Вы находитесь на странице: 1из 8

Perancangan Lingkungan 4 (IPAM) Teknik Lingkungan

BAB VI
INTAKE

6.1. Dasar Teori


Intake adalah bangunan yang digunakan untuk mengambil air dari sumbernya
untuk keperluan pengolahan dan suplai. Intake dibuat pada lokasi yang mudah
dijangkau dengan kuantitas air yang stabil dan didesain berdasarkan kapasitas
haran maksimum (Qm), pada akhir periode perencanaan. Bangunan intake
berfungsi sebagai penyadap atau penangkap air baku yang berasal dari
sumbernya, dalam hal ini sungai. Bangunan intake memiliki tipe yang
bermacam-macam, diantaranya adalah :
1. Direct Intake
Digunakan untuk sumber air yang dalam seperti sungai atau danau dengan
kedalaman yang cukup tinggi. Intake jenis ini memungkinkan terjadinya
erosi pada dinding dan pengendapan di bagian dasarnya.

2. Indirect Intake
a. River Intake
Menggunakan pipa penyadap dalam bentuk sumur pengumpul.
Intake ini lebih ekonomis untuk air sungai yang mempunyai perbedaan
level muka air pada musim hujan dan musim kemarau yang cukup
tinggi.

Gambar 6.1. River intake

Dony Dwi Kristianto / 09.2014.1.00470 31


Perancangan Lingkungan 4 (IPAM) Teknik Lingkungan

b. Canal Intake
Digunakan untuk air yang berasal dari kanal. Dinding chamber sebagian
terbuka ke arah kanal dan dilengkapi dengan pipa pengolahan
selanjutnya.

Gambar 6.2. Canal Intake

c. Reservoir Intake
Digunakan untuk air yang berasal dari Dam dan dengan menggunakan
menara intake. Menara intake dengan dam dibuat terpisah dan
diletakkan di bagian hulu. Untuk mengatasi fluktuasi level muka
air, maka inlet dengan beberapa level diletakkan pada menara.

Gambar 6.3. Reservoar intake

Dony Dwi Kristianto / 09.2014.1.00470 32


Perancangan Lingkungan 4 (IPAM) Teknik Lingkungan

6.2. Kriteria Desain


Kriteria yang harus dipenuhi dalam pembuatan intake adalah :
d. Tertutup untuk mencegah masuknya sinar matahari yang
memungkinkan tumbuhan mikroorganisme hidup.
e. Tanah di lokasi intake harus stabil.
f. Intake dekat permukaan air untuk mencegah masuknya suspended solid
dan inlet jauh diatas intake.
g. Intake harus kedap air sehingga tidak terjadi kebocoran.
h. Intake harus didesain untuk menghadapi keadaan darurat.
Beberapa hal dibawah ini merupakan komponen dari suatu intake, yaitu :
1. Bangunan sadap, yang berfungsi untuk mengefektifkan air masuk menuju
sumur pengumpul.
2. Sumur pengumpul (Sump well)
Waktu detensi pada sumur pengumpul setidaknya 20 menit atau luas area
yang cukup untuk pembersihan. Dasar sumur minimal 1 m dibawah dasar
sungai atau tergantung pada kondisi geologis wilayah perencanaan.
Konstruksi sumur disesuaikan dengan kondisi sungai dan setidaknya terbuat
dari beton dengan ketebalan minimal 20 cm atau lebih tebal.
3. Screen
Screen terdapat pada inlet sumur pengumpul, berfungsi untuk menyaring
padatan atau bentuk lainnya yang terkandung dalam air baku. Adapun dari
jenis-jenis screen dibagi menjadi dua tipe berdasarkan perbedaan bukaan
atau jarak antar bar, yaitu :
a. Saringan kasar (coarse screen)
Digunakan untuk menjaga alat-alat dan biasanya digunakan pada
pengolahan pertama. Tipenya secara umum adalah bar rack (bar
screen), coarse weir, screen, dan kominutor.
b. Saringan halus (fine screen)
Bukaan berkisar antara 2,36 mm, bahkan untuk instalasi tertentu bisa
lebih kecil dari 2,3 mm. Biasanya digunakan untuk primary treatment
atau pre treatment.

Dony Dwi Kristianto / 09.2014.1.00470 33


Perancangan Lingkungan 4 (IPAM) Teknik Lingkungan

Pembersihannya dapat dilakukan secara manual untuk coarse screen


dan mekanis untuk fine screen. Berikut ini dapat dilihat faktor-faktor
perencanaan bar screen :

Gambar 6.4. Bar screen

Gambar 6.4. Sumur pengumpul

Dony Dwi Kristianto / 09.2014.1.00470 34


Perancangan Lingkungan 4 (IPAM) Teknik Lingkungan

Rumus
Jumlah batang (n) :
Lscreen 1
n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6.1)
wba tan g 1

Jumlah jarak antar batang (N) :


N = (n + 1) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(6.2)
Jarak antar tengah batang ( L screen) :
L screen = b + (0,5 x w )x 2 .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(6.3)
Lebar bersih :
Lebar bersih = L (n x w) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(6.4)
Jarak bersih antar kisi :
lebar bersih
Jarak bersih antar kisi = . . ...(6.5)
jumlah jarak antar batang

Kecepatan melalui screen (v screen)


Q
v screen = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6.6)
A bukaan bersih

Headloss melalui screen (Hf screen)


4/3

Hf screen = h. sin
w
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6.7)
b

Dimana :
w = tebal batang (cm)
b = jarak antar batang (cm)
= faktor bentuk batang
Q = debit (m3/dt)
L = lebar intake, m
n = jumlah batang
N = jumlah jarak antar batang
= sudut bar terhadap horisontal
Sumber : Fair, Geyer dan Okun, 1968

Pompa intake (dengan Bell Mouth Strainer, pipa suction, discharge, valve, dan
aksesoris lainnya)

Dony Dwi Kristianto / 09.2014.1.00470 35


Perancangan Lingkungan 4 (IPAM) Teknik Lingkungan

a. Strainer
Untuk menyaring benda-benda yang terkandung dalam air baku, perlu
direncanakan strainer pada ujung pipa suction pompa intake.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Kecepatan melalui lubang strainer = 0,150,3 m/dt, dan dianjurkan
untuk berada pada batas rendah untuk mencegah masuknya padatan dari
dasar badan air.
Bukaan pada lubang strainer antara 612 mm.
Luas area strainer adalah 2 kali dari luas total lubang.

Berikut ini dapat dilihat faktor-faktor perencanaan dari strainer :


Diameter strainer (D) :
D = 1,5 2 x Dsuction . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6.8)
Jarak strainer dari dasar intake (s) :
s = Dstrainer . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. (6.9)
Jarak ujung strainer ke permukaan air (S) :
S = 1,5 x Dstrainer . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . (6.10)
Jarak strainer ke dinding intake (x) :
x = Dstrainer. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6.11)
(Sumber : Prosser, 1980)

b. Pipa Suction dan Discharge


Kecepatan pada pipa suction antara 1 1,5 m/dt.

c. Valve
Valve harus dipasang pada perpipaan pompa agar mudah dalam
pengontrolan aliran, penggantian, perbaikan, dan perawatannya.

Dalam perencanaan pompa intake, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Fluktuasi level permukaan air sungai
2. Kandungan padatan di sungai
3. Besarnya arus sungai
4. Kondisi fisik sungai

Dony Dwi Kristianto / 09.2014.1.00470 36


Perancangan Lingkungan 4 (IPAM) Teknik Lingkungan

6.3. Perhitungan Detail

Kapasitas pengolahan unit IPAM = 485.5 lt/dtk = 0,4858 m3/detik = 41904


m3/hari
Perencanaan intake:
Sumur pengumpul = td = 20 menit = 20 x 60 = 1.200 detik
Panjang pipa = 6
LWL = 3.2 m dari dasar sungai
HWL = 4.6 m dari dasar sungai
V = 1 m/dt
C pipa PVC = 130

A. Menentukan (panjang, lebar, kedalaman efektifitas, dimensi freeboard)


Volume : Q x TD
= 0,4858 m3/detik x 1200 dt
= 581 m3/detik
Volume = A x H
581 =Ax2
581
A = = 290.5 m3/dt
2

A = 2L x L
290.5 = 2L2
290.5
L = = 12.1 m
2

P =2xL
= 2 x 12.1
= 24.2 m

B.) Menentukan diameter pipa


V = 1 m/dt
Q = A X Vaverage
0,4858 3/
A == 1 /

Dony Dwi Kristianto / 09.2014.1.00470 37


Perancangan Lingkungan 4 (IPAM) Teknik Lingkungan

= 0,4858 m2/dt
1
A = 4 d2
1
0,4858 m2 = 4 3.14 d2

0,4858 m2 = 0.785 x d2
0.484
D2 = 0.785

D2 = 0.616 m = 61,4 cm

C.) Hf mayor = L x Q 1,85 / ( 0,0015 x C x D2,68 ) 1,85


= 12.1 x 0,4858 1,85 / ( 0,0015 x 130 x 0.616 m 2,63 ) 1,85
= 12.1 x 0.26 / ( 0,0015 x 130 x 0.27 ) 1,85
= 0,01

D.) Hf minor = Hfv = k x v2 / 2 x g = 1 x 12 / 2 x 10 = 1 / 20 = 0,05 m


E. ) Hf total = Hf mayor + Hf minor = 0,01 m + 0,05 m = 0,06 m

Dony Dwi Kristianto / 09.2014.1.00470 38

Вам также может понравиться