Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB VI
132
Nusa Idaman Said
VI.1 PENDAHULUAN
Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di
Jakarta, telah menunjukkan gejala yang cukup serius, khususnya
masalah pencemaran air. Penyebab dari pencemaran tadi tidak
hanya berasal dari limbah industri, tetapi juga yang tidak kalah
memegang andil baik secara sengaja atau tidak sengaja adalah
masyarakat kota itu sediri, yakni akibat air buangan rumah tangga
yang jumlahnya makin hari makin besar yang sejalan dengan
perkembangan penduduk. Ditambah lagi dengan kurang baiknya
sistem sanitasi lingkungan yang ada, menyebabkan proses
pencemaran air sungai maupun pencemaran air tanah dangkal
bertambah cepat.
Hasil pemantauan yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkotaan dan Lingkungan (P4L) DKI Jakarta
terhadap kualitas air tanah dangkal di wilayah Jakarta, diketahui
bahwa sebagian besar contoh yang diperiksa telah tercemar oleh
zat -zat kimia antara lain zat organik, amonia, dan sebagian telah
tercemar oleh bakteri E. Coli yang berasal dari buangan tinja.
Kondisi kualitas air tanah dangkal di wilayah DKI Jakarta
dapat dilihat pada Gambar VI.1 sampai demgan Gambar V.3. Dari
hasil pemantauan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
air tanah dangkal di Jakarta telah mengalami pencemaran. Adanya
amonia dan bakteri coli dalam air tanah dangkal dengan
konsentasi yang cukup tinggi , menunjukkan gejala adanya
pencemaran oleh buangan rumah tangga (tinja). Hal ini adalah
akibat langsung dari buruknya sistem sanitasi yang ada. Sebagai
contoh misalnya, sistem tangki septik yang umum digunakan oleh
masyarakat adalah tangki septik dengan sistem resapan yang
bahkan sering kurang memenuhi syarat teknis. Dengan semakin
sempitnya lahan maka sistem resapan ini tidak layak lagi
digunakan, sehingga air limbah yang meresap ke dalam tanah
masih mengandung konsentrasi polutan yang tinggi. Pencemaran
bakteriologis terhadap terhadap air tanah dangkal secara potensial
juga dapat disebabkan oleh pebuangan tinja sistem kakus cubluk
( Kusnoputranto, 1983).
Hal ini dapat terjadi karena umumnya masyarakat kurang
memahami cara merancang tangki septik yang memenuhi syarat
teknis yang baik, sehingga masyarakat membuat tangki septik
133
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Individual
134
Nusa Idaman Said
135
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Individual
136
Nusa Idaman Said
Pertama :
Adanya air buangan yang melalui media kerikil yang terdapat pada
filter lama kelamaan mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang
menyelimuti kerikil atau yang disebut juga biological film. Air
buangan yang masih mengandung zat organik yang belum
teruraikan pada tangki setik bila melalui lapisan lendir ini akan
mengalami proses penguraian secara biologis. Efisiensi filter
tergantung dari luas kontak antara air limbah dengan mikro-
organisme yang menempel pada permukaan media filter tersebut.
Makin luas bidang kontaknya maka efisiensi penurunan
konsentrasi zat organiknya (BOD) makin besar. Selain
menghilangkan atau mengurangi konsentrasi BOD cara ini dapat
juga mengurangi konsentarasi padatan tersuspensi atau
suspended solids (SS) dan konsentrasi total nitrogen dan posphor.
Kedua
138
Nusa Idaman Said
Gambar VI.4 Skema tangki septik yang dilengkapi dengan filter up flow.
139
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Individual
140
Nusa Idaman Said
VI.4 PERCOBAAN
Lokasi percobaan terletak di desa Semplak, Bogor, di
halaman rumah salah seorang penduduk. Air limbah yang diolah
yakni air limbah rumah tangga yang berasal dari toilet (kakus),
kamar mandi dan air bekas cucian baju dan cucian dapur. Debit air
limbah yang diolah sekitar 1 - 1,5 M3 per hari atau melayani 5 - 10
orang.
Alat pengolah air limbah yang digunakan yakni septik tank
yang dilengkapi "Up Flow Filter", terdiri dari bak pengendap dan
filter yang diisi dengan kerikil atau batu pecah.
Spesifikasi Alat adalah sebagai berikut :
141
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Individual
142
Nusa Idaman Said
VI. 5 PENUTUP
Dari hasil percobaan tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa :
4. Alat ini cocok digunakan untuk daerah yang muka air tanahnya
tinggi, karena kualitas air hasil olahannya cukup baik dan
bisa langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Di
samping itu, alat ini dapat dibuat dalam bentuk paket yang
kompak sesuai dengan kondisi lokasi yang ada untuk
mempermudah pemasangan alat.
==//==
DAFTAR PUSTAKA
145
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Individual
Unit : sentimeter
Gambar VI.5.a Penampang tangki septik yang dilengkapi dengan filter "Up Flow" yang digunakan untuk
percobaan.
146
Nusa Idaman Said
unit : cm
Gambar VI.5.b Tangki septik yang dilengkapi dengan filter "Up Flow", tampak atas.
147
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Individual
BOD Setelah dua minggu Operasi BOD Setelah empat bulan Operasi
BOD Setelah tiga minggu Operasi BOD Rata-rata [mg/l]
BOD Setelah satu bulan Operasi Effisiensi Rata-rata [%]
350 100
300
80
60
200
150 40
100
20
50
0 0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
VOLUME KERIKIL [m3]
700 100
600
KONSENTRASI COD [mg/l]
80
EFISIENSI RATA-RATA [%]
500
60
400
300
40
200
20
100
0 0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
VOLUME KERIKIL [m3]
148
Nusa Idaman Said
300 100
250
80
200
60
150
40
100
20
50
0 0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
V0LUME RATA-RATA [m3]
100 100
80 80
EFISIENSI RATA-RATA [%]
TOTAL- NITROGEN [mg/l]
60 60
40 40
20 20
0 0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
VOLUME KERIKIL [m3]
149
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Individual
20 100
Setelah dua minggu Operasi
Setelah tiga minggu Operasi
Setelah satu bulan Operasi
KONSENTRASI MBAS [mg/l] 80
60
10
40
5
20
0 0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
VOLUME KERIKIL [m3]
4
2 10 80
EFISIENSI RATA-RATA [%]
4
1.5 10 60
4
1 10 40
3
5 10 20
0 0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
VOLUME KERIKIL [m3]
Kondisi air limbah di dalam bak pengendap atau bak pengurai pertama.
151
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Individual
Lubang kontrol pada tangki septik filter "Up Flow" yang sudah
beroperasi.
152