Вы находитесь на странице: 1из 52

@ L~MBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN

e
...
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
LP2K3l A2K4 -INDONESIA

BAB. I.
PENDAHULUAN
~

~ll

1.1. PENGERTIAN
~.'
C.
:,,0
Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofi adalah ~Z
suatu pemikiran dan'upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempumaan '.m
,CJ)
baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia
pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan ',;
makmur.

Apabila ditinjau dari segi keilmuan maka keselamatan dan kesehatan


kerja dapat diartikan sebagai i1mu pengetahuan dan penerapannya dala
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu spesialisasi


tersendiri, karena dalam pelaksanaannya disamping dilandasi oleh peraturan
perundang-undangan, juga dilandasi oleh i1mu-i1mu tertentu, terutama ilmu
teknik dan medik. Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan
masalah yang mengandung banyak faset, misalnya: hokum, ekonomi" !IJ
maupun social.

Keselamatan dan kesehatan kerja sebagai salah satu unsure


perlindungan tenaga kerja merupakan faktor penting untuk meningkatkan
produksi dan produktifrtas perusahaan dan untuk pertumbuhan ekonomi.
Untuk itu Pemerintah Indonesia bertekad mendorong perusahaan agar
melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dan
mengusahakan supaya keselamatan dan kesehatan kerja benar-benar
r menjadi naluri dan budaya masyarakat.

Keselamatan dan kesehatan ke~a atau K3 merupakan bagian integral


dari perlindungan pekerja dan perlindungan perusahaan. Pekerja adalah
bagian integral dari perusahaan. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
akan meningkatkan produktivitas pekerja dan meningkatkan produktivitas
perusahaan.

Setiap keceJakaan kerja dapat menimbulkan berbagai macam


kerugian, yaitu alat produksi, bahan produksi atau perlengkapan kerja r biaya
pengobatan atau kompensasi kepada pekerja yang cidera atau meninggal
IJ
dunia, kerugian waldu kerja selama produksi terganggu serta penun:.man .~
kualitas dan kuantitas hasil produksf. Semua kerugian tangsung dan kerugian z
~C
Babl-l /8 o
-Z
:m
-
.
CJ)

I': .:

.1 . :1 ...... t.":"':~~~~~- - . "'-':,T,', _~. " __ , -',

,.I,'::!~~EP2K3L
_, ::. _ .. ,-,;:~_,c.~;" .,.,' - "', . _ , " \

rIJ Pelatihan;/J.hIiMuda
,:.:.;,":~ ~_;~;.~ 'I;.~
K3FKonstruksl'
~l~";':';~"?:'_"'. :! ,':'4
T
.:' ;__ ~c_ ; - . : ' .'"_'.
A2K4 INDONESIA.
"
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3LA2K4 -INDONESIA
LP2K3L A2K4 INDONESIA

tidak langsung tersebut, secara ekonomis dapat dihitung, baik yang diderita
langsung oleh pekerja maupun yang menjadi beban pengusaha dan
masyarakat pada umumnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan dan penyakit akibat


kerja dapat digolongkan pada 3 kelompok, yaitu: '"

a. Kondisi dan Iingkungan kerja.


b. Kesadaran dan kualitas pekerja.
c. Peranan dan kualitas manajemen.

Dalam kaitannya dengan kondisi dan Iingkungan kerja, kecelakaan


dan penyakit akibat kerja dapat terjadi bila:
Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bHa sudah aus;
Alat-alat produksi terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai,
ruangan terlalu panas atau terlalu ding in;
Tidak tersedia alat-alat pengaman;
Kurang memperhatikan persyaratanlprosedur kerja yang telah
ditetapkan.

Pengertian kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak diduga dari


semula dan tidak dikehendaki yang mengganggu aktivitas yang telah
ditentukan dan dapat mengakibatkan kerugian baik berupa korban manusia
dan atau harta benda.
!IJ
Terdapat petunjuk untuk menanggulangi kecelakaan yang terjadi
ditempat kerja, langkah-Iangkah yang dapat ditempuh antara lain melalui:
a. Peraturan perundang-undangan
b. Standarisasi
c. Inspeksi
d. Riset Teknis
e. Riset Medis
f. Riset Psychologis
g. Riset Statistik
h. Pendidikan
i. latihan
j. Persuasif
k. Asuransi
I. Penerapan a sId k tersebut diatas langsung ditempat kerja.

...---:l 1.2. DASAR HUKUM

I
Peraturan dan Perundang - undangan

Dasar hukum perundangan keselamatan dan kesehatan kerja adalah


Babl- 2/8
-I'
:M:
;~~'i
~~~

~>t:

'~1Ioj

I
u:./ .4-:
. or
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
"
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN .L.P2K3L' A2K4 -'IN.DONESI~~' ,,'
lP2K3L A2K4 -INDONESIA
,:
-~
cn~

w~

z~ UUD 1945 pasal 27 ayat (2) dan Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang

'o~ i kl3tentuan-ketentuan pokok mengenai Tenaga Ke~a pasal 9 dan pasal 10,
d ;
. 'Z~-y
1, UUD 1945 pasal27 ayat (2) menyatakan:

" Tiap-tiap warga Negara bemak atas pekerjaan dan penghidupan ,;.'"
yang layak bagi kemanusiaan"
Bila pasal ini kita kaitkan dengan sumberdaya manusia, maka
"peke~aan" tersebut tidak lain adalah "peke~aan yang manusiawi",
Pekerjaan demikian memungkinkan tenaga kerja untuk tetap sehat
dan selamat sehingga dapat mengernbangkan diri sebagai "manusia"
agar dapat hidup dengan layak sesuai dengan harkat dan martabat

2.
manusia.

Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan


Pokok mengeriai Tenaga Kerja menetapkan:

Pasal 9 : "Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan


-
ataskeselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril
kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia
dan moral agama".
Pasal 10 : Pemerintah membina norma perlindungan tenaga
kerja yang meliputi:
(1) Norma Keselamatan Kerja,
(2) Norma Kesehatan Kerja dan Hygiene Perusahaan,
(3) Norma Kerja,
~ '" ..
(4) Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi
dalam hal kecelakaan kerja.

SUdah banyak peraturan perundangan yang mengatur pelaksanaan


keselamatan dan kesehatan kerja, namun demikian implementasinya masih
banyak mengalami hambatan yang antara lain disebabkan kurangnya
kesadaran masyarakat perusahaan daam melaksanakan peraturan tersebut.

Untuk mengatur baik penggunaan atau pembuatan suatu sumber


produksi, peralatan produksi dan lain sebagainya hams cocok dan relevan
dengan peralatan yang hendak digunakan tersebut Untuk pesawat Angkat
dan Angkut, Menteri Tenaga Ke~a mengeluarkan peraturan No:
PER.05/MEN/1985 tentang pesawat Angkat dan Angkut dan Peraturan
NO.01/MEN/1989 tentang Kwalifikasi dan syarat-syarat operator Keran
Angkat.

Adapun peraturan perundangan lainnya yang selama ini masih


Ie
digunakan adalah undang-undang Transport Ril tahun 1938 No. 595 dan
Peraturan Transport Ril Tahun 1939 No. 39. . I
!II::::]

Untuk pesawat Angkat dan Angkut yang meliputi peralatan produksi z


,0
Babl- 3/8
~-Z
o
m
-
~CJ)

I"
. '~:"':--'~-"""'J'(""'("""::~"_.'_:,,~_~~-~' " ... :,'~ :.~.-". - . 'r' _ ~. ::..:;,

PelatihanAhl(MiJda~_I(~J(Oilstruksi
':~a".I' -,~
. ,_.<'7 .. _., .. .. . :1 :' /..:' . ":"
:~~"f'::;t~~",~.~
'/'.'~
',' !o'
LP2K3L A2K4 INDONESIA:,
'1.,---.
-.:'_:.I.;~'-:-7-"' :!,' ,;...
. . " . I .:".:~
LEMBAGA PENDIDtKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
LP2K3L A2K4 .. INDONESIA
....
-ewn
<C ."
N

z
o
mencakup peralatan angkat, pita transport, pesawat angkutan diat<;is
landasan dan diatas permukaan serta alat angkutan diatas reI.
"....
eN

c :J>
z Apa yang dimaksud dengan hal teersebut diatas adalah apa yang N

~
.~
telah ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja ialah:

1. Pera/atan Angkat Lier, tekel, peralatan angkat listrik, pesawat


"
~

C\I pneumatic, gondola, keran magnit, keran z


<C lokomotif, kran dinding dan keran sumbu c
putar. o
Z

I 2.

3.

4.
Pita Transport

Pesawat angkutan
diatas landasan dan
diatas permukaan
Alat angkut jalan rei
Eskalator, ban berjalan dan rantai berjalan.

Truk, truk Derek, traktor, gerobak, truk lift


dan kereta gantung.

Lokomotif, gerbong dan lori.


m
en
-:J>
....
."
N
Untuk setiap pesawat sebagaimana tersebut diatas memilik
ketentuan-ketentuan sebanyak:
-Peralatan Angkat
-Pita transport .,
'"
_
'" 68 pasal
22 pasal
"r
eN

.:J>
-Pesawat Angkutan diatas landasan dan diatas pennukaan 17 pasal I\)
-Alat angkutan jalan rei...... 17 pasal

Dari ketentuan pasal demi pasal tersebut dapat dipakai sebagai


"
~

acauan dasar pemeriksaan peralatan yang akan dibangun ataupun yang z


telah dan sedang dipakai bilamana diperlukan. Oleh karena Negara kita c
belum dapat membangun sendiri peralatan pesawat angkat dan angkut dan o
baru dapat membangun sebagian kedl dari berbagai jenis tersebut, standar Z
yang dipakai sebagai referensi adalah mempergunakan standard luar negeri. m
en
-
:J>

<C
....
-en ."
N
w
z
o
"....
eN

c :J>
z N

"
~

z
c
BabJ- 4/8 o
z
m
en
-:J>
LP2K3L A2K4 - INDONESIA
~1
Pelatihan AhliMiida:K3Konstruksi
. - :,...... -
./ ' . \.
@ LEMBAGA PENDIDJKAN & PElATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

BAB. II.
OPERASI PERALATAN BERAT

2.1. PENDAHULUAN
z
c
Yang perlu diperhatikan dalam operasi peralatan berat adalah, '0
keamanan dalam bekerja, perlindungan keselamatan bagi pekerja dan ,Z
terhadap sarana I fasilitas dan prasarana yang berkaitan dengan operasional m
peralatan di tempat kegiatan kerja. en
Karena pada dasamya manusia yang bekerja, umumnya selalu
'i:
menggunakan alat yang dipergunakan untuk bekerja. Untuk hal ini masing
masing kondisi harus dapat memenuhi persyaratan bekerja secara aman,
... baik dan benar, maka dalam pengelolaan peralatan berat I pesawat angkat
dan angkut diperlukan seseorang operator yang mampu dan terampil.
Apa yang dilakukan oleh operator, terlebih dahulu harus memahami
cara - cara mempergunakan peralatan-peralatan tersebut dengan persyarata
yang dimilikinya. Sebagai contoh misalnya bagaimana mengoperasikan
peralatan berat I pesawat angkat dan angkut dengan benar dan aman?, apa
yang harus dipenuhi sebelum masuk daerah kerja dan akan memulai
pekerjaan, harus mendapat izin ter1ebih dahulu sertifikat layak pakai pesawat '"
yang akan dipergunakan juga layak kerja bagi oPerator yang menjalankan
pesawat yang bersangkutan. Jika seandainya terdapat pesawat yang mau -z
dipergunakan tidak memiliki sertifikat layak pakai, harus diadakan c
pemeriksaan dan uji coba dulu, sedangkan sang operatomya. pun sama o
halnya seperti pesawat itu sendiri. z
Baiklah kita perlu meninjau apa saja yang harus dilakukan oleh m
en
sesorang mulai dari tingkat pembantu operator, operator, pengawas dan
penanggung jawab jalannya keamanan pekerjaan. Sebagai contoh umum,
:r>
misalnya ada tujuh tahapan pengoperasian peralatan berat I konstruksi yang
harus dipatuhi.
<to'. r
-
en
Tahapan-tahapan ini penting bagi sang operator atau pengawas yang
bertanggung jawab terhadap pengoperasian peralatan be rat I konstruksi
-0
r\)..
w
z:
0:'
c'~
tersebut.
"
W
j'

Z'
2.2. DASAR HUKUM :r>
r\)
l:::JII
I' Oasar pengoperasian peralatan berat I pesawat angkat I angkut pada
dasarnya harus mengikuti standar ataupun peraturan dan perundang
undangan yang berlaku. Standar operasi yang digunakan disini tentunya
"
.r;::..

menggunakan standar yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat peralatan z


Bab2-1 /10 c
o
z
m
en
-:r>
~] Pelatihan Ah:IiM'~c!c!:K3Konstruksi' i LP2K3'L A2K4 - INDONESIA
lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
lP2K3l A2K4 INDONESIA

tersebut, misalnya menggunakan standar Permennaker No 5 f MEN I 198?


tentang pesawat angkat danb angkut, atau menggunakan ANSI f ASME, DIN,
British, JIS, dasar standar inilah yang nantinya digunakan dalam operasi dan
pemeliharaan peralatan termasuk pemeriksaan dan pengujian. Yang secara
deta,i1 akan dijelaskan dalam standar K3 masing - masing jenis
peralatansesuai dengan bidang pekerjaannya

2.3. STANDAR OPERASI PADA UMUMNYA


Secara umum dalam mengoperasikan peralatan berat konstruksi
harus memenuhi atau mehgikuti tahapan sebagai berikut ini :
1. Pastikan Peralatan peralatan berat f konstruksi tersebut layak untuk
dioperasikan dan siap pakai, secara administrasi harusada
.
pembuktian melalui surat ijin operasi Ilaik pakai.
2. Pastikan kondisi secara administ,rasi (butir 1 diatas), telah benar -2
siap pakai untuk di operasikan dengan melakukan pemeriksaan
secara fisik yakni, Laksanakan pemeriksaan awal sebelum peralatan
peralatan berat I konstruksi dioperasikan.
3. Laksanakan pengawasan secara terus menerus baik secara individu
(Oleh operator) maupun oleh pengawas pekerjaan dalam
pengoperasian peralatan berat I konstruksi dengan benar.
4. Laksanakan istirahat secara interval dan kontinyu dalam setiap 4 jam
operasi dengan sekali istirahat, dan jangan sekali - kali bekerja ,
secara nonstop diatas 4 jam operasi, hindari perasaan jenuh dalam
mengoperasikan peralatan. Karena perlu diingat interaksi antara z
manusia dengan mesin. c
o
5. Kenali Pengoperasian peralatan dengan beban kritis yang sewaktu z
waktutimbul saat operasi. m
.en
6. Pastikan bahwa operator I pekerja mengetahui akan adanya bahaya
kecelakaan dan mampu mengatasinya jika kondisi benar - benar
::i>
dalam keadaan darurat sewaktu mengoperasikan peralatan berat I
konstruksi tersebut.
7. Pastikan bahwa peralatan berat I konstruksi cukup dalam posisi aman
pada saat akan ditinggalkan setelah salesai operasi.

Kalau seandainya tahapan-tahapan tersebut di atas dipatuhi dengan


baik, maka kondisi kerusakan sebagai akibat tidak berfungsinya bagian
bagian masin, yang bergerak dan bag ian yang menerima beban tidak
mengalami kerusakan yang berarti, sehingga umur dari peralatan dapat ..
dipertahankan sesuai standar yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
Demikian pula bagi inspektur, dalam menentukan kondisi layak pakai

Bab2- 2/10

~\' Pelatihan'A;;HMiid~\K3 . k~~strukSi '.. ./. . ,~'L'P2K3L


'. .-- ',:_:~,-' ~-,:f. .'~''';;(.'_' _~.:1~~"':'~~~~:,~:~:_'.~_.~- .. "-.~.:-:;.\:~.- ... ,.~ .
A2K4~INDONESIA"t.;
- , ' .~~.
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
@ LP2K3L A2K4 -INDONESIA
r
"tJ
N

tidak terlalu sul<ar untuk membuat analisa maupun mengevaluasinya


sehingga dapat dibuat suatu rekomendasi yang mendekati keadaan
"
(,J
~

sebenarnya.
I\)
Karena seorang inspektur dituntut, harus melaksanakan tugasnya
iii secara teliti jujur, sehingga kecelakaan ataupun kerusakan fatal dapat "
~

It

dihindari atau bahkan dicegah


z
c
A. Sebe/um Pera/atan Beroperasi o
1. Peralatan berat I konstruksi dan sejenis peralatan angkat harus z
memiliki sertifikat layak pakai yang berlaku. Cocokan apakah yang m

2.
tertera di dalamnya itu benar.
Izin kerja harus memiliki bila dalam penggunaan peralatan berat I

en
konstruksi tersebut penggerak utamanya adalah motor bakaratau

Iistrik.

3. Laporan ramalan cuaca harus masuk di meja pengawas keselamatan

pengelola peralatan berat I konstruksi, sebelum peralatan berat I

konstruksi tersebut dioperasikan.

4. Kondisi tanah harus diketahui dengan baik jika mengoperasikan

peralatan berat I konstruksi.

5. Plat baja perlu dilengkapi bila peralatan berat Ikonstruksi akan

I
melintasi daerah yaf1g terdapat banyak kabel atau saluran-saluran

pipa di dalamnya.

6. Bilamana terjadi keadaan darurat harus diadakan briefing antara

berbagai pihak untuk mengatasi keadaan sebelum mengambil suatu

keputusan. .

7. Periksa dengan benar apakah instalasi peralatan berat I konstruksi

tidak terlalu berdekatan dengan daerah yang memiliki zat yang

mudah meledak atau korosive.

B. Pera/atan berat I konstruksi Beroperasi

1. Periksa benar gerak radius peralatan berat I konstruksi sebelum

beroperasi.

2. Hanya orang-orang yang mendapat tugas yang boleh memberikan

tanda dan Ciba-aba kepada operator.

~
3. Operator tidak diijinkan meninggalkan tempat ke~a operasi, sedang

,. motor penggerak masih menyala atau ka(au beban masih tergantung.

4. Setiap beban yang diangkat harus memiliki pengontrol sedikitnya

terdapat tali pengontrol.

Bab2- 3/10

..
rP-]
,. ~.,.'
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

5. Beban harus memiliki besaran berat yang tercantum dengan jelas dan
operator harus rnengetahui jumlah beban yang akan diangkat
termasuk berat hook, rope dan lain sebagainya.
I;Jl

B.1. Prosedure pengangkatan beban normal


a). Peraturan sebagaimana tertera di A dan B harus dijalankan.
b). Operator harus mengenal dengan baik daerah di mana barang
akan diangkat dan daerah di mana barang akan dipindah
tempatkan.
c). Kalau peralatan berat I konstruksi beroperasi di daerah pabrik
yang sedang operasi, operator harus yakin bahwa ruang gerak
harus cukup.
d). Dan operator harus menginsyafi bahwa di daerah operasi
tersebut tentu ada yang berbahaya.

8.2. Prosedure Pengangkatan beban kritis


a). Peraturan sebagai tertera di A, B.dan B.1 harus dijalankan.
b). Pengawasan harus menyiapkan skets rencana kerja,
~,
ketinggian daerah kerja dan sekitarnya secara lengkap. Juga
termasuk ruang gerak berputar harus tercatat !engkap.
c). Peralatan berat I konstruksi harus diperiksa ulang untuk
menyakinkan bahwa memang benar-benar dalam kondisi siap
pakai sebelum pekerjaan dimulai.
d). Periksa ulang kondisi tanah untuk tumpuan misalnya
kedudukan out rigger dari peralatan berat I konstruksi
tersebut
e). Laporan-Iaporan pemindahan beban kritis harus segera
dilaksanakan setelah selesai pekerjaan dan mendapatkan
persetujuan dari wewenang.
f). Supervisor. harus diberitahu sebelum pelaksanaan
pengangkatan-pindahan dilaksanakan.

B.3. Pekerjaan Berbahaya

Bila ternyata terdapat suatu kasus berbahaya yang di luar


:.J
dugaan biarpun telah ada izin kerja dan lain sebagainya, langkah
langkah berikutnya perlu dipertimbangkan.

Bab2- 4/10

'-_ ..~;r.,;;~:,~ -!o:~":.~;--..f- .J":t::,. -~. .,. - ". .. , .- ,


~!
.',', ,.11 pelatihan'1.fI.fi~J'tU!~:H~~~;'5p"nstiuksi ;' ~LP21:<3L .A2K4~ -INDONESI~.
@ lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
lP2K3L AZK4INDONESIA

a). Beban ditaruh di tanah segera jika situasi dan kondisi tel~h
rnemungkinkan yang bebas dari segala macarn gangguan.
b). Motor penggerak segera dihentikan, tetapi dijamin bahwa
beban tidak akan turun.
c). Segera pengawas ke tempat yang berbahaya tersebut untuk
observasi keadaan.
d). Jikalau memang semuanya telah aman, perlu dilakukan
pemeriksaan ulang apakah tempat, alat dan lain sebagainya
tidak akan berubah.
e). Jikalau semuanya beres; segera minta izin lagi untuk segera
memulai b,eroperasi.

F. Keselamatan Selama Beroperasi

a). Ramalan cuaca secara teratur harus diperoleh sebelum


beroperasi. Jika kecepatan angin mefebihi dari pada 38 MPH
segera melaporkan kepada pengawas untuk mendapatkan
petunjuk selanjutnya.
b). Behan tidak diijinkan melebihi peralatan berat I konstruksi
yang telah ditetapkan. Untuk hal tersebut, hams diatur lebih
lanjut cara pengoperasiannya. .
c). Kalau peralatan berat I konstruksi mobile beroperasi di daerah
sekitar distribusi tenaga Iistrik, harus diperhatikan ketentuan
ketentuan berikut ini:
o Komponen peralatan berat I konstruksi hanya diijinkan
pada posisi paling dekat meter jika tegangan listrik
sampai 500 volt.
o Untuk tegangan Iebih dari 500 volt, sebaiknya jarak
komponen peralatan berat I konstruksi paling dekat 5
meter.
o Pengawas kelistrikan harus diberitahu kalau pekerjaan
pengangkatan akan segera dimulai.
o Untuk melindungi kabel tanah atau pipa-pipa dafam
tanah harus segera dibe.rikan perlindungan apabila
melintasinya segera diberikan papan plat besi
secukupnya.
o Untuk mengangkat barang-barang lepas, sebaiknya
dimasukkan dalam bucket untuk bisa diangkat
bersama.

Bab2- 5110
@
~~~\
LEMBAGAPENDID"A' &PElAlIHAN

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN LP2K3L A2K4 -INDONESIA~'~:

1liio'
:J
lPZK3l A2K4 INDONESIA

o Selama operasi satu atau dua tali perlu disediakan dan


terikat pada beban untuk mengontrol gerakan beban
sehingga tidak berputar atau berayun.
o Harus diusahakan agar operatornya selalu dapat
melihat beban selama diangkat-pindahkan. Juga perlu
dilengkapi kaca spion untuk memungkinkan
penglihatan operator pada saat berputar.
o Juga semua peralatan berat I konstruksi harus
dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran.

I o

o
Dilarang keras menempatkan barang-barang pada
bagian-bagian yang berputar, bergerak, pipa-pipa,
saluran kabellebih-lebih lagi mengikatnya.
Operator peralatan berat I konstruksi sebaiknya telah
berumur lebih dari 20 tahun dan dengan cukup
~

~.~
..

berpengalaman di daerah seperti tersebut di atas serta


telah mempunyai sertifikat dan S.1.0 dan Depnaker.
o Selesai pekerjaan, operator harus mefaksanakan
beberapa ketentuan.
o Letak beban
o Tarik hook/taruh bucket
~
o Putuskan saluran listriklmatikan sumber tenaga .,~ I

o Tutup kabin dan kunci


o Usahakan agar motor penggerak aman/taruh
boom/hindari kerusakan bila terjadi ada perubahan
cuaca dan lain sebagainya.

C. Peralatan berat / konstruksi Setelah Beroperasi


,.
1. Pastikan bahwa peralatan berat I konstruksi cukup dalam posisi aman
pada saat akan ditinggalkan setelah selesai operasi atau saat setalah
di parkir ( ditempatkan pada suatu pool).
2. manfaatkan waktu menganggur(idle time), dengan melakukan
pemeriksaan seluruh kondisi yang digunakan saat operasi, khususnya
rangka - rangka yang bergerak dan rawan kecelakaan.
3. melaporkan dan mencatat semua keadaan yang ditemukan yang
berindikasikan rwan kecelakaan pada han -hari operas; mendapat,

9 4. Periksa dengan benar apakah instafasi peralatan berat I konstruksi


tidak terlalu berdekatan dengan daerah yang memiliki zat yang
mudah meledak atau korosive.
Bab2- 6/10

I
~
~:tl
E:::.~.il
"~._"-
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
lP1K3L A2K4 -INDONESIA
r
"tJ
I\)
~
w

5. Suat catatan penting prediksi identifikasi bahaya mendatang pada


bagian - bagian yang bergerak, rawan kecelakaan.

I\)

"

E
2.4. BEBERAPA KESALAHAN OPERASI MENGAKIBATKAN KECELAKAAN

Secara umum baik kesalahan teknis maupun kesalahan manusia


z

o
z

semuanya menyangkut ketelitian I keakuratan yang akhirnya juga bertumpu m

pada manusia, sehingga tidak salah jika kecelakaan terbesar hampir 80% en
disebabkan oleh manusianya. Serikut yang perlu diperhatikan agar

meminimalisir tingkat kesalahan yang menyebabkan kecelakaan :
1. Kesalahan Teknis, kesalahan teknis ini meliputi peralatan yang
digunakan, baik yang dapat di prediksi maupun yang tidak I

Yang dapat diprediksi sebelumnya :


a). A.S.A. (sling) tanpa sertifikat.

b). A.S.A. (sling) tidak dipelihara dan dirawat.

c). Kelayakan pengikat di bawah standar.

d). Tali kawat baja (sling) Cacat.

e). Terdapat pada alat bantu angkatnya. z


f). Safety device tidak bekerja c

g). Pemasangan/pendirian keran yang tidak sempuma z


m
h). Satang penopang atau bagian-bagian konstruksi yang tidak en
terpasang tidak cukup kuat atau pendukung yang tidak kuat. -
i). Tempat pemasangan/pendirian keran diantara bangunan yang
tidak cukup kemampuannya menahan keran atau mendukung
pada titik tumpu kuat keran. r
"tJ
j). kegagalan konstruksi karena faktor kelelahan. I\)

k). Rusaknya perangkat keselamatan pada peralatan ~


W
I). Kondisi daya dukung tanha tempat berpijak, ....
m). Kurangnya kestabilan peralatan
I\)
n). Dan lain-lain ~
~

Bab2- 7/10
- @ lEMBAGA PENDIDIKAN & PElATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
lP2K3l AZK4 INDONESIA

Yang tidak dapat diprediksi sebelumnya :


a), Peristiwa lam seperti, sambaran petir" banjir, cuaca buruk
(seperti angin topan, goncangan agin yang melebihi standar) ,
b). Sabotase, dllnya .
2. Kesalahan Manusia :;Z
~C
a). Kurangnya I tidak mempunyai ketrampilan I kemampuan r:O
(kompetensi) bagi operator seperti dalam, tidak mempunyai
kemampuan I tidak tepatnya membaca besamya beban
tZ
''m
~'CJ)
operasi yang diijinkan,
b). Peralatan uyang dioperasikan bukan menjadi ~;
kewenangannya.
c). Pengikatan beban tidak sentries, sehingga beban terayun.
d). Komunikasilaba-aba rigger tidak jelas sehingga berakibat
kecelakaan terhadap juru ikat atau pembantunya.
e). Penglihatan operator terbatas (jarak pandang operator)
terhadap benda I barang yang hendak diangkat.
f). Mengangkat beban tanpa tali tambera.
g). Pengikatan yang sembrono.
h). Pengikatan kurang baik dan benar sehingga beban dapat
terlepas. '
i). Terdapat kesalahan dalam rancangan konstruksi
j), Tidak mematuhi peraturan perundangan K3
k). Pemeriksaan yang tidak sempurna dan tidak teratur.

2.5. BEBERAPA BENTUK KECElAKAAN


<c' r.
-
en, Contoh-contoh bentuk kecelakaan :
"0:
N
w~
Zi
0',
1. Tangan terjepit diantara barang dan alat bantu angkat karena aba-aba
tidak lancar.
".
W
r-
Cf
z: 2. Peralatan te~ungkir karena tidak setimbang
N
3. Peralatan Ambruk
'I.

4. Peralatan Selip dan terbalik "


,J::.

5. Peralatan meledak dan terbakar

Bab2- 8/10

-,

@ LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN


KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3l A2K4 INDONESIA
LP2K3L A2K4 - INDONESIA

JENIS KECELAKAAN SEBAS-SEBABNYA


KERJA
-=:I'
[Ai
'1
1. JATUH 01 TEMPAT - Permukaan lantai yang licin dan tidak rata

1
. '" 1
'r
..
,
!
~
1
1
DATAR YANG SAMA
- Perlengkapan dan peralatan kerja berserakan di
atas lantai kerja
- Cahaya di tempat kerja kurang
-, Pengaturan tata letak yang tidak baik
2. JATUH DARI - Terdapat lubang-Iubang di lantai
KETINGGIAN
- Tidak ada pagar pengaman
- Ketika bekerja di tempat yang tinggi, tidak
memakai ikat pinggang pengaman
3.KEJATUHAN BENDA - Berada di bawah benda yang mudah jatuh atau
BENDA lepas dari kedudukannya
- Tidak waspada terhadap keadaan di atas
kepala
4. TERKENA PERClKAN - Tidak memakai pelindung muka/mata ketika
='
~ BENDA-BENDA mengasah benda keras atau bekerja dengan
~A KECIU BAHAN-BAHAN bahan-bahan kimia ;

KIMIA
- Peralatan kerja tidak diberi perlindungan yang
cukup
5. TERTUSUK BENDA - Tidak memakai alat-alat pelindung yang cukup
TAJAM (sepatu, sarung tangan, baju yang pantas) ketka
bekerja denQan bendabenda tajam
6. TERJEPIT - Jari tangan dalam kedudukan yang berbahaya
BENONALAT-ALAT ~

:'
- Alat-alat yang bergeraklberputa r tanpa
perlindungan
- Pelanggaran atas prosedur kerja standar
7. TERSENGAT ALiRAN - Bekerja di tempat basah
L1STRIK
- Tidak memakai sepatu boots karet
- Isolasi Iistrik tidak baik
- Tidak tahu listrik
~

Bab2- 9/10

r.
'~"'. ".=~~~.:.:, .-,'.,;, .. '.. ' , .. . ' ; :.~;... . ". .. . ' . ~"./.~:'

~ ':.'~:~'
~l,,: ,:'
,,<
.
Sol Pelatiht:J"1~:{f,~~~eta.Kjjlfpd,~~rLJ~~i:,':.":,:},<~~'L
P2~3l., A2 K4 ~ 'IN DON ESIA~ti~
@
~~~2'
lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3l A2K4 INDONESIA
,

L A2K4 - INDONESIA
'
,-I

8. TERTABRAKJMENABR - Pandangan ke depan terganggu


AK BENDA-BENDA!
- Tidak ada perhatian ke sekitar
KENDARAAN
- Sedang sakit Wl
I::::J

- Alat pengendali dan lem tidak baik


9. TENGGELAM - Sedang sakit
- Tidak bisa berenang
10. AKIBAT KELELAHAN - Mengangkat barang di luar kemampuan
- Kegagalan menahan atau menunjang beban
- Tergelincir di atas permukaan yang basah I
~ 11. MENGISAP ZAT-ZAT - Tidak memakai alat pelindung pemafasan
~
BERBAHAYA
DENGAN MEMATUHI SETIAP PERATURAN STANDARD YANG ADA,
NISCAYA KITA DAPAT MENCEGAH DAN MENANGGULANGI KECELAKAAN
!I!!!!!!!!

-e<Cw';n,:',
.,

Z~
e~ Ii
C
Z~;
-' I' .

m
;~I
1-',
z
~C
le
I;.

tz:
Bab2- 10/10 lim'
( ,,'
:'C/)
~-'
4 ......
':.:.~:.'

'.;, "<;'.";!~">'..i."," . ." " .' .' " '. ' . .. ~~;';'
PelatihanAhIiM'!~!!~~.:K.o(}struksi '/" LP2K3LA2K4 :'INDONESIAL ..~
.- "" -: _0.'
@ LEMBAGA PENDlDtKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

BAB III

K3 'PESAWAT TENAGA DAN MESIN

PRODUKSI

1.1 PENDAHULUAN

Tenaga penggerak dan system pemindah tenaga ini meliputi


bagaimana tenaga' yang dihasilkan oleh motor ditransmisikan
kebagian/bagian atau komponen yang akan digerakkan sesuai
kebutuhan pesawat itu sendiri.
Tenaga penggerak meliputi mesin pemghasil tenaga seperti motor
bensin/motor diesel atau motor listrik. Kebutuhan akan besarnya
kapasitas tenaga (dalam PKlHPITK atau KW/KVA) yang diinginkan
harus disesuaikan dengan kebutuhan dasar dari beban yang akan
digerakkan, sehingga factor keamanan dan keselamatan baik
pengguna maupun terhadap pesawat itu sendiri dapat dipertanggung
jawabkan. Umumnya kapasitas tenaga ini telah ditentukan oleh pabrik
pembuatnya atau oleh pembuat modifikasi jika terjadi perubahan di
lapangan tentunya dengan tetap memperhatikan kaedah-kaedah
keamanan dan keselamatan.

Untuk lebih memperjelas penjelasan di atas, selanjutnya di bawah ini '


akan digambarkan secara sistematis tenaga penggerak dan system
pemindah tenaga diambilkan contoh pada alat berat (bulldozer).

1.2 Susunan Sistem Pemindah Tenaga


Gambar

Bab31/24
@ LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA& L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

TrafHll1iuion reduction ratio

/ ,i
I ~tllg0
T, ansrnisslon
reduction riltio
Reduction
relio
Il .: j Forward 1 st 3.56 139.0

I{; I 2n<.J
3rt!
2.12
1.97
106.1
77.0
4th
I(i I ___~
1.31 51.0

!;-- I 1.03 40.1


t , ~ neverS<! lst 3.01 117.7
\ '
'
2nd :7.30 89.9

rl~=frJJL-~--;_
3rd 1.67 65.2
4th 1. 1 1 43.2

- -~~[t., -- ---. ]C-.. /


2
~. .
~:mr,,,;,~7_~PJ<-.L--- ..f ~'
~:--~--
-2t.; L.~~
' '

r;

t.---
-'

l":.J~ ;--, ~~j J.1 "p 1


~.; ~:} ~~--:~~'i p2
3
..... ". n-=-.-tr-~-tll __ 4
r.-x,>1
l '~.,j

~
I 1/1
'-'~J-~~~ ':)fl'/ I'~k_ f ",6 .
.', "J ': ,t~
r.ni~
?u'l"
'-:'-" '
"I"
It;: \ ~~
10 ,
.J
lI'~
glJrO)
~I<J
(,.b,l
IW.?~
',tT,;, 5

, '-iU~ \,!f.J " , )


c~,~ 'I J~'
'.... 11 1:1 l~ .
~ \ i:=-: 1-"11 ,

1
II j r';, -~ ~I'j~I ~ ! .,. ~ I
J',".t/. I }- I
rr c--.
I ~f,;
~:;' '1.'
l - .
:

f<:J--~~',t ~ .C~"---""""''"',,f.,,
~~'f/'~'''J~U ~lrs_ t
lj' .--- Jl
I :" Hit<\( ._, I 'I"
Ali' I

'l _:
(~-I
J

'! (-
!,"!--,C-lli l ' ~~J (j
IU ~~~~([j :";':-~-4~FL
"1'
~V!~~~ i~~;\m:Tj ~ Ii"Nr .---:'f.~tJ,~~\~!r~:\" ~fr t

U~~l -'ijJ,~flt~ ~ ... -... -.. ,--~-,-: 'Il_~'--' .':':JQ~! ' - _ . ,
)fll r:.j "
1 8. Sprocket

e:;E.., )\'1: //.I If r p. 9. Bevel gear


i!_.~ ~--~,~;~- .J 8<~ -.--,
-=::='--=.u---~1 [. -- n U -~~.e:-J91J 10. Bevel pinion

~:I~l73J
'r-T.~,::P-I

(lJ'~. ~'
u~~~-j
T-
leon,..- -~i
"'=_';_--=- ,- ,J
C,-..":nr L....
- - .-. .._....._..
-----.
_. ' - . " ,4 .~--
->
.."--- .. --..... ---1J
.. ". _._-". ... '~. ._- ---'
@ lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

I. KOPLING UTAMA

1.1 Pengertian Umum

Fungsinya: sebagai pemutus dan penghubung tenaga (putaran) engine ke


transmisi dengan perantaraan disc dan plate.

plate muta disc diam


.q,

gbr. A

Plate dipasangkan langsung ke fly wheel engine. Ketika engine hidup, maka flywheel
berputar. Dengan demikian plate pun ikut berputar. Ketika plate dan disc di:llam
posisi disc-engene (gbr. A), maka tidak ada pemindahan tenaga; agar supaya terjadi
pemindahan tenaga maka antara plate dan disc harus dalam keadaan engage (gbr.
B).

Untuk menghindarkan slip pada waktu plate dan disc sedang engage, maka
haruslah dipenuhi persyaratan sbb:
1. Gaya yang menekan plate dan disc haruslah kuat.
2. Koefisien gesek bidang kontak haruslah besar.
3. Luas bidang kontak (ukuran dan jumlah plate dan disc).

Gaya tekan untuk menekan plate dan disc pada Dozer Komatsu mempergunakan:
Spring Type
Over Center Type

Koefisien gesek ini dipengaruhi oleh:


Jenis material bidang kontak plate dan disc.
Kehalusan permukaan bidang kontak.
Tingkat keausan bidang kontak.
Temperatur bidang kontak.

Besarnya koefisien gesek dapat dilihat pada table dibawah ini:

Type Jenis Material Koefisien Gesek

Woven 0,3
Kering, Mo Id 0,3
Sintered Metal 0,25

B as a h Sintered Metal O,OS"

:&IJJJ,.-3/l 7
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Untuk memenuhi .persyaratan luas bidang kontak, maka pada kopling utama ini
sering ditemui jumlah disc dan plate lebih dari satu.

1.2 SPRING TYPE

Cara Kerja:
Plate (drive plate) no. 6 terpasang pada flywheel, sedangkan disc (driven plate)
no. 5 terpasang pada driven plate guide gear no. 4 dan guide ini dihubungkan
dengan poros 1.

Posisi Engage:

Clutch spring duduk antara release collar (18) dengan spring seat; dimana clutch
spring mempunyai gaya dorong kearah - - . ' sehingga release collar (18) akan
terdorong kearah

Ujung rod (17) dipasang pad a release collar (18), akibatnya ketika release collar
bergerak pada rod (17) juga akan terbawa oleh release collar. Release lever
dipasang pada release lever yoke -dengan perantaraan pin. Ujung yang satu dari
releaSe lever dihubungkan dengan rod, sedangkan ujung lainnya berfungsi untuk
menekan pressure plate.
Apabila rod bergerak kearah ----. maka release lever akan bergerak, sehingga
bagian bagian atas irelease lever akan menekan pressure plate; pada keadaan ini
disc dan plate engage. .

BabJ- 4/17
lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA

lP2K3l A2K4 INDONESIA

Gambar 2. Kopling Type Spring

IiiiiiiJI
I' ,

9 z
c
o
z
m
en
-

It

BabJ- 5//7

.' . - _:\':_~:~~,;;,;""~-.;:,
...,,;;,,,:~-~~.-}~-~ .- 'of .",'

Pelatihan Ahli Mudil~K3!Konstruksi.


~ \.J -'-.-i-~-:,: ;':'_.~.~~~~:-:'~:'~':~''''-,.:'',
". .~,_
@ lEMBAGA PENDIDIKAN & PElATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
lP2K3l A2K4 - INDONESIA

7 8 9 21 1. Cluteh~h<lft
\. \ I 2. Pilot bearing
. 3. Flywheel
G \ \ 4. llriv~n plate Quide gear
\ \ S. Driven plate
.. \. \ G. Orive plate
_.' ,," , t.. a:l.l
, 7. Pressure plate

I;I ,:'
. ,
5 I. I ,
'\1
~
.c-.-t-I--~
8. Rele;J:;e lever
9. Helease lever yoke
10. Clutch svring
'11. Clutch cover

4 II II r ~~-~ 0 r yt;.?:i ~ n/~Ttj~ I 12. l1eturn spring


13. ALljustment nut
14. Bracket
15. Lock

3 I' ,td1IU~&17&~~/~JJ@P-~)rl ~~: ~;~n clutch pump drive y~ar


~ 1U. Releilse collar
19. Releilse bearing
20. Bearing eaqe
21. Release yokEl

2' '\,-<j I~ !1I~~I'''Ut~~W'~hV;1 '~IIII~j~ 22. Universal joint


23. Main clutch pump driven gear
24. Strai ner
2~. Inertia Lrake band
26. Main clutch pump
27. Main c1u teh beaster body
28. Piston
29. Valve
30. Valvl! l;uide
31. [)ooster spring
32. Spring seat
33. Lever

16 19 34. Lewr
35. Inertia brake spring
Jf). Return spring

Gbr. 2 Koplin~ tipe ~pring.

,..
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 - INDONESIA

Posisi Dis-engage:

Ketika release collar ditekan kearah OIl , melawan kekuatan c1uth spring, maka
rod (17) akan bergerak , sehingga bagian atas dan release lever akan
bergerak akan bergerak 1<eara~. Pada posisi diatas akan menyebabkan plate
dan disc menjadi dis-engage. Pada clutch type ini, kondisi normal disc dan plate
selalu dalam keadaan engage.

Bab1- 6/17
(E:\ LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN

~
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

\3 4 5 6

/9
L \~
e{"~~1:\_h_-':_ ;
10

19

IB 11 I fi . 15 14

Ke le rangnn :

1 Flywheel 8. Yoke Sh:-lrt 1~5. Grea.se hose


2. Disc 9. Lever 16. :.,;hj ft Block
3. lInt e 10. Ilri vo Coup l i l l f~ 17. Release Bearing
~. l-'ressure Flute 11. Un i v e r sa.l J 0 i II t 18. Clutch housing
_'5~ Dr3.cket 12. Main clutch shaft 19. Bearing (pilot)
6. ReleaGe Lever .1}. Benring cap 20. I ne rtia . Brake.
7. Enp.;a.eeSpring 14. Bearin8 Cage
@ LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN

LP2K3L A2K4INDONESIA

~
'tJ
N

Prinsip Kerja:
"r.-
W
.;.'

N

Pada keadaan netral (clutch pedal bebas), engage spring (7) akan mendorong
release lever (6), sehingga pressure plate (4) selalu menekan disc (2) pada plate (3).
Clutch pada posisi ini disebut Engage, dimana tenaga dari engine diteruskan ke out
put shaft melalui plate dan disc. Apabila pedal diinjak (ditekan) akan memutar yoke
"
~

shaft (8) searah jarum jam. Yoke akan mendorong release bearing (17), release z
lever (6) melawan kekuatan spring, sehingga pressure plate menjadi bebas dari c
tekanan spring. o
Clutch pada posisi ini disebut disengage, dimana tenaga engine terputus ke out put
z
m
shaft. Pada clutch ini tidak ada system petumasan, sedangkan untuk pendinginan
hanya mengandalkan udara luar saja, yang masuk melalui rumah main clutch. Untuk
mengurangi tenaga dalam menggerakkan pedal ke posisi dis-engage, maka

CJ)
):Ii
dilengkapi dengan spring pada linkage pedalnya (ini yang disebut dengan spring
booster).

...

Bab3- 7/17
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3LA2K4 ':INDONESIA
LPZK3L A2K4 -INDONESIA
r
"'C
f\)

"
IN
k
'{~.

~
I\)
PEMINDAH TENAGA GERAK (POWER TRAIN) PADA PESAWAT ANGKAT
JENIS MOBIL BOOM "
~
1]

1. SISTEM PENGGERAK LANGSUNG KENDAll MANUAL (DIRECT DRIVE


SYSTEM MANUALLY CONTROL.

SKEMA DASAR UMUM:

SUMBER PEMUTUS& TRANSMISl PENGGERAK : PENGYNCI I


TENAGA PENGHUBUNG Atau SlSTEM
TENAGA PERSNELING FUNGSl

9
GERAK

KENDALl
MANUAL

1.1. Cara kerja system '"


Jenis kerja penggerak pada system ini adalah sederhana atau kuno. Semua

system kendalinya dipusatkan ditempat operator dengan sambungan kabel

atau tong kat penghubung langsung ke tuas-tuas kendali yang digerakkan

operator. Maka diperlukan tuas kendali yang panjang untuk memperingan

dalam menggerakkan tuas-tuas tersebut.

1.2 Penyaluran tenaga


Dari sumber tenaga didapat tenaga gerak putar untuk menggerakkan fungsi ~

yang diinginkan dengan melalui Pemutus-Penghubung Tenaga Gerak yang


lazlm disebut kopling utama atau Main Clutch. Kemudian ke Transmisi
berfungsi mengatur cepat dan arah putaran, kemudian langsung ke system
fungsinya. Yaitu turun naik Kait, Boom, Swing dan Jalan/Move. Tiap fungsi
terdiri dari As/Pores yang langsung memutarkan Sepatu Kopling dimana
terdapat Drum Kopling & rem bertumpu pada suatu poros lain diluar Porosnya
sepatu kopling. Poros ini juga langsung berhubungan dengan Kelos
Penggulung tali atau ke fungsi Swing dan jalan/move drive atau melewati suatu
sambungan gigi roda dulu. Tiap fungsi mempunyai dua jaringan system seperti
tersebut diatas untuk dipakai kedua arah yang berlawanan didapat dari system
transmisinya.Jadi susunannya adalah sebagai berikut:
Tenaga putar dari Transmisi memutar poros bagian dalam kemudian
memutar Sepatu kopling. Sepatu ini bergerak keluar ole/:1 tekanan dari
tuas kendalL
BabJ- 8/17

~:;::
ro.~

." " ...,. "'0;' . ','.: ,.... . . -.. . . ' .,~ ...

Pelatihan.jJ.h/(MudaK3Konstruksi.
"",--.' :....-;"'t.(.,.~'.;_-.:).. ~,.'
1.'LP2K3L A2K4 '-INDONESIA: .
.~ -,", .- -". _:: I~
rJl\\ LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN

~ LP2K3L' A2K4 ~INDONESIA


KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4" INDONESIA

Drum kopling & rem ikut terputar bila sepatu kopling menekanny'a.
Tenaga putar diteruskan melewati Poros bag ian luar dan langsung
berhubungan dengan Fungsinya misalnya penggulung tali baja,
penggerak swing dan jalan .
~

Sepatu Rem adalah bag ian terluar terikat tetap pada dudukan, tidak ikut
qJ
berputar,
Susunan seperti ini terdapat dua buah pada tiap system fungsi, dengan arah yang
berlawanan untuk gerakan winch/kelos penggulung.

2. SISTEM PENGGERAK LANGSUNG KENDAll BERTENAGAIDIRECT DRIVE


SYSTEM POWERED CONTROL.

Macam Tenaga untuk kendali:


2.1 Angin/udara
2.2 all Hidrolik
2.3 Magnet listrik

2.1 Angin/udara
Tekanan angin dari pompa yang terkumpul ditangki udara
dialirkan kealat pelumasan saluran udaralangin kemudian
dibagikan ke kelep/katup kendali yang dikendalikan oleh tuas
kendalL
Angin/udara dari katup kendali dialirkan ke silinder dan piston
yang fungsinya sebagai penggerak kopling atau rem. ['lIJ

Kebaikan:
Mudah dalam pemeriksaan dan perawatan. Semua keausan
dan kerusakan akan segera nampak pada setiap pemeriksaan

harian yang dilakukan oleh operator maupun mekanik yang

bertugas. Pada pemakaian angin yang sistemnya tidak terlihat


jelas masih dapat didengarkan daerah kebocoran angin yang
terjadi dengan mematikan mesin terlebih dahulu. ~

Keburukan:
Angin sifat alirnya sangat cepat. Maka gerakan piston menjadi

cepat sehingga gerakan remlkopling selalu mengejut,

walaupun ini telah diberikan alat pencekik aliran (NOZLE)

angin/udara.

Karena hal ini maka diharuskan adanya operator yang khusus

dan tidak boleh sembarang operator lain mengoperasikan,

diragukan belum dapat cepat penyesuaian perasaan untuk

rnengendalikan crane.

Bila dipaksakan, tetapi silahkan sang Superior sport jantung

dulu.

Keterangan.
Lihat gambar kopling dan rem.

BaM- 9/17

-.~1, . :;"_::";!"":...l.'r~:,,:,-rJ.";'_ ~,.:~,\ . . ~ .. '-:.<,,:., C'" >.'7 ,", " " ," . __ ~
,.-,~-

PelatihanAhIiMuda:K3<~Konstruks;:'/":::LP2K3L
- :-~_ ~~:~~:::~~ :.~;';~::~-H~_~'.~~.~"-.;:.-:-,7,"": - .. ,Co,'; ,. ',' ; " . o;~ - o.
A2K4 '-INDONESIA~':'
0 0 ~~:n..
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3l A2K4 INDONESIA

2,2 011 Hidrolik


011 dari tangki disedot oleh pompa dan ditekan langsung
kekatup kendalL Saat semua tuas pada posisi nonnal, 011 akan
mengalir kembali ke tangki melewati pendingin lazim disebut
Hemat Exchanger dan disaring (filter),
Kebaikan: l'lJ
i'

Mudah dalam pemeriksaan dan perawatan. Semua keausan


dan kerusakan akan segera nampak pada setiap pemeriksaan
harian yang dilakukan oleh operator maupun mekanik yang
bertugas. 011 sifat alirnya lambat. Maka gerakan piston lebih
lambat, sehingga gerakan rem atau kopling tidak mengejut.
Bila ada gerakan kejut berarti ada kelonggaran pada system
gearnya.

3. SISTEM TENAGA HIDROLIK PENUH/FULLY HYDRAULIC POWER


SYSTEM

SKEMA UMUM DASAR

SUMBER POMPAOLI KATIJP FUNGSI


I--- '--- '---
TENAGA BERSAMBUNG KENDALl DGN
(PUTAR) REMIKUNCI

I
OTOMATIS

TIJAS
KENDALl

I 3.1 Cara kerja aliran OLi BERTEKANAN


Dari tangki all dihisap oleh pompa. Pompa ini biasanya adalah kumpulan
pompa

UTAMA.
yang bersambung pada satu as pemutar. Tiap pompa digunakan
untuk satu atau dua buah fungsi anatara lain: Fungsi naik turun HOOKlKAIT

Fungsi naik turun HOOKIKAIT BANTU.


Fungsi naik turun BOOM.
Fungsi naik turun TELESKOPIK.
Fungsi SWING/PUTAR kiri-kanan.
Fungsi MOVEIPINDAH-JALAN.
Fungsi DONGKRAKIOUT RIGGER.
Tekanan all dialirkan lewat selang hidrolik ke KATUP KENDAll.
Bila tidak dipakai langsung kembali ke tangki denga melewati HEAT

.'
EXCHANGER kemudian lewat FILTER.

Bila tuas digerakkan untuk naik maka kerja kelep/katup adalah membuka "..l.IJ
saluran bertekanan ke MOTOR HIDROLIK untuk arah naik, sedangkan 1.=
tekanan lebihnya kembali ke tangki melalui BYPAAS VALVE. Untuk all yang

Bab'Z-10 / 17

Pelatihan Ah'ti Mud;i,KfiKonstruksi


- ,t.' .::.,-,'
..,.~ .. _1~.~, k ,,:.:;..- ~ ~

e
lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATlHAN
,(.-:--y KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN LP2K3L' A2K4 - INDONESIA
LPZK3L A2K4 INDONESIA

telah memutar motor akan langsung ke tangki lewat saluran pada KATl)P
KENDAll/CONTROL VALVE.

3.2 Cara kerja MOTOR HIDROLIK


ifl~ Pada tiap Motor Hirolik terdapat Katup Pengatur untuk REM OTOMATISnya.
011 yang bertekanan langsung menekan motor untuk berputar, tetapi dihambat
beberapa saat yaitu diperlukan waktu untuk membuka remnya agar
membebaskan gerakan motor.
Hal ini perlu untuk keselamatan yaitu jangan ada gerakan yang berlawanan saat
mulai bergerak.
Motor Hidrolik bekerjalberputar karena doronganltekanan all ke gear motor
melewati 2 buah lubang dimana tiap lubang berfungsi saluran masuk dan keluar
secara bolak-balik. Untuk mendapatkan kekuatan gerakan digunakan Katup
Penjaga yang terpasang pada setiap lubang saluran (Check Valve). Hal ini
gunanya untuk selalu membuat tekanan 011 yang cukup kuat selalu terdapat pada
motor.
KATUP PENGATUR akan bekerja bila tekanan 011 cukup kuat sesuai yang
ditentukan all akan masuk melaluinya dan saluran. buanglkembali ,menjadi
tertutup dan saat all tidak bisa masuk lagi maka saluran buang/kembali akan
terbuka.
REM OTOMATIS bertype Normaly close yaitu bekerja/meRem saat normal dan
tidak bekerja saat dibuka dengan system tekanan 011 yang melewati Katup
Pengatur.
.1
~I KATUP PENJAGA berfungsi menjaga tekanan Oil tetap tinggi sesuai
kebutuhannya yang menjaga beban berat dari tekanan balik yang terjadi dari
.

~
gerakan tak menentunya mesin. Bekerjanya, bila ada tekanan dari sisi satu
misalnya untuk maju maka sisi lain terbuka setelah cukup tekanan kerjanya yaitu
bila katup masuknya terbuka dulu.
Pada system angkatan HOOK, bukan REM yang diterapkan pada system tetapi
KOPLING yang fungsinya naik bisa, turun tidak bisa. Alat ini disebut SPRAG
CLUTCH.
Pada system angkat boom yang memakai WINCH diberikan alat PAWL
RATCHET. Hal ini akan memberikan kekuatan tahan yang jauh lebih kuat
disbanding Sprag Clutch. Karena tempatnya selalu diluar dan mempunyai jarak
radial yang lebih lebar. Sistem kendalinya yang otomatis akan lebih baik
daripada yang manual.
Untuk yang memakai REM masih diberi pengaman lagi yaitu PengunciILOCK.
Contohnya yang teerdapat pada system PutarISWING.

3.3 Cara kerja DONGKRAK HIDROLIK


Dongkrak terdiri adri silinder dan. piston dimana piston menjadi penyekat dua
ruangan yang terjaeii dalam sHinder. Tiap ruang mempunyai satu.lubang saluran,

~,
pada crane salah satu ruangan menjadi ruang Penahan Beban. Yang lainnya

'. menjadi Pengimbang.

Agar kuat menahan beban maka hanya satu buah katup Penahan yang
dipasangkan. Bekerjanya adalah oil bisa masuk tetapi tidak bisa keluar kecuali
Babl'- 11 / 17

Pelatihan AhlfMtida"K3;Konstruksi
~.
t!"'~~
-!;.'q::
,~:;">,-~ -. t:.:,-:.:.",g.":!-~v~~(~A~~_~,:_~'.?';,~~~-:::-"f~ ,,~.-._.~:
lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
lP2K3l A2K4 -INDONESIA

membuka katup dari arah lain dengan tekanan dari arah untuk ke ruang

pengimbang.

Type lain dari Katup Penahan adalah dengan cara 011 bisa kembali-keluar dari
ruang bila mendapat tekanan lebih dar; yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
Cara ini adalah yang sering dipakai karena aman dimana tidak akan terjadi '"
kerusakan struktur/konstruks bila melebihi beban. Tetapi bila per-nya melemah
maka daya tahannya menurun dan pernya harus diganti atau sementara
diganjal.
8ila satu system silinder hidrolik tanpa katup penahan maka hal ini harus diberi
untuk memenuhi standar umum crane terutama standard safety seperti ANSI 8
30.5, API Spec 2 C dan lain-lain.

3.4 SISTEM KENDAll 8ERTlNGKAT


disebut Sistem Hidrolik Pilot atau Hidraulic Pilot Syatem.
Istilah Pilot berarti Pemandu. Pada System Hidrolik Pemandu disini
artinya untuk

mengendali kecepatan gerak yang dihasilkan dan juga memperingan tenaga

pengendalian.

Untuk pengendalian kecepatan gerak dipakai system kendali Bantu yang kecil
dengan alat pencekik aliran atau memberi katup pengatur tekanan 011 pada
system kendali kecil.
Alat kendali kecil berakhir pada fungsi penggerak tuas berguna untuk
menggerakkan tuas katup kendali yan 9 besar, sehingga tidak lagi diperlukan
tenaga yang besar untuk menggerakkan tuas kendalL Pada hal ini dapat juga
ditambahkan suatu katup pengatur tekanan cepat atau lambat dengan temaga
listrik, dimana pemberian 011 bertekanan digandakan sehingga kekuatan
mendorong tuas menjadi lebih besar dan pembukaan saluran 011 pada katup
kendali menjadi lebih besar atau mendekati seratus persen diamna bila tidak
digandakan hanya terbuka setengahnya sehingga gerakannya menjadi lambat
Untuk. membuka seratus persen dilakukan pembukaan alat pencekik, atau
menyetel katup pengatur tekanan agar didapat tekanan 011 maksimal.

'~
=

Bab3-12 / 17
@ LEMBAGA PENDtDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

PENGGERAK

I. JUMLAH PENGGERAK

Dengan mempertimbangkan besar kecilnya crane atau beban yang harus dilayani,

maka pada umumnya jumlah penggerak pada masing-masing gerakan dapat diamati

sebagaiberikut:

i'llJ
a) Penggerak long travel, untuk kapasita5 kecil terdiri dad 2 unit sedang untuk

kapasitas besar 4 unit penggerak.

b) Penggerak cross travel terdiri dari 1 unit (double output) penggerak dan 2 unit

(individual) penggerak untuk crane yang kecil.

c) Penggerak lifting unit terdiri dad 1 unit penggerak dan 2 unit penggerak untuk

kapasitas besar atau yang memerlukan gerak beban yang 5angat halus.

II. SUSUNAN UNIT PENGGERAK.


Secara umum unit penggerak terdiri dari:
a) Tenaga penggerak (motor tanah).
b) Gear box (mereduksi putaran motor).
c) Penghubung/coupling/poros (zapex couping, pin coupling, barrel coupling,
cardan shaft).

d) Unit rem.

III. KECEPATAN
Masing-masing gerakan biasanya memiliki beberapa tingkat kecepatan yang
disesuaikan dengan fungsi dan keadaan area operasi crane. Pada garis besarnya
kecepatan:
<Ill
a) Long travel antara 80 sid 120 m/menit crane besar atau 10 sid 40 mlmenit
crane keci!.
b) Cross travel antara 20 Sid 60 m/menit crane besar atau 20 Sid 30 rO/menit
crane keci!.

c) Hoist antara 5 Sid 25 m/menit crane besar atau 5 Sid 15 m/menit crane keci'

IV. TINGKAT KECEPATAN


~

Masing-masing gerakan biasanya memiliki tingkat-tingkat kecepatan sesuai dengan


jarak yang harus ditempuh dan kehalusan gerakan yang diperlukan. Kebanyakan

masing-masing gerak dilengkapi:

a) Long travel sid 4 tingkat kecepatan.

b) Cross travel dan hoist sid 2 tingkat kecepatan.

IV. PENGATURAN KECEPATAN


Untuk mendapatkan gerak crane yang halus serta menghindari pembebanan yang
mengejut pada bagian-bagian crane, perlu diperhatikan beberapa pengaturan
kecepatan sebagai berikut:
Gerakan diawali dengan tingkat kecepatan rendah dan juga dihentikan melalui
tingkat kecepatan rendah sebelum stop.
..
Peningkatan kecepatan hanya dipergunakan sekiranya jaraklpanjang Iintasan yang
hendak ditempuh ma~ih cukup memadai. . z
Bab3'- 13/17 c
o
Z
m
-CJ)~
:'.:~
"'~\~';';'.-:>; . . ." .-. ., .. " . '. ," . . ;'. '..":'"

ns.truks(::
-,,:J':r-..... :;;'>.;.~l:-:.
':;~LP2K3L
:...!~'t:~r--":\.
A2K4-
-. '
INDONESI~
- _'
':,!'.
@ fLt;~\
LEMBAGA"NDIDIKAN. "tAli HAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

V.1. PENERAPAN PADA PRINSIP KERJA PESAWATANGKAT & ANGKUT

Prinsip kerja pesawat angkat & angkut adalah system yang bekerja pada
seluruh komponen bagian-bagian pesawat angkat & angkut itu sendiri, pada masa
sekarang ini terjadi perubahan teknologi yang demikian pesat sehingga terjadi
kemajuan pula pada system kerja dilingkungan enjiniring peralatan industri. Pada
umunya penggunaan system kerja pada pesawat angkat & angkut menggunakan:
Sistem Elektrik
Sistem Mekanik (manual & otomatis)
Sistem Hidraulis
Sistem Pneumatik (system angin bertekanan/tekanan udara).
Dari system keempat tersebut terdapat 2 (dua) sumber utama tenaga
penggerak diantaranya adalah:
Motor Listrik
Motor Bakar (Bensin & Diesel)

V.2 Motor Listrik

Motor Iistrik adalah motor yang energi tenaganya diperoleh dari hasil didapat
dan sumber listrik, dengan prinsip medan magnit listrik yakni tangan kanan ampere
dan melalui komutator maka rotor akan berputar terhadap statornya, dari hasil
putaran inilah tenaganya ditransfer secara mekanik ke poros-poras penggerak yang
dikehendaki, selanjutnya mengenai bekerjanya motor listrik sesuai penggunaannya
akan diterangkan pada bagian V berikutnya.

V.3. Siklus Motor

Agar motor dapat bekerja, maka dibutuhkan suatu rangkaian kejadian yang selalu

berulang.

Rangkaian kejadian yang selalu berulang kembali mengikuti jejak-jejak yang sarna

seperti semula dan membentuk suatu rangkaian tertutup dinamakan siklus.

Siklus motor baker torak harus mengikuti proses-proses sebagai berikut:

a) Mengisi suatu muatan yang dapat terbakar kedalam silindir,

b) Memanfaatkan muatan tersebut,

c) Menyalakan muatan tersebut pada akhir langkah kompresi, sehingga

mengakibatkan pemuaian yang menghasilkan daya.

Rangkaian proses diatas biasanya disebut proses:


Pemasukan (intake),
Kompresi (compression)
Daya (power)
Pembuangan (exhaust)

Untuk memproduksi daya yang terus menerus, maka motor harus mengulangi
rangkaian prosesdiatas secara berulang-ulang.

Bab.!-14/17
(//;S:\ lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN

~
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
lP2K3L A2K4 -INDONESIA

Satu rangkaian lengkap dari proses tersebut, pada sebuah motor disebut satu siklis.

I~ Berdasarkan banyaknya langkah torak tiap siklus, maka motor dapat dibedakan

I
atas:

Motor siklus empat langkah.


. Motor siklus dua langkah.

...J
(W)"
VA. Pengetahuan Hidraulik
.~~
Ni
.~ VA.1 Pendahuluan
...J
Dari system penggerak prinsip kerja hidraulik dewasa ini paling bariyak
digunakan pada dunia industri karena system hidraulik dinilai memponyai
banyak keuntungan dibanding dengan system penggerak yang lain maka
dalam modul ini kami khususkan untuk membahas jenis penggerak system
hidraulik yang mempunyai keuntungan sebagai berikut:
Gerakan yang dihasilkan dapat diatur sesuai dengan kegunaan alat dan
perlengkapannya.
Desain cukup sederhana baik secara keseluruhan maupun terhadap

~.
komponen pengontrol.
Penempatan akuator dan motor lebih memudahkan pada rangkaian

system.

Getaran-getaran yang ditimbulkan sangat keeil disbanding dengan tenaga


.penggerak yang lain.
I
II
Pelurnasan bagian dalam dilakukan secara otomatis dari oli hidrolik yang
digunakan.
Kelebihan":kelebihan tekanan dapat dihindari secara otomatis.
Efisien dan produktif.

'I
Maka disini akan kami coba menguraikan dari jenis-jenis komponen dan
prinsip-prinsip dasar system kerja penggerak hidrolik, yang nantinya kami harapkan
akan bisa membantu pembaca maupun orang yang berkecimpung dalam pemakaian
alat-alat berta bisa melakukan perawatandan pemeliharaannya.

Untuk memahami dengan jelas apa sebenamya yang dimaksud system hidrolik
itu, maka perlu diketahui terlebih dahulu hal apa saja yang mendasarinya. Untuk itu
perlu diketahui arti dan fungsi, hukum yang mendasari macam hidrolik, pengertian
symbol dan rangkaian sederhana sehubungan dengan simbol-simbol yang ada,
dengan mengetahui ini semua maka seseorang yang terlibat didalam pekerjaan
I
menggunakan peralatan dengan tenaga hidrolik, akan lebih mUdah menganalisa

penyebab kerusakan yang terjadi sewaktu-waktu. Khususnya pengertian symbol

standar hidrolik, karena setiap peralatan yang menggunakan tenaga hidrolik selalu

dilengkapi dengan skema hidrolik yang digambarkan berupa simbol-simbol untuk

mengetahui aliran oli didalam system hidrolik

Bab'!f-15 /17

~";:.l ~. .. ,~. .';-~ '.".5. . r .,


~ ~:~.~-:
lo......L..-
Kons.~t:.uk~"":""
Ll..a\
/:-~;:~LP.2K3L. A2K4 - INDONESI~
,'f~ ~ .:... , ~. ' -. _
@<'I~~~
LEMBAGA PENDIDIKAN & PElATI"AN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN cLP2K3L A2K4 - INDONESIA
'._-;', :".-. ,.
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

r
"'C
N

\1.4.2 Arti dan Fungsi Hidraulik


"r
Co\)


N
Bila ditinjau dan asal kata, hidrolik berasal dan kata Yunani yaitu hydraulic
yang terdiri dari dua buah kata digabungkan menjadi satu.
"
~

. Hydros berarti air atau cairan.


Aulis berarti pipa atau saluran. z
c
Jadi pengertian kata hirolik (Hydraulic) adalah suatu system atau cara dimana
:Z
o
pemindahan tenaga (energi) dan daya (power) dilakukan dengan mengglinakan
gerakan atau aliran cairan yang bertekanan didalam circuit atau rangkaian tertutup.
m
00
Dengan pengertian diatas diketahui fungsi hidrolik adalah: Tenaga atau daya
untuk menghasilkan sesuatu kerja yang ditimbulkan dari gerakan atau cairan yang
bertekanan.

. Gambar 1.2 tarik

Cairan yang bertekanan


u n
Gambar 1_2 z
Sedangkan cairan (fluid) yang digunakan dapat berupa oli atau cairan sintetis c
(Syntetic Fluid). o
z
m
en
-

\1.4.3 Macam Sistem Hidraulik

Sistem Hidraulik terdiri dari dua macam yaitu: r


Hidrodinamis (Hydrodynamic) "'C
N
Yang dimaksud dengan hidrodinamis adalah pemindahan tenaga dan gaya
dengan melalui gerakan atau aliran cairan, sebagai contoh kopling basah
(fluid coupling, torgue conventer), kincir anginlwater wheel. "r
Co\)

"
ool::lo

z
c
Bab1-16/17 z
-

si. .,J.~p~?~3L"""A2 K4 - IN DO N ES IA:..

@~>_\_
LEMBAGA PEND'DIKAN & PELAn"AN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Hidrostatis (Hydrostatic)
Yang dimaksud dengan hidrostatis adalah pemindahan tekanan dan gaya
dengan rnenggunakan cairan yang bertekanan sebagai contoh adalah
penggunaan system hidrolik pada sebuah peralatan.

Gambar 1.3.b Prinsip Hidrostatis

V.4.4. Hukum Dasar Hidraulik

Ada beberapa hokum dan prinsip yang mendasari dari system hidrolik ini,
tetapi yang mudah untuk dimengerti adafah. Hukum Pascal yang berbunyi sebagai
berikut:

"Bila cairan dalam suatu rangkaian/sirkuit tertutup ditekan atau mendesak,


rnaka besar tekanan pada cairan tersebut akan sarna besamya pada semua
bidang permukaan".

BabJt!-17/17
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
~.W
V'~ \ I KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA &L1NGKUNGAN LP2K3L A2K4 .. INDONESIA
.
LP2K3L A2K4 -INDONESIA
,
""0
N

BAS IV ,"
W

K3:I?ADA BEJANA BERTEKANAN


.~,,' -N
c=7I

11;1
1.1. PENDAHULUAN
"
~

Kecelakaan karena peledakan pada suatu bejana bertekanan


pada-,umumnya berakibat fatal, lebih parah lagi apabila membawa
akibat'- korban manusia mengingat peledakan bejana ini sangat
dahsyaF Hal ini terbukti dengan hancurnya bejana tekanan tersebut
sehingg~'- menjadi berkeping-keping ataupun karena terlemparnya
bejana dari tempat semula.

Seperti kita ketahui suatu bejana tekanan adalah suatu bejana


yang tertutup dengan tekanan tertentu di dalamnya. Dengan demikian
~I bejana ini disamping bahan konstruksi yang memenuhi syarat juga
harus dibuat melalui perhitungan-perhitunganstandard yang sudah
ditentukan sesuai dengan tekanan yang ada di dalamnya.
Adanya cacat konstruksi pada suatu bejana tekan dengan
sendirinya tidak dikehendaki, demikian juga dengan peralatan
peralatan (pengaman) tambahan seperti, appendages sangat
diperlukan bagi suatu bejana tekan, yaitu sebagai alat pengaman '"
tekanan lebih apabila bejana tekan mempunyai tekanan melebihi dari
tekanan semula atau tekanan yang ditentukan sesuai dengan
-standard.

PERENCANAAN

Langkah pertama yang sangat penting dalam pembuatan bejana


tekan adalah perencanaan dengan perhitungan sesuai standard yang
I.
diinginkan/diminta, ini diperfukan guna mengetahui kondisi yang
dikehendaki bagi bejana tersebut. Langkah selanjutnya yang harus
ditempuh adalah dengan perhitungan uji coba atau pengujian coba >,
sebelum bejana tekan tersebut dinyatakan sudah siap pakai. ""0
N
Dalam perencanaan, faktor yang harus diketahui dan merupakan
dasar pertimbangan dalam perencanaan adalah:
,"
W

a. Tekanan
b. Temperatur

N
c. Bahan pengisi bejana
III
d. Pengaruh perubahan tekanan dan temperatur
e. Pengaruh adanya peralatan-peralatan lain seperti pipa-pipa
"
-~

oeOan-oeoan lainnya
ataupun beban-beban laJnnya
f. Pengaruh cuaca disekitarnya.

Bab4 1/24
, .~.,,,.,,, . .'
: r
PeiatihanAhlfMuda'K3 Konstruksi
"
'LP2K3L A2K4 .. INDONESIA
,
@
0.' ~~
LEMBAGA PENDlDIKAN' PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Guna mendapatkan kesempurnaan hasil jadi pembuatan suatu bejana


maka faktor tersebut di atas harus diperhatikan. Segala ketentuan mengatur
hal ini pada umumnya sudah tercantum dalam standard-standard bejana.
Khususnya mengenai bahan-bahan bejana yang digunakan antara lain: baja
karbon, paduan, stainless steel, aluminium, nikel, tembaga dan sebagainya
ataupun bahan-bahan non metalik, seperti glass yang telah diperkuat dengan
plastic. Glass reinforced plastic (GRP). Kita telah mengenal beberapa
standard yaitu ASME; JIS; SM; British Standar (8S), dan sebagainya.

Dengan demikian untuk mendalami pengetahuan tentang bejana


.bertekanan berarti kita harus mengetahui pula standard-standard ini
disamping pengetahuan-pengetahuan dasar teknik yang sebelumnya harus
sudah dinilai.

TEMPERATUR
Penggunaan bahan pada temperatur yang tinggi berarti untuk
mempengaruhi kekuatan konstruksi bahanyaitu sifat mekanisnya seperti
keuletan, kekuatan, kekerasan dan akan menjadikan bahan tersebut menjadi
rapuh, kaku ataupun berubah sifat-sifat aslinya sehingga membahayakan
bagi kekuatan konstruksi semula.

KOROSI (KARAT)
Korosi ataupun perkaratan pada bejana tekanan juga salah satu
sebab yang menjadikan kekuatan konstruksi suatu bejana berkurang
pengaruh korosi tersebut antara lain:
a) Adanya korosi sebagian konstruksi menjadi hilang dan ini merupakan
cacat.
b) Adanya korosi bahan menjadi rapuh atau retak sebagai akibat dari
retak korosi tegangan (stress, corrosion coating).
c) Adanya korosi memperlemah sifat-sifat penghantar bahan.
d) Adanya korosi menguasai sifat-sifat mekanis.

Korosi tak dapat dikurangi dengan eara pemelihan bahan yang tepat
ataupun memberikan perlindungan semata-mata akan tetapi agar
dipemitungkan saat perencanaanpertama dengan bahan-bahan yang akan
terjadi dan menyagkut pula jangka waktu kemampuan material bertekanan
(life time).

Faktor kekurangan bahan akibat koresi harus dihiridari dan dicegah


dengan pengadaan inspeksi secara berkala. Kerapuhanakibat korosi, retak
tak dapat ditolerir, faktor pemifihan bahan yang tepat, system pengelasan
dan perencanaan yang tepat merupakan kunci pencegahan te~adinya korosi.

KONSTRUKSI
Bejana tekanan cukup kuat didapat apabila pelaksanaan pembuatan
berdasarkan standard yang ada. Termasuk standard sambungan-sambungan
las merupakan hal yang sangat penting dan sangat mendapat perhatian
Bah V- 2/18
lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
lP2K3L A2K4 -INDONESIA
r
"tJ
I\)

dalam pelaksanaan pembuat suatu bejanatekanan mengigat kuat atau' "rw

tidaknya suatu konstruksi tergantung dari hasil sambungan las ini. Sifat hasil
sambungan harus mencerminkan kekuatan yang sesuai dengan bahan yang

I\)
disambung dan ini hanya dapat dilaksanakan berdasarkan standard tadi dan
dilakukan (dikerjakan) oleh Welden yang kualified. "

~
. I

Untuk menjamin kebaikan sambungan ini, sambungan-sambungan Z


harus diadakan pengujian baik destructive maupun non destructivenya C
setelah selesai penyambungan konstruksi bejana. o

Z
Dalam hal pelaksanaan sambungan pengelasan harus dapat m
en
memperlihatkan sertifikat procedure pengelasan dari suatu bejana tekanan
sesuai dengan standar WPS yang ditentukan. Hal ini ini tergantung -

kebutuhan standard bejana tekanan yang dilakukan, kesulitan pelaksanaan

pengelasan dan faktor keselamatan yang digunakan dan pengujian yang

dflaksanakan. r

"'C
. I\)
TINGKAT PENGAMAN
Ada beberapa jenis tingkap pengaman yang kita ketahui antara lain:
Tingkat pengaman dengan pegas. "r
w
Tingkat pengaman dengan beban.
,
N
Kegunaan tingkap pengaman ini bagi suatu bejana tekanan adalah
untuk melepaskan tekanan.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi:


"
~

Z
1. Pada saat bekerja dengan kapasitas maximum sat tekanan tertinggi
C
tekanan kerja, tidak akan meningkat lebih 10% dari tekanan kerja
yang diperbolehkan.
o

2. Tingkap pengaman harus mudah digerakkan bibir-bibir pengantar m


klepnya dengan tangan tanpa menggunakan pembuangan uap en
melalui tingkap. -

Tingkap harus dapat dikuncildisegel dan tidak dapat dirubah


orang yang tidak bertanggung jawab.
<C r
-
en\ PEDOMAN TEKANAN
Syarat-syarat pedoman tekanan:
"'C
I\)
w.
z

o
o
1. Harus mempunyai harga tekanan yang sesuai dengan tekanan kerja
pesawatnya. Batas terendah tidak kurang dari 1 .~ x tekanan kerja
dan tidak Iebih dari 2 x tekanankerjanya.
"rw

Z
2. Harus mempunyai angka-angka yang jelas dan mudah dibaca dengan

I\)
tanda maximum yang diperbolehkan.
[]I

~J;
!~}
"

N
Z

<1:' C
Bab'13 /18 o
z

-
;en

Pelatihan'Ah;(Ni~d~)K3Konstruksi
~ "';' _.
.. ;'lP2K3L
_" ' . . _'.
A2K4 - INDONESIA..
u
@
l.<!>~,
LEMBAGA PENDIDIKAN PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & UNGKUNGAN
LP2K3L A2K4 - INDONESIA
LP2K3L A2K4 -INDONESIA
r
en "tJ
w f\)

Z
0\
C
7.2. DASAR HUKUM "w
r
Z Peraturan dan Perundang - undangan bejana tekan, yang ada
f\)
I-. selama ini masih mengacu pada : PEDOMANIPERA TURAN DARf
~
~
C\I
KETEL-KETEL UAP DAN BEJANA-BEJANA UAP
"
oI::ao

Adapun sebagai pedoJ'!1an peraturan perundangan dan ditunjang


dengan standar teknis yang berlaku dibidang penanganan masalah ketel uap
z
c
dan bejana uap adalah: o
1. Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan z
ketentuan Pokok mengenai Tenaga Ke~a. m
2.
3.
Undang-undang NO.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Undang-undang dan Peraturan Uap 1930. 00
4. Surat-surat Keputusan Menteri.
5. Surat-surat Edaran.
6. Instruksi-instruksi.
7. Dasar-dasar Penilaian dan Perhitungan Pesawat-pesawat dan
Bejana-bejana tekanan.

Standar intemasional bejana tekan mengacu pada :


1. Standar Amerika ASAIE.
2. Standar Inggris B.S.
I 3. Standar Jennan DIN
4. Standar Belarida HCNN
5. Standar Jepang JIS.

7.3. SEJARAH PERKEMBANGAN KETEL UAP DAN BEJANA UAP

Sejak dahulu manusia selalu berusaha, supaya dapat bergerak untuk


melakukan kekuatan yang lebih besar dari pada kekuatan ototnya. Untuk
menggantikan kekuatan ototnya dipakai tenaga dari binatang kuda, yang
mempunyai kekuatan yang lebih besar dan mampu bekerja dengan waktu

-en
yang lebih lama pula.
r
"tJ
w Pada jaman dahulu tenaga kuda diperlihatkan untuk mengilang f\)

z gandum. Dan kuda be~alan berkeliling menurut satu lingkaran sambi!


o
c
menarik batang dihubungkan dengan poros batu kilang dibagian etas
sehingga batu kilang bagian atas berputar menggiling butir-butir gandum
"rw
z yang berada diantara batu kilang atas dan bawah. Kemudian manusia
menemukan cara lain untuk mengilang gandum yaitu dengan menggunakan

I\)

'"
kekuatan pendorong alam yaitu angin.

Dalam hal di mana tenaga angin dimanfaatkan untuk menggerakkan


"
oI::ao

sayap kincir angin dan tenaga putaran kincir dialihkan melalui roda-roda dan
batang pemutar batu pengilang gandum seperti penjelasan
BalJtt 4/18

I!""'-. Pelatihan Ahli Muda' K3 Konstruksi


Ir;.. ..,
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
,,'~>y LP2K3L A2K4 -INDONESIA

tenaga kuda diatas. Pemakaian kekuatan pendorong alam lainnya yang


menggunakan sebuah kincir air yang digerakkan oleh air yang mengalir dan
ditumbuhkan pada sudu-sudu dari roda, sehingga roda kincir air akan
berputar.
Gerakan berputar dari roda ini selanjutnya dipindahkan melalui roda
gigi dan batang poros pemutar menggerakkan batu kilang untuk penggilingan
butir-butir gandum_ Pada tahun 1760, James Watt, seorang bangsa
Inggris. Telah berhasil memakai uap sebagai kekuatan pendorong. Dia
adalah yang pertama membuat instalasi tenaga uap yang terdiri dari sebuah
ketel uap dan mesin uap.

Tenaga Uap yang diperoleh dart penguapan ketel uap pertama,


dipewrkenalkan oleh James Watt yang dikenal dengan nama kecil ketel
gerbong.

Ketel uap jenis ini terdiri dari dua sisi yang rata, pada sisi atasnya
merupakan puncak ketel berbentuk setengah slinder dan dasar sisi pelatnya
dilengkungkan ke dalam. Dari bagian muka dan belakang ditutup dengan
pelat rata yang masing-masing disebut tutup depan dan belakang. Dibagian
bawah ketel terdapat ruang pembakaran untuk membakar bahan baker guna
memanaskan ketel. .

Dewasa ini sesuai dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu


dibidang teknik dan teknologi, maka dibidang konstruksi untuk penggunaan
tenaga uap instalasinya sudah jauh berubah.

Ketel uap berfungsi untuk mengubah air menjadi uap dengan


pertolongan panas. Uap yang dihasilkan oleh ketel uap selain digunakan
untuk tenaga penggerak digunakan pula untuk pemanasan.

Sehubungan dengan penggunaan uap, maka telah banyak dibuat


pesawat-pesawat uap selain uap yang disesuaikan dengan tujuan
'penggunaannya antara lain pemanas air, pemanas uap, pesawat penguap,
bejana uap dan lain sebagainya.

Ketel uap adalah suatu pesawat yang dibuat untuk mengubah air ada di
dalamnya, sebagian' menjadi uap dengan jalan pemanasan. Untuk
pemanasan diperoleh dari pembakaran bahan baker, jadi setiap ketel uap
harus mempunyai atau dilengkapi dengan sebuah tempat pembakaran.

Konstruksi tempat pembakaran bahan baker tergantung kepada jenis


bahan baker yang akan dipakai. Dalam keadaan bekerja ketel uap di
dalamnya terdapat tekanan dan setiap ketel uap harus mampu menahan
tekanan ini. Kekuatan ketel uap tergantung dan bentuknya dan badan asal
yang dipergunakan untuk pembuatan ketel ini.

Biasanyaketel uap terdiri dari satu silinder atau dari gabungan silinder
Bab4- 5/18

J
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & LINGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
V"_Y LP2K3L A2K4 INDONESIA
r
."
I\)

silinder dan pipa-pipa.


"r
eN

:J>
Bahan untuk ketel uap maupun pesawat uap selain ketel uap harus I\)
mempunyai kwalitas yang baik, karena untuk bekerja dalam temperatur dan
tekanan yang tinggi, ketel ini harus dapat menahan tekanan uap yang besar. "

~
I

Ketel uap dalam keadaan bekerja, sebagai bejana yang tertutup atau z
tidak berhubungan dengan udara luar, karena selama berlangsung c
pemanasan melalui bidang yang dipanaskan atau luas pemanasan dari ketel o
uap, maka air akan mendidih selanjutnya berubah menjadi uap panas dan -z
bertekanan. m
en
-

:J>

Setiap te~adi kenaikan temperatur uap dalam ketel, maka tekanan uap
akan meningkat pula; jadi kenaikan temperatur uap dan kenaikan tekanan
berhubungan erat.
Seperti setelah kita ketahui panas adalah suatu sumber energi atau r
dengan pertolongan panas, kita dapat melakukan suatu usaha,yang mana ."
,I\)
hal ini kita jumpai pada penggunaan ketel-ketel uap dan pesawat-pesawat
uap dilapangan industri.

Panas dari api dan gas panas, yang dihasilkan dari suatu dapur ketel
"r-
eN

atau dari panas sisa (waste heat), melalui bidang pemanasan, dipindahkan
,:J>
I\)

ke aile terlebih dahulu mengembang, kemudian berubah menjadi uap,

~
sehingga volumenya dengan cepat akan bertambah.
"

Panas sebagi sumber dari suatu gerak, memberikan kecepatan kepada


molekul-molekul air yang bergerak simpang siur, sehingga kohesinya atau
z
c
daya tarik menarik diantara molekul-molekul air saling berdesak-desakan dan o
pada keadaan demikian tetap tinggal dalam ketel uapnya, maka karena itu z
terjadilah peningkatan tekanan daJam ketel uap. m
en
Untuk memahami ketel uap, haruslah kita mengetahui sifat-sifat yang
terutama dan uap, dan peristiwa penting yang te~adi pada pembuatan uap.
Secara sederhana bentuk ketel uap kita misalnya sebagai bejana
:J>
logam, yang sebagian ruangannya berisi dengan air.
'

,,', 1
Bejana berisi air tersebut dalam keadaan terbuka, dibiarkan tanpa r
l
I dipanasi dan setelah beberapa lama, dengan jalan menimbang, bahwa air di ."
dalamnya telah berkurang. I\)

Rupanya dengan tidak dipanasi, air telah berubah menjadi uap dan
keluar dari lubang yag terbuka.
Peristiwa ini disebut menguap, dan dalam hal ini pembentukan uap
"

eN
r-
hanya te~adi pada permukaan air saja. :J>
I\)
Bila air dalam bejana, sekarang kita panaskan dengan menempatkan
sebuah sumber air dari pembaharuan gas di bawahnya, maka temperatur air
naik bertambah tinggi, air mulai bergerak sedang gelembung-gelembung uap
terlepas
, - keluar.
"
~

Selanjutnya, ternyata bahwa penguapan dapat terjadi pada tiap-tiap


temperatur. .
Bab~ 6/18
@
\('~
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN

V LP2K3L A2K4 -INDONESIA


LP2K3L A2K4 - INDONESIA
r
'1]
I\)

Kenaikan temperatur dapat dilihat dengan thermometer, sedang


"r
w

pergerakan bagian-bagian air dapat dilihat dengan menghamburkan serbuk


gergaji ke dalam air.
'
I\)
IT.I

Pergerakan air terjadi karena kenaikan temperatur tidak sarna pada


segala tempat. Air pada dasar bejana, yang lebih dekat dengan nyala api,
"
~
I

akan lebih cepat naik temperaturnya dan pada di tempat-tempat yang lain. z

Karena dipanaskan maka berat jenis air berkurangdan air yang panas o
akan naik, akibatnya air yang masih dingin akan turun dan hal ini z

berlangsung terus selama pemanasan air dilahan, m

en
Pada pemanasan air dengan arus air yang teratur disebut pereda ran
-
l>
air. Peredaran ini sangat penting dalam ketel uap karena dengan peredaran
yang baik akan bermanfaat untuk mendapatkan air yang cepat dan
pemanasan yang merata.

Peredaran air yang baik sangat tergantung kepada penempatan


sumber panas ke dalam ketel. Air yang tidak turut beredar dalam ketel
disebut air mati. Jadi temperatur air ini tidak secepat air yang beredar
naiknya. Ini dapat membahayakan bagi ketel uap, karena dinding ketel uap
akan mendapatkan pemanasan setempat, sehingga pemuatan ketel tidak
I

.l>
I\)
sarna dan karenaya mungkin terjadi tekanan-tekanan yang besar dalam pelat
ketel atau pada sambungan-sambungannya. "

Pada Gambar ketel memperlihatkan kepada kita, bagaimana pengaruh z


letak sumber panas, yang tidak tepat sehingga peredaran air menjadi tidak o
merata, terdapat air mati dan ini merupakan peredaran air yang buruk. o
z

Bila air dalam bejana dipanaskan terus, temperatur bertambah tinggi, m


en
pada akhirnya pelepasan gelembung-gelembung uap akan terhenti dan
penguapan bertambah cepat. -

Setelah temperatur air mencapai 100 e, gelembung-gelembung uap


yang dibentuk dalam seluruh zat cair, sampai pada pennukaan dan lepas
dari zat cair seperti pada gambar 7.

Karena bejana ini terbuka uap yang berbentuk akan lepas keluar
melalui bag ian yang terbuka dan peristiwa ini disebut air menidih.

Mendidih adalah suatu peristiwa, di mana pembentukan uap terjadi


dalam seluruh masa zat cair.
.

I
Titik mendidih dari suatu zat cair tergantung kepada tahanan, yang
menekan pada permukaan zat cair, karena gelembung uap harus sanggup
mengalahkan tekanan permukaan air disekelilingnya.

Bab\ 7/18
\

Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi


!ii @ rL~~\
LEM'AGA "NOJOIKAN PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
lP2K3l A2K4 -INDONESIA
r
"w
I\)
~

Pada bejana yang terbuka, tekanan uadara luar yang menekan pada
r-
permukaan air, besarnya 1 atmosfir, pada tekanan ini air mendidih pada 100
.1\)
C. Oalam ikhtisar tertulis di bawah terdaftar titik mendidih dari air pada
bermacam-maeam tekanan. Oengan tekanan rnutlak dimaksud, tekanan ~
~,J
~
yang diukur dari keadaan hampa udara sempuma.

I Seperti telah kita ketahui tekanan pukul rata di udara luar adalah 1
atmosfir, yang berssamaan dengan tekanan 1,0332 kg/cm2.

Oari daftar ternyata, bahwa air yang berada dalam suatu ruangan ketel
o
z
c
Z
, m
yang tertutup dengan tekanan 1, 0332 kg/em2, mendidih pada temperatur en

"I
,
100C. Pada tekanan yang lebih besar dari 1 atmosfir umpamanya sebesar
5 kg/em2, temyata air akan mendidih pada temperatur 151,1 C.
-
Sebaiknya bila tekanan pada permukaan air lebih rendah dan 1 atmosfir
.
misalnya 0,1257 kg/em2, maka air akan mendidih pada temperatur sebesar r
, 50C.
"
I\)
~
W

7.4. PENGENDALIAN KETEL UAP DAN 8EJANA UAP SERTA ....


PERALATANPERALATAN BANTUNYA .l>

,"
I\)

Bentuk konstruksi ketel uap dan pesawat uap selain kete/ uap dapat
~
dibuat bermacam,macam, tergantung dari kesesuaian dalam pemakaiannya
dan sebagainya. Sebagai bahan untuk ketel uap dan bejana uap selalu
digunakan orang pelat baja yang dikenal dengan baja Siemens Martin atau
pelat baja ketel jenis lainnya.
Suatu ketel uap harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Harus hemat dalam pemakaian bahan baker. Hal ini
dinyatakan dalam rendemen atau daya guna ketel.
2. Serat ketel dan pemakaian ruangan pada suatu hasil uap
tertentu harus keci/.
3. Paling sedikit harus memenuhi syarat-syarat dari Direktorat
Sina Norma Keselamatan Ke~a Departemen Tenaga Ke~a.
r

en
w
Ketel uap dapat dibagi menjadi beberapa g%ngan sebagai berikut:
A. Menurut tempat pnggunaannya: "w
I\)

z
o
1.

2.
Ketel uap darat tetap, ia/ah semua pesawat uap yang
ditembok atau berada dalam tembokan.
Ketel uap darat berpindah, ialah seniua ketel uap atau
"r
c l>
z pesawat uap yang tidak ditembok dan dapat dipindah
pindahkan.
I\)

[]

"
~

S. Menurut bangunan letak sumbu silinder ketel:


1. Ketel uap tegak, di mana letak sumbu sHinder tegak lurus
dengan tempat kedudukan ketel uap.

Bab't 8/18
.;/,1
i&l_
V'~ \1


LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LPZK3L AZK4 INDONESIA

2. Ketel uap mendatar, di mana letak sumbu silinder sejajar


dengan permukaan tempat kedudukan ketel uap.
~
In C. Menurut koonstruksi dan aliran panas:
1.
2.
Ketel uap tangki atau drum yang dilengkapi dengan lorang api.
Ketel uap pakai Bouiller.
~
3. Ketel uap yang dilengkapi dengan lorong api pipa-pipa api.
4. Ketel uap yang dilengkapi dengan satu drum atau dua drum
serta sejumlah pipa air dan disebut ketel pipa air.
5. Ketel uap yang dilengkapi dengan sejumlah pipa air dan pipa
api, yang dikenal dengan nama ketel uap combi.

Selain ketel uap dalam instalasi ketel uap terdapat pesawat uap. selain
ketel uap semuanya itu disebutkan dengan pesawat uap.
Adapun yang termasuk pesawat uap selain ketel uap antara lain sbb:
1. Pemanas air.
2.
3.
Pengering uap.
Pesawat penguap. ..
4. Bejana uap.
5. Dan lain-lain.

PERALATAN-PERALATAN BANTU KETEL UAP


lit Peralatan-peralatan bantu suatu ketel uap seperti disyaratkan dalam
""
undang-undang dan peraturan uap terdiri dari alat-alat sebagai berikut:
1. Dua buah tingkap pengaman.
2. Satu Pedoman tekanan.
3. Dua buah gelas pedoman air.
4. Dua buah alat (pompa) pengisi air.
5. Satu alat tanda bahaya.
6. Satu kran penutup induk uap.
7. Dua lemari katup kran penutup air pengisi.
8. Kran penguras sebanyak yang diperlukan.
9. Satu pelat nama.
I,'[~

DEFINtSt DAN tSTtLAH-tSTtLAH TENTANG KETEL UAP, BEJANA UAP &


PERALATANBANTUNYA

1. Ketal uap ialah satu pes~wat yang dibuat guna memanaskan air
menjadi uap dan uapnya dipergunakan diluar pesawatnya.
2. Pesawat uap selain ketel uap ialah suatu pesawat yang dibuat dan
dipergunakan sebagai kelengkapan dari ketel uap, dalam system
penggunaan uap, yang dihasilkan oleh suatu ketel uap. I~
3. Peralatan pesawat uap ialah semua alat atau peralatan yang
berhubungan atau dipasang pada pesawat uapnya sesuai dengan
fungsinya masing-masing.
Bab"'t.-9/18

--,:,''1- ,",:,r _;t~v-:-:.":-~,'I'.~.~~ .. ~


Pelatihan Ahli Miida rK3Konstruksi
. ; ..:_ . .
.~ . ':.. .
>"..<.:.;~ _"-~r:.;:-t.~>:.:.:.~. ~~'
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
V''----'Y LP2K3L A2K4 -INDONESIA

4. A/at-alat pengaman pesawat uap ia/ah setiap alat yang dihubungkan


atau dipasang pada pesawat uapnya sesuai dengan fungsinya
masing-masing alat yang bertujuan agar pesawat uap dapat dipakai
secara aman dalam operasinya.
5. Tingkap pengaman ialah suatu alat yang bekerja secara otomatis
membuka dan menutup tingkat atau katupnya tergantung pada
tekanan dan bagian yang dihubungkan dengan alat tersebut,
sehingga ruangan yang berhubungan dengan alat itu dijamin dari
kenaikan tekanan yang berlebihan.
6. Pedoman tekanan (Manimeter) ialah suatu alat pengukur tekanan dari
suatu medium yang berada dalam suatu ruangan atau suatu a/iran
yang bertekanan dan sebagai medium dapat berupa uap, gas dan
cairan. .
7. Gelas pedoman air ialah suatu alat untuk dapat melihat tingg; kolorn
air yang ada di dalam ketel u~p, yang mana gelkas pedoman ini
masing-masing ujungnya dihubungkan dengan ruangan uap dan
ruangan air.
8. A/at pengontrol otomatis ialah suatu alat yang dapat memberitahukan
kekurangan air di dalam ketel uap, di mana alat ini dapat berbunyi bila
air di dalam ketel turun melampui batas air terendah yang diijinkan.
Adapun alat yang digunakan berupa seruling atau kalkson otomatis
yang bekerja secara elektronik dihubungkan dengan listrik.
9. Tanda batas air terendah yang diijinkan ialah suatu tanda yang
dipasangkan pada ketel uapnya atau' pada alat pedoman air yang
mana penempatan tanda batas air terendah ini adalah 100 mm di
atas garis api untuk ketel uap darat dan 150 mm di atas garis api
untuk ketel uap kapal.
10. Keterangan atau katup pembuangan ialah suatu alat untuk
mengeluarkan air atau kotoran berupa endapan Lumpur yang ada di
dasar ketel uapnya dan berguna pula untuk. mengeluarkan atau
mengosongkan seluruh air, bila ketel uap akan dibersihkan.
11. Lubang lalu orang adalah suatu lubang yang terdapat pada ketel
uapnya dengan ukuran 300 x 400 mm, yang mana melalui lubang
tersebut orang dapat masuk guna melakukan' pemeriksaan bagian
dalam ketel uap.
12. Pelat nama adalah suatu pelat yang dipasangkan pada ketel uapnya
berisikan identitas mengenai nama dan tempat pabrik pembuat,
tekanan kerja yang diijinkan serta nomor seri pembuatan dan pabrik
pembuat.
13. Luas pemanasan (Heating Surface), ialah dimaksud luas dalam M2
(Meter persegi) semua bag ian ketel yang dipanasi oleh nayal api dan
gas panas, di mana pada sisi lainnya terdapat air.
14. Dapur kete! ialah ruangan pembakaran bahan bakar pada ketel uap.
15. Rendemen ketel ialah perbandingan antara panas yang diterima oleh
air dan uap terhadap panas yang diberikan oleh bahan bakar.
16. Kapasitas ketel ialah kemampuan ketel untuk menghasilkan sejumlah
uap dalam waktu satu jam.
Bab~ 10/18
@@. >~'~
LEMBAGA PENDIDlKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3LA2K4 - INDONESI~
LP2K3l A2K4 INDONESIA
r
"'tJ
N

17. Tekanan ialah suatu kekuatan yang bekerja tegak lurus pada sebuah
"r
W

bidang yang luasnya 1 em 2 satuannya kg/em 2 '


N
18. Tekanan udara ialah terdapat dalam i1mu alam, di mana tekanan
=
udara (normal) 76 em Hg (kolom air raksa). Dalam teknik 1 kg/em 2 =
"
~

I
1 atmosfir.
19. Tekanan lebih. dalam teknik kerap kali digunakan ruangan tertutup di
mana di dalamnya berisi gas, uap. atau eairan yang menekan pada z
dinding ruangan tersebut. Selanjutnya tekanan ini disebut tekanan c
lebih, satuannya dalam kg/em 2 atau atmosfir melebihi. o
z
Pada ketel uap untuk mengukur tekanan lebih, digunakan alat yang
m
(IJ
disebut manometer tekanan atau. pedoman tekanan.

PEDOMANIPERATURAN DARI KETEL-KETEL UAP DAN BEJANA
BEJANA UAP

a. Adapun sebagai. pedoman peraturan perundangan dan ditunjang


dengan standar teknis yang berlaku dibidang penanganan masalah
ketel uap dan bejana uap, sebagaimana dicantumkan dalam bagian
Dasar hukum dan peraturan dan perundangan, diatas

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DESAIN
~

Prinsip-prinsip desain type dan bentuk ketel uap atau pesawat uap.
Setiap desain konstruksi suatu type dan bentuk ketel uap atau
pesawat uap harus memenuhi prinsip-prinsip:.
b. Gambar konstruksi harus memenuhi syarat mempunyai skala yang
eukup dan dapat dibaca dengan jelas.
e. Data ukuran-ukuran pesawat serta bagina-bagiannya harus dituliskan
secara jelas.
d. Gambar bagian (desain) konstruksi penyambungan antara bagian
~ satu dengan lainnya harus dieantumkan, sehingga bentuk sambungan

dapat diketahui secara jelas.

e. Pelaksanaan pembuatan pesawat uap harus memenuhi prosedur


sesuai dengan standar yang berlaku.
f. Pelaksanaan pengujian pesawat uap harus memenuhi prosedur yang
berlaku.

SPESIFIKASI BAHAN

Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pembuatan uap harus


memenuhi syarat sesuai ketentuan yang berlaku berdasarkan standar
penggunaan bahari..
Setiap bahan yang dipergunakan untuk pembuatan pesawat uap

Babft.J.ll /18

Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi


@
~_>_>
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
lP2K3l A2K4 -INDONESIA

harus memiliki sertifikat bahan dengan data sebagai berikut:


Spesifikasi bahan
Nomor, dan tanggal, bulan, tahun
Ukuran-ukuran dari bahan
Hasil-hasil pengujian secara mekanis dan sifat-sifatnya dari
bahan
Hasil-hasil analisa kimia mengenai prosentase komponen
unsure dalam bahan
Tanda pengesahanllegalisasi dari suatu bahan yang tidak
memihak.

o Sertifikasi bahan ini diperlukan sertifikasi bahan sebagai berikut:


Pelat bahan ketel uap atau bejana uap
Pelat front
Pelat pipa
Pelat lorang api
Pelat penguat
Pipa-pipa api
Pipa-pipa air dan sebagainya
Kawat las atau elektroda las.

Type dan bentuk ketel-ketel uap dan bejana-bejana uap.


Type dan bentuk ketel uap dan bejana uap dapat dibuat bermacam
macam, tergantung dari letak pemanasan, pengaliran gas panas, pemakaian
ruangan tempat ketel, instalasi dan sebagainya.

1. Penggolongan ketel uap


Ketel uap dibagi menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
A. Menurut tempat penggunaannya:
1. Ketel uap darat tetap, ialah semua pesawat yang ditembok
atau berada dalam tembokan.
2. Ketel uap dapat berpindah, ialah semua pesawat yang tidak
ditembok.
3. Ketel uap kapal, yang biasa yang dipakai untuk dikapal (aut
dan sebagai ketel uap kapal.
B. Menurut bangunan letak sumbu silinder ketel.
1. Ketel uap tegak, di mana letak sumbu silinder, tegak lurus
dengan tempat kedudukan ketel uap.
2. Ketel uap mendatar sejajar dengan permukaan tempat
kedudukan ketel uap.
C. Menurut bangunan letak sumbu silinder ketel.
1. Ketel uap tangki atau drum yang dilengkapi dengan lorong api
(ketel corn wall).
2. Ketel uap pakai Boilleur (ketel Boilleur).
3. Ketel uap yang dilengkapi dengan lorong api dan pipa-pipa api
(Ketel pipa api).
4. Ketel uap yang dilengkapi dengan pipa-pipa air (ketel pipa air).
Bab't;/- 12/18
@~_'.~
LEMBAGA PENDlDIKAN & PEIATINAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN

LPZK3L AZK4 INDONESIA

5. Ketel uap yang dilengkapi dengan pipa air dan pipa api (ketel
combi).

Metode Konstruksi

Pembuatan ketel uap dapat dilakukan dengan metode atau cara


konstruksi penjelasan atau dengan pengelingan.

Konstruksi pengelasan adalah suatu cara pengelasan di mana
sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur
listrik atau semburan api gas yang terbakar.

Bahan yang digunakan untuk penyambungan adalah kawat las yang


disebut electroda las, sedang bahan yang akan disambung atau di las adalah
pelat-pelat, pipa-pipa yang disebut bahan induk.

Pesawat yang digunakan untuk melakukan proses pengelasan adalah


disebut mesin las listrik.
:.
,I\)
-0

Cara pengelasan konstruksi yang paling banyak digunakan pada waktu


"

W

ini adalah pengelasan cair dengan las busur listrik dan dengan las busur gas. .:J>I\)
Penempatan Ketel Uap
1. Ruangan ketel uap adalah bukan suatu tempat khusus, yang "
~

~I
I
mana di dalamnya tiada pasti untuk beke~a.
z
Bagimanapun juga peledakan ketel uap dalam tingkatan c
kekerasan yang berbeda-beda sering te~adi, kadang-kadang ,0
menyebabkan timbulnya malapetaka kematian, luka parah
',m
z
atau merusak harta benda yang dimilikinya.
en
Meskipun peledakan daJam ruangan ketel uap dapat timbul -
:J>
disebabkan adanya cad-cacat pada peralatan, lebih banyak :
pula peledakan yang karena kurang hati-hati, keadaan tak
tahu atau sempitnya pandangan dalam pengoperasian dan
pemeliharaan.

2. Ketel uap harus di tempatkan dalam suatu atau bangunan


tersendiri yang terpisah dari ruangan ke~a bag ian lainnya.
Antara ketel uap dengan dinding bangunan rumah ketel
maupun dengan ruang tunggu untuk operator ketel, jaraknya
harus cukup sehingga tidak mengganggu setiap orang yang
melakukan tugas.

2. Penggolongan Bejaria {lap

Sarna halilya dengan ketel uap, karena bej~na adalah merupakan


BaMi 13/18

,"". ' .' .;"'.,,:,,":~:-:. -.::< <1" :~".-: 1

L!!t Pelatihan AhIiMudaK3'Konstruks;


. - . :.' "..;. :.~\i..~ ~.,! I
@!..~.~\
LEMBAGA PENDIDIKAN' PELATINAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
LP2K3L A2K4 - INDONESIA
r
"C
I\)

kelengkapan dari ketel uap, maka dalam penggunaannya akan selalu dekat

"rw
dengan ketel Liapnya. .:t>

.1\)
" Perbedaan antara ketel uap dan bejana uap adalah pada fungsi dari
pada operasinya, ketel uap adalah sebagai penghasil uap sedang bejana uap
adalah sebagai penerima uap da/am kelangsungan suatu proses yang
"
~
.-:J

menggunakan instalasi uap. z


c
Menurut fungsi penggunaannya, maka bejana-bejana uap sebagai
bejana dengan sebutan sebagai berikut:
a. Bejana uap.
b. Pengering uap.
c. Penguap. r:.....ol

d. Pemanas air. \.....J

Menurut operasinya dari bejana-bejana uap dapat dibagi menjadi 2 r


golongan sebagai berikut: "C
I\)
1. Sebagai bejana-bejana uap yang dalam operasinya dalam keadaan
tertutup dengan nama-nama sebagai berikut:
a. Revolving closed vessels; bejana-bejana tertutup yang
"r
w
berputar, ,:t>
b. Autoclaves, I\)
[])
c. Digesters,
d.
e.
Distilling apparatus,
Hordening cylinders,
"
~

f.
g.
Kiers,
Rag and Straw Boilers,
z
c
h.
i.
Rendening Tanks,
Stationary Melter and Driers,
o
Z
j. Vulcanisers and Devulcanisers. m
en
2. Sebagai bejana-bejana uap yang pada operasinya dalam keadaan :t>
terbuka
a. Open Steam Jacketed kettles,
b. Open evaporating pans. r
"C
I\)

PERAWATAN KETEL UAP

Kita menyadari bahwa ketel uap dapat menimbulkan peledakan, korban


"r
w

manusia, kerugian harta benda 'yang mana semua itu adalah merupakan
I\)
I' malapetaka yang tidak kita inginkan.
.~.

1~~ Dengan pengoperasian dan pelayanan yang baik, maka hal tersebut di
"
~

(\I' atas dapat dihindari atau memperkecil dengan mengusahakan perawatan

terhadap akibat-akibat beruk yang timbu/ pada ketel uapnya.

...J'
(w)' Bab~14/ 18
::.::::'
~
a.;~
....J.
, . :. . ~

~ Pelatihan Ahli MudaK3Konstruksi


. ..,..
\:; ~
@
?'~,
"MBAGA PENDIOJKAN & "LATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Usaha-usaha perawatan yang perlu dilakukan pada ketel uap adalah


sebagai berikut:
1. Melakukan pembersihan dari sisi luar ketel uap terhadap adanya
jelaha atau kerak api yang menempel pada bag ian dinding-dinding .
pipa api, lorong api, peti api dan bagian lainnya yang dilalui api dan
gas panas.
2. Melakukan pembersihan dari sisi dalam ketel uap terhadap adanya z
endapan lumpur, batu ketel serta adanya korosi yang terdapat pada
c
o
dinding-dinding pipa, lorong api, peti api dan bagian lainnya. z
3. Pengolahan air perigisi ketel uap m
Tujuan pengolahan air pengisi ketel uap adaJah agar didapatkan suatu
kwa/itas air yang memenuhi syarat sebagai air pengisi ketel uap. Pengolahan
-
CJ)


air ketel dimaksud adalah dengan memberikan dosis obat-obatan ke dalam
air pengisi ketel yang bertujuan untuk mencegah timbulnya batu ketel korosi '-.-/

yang dapat membahayakan dalam pemakaian ketel uap.

Selanjutnya pengolahan air ketel dapat dilakukan dengan dua cara


yaitu:
a. Pengolahan di luar ketel (External Treatments)
;

Pengolahan ini dilakukan secara mekanis di luar ketel


dengan memberikan obat-obatan terhadap air sebelum air
dimaksudkan ke dalam ketel uap.
.
TUjuan pengolahan ini adalah umpamanya: z
Menghilangkan zat-zat padat. c
Menghilangkan zat-zat yang larut dan dapat o
membahayakan ketel. z
Menghilangkan gas-gas yang koratif, dan lain-lain. m
.-
CJ)
Pengolahan di luar ketel (External Treatments)

Pengolahan ini dilakukan secara mekanis di luar ketel


.
.' ~ dengan memberikan obat-obatan terhadap air sebe/urn air
r
.~
- dimaksudkan ke dalam ketel uap.
"tJ
I\)
b. Pengo/ahan di dalam ketel (Intemal Treatments)

Pengolahan ini berupa pernberian (dosis) obat-obatan


(chemicals) langs!Jng ke dalam ketel uap bersma-sama
"rw
dengan dengan air pengisi ketel uap.
N

Sehingga reaksi-reaksi yang timbul dengan obat


obatan tadi te~adi di dalam ketel uap pada suhu dan tekanan
"
-I::a

kerja
~~rJC:J ketel
~~I~1 uap.
UC:Jp.

Tujuan pengolahan di dalam ketel adalah pengaturan


Baht'/- 15 / 18
@
:{ ~ j.
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
lP2K3l A2K4 -INDONESIA

(Kontrol) terhadap :
Zat-zat padat
Alkalitet
Tidak ada gas - gas yang korasif terutama 02 dan
C02
Menghindarkan timbulnya endapan yang dapat melihat
dan mengeras pada dingin berupa batu ketel
Membuat lapisan dinding ketel tahan terhadap korasi

3. Reparasi Ketel Uap

Reparasi adalah dimaksudkan suatu perbaikan atau penggantian dari


bag ian ketel uap yang mengalami kerusakan akibat pemakaian atau
kerusakan yang terjadi pada waktu pengangkutan ketel dari suatu tempat ke
tempat lain. ---./

Adapun yang berkaitan dengan masalah reparasi antara lain dalam hal
hal sebagai berikut :
Penggantian pipa-pipa secara dirol dan dikral, dirol dan
ditrompet
Penggantian pipa-pipa secara di las
Penggantian batang-batang tunjang
Penggantian atau penambalan lorong api secara dilas
Penggantian peti api secara dilas
Penambalan badan akibat terjadi peledungan
Penambalan secara las-Iasan akibat adanya retakan pada
bag ian ketel uap dan lain-lain.

Setelah terjadi kerusakan atau rencana penggantian dari bagian-bagian


ketel yang mengalami kerusakan, maka harus segera dilaporkan ke Kan.
Depnaker setempat untuk diadakan pemeriksaan.

Setelah dilaksanakan pemeriksaan oleh pegawai pengawas setempat,


bahwa sampai sejauh mana hasH pemeriksaan atas kerusakan tersebut,
kemudian dicantumkan langkah-Iangkah rencana reparasinya.

Suatu perencanaan melaksanakan reparasi ketel uap atau pesawat uap


terlebih dahulu mendapatkan pengesahan dari Depnaker Pusat.

Langkah-Iangkah untuk mendapatkan pengesahan atas gambar


rencana reparasi serta untuk pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
Mengajukan gambar rencana reparasi selengkapnya, terdiri
dari bag ian yang akan direparasi, ukuran, bentuk dalam
keterangan lain secara jelas.
Bahan yang akan digunakan (sertifikat bahan)
Juru las yang telah memiliki sertifikat juru'las ketel uap atau
pesawat uang (sesuai dengan klasifikasi juru las pesawat uap
Baht.J- 16/18

.
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
,_._._. \I KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
Y J LP2K3L A2K4 -INDONESIA

yang tercantun dalam PER MEN. No. : 02/MENi1982)

SUMBER BAHAYA PADA PESAWAT UAP TERUTAMA AKIBAT DARI


PADA:

1. Bila manometer tidak berfungsi dengan baik. atau bila tidak di


kalibrasi dapat menimbulkan peledakan si Operator tidak mengetahui
tekanan yang sebenarnya dalam boiler dan alat yang lain tidak
berfungsi.
2. Bila safety valve tldak berfungsi dengan baik, karena karat atau sifat
kepegasannya tidak sesuai lagi maka untuk boiler bila tekanan lebih
tidak dapat membuka secara otomatis.
3. Bila gelas duga tidak beffungsi dengan baik dimana nozel-nozelnya
atau pipa-pipanya terst:nl1bat karena karat, sehingga jumlah air tidak
dapat terkontrollagi.
4. Bila air pengisi ketel tidak memenuhi syarat, sehingga pada pipa air,
pipa-pipa dapat timbul secall di dalam atau diluar pipa sehingga
terjadi pemanasan setempat, hal ini bisa menimbulkan bengkak atau
pecah akibat tidak dapat menstranfer panas.
5. Bila boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scali atau
tidak sering dikunci.
6. Terjadi pemanasan lebih karena kebutuhan produksi uap.
7. Tidak berfungsinya pompa air pengisi ketel, sumbat timah atau prof
leleh.
8. Karena perubahan tidak sempuma atau rouster, nozer fuel tidak
berfungsi dengan baik.
9. Karena boilemya sudah tua sehingga materialnya tidak memenuhi
syarat Iagi.
10. Karena material boiler tersebut sudah mengalami perubahan tebal,
atau terdapat karat ataupun fiting-fiting.
11. Tidak teratumya diadakan inspection sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan.

PENDIDIKAN DAN LATIHAN

Sesuai dengan peraturan uap 1930, bahwa setiap pemakai pesawat


uap harus mengusahakam agar pesawat-pesawat uapnya dan segala
sesuatu yang dianggap termasuk didalamnya berada dalam keadaan
pemeliharaan yang baik.

Maka untuk dapat terlaksana dengan baik dan aman dalam hal
pemeliharaan ketel-ketel uap perlu diadakan pendidikan dan Latihan
terhadap operator-operator ketel uap, juru-juru las untuk pesawat -pesawat
uap:

1. Pendidikan operator ketel uap :

Bab'rf 17/18
@
t.<!J~.
LEMBA.A PENDIDIKAN & PElATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

Operator ketel uap adalah seorang yang harus mempunyai


kemampuan dalam menjalankan serta memelihara ketel uap selama
melakukan tugas.

Jadi untuk mendapatkan operator-operator yang mempunyai


kemapuan, maka kepada setiap orang yang akan bekerja sebagai
operator ketel uap atau pesawat uap terlebih dahulu harus
menempuh pendidikan dan latihan.

Untuk dilaksanakan kursus operator ketel uap, selama 10


hari dengan mata pelajaran khususnya yang berkaitan dengan
masalah pesawat uap.

2. Pendidikan dan latihan jeas.

Penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi adalah


bukan merupakan tujuan dan konstruksi itu sendiri tetapi, hanya
sebagai sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik.

Karena itu dalam perencanaan setiap konstruksi denga


sambungan las, harus direncanakan tentang, cara pengelasan, cara
pemeriksaan bahan dan jenis las yang kan dipergunakan prosedur
peng.elasan adalah suatu perencanaan untuk pelaksanaan
pengelasan yang meliputi cara pembuatan konstruksi las yang sesuai
dengan rencana dan spesifikasinya dengan menentukan semua hal
yang diperlukan dalam pelaksaan tersebut.

Karenaya pengalaman dalam praktek akan menunjung dalam


hal menentukan prosedur pengelasan ini karena sebenarnya di
dalamnya banyak masalah-masalah yang diatasi di mana
pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan.

Dengan diadakannya pendidikan dan latihan juru las, maka


hal ini akan bermanfaat bagi para juru las, dalam meningkatkan
pengetahuan serta ketrampilan dalam melakukan pekerjaan
konstruksi dengan sambungan las, khususnya dalam hal ini dibidang
pengelasan ketel-ketel uap atau pesawat uap.

Selanjutnya dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan


Transmigrasi No: 02/Men/1982 telah diatur tentang kwalifikasi juru las
di tempat kerja.
Berdasarkan hasil-hasil ujian dan penelitian, bagi peserta ujian
las kep~danya diberikan sertifikat juru las, ~suai dengan
kemampuannya masing-masing yaitu digolongkan atas:
a. Juru las kelas I (satu)
b. Juru Las II (dua)
c. Juru las III (tiga).
BabIf 18/18

Вам также может понравиться