Вы находитесь на странице: 1из 9

GANGGUAN PEREDARAN DARAH OTAK DI INDONESIA

(FAKTOR-FAKTOR RISIKO DAN PpEVALENSI PADA USIA LANJUT)

CEREBROVASCULAR ACCIDENTS IN INDONESIA


(RISKFACTORSAND PREVALENCE IN OLD AGE GROUPS)

Cerebrovascular accidents are mayor causes of &ath and dhabitity in developed countries
and me a h increasing in developing counbies like Indonesia It is strongly related to hypertension,
diabetes and ischemic heart disease which are prevalent in older a@ goups.
A study of 2092 cases of cerebrovascular accidents in Indonesia in 1980 wealed that the
most frequent risk factors w r e hypertension (as%), diabetes (20%), obesity (IS%),
hypercholestemlemia (13%), and h y p n c e m i a (7%). It was also found that 43% of the patients
have heatt disease like lefc ventricwlar hypertrophy, coronary heart disease, and valvular dsease.
Epidemiological studies on cerebmvaskular accidents have not been done in Indonesi~but
hospiral data show an increasing frequency of the &ease. Cipto Mangunkusumo Hospital admitted
320 patients in 1980, while 4% patients were admitted in 1984.
Only one third of the cerebrovascular accident cases admitted to Cipto Mmtgunkusumo
hospital were of the hemorrhagic type.
The results of treatment of cenbmvascular accidents are still unsatisfactoy. Mortatity is high
and those who survive become invatia3.
Prevention of risk facto~s, especially early treatment of hypertension can reduce the incidence
of cerebmvascular accidents.

Pendahuluan tetap merupakan masalah kesehatan yang perlu


Meningkatnya usia harapan hidup akibat mendapat prioritas untuk ditanggulangi.
meningkatnya pelayanan kesehatan, maka '
Berbagai penyakit a t a u keadaan yang
dapat diperkirakan bahwa pada masa depan ditemukan pada usia lanjut akan makin
akan terjadi perubahan pola penyakit. menonjol seperti penyakit degeneratif dan
Meskipun demikian, penyakit-penyakit sistemis.
menular, kekurangan gizi, peledakan penduduk, Di bidang neurologi salah satu golongan
dan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk penyakit yang diperkirakan akan makin

GUN besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

BuL Penelit Kesehat 21 (4) 1993


b e r t a m b a h jumlahnya ialah gangguan &an dapat meningkatkan usaha penanggu-
p e r e d a r a n d a r a h otak a t a u penyakit langannya.
serebrovaskuler, yang saat ini merupakan salah
satu masalah kesehatan di seluruh duriia. Di
Faktor-faktor Risiko
negara-negara Barat gangguan peredaran darah
otak menjadi penyebab kedua kematian, Penyelidikan epidemiologis dan klinis
sedangkan di negara-negara Asia penyakit menunjukkan bahwa terdapat berbagai keadaan
tersebut menduduki tempat ketiga hingga yang mempunyai hubungan dengan tejadinya
kelima dalam urutan penyakit yang gangguan p e r e d a r a n d a r a h otak.
menyebabkan kematian?*23 Selain sering Keadaan-keadaan tersebut merupakan faktor
risiko untuk mendapat gangguan peredaran
menyebabkan kematian, gangguan, peredaran
darah otak. Di antara faktor-faktor risiko yang
darah otak adalah penyebab utarna invaliditas
sering dikemukakan ialah hipertensi, diabetes
pada semua umur, sehiugga jika ditinjau dari
mellitus, hiperlipidemi, obesitas, cara hidup,
segi sosio-ekonomis penyakit tersebut dapat
merokok, penyakit jantung dan beberapa
menimbulkan masalah besar. Mengingat ha1 ini
penyakit lain. Selain itu beberapa penulis
maka sudah selayaknyalah apabila
mengemukakan, bahwa umur, hereditas dan
penangguhgan masalah gangguan peredaran obat-obat kontrasepsi oral mempunyai
darah otak dijadikan salah satu prioritas dalam pengaruh terhadap terjadinya " ~ t r o k e " .
sistem pelayanan kesehatan.
Meskipun masih terdapat perbedaan
Di Indonesia, meskipun belum pernah pendapat tentang peranan yang dimainkan oleh
diiakukan penyelidiian epidemiologis, terlihat faktor-faktor risiko dalam epidemiologi
kecenderungan meningkatnya jumlah kasus gangguan peredaran darah otak, namun sering
penyakit serebrovaskuler. Kekhasan penyakit ditemukannya faktor-faktor tersebut pada para
tersebut ialah, bahwa insidensinya meningkat penderita "stroke" sehingga memberi petunjuk
seiring dengan bertambahnya usia, sehingga bahwa ada hubungan etiologis antara
dapat diramalkan, bahwa dengan meningkatnya faktor-faktor risiko dengan gangguanperedaran
usia harapan hidup, jumlah kasus penyakit darah otak. Oleh karena gangguan peredaran
serebrovaskuler juga akan bertambah besar. darah otak pada umumnya berdasarkan
Hal ini dapat dimengerti bila diingat bahwa aterosklerosispembuluh- pembuluh darah otak,
keadaan atau penyakit yang dapat menambah maka dapat dimengerti bahwa keadaan yang
risiko terjadinya gangguan peredaran darah mempercepat terjadinya aterosklerosis akan
otak seperti hipertensi, diabetes mellitus, merupakan faktor risiko.
penyakit jantung lebih sering ditemukan pada Di Indonesia penyelidikan klinis oleh
usia lanjut. Samino dkk.8 yang meliputi 2092 kasus
Pengertian lebih mendalam tentang gangguan peredaran darah otak menunjukkan
masalah penyakit serebrovaskuler diharapkan bahwa faktor risiko yang paling sering

34 BuL Penelit Kesehat 21 (4) 1993


ditemukan ialah hipertenti, yakni dalam 68J% Administration pada tahun 1970. Ternyata
kasus, s e d m g b diabetes mellitus daliim 2Q%, pengobatan hipertensi dapat menurunkan
obesitas IS%, hiperkholesterolemi 13%, insidensi ganggum peredaran darah otak, baik
hiperurisemi 7%. Selain itu pa& 43% di antara yang hemoragis maupun trombotis? Hingga
para penderita terdapat penyakit jantung sekarang mash belum diietahui dengan pasti
seperti hipertrofi ventrikel kiri, insufisiensi bagaimana hipertensi &pat menambah risiko .
koroner, infark miokard dan penyakit katup terjadinya "stroke". Di antara berbagai
jantung. Sering pada seorang penderita kemungkhan dapat disebut, bahwa hipertensi
ditemukan beberapa faktor risiko. mempercepat aterogenesis pembuluh-
pembuluh darah otak, secara' mekank dapat
Hipertensi. merusak pembuluh-pembuluh darah tersebut
Hipertensi baik sistolis maupun diastolis atau secara tidak langsung melalui terjadinya
merupakan faktor risiko terpenting sebab insufisiensi jantung menyebabkan turunnya
terjadinya gangguan peredaran darah otak pada perfusi d h pembuluh-pembuluh darah otak
semua umur baik yang bersifat perdarahan yang sudah m e ~ ~ e m ~Diketahui
i t . ~ juga bahwa
maupun yang bersifat iskemi Pada umumnya hipertensi pada umumnya disertai
seorang dianggap menderita hipertensi apabila meningkatnya daya adhesi dan agregasi
tekanan darahnya 160195atau lebih, sedangkan trombosit, bahkan sudah dalam stadium
mereka dengan tekanan darah 140190 atau permulaan hipertensi dan juga pada usia
kurang adalah normotensif. Tekanan darah muds?' Perdarahan intraserebral akibat
antara 140/90 dan 160195 termasuk golongan hipertensi dijelaskan sebagai berikut. Beberapa
hipertensi perbatasan. Dengan meningkatnya keadaan dapat terjadi, di antaranya
usia kemungkinan mendapat hipertensimenjadi terbentuknya suatu mikroaneurisma dalam
lebih besar. Ternyata bahwa makin lanjut usia, dinding arteriol yang kemudian pecah,
hipertensi menjadi d m penting sebagaifaktor terjadinya spasmus arteriol yang menimbulkan
risiko. Beberapa penulis mengemukakan, hipoksi distal, nekrosis, perdarahan petekhial
bahwa dari penyelidikan epidemiologisternyata dan udema otak. Hipertensi dapat juga
gangguan peredaran darah otak empat hingga mencetuskan ruptur pada intima arteri kecil dan
enam kali lebih sering terjadi pada para arteriolyang sudah lemah karena aterosklerosis.
penderita hipertensi berat daripada pada Ruptur ini dapat menyebabkan terbentuknya
orang-orang dengan tekanan darah suatu aneurisms disekans kecil yang kemudian
Hubungan kausal antara hipertensi dan pe~ah.~
gangguan peredaran darah otak terbukti dari Laporan klinis dari Indonesia mem-
penyelidikan klinis eksperimentil oleh Veterans perlihatkan, bahwa hipertensi ringan hingga
Gangguan pedaran daab otak ............Mabar Mardjono

berat ditemukan pada 60-70% kasus-kasus kadar kholesterol dalam serum para penderita
serebrovask~ler?~~
Qrutama pada kasus-kasus gangguan peredaran darah otak lebih tinggi dari
hemoragi otak terdapat lebii sering hiper- normal?^^ Selain itu ada beberapa pendapat
tensi. yang menyatakan bahwa trigliserid mempunyai
hubungan dengan gangguan peredaran darah
Diabetes melIitus. ~ t a k . ~Hiperlipidemi
'~ akan lebih berarti
Walaupun kurang pentingnya sebagai faktor risiko apabila disertai olehfaktor-
dibandingkan dengan hipertensi, diabetes faktor risiko lain, seperti hipertensi dantatau
mellitus juga merupakan faktor yang dapat diabetes mellitus. Pengaruh kadar lipid dalam
menamb.ah risiko terjadinya gangguan serum akan berkurang dengan bertambahnya
peredaran darah otak. Persentase diabetes usia. Pada umur lebii dari 60 tahun hampir
mellitus p a d a kasus-kasus penyakit tidak ada, meskipun pada usia lanjut "stroke"
serebrovaskuler yang dikemukakan oleh akan lebih sering terjadi.
beberapa penulis berkisar antara 5 - 3 0 % . ~ ~ ' ~
D i a b e t e s mellitus merupakan faktor Penyakit jantung.
predisposisi untuk gangguan peredaran darah
Hubungan antara beberapa macam
otak, oleh k a r e n a akan meningkatkan
penyakit jantung dengan terjadinya "stroken
kemungkinan terjadinya aterosklerosis,
sudah dikenal. Persentase penyakit jantung yang
terutama apabila juga terdapat faktor- faktor
ditemukan pada penderita gangguan peredaran
risiko lain yang sering menyertai diabetes
darah otak berkisar antara 4 0 - 7 ~ % ? ~ ' ~
mellitus, yakni gangguan metabolisme lipid,
himrtensi dan obesitas. Diabetes mellitus dapat Penyakit jantung yang dapat menambah
menambah risiko aterogenesis oleh karena risiko terjadinya gangguan peredaran darah
meningkatkan kecenderungan rusaknya endotil otak terutama ialah iskemi jantung, penyakit
makrovaskuler, meningkatkan adhesi dan jantung kongestif, pembesaran jantung,
agregasi trombosit, migrasi sel otot polos, penyakit jantung rematis menahun, kelainan
proiferasi lipid clan pembentukan lesi fibrotis. kongenital dan penyakit katup jantung.
Gangguan peredaran darah otak dapat terjadi
Hiperlipidemi. di antaranya karena embolus lepas dari trombus
Hiperlipidemi disebut juga sebagai faktor intrakardial, kekurangan tekanan perfusi otak
risiko terjadinya gangguan peredaran darah pada penyakit jantung kongestif dengan
otak, namun belum jelas hubungan antara "output" yang kurang dan sebagainya. Seorang
hiperlipidemi, aterosklerosis dan gangguan penderita iskemi jantung mempunyai
peredaran darah otak. Beberapa penyelidikan kemungkinan lima kali lebih besar untuk
epidemiologis memang menunjukkan bahwa mendapat iskemi otak daripada seorang dengan
Gangpan paedaran darah otak --....-.Mabar Mardjona

jantung sehat. Sebaliknya seorang penderita Mengenai jenis kelamin dapat dikatakan
yang pernah mengalami iskemi otak akan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kaum
mempunyai kemungkinan besar untuk wanita dan pria dalam ha1 kemungkinan
mendapat infark niiokard. mendapat gangguan peredaran darah otak.
Obesitas, merokok dan cara hidup
Serangan iskemi otak sepintas. memang dapat menambah kemungkinan
Penyakit lain yang merupakan risiko untuk terjadinya aterosklerosis, namun belum jelas
mendapat "stroke"lengkap ialah TIA (transient hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan
ischemic attack) atau serangan iskemi otak gangguan peredaran darah otak.
sepintas. Para penderita yang pernah
Obat-obat kontrasepsi oral disebut
mengalami TIA mempunyai enambelas kali
sebagaifaktor risiko pada wanita. Diperkuakan,
lebih besar kemungkinan mendapat "stroken
lengkap dari mereka yang belum pernah bahwa kemungkinan mendapat gangguan
menderita TIA. peredaran darah otak bagi wanita yang memakai
obat kontrasepsi adalah enam kali lebih besar
Faktor-faktor lain. dari wanita lain. Dikemukakan bahwa estrogen
Peningkatan kadar hemoglobin dan sintetis memainkan peranan mempercepat
hematokrit seperti pada penyakit polisitemia pembekuan sehingga dapat menimbulkan
Vera dapat menyebabkan gangguan peredaran trombosit ~ e r e b r i . ~
darah otak berupa iskemi otak. Demikian juga
peningkatan sifat agregasi trombosit Prevalensi dan Jenis-jenis Gangguan
merupakan faktor risiko mendapat %troken.Di Peredaran Darah Otak
Indonesia Handoyo Suryo menemukan 100 Penyelidikan epidemiologis mengenai
orang penderita infark serebri dengan nilai penyakit-penyakit serebrovaskuler belum
hematokrit meningkat pada 21% kasus, pernah dilakukan di Indonesia, sehingga
sedangkan peningkatan sifat agregasi trombosit prevalensi sesungguhnya penyakit-penyakit
didapatkan pada 48% di antara 66 orang tersebut &lam masyarakat belum diketahui.
Namun data yang diperoleh dari rumah- rumah
penderita infark serebris
sakit besar di Indonesia memberi petunjuk
Umur merupakan faktor risiko penting. bahwa jumlah penderita "stroke" cukup besar
Makin tambah usia makin besar kemungkinan dart senantiasa akan meningkat. Sarnino dkk?
mendapat gangguan peredaran darah otak. telah meneliti data semua penderita gangguan
Bagian terbesar penderita mendapat "stroke" peredaran darah otak yang diawat dalam tahun
pada usia lebih dari 60 tahun. 1980 di 15 buah rumah sakit terbesar di seluruh
G a n p n pcndarandarah otak .......-. Mahar Mardjono

Indonesia, yakni sebanyak 2092 kasus yang estimasi kasar yang dihitung atas dasar
merupakan 0.9% seluruh penderita yang penelitian "cross section" data rumah sakit
dirawat di rumah-rumah sakit tersebut dalam umum di Indonesia selama dua minggu, yakni
periode yang sama. Andradi dkk.2 yang periode 1-7 Januari dan 1-7 Juli 1983. Sebagai-
melakukan penelitian serupa dalam tahun 1982 mana dapat dilihat pada tabel 2 insidens
pada 7 di antara rumah-rumah sakit yang terbesar ialah pada usia lebih dari 60 tahun.ll
diikutsertakan dalam penelitian Samino
mengemukakan bahwa pada 5 buah rumah sakit Tabel 2. Insidens "stroke"per 100.000 pendu-
terdapat peningkatan 16.9% prevalensi bila duk daerah urban menurut umur.
dibandingkan dengan tahun 1980. Di Rumah
Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo dalam periode Usia Jumlah penduduk Perkiraan
(10oO) insidens
lima tahun, yakni dari 1980 hingga 1984jumlah per 100.000
penderita penyakit dari 320 orang dalam tahun
0 -4 2256t3,9 -
1980 hingga 496 orang, jadi merupakan 5 - 14 39,400,3 0,27
peningkatan lebih dari 50%. 15 - 24 31.180,6 3,13

Bagian terbesar penderita gangguan


25
45
-- 44
64
39.672,6
20.1165
9,35
95,32
peredaran darah otak berusia lebih dari 40 65 + 5.143,8 25494

tahun. Di tabel 1 dapat dilihat jumlah kasus Total 158.082,7


menurut umur di antara 2092 kasus yang diteliti
oleh Samino dkk?

Tabel 1. 2092 kasus penyakit serebrovaskuler Angka kematian pada kasus-kasus


(Samino dkk. 1980). gangguan peredaran darah otak cukup tinggi
namun data dari Unit Neurologi Rumah ~ & t
~ m u t Jumlsh W u s '20
Dr. Cipto Mangunkusumo menunjukkan
-
0 20 th. 28
203
13 penurunan angka tersebut dari tahun ke tahun
21 -40 997 sebagai dapat dilihat pada tabel 3. Sebab
41 - 60 981 469
60 Iebih 881 4&f penurunan angka kematian tersebut belum
dapat dipastikan akan tetapi kemajuan dalam
penanggulangan.penderita "stroke"terutama di
stadium dini mungkin merupakan salah satu
Ranakusuma memperkirakan insidens sebab menurunnya angka kematian. h g k a
"stroke" menurut umur di urban per kematian paling tinggi didapatkan pada
100.000 pendudukll Angka tersebut hanya golongan hemoragi otak.

38 BuL Penelit Kesehat22 (4) I993


Tabel 3. Angka keknatian gangguan pere- dapat dilihat persentase berbagai jenis
b r a n darah 0 t . k di Unit Neurologi gangguan peredaran darah otak di antara 1Un
RSCM.
kasus penderita "stroken yang diteliti oleh
Andradi dkk. dalam tahun 1983.~
Pcnetiti Tahan %

S ADdradi 8t 1970 4w
J. M&ch Tabel 4. Jenis-jenis "stroke"pada 1207 orang
Samino dkk. 1980 47,8 penderih.
hnakuwma' 1983 38,4
Ra~atrusunts 1984 %I

Penelitian yang dilakukan oleh


Ranakusuma pada 496 orang penderita
gangguan peredaran darah otak yang di rawat
di Unit Neurologi Rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo dalam tahun 1983 menun-
jukkan bahwa persentase tertinggi kematian
pada gangguan peredaran darah otak terdapat
pada golongan umur antara 30-40 tahun yakni
sekitar 60%. Pa& golongan umur 40-60 tahun Penutup
hngka kematian kira-kira 32%, sedangkan pada
Data yang dikemukakan menunjukkan
umur lebih dari 60 tahun angka tersebut adalah
bahwa jumlah penderita gangguan peredaran
sekitar 40%.11
darah otak cukup besar dan cenderung
Pada umumnya gangguan peredaran meningkat. Namun untuk mengetahui apakah
darah otak dapat dibagi dalam golongan penyakit-penyakit serebrovaskuler merupakan
hemoragis dan non-hemoragis. Jenis-jenis masalah kesehatan masyarakat perlu dilakukan
gangguan peredaran darah otak hemoragis ialah penelitian epidemiologis. Penelitian
hemoragi intraserebral dan hemoragi epidemiologis akan memberi gambaran tentang
subarakhnoidal, sedangkan yang termasuk distribusi d a n dinamika penyakit
golongan non- hemoragis adalah trombosis serebrovaskuler dalam suatu populasi serta
serebri, embolia serebri dan lain-lain seperti faktor-faktor yang mempengaruhinya.
serangan iskemi sepintas. Yang paling sering Sebaiknya penelitian neuroepidemiologis
ditemukan ialah gangguan peredaran dmah tersebut diiakukan oleh suatu tim yang terdiri
otak golongan non-hernoragis. Pada tabel 4 dari para neurolog clan ahli-ahli lain. Selain
prevalensi, insidemi dan mortalitas perlu diteliti yang mungkin akan berlangsung seumur hidup.
juga faktor-faktor yang mungkin a d a Kebanyakan penderita tidak mempunyai
hubungannya dengan terjadinya gangguan keluhan sama sekali, sehingga tidak merasa
peredaran darah otak, termasuk gizi dan perlu unPuk berobat. Sebagian para penderita
keadaan lingkungan. akan menghentikan pengobatan dengan
berbagai alasan. Mengingat hambatan-
Selain melakukan penelitian epide-
hambatan tersebut dapat diperkirakan bahwa
miologis, penanggulangan para penderita pengobatan para penderita hipertensi secara
gangguan p e r e d a r a n d a r a h otak perlu besar-besaran tidak akan mungkin
ciitingkatkan mutunya. Hingga saat ini banyak dilaksanakan, sehingga jumlah kasus gangguan
penelitian klinis untuk meningkatkan mutu peredaran &ah otak tetap akan meningkat.
pengobatan d a n penanggulangan p a r a Namun secara perseorangan penanggulangan
penderita penyakit serebrovaskuler dilakukan faktor-faktor risiko akan sangatbermanfaat bagi
di seluruh dunia. Di antara penelitian-penelitian si penderita dan mungkin akan mengurangi
tersebut yang dewasa ini banyak dilakukan ialah terjadinya gangguan peredaran darah otak.
penelitian hemoreologi, yakni ilmu yang
mempelajari aliran d a r a h dan sifat
komponen-komponenyang ada dalam darah di
antaranya eritrosit, trombosit, dan plasma yang 1. Adulya Viriyavayakul (1983). Current Status of
mempunyai pengaruh besar pada hemo- Stroke Problems in Thailand. The Second
Asian-Pacific Symposium on Stroke,Taipei,Taiwan.
dinamika.
Penanggulangan penderita penyakit 2. Andradi,S., Samino & MisbachJ. (1983). Current
Status of Stroke Problems in Indonesia. The Second
serebrovaskuler pada umumnya belum Asian-Pacific Symposiumon Stroke,Taipei,Taiwan.
memberi hasil yang memuaskan. Mortalitas
masih tinggi, sedangkan mereka yang lepas dari 3. Wen-Ping Tseng (1%3). Current Status of Stroke
Problems in Taiwan. The Second Asian-Pacific
bahaya maut akan menjadi invalid. Biaya Symposium on Stroke, Taipei, Taiwan.
pengobatan dan perawatan juga menjadi beban
4. Heberman$., Capildeo,R. & Clifford Rose,F.
bagi penderita dan keluarganya. Penanggu- (1982). Risk Factors in (Xrebrovascular Disease.
langan terbaik sebenarnya ialah pencegahan Dalam: Advances in Stroke Therapy, editor
terjadinya gangguan peredaran darah otak. F.Clifford Rose, Raven Press, New York, hal.
101-106.
Pengobatan penyakit-penyakit yang dapat
menambah risiko terjadinya gangguan 5. Handoyo Su~yo(1986). Prevalensi Beberapa Faktor
Risiko pada Penderita Gangguan Pembuluh Darah
peredaran darah otak, terutama hipertensi Otak Non-Hemoragik di RSCM Jakarta, Skripsi.
mungkin akan mengurangi insidensi penyakit
6. Lavy,S.(1977). Medical Risk Factors in Stroke.
serebrovaskuler. Dalam kenyataannya tidaklah Dalam: Advances in Neurology, Vo1.25, editor
mudah untuk memaksa para penderita M.Goldstein et al., Raven Press, New York, hal.
hipertensi mengikuti pengobatan secara teratur 127-133.

BuL Penelil Kesehat. 21 (4) 1993


7. Vandenbroucke,J.P. (1980). Epidemiologie van in patients with diastolic pressure averaging 90
cerebrovastulaire aandoeningen. Dalam: through 114 mmHg. JAMA, 2131143.
Neurologic e n Cerebrovasculaire Ziekten,
10. Lentini,S., Bologna,E. & ~ i r r 0 , c . iArterial
Dr.GJ.Van Hoytema Stichting, Twente, hal. 6 8 . Hypertension and Platelet Aggregation in the
Pathogenesis of Cerebrovascular Diseases. Dalam:
8. Samino, Lumbantobing,S.M., Sumargo,S., Platelet Aggregation in the pathogenesis of
Misbach,J., Mardias, M., Ranakusuma,T.A.S., Cerebrovascular Disorders, editor A.Agnoli &
Andradi,S., & Suyawan (1981). Some Clinical data C.Fazio, Springer-Verlag, &din, hal. 152-166,1977.
on CerebravascularDiseases in Indonesia. The Fisrt
Asian- Pacific Symposium on Stroke, Tokyo. 11. Ranakusuma,T.A.S., Andradi,S., Misbach,J.,
Samino, Almatsier, M., Suyawan &
9. Veterans Administration Cooperative Study Group Lumbantobing,S.M. (1985). Trends of Stroke as
on Antihypertensive Agents. (1970). Effects of Community Health Problem. Makalah diajukan
treatment on morbidity in hypertension 11. Results pada Kongres Neurologi Sedunia di Hanburg.

BuL Penelit Kesehat 21 (4) 1993

Вам также может понравиться