Peningkatan Usia harapan hidup merupakan alah satu indikator keberhasilan suatu negara, khususnya di bidang kesehatan. Hal itu dapat dilihat melalui adanya peningkatan jumlah orang lanjut usia (lansia) di negara tersebut. Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat ke 4 jumlah lansia terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. ( Susanto, 2015).] Berdasarkan prevalensi jumlah data kependudukan di Amerika Serikat, jumlah populasi lansia berusia 60 tahun atau lebih diperkirakan hampir mencapai 600 juta orang dan diproyeksikan menjadi 2 miliar pada tahun 2050, pada saat itu lansia akan melebihi jumlah populasi anak (0-14 tahun). Di Indonesia pada tahun 2012, presentase populasi lansia adalah sekitar 7,56% dari total populasi.2 Jumlah itu diproyeksikan akan meningkat hingga 21,4% dari total populasi pada tahun 2050 yang kira-kira mencapai 50 juta jiwa (Kemenkes, 2014). Peningkatan jumlah lansia secara langsung maupun tidak akan memberikan pengaruh terhadap aspek sosial, ekonomi, politik, hukum, keamanan, dan kesehatan. Salah satu dampak dalam kesehatan yaitu seiring bertambahnya usia seseorang akan terjadi pula proses penuaan. Dengan terjadinya proses penuaan tersebut pada orang yang telah lanjut usia akan mengalami kemunduran fungsi fisiologis yang akan menimbulkan berbagai keluhan, salah satunya adalah gangguan tidur (Boedhi Darmojo, 2009). Kualitas tidur tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun (Khasanah, 2012). Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur serta aspek subjektif dari tidur. Penurunan kualitas tidur dianggap sebagai proses fisiologis yang biasa terjadi di masa tua. Perubahan kualitas tidur pada lansia disebabkan oleh kemampuan fisik lansia yang semakin menurun. Kemampuan fisik menurun karena kemampuan organ dalam tubuh yang menurun, seperti jantung, paru-paru, dan ginjal. Penurunan kemampuan organ mengakibatkan daya tahan tubuh dan kekebalan tubuh turut terpengaruh. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada lansia antara lain penyakit, stress psikologis, obat, nutrisi, lingkungan, motivasi, gaya hidup dan aktivitas fisik/ latihan (senam) (Saryono & Widianti, 2010). Upaya-upaya untuk mempertahankan kesehatan lansia baik yang bersifat perawatan, pengobatan, pola hidup sehat, diantaranya senam lansia (Widianti & Proverawati, 2010). Sementara itu, WHO merekomendasikan secara global kepada dewasa tua untuk melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 150 menit atau melakukan intensitas berat selama 75 menit sepanjang minggu (WHO, 2011). Salah satu jenis olahraga/aktivitas fisik yang dapat diterapkan dalam upaya memperbaiki kualitas tidur lansia adalah senam lansia. Senam lansia adalah olahraga yang mudah dilakukan, bersifat low impact, dan sesuai dengan fisik pada lansia. Senam lansia merupakan gabungan gerakan otot dan teknik pernapasan. Teknik pernapasan dilakukan secara sadar dan memungkinkan dada terangkat penuh. Teknik tersebut dapat memperlancar aliran darah dan meningkatkan aliran darah ke otak. Sekresi melatonin menjadi optimal sehingga dapat membantu peningkatan kualitas tidur pada lansia. Beberapa jenis senam lansia yang sering dilakukan di Indonesia adalah senam lansia Menpora, senam lansia Tera, SKJ Lansia, dan senam Osteoporosis. Sebagian besar masyarakat melakukan tidak hanya 1 (satu) jenis senam lansia secara rutin dan berulang tetapi menggabungkan beberapa jenis senam lansia yang mempunyai fungsi yang berbeda- beda agar tidak jenuh bila dilakukan secara rutin dan dalam jangka waktu yang panjang, sedangkan sebagian besar penelitian sebelumnya hanya meneliti pengaruh 1 jenis senam lansia tersebut dan belum ada penelitian yang meneliti tentang pengaruh berbagai senam lansia terhadap kualitas tidur.Hal tersebut yang menjadikan alasan pemilihan keempat jenis senam lansia tersebut menjadi variabel bebas dalam penelitian ini. Udh beres kantun masukin studi pendahuluan sama keaslian penelitiannya yah.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah pengaruh aktivitas fisik senam lansia terhadap kualitas tidur pada lansia? Klo judul yg di atas di tolak kamu ganti judulnya jd ini perbandingan kualitas tidur antara kelompok lansia yang rutin dan yang tidak rutin melakukan senam lansia. 1.3 Tujuan 1.4 Manfaat