Вы находитесь на странице: 1из 24

MAKALAH PERPINDAHAN PANAS B

ALAT PEMBUAT VAKUM PADA EVAPORATOR

Dosen Pengampu: Ir. Wahyu Hasokowati, M.A.Sc.

Anggota Kelompok 3
Aditya Whisnu Heryudhanto 14/367120/TK/42360
Annisa Amalia Ulfah 14/367071/TK/42323
Ario Dewanto 14/367084/TK/42333
Bintang Ramadhan 14/363377/TK/41508
Boris 14/367111/TK/42353
Conny Julanda Aryanie 14/367069/TK/42321
Daniel Christianto Setyo Prihangkoso 14/363234/TK/41412
Giovanni Fendy Handojo 14/363361/TK/41495
Nur Bayu Maulida Naryo 14/367077/TK/42326
Salsabila Isna Firdausi 14/363374/TK/41506
Tika Trystanti 11/318963/TK/38112
Yohanes Nico Prabowo Marpaung 14/367161/TK/42375

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
ALAT PEMBUAT VAKUM PADA EVAPORATOR

A. PENDAHULUAN: Alasan Adanya Alat Pembuat Vakum pada Evaporator


Multiple effect evaporator merupakan peralatan yang dirancang dengan tujuan
meningkatkan efisiensi energi dari proses evaporasi yang berlangsung dengan
menggunakan energi panas dari steam (kukus) untuk menguapkan air. Prinsip dasar dari
jenis evaporator ini yaitu menggunakan kalor yang dilepaskan dari proses kondensasi pada
evaporator pertama untuk memberikan panas bagi evaporator lainnya. Pada efek kedua,
kondisi larutan akan semakin tinggi konsentrasinya karena sudah dilakukan evaporasi pada
efek pertama. Namun, pada efek kedua ini pula, steam yang diperoleh dari efek pertama
mempunyai suhu yang lebih rendah daripada steam pada efek pertama. Oleh karena itu,
steam pada efek kedua harus diturunkan tekanannya dengan alat pembuat vakum untuk
dapat bekerja dengan baik. Bila steam pada efek kedua yang memiliki suhu lebih rendah
tidak diturunkan tekanannya, maka dibutuhkan sumber panas tambahan.
Uap yang terbentuk dari separator first effect akan memanasi komponen yang sedang
berada di unit second effect, ketika steam awal (steam langsung) sedang memanasi
komponen yang berada pada unit first effect. Pada suatu multiple-effect evaporator, air
dididihkan pada suatu rangkaian wadah (vessel), masing-masing dilangsungkan pada
tekanan yang lebih rendah dibandingkan dengan unit sebelumnya. Mengingat titik didih
dari air menurun seiring dengan penurunan tekanan, maka uap yang terbentuk dari satu
wadah dapat digunakan untuk memanaskan unit berikutnya dan hanya pada wadah pertama
(pada tekanan tertinggi) membutuhkan sumber panas eksternal. Laju uap dan air pendingin
bagi unit double effect diperkirakan 50% dibandingkan dengan unit single effect. Laju alir
berbagai jenis bagi multiple effect berkisar antara 3.000 LPH sampai dengan 50.000 LPH.

B. MULTIPLE EFFECT EVAPORATOR


1. Forward-Feed Multiple Effect Evaporator

Gambar 1. Forward-feed multiple effect evaporation

Pada multiple effect evaporator jenis ini, umpan cair dipompakan ke efek pertama,
dan larutan yang lebih pekat dipasok ke efek kedua, begitu seterusnya. Hal yang sama
dilakukan juga untuk steam, sehingga terjadi perpindahan panas dari steam ke larutan

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 2


yang hendak dievaporasikan. Zat pelarut akan menguap terlebih dahulu, yang kemudian
menghasilkan larutan yang lebih pekat (kemurnian produk yang tinggi). Konsentrasi
cairan meningkat dari efek pertama sampai efek terakhir.
Dalam pengoperasiannya, efek pertama biasanya dioperasikan dengan kondisi
tekanan atmosferis, dan tekanan efek-efek selanjutnya akan berkurang. Karena tekanan
efek selanjutnya lebih rendah, maka titik didih larutan pada efek selanjutnya lebih
rendah dibanding efek pertama.
a. Kelebihan
Rangkaiannya sederhana.
Hanya diperlukan single feed pump, sehingga mampu menekan fixed cost.
Cocok untuk larutan yang memiliki kemungkinan menyebabkan scaling.
Transfer umpan dari satu efek ke efek lain dapat dilakukan tanpa pompa.
Produk diperoleh pada suhu yang paling rendah.
b. Kekurangan
Tidak dapat digunakan untuk industri desalinasi karena lebih kompleks daripada
menggunakan parallel feed.
Perlu adanya pompa untuk mengeluarkan larutan pekat dan uap pemanas pada
efek terakhir karena biasanya tekanan operasi di efek terakhir berada di bawah
tekanan atmosferis.
Tidak cocok untuk umpan yang dingin, karena steam yang masuk di efek pertama
menaikkan suhu umpan, dan sebagian panas berubah menjadi panas laten untuk
penguapan. Maka, jumlah uap yang dihasilkan akan lebih sedikit daripada jumlah
steam yang disuplai. Jumlah uap yang sedikit di efek 1 akan menyebabkan jumlah
uap yang makin sedikit di efek-efek selanjutnya. Hal ini mengakibatkan biaya
operasi yang tinggi.
c. Aplikasi di Industri
Industri kertas dan pulp.
Industri gula.
Industri obat-obatan.

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 3


2. Backward-Feed Multiple Effect Evaporator

Gambar 2. Backward-feed multiple effect evaporation

Umpan dan uap pemanas dimasukkan tidak pada efek yang sama. Uap pemanas
masuk melalui efek pertama dan umpan masuk dari efek yang paling akhir. Hasil
evaporasi pada efek terakhir dialirkan ke efek sebelumnya, sementara uap hasil
pemanasan dari evaporator pertama yang dipanaskan oleh uap umpan, dialirkan ke
evaporator efek selanjutnya. Sehingga, hasil akhir larutan pekat didapatkan pada
evaporator efek pertama (tempat masuk uap umpan).
Mengingat tekanan operasi evaporator n lebih kecil dibanding tekanan operasi
evaporator n-1 (Pn < (Pn-1)) maka dibutuhkan pompa pada tiap efek untuk mengalirkan
larutan pekat hasil evaporasi pada tiap efek ke efek sebelumnya (dari efek ke-n menuju
efek ke-(n-1)) sampai pada evaporator efek pertama.
a. Kelebihan
Cocok untuk umpan larutan yang bersifat viscous, karena backward feed
arrangement mampu menekan perbedaan viskositas di dalam sistem evaporasi.
Hasil evaporasi baik karena produk akhir diambil di evaporator pertama yang
memiliki suhu operasi paling tinggi.
Tidak membutuhkan pompa untuk mengeluarkan larutan pekat karena larutan
pekat keluar dari evaporator efek pertama yang memiliki tekanan operasi relatif
tinggi.
b. Kekurangan
Dibutuhkan banyak pompa untuk mengalirkan larutan pekat hasil evaporasi dari satu
efek ke efek sebelumnya karena larutan pekat dialirkan ke efek yang bertekanan
operasi lebih tinggi.

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 4


3. Mixed-Feed Multiple Effect Evaporator

Gambar 3. Mixed-feed multiple effect evaporation


Pada penyusunan multiple effect evaporator ini, umpan masuk di evaporator yang
berada di tengah-tengah. Pola penyusunan ini merupakan gabungan dari pola forward
feed arrangement dan juga backward feed arrangement. Mulanya larutan yang telah
dievaporasi pada evaporator yang berada di tengah dialirkan seperti pada pola forward
feed arrangement hingga evaporator akhir, kemudian hasil evaporasi di evaporator akhir
diumpankan balik ke evaporator pertama dan dihasilkan larutan pekat di evaporator
pertama. Penyusunan seperti ini dapat mengurangi jumlah penggunaan pompa dari
backward feed arrangement.
a. Kelebihan
Kebutuhan pompa tidak sebanyak pola backward feed arrangement.
Hasil larutan pekat dikeluarkan tidak harus dengan pompa.
Hasil evaporasi baik karena evaporasi terakhir di evaporator pertama yang
bersuhu operasi paling tinggi.
b. Kekurangan
Pola penyusunan tidak sesederhana pola forward feed arrangement dan cenderung
rumit.

4. Parallel-Feed Multiple Effect Evaporator


Pola penyusunan multiple effect evaporator ini digunakan untuk evaporator
kristalisasi. Umpan dimasukkan ke tiap-tiap efek evaporator tanpa adanya transfer
larutan dari satu efek ke efek lainnya. Hal ini dapat dipahami karena pada evaporator
kristalisasi diinginkan hasil evaporasi yang berupa kristal yang benar-benar terpisah dari
larutannya. Umpan untuk evaporator jenis ini biasanya dalam keadaan hampir jenuh
(saturated). Umpan dimasukkan dalam keadaan temperatur dan kadar yang sama. Di

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 5


dalam evaporator, umpan akan mengalami kenaikan suhu hingga mencapai keadaan
jenuhnya. Biasanya parallel evaporator digunakan untuk evaporasi brine dalam
pembuatan garam.

Gambar 4. Parallel-feed multiple effect evaporation

Gambar 5. Skema parallel evaporator pada proses desalinasi air laut

a. Kelebihan
Beban tiap evaporator lebih rendah dibandingkan dengan beban tiap evaporator jenis
multiple effect evaporator lainnya karena jumlah umpannya dibagi sebanyak jumlah
efek.
b. Kekurangan
Dibutuhkan energi yang relatif besar untuk menguapkan seluruh larutan yang ada
pada slurry untuk menjadi kristal seluruhnya.

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 6


5. Pertimbangan Pemilihan Arrangement untuk Multiple Effect Evaporator
Berikut ini adalah tabel pertimbangan pemilihan susunan yang tepat untuk proses
evaporasi menggunakan multiple effect evaporator.
Tabel 1. Pertimbangan pemilihan arrangement untuk multiple effect evaporation

Pertimbangan

Produk yang Biaya


Sensitivitas diinginkan
Arah Kapasitas investasi
Kapasitas Viskositas umpan
panas awal
besar tinggi terhadap
umpan Larutan (paling
suhu Kristal
pekat rendah)

Forward
Backward
Parallel

a. Kapasitas dan viskositas umpan


Backward feed arrangement sebaiknya untuk kapasitas umpan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kapasitas umpan pada forward feed arrangement karena pada
backward feed arrangement umpan dialirkan menggunakan pompa dari efek satu ke
efek selanjutnya di mana pada efek I thick liquor berada pada suhu tinggi dan
viskositas rendah sehingga thick liquor lebih mudah mengalir keluar. Pada forward
feed arrangement, jika kapasitasnya tinggi, semakin menuju ke efek selanjutnya
maka suhu akan semakin rendah dan viskositas semakin tinggi sehingga thick liquor
semakin susah mengalir keluar karena tanpa menggunakan pompa.
b. Kapasitas panas umpan
Umpan yang memiliki kapasitas panas yang besar sebaiknya menggunakan forward
feed arrangement karena pada efek I terjadi transfer panas yang paling baik antara
steam dengan umpan, sehingga bahan yang memiliki kapasitas panas yang besar
lebih mudah untuk mencapai titik didihnya dan lebih mudah menguap. Jika umpan
yang memiliki kapasitas panas yang besar menggunakan backward feed arrangement
maka umpan sulit untuk mencapai titik didihnya karena steam pada efek III memiliki
transfer panas yang lebih sedikit dibandingkan dengan di efek I.
c. Sensitivitas umpan terhadap perubahan suhu
Umpan yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu sebaiknya menggunakan
backward feed arrangement karena umpan mengalami kenaikan suhu secara
bertahap, tidak langsung suhu yang sangat tinggi.

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 7


d. Produk yang diinginkan
Parallel feed arrangement digunakan untuk produk berupa kristal. Forward feed
arrangement, backward feed arrangement, dan mixed feed arrangement digunakan
untuk produk berupa larutan pekat.
e. Biaya investasi awal
Forward feed arrangement membutuhkan biaya investasi awal yang paling rendah
dibandingkan dengan ketiga jenis arrangement yang lain karena pada forward feed
arrangement hanya butuh 2 buah pompa masing-masing untuk memompakan umpan
masuk ke efek I dan thick liquor keluar dari efek III.

C. ALAT PEMBUAT VAKUM PADA EVAPORATOR


Untuk operasi di bawah tekanan atmosferis, maka diperlukan alat pembuat vakum. Ada
dua macam alat pembuat vakum yang dikenal secara umum, yaitu pompa vakum dan jet
ejector.

1. Pompa Vakum
Berdasarkan prinsip kerjanya, pompa vakum dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
a. Pompa vakum positive displacement
b. Pompa momentum transfer
c. Pompa entrapment
Keuntungan pompa vakum adalah tidak memerlukan motive fluid (misalnya steam)
tetapi memerlukan energi listrik, sedangkan kerugiannya adalah biaya investasi yang
lebih tinggi, dan jika harga energi listrik mahal maka sebaiknya menggunakan jet
ejector.

a. Pompa Vakum Positive Displacement


Prinsip dari pompa ini adalah dengan jalan mengekspansi volume ruang oleh
pompa sehingga terjadi penurunan tekanan vakum parsial. Sistem sealing mencegah
gas masuk ke dalam ruang tersebut. Selanjutnya pompa melakukan gerakan buang,
dan kembali mengekspansi ruang tersebut. Jika dilakukan secara siklis dan berkali-
kali, maka vakum akan terbentuk di ruangan tersebut.
Salah satu aplikasi pompa ini yang paling sederhana adalah pada pompa air
manual. Untuk mengangkat air dari dalam tanah, dibentuk ruang vakum pada sisi
keluaran air, sehingga air dapat terisap naik ke atas.

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 8


Gambar 6. Rotary vane vacuum pump

Gambar 7. Diaphragm vacuum pump


Berikut adalah pompa vakum yang termasuk ke dalam tipe positive displacement,
antara lain:
Diaphragm pump
External vane pump
Liquid ring pump
Lobe pump
Multistage Roots pump
Piston pump
Roots blower
Rotary vane pump paling banyak digunakan
Screw pump
Scroll pump

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 9


b. Pompa Momentum Transfer
Pompa momentum transfer memakai sistem jet fluida berkecepatan tinggi, atau
menggunakan sudu putar berkecepatan tinggi untuk menghisap gas dari ruang
tertutup. Pompa vakum dengan metode ini dapat menghasilkan tekanan vakum yang
sangat tinggi. Semakin vakum tekanan di dalam ruang, maka akan semakin tinggi
efisiensi pompa ini. Metodenya adalah dengan jalan mengakselerasi molekul gas dari
sisi tekanan rendah ke tekanan tinggi.
Molekul fluida yang berada pada tekanan atmosfer akan saling mendorong
dengan molekul fluida tetangganya dan menciptakan aliran fluida. Namun, pada saat
jarak antara molekul fluida sangat jauh, maka molekul tersebut lebih cenderung
berinteraksi dengan dinding ruangnya daripada dengan molekul sesamanya.
Fenomena inilah yang menjadi dasar penggunaan pompa vakum momentum transfer.
Karena tidak menggunakan sistem seal antara ruang vakum-pompa-ruang luar,
maka sangat dimungkinkan akan terjadi stall. Untuk itu pada penggunaannya
diperlukan ruangan selanjutnya yang bertekanan lebih rendah dari atmosfer dan
terpasang di sisi keluaran pompa vakum ini. Contoh pompa jenis ini adalah pompa
difusi dan turbomolecular.

Gambar 8. Turbomolecular vacuum pump

Gambar 9. Prinsip kerja turbomolecular vacuum pump ditinjau secara mikroskopis

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 10


c. Pompa Vakum Entrapment
Pompa menggunakan suatu zat padat atau zat adsorben tertentu untuk mengikat gas
di dalam ruangan tertutup. Pompa jenis ini menggunakan metode-metode kimia
ataupun fisik untuk mengikat fluida (gas) dengan tujuan menghasilkan tekanan
vakum. Ada berbagai macam jenis pompa vakum entrapment, yaitu:
Cryopump, merupakan pompa vakum dengan jalan mengikat uap air atau gas di
suatu ruangan menggunakan sebuah permukaan yang dingin.

Gambar 10. Penampang cryopump


Pompa kimia, mampu mengikat gas untuk bereaksi dan membentuk padatan.
Pompa ionisasi, mampu mengionisasi gas dengan menggunakan potensial
bertegangan tinggi, sehingga gas tersebut terakselerasi menuju elektrode
pengumpul.

Gambar 11. Pompa ionisasi

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 11


2. Jet Ejector
Ejector adalah salah satu alat pembuat vakum dengan prinsip jet pump sebagai
tenaga penggeraknya, yaitu menciptakan ruang bertekanan rendah oleh fluida
penggerak (motive fluid), sehingga fluida suction/sekunder yang berada pada tekanan
lebih tinggi akan terisap ke ruang vakum tersebut. Suatu pancaran cairan atau gas
keluar dari nozzle dengan kecepatan tinggi sehingga dihasilkan tekanan rendah di titik
nozzle tersebut. Selanjutnya terjadi transfer momentum pada fluida sekunder dan fluida
penggerak, bertemu pada ruang pencampuran (mixing chamber), sehingga fluida
sekunder bergerak ke bagian keluaran pompa bersama dengan fluida penggerak.
Dengan demikian, gas yang harus diangkut akan terisap, terbawa, dan mengalami
percepatan.

Gambar 12. Jet ejector


Berdasarkan motive fluid-nya, ada 2 jenis jet ejector, yaitu:
a. Steam jet ejector: alat pembangkit vakum dengan menggunakan steam sebagai
media pendorong.
b. Water jet ejector: menggunakan air sebagai fluida penggeraknya.

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 12


Walaupun biaya investasi dan biaya perawatannya rendah, tetapi konsumsi steam-
nya tinggi.

fluida penggerak

fluida campuran

fluida sekunder (aliran resirkulasi)

Gambar 13. Simulasi CFD sekaligus skema aliran di steam jet ejector
Untuk mengurangi beban alat pembuat vakum, jumlah uap yang masuk alat
tersebut perlu dikurangi sebanyak-banyaknya dengan cara mengembunkannya dalam
kondensor. Ada 2 jenis kondensor yang sering digunakan, yaitu:
a. Mixing Condenser
Nama lain mixing condenser adalah barometric condenser. Pada alat ini, uap
dan air pendingin dikontakkan langsung dengan sistem semburan air. Prinsip kerja
dari alat ini adalah uap masuk ke kondensor melalui bagian atas dan
dikondensasikan oleh air melalu spray nozzle. Non-condensable terbentuk pada
bagian bawah kondensor akibat aliran air yang konvergen dari jet nozzle. Air yang
terkondensasi dan yang tidak terkondensasi dikeluarkan melalui pipa pada bagian
bawah kondensor.
1) Keuntungan
Biaya investasi dan konsumsi air pendingin rendah.
2) Kerugian
Air dan embunan bercampur sehingga jika terdapat kotoran yang terbawa dari
evaporator maka kotoran akan terbawa ke cooling tower dan akan terjadi
kontaminasi.

Gambar 14. Skema alat barometric jet condenser (kiri) dan two-stage barometric
condenser (kanan)

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 13


b. Surface Condenser
Surface condenser merupakan kondensor konvensional berupa selongsong
yang di dalamnya terdapat pipa-pipa (shell and tube). Prinsip kerja alat ini adalah
air pendingin masuk melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam pipa (tube)
dan akan keluar pada bagian atas, sedangkan uap akan masuk pada bagian tengah
kondensor dan akan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah.

Gambar 15. Skema alat surface condenser


1) Keuntungan
Embunan dan air pendingin terpisah.
2) Kerugian
Biaya investasi besar dan kebutuhan air pendingin lebih banyak daripada
kebutuhan air pada barometic condenser.
Berikut contoh pemasangan sistem vakum menggunakan barometric condenser dan
jet ejector. Pada skema (a) digunakan steam jet ejector, sedangkan pada skema (b)
digunakan water jet ejector yang menjadi satu dengan barometric condenser.

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 14


Gambar 16. Pemasangan sistem jet ejector (kiri) dan barometric condenser dengan
water jet ejector (kanan)

D. ESTIMASI KEBUTUHAN ENERGI, STEAM, DAN BIAYA PEMVAKUMAN


1. Evaporator Economy
Evaporator economy atau steam economy adalah jumlah kg air/solven yang
menguap per kg umpan steam. Untuk single effect evaporator, jumlah air yang
menguap per kg steam yang diumpankan nilainya selalu kurang dari satu sehingga nilai
ekonominya kurang dari satu. Hal ini disebabkan karena:
a. Steam bertekanan rendah yang digunakan untuk penguapan memiliki nilai panas
laten kondensasi yang lebih rendah dibanding nilai panas laten penguapan untuk
menguapkan air pada tekanan rendah.
b. Pada tekanan tertentu, jumlah panas yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg air
dari larutan biasanya lebih besar dibanding jumlah panas yang diperlukan untuk
menguapkan 1 kg air murni.
c. Panas yang hilang ke lingkungan.
Untuk menaikkan ekonomi maka digunakan cara multiple effect evaporator dan vapor
recompression seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Jumlah efek yang
memberikan total cost optimum ditunjukkan pada grafik berikut ini:

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 15


Gambar 17. Jumlah efek evaporator yang memberikan minimum total cost yang optimum
Berdasarkan gambar, dapat disimpulkan bahwa jumlah steam yang diperlukan
berbanding terbalik dengan jumlah efek. Capital cost (fixed cost) untuk multiple
effect evaporator berbanding lurus dengan jumlah efek. Konsumsi steam untuk N- buah
evaporator dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Konsumsi steam dan biaya operasi pada evaporator

Steam Consumption Total running cost


Numbers of effects (kg steam/kg water (relative to a single
evaporated) effect evaporator)

One 1,1 1

Two 0,57 0,52

Three 0,40 0,37

2. Alat Vakum
a. Menentukan beban pemvakuman
Laju alir gas atau beban yang akan memasuki sistem pemvakuman terdiri dari
noncondensable gas dan condensable process vapor. Noncondensable gase dapat
berasal dari sumber berikut ini:
1) Gas-gas yang terlarut dalam umpan.
2) Instrument blowback gas.
3) Gas-gas hasil samping dari proses reaksi kimia.
4) Udara yang masuk ke sistem (air leakage).
Komponen terbanyak dalam noncondensable gas adalah air leakage. Estimasi laju
air leakage dapat dibaca pada grafik berikut:

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 16


Gambar 18. Estimasi laju air leakage untuk noncondensable load
Menghitung flowrate gas yang terisap

0,005 m 0,01 (D.S.J. Jones, 1996)


dengan F = flow rate umpan bejana yang divakumkan, massa/waktu
Wu = flow rate udara yang terisap ke ejector
Wn = flow rate uap yang terisap ke ejector
Wt = flow rate gas yang terisap ke ejector

b. Estimasi kebutuhan steam untuk steam jet ejector dan jumlah stage
1) Menentukan kebutuhan steam
Kebutuhan steam dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 17


Gambar 19. Estimasi kebutuhan steam pada ejector

2) Menentukan interstage pressure


Multistage jet system yang beroperasi pada tekanan suction kurang dari sama
dengan 25 torr biasanya dirancang dengan satu buah interstage pressure pada
tekanan 60 torr. Interstage pressure untuk multistage jet system dapat
diperkirakan dengan persamaan berikut:

Pi = Ps (R)(Ni/Ns)
dengan Pi = interstage absolute pressure
Ps = suction absolute pressure
Ni = interstage number, dengan angka 1 menunjukkan stage pertama
(suction stage)
Ns = jumlah total stage
R = overall compression ratio (ekuivalen dengan tekanan absolute
discharge dibagi tekanan absolute suction)

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 18


Untuk tekanan suction kurang dari 25 torr, stage pertama akan memiliki
intercondenser. Steam jet yang dilengkapi dengan intercondenser memerlukan
cooling water. Kebutuhan air dapat diperkirakan dengan cara berikut:

Gambar 20. Menentukan jumlah stage total pada alat vakum


Gambar di atas dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah steam yang
diperlukan oleh alat steam jet jika beban yang ditangani hanya berupa
noncondensable load. Kebutuhan steam untuk steam jet dengan condensable
load diperkirakan dengan gambar berikut:

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 19


Gambar 21. Estimasi kebutuhan steam untuk condensable load pada steam jet ejector

Gambar 22. Faktor koreksi kebutuhan steam pada steam jet ejector

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 20


3) Estimasi biaya pemvakuman
Steam jet
0,35
Ws
(N )
Installed costs = $15.000 s + 2Nc ( )
1000
dengan NS = jumlah stage ejector
NC = jumlah intercondenser dan aftercondenser
WS = konsumsi steam berdasarkan motive steam bertekanan 100
psig, lb/jam
Penyesuaian:

Liquid ring pump


BHP 0,50
Installed costs = $28.000 ( )
10
dengan BHP = motor horsepower dari pompa
Penyesuaian:

Gambar 224. Perbandingan mechanical pump dan steam jet vacuum system

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 21


Gambar 24. Perbandingan liquid ring pump dan steam jet dari segi ekonomi
4) Estimasi kebutuhan energi untuk mechanical vacuum pump
FDA m
BHP = a ( )
Ps
dengan BHP = brake horsepower
FDA = laju alir, lb/jam (FDA ekuivalen)
PS = tekanan absolut suction, torr
a = konstanta dari tabel di bawah ini
m = konstanta dari tabel di bawah ini
Tabel 3. Konstanta perhitungan kebutuhan energi mechanical vacuum pump

FDA (Free Dry Air) merupakan faktor koreksi untuk beban pada kondisi ambient
terhadap kondisi standar di mana para manufacturer melakukan rating pompa.
Beban aktual harus dikoreksi menjadi beban ekuivalen udara yang merupakan
fungsi dari berat molekul komponen-komponen gas. Nilai FDA dihitung dari
gambar berikut ini.

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 22


Gambar 25. Kurva untuk menghitung FDA

5) Estimasi kebutuhan energi untuk steam jet ejector


Energi yang dibutuhkan pada steam jet ejector adalah energi yang dibutuhkan
untuk membuat steam yang dialirkan.
Ws [Cp (Tb TBFW) + Hvs hls]
Q= + W (H Hs )
s s v
b
dengan Q = energi yang dibutuhkan untuk membangkitkan steam
CP = panas jenis air
Tb = titik didih air pada tekanan steam
TBFW = suhu boiler feed water
Hs = entalpi steam
Hvs = entalpi uap jenuh pada tekanan steam
hls = entalpi cair jenuh pada tekanan steam
b = efisiensi boiler

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 23


DAFTAR PUSTAKA

Brown, G.G. et al., Unit Operations, John Wiley & Sons, 1950.
Foust, A.S. et al., Principles of Unit Operations, 2nd Edition, John Wiley, 1980, pp. 494-516.
McCabe, W.L., J.C. Smith, P. Harriott, Unit Operations of Chemical Engineering, 5th Edition,
McGraw-Hill, 1993, pp. 463- 489.
Prasetya, A., 2004, RPKPS dan Bahan Ajar Alat Industri Kimia, Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
http://facstaff.cbu.edu/rprice/lectures/evap1.html (diakses 19 November 2016 pukul 20.47
WIB).
http://nptel.ac.in/courses/103103027/12 (diakses 18 November 2016 pukul 07.11 WIB).
http://www.nzifst.org.nz/unitoperations/evaporation2.htm (diakses 19 November 2016 pukul
22.34 WIB).
http://www.s-k.com/pdf/5AA_BarometCondens.pdf (diakses 18 November 2016 pukul 07.03
WIB).

Alat Pembuat Vakum pada Evaporator | 24

Вам также может понравиться