Вы находитесь на странице: 1из 18

Nama : Mauly Handsan

Nrp : 12-2015-159

Tugas Kimia Terapan

Kelas D

Soal!

1. Gambarkan step pengolahan limbah disektor industri


2. Jelaskan mengapa air limbah tidak dibuang ke lingkungan tapi untuk digunakan
kembali
3. Sebutkan dan Jelaskan beberapa tipe pengolahan limbah padatan yang dihasilkan dari
pengolahan lain
Limbah Cair Industri

Salah satu alat yang paling sering digunakan dalam penangan Limbah Cair

Limbah Cair :

Penanganan limbah cair yang tidak benar dapat membahayakan masyarakat karena dapat
mencemari aliran sungai. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya sesuatu
dalam air yang menyebabkan air tersebut menurun kualitasnya atau tidak sesuai dengan
peruntukkannya. Limbah cair dari industri berasal dari ;

1. Bekas cucian peralatan produksi, laboratorium, laundry dan rumah tangga


2. Kamar mandi dan WC
3. Bekas reagensia di labor atorium

Upaya pengelolaan lingkungan ;

1. Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah :

Saluran air hujan langsung di alirkan ke selokan umum dan dibuat sumur resapan

Saluran air dari kamar mandi/ WC di alirkan ke septic tank

Saluran dari tempat pencucian produksi dan laboratorium di alirkan ke IPAL

2. Membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL)

3. Khusus untuk limbah cair yang berasal dari gol Laktam : sebelum di campur dengan
limbah non Laktam, ditambahkan NaOH untuk memecah cincin Laktam.
Sistem Pengolahan Air Limbah

Bagan IPAL

Tujuan instalasi IPAL adalah untuk menurunkan kadar zat pencemar yang terkandung dalam
air limbah sehingga memenuhi persyaratan baku mutu yang di tetapkan. Ada 3 hal yang
harus di perhatikan :

1.Karakteristik dari Limbah

Limbah cair industri farmasi memiliki kandungan COD dan BOD serta kadar fenol yang
tinggi, tapi kadar limbah logamnya rendah dengan debit air limbah yang tinggi.

2. Kemampuan Badan Air (assimilative capacity)

Pengolahan limbah cair sangat tergantung dari kemampuan badan air (air, kali, dll) untuk
menerima beban yang berupa limbah tanpa mengakibatkan pencamaran. Semakin kecil
polutan berarti semakin besar pula (assimilative capacity) dari badan air tersebut.

3. Peraturan Tentang Limbah yang Berlaku

Tiap daerah memilki kebijakan yang berbeda terhadap standar Baku Mutu Lingkungan.
Peraturan tersebut di sesuaikan dengan keuntungan dari badan air yang bersangkutan
(beneficial use).

Mohon maaf jika bagan Insatalasi IPAL di atas tidak terliaht dengan jelas..itu hanya sabagi
gambaran saja..matur nuhun n_n
Prinsip pengolahan limbah cair :

a. Pengolahan Limbah Primer

Tujuannya adalah untuk menghilangkan buangan yang tidak larut, terdapat 4 tahap, yaitu :

Screening : merupakan usaha untuk mengurangi atau menghilangkan bahan buangan


yang besar seperti sampah, plastik, botol bekas, kayu dan barang lain yang berukuran
besar
Canal Longitudinal : Pengunaan semacam kanal yang di bagian bawahnya dibuat
agak melebar . benda yang mengendap di bagian bawah kanal selanjutnya di ambil
pada waktu tertentu.
Penghilangan lemak, minyak dan sejenisnya : Prinsipnya adalah lemak, minyak an
sejenisnya memiliki BJ yang lebih kecil dari air sehingga akan mengapung di bagian
atas air
Menghilangkan zat padat tersuspensi : Dilakukan dengan cara mengalirkan limbah
cair kedalam suatu saluran yang dilengkapi dengan penyaring- penyaring dari kasa.

b. Pengolahan Limbah Sekunder

Bak penampung limbah awal

Prinsipnya adalah menghilangkan kontaminan yang tidak terproses pada pengolahan primer.
Beberapa cara yang dapat digunakan adalah dengan filtrasi sederhana, penambahan suatu
koagulator (terutama untuk menghilangkan kadar fenol), serta penambahan bahan- bahan
kimia dengan bahan-bahan flocolant(misalnya Al2O3, Ca(OH) 2, kaporit). Kontaminan yang
dapat dihilangkan adalahberupa padatan tersuspensi (solid suspended), senyawa organik dan
anorganik yang terlarut.
Centrifuge pemisah sludge

Poly Aluminium Chloride

c. Pengolahan limbah tersier

Prinsipnya adalah untuk menurunkan COD dan BOD serta menambah oksigen terlarut
(dissolved oxygen). Penambahan oksigen terlarut secara fisik dilakukan dengan
menyemburkan udara bebas dalam air pada bak/ kolam aerasi secara kontinyu. Secara
biologis dilakukan dengan menggunakan activated sludge, dimana limbah di alirkan kedalam
bak/ kolam penampungan yang berisi mikroorganisme yang akan merubah zat organic
menjadi biomassa (energy) dan gas CO2. Secara mekanis- biologi di lakukan dengan
menyemprotkan air limbah ke permukaan benda padat (mis. Lantai beton) yang di beri
mikroorganisme.
Proses Aerasi dengan Aerator

Selanjutnya, untuk logam beratnya di hilangkan dengan penambahan Ca(OH)2 (lebih di kenal
dengan lime treatment). Dengan cara ini logm berat akan mengendap sebagai garam atau
hidroksida tau sebagai co-presipitant . air limbah yang telah sampai pada tahap ini kemudian
di alirkan ke kolam penampung yang berisi ikan mas sebagi indikator biologis.

Bak Penampung Akhir sebelum Kolam Ikan


Sebagai monitor terhadap kualitas limbah cair tersebut apakah telah layak dan di perbolehkan
untuk dibuang pada selokan limbah masyarakat, maka hendaklah sesuai dengan Baku Mutu
Limbah Cair dari Mentri Negara Lingkungan Hidup dan kebijakan daerah setempat dimana
industry tersebut berada. Saat ini Waste Water Treatment Regulation berdasarkan
Kep.51/MenLH/10/1995 mengenai Baku Mutu Limbah Cair Industri Farmasi seperti
terlampir di bawah ini :

Parameter Proses Formulasi /


Pembuatan pencampuran
Bahan
Formula
BOD5 100 ppm 75 ppm
COD 300 ppm 150 ppm
TSS 100 ppm 75 ppm
Total N 30 ppm
Phenol 1,0 ppm
pH 6,0-9,0 6,0-9,0

Berikut merupakan gambaran mengenai penanganan limbah di industri farmasi. Untuk


lumpur (slugde) yang terbentuk dari hasil pengolahan limbah di simpan dalam wadah atau
drum dan di kategorikan sebagai limbah B3. Penyimpanan limbah B3 yang di izinkan adalah
tidak lebih dari 90 hari dan penanganan limbah B3 ini selanjutnya dapat diserahkan kepada
perusahaan lain yang memiliki izin untuk pengangkutan, pengolahan dan pemusnahannya.
PENGOLAHAN DAN PENANGANAN LIMBAH

Penanganan limbah yang baik akan menjamin kenyamanan bagi semua orang. Dipandang
dari sudut sanitasi, penanganan limbah yang baik akan :

1. Menjamin tempat tinggal / tempat kerja yang bersih


2. Mencegah timbulnya pencemaran lingkungan
3. Mencegah berkembangbiaknya hama penyakit dan vektor penyakit

Usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan meliputi 2 cara pokok,
yaitu :

1. Pengendalian non teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan
dengan cara menciptakan peraturan perundang-undangan yang dapat merencanakan,
mengatur, mengawasi segala bentuk kegiatan industri dan bersifat mengikat sehingga
dapat memberi sanksi hukum pagi pelanggarnya.
2. Pengendalian teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan
dengan cara-cara yang berkaitan dengan proses produksi seperti perlu tidaknya
mengganti proses, mengganti sumber energi/bahan bakar, instalasi pengolah limbah
atau menambah alat yang lebih modern /canggih. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah :
1. Mengutamakan keselamatan manusia
2. Teknologinya harus sudah dikuasai dengan baik
3. Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan.

A. PENANGANAN LIMBAH PADAT

Limbah padat dapat dihasilkan dari industri, rumah tangga, rumah sakit, hotel, pusat
perdagangan/restoran maupun pertanian/peternakan. Penanganan limbah padat melalui
beberapa tahapan, yaitu :

1. Penampungan dalam bak sampah


2. Pengumpulan sampah
3. Pengangkutan
4. Pembuangan di TPA.

Sampah yang sudah berada di TPA akan mengalami berbagai macam perlakuan, seperti
menjadi bahan makanan bagi sapi / ternak yang digembala di TPA, di sortir oleh pemulung,
atau diolah menjadi pupuk kompos.
A. Berikut ini beberapa metode penanganan limbah organik padat :

1. Composting, yaitu penanganan limbah organik menjadi kompos yang bisa


dimanfaatkan sebagai pupuk melalui proses fermentasi. Bahan baku untuk membuat kompos
adalah sampah kering maupun hijau dari sisa tanaman, sisa makanan, kotoran hewan, sisa
bahan makanan dll. Dalam proses pembuatan kompos ini bahan baku akan mengalami
dekomposisi / penguraian oleh mikroorganisme.

Proses sederhana pengomposan berlangsung secara anaerob yang sering menimbulkan gas.
Sedangkan proses pengomposan secara aerob membutuhkan oksigen yang cukup dan tidak
menghasilkan gas. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pengomposan yaitu :

1. Ukuran bahan, semakin kecil ukuran bahan semakin cepat proses pengomposan
2. Kandungan air, tumpukan bahan yang kurang mengandung air akan berjamur
sehingga proses penguraiannya lambat dan tidak sempurna. Tetapi jika kelebihan air
berubah menjadi anaerob dan tidak menguntungkan bagi organisme pengurai.
3. Aerasi, aerasi yang baik akan mempercepat proses pengomposan sehingga perlu
pembalikan atau pengadukan kompos.
4. pH (derajat keasaman), supaya proses pengomposan berlangsung cepat, pH kompos
jangan terlalu asam maka perlu penambahan kapur atau abu dapur
5. suhu, suhu optimal pengomposan berlangsung pada 30 450 C
6. perbandingan C dan N, proses pengomposan dapat dihentikan bila komposisi C/N
mendekati perbandingan C/N tanah yaitu 10 12
7. kandungan bahan sampah seperti lignin, wax (malam) damar, selulosa yang tinggi
akan memperlambat proses pengomposan.

Cara pembuatan kompos, memalui cara :

1. menggunakan komposter
2. tumpukan terbuka (open windrow)
3. cascing (menggunakan cacing)

Di dalam kompos terdapat unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman, sehingga digunakan
sebagai pupuk tanaman dan disebut pupuk organik. Dalam proses pengomposan, bahan baku
kompos mengalami perubahan kimiawi oleh mikroorganisme / bakteri yang membutuhkan
nitrogen untuk hidupnya. Tetapi tidak selalu bahan baku kompos mengandung nitrogen yang
cukup untuk kebutuhan bakteri pengurai tersebut sehingga diperlukan pemberian tambahan
nitrogen, salah satunya adalah EM 4 (effective microorganism 4) yang berfungsi sebagai
aktivator. Hal ini akan membantu bakteri hidup berkembang dengan baik sehingga proses
penguraian bahan baku kompos menjadi lebih cepat dan proses pengomposan berlangsung
lebih cepat pula. Jika aerasi kurang, maka yang terjadi adalah proses pembusukan dan akan
mengasilkan bau busuk akibat terbentuknya amoniak (NH3) dan asam sulfida (H2S).

Kompos dari bahan baku organik memiliki beberapa kegunaan antara lain :

1. memperbaiki kualitas tanah


2. meningkatkan kemampuan tanah dalam melakukan pertukaran ion
3. membantu pengolahan sampah
4. mengurangi pencemaran lingkungan
5. membantu melestarikan sumber daya alam
6. membuka lapangan kerja baru
7. mengurangi biaya operasional bagi petani atau pecinta tanaman

Gas Bio, yaitu pengubahan sampah organik yang berasal dari tinja manusia maupun
kotoran hewan menjadi gas yang dapat berfungsi sebagai bahan bakar alternatif.
Kandungan gas bio antara lain metana ( CH4) dalam komposisi yang terbanyak,
karbondioksida ( CO2 ), Nitrogen ( N2 ), Karbonmonoksida ( CO ), Oksigen (O2), dan
hidrogen sulfida (H2S). Gas metana murni adalah gas tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa. Supaya efektif, proses pengubahan ini harus pada tingkat kelembaban yang
sesuai, suhu tetap dan pH netral.

Makanan ternak ( Hog Feeding ), adalah pengolahan sampah organik menjadi makanan
ternak. Agar sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak harus dipilih dan
dibersihkan terlebih dulu agar tidak tercampur dengan sampah yang mengandung logam
berat atau bahan-bahan yang membahayakan kesehatan ternak.

B. Berikut ini beberapa metode penanganan limbah anorganik padat :

1. Empat R ( 4 R = replace, reduce, recycle dan reuse )

Replace yaitu usaha mengurangi pencemaran dengan menggunakan barang-barang yang


ramah lingkungan. Contohnya memanfaatkan daun daripada plastik sebagai pembungkus,
menggunakan MTBE daripada TEL untuk anti knocking pada mesin, tidak menggunakan
CFC sebagai pendingin dan lain-lain.

Reduce yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan meminimalkan produksi


sampah. Contohnya membawa tas belanja sendiri yang besar dari pada banyak kantong
plastik, membeli kemasan isi ulang rinso, pelembut pakaian, minyak goreng dan lain-lain
daripada membeli botol setiap kali habis, membeli bahan-bahan makanan atau keperluan lain
dalam kemasan besar daripada yang kecil-kecil.

Recycle yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan mendaur ulang sampah
melalui penanganan dan teknologi khusus. Proses daur ulang biasanya dilakukan oleh
pabrik/industri untuk dibuat menjadi produk lain yang bisa dimanfaatkan. Dalam hal ini
pemulung berjasa sekaligus mendapatkan keuntungan karena dengan memilah sampah yang
bisa didaur ulang bisa mendapat penghasilan.Misalnya plastik-plastik bekas bisa didaur ulang
menjadi ember, gantungan baju, pot tanaman dll.

Reuse yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menggunakan dan
memanfaatkan kembali barang-barang yang seharusnya sudah dibuang. Misalnya
memanfaatkan botol/kaleng bekas sebagai wadah, memanfaatkan kain perca menjadi keset,
memanfaatkan kemasan plastik menjadi kantong belanja / tas dll
2. Insenerator, adalah alat yang digunakan untuk membakar sampah secara terkendali pada
suhu tinggi. Insenerator efisien karena sanggup mengurangi volume sampah hingga 80 %.
Residunya berupa abu sekitar 5 10 % dari total volume sampah yang dibakar dan dapat
digunakan sebagai penimbun tanah. Kekurangan alat ini adalah mahal dan tidak bisa
memusnahkan sampah logam.

3. Sanitary Landfill, adalah metode penanganan limbah padat dengan cara membuangnya
pada area tertentu.

Ada 3 metode sanitary landfill, yaitu :

1. Metode galian parit (trenc method), sampah dibuang ke dalam galian parit yang
memanjang. Tanah bekas galian digunakan untuk menutup parit. Sampah yang
ditimbun dipadatkan dan diratakan. Setelah parit penuh, dibuatlah parit baru di
sebelah parit yang telah penuh tersebut.
2. Metode area, sampah dibuang di atas tanah yang rendah, rawa, atau lereng kemudian
ditutupi dengan tanah yang diperoleh ditempat itu.
3. Metode ramp, merupakan gabungan dari metode galian parit dan metode area. Pada
area yang rendah, tanah digali lalu sampah ditimbun tanah setiap hari dengan
ketebalan 15 cm, setelah stabil lokasi tesebut diratakan dan digunakan sebagai jalur
hijau (pertamanan), lapangan olah raga, tempat rekreasi dll.

4. Penghancuran sampah (pulverisation), adalah proses pengolahan sampah anorganik


padat dengan cara menghancurkannya di dalam mobil sampah yang dilengkapi dengan alat
pelumat sampah sehingga sampah hancur menjadi potongan-potongan kecil yang dapat
dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang cekung atau letaknya rendah.

5. Pengepresan sampah ( reduction mode), yaitu proses pengolahan sampah dengan


cara mengepres sampah tesebut menjadi padat dan ringkas sehingga tidak memakan
banyak tempat.

C. Penanganan Limbah cair

Sekitar 80% air yang digunakan manusia untuk aktivitasnya akan dibuang lagi dalam bentuk
air yang sudah tercemar, baik itu limbah industri maupun limbah rumah tangga. Untuk itu
diperlukan penanganan limbah dengan baik agar air buangan ini tidak menjadi polutan.

Tujuan pengaturan pengolahan limbah cair ini adalah :

1. Untuk mencegah pengotoran air permukaan (sungai, waduk, danau, rawa dll)
2. Untuk melindungi biota dalam tanah dan perairan
3. Untuk mencegah berkembangbiaknya bibit penyakit dan vektor penyakit seperti
nyamuk, kecoa, lalat dll.
4. Untuk menghindari pemandangan dan bau yang tidak sedap

Pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan cara-cara :

Cara Fisika, yaitu pengolahan limbah cair dengan beberapa tahap proses kegiatan
yaitu :

1. Proses Penyaringan (screening), yaitu menyisihkan bahan tersuspensi yang


berukuran besar dan mudah mengendap.
2. Proses Flotasi, yaitu menyisishkan bahan yang mengapung seperti minyak dan
lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya.
3. Proses Filtrasi, yaitu menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari
dalam airatau menyumbat membran yang akan digunakan dalam proses
osmosis.
4. Proses adsorbsi, yaitu menyisihkan senyawa anorganik dan senyawa organik
terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air
buangan tersebut, biasanya menggunakan karbon aktif.
5. Proses reverse osmosis (teknologi membran), yaitu proses yang dilakukan
untuk memanfaatkan kembali air limbah yang telah diolah sebelumnya dengan
beberapa tahap proses kegiatan. Biasanya teknologi ini diaplikasikan untuk
unit pengolahan kecil dan teknologi ini termasuk mahal.
6. Cara kimia, yaitu pengolahan air buangan yang dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid),
logam-logam berat, senyawa fosfor dan zat organik beracun dengan
menambahkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Metode kimia dibedakan
atas metode nondegradatif misalnya koagulasi dan metode degradatif misalnya
oksidasi polutan organik dengan pereaksi lemon, degradasi polutan organik
dengan sinar ultraviolet dll.
7. Cara biologi, yaitu pengolahan air limbah dengan memanfaatkan
mikroorganisme alami untuk menghilangkan polutan baik secara aerobik
maupun anaerobik. Pengolahan ini dianggap sebagai cara yang murah dan
efisien.

Metode pengolahan limbah cair, meliputi beberapa cara :

1. Dillution (pengenceran), air limbah dibuang ke sungai, danau, rawa atau laut
agar mengalami pengenceran dan konsentrasi polutannya menjadi rendah atau hilang.
Cara ini dapat mencemari lingkungan bila limbah tersebut mengandung bakteri patogen,
larva, telur cacing atau bibit penyakit yang lain. Cara ini boleh dilakukan dengan syarat
bahwa air sungai, waduk atau rawa tersebut tidak dimanfaatkan untuk keperluan lain,
volume airnya banyak sehingga pengenceran bisa 30 -40 kalinya, air tersebut harus
mengalir.
2. Sumur resapan, yaitu sumur yang digunakan untuk tempat penampungan air limbah
yang telah mengalami pengolahan dari sistem lain. Air tinggal mengalami peresapan ke
dalam tanah, dan sumur dibuat pada tanah porous, diameter 1 2,5 m dan kedalaman 2,5
m. Sumur ini bisa dimanfaatkan 6 10 tahun.

3. Septic tank, merupakan metode terbaik untuk mengelola air limbah walaupun
biayanya mahal, rumit dan memerlukan tanah yang luas. Septic tank memiliki 4 bagian
ruang untuk tahap-tahap pengolahan, yaitu :

a. Ruang pembusukan, air kotor akan bertahan 1-3 hari dan akan mengalami
proses pembusukan sehingga menghasilkan gas, cairan dan lumpur (sludge)

b. Ruang lumpur, merupakan ruang empat penampungan hasil proses


pembusukan yang berupa lumpur. Bila penuh lumpur dapat dipompa keluar

c. Dosing chamber, didalamnya terdapat siphon McDonald yang berfungsi


sebagai pengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan agar merata

d. Bidang resapan, bidang yang menyerap cairan keluar dari dosing chamber
serta menyaring bakteri patogen maupun mikroorganisme yang lain. Panjang
minimal resapan ini adalah 10 m dibuat pada tanah porous.

4. Riol (parit), menampung semua air kotor dari rumah, perusahaan maupun lingkungan.
Apabila riol inidigunakan juga untuk menampung air hujan disebut combined system. Sedang
bila penampung hujannya dipisahkan maka disebut separated system. Air kotor pada riol
mengalami proses pengolahan sebagai berikut :

a. Penyaringan (screening), menyaring benda-benda yan mengapung di


air

b. Pengendapan (sedimentation), air limbah dialirkan ke dalam bak besar


secara perlahan supaya lumpur dan pasir mengendap.

c. Proses biologi (biologycal proccess), menggunakan mikroorganisme


untuk menguraikan senyawa organik

d. Saringan pasir (sand filter)

e. Desinfeksi (desinfection), menggunakan kaporit untuk membunuh


kuman

f. Dillution (pengenceran), mengurangi konsentrasi polutan dengan


membuangnya di sungai / laut.

D. Penanganan Limbah Gas, Debu dan Partikel

Filter udara digunakan untuk menangkap debu / partikel yang keluar dari cerobong atau
stack. Berikut ini beberapa macam filter udara, meliputi :
1. Pengendapan siklon, adalah alat yang digunakan untuk mengendapkan debu atau abu
yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.

Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara atau gas
buang yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon, sehingga partikel yang
relatif berat akan jatuh ke bawah. Debu, abu atau partikel yang dapat diendapkan oleh siklon
adalah berukuran antara 5 40 mikro. Makin besar ukuran debu, semakin cepat partikel
diendapkan.

1. Filter basah, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor dengan
cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangkan udara kotor dari bagian
bawah alat. Pada saat udara kotor kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotan
air untuk turun ke bawah. Bila ingin hasil yang lebih baik, dapat digabungkan
pengendap siklon dengan filter basah. Penggabungan kedua alat ini menghasilkan alat
penangkap debu yang dinamakan pengendap siklon filter basah.
2. Pengendap sistem Gravitasi, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara
kotor yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 mikro atau lebih. Prinsip
kerja alat ini adalah dengan mengalirkan udara kotor ke alat, sehingga pada waktu
terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba, debu akan jatur terkumpul ke bawah
akibat gaya beratnya sendiri. Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alat
yang digunakan.
3. Pengendap elektrostatik, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara
kotor dalam jumlah (volume) besar dan waktu yang singkat, sehingga udara yang
keluar dari alat ini relatif bersih. Alat ini berupa tabung silinder, dimana dindingnya
diberi muatan positif, sedangkan tengahnya ada sebuah kawat, yang merupakan pusat
silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya tegangan yang berbeda
akan menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini
menyebabkan udara kotor seolah-olah mengalami ionisasi. Kotoran menjadi ion
negatif yang akan ditarik dinding tabung, sedangkan udara bersih akan berada di
tengah silinder kemudian terhembus keluar.

E. Penanganan Limbah Suara

Bising merupakan polusi pendengaran. Suara-suara yang sangat bising dapat mengganggu
pendengaran dan juga membuat orang tidak nyaman. Sumber kebisingan dapat dikurangi atau
dihilangkan sama sekali dengan :

1. Mematikan atau menghilangkan sumber suara / sumber kebisingan


2. Memasang alat peredam suara
3. Pengendalian pada jejak propagasi, mengganti bahan baku ruangan dengan bahan
yang dapat meredam suara
4. Pengendalian pada penerima suara, yaitu dengan melakukan upaya perlindungan pada
pendengaran manusia, seperti tutup / sumbat telinga.
F. Dampak Pengolahan Limbah Terhadap Lingkungan

Pengolahan limbah yang baik dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan, akan
tetapi bila tidak dikelola dengan baik dapat memberi dampak negatif bagi lingkungan.

a. Dampak positif pengolahan limbah

Pengolahan limbah yang benar akan memberikan dampak positif, yaitu :

1. Limbah dapat digunakan untuk menimbun lahan / dataran rendah


2. Limbah dapat digunakan untuk pupuk
3. Limbah dapat digunakan sebagai pakan ternak , baik langsung maupun mengalami
proses pengolahan lebih dulu
4. Mengurangi tempat perkembangbiakan penyakit / vektor penyakit
5. Mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit menular
6. Menghemat biaya pemeliharaan kesehatan karena masyarakat yang sehat

b. Dampak negatif bila limbah tidak dikelola dengan baik

Pengolahan limbah yang kurang baik akan memberikan dampak negatif, seperti :

1. Menjadi tempat berkembangbiaknya kuman penyakit / vektor penyakit


2. Menyebabkan gangguan kesehatan seperti sesak nafas, insomnia maupun stress
3. Lingkungan menjadi kotor, bau, saluran air tersumbat, banjir
4. Lingkungan menjadi tidak indah dipandang
5. Menurunkan minat orang datang ketempat tersebut
6. Menaikkan angka kesakitan bagi masyarakat
7. Membutuhkan dana besar untuk membersihkan lingkungan
8. Menurunkan pemasukan pendapatan daerah karena kurangnya wisatawan yang
berkunjung.
Limbah Padat

Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas domestik yang berbentuk padat.

PENGOLAHAN LIMBAH PADAT


Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yangtentunya dapat
menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupunkesehatan.
Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan
limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.

Limbah padat tanpa pengolahan adalah Limbah padat yang tidak mengandungunsur kimia
yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA
(Tempat Pembuangan Akhir ).

Limbah padat dengan pengolahan adalah Limbah padat yang mengandung unsur kimia
beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat
tertentu. Pengolahanlimbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sedehana lainnya
misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar loakatau tukang rongsokan yang biasa
lewat di depan rumah rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula
bukan apa-apa sehingga bisamenjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang.
Dapat juga dijual kepada tetanggakita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-
barang yang dapat dijual antara lainkertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol
bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dansepeda yang usang. Dapat juga dengan cara
pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak
membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengancara membakar limbah-limbah
padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya.
Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha keras,
membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapatdigunakan sebagai sumber
energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairanlogam.

Faktor faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padattersebut
adalah sebagai berikut :

1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan penanganan
khusus tempat dan sarana pembuangan.
2. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutandan pilihan
pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak danmencemari lingkungan
dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran,maka perlu kita
perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akanterkena, dan tingkat
pencemaran yang akan timbul.
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifatnon-ekonomis.
Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah denganmeningkatkan efisiensi pabrik
secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang
atau di manfaat lain.Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk
mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan
.

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT


Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan,
penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.

Pemisahan Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan
yang berbeda jugamaka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan
menjadi awet.

Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :


1. Sistem Balistik
Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragamanukuran / berat / volume.

2. Sistem Gravitasi
Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya barang yang ringan / terapung dan
barang yang berat / tenggelam.

3. Sistem Magnetis.
Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat agnet, akan langsung
menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non logam.

4. Penyusunan Ukuran Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih
kecil agar pengolahannya menjadi mudah.

5. PengomposanPengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah


membusuk,sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur
pabrik.Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan
ukurannya atauvolumenya.

6. Pembuangan Limbah Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan
limbah yangdibagi menjadi dua yaitu :
a. Pembuangan Di LautPembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada
sembarang tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapatdibuang ke laut.
Hal ini disebabkan :
Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.
Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.3. Laut menjadi dangkal.
Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat membunuh
biota laut.
b. Pembuangan Di Darat Atau TanahUntuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan
lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut :
Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
Struktur tanah.
Jaraknya jauh dengan permukiman.
Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau fauna. Pilih
lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.

Contoh dari limbah padat diantaranya yaitu: kertas, plastik, serbuk besi, serbuk kayu, kain,
dll. Limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi enam kelompok sebagai berikut:

Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa
bahan-bahan organik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme.
Contohnya yaitu: sisa makanan, sisa dapur, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat
anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga
sulit membusuk. Contohnya yaitu: selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.
Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil
pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak mudah
membusuk.
Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai
binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.
Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang
berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti dedaunan, kertas dan plastik.
Sampah industri (industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal
daribuangan industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.

Penanganan limbah padat bisa dibedakan dari kegunaan atau fungsi limbah padat itu sendiri.
Limbah padat ada yang dapat didaur ulang atau dimanfaatkan lagi serta mempunyai nilai
ekonomis seperti plastik, tekstil, potongan logam, namun ada juga yang tidak bisa
dimanfaatkan lagi. Limbah padat yang tidak dapat dimanfaatkan lagi biasanya dibuang,
dibakar, atau ditimbun begitu saja. Beberapa industri tertentu limbah padat yang dihasilkan
terkadang menimbulkan masalah baru yang berhubungan dengan tempat atau areal luas yang
dibutuhkan untuk menampung limbah tersebut.

Вам также может понравиться