Вы находитесь на странице: 1из 4

MUKADIMAH

Bismillah

Dengan nama Allah taala yang Maha Menganugerahi nikmat yang


besar-besar, lagi Maha Menganugerahi nikmat yang indah-indah juga. Aku
memulai menghimpunkan kitab ini:





.


.
.


Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan yang mengaruniai taufik kepada
orang-orang yang menjadi panutan setiap masa, yaitu mereka yang
menguraikan hukum-hukum. Allah memfakihkan agama-Nya yang suci
kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dari seluruh makhluk, dan yang
menjalankan [agama yang dipahami tersebut] ia akan [dikaruniai taufik-Nya].
Barangsiapa yang dikehendaki-Nya akan Dia [karuniai taufik-Nya] daripada
segala hamba-Nya pada jalan yang betul (lurus-pen). Maka tiadalah ia [akan]
berpaling dengan karunia-Nya yang amat besar daripada agama-Nya yang
betul (benar-pen).

.


.


.

.



.
Aku puji akan (pada-pen) Dia atas pengajaran [padaku] dan akan Dia
[segala pujian], dan [atas pengajaran] akan segala mereka yang belajar. Dan
syukurlah aku atas petunjuk-Nya dan akan segala mereka yang beroleh
(memperoleh-pen) petunjuk. Dan, mengucap salawat dan salam aku atas
pesuruh-Nya, nabi Muhammad yang telah disuruhkan akan dia, karena
memberi rahmat bagi sekalian (seluruh-pen) alam, dan atas segala keluarganya,
dan sahabatnya, dan segala mereka (orang-orang-pen) yang mengikuti akan
mereka itu sekalian. Mudah-mudahan kiranya menambahi Allah taala akan
rahmat dan salam atasnya (baginda Nabi-pen), dan atas sekalian mereka rahmat
dan salam yang kekal [untuk] keduanya hingga Hari Kiamat. Perkenankan
kiranya oleh-Mu, hai Tuhanku. Kemudian, maka perkenankan oleh-Mu, hai
Tuhan yang memiliki sekalian alam.














.
Adapun, kemudian daripada itu, maka berkata seorang fakir yang
sangat berkehendak (berhajat-pen) kepada Tuhannya Maha Besar, yang
mengakui ia dengan dosa dan taqs}i>r (kelalaian-pen), yaitu Muhammad
Arsyad anak Hamba Allah di dalam daerah negeri Banjar, mudah-mudahan
kiranya mengampuni baginya dan bagi sekalian [orang] Islam [oleh] Tuhan
yang menjadikan (menciptakan-pen) sekalian alam. Bahwasanya kitab seorang
alim yang lebih (memiliki kelebihan-pen), yaitu Syekh Nuruddin, ar-Raniri
negerinya, yang dinamai ia [kitab] as}-S{ira>t} al-Mustaqi>m pada [bidang]
ilmu fikih atas mazhab Imam Syafii rad}iyalla>hu anhu [adalah] daripada yang
sebaik-baik segala kitab yang dibahasakan dengan bahasa Jawi (Melayu-pen),
karena bahwasanya segala masalah (pembahasan-pen)-nya diambil ia daripada
beberapa kitab fikih yang terbilang (banyak-pen), istimewa pula bahwasanya ia
melengkapi (bersumber-pen) atas beberapa nas (dalil al-Quran dan as-Sunnah-
pen)dan beberapa naqal (pendapat para Ulama-pen). Dan dari karena itulah,
mengambil manfaat dengan dia (kitab tersebut-pen) segala manusia, dan
mendapatkan mereka itu akan dia dengan menerima dan rida barang dibalas
Allah taala. Kiranya akan muallifnya dengan semata-mata karunia-Nya,
dengan pahala yang amat banyak dan dijadikannya tempat kediamannya surga
yang teratas daripada surga yang bernama Firdaus di dalam akhirat.
Kendatipun demikian, bahasa yang dibawakan dalam kitab itu banyak
yang kurang jelas, sehingga menyulitkan bagi orang yang ingin
mempelajarinya, karena bercampur dengan bahasa Aceh, bahasa yang tidak
dimengerti oleh orang yang bukan Aceh. Disamping itu, pada beberapa tempat
terdapat perubahan, sehingga berubah dari teks aslinya diganti dengan kata-
kata lain, dan pada tempat lain terdapat pula kata-kata yang hilang dan
kurang. Ini semua mungkin karena ulahnya orang-orang yang menyalin yang
kurang menguasai masalahnya, karena itu tidak heran terdapat adanya
perbedaan-perbedaan pada setiap naskah dari segi bahasa sehinga rusaklah
susunan kalimatnya. Sedangkan naskah asli yang disandarkan kepada
pengarangnya hamper tidak ditemukan lagi, sehingga sulit membedakan mana
yang benar dan mana yang salah, melainkan orang yang mengetahui adalah
orang yang menguasai ilmu fikih. Sedangkan orang yang betul-betul
menguasai ilmu fikih tidak ditemukan di negeri ini pada masa ini, karena
kurangnya perhatian, merosotnya pengetahuan dan pikiran orang-orang
bersimpang siur.
Pada tahun 1193 Hijriah Nabi, telah meminta kepadaku penguasa
negeri yang dianugerahkan Tuhannya, dan rahmat Allah yang banyak selalu
melimpah kepadanya, seorang raja yang tinggi cita-citanya, yang cerdas,
pandai, berbicara dengan petah, mempunyai pikiran yang bersih dan ilmu
pengetahuan yang dalam, ialah yang menguasai negeri Banjar, yang selalu
berusaha dan ikutan yang mulia Maulana Sultan Tahmidullah bin Sultan
Tamjidullah. Mudah-mudahan Allah melimpahkan rahmat-Nya dan kekal
kerajaan pada keturunannya, senantiasa kejayaan kerajaan dan keturunannya,
semoga awan kebajikan dan kemurahannya menghujani rakyatnya. Maka
kupersembahkan kepadanya sebuah kitab yang menerangkan ilmu fikih dalam
mazhab syafI dalam bahasa Melayu, yang dapat dimengerti oleh seluruh
penduduk negerinya. Dan seluruh uraiannya diambil dari pelbagai kitab yang
dikarang oleh ulama mutaakhirin dalam mazhab syafiI, seperti Syarah Minhaj
oleh Syaikul-Islam Zakaria Anshari, al-Mughni oleh Syekh Khatib Syarbaini,
at-Tuhfah oleh Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, an-Nihayah Syekh Jamal oleh
Syekh Ramli dan beberapa buah matan, syarah dan komentar lainnya.
Maka kujunjunglah titahnya itu, sekalipun aku menyadari bahwa aku
bukan ahlinya, karena kepicikan ilmu, dangkal cit-cita, dan kurang cerdas.
Kutulislah baginya sebuah kitab yang singkat sesuai dengan apa yang
dimintakan, sambil memohon bantuan kepada Allah. Dengan kemampuan
yang telah dikaruniakan Allah itulah aku memenuhi apa yang dimintakan, dari
apa yang kuketahui dan dari apa yang dikatakan oleh para fukaha. Kunamai
kitab ini Sabilal-Muhtadin lit-Tafaquhi fid-Din yang artinya Jalan orang yang
memperoleh petunjuk dalam memahami ajaran agama.
Aku berharap agar Allah Yang Maha Mulia memberikan anugerah
taufik ke jalan yang benar dalam menyusun dan menyempurnakan kitab ini.
Dan kuharapkan pula dari orang yang alim untuk memperbaiki isi kitab ini,
dengan bahasa yang lebih baik dan dengan pendapat yang lebih benar. Aku
memohon kepada Allah agar kiranya kitab ini dapat memberikan manfaat
kepada setiap pembacanya, mudah-mudahan pula Allah melimpahkan
kegemaran untuk menelaahnya. Dan semoga Allah melimpahkan ketulusan
hati karena Dia Tuhan Yang Maha Dekat kepada hamba-Nya dengan ilmu-
Nya, lagi memperkenankan doa bagi yang mendoa, dan siapa yang berpegang
kepada petunjuk-Nya, niscaya ia tidak merugi dan usahanya tidak akan sia-sia.

Вам также может понравиться