Potongan Penjualan
Potongan penjualan adalah potongan yang diberikan oleh penjual karena pelunasan piutang
dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam syarat pembayaran.
8. Beban Angkut Penjualan
Beban angkut penjualan adalah biaya beban angkut untuk mengirim barang yang ditanggung
oleh penjual.
9. Pembayaran Utang
Pembayaran utang adalah melunasi kewajiban atas pembelian barang dagangan secara kredit.
10. Penerimaan Piutang
Penerimaan piutang adalah menerima pelunasan piutang atas penjualan secara kredit.
11. Persediaan Barang Dagangan
Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali ada kalanya selama periode tertentu belum
seluruhnya terjual sehinga pada akhir periode tertentu masih terdapat sisa barang dagangan.
Sisa barang dagangan yang belum terjual ini setelah dihitung nilainya akan dicatat pada akun
persediuaan barang dagangan. Bukti pencatatan untuk persediaan barangdagangan ini adalah
bukti memorial.
Syarat Pembayaran dan Penyerahan Barang
1. Syarat Pembayaran
Syarat pembayaran yang biasanya berlaku dalam transaksi jual beli antara lain sebagai
berikut:
a) Pembayaran tunai atau on cash, artinya pembayaran dilakukan pada saat terjadinya
penyerahan barang dagangan dari penjual kepada pembeli atau pada saat terjadinya transaksi
jual beli.
b) Pembayaran kredit atau on account, artinya pembayaran dilakukan selang beberapa waktu
setelah penyerahan barang dari penjual kepada pembeli. Jangka waktu pembayaran (saat
jatuh tempo) biasanya dicantumkan dalam faktur atau bukti transaksi pembelian dan
penjualan barang dagangan. Syarat-syarat pembayaran yang tercantum dalam faktur antara
lain adalah sebagai berikut:
Syarat n/30
Artinya pembeli harus melunasi harga barang paling lambat 30 hari setelah tanggal transaksi.
Syarat 2/10 n/30
Artinya pembeli akan mendapatkan potongan sebesar 2 % apabila ia melunasi harga barang
paling lambat 10 hari setelah tanggal transaksi atau pembeli melunasi harga barang dalam
kurun waktu 30 harisetelah tanggal transaksi tanpa mendapatkan potongan.
Syarat EOM (End of Month)
Artinya harga bersih faktur harus dilunasi paling lambat pada akhir bulan dan pihak penjual
tidak memberi potongan tunai kepada pembeli
Syarat 2/15 EOM
Artinya adalah jika pembayaran dilakukan dalam waktu 15 hari maka pembeli akan
mendapatkan potongan 2 %, sedangkan pembayaran dilakukan selambat-lambatnya pada
akhir bulan.

2. Syarat Penyerahan Barang


Syarat penyerahan barang merupakan kesepakatan antara pihak penjual dan pihak
pembeli yang berhubungan dengan tempat barang yang akan diserahterimakan setelah terjadi
kecocokan atau kesesuaian mengenai harga. Jadi syarat penyerahan adalah perjanjian antara
kedua belah pihak mengenai siapa yang akan menanggung biaya pengiriman barang dari
gudang penjual sampai ke gudang pembeli. Beberapa syarat penyerahan yang biasanya terjadi
dalam jual beli barang yaitu sebagai berikut:
a) FOB Destination Point (free on board destination point)
FOB destination point atau frangko gudang pembeli yaitu biaya angkut barang mulai dari
gudang penjual sampai kegudang pembeli ditanggung oleh penjual. Hak kepemilikan barang
masih ditangan penjual sampai barang sampai ketangan pembeli.
b) FOB Shipping Point (free on board shipping point)
FOB shipping point atau frangko gudang penjual adalah biaya angkut barang mulai dari
gudang penjual sampai gudang pembeli menjadi tanggungan pembeli. Hak kepemilikan
barang sejak keluar dadri gudang penjual sudah menjadi hak pembeli.
c) CIF (cost, insurance and freight)
CIF adalah pihak penjual menanggung biaya pengiriman barang dan premi asuransi kerugian
atas barang tersebut.
d) CIFIC (cost, insurance, and freight inclusive commission)
CIFIC adalah pihak penjual menanggung biaya pengiriman barang, premi asuransi kerugian
serta tanggungan biaya komisi atas barang tersebut.

1.3 Perbedaan Akuntansi Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang


a. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah suatu perusahaan yang kegiatan usahanya ditujukan untuk
memperoleh pendapatan/penghasilan melalui pelayanan jasa-jasa tertentu.Dalam proses
perusahaan jasa hanya melakukan kegiatan menjual jasa. Dan ini yang menjadikan
perusahaan jasa sangat mudah di lakukan proses penjurnalan. Akan tetapi jangan lupa jika
melakukan proses penjurnalan dan pembuatan laporan keuangan harus dengan teliti. Jika
salah sedikit bisa membuat kesaalahan pada laporan - laporan selanjutnya.
Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang, sehingga dalam laporan laba rugi
tidak terdapat komponen atau akun harga pokok penjualan
b. Perusahaan Dagang
Dalam proses perusahaan dagang,ini terjadi banyak kegiatan jadi lebih rumit daripada
perusahaan jasa. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan
transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk dijual kembali tanpa mengubah
bentuknya.kegiatan dalam perusahaan dagang ialah : Membeli barang dagang , Menjual
barang dagang , Memberikan potongan jika perlu. dan lain-lain. Inilah juga yang membuat
perusaahn dagang harus meiliki akuntan yang sangat teliti. Karena ke depannya perlu sekali
seorang akuntan untuk bisa meninjau , membuat , memberikan informasi berupa alaporan
yang valid dan bisa di pertanggungjawabkan.pada perusahaan dagang muncul akun
persediaan dan membutuhkan perhitungan Harga pokok penjualan.
1.4 Aturan Debit Kredit dalam Akuntansi Perusahaan Dagang
Pada hakekatnya aturan debit dan kredit yang terdapat dalam perusahaan dagang tidak
berbeda jauh dengan perusahaan jasa, hanya saja pembeda dari kedua perusahaan dagang
tersebut yaitu adanya akun yang tidak terdapat dalam perusahaan jasa tetapi ada dalam
perusahaan dagang. Untuk lebih jelasnya kita lihat aturan-aturan debit dan kredit yang
terdapat dalam perusahaan dagang sebagai berikut :

Nama Akun Debit Kredit Saldo Normal

Kas + - Debit
Kendaraan + - Debit
Piutang Dagang + - Debit
Barang Habis pakai + - Debit
Peralatan Kantor + - Debit
Gedung + - Debit
Tanah + - Debit
Perabotan + - Debit
Perlengkapan + - Debit
Asuransi di bayar dimuka + - Debit
Sewa dibayar dimuka + - Debit
Beban dibayar dimuka + - Debit
Biaya Sewa + - Debit
Macam-macam biaya + - Debit
Gaji Pegawai + - Debit
Biaya Bunga + - Debit
Biaya Promosi + - Debit
Prive + - Debit
Utang dagang - + Kredit
Utang Jangka Panjang - + Kredit
Utang Jangka Pendek - + Kredit
Pendapatan - + Kredit
Modal - + Kredit
Pendapatan lainnya - + Kredit
Pendapatan diterima - + Kredit
dimuka
Beban yang masih harus - + Kredit
dibayar
Sewa diterima dimuka - + Kredit
Persediaan barang + - Debit
dagangan
Penjualan - + Kredit
Retur penjualan dan + - Debit
pengurangan harga
Potongan penjualan + - Debit
Beban angkut penjualan + - Debit
Pembelian + - Debit
Retur pembelian dan - + Kredit
pengurangan harga
Potongan pembelian - + Kredit
Biaya angkut pembelian + - Debit

2 Jurnal Umum
Berikut ini merupakan cara pencatatan transaksi-transaksi dalam jurnal umum:
1. Pencatatan transaksi pembelian
Pada saat pembelian barang dagangan akan dicatat dengan mendebit akun pembelian dan
mengkredit akun kas (jika pembelian secara tunai) atau mengkredit akun utang dagang (jika
pembelian secara kredit)
Contoh 1:
Pada tanggal 5 Mei 2011 PT.Andalas membeli barang dagangan secara tunai kepada PT.
Royal sebesar Rp. 200.000
Penyelesaian:
Transaksi diatas akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
5/5 Pembelian Rp. 200.000 -
Kas - Rp. 200.000

Contoh 2:
Pada tanggal 7 Mei PT. Andalas membeli barang dagangan secara kredit kepada PT. Royal
sebesar Rp. 200.000
Penyelesaian:
Transaksi diatas akan dicatat dalamjurnal umum sebagai berikut:
7/5 Pembelian Rp. 200.000 -
Utang Dagang - Rp. 200.000

2. Pencatatan transaksi retur pembelian dan pengurangan harga


Barang yang dibeli ada kalanya tidak sesuai dengan pesanan, maka barang tersebut dapat
dikembalikan kepada penjual atau dilakukan pengurangan harga pembelian. Transaksi tersbut
diatas dicatat dengan mengkredit akun retur pembelian dan pengurangan harga pembelian,
serta mendebit akun kas jika pembelian secara tunai. Apabila pembelia secara kredit maka
akun yang di debit adalah akun utang dagang.

Contoh 1:
Pada tanggal 12 Mei 2011 PT Andalas mengembalikan barang yang dibeli secara tunai pd
tanggal 5 Mei kepada PT Royal karena rusak sebesar Rp 50.000
Transaksi diatas akan dicatat PT Royal dalam jurnal umum sebagai berikut:
12/5 Kas Rp 50.000 - Retur
Pembelian - Rp 50.000

Contoh 2:
Pada tanggal 14 Mei 2011 PT Andalas mengembalikan barang yang dibeli secara kredit dari
PT Widya sebesar Rp 50.000
Transaksi diatas akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
14/5 Utang Dagang Rp 50.000 -
Retur Pembelian - Rp 50.000

3. Pencatatan transaksi potongan pembelian


Dalam pembelian barang telah ditentukan syarat pembayaran pada faktur, misalnya 2/10
n/30. Artinya pembeli akan mendapatkan potongan sebesar 2% dari harga awal barang
dagang apabila pembeli melunasi utangnya paling lambat 10 hari dari tanggal transaksi atau
pembeli tidak akan mendapatkan potongan jika melunasi utangnya dalam kurun waktu 30
hari.
Contoh :
Pada tanggal 24 Mei 2011 PT Intn membayar utang sebagai pelunasan faktur pembelian
tertanggal 20 Mei 2011 kepada PT Bumi Persada sebesar Rp 400.000 dengan syarat 2/10,
n/30
Penyelesaiannya:
Karena pelunasan faktur dilakukan pada tanggal 24 Mei 2011 atau 4 hari setelah tanggal
transaksi, maka tramsaksi terjadi dalam masa potongan. Perhitungan potongan yang diterima
PT Intan Perwira dan jumlah yang harus dibayar adalah sebagai berikut:
Jumlah harga dalam faktur =Rp 4.000.000
Pot. Tunai 2% x Rp 4.000.000 =Rp 800.000+
Jumlah yang harus dibayar =Rp 3.200.000
Transaksi tersebut akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
24/5 Utang Dagang Rp 4.000.000 -
Kas - Rp 3.200.000
Pot.Pembelian - Rp 800.000
4. Pencatatan transaksi beban angkut pembelian
Jika dalam syarat penyerahan barang ada FOB Shipping Point, yaitu biaya angkut atas
barang dari gudang penjual sampai ke tempat pembeli menjadi tanggungan pembeli.
Contoh 1:
Pada tanggal 20 Mei 2011 PT Andalas membeli barang dagangan dari PT Purnama seharga
Rp 500.000 dengan syarat 2/10, n/30. Syarat penyerahan barang FOB Shipping Point. PT
Andalas membayar biaya angkut atas barang tersebut kepada jasa pengiriman barang sebesar
Rp 60.000
Transaksi tersebut akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
i. Jurnal membeli barang:

20/5 Pembelian Rp 500.000 -


Utang Dagang - Rp 500.000
ii. Jurnal membayar biaya angkut barang:
20/5 Beban Angkut Pemb. Rp 60.000 -
Kas - Rp 60.000
Walaupun syarat penyerahan barang adalh FOB Shipping Point, terkadang penjual
membayar lebih dulu biaya angkut pembelian. Selanjutnya biaya angkut tersebut dibebankan
kepada pembeli dengan menambahkannya pada jumlah faktur pembelian.
Contoh 2:
Dari contoh nomor 1 diatas misalkan biaya angkut barang tersebut sementara dibayar lebih
dulu oleh PT Purnama dan dibebankan kepada PT Andalas dengan menambahkannya pada
faktur pembelian.
Transaksi tersebut diatas dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
i. Jurnal pembelian barang
20/5 Pembelian Rp 500.000 -
Utang Dagang - Rp 500.000
ii. Jurnal membayar biaya angkut pembelian
20/5 Beban Angkut Pemb. Rp 60.000 -
Utang Dagang - Rp 60.000

5. Pencatatan transaksi penjualan


Penjualan barang dagangan dapat dilakuakn secara tunai atau kredit. Jurnal untuk
mencatat suatu transaksi penjualan terdiri atas mendebet akun kas (jika penjualan tunai) atau
mendebet akun piutang dagang (jika penjualan kredit) dan mengkredit akun penjualan.
Contoh 1:
Pada tanggal 5 juni 2011 PT Naharina menjual barang dagangan secara tunai kepada PT
Andalas sebesar Rp 1.500.000
Transaksi tersebut akan dicatat oleh PT Naharina dalam jurnal umum sebagai berikut:
5/6 Kas - Rp 1.500.000
Penjualan Rp 1.500.000 -

Contoh 2:
Pada tanggal 6 Juni 2011 PT Pesantren Baru menjual barang dagangannya kepada PT
Ngadirejo sebesar Rp 2.500.000 dengan syarat 3/10, n/30
Transaksi tersebut akan dicatat oleh PT Pesantren Baru dalam jurnal umum sebagai berikut:
6/6 Piutang Dagang Rp 2.500.000 -
Penjualan - Rp 2.500.000

6. Pencatatan transaksi retur penjualan dan pengurangan harga


Barang yang dijual ada kalanya dikembalikan oleh pembeli karena barangnya rusak atau
tidak sesuai pesanan. Atas pengembalian barang tersebut dicatat akun retur penjualan dan
pengurangan harga. Transaksi akun penjualan akan dicatat disisi debit dan mengkredit akun
piutang dagang (apabila penjualan secara kredit) atau akan mengkredit akun kas (jika
penjualan secara tunai)
Contoh 1 :
Pada tanggal 7 Juni 2011 PT Naharina menerima kembali barang yang telah dijual kepada PT
Andalas sebesar Rp 200.000 karena rusak. (lihat contoh 1 pada transaksi penjualan diatas)
Transaksi tersebut akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
7/6 Retur Penjualan Rp 200.000 -
Kas - Rp 200.000
Contoh 2:
Pada tanggal 8 Juni 2011 PT Ngadirejo menerima kembali barang yang telah dijual kepada
PT Pesantren Baru sebesar Rp 500.000
Transaksi diatas akan dicatat oleh PT Ngadirejo dalam jurnal umum sebagai berikut:
8/8 Retur Penjualan Rp 500.000 -
Piutang Dagang - Rp 500.000

7. Pencatatan transaksi potongan tunai penjualan


Potongan tunai penjualan adalah potongan yang diberikan kepada pembeli karena pembeli
membayar lebih awal dari jangka waktu pelunasan. Pencatatan transaksi potongan tunai
penjualan akan dicatat dalam jurnal umum pada akun potongan tunai penjualan disisi debit.
Contoh :
Pada tanggal 10 Juni 2011 PT Ngadirejo melunasi utangnya sebagai pelunasan faktur kepada
PT Pesantren Baru sebesar
Rp 2.500.000 dengan syarat 3/10, n/30.
Penyelesaiannya:
Jumlh. faktur 6 Juni 2011 dgn syarat 3/10, n/30 Rp 2.500.000
Potongan tunai 3% x Rp 2.500.000 =Rp 75.000-
Jmlh. yg diterima PT Ngadirejo tgl 10 Juni11 =Rp 2.425.000
Transaksi diatas akan dicatat oleh PT Ngadirejo dalam jurnal umum sebagai berikut:
10/6 Kas Rp 2.425.000 -
Pot.Penjualan Rp 75.000 -
Piutang Dagang - Rp 2.500.000

8. Pencatatan transaksi beban angkut penjualan


Jika dalam syarat penyerahan barang ditetapkan FOB Destination Point, biaya angkut
barang sampai ke tempat pembeli menjadi tanggungan penjual. Pihak penjual akan mencatat
biaya pengiriman barang pada akun beban angkut penjualan.
Contoh
Pada tanggal 20 Juni 2011 PT Sejahtera menjual barang dagangannya kepada PT Makmur
dengan syarat 2/10, n/30. Syarat penyerahan barang FOB Destination Point. PT Sejahtera
membayar biaya pengiriman barang sebesar Rp 50.000
Transaksi diatas akan dicatat oleh PT Sejahtera dalaam jurnal umum sebagai berikut:
20/6 Beban Angkut Penjualan Rp 50.000 -
Kas - Rp 50.000
3.Buku Besar
Buku Besar adalah buku yang berisi semua rekening-rekening (kumpulan rekening)
yang ada dalam jurnal umum.Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada
masing-masing rekening dan pada akhir periode akan tampak saldo dari rekening-rekening
tersebut. Setiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal akan diposting atau dipindahkan ke
Buku Besar secara berkala.
4. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah laporan atau daftar yang memuat akun saldo dari buku besar pada
periode tertentu, biasanya pada akhir periode pembukuan. Neraca saldo disusun setelah
semua transaksi yang terdapat di dalam jurnal dipindah bukukan ke dalam akun-akun yang
bersangkutan. Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir periode atau dapat juga disiapkan
kapan saja untuk memastikan keseimbangan Buku Besar. Neraca Saldo disusun untuk
memastikan bahwa Buku Besar secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa
jumlah saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Untuk lebih jelasnya
5. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo rekening-
rekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan periode akuntansi, atau untuk memisahkan
antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang lain.
Penyesuaian yang diperlukan pada akhir periode di dalam suatu perusahaan dagang,
pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuian-penyesuaian yang dilakukan dalam
perusahaan jasa. Pada perusahaan dagang yang berbeda hanya penyusunan penyesuaian akun
persediaan barang dagang karena pada perusahaan jasa tidak terdapat persediaan barang
dagang. penyesuaian akun persediaan barang dagang dilakukan dua kali karena terdapat
persediaan dagang awal dan persediaan barang dagang akhir.
Pada akhir periode, perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang
ada di gudang. Dari perhitungan ini akan dapat diketahui jumlah unit barang yang ada di
gudang (belum terjual) pada akhir periode. Jumlah unit ini kemudian dikalikan dengan harga
pokok barang yang bersangkutan, sehingga dapat diketahui harga pokok persediaan yang ada
pada akhir periode. Melalui perhitungan fisik ini harus dimasukkan kedalam pembukuan
perusahaa, agar pembukuan dapat memberiakan informasi sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya pada aakhir periode. Proses untuk memasukkan data persedian akhir ke dalam
pembukuan dapat dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian. Dengan jurnal penyesuaian
ini akan dapat memberikan informasi mengenai persediaan akhir sekaligus juga HPP selama
periode yang bersangkutan. HPP dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Pembelian Bersih = Pembelian + Beban Angkut Pembelian (retur pembelian + potongan
pembelian)
HPP = Persediaan barang dagang awal + pembelian bersih persediaan barang dagang akhir
Sejalan dengan rumus tersebut maka jurnal penyesuaian untuk mencatat HPP dan
Persediaan Barang Dagang Akhir pada perusahaan adalah sebagai berikut:
1) HPP Rp xxx - Persediaan BD
Awal - Rp xxx
2) HPP Rp xxx -
Pembelian - Rp xxx
3) Persediaan BD Akhir Rp xxx -
HPP - Rp xxx
Apabila dalam buku besar terdapat akun-akunn yang berpengaruh atas pembelian seperti
beban angkut pembelian, retur dan potongan pembelian maka saldo-saldo rekening-rekening
tersebut harus dipindahkan kerekening HPP melalui jurnal penyesuaian sebagai berikut:
1) HPP Rp xxx -
Beban Angkut Pemb. - Rp xxx

2) Retur Pembelian Rp xxx -


HPP - Rp xxx
3) Potongan Pembelian Rp xxx -
HPP - Rp xxx
Sedangkan jurnal penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan, beban dibayar
dimuka, pendapatan diterima dimuka serta penyusutan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
1. Jurnal penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan
Beban Perlengkapan Rp xxx -Perlengkapan -
Rp xxx
2. Jurnal penyesuaian untuk beban dibayar dimuka
Misalnya transaksi beban sewa, maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Beban Sewa Rp xxx -
Sewa dibayar Dimuka - Rp xxx
3. Jurnal penyesuaian untuk beban yang belum dibayar
Misalnya transaksi gaji yang belum dibayar, maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai
berikut:
Beban Gaji Rp xxx - Utang
Gaji - Rp xxx
4. Jurnal untuk penyusutan aktiva tetap
Misalnya transaksi penyusutan gedung, maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Beban Penyusutan Gedung Rp xxx -
Akumulasi Peny. Gedung - Rp xxx
6. Kertas Kerja atau Neraca Lajur
Neraca Lajur adalah kertas kerja berkolom-kolom untuk memudahkan dalam membuat
penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan.
Dalam neraca lajur pada kolom penyesuaian dapat dilihat bahwa jurnal penyesuaian
telah memindahkan saldo persediaan (awal), pembelian dan akun-akun yang berhubungan
dengan pembelian ke akun baru yang disebut Harga Pokok Penjualan.
Pada kolom neraca saldo setelah disesuaikan terlihat bahwa akun persediaan barang
dagangan menunjukkan saldo persediaan barang per akhir periode, sedangkan akun-akun
Pembelian, Biaya Angkut Pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, dan Potongan
Pembelian tidak bersaldo lagi karena telah dipindahkan ke akun Harga Pokok Penjualan.
Akun penjualan dan akun-akun yang berhubungan dengan penjualan tidak memerlukan
penyesuaian.
Pada kolom rugi-laba, saldo akun Penjualan berada pada sisi kredit, sedangkan saldo
akun Retur dan Potongan Penjualan dan Potongan Penjualan dicantumkan pada sisi debit,
karena kedua akun tersebut akan mengurangi jumlah penjualan. Saldo akun Harga Pokok
Penjualan dicantumkan pada sisi debit kolom rugi-laba, karena harga pokok penjualan adalah
biaya.
7. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses kegiatan akuntansi. Laporan keuangan
merupakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, hasil usaha (kinerja), dan
perubahan posisi keuangan suatu entitas bisinis (perusahaan) yang berguna bagi berbagai
pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan dalam Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri atas laporan laba
atau rugi, laporan perubahan modal dan neraca.

7.1.Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi adalah salah satu laporan keuanagn yang menyajikan hasil jual beli
barang dagangan, pendapatan lain-lain, dan beban usaha yang timbul dalam suatu periode
tertentu dalam rangka memperoleh keuntungan.
Beban usaha pada perusahaan dagang dibedakan antara beban penjualan serta beban
administrasi umum. Beban penjualan adalah biaya-biaya yang digunakan untuk kegiatan
penjualan seperti beban gaji penjualan, beban iklan, beban perlengkapan toko, beban
penyusutan gedung toko dan beban-beban lain yang berhubungan dengan kegiatan penjualan.
Sedangkan beban administrasi dan umum adalah beban usaha yang bersifat umum atau
biaya yang tidak termasuk biaya penjualan.
7.2.Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah yang berisi informasi mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan perubahan modal dalam satu periode akuntansi.
7.3.Neraca
Neraca adalah laporan mengenai harta, utang, dan modal perusahaan pada periode
tertentu. Neraca harus dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu
unsur-unsur harta, utang dan modal harus disuun secara sistematis.
8. Jurnal Penutup
Jurnal penutup adalah ayat jurnal yang digunakan untuk menutup akun nominal
kelompok beban dan pendapatan. Selain itu juga digunakan untuk menutup akun prive dan
laba atau rugi. Proses penutupan buku dilakukan dengan uraian sebagai berikut:
a. Penutupan Akun-akun Pendapatan
Akun pendapatan utama dalam perusahaan dagang adalah akun Penjualan. Mengingat
bahwa akun ini memiliki dua buah akun pengurang, maka kedua akun tersebut dipindahkan
lebih dahulu ke akun Penjualan, dan selanjutnya saldo akun Penjualan neto (setelah dikurangi
dengan retur dan potongan penjualan, serta potongan penjualan) dipindahkan ke akun Rugi-
Laba. Jurnal-jurnal penutup yang harus dibuat adalah sebagai berikut :

Penjualan.................................................. Rp xxx
Retur dan Potongan Penjualan............................... Rp xxx

Penjualan.................................................. Rp xxx
Rugi-Laba.............................................................. Rp xxx

Apabila perusahaan memiliki akun-akun pendapatan yang lain, seperti akun


Pendapatan Sewa, Pendapatan Bunga, dan pendapatan lainnya, maka akun-akun tersebut juga
harus ditutup ke akun Rugi-Laba dengan jurnal sebagai berikut :
Pendapatan sewa..................................... Rp xxx
Pendapatan bunga.................................... Rp xxx
Rugi-Laba.............................................................. Rp xxx

b. Penutupan Akun-akun Biaya


Tahapan selanjutnya yaitu memindahkan saldo-saldo semua akun biaya ke akun Rugi-
Laba dengan jurnal penutup sebagai berikut :

Rugi-Laba............................................................ Rp xxx
Harga pokok penjualan........................................................... Rp xxx
Biaya-biaya............................................................................. Rp xxx

c. Penutupan Akun Rugi-Laba


Setelah semua akun pendapatan dan akun biaya ditutup, maka akun-akun tersebut tidak
memiliki saldo lagi (saldonya nol rupiah), karena dengan melakukan posting jurnal-jurnal
penutup diatas, semua akun nominal telah berpindah ke akun Rugi-Laba. Tahap selanjutya
adalah menutup akun Rugi-Laba ke akun Modal dengan membuat jurnal penutup sebagai
berikut :

Rugi-Laba................................................ Rp xxx
Modal, xxx............................................................. Rp xxx

d. Penutupan Akun Prive


Pada perusahaan perseorangan saldo akun Prive pada akhir tahun harus ditutup ke akun
Modal dengan menggunakan jurnal penutup sebagai berikut :

Modal, xxx............................................................. Rp xxx


Prive, xxx.................................................................................. Rp xxx

DAFTAR RUJUKAN

Jusup, Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi.Yogyakarta: STIE YKPN Yogyakarta.


Rusdarti dan Kusmuriyanto. 2008. Ekonomi Fenomena di Sekitar Kita 3. Solo: Platinum.
MGMP Dinas Pendidikan Kota Kediri. 2010 .Ekonomi. Kediri: Intan Pariwara.
Nurhuda, Arif. 2009. Buku Besar dalam Dasar-dasar Akuntansi, (Online), (http://dasar-
akuntansi.blogspot.com/2009/09/buku-besar-dasar-dasar-akuntansi.html), diakses tanggal 17
April 2012.
Nurhuda, Arif. 2009. Neraca Saldo dalam Dasar-dasar Akuntansi, (Online), (http://dasar-
akuntansi.blogspot.com/2009/09/neraca-saldo-dasar-dasar-akuntansi.html), diakses tanggal
17 April 2012.
Castalie, Tania. 2011. Akuntansi Perusahaan Dagang, (http://taniacastalie.wordpress.com), diakses
tanggal 21 April 2011.

Вам также может понравиться