Вы находитесь на странице: 1из 8

2.

3 Menjaga Aurat

Istilah aurat diambil dari perkataan Arab iaitu 'aurah' yang bererti keaiban (Muhammad

Abdul Aziz 2009). Manakala menurut istilah fiqh pula aurat bermaksud bahagian tubuh badan

seseorang yang wajib ditutup atau dilindungi dari pandangan mata seseorang yang bukan mahram.

Setiap individu muslim hendaklah berpakaian secara beretika mengikut syara. 1

Etika Menutup Aurat Dalam Islam

Etika berpakaian dalam Islam berasaskan kepada penutupan aurat secara lengkap dan betul.

Aurat bagi lelaki ialah antara pusat hingga ke lutut, manakala bagi perempuan ialah seluruh tubuh

badannya kecuali muka dan kedua tangan hingga ke pergelangannya. Aurat ini wajib ditutup dari

pandangan orang lain yang bukan mahram. Haram diperlihat dan haram pula melihatnya. 1Hal ini

jelas dalam firman Allah SWT dalam Surah Al-Araaf : Ayat 26, 3

Artinya: Wahai anak-anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu (bahan-

bahan untuk) pakaian menutup aurat kamu dan pakaian perhiasan dan pakaian yang berupa takwa

itulah yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah dari tanda-tanda (limpah kurnia) Allah (dan

rahmatNya kepada hamba-hambaNya) supaya mereka mengenangnya (dan bersyukur).

Menurut Ibrahim Muhammad Al-Jamal dalam bukunya, Fiqh Wanita, mengatakan bahwa

seorang muslimah dalam berpakaian hendaknya memperhatikan agar menutupi seluruh tubuh

selain yang bukan aurat yaitu wajah dan kedua telapak tangan. Tidak ketat, tidak tipis, tidak

menyerupai pakaian lelaki serta tidak berwarna menyolok. 2 Wanita harus menutup auratnya ketika
keluar rumah atau ketika dilihat oleh orang lain yang bukan mahramnya. Aurat laki-laki yaitu

antara pusar sampai dengan lutut. 5 Berdasarkan sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad

didalam musnadnya dari Jarhad radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa

sallam pernah lewat di hadapannya dan ketika itu pahanya terbuka, maka Nabi Muhammad

Shalallahu alaihi wa sallam berkata: 4

"Wahai Jarhad! Tutupi pahamu, sesungguhnya paha termasuk aurat". HR Ahmad

Hijab dan jilbab berkaitan dengan mengatur tata pergaulan manusia sepantasnya. Hijab

adalah aturan Islam tentang keharusan menjaga jarak antara laki-laki dan perempuan dalam

bergaul. Dapat juga diartikan, hijab adalah pembatas dalam rumah yang berfungsi agar tamu tidak

langsung ke bagian rumah yang lebih dalam. Sehingga, desain rumah saat ini telah memilki sekat

bagi ruang khusus untuk menerima tamu yang datang, dan telah didesain pula ruang khusus untuk

aktifitas seluruh anggota keluarga (mahram). 3

Aturan hijab dalam Islam ditemukan dalam surat al-Ahzab (33) ayat 53. Menurut imam al-

Jashshash, ayat ini turun berkaitan dengan adanya perilaku tamu-tamu Rasulullah SAW dalam

suatu perjamuan di rumahnya. Tamu-tamu itu keluar masuk setelah mencicipi makanan, namun

ada juga berlama-lama berbincang dengan bebasnya. Perilaku ini berpotensi memandang istri-istri

Rasul SAW sehingga turunlah ayat hijab agar tamu laki-laki Rasulullah SAW dan istri-istrinya

terhindar dari fitnah. Selain hijab, jilbab juga telah diterangkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an
surat Al-Ahzab (33) ayat 59. Jilbab adalah aturan syara' khusus untuk kaum perempuan berupa

perintah menutup tubuhnya dengan pakaian dalam aktifitasnya dengan orang-orang yang bukan

mahramnya. Dengan demikian jilbab lebih spesifik tentang busana perempuan yang dapat

membentengi dirinya dari fitnah dan resiko pergaulan yang tak diinginkan. 3

Dalam surat Al-Ahzab (33) ayat 53, Allah SWT berfirman: 3

... ...

Jika kalian meminta sesuatu kepada istri-istri Nabi SAW, mintalah kepada mereka dari

belakang hijab (tabir). Anas ra meriwayatkan bahwa ia dan Nabi SAW melihat dua orang laki-laki

berbincang di sekitar rumahnya, lalu beliau pergi. Ketika itu ada dua orang laki-laki melihat

kepergian Rasul SAW dari rumahnya dan keduanya bergegas menyusulinya dan menyampaikan

bahwa keduanya telah pergi.

Allah melarangan supaya tidak berhadapan langsung dengan laki-laki bukan mahramnya.5

Kata jilbab disebut oleh Allah SWT dalam surat al-Ahzab (33) ayat 59: 3

Artinya: Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu dan istri-istri orang mukmin:

"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya

lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang.


Pada ayat ini, Allah memerintahkan Rasulullah SAW supaya menyuruh para istrinya dan

kaum mukminat untuk berusaha menghindarkan diri dari berbagai tuduhan dengan menutup aurat

sehingga tidak mudah dijadikan bahan permainan atau ejekan oleh orang-orang munafik yang

berniat jahat. Berarti menutup aurat adalah wajib hukumnya bagi seluruh wanita yang beriman. 5

Adapun isi kandungan surat al-Ahzab ayat 59 adalah: 5

a. Perintah yang ditujukan kepada istri-istri Nabi, anak-anak perempuan Nabi, dan istri-istri

orang-orang mukmin untuk mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh.

b. Perintah mengulurkan jilbab hingga ke seluruh tubuh mempunyai maksud agar wanita-

wanita muslim pada waktu itu dapat dikenali sehingga tidak diganggu oleh laki-laki.

c. Bagi wanita yang belum mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh maka hendaknya dia

bertaubat memohon ampun kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang.

Ada beberapa dalil yang dapat menguatkan pendapat ini sebagai berikut: 3

1. Firman Allah dalam surat an-Nur (24) ayat 31:


Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan

pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya,

kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain

kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami

mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau

putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera

saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanitawanita

Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak

mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang

aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang

beriman supaya kamu beruntung.

Ayat ini menyatakan bahwa: Perintahkan juga kepada para perempuan mukminah:

Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mereka dan memelihara kemaluan

mereka dan di samping itu janganlah mereka menampakkan bagian tubuh mereka yang

dapat merangsang, kecuali yang biasa tampak yaitu wajah dan telapak tangan.

Salah satu hiasan pokok wanita adalah dadanya, maka ayat ini menekankan bahwa

hendaklah mereka menutupkan kain kerudung mereka ke dada mereka dan janganlah

menampakkan keindahan tubuh mereka kecuali kepada suami mereka yang karena

memang salah satu tujuan perkawinan adalah menikmati hiasan itu, atau ayah mereka

karena ayah akan cinta kepada anak-anaknya sehingga tidak mungkin timbul birahi kepada

mereka, selalu menjaga kehormatan anak-anaknya. Selain itu, ayah suami mereka karena

kasih sayangnya kepada anaknya menghalangi mereka melakukan yang tidak senonoh

kepada menantu-menantunya. Putra-putra mereka karena anak tidak memiliki birahi

terhadap ibunya, anak tiri mereka karena rasa takutnya kepada ayah mereka yang dapat

menghalangi sikap tidak terpuji, saudara laki-laki atau putra saudara laki-laki maupun

perempuan mereka karena mereka itu bagaikan anak-anak kandung sendiri. Wanita yang

beragama Islam karena mereka sama-sama wanita dan keislamannya menghalangi mereka

menceritakan rahasia tubuh wanita yang dilihatnya kepada orang lain. 5

Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya, dari Khalid bin

Duraik, dari Aisyah, bahwasanya Asma binti Abi Bakar datang menemui Rasulullah, saat

itu mengenakan pakaian tipis. Rasulullah memalingkan wajah darinya dan berkata: 3
Artinya: Hai Asma', sesungguhnya jika perempuan telah haid (mencapai usia

baligh), maka tidak lagi wajar terlihat darinya kecuali ini dan ini (beliau mengisyaratkan

kepada wajah dan kedua telapak tangannya).

Keharusan berhijab (menutup aurat secara Islami) bagi perempuan muslim, didukung oleh

dua kaedah, yaitu: 3

Ada atau tidaknya hukum itu karena illatnya (alasan pembenar).

Sesuatu yang menyebabkan wajib itu tidak terwujud kecuali dengannya, maka ia pun wajib

hukumnya.
Referensi :

1
The Online Journal of Islamic Education. 2013. Tahap Pengetahuan Pelajar Tentang Konsep

Menutup Aurat: Suatu Tinjauan Umum. Malaysia: O-jIE.

2
Pakuna, H.B. 2005. Etika Berbusana. Tesis. Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri

Walisongo, Semarang.

3
Jasmani. Hijab, Jilbab, Menurut Hukum Fikih.

http://dosen.stainwatampone.ac.id/download/HIJAB%20JILBAB%20MENURUT%20HUKUM

%20FIKIH.pdf. Diakses 28 Oktober 2016.

4
Asy-Syaqawi, A. 2014. Adab Berpakaian. Indonesia: IslamHouse.com.

5
Mutik, R. Abidah. 2016. Konsep Jilbab dalam Perspektif Al Quran (Nilai-Nilai Pendidikan yang

Terkandung dalam Surat Al Ahzab Ayat 33 dan 59, Al Araf Ayat 26 dan 31, dan An Nur Ayat 31).

Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama

Islam, Negeri (IAIN) Salatiga.

Вам также может понравиться