Вы находитесь на странице: 1из 8

HIPERTIROIDISME DALAM PENDEKATAN MANAJEMEN TERAPI

Disusun Oleh:
Agya Ghilman Faza
G99152096
Periode: 13 November 26 November 2017

Pembimbing:
Penguji :
Vita Nirmala Ardanari, drg., Sp.Pros., Sp.KG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT FAKULTAS


KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2017
Daftar Isi

BAB I .......................................................................................................................................... 3
BAB II ......................................................................................................................................... 4
A. Hipertiroidisme.............................................................................................................. 3
1. Definisi ..3
2. Epidemiologi .3
3. Etiologi . 3
4. Manifestasi Klinis ..4
5. Diagnosis .5
6. Terapi 5
7. Komplikasi .5

B. Sistem Imun Tubuh........................................................................................................ 6


1. Definisi ...................................................................................................................... 6
2. Klasifikasi ................................................................................................................... 7
3. Sistem Imun Bawaan ................................................................................................. 7
4. Sistem Imun Adaptif .................................................................................................. 7
C. Hubungan hipertiroid dengan sistem imun................................................................... 9
BAB III ...................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

Hipertiroidisme atau hipertiroid merupakan suatu kondisi dimana terjadi peningkatan


sintesis hormone tiroid serta sekresi kelenjar tiroid, sedangkan tirotoksicosis merupakan suatu
sindrom klinis dimana terjadi sirkulasi berlebih dari hormone tiroid di dalam darah, terlepas
darimana sumber tiroid itu didapatkan dari tubuh (Simone dan kawan-kawan, 2016).
Penyebab palingbanyak dari hipertiroid ada adalah Graves disease yang berlanjut menjadi
Goitre jenis toksik noduler. Penyebab terpenting lain dari tirotoksikosis adalah tiroiditis,
disfungsi tiroid akibat iodin atau obat, dan menelan hormone tiroid berlebih.
Sistem imun adalah sistem yang bekerja untuk melindungi tubuh atau inang dari
patogen.Sistem imun juga bekerja untuk menghancurkan racun dan allergen yang masuk
melalui barrier mukosa.Tubuh mengunakan baik sistem imun bawaan dan sistem imun
didapat untuk mendeteksi dan menghancurkan berbagai patogen yang masuk ke dalam tubuh.
Berbagai penelitian menunjukan peran hormon tiroid adalah modulator pada respon
imun. Pada monosit, makrofag, leukosit, sel natural killer dan limfosit, berbagai fungsi imun
seperti kemotaksis, fagositosis, pembentukan reactive oxygen species, serta sintesis dan
pelepasan sitokin dapat mengalami perubahan dan gangguan akibat kondisi hipertiroidisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertiroidisme
1. Definisi
Hipertiroidisme adalah kondisi patologis dimana hormone tiroid di sintesis
dan disekresikan berlebihan oleh kelenjar troid.Kondisi tersebut dirtandai dengan
nilai tiroid radioaktif yang normal atau meingkat. Hipertiroidisme dapat bersifat
klinis, yang ditandai dengan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang rendah dan
peningkatan konsentrasi hormone tiroid: tiroksin (T4), dan triiodotironin (T3), atau
keduanya. Sedangkan hipertiroid subklinis ditandai dengan nilai TSH yang rendah,
namun nilai T4 dan T3 yang normal (Cooper dan kawan-kawan,2012).

2. Epidemiologi
Prevalensi dari hipertiroidisme sendiri adalah 0-8% di Eropa, dan 1-3% di
Amerika Serikat (Nystorm dan kawan-kawan, 2011) . Hipertiroidisme meningkat
dengan usia dan lebih sering erjadi pada wanita (Wiersinga, 2013).
3. Etiologi
Penyebab tersering dari hipertiroid pada area berkeccukupan iodin adalah
Graves disease. Penyebab Graves cenderung ke pada multifactor, mulai dari
imunotoleransi dan perkembangan autoantibodi yang menstimulasi sel folikel tiroid
dengan berikatan pada reseptor Thyroid Stimulating Hormone (TSH), hingga faktor
gaya hdup seperti stress psikologis, merokok, (Wiersinga, 2013).
Penyebab lain dari hipertiroidisme adalah gondok toksik multinoduler dan
adenoma toksik soliter. Walaupun pada area berkecukupan iodin 80% dari kasus
hipertiroid adalah Graves disease, namun gondok toksik multinoduler serta adenoma
toksik soliter terdapat pada 50% dari seluruh kasus(Garmendia dan kawan-
kawan,2014).
Gambar 1. Etiologi dari tirotoksikosis

4. Manifestasi Klinis
Efek dari hipertiroid dapat terjadi pada banyak sistem organ.Gejala yang
paling banyak dilaporkan adalah palpitasi, lelah, tremor, rasa cemas, gangguan tidur,
penurunan berat badan, intoleransi terhadap panas, berkeringat, serta banyak minum.
Pada pemeriksaan fisik paling banyak ditemukan takikardi, tremor, serta penurunan
berat badan(Goichot dan kawan-kawan, 2015).
Berbagai manifestasi klinis lainya dijelaskan pada gambar 2.
Gambar 2. Manifestasi klinis dari hipertiroidisme

5. Diagnosis
TSH serum harus diperiksa terlebih tinggi, karena nilai TSH memiliki
sensitivitas tertinggi terhadap diagnosis kelainan tiroid. Jika rendah, T4 bebas serta
T3 bebas atau T3 total harus diperiksa untuk membedakan antara hipertiroid klinis
serta subklinis. Modalitas untukmenentukan penyebab tirotoxicosis berbeda-
beda.Latar belakang ekonomi, karakteristik populasi, serta budaya menjadi
perbedaanyang bermakna. Asosiasi tiroid Amerika (ATA) memberikan panduan pada
hipertiroid dan tirotoksikosis dengan merekomendasikan uji iodin radioaktif,
terkeuali jika Graves disease telah terdiagnosis secara klinis. Penggunaan ultrasound
untuk tiroid serta antibody reseptor TSH dipilih sebagai modalitas di eropa, jepang,
dan korea (Menconi dan kawan-kawan, 2014). Alur diagnosis hipertiroidisme
berdasarkan Asosiasi Dokter Keluarga Amerika atau AAFP (2005) dapat dlihat pada
gambar 3.
Gambar 3. Algoritma diagnosis hipertiroidisme

6. Terapi
Ada tiga opsi pada pasien hipertiroid, yaitu obat antitiroid, ablasi iodin
radioaktif, atau pembedahan. Semua opsi terapi ini akan efekti pada pasien dengan
Graves disease, dimana pasien dengan adenoma toksik atau gondok toksik
multinoduler harus memilih antara terapi radioaktif atau pembedahan. (Deveraux dan
Tewelde, 2015)
Obat antitiroid yang banyak digunakan di Indonesia adalah metimazol dan
propiltiourasil (PTU). Keduanya memiliki kerja untuk memutus proses organifikasi
dari iodin. Indikasi dari penggunaan obat antitiroid adalah terapi jangka panjang
untuk Graves disease (terapi lini pertama pada Eropa, Jepang, Australia). Metimazol
menjadi pilihan obat pada pasien non hamil dikarenakan waktu paruhnya dan efek
samping hematologisnya yang lebih ringan. Dosis awal adalah 1530 mg perhari, dan
ketika pasien kadar hormone tiroid telah kembali normal maka diberikan dosis
rumatan 510 mg perhari. PTU menjadi terapi pilihan untuk pasien yang hamil
karena metimazol dihubungkan dengan isidensi cacat kongenital pada bayi, atau
pasien dengan Graves disease derajat berat. Secara umum terapi ini menjadi pilihan
bagi banyak endokrinolog untuk anak-anak dan dewasa yang menolak terapi iodin
radioaktif, sebagai pra-terapi untuk pasien berusia tua atau dengan penyakit jantung.
Dosis awal dari PTU adalah 100 mg sebanyak tinga kali sehari, dilanjutkan dengan
dosis rumatan 100 mg perhari, ketika kadar tiroid pasien telah mencapai nilai normal
(AAFP, 2005).
Ablasi iodin radioaktif bekerja ketika pasien mengonsumsi radioaktif iodin,
maka iodin tersebut akan dibawa menuju tiroid dan menghancurkan jaringan tiroid,
sehingga produksi tiroksin dengan sendirinya akan menurun. Indikasi dari terapi ini
adalah tingkat kesembuhan yang tinggi (mencapai 80 persen), dan menjadi pilihan
pertama terapi hipertiroidisme di Amerika. Terapi ini dipilih karena efektif, murah,
aman, dan mudah diadministrasikan. Terapi ini juga diindikasikan untuk hipertiroid
jenis multinoduler, serta toksik noduler pada usia lebih dari 40 tahun, serta pada
pasien kambuhan dengan obat antitiroid (AAFP, 2005).
Pembedahan dengan mengangkat jaringan tiroid bertujuan untuk mengurangi
produksi tiroid. Metode tiroidektomi subtotal merupakan metode yang paling sering
dilakukan karena tetap menjaga produksi tiroid di dalam tubuh. Metode ini mencegah
insidensi hipotiroidisme sebesar 25 persen, namun hipertiroid yang persisten terjadi
sebanyak 8 persen dari keseluruhan kasus. Sedangkan metode tiroidektomi total
menjadi pilihan pada pasien dengan penyakit penyerta yang berat atau adanya risiko
tinggi kambuhnya hipertiroid. Risiko dari metode ini yaitu munculnya
hiperparatiroidisme dan kerusakan saraf pada laring menjadi pertimbangan sebelum
pemilihan metode ini (AAFP, 2005).

7. Komplikasi
Komplikasi yang timbul bergantung dari beberapa faktor, serperti usia dan
jenis kelamin pasien, komorbiditas, durasi dari penyakit, dan penyebab(Chen dan
kawan-kawan, 2014). Pasien dengan usia tua akan dating dengan gejala lebih sedikit
dari pasien muda, namun lebih berisiko mengalami komplikasi kardiovaskuler.
Pasien hipertiroid dengan usia tua memiliki risiko tiga kali lebih tinggi atrial fibrilasi
serta emboli daripadi populasi nonhipertiroid(Siu dan kawan-kawan,
2007) .Peningkatan penyebab mortalitas dilaporkan pada pasien hipertiroid, dengan
gagal jantung sebagai penyebab utama (Sawin dan kawan-kawan, 2014).

Вам также может понравиться

  • Bukti Maklumat Pelayanan
    Bukti Maklumat Pelayanan
    Документ1 страница
    Bukti Maklumat Pelayanan
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • UPDATE Format Mikroplaning 27 Des 2020
    UPDATE Format Mikroplaning 27 Des 2020
    Документ29 страниц
    UPDATE Format Mikroplaning 27 Des 2020
    GaluhIca
    Оценок пока нет
  • Daftar Tilik Posbindu
    Daftar Tilik Posbindu
    Документ1 страница
    Daftar Tilik Posbindu
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Register Resiko Kia Dan KB
    Register Resiko Kia Dan KB
    Документ2 страницы
    Register Resiko Kia Dan KB
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • UPDATE Format Mikroplaning 27 Des 2020
    UPDATE Format Mikroplaning 27 Des 2020
    Документ29 страниц
    UPDATE Format Mikroplaning 27 Des 2020
    GaluhIca
    Оценок пока нет
  • Sop Operan Jaga Perawat Revisi
    Sop Operan Jaga Perawat Revisi
    Документ2 страницы
    Sop Operan Jaga Perawat Revisi
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Sop Visite Dokter Revisi
    Sop Visite Dokter Revisi
    Документ2 страницы
    Sop Visite Dokter Revisi
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Parotitis
    Parotitis
    Документ4 страницы
    Parotitis
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Simpulan Fix
    Simpulan Fix
    Документ2 страницы
    Simpulan Fix
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Sejarah Imunisasi
    Sejarah Imunisasi
    Документ70 страниц
    Sejarah Imunisasi
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Panduan Praktik Klinis Diagnosis Dan Tatalaksana Hipertiroid
    Panduan Praktik Klinis Diagnosis Dan Tatalaksana Hipertiroid
    Документ19 страниц
    Panduan Praktik Klinis Diagnosis Dan Tatalaksana Hipertiroid
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Hipertiroidisme Dalam Pendekatan Manajemen Terapi
    Hipertiroidisme Dalam Pendekatan Manajemen Terapi
    Документ8 страниц
    Hipertiroidisme Dalam Pendekatan Manajemen Terapi
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Penatalaksanaan DR Evi
    Penatalaksanaan DR Evi
    Документ5 страниц
    Penatalaksanaan DR Evi
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka Fix
    Daftar Pustaka Fix
    Документ2 страницы
    Daftar Pustaka Fix
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Cover Farmasi
    Cover Farmasi
    Документ1 страница
    Cover Farmasi
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Jurding RM Tiwi
    Jurding RM Tiwi
    Документ7 страниц
    Jurding RM Tiwi
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Mapping Gizi Kelompok Nisrina
    Mapping Gizi Kelompok Nisrina
    Документ309 страниц
    Mapping Gizi Kelompok Nisrina
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Follow Up Pasien Gastro
    Follow Up Pasien Gastro
    Документ2 страницы
    Follow Up Pasien Gastro
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Copy-Preskas DR Evi
    Copy-Preskas DR Evi
    Документ95 страниц
    Copy-Preskas DR Evi
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • S90 93
    S90 93
    Документ6 страниц
    S90 93
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Pilek 6 Ada Dekongestan
    Pilek 6 Ada Dekongestan
    Документ35 страниц
    Pilek 6 Ada Dekongestan
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Kurva Pertumbuhan CDC 2000 Lengkap
    Kurva Pertumbuhan CDC 2000 Lengkap
    Документ20 страниц
    Kurva Pertumbuhan CDC 2000 Lengkap
    Ika Elyana
    Оценок пока нет
  • Chapter II
    Chapter II
    Документ11 страниц
    Chapter II
    Ayu Wilistika
    Оценок пока нет
  • Status THT KL
    Status THT KL
    Документ4 страницы
    Status THT KL
    Hilmy Labibi
    Оценок пока нет
  • Straight News
    Straight News
    Документ3 страницы
    Straight News
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Rhinorea Tiwi
    Rhinorea Tiwi
    Документ34 страницы
    Rhinorea Tiwi
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Jurding
    Jurding
    Документ18 страниц
    Jurding
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Perkembangan Dalam Mikrobiologi Dan Resistensi Bakteri
    Perkembangan Dalam Mikrobiologi Dan Resistensi Bakteri
    Документ3 страницы
    Perkembangan Dalam Mikrobiologi Dan Resistensi Bakteri
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет
  • Translate Jurnal
    Translate Jurnal
    Документ3 страницы
    Translate Jurnal
    Dwi Bhakti Pertiwi
    Оценок пока нет