Вы находитесь на странице: 1из 7

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

KELOMPOK 7 :
1. KARTIKA APRILIYANI 21115052
2. ANTONI JAYA 21115077
3. PUTRI ANGGRAIKA 21115086
4. ASEP SUMANTRI 21115087
5. RIANDINI PANDANSARI 21115089

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele
penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem ataupun
komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di antaranya adalah
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock hipovolemia, gangguan berbagai
organ tubuh, dan bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kematian. Dengan
demikian menjadi penting bagi perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang diare,
dampak negative yang ditibulkan, serta upaya penanganan dan pencegahan
komplikasinya.
Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, sebenarnya
masih ada diagnosa keperawatan yang mungkin muncul. Tetapi pada kasus ini difokuskan
pada kasus diare, sehingga tindakan keperawatan lebih banyak diarahkan pada rehidrasi
pasien, dan ternyata banyak sekali yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari
biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari
penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt, 2002).
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi feses
(tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi lebih dari
dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14hari. Seperti
diketahui, pada kondisi normal, orang biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam
sehari dengan konsistensi feses padat atau keras.
Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI terhadap makanan. Bakteri ini sangat
senang berada dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi. Untuk mencegah
terjadinya diare, makanan yang diberikan kepada anak harus hygenis. Jangan lupa juga
untuk selalu mencuci tangan dengan bersih (Widjaja. 2005:26).

B. Tipe-tipe lanjut usia


1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan baru,
selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang menyebabkan kehilangan
kecantikan, kehilangan daya tarik jasmaniah, kehilangan kekuasaan, status, teman
yang disayanginya, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit
dilayani dan pengkritik.
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis gelap datang
terang, mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal,
pasif, acuh tak acuh (Nugroho, 2000).

C. Tahapan Komunikasi Terapeutik


1. Tahap persiapan (Prainteraksi)
Tahap Persiapan atau prainteraksi sangat penting dilakukan sebelum
berinteraksi dengan klien. Pada tahap ini perawat menggali perasaan dan
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya, juga mencari informasi tentang
klien. Kemudian perawat merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan klien.
Tahap ini harus dilakukan oleh perawat untuk memahami dirinya dan menyiapkan
diri.
2. Tahap perkenalan (Orientasi)
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu
atau kontak dengan klien. Pada saat berkenalan, perawat harus memperkenalkan
dirinya terlebih dahulu kepada klien. Dengan memperkenalkan dirinya berarti
perawat telah bersikap terbuka pada klien dan ini diharapkan akan mendorong klien
untuk membuka dirinya.Tujuan tahap ini adalah untuk memvalidasi keakuratan data
dan rencana yang telah dibuat dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil
tindakan yang lalu.
3. Tahap kerja
Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik. Pada tahap ini perawat dan klien bekerja bersama-sama untuk mengatasi
masalah yang dihadapi klien. Pada tahap kerja ini dituntut kemampuan perawat
dalam mendorong klien mengungkap perasaan dan pikirannya. Perawat juga dituntut
untuk mempunyai kepekaan dan tingkat analisis yang tinggi terhadap adanya
perubahan dalam respons verbal maupun nonverbal klien.
4. Tahap terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien. Tahap ini
dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir). Terminasi sementara
adalah akhir dari tiap pertemuan perawat-klien, setelah terminasi sementara, perawat
akan bertemu kembali dengan klien pada waktu yang telah ditentukan. Terminasi
akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses keperawatan secara
keseluruhan
BAB III
SKENARIO DRAMA

Klien dengan Gastroenteritis (Diare)

1. Riandini pandansari : Perawat 1


2. Putri anggraika : Perawat 2
3. Kartika apriliani : Ibu
4. Antoni jaya dinata : Kakek
5. Asep sumantri : Resepsionis & Perawat 3

Seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun bersama ibunya ke IGD RSU. keluhan BAB
cair lebih dari 7 kali per hari, disertai muntah. Pasien mengatakan nyeri dan kram dibagian
perut. Hasil pemeriksaan fisik tampak lemah dan mata cekung.

Ibu : permisi bu, saya ingin daftar bapak saya sakit.


Resepsionis : baik bu, dengan nama siapa? Dan sakit apa ?
Ibu : nama bapak saya Antoni, dia sudah 7x mengalami diare.
Resepsionis : baik bu, silahkan tunggu di ruang tunggu untuk di panggil.
Ibu : iya bu.

(5 Menit Kemudian)
Perawat 1 : Tn. Antoni silahkan masuk!
Ibu : iya sus

Suster limas, ada pasien baru nih mari kita lakukan pengkajian
Perawat 2 : (MELAKUKAN PEMFIS PADA SISTEM PENCERNAAN)
Perawat 1 : Ibu sudah berapa kali Tn. Antoni nya BAB? BABnya terdapat lendir atau
nanah atau darah tidak bu?
Ibu : sudah 7x sus, cair tapi tidak ada lendir, nanah, atau darah.
Perawat 1 : Sebelumnya ibu sudah memberi apa saja untuk menangani tn. Antoni ?
Ibu : Hanya minum obat yang beli di warung 1x, sus.
Perawat 1 : itu pertolongan pertama yang baik, tapi ibu seharusnya jika BAB nya sudah
lebih dari 3 kali dalam sehari lebih baik anak ibu langsung dibawa ke rumah
sakit agar mendapat perawatan yang lebih baik. Ibu saya tinggal sebentar
untuk melaporkan hasil pengkajian saya kepada dokter dan dokter yang akan
menjelaskan anak ibu sakit apa.

(kemudian perawat melaporkan kepada dokter hasil pengkajiannya)


Perawat 2 : dok hasil dari pemfis pada tn.Antoni didapatkan mata cekung, turgor kulit
buruk, mukosa mulut kering, hiperperistaltik (25x/menit). Ini hasil lebih
lengkapnya dok.
Dokter : baik sus, saya ingin bertemu dengan keluarga pasien untuk menjelaskan
tentang penyakit pasien.
Perawat 2 : baik dok.

(perawat 2 keluar dari ruangan dokter)


Perawat 2 : keluarga pasien diharapkan masuk ke ruang dokter, untuk mengetahui lebih
jelas penyakit tn.Antoni
Ibu : baik sus.

(Ruangan Dokter)
Ibu : dok.. bapak saya sakit apa?
Dokter : tenang ibu, anak ibu terkena diare, dan tn.antoni harus rawat inap, agar
tn.agus tidak kekurangan cairan, dan membutuhkan perawatan yang lebih
intensive.
Ibu : baik dok, lakukan yang terbaik untuk bapak saya.
Dokter : baik bu..

(Dokter memanggil perawat 3)

Dokter : Sus, tolong berikan terapi cairan infus , berikan RL 500ml, dalam waktu 8
jam.
Perawat 3 : MELAKUKAN TERAPI CAIRAN INFUS

Setelah perawat melakukan pemasangan infus, pasien siap diantar ke ruang rawat
inap. Dan dilakukan tindakan selanjutnya bersama perawat ruangan.
SELESAI
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau
lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus sehingga terjadi
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.
Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus besar, maka
muncul beberapa masalah keperawatan dari diare ini, diantaranya adalah adanya
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang daru kebutuhan dan nausea.

Вам также может понравиться