Вы находитесь на странице: 1из 15

Healthy Life

Being a preventive doctor

Home
Gallery

Sunday, 24 May 2015


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT : MAKALAH PERAN KELUARGA
DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN


PENYALAHGUNAAN NAPZA
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

1. SUSRIYENY AFWAN G1B014009 / A


2. JONA APRISAN SIMAMORA G1B014044 / A
3. ARSA NUR FEBIA ANGGRAENI G1B014066 / A
4. SARI FATMANINGRUM G1B014076 / A
5. DINA ASYIAMI G1B014096 / A
6. RETRY DWIRAHMA G1B014097 / A
7. EKA SETYARINI G1B014098 / A
8. DEVY LAKSMITA G1B014104 / A

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-
Nya maka kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM),
yang dalam kesempatan ini membahas tentang Peran Keluarga Dalam Pencegahan
Penyalahgunaan NAPZA dalam bentuk makalah. Tidak sedikit hambatan yang kami hadapi,
dalam penyusunan tugas ini. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini adalah berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Siti Nurhayati selaku dosen mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Universitas
Jenderal Soedirman yang telah memberikan tugas, dan
petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga
tugas ini dapat terselesaikan.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dalam
Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan
maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini.
Purwokerto, 7 Oktober 2014

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Salah satu hal yang sejak dulu menjadi permasalahan dalam masyarakat dan membutuhkan
perhatian khusus adalah penyalahgunaan obat-obatan. Pada awalnya penggunaan narkotika
dan obat-obatan terlarang terbatas pada dunia kedokteran namun belakangan terjadi
penyimpangan fungsi dan penggunaannya tidak lagi terbatas pada dunia kedokteran (Budiarta,
2000:81).Penggunaan berbagai macam jenis obat dan zat adiktif atau yang biasa disebut narkoba,
dewasa ini cukup meningkat terutama di kalangan generasi muda.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.Napza singkatan dari
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.Semua itu mengacu pada kelompok senyawa yang
umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya.Narkoba sebenarnya adalah senyawa-
senyawapsikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-
obatan untuk penyakit tertentu, tetapi sekarang hal tersebut disalahgunakan akibat pemakaian di
luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
Banyak kejadian di Kota Purwokerto dimana terdapat beberapa remaja menggunakan
narkoba hanya untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain, contohnya
ketika seorang anak sedang mengalami konflik, anak membutuhkan kehadiran serta
perlindungan dari orangtuanya namun ketika anak tidak pernah mendapatkan penyelesaian dari
orangtua maka dirinya mencari penyelesaian dari lingkungan danteman-temannya. Hal tersebut
hanyalah manifestasi dari kebutuhan remaja akan penghargaan dan pengakuan dari orangtua
sendiri. Disamping itu, alasan utama seseorang mencoba obat-obatan adalah karena rasa ingin
tahu mereka terhadap efek yang menyenangkan dari narkoba dan keinginan untuk mengikuti
bujukan orang lain terutama dari lingkungan pergaulan.
Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan
atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan di sisi lain dapat pula
menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pengendalian
dan pengawasan yang ketat dan saksama. Penggunaan narkotika secara berlebihan dapat
mengakibatkan dampak yang berbahaya, baik terhadap individu maupun terhadap
masyarakat.Narkotika itu sendiri merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Relevansi dengan kajian pendidikan luar sekolah ini sangat penting mengingat pendidikan
dari sebagian besar pengguna napza tersebut merupakan remaja yang putus sekolah,
menganggur, kurang kegiatan.Pendidikan luar sekolah dapat berperan melakukan rehabilitasi
melalui usaha untuk menolong, merawat dan merehabilitasi korban penyalahgunaan obat
terlarang, sehingga diharapkan para korban dapat kembali ke dalam lingkungan masyarakat atau
dapat bekerja serta belajar dengan layak.
Upaya pencegahan terhadap penyalahgunaan dan penyebaran narkoba.Ada tiga hal yang
harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di keluarga.Pertama adalah dengan
mengikutsertakan keluarga.Kedua, dengan menekankan secara jelas kebijakan tidak pada
narkoba.Ketiga, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak.
Tujuan makalahini untuk mengetahui peranan Keluarga dalam Pencegahan
Penyalahgunaan Napza Bagi Remaja di Kota Purwokerto.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hakikat Keluarga
2.1.1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan. Dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing- masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Sugeng, 2010:19).
Menurut Pratikno (2005:13) ada beberapa jenis keluarga, yakni: keluarga inti yang terdiri
dari suami, istri, dan anak atau anak-anak, keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa
(ibu dan ayah) dan anak-anakmereka, di mana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu
atau dua pihak orang tua. Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis
keturunan di atas keluarga aslinya.Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi,
keluarga kakek, dan keluarga nenek.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan pribadi dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

2.1.2. Fungsi Keluarga


Secara hukum keluarga adalah sekelompok orang yang terikat oleh darah, perkawinan atau
adopsi.Namun dalam sebuah survei nasional yang melibatkan 1.200 orangdewasa yang dipilih
secara acak, hanya 22 persen yang merasa puas dengan definisi itu. Hampir 75 persen menyukai
definisi sekolompok orang yang saling mencintai dan saling mempedulikan
Fungsi yang dijalankan keluarga (Praktikto, 2005:40) adalah:
1. Fungsi Pendidikan
2. Fungsi Sosialisasi
3. Fungsi Perlindungan
4. Fungsi Perasaan
5. Fungsi Agama
6. Fungsi Ekonomi
7. Fungsi Rekreatif
8. Fungsi Biologis
9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
2.1.3. Subsistem Keluarga dalam Pendidikan
Terdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suami- istri, subsistem
orang tua-anak, dan subsitem sibling (kakak-adik). Subsistemsuami-istri terdiri dari seorang laki-
laki dan perempuan yang hidup bersama dengan tujuan eksplisit dalam membangun keluarga.
Pasangan ini menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan membangun sebuah
ikatan yang melindungi subsistem tersebut dari gangguan yang ditimbulkan oleh kepentingan
maupun kebutuhan darti subsistem-subsistemlain. Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak
kelahiran seorang anak dalam keluarga, subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan dan
pengenalan akan tanggungjawab terkait dengan relasi orang tua dan anak.

2.2. Kajian Penyalahgunaan NAPZA


2.2.1. Pengertian NAPZA
Menurut Irwanta (2012:2), Napza merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif. Semua mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan
bagi penggunanya.Napza adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk
membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu, tapi sekarang
hal tersebut disalahgunakan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

2.2.2. Penyalahgunaan NAPZA


Penyalahgunaan Napza (narkotika, psychitropica, dan zat-zat adiktif) dewasa ini marak
dilakukan di hampir semua negara, termasuk Indonesia.Bahkan peredaran Napza di Indonesia
diberitakan termasuk tinggi.Pelakunyaumumnya remaja, juga mereka yang tergolong materially
rich but mentally poor. Usaha- usaha penyalahgunaan Napza sudah banyak dilakukan oleh
berbagai pihak.Yang banyak diberitakan adalah justru bertambah meluasnya penyalahgunaan
Napza dan jarang terdengar sejauh mana usaha-usaha tadi mampu menurunkan angka
penyalahgunaan Napza.Padahal Napza memiliki kemampuan yang lebih potensial
dibandingkansenjata-senjata mutakhir untuk memusnahkan generasi suatu bangsa. Demi masa
depan kehidupan generasi mendatang usaha-usaha pencegahan penyalahgunaan Napza harus
selalu dilakukan dan ditingkatkan. (Abdul, 1995:84).

2.2.3. Upaya Pencegahan Masalah Penyalahgunaan Napza


Di dalam upaya pencegahan penyalahgunaan Napza, tindakan yang dijalankan dapat
diarahkan pada dua sasaran proses. Pertama diarahkan pada upaya untuk menghindarkan remaja
dari lingkungan yang tidak baik dan diarahkan ke suatu lingkungan yang lebih membantu proses
perkembangan jiwa remaja. Upaya kedua adalah membantu remaja dalam mengembangkan
dirinya dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan (suatu proses pendampingan kepada si
remaja, selain: pengaruh lingkungan pergaulan di luar selain rumah dan sekolah). Jadi remaja
sebenarnya berada dalam 3 (tiga) pengaruh yang sama kuat, yakni sekolah (guru), lingkungan
pergaulan dan rumah (orang tua dan keluarga); serta ada 2 buah proses yakni menghindar dari
lingkungan luar yang jelek, dan proses dalam diri si remaja untuk mandiri dan menemukan
jatidirinya.

2.3. Peran Keluarga dalam Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA


2.3.1. Pendidikan Keluarga
Anak-anak belajar dengan meniru, sengaja ataupun tidak. Demikianlah juga kebudayaan
menjadi milik dan dicontoh daripada apa yang dikatakan. Dengan kata lain, kebudayaan
mencakup semua yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari daripola-pola perilaku yang
normatif.Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan, dan bertindak
(Sardjono 2006:12).
Pola-pola kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dapat berfungsi sebagai pengatur,
pengawas dan dapat memberikan arah kelakuan serta perbuatan manusia sesuai dengan kehendak
umum. Sigmund Freud, bapak ilmu psikoanalisis menyebutkan bahwa lima tahun pertama dalam
kehidupan anak sejak lahir sangat menentukan perkembangan kepribadian pada umur
selanjutnya.

2.3.2. Strategi Pemberantasan NAPZA melalui lingkungan keluarga


Pendidikan keluarga yang tepat akan memungkinkan anak berkembang menjadi dewasa.
Remaja akan memiliki kejiwaan yang stabil, tidak terlibat dalam hal-hal yang melanggar hukum
atau norma yang berlaku, produktif da konstruktif. Menurut Subagyo Partodiharjo (2006:65),
Strategi Pemberantasan Napza melalui lingkungan keluarga. Pertama, Menanamkan pemahaman
hidup sehat anak usia dini. Kedua, Pemahaman akan adanya racun di sekeliling. Ketiga, Tanggap
lingkungan.Keempat, Bekerjasama dengan lingkungan rumah.Kelima, Hubungan interpersonal
yang baik.

2.3.3. Peranan Keluarga Dalam Menanamkan Penanaman Hidup Sehat


Keluarga bertindak sebagai orang tua telah menanamkan penanaman hidup sehat yang
baik pada keluarga mereka sendiri dengan cara menyuruhanak-anaknya membersihkan
lingkungan rumah serta menyapu dan menjaga kebersihan dalam rumah. Dan terdapat juga
keluarga yang membersihkan sendiri halaman dan lingkungan tempat tinggal karena anak-
anaknya sibuk kuliah serta tinggal diasrama dan jarang bertemu.

2.3.4 Peranan Keluarga dalam Pemahaman Akan Adanya Racun di Sekeliling


Keluarga memahami akan adanya racun yang ada disekeliling mereka,seperti
narkoba/bahaya merokok ataupun pergaulan bebas. Untuk menyikapi hal ini orang tua sering
memberi nasehat pada anak anak serta sering mengawasi kegiatan anak di luar sekolah dan ada
juga orang tua yang sering menyempatkan diri untuk menjenguk anaknya diasrama sambil
memberikan nasehat tentang bahaya narkoba serta akibat negatif yang ditimbulkannya.
Keluarga memahami mengenal fungsi dan kekuatan/kelemahan daya tahan tubuh, dengan
cara misalnya jika anak sakit terlihat tubuhnya lemah begitupun jika ia sehat terlihat tubuhnya
kuat dan ia tampak bersemangat melakukan aktivitas. Hal ini dapat dilihat dari kondisi seseorang
misalnya saya beranggapan teman saya sakit jika iasaat sedang kuliah terlihat pucat, badannya
lemah dan lain-lain

2.3.5. Peranan Keluarga dalam Tanggap Terhadap Lingkungan


Keluarga tanggap terhadap lingkungan dan jika ada sesuatu yang terjadi dengan cepat
meresponkannya pada anak sambil menasehatinya dan melarangnya untuk tidak melakukan hal
itu, jika ada hal-hal negatif yang terjadi dilingkungan mereka melarang anak untuk melihatnya
atau untuk mengikutinya tapi jika ada hal-hal positif yang terjadi dilingkungan orang tua terlebih
dahulu memotivasi anak untuk mengikutinya.
Keluarga sadar akan perubahan perilaku lingkungan yang terjadi sekarang ini dan mereka
ikut terlibat pada perubahan tersebut dengan cara melibatkan diri untuk menjaga lingkungan
tersebut yang dimulai dari lingkungan diri sendiri atau keluarga, menasehati anak sendiri agar
tidak terpengaruh oleh perbuatan negatif yang ada di luar lingkungan, melibatkan diri untuk ikut
aktif pada kegiatan-kegiatan yang ada dilingkungan seperti menjadi anggota PKK serta berperan
dalam kegiatan dasawisma, mengihindarkan agar anak tidak terpengaruh pada hal-hal negatif
akibat perubahan lingkungan tersebut.

2.3.6. Peran Keluarga dalam Bekerja Sama dengan lingkungan


Keluarga menjalin kerjasama dengan RT dan RW serta pihak keamanan dimana keluarga
sering membantu jika ada hal-hal yang dibutuhkan untuk pelaksanakaan kegiatan RT atau RW
dan ada beberapa orang kepala keluarga yang sering mengikuti kegitan yang diadakan oleh
kelurahan.
Keluarga menjalin harmonisasi dengan tetangga karena tetangga merupakan orang yang
lebih dekat dengan kita jadi harmonisasi dengan tetangga itu sangat perlu terutama komunikasi
dan kerja sama, saling memberi dan juga saling mengantar serta membantu dan ada beberapa
orang ibu rumah tangga jika memasak kue atau makanan lainnya sering ia mengantarkannya
pada tetangga begitupun ada beberapa tetangga yang jika memiliki kelebihan kue atau sayur
sering dibagikan pada tetangga lain disebelahnya.

2.3.7. Peran Keluarga dalam Membina Hubungan Interpersonal yang


Baik.
Terdapat kedekatan bathin antara anak dengan orang tua karena Kedekatan bathin dengan
anak pasti dirasakan oleh seluruh orang tua apalagi ibu begitupun dengan anak mereka memiliki
kedekatan batin dengan orang tuanya hal ini ditunjukkan dari sikap anak yang sering terbuka
pada ibunya malahan mereka merasa ibunya adalah sahabat sehingga kadang-kadang ibu sendiri
menjadi tetampat curahan hati anak.
Orang Tua memiliki sikap Proaktif itu baik karena dari siniliah akan terjalin komunikasi
antara orang tua dengan anak dan dapat terjadi hubungan emosional yang baik antara anak
dengan orang tuanya dan orang tua yang memiliki sikap proaktif pada anak dengan sering
mengajak anak berkomunikasi, melakukan pendekatan padanya, ikut terlibat dalam kegiatan
yang dilakukannya dengan sikap tersebut kita dapat mengarahkan anak untuk melakukan hal-
hal yang positif dan anak akan terhindar dari perbuatan negatif seperti terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba, dan lain-lain.

2.3.8 Pembahasan
Makalah ini mengkaji tentang peranan keluarga terhadap pencegahan penyalahgunaan
Napza di Kota Purwokerto, dengan indikator sebagai berikut:
a) Peranan Keluarga dalam menanamkan penanaman hidup sehat;
b) Peranan keluarga dalam memahami akan adanya racun di sekeliling;
c) Peranan keluarga tanggap terhadap Lingkungan;
d) Peranan keluarga bekerjasama dengan lingkungan;
e) Peranan keluarga membina hubungan interpersonal.
Peranan keluarga dalam menanamkan penanaman hidup sehat yaitu, selama ini keluarga
bertindak sebagai orang tua telah menanamkan penanaman hidup sehat yang baik pada keluarga
dengan cara mengajak anak untuk membersihkan lingkungan rumah, serta selalu memberi
nasehat pada anak untuk membersihkan lingkungan dalam dan luar rumah sehingga kita dapat
hidup sehat, terdapat juga orang tua yang sering menyuruh anak untuk menyapu dan
membersihkan halaman serta menyuruh mereka untuk mandi sehari 2 kali, walaupun anak
mereka sibuk kuliah.
Peranan keluarga dalam memahami akan adanya racun di sekeliling yaitu keluarga
memahami akan adanya racun yang ada disekeliling putra/putri mereka seperti narkoba/bahaya
merokok ataupun pergaulan bebas salah satu kelauarga berharap agar anak mereka akan cepat
sembuh dan hal ini tidak akan terulang kembali, dan mudah-mudahan adik-adiknya tidak akan
mengalami hal demikian. Beberapa keluarga sangat memahami apalagi sekarang ini berita
narkoba sering ditayangkan di Televisi, untuk menyikapi hal ini saya sering memberi nasehat
pada anak anak apalagi sekarang mereka telah remaja.
Peranan keluarga tanggap terhadap lingkungan yaitu keluarga tanggap terhadap
lingkungan, sekarang ini hal sekecil apa saja yang terjadi cepat tersebar sehingga jika ada hal-
hal negatif yang terjadi dilingkungan keluarga melarang anak untuk melihatnya atau untuk
mengikutinya tapi jika ada hal-halpositif yang terjadi dilingkungan mereka terlebih dahulu
memotivasi anak untuk mengikutinya. Keluarga tanggap terhadap lingkungan apalagi daerah
tempat tinggal mereka berada dilingkungan yang ramai, padat penduduknya sehingga apasaja
yang terjadi disekitar lingkungan akan menjadi pembicaraan yang hangat.
Peranan keluarga bekerjasama dengan lingkungan yaitu keluarga menjalin kemitraan
RT,RW dan pihak keamanan apalagi keluarga sering membantu jika ada hal-hal yang dibutuhkan
untuk pelaksanakaan kegiatan RT atau RW dan ada beberapa orang kepala keluarga yang sering
mengikuti kegitan yang diadakan oleh kelurahan. Keluarga juga menjalin harmonisasi dengan
tetangga, karena tetangga merupakan keluarga terdekat kita dan orang yang paling dekat dengan
rumah kita jadi harus ada komunikasi dan kerja sama.
Peranan keluarga memiliki hubungan interpersonal dengan baik yaitu terdapat kedekatan
bathin dengan orang tua karena Kedekatan bathin dengan anak pasti dirasakan oleh seluruh
orang tua apalagi ibu begitupun dengan anak mereka memiliki kedekatan batin dengan orang
tuanya hal ini ditunjukkan dari sikap anak yang sering terbuka pada ibunya malahan mereka
merasa ibunya adalah sahabat sehingga kadang-kadang ibu sendiri menjadi tetampat curahan hati
anak.
Orang tua memiliki sikap proaktif pada anak dengan cara sering mengajak anak
berkomunikasi, melakukan pendekatan padanya, ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukannya
seperti jika ia sedang memberekan kamar kita ikut serta membantu. Orang tua memiliki sikap
proaktif pada anak itu sangat perlu karena dengan sikap tersebut keluarga dapat mengarahkan
anak untuk melakukan hal-hal yang positif dan anak akan terhindar dari perbuatan negates
seperti terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, dan lain-lain.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Peranan keluarga dalam pencegahan penyalahgunaan Napza bagi remaja di Kota
Purwokerto pada dasarnya sangat antusias.Hal ini terungkap dari hasil survei bahwa peranan
keluarga dalam pencegahan penyalahgunaan Napza bagi remaja di Kota Purwokerto dengan
mengacu pada indikator sebagai berikut : Menanamkan penanaman hidup sehat, Pemahaman
akan adanya racun di sekeliling, Tanggap terhadap lingkungan, Kerjasama dengan lingkungan,
Hubungan interpersonal yang baik.
Kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba yang merusak secara fisik maupun psikis
sangat penting.Keluarga berperan mendidik anggota keluarga menjadi manusia yang bertaqwa
yang dapat membentengi dirinya dari perbuatan maksiat.Keluarga juga berperan menciptakan
kondisi yang harmonis saling membantu permasalahan anggota keluarga.Hasil penelitian
didapati bahwa remaja pecandu narkoba biasanya berasal dari keluarga yang mapan, namun
kurang perhatian atau ada masalah dalam keluarganya.Karena itu, peranan keluarga sangatlah
diperlukan dalam pencegahan penyalahgunaan Napza bagi remaja yang ada di Kota Purwokerto.

3.2 Saran
a. Pencegahan penyalahgunaan Napza merupakan tanggung jawab keluarga sebagai bagian dari
masyarakat karena itu perlu peranan keluarga dalam pencegahan penyalahgunaan Napza bagi
Remaja yang ada di Kota Purwokerto.
b. Keluarga harus memiliki peranan yang baik sebab keluarga sebagai peletak dasar pendidikan
anak serta memegang posisi yang bersifat strategis dalam kehidupan dan pembangunan
masyarakat.
c. Kepada semua pihak terkait, utamanya kepada masyarakat ataupun orang tua sebagai anggota
keluarga sekiranya dapat memberikan dukungan moril maupun materil pada anak untuk
memotivasi dirinya agar tidak terlibat dalam hal-hal negatif.

DAFTAR PUSTAKA

Mangku, dkk. 2007. pecegahan Narkoba Sejak Usia Dini. Jakarta: Badan Narkotika Nasional
Republik Indonesia.

Praktikto. 2005. Mobilitas Penduduk. Jakarta: Rajawali Press


Sugeng. 2010. Pengertian Keluarga. Jakarta : Erlangga.
Sudarman, Momon. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Posted by Devy Laksmita at 04:47
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home


Subscribe to: Post Comments (Atom)
There was an error in this gadget

Links
Kesmas Unsoed
Universitas Jenderal Soedirman

Quelle heure est-il ?


TUGAS KULIAH
Home
KIMIA LINGKUNGAN

Blog Archive
2015 (6)
o November (3)
o May (3)
SOSIOLOGI KESEHATAN : PAPER HUBUNGAN ANTARA
DOKTER...
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT : MAKALAH PERAN
POSYANDU...
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT : MAKALAH PERAN
KELUARGA...

2014 (2)

Popular Posts

SOSIOLOGI KESEHATAN : PAPER HUBUNGAN ANTARA DOKTER DENGAN


PASIEN DAN PERAWAT
HUBUNGAN ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN DAN PERAWAT Paper ini
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Kesehatan Tahun 2014

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT : MAKALAH PERAN POSYANDU DALAM


UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN LANSIA

PERAN POSYANDU LANSIA DALAM UPAYA PENINGKATAN


KESEJAHTERAAN LANSIA Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata
kuliah Ilmu Keseh...

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT : MAKALAH PERAN KELUARGA DALAM


PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA


Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyara...

Japanese Crystal Algae (Alga Kristal Jepang)

Apa sih Alga Kristal Jepang itu?

Terapi Garam Bagi Penderita Asma

Para penderita asma memang akan merasa tidak nyaman saat asmanya kambuh. Tidak
jarang pula para penderita asma yang harus meregang nyawa ...

Follow me on
Facebook Badge
Devy Laksmita

Create Your Badge

Followers
Free SMS
not support
Make Widget

Ethereal theme. Powered by Blogger.

Вам также может понравиться