Вы находитесь на странице: 1из 16

PENGARUH KONSENTRASI LEMAK TESTA KELAPA DAN JENIS FORMULA

TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK EDIBLE FILM


[ The effect coconut testa fat concentration and type of formula to the physical and
mechanical properties of edible film ]

Hilda Prabawati 1, Dede Zainal Arief 2, dan Ela Turmala S 3


1)
Alumni Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung
2)
Dosen Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung
3)
Dosen Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung

ABSTRACT

The purpose of this researchis to determine the effect of coconut testa fat
concentration and type of formula, as well as the interaction between the concentration of
coconut testa and formulas that exist on the addition of fat tasta against physical and
mechanical properties of edible film testa. RAK study design method with 2x4 factorial
design and three replications. The first factor is the concentration of a1 testa fat (3%) and a2
(5%), the second factor is b1 (F1), b2 (F2), b3 (F3), and b4 (F4). Results of the analysis
showed concentrations testa fat coconut and formulas significant effect on the speed of
solubility and color edible film testa coconut fat, and the type of formula significant effect on
the speed of solubility. Physical and mechanical test results of selected samples that have a
value of tensile strength of 8.642 MPa. As for the value of percent elongation is equal to
2,074%. Selected samples of primary research is a sample a2b4 is testa coconut fat
concentration of 5% and the formula 4 (gelatin 2% and 2% CMC).

Keywords: Edible films, Testa oil, Gelatin, Carboxy methyl cellulose.

PENDAHULUAN komoditi perkebunan, umbi-umbian,


serealia, kacang-kacangan, sayuran, dan
Indonesia adalah negara agraris
buah-buahan.Salah satu komoditi
karena merupakan salah satu negara yang
perkebunan yang tumbuh tersebar
sebagian besar wilayahnya berada di
diIndonesia adalah kelapa. Kelapa (Cocos
sepanjang garis khatulistiwa. Sebagai
nucifera L.) termasuk dalam genus Cocos,
negara agraris yang memili+
pohon ini dapat ditemukan hampir
ki iklim negara yang tropis
diseluruh wilayah Indonesia.
membuat negara Indonesia kaya akan
Dewasa ini telah banyak industri
sumber daya alamnya yang melimpah.
pangan yang memproduksi berbagai
Berbagai jenis tanaman dari berbagai
macam olahan kelapa, baik memanfaatkan
komoditi dapat berkembang dan tumbuh
bagian daging buah maupun air kelapa.
dengan baik. Komoditi tersebut seperti

1
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

Seiring dengan pemanfaatan tersebut Kandungan lemak yang terdapat


selain dihasilkannya produk dengan mutu pada testa kelapa selain dapat diolah
yang baik juga industri tersebut menjadi minyak goreng, lemak testa
menghasilkan limbah padat berupa kulit kelapa pun dapat digunakan sebagai bahan
daging. Testa kelapa atau kulit daging pembuatan edible film. Lemak merupakan
buah adalah lapisan tipis yang berwarna salah satu komponen dalam pembuatan
coklat pada bagian terluar daging buah. edible filmyang dapat membantu menekan
Hingga saat ini pemanfaatan serta laju transmisi uap air.Edible flim adalah
penelitian mengenai potensi yang lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang
mungkin dimiliki oleh testa kelapa masih dapat dimakan, diletakkan diantara
kurang. Testa kelapa yang dihasilkan dari komponen makanan yang berfungsi
industri olahan kelapa hanya sebagai penghalangterhadap transfer
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. massa (missal kelembaban, oksigen, lipid
Dalam satu buah daging kelapa utuh dan zat terlarut) dan sebagai pembawazat
sendiri dengan berat 287 gram dapat aditif untuk meningkatkan penanganan
menghasilkan testa kelapa sebanyak 28 makanan (Krochta, 1992).
gram. Berdasarkan pengujian awal
Pusat penelitian bioteknologi terhadap testa kelapa yang dilakukan di
Malaysia Agricultural Research and Laboratorium Universitas Pasundan dapat
Develoment Institute(MARDI) diketahui bahwa kandungan lemak testa
menemukan potensi testa kelapa dalam kelapa adalah sebesar 36,0934%. Lemak
bidang kosmetikal, yaitu dengan tidak mudah berikatan dengan air
memproduksi bahan aktif kosmetik yang sehingga diperlukan emulsifier sebagai
bersifat alami.Selain dalam bidang penghubung antara hidrofobik dan
kosmetikal, testa kelapa juga dapat hidrofilik. Kandungan lemak yang terlalu
dimanfaatkan dalam bidang pangan. Pusat tinggi akan menyebabkan ikatan-ikatan
Penelitian Teknologi dan Industri Pangan yang menghubungkan masing-masing
(PPTIP) Jurusan Teknologi Pangan (TP) rantai karbon akan merenggang, sehingga
Fakultas Teknik Unpas mengemukakan edible film tidak akan terbentuk dan tidak
bahwa testa kelapa dapat diolah menjadi dapat dikeringkan serta sulit saat
minyak goreng (Sam, 2003). diaplikasikan untuk kemasan pangan.
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

Untuk mengatasi hal tersebut maka yang lebih kuat dari pati yang
diperlukan bahan hidrokoloid yang mengandung lebih sedikit amilosa
berfungsi untuk membentuk struktur film (Kusumawati, dkk, 2013).
agar tidak mudah hancur.
Tujuan Penelitian
Salah satu hidrokoloid yang dapat
Mengetahui pengaruh konsentrasi
digunakan sebagai bahan pengisi dalam
lemak testa kelapa dan jenis formula serta
pembuatan edible film yang dapat
interaksi konsentrasi lemak testa kelapa
memperbaiki tekstur dari edible film
dan jenis formula terhadap sifat fisik dan
adalah Selulosa. Selulosa merupakan
mekanik edible film.
sumber polisakarida yang berlimpah dan
BAHAN, ALAT DAN METODE
turunannya mempunyai kemampuan
membentuk film yang baik. Edible film Bahan Penelitian
dari turunan selulosa merupakan Bahan-bahan yang digunakan dalam
penghambat (barrier) terhadap oksigen penelitian ini adalahtesta kelapa sebagai
dan senyawa aromatik. Salah satu turunan bahan baku utama yang diperoleh dari
selulosa yaitu metilselulosa yang bersifat pasar tradisional yang berada di kota
larut air dan mampu membentuk film Bandung, tapioka dan pati jagung dengan
(Debeaufort dan Voilley, 1994; Greener- merk dagang maizenadiperoleh dari
Donhowe dan Fennema, 1993 dalam pasar tradisional gegerkalong, pektin dan
Sudaryati dkk, 2010). karagenan diperoleh dari toko inti kimia
Komponen hidrokoloid lain yang Jl. Ahmad Yani, CMC, gelatin dan
dapat digunakan sebagai bahan pengisi aquadest sebagai bahan baku penunjang
pembuatan edible film adalah pati atapun yang diperoleh dari Laboratorium
pektin. Pati sering digunakan dalam Penelitian Universitas Pasundan Jl.
industri pangan sebagai biodegradable Setiabudi No. 193, Bandung.
film untuk menggantikan polimer plastik Alat Penelitian
karena ekonomis, dapat diperbaharui, dan Alat-alat yang digunakan untuk
memberikan karakteristik fisik yang baik. pembuatan edible filmyaitutimbangan, hot
Pati yang memiliki kadar amilosa tinggi plate magnetic stirrer, spreader,kaca
akan mengembangkan potensi kapasitas pencetak, plastik HDPE, termometer,
pembentukan film dan menghasilkan film gelas kimia,tunel dryer,blender,pipet,
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

blenderdan batang pengaduk. Alat yang dengan cara penghancuran menggunakan


digunakan untuk analisis yaituUniversal blender untuk mempermudah proses
Testing Machine, timbangan, kaca arloji, ekstraksi lemak. Testa kelapa yang telah
eksikator, oven, labu erlenmeyer, buret, kering direndam dengan air panas
statif, labu bundar, kertas saring, batu sebanyak 6 kali sirkulasi pelarut (air)
didih, kondensor, tabung sokhlet, dan selama 4 jam, untuk mengekstrak
water bath. senyawa yang tidak diinginkan.
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan
Metode Penelitian
tanin dan kontaminan lain yang
Model rancangan percobaan yang
mempengaruhi warna. Pengeringan II
digunakan adalah rancangan acak
untuk menguapkan air sehingga proses
kelompok (RAK) dengan pola faktorial
ektraksi dapat berjalan optimal. Ekstrasi
2x4 dengan 3 kali ulangan. Rancangan
dilakukan dengan menggunakan pelarut
perlakuan yang diterapkan dalam
etanoluntuk mendapatkan ekstrak lemak,
penelitian ini adalah dengan menggunakan
dengan menggunakan metode soxhlet
dua faktor, yaitu konsentrasi lemak testa
selama 3 jam. Penimbangan sesuai dengan
(A) yang terdiri atas dua taraf, yaitu 3%
formulasi yang telah ditentukan.
(a1),5% (a2) dan jenis formula(B) yang
Pencampuran bahan baku menggunakan
terdiri atas empat taraf yaitu F1 (b1), F2
hot plate magnetic sitter, untuk membuat
(b2), F3 (b3)dan F4 (b4).
adonan edible film menjadi homogen dan
Deskripsi Penelitian
tekstur dari adonan mudah untuk dicetak
Bahan baku yang digunakan
pada plat kaca. Tempering untuk
adalah testa kelapa. Pencucian dilakukan
menurunkan suhu adonan edible film.
pada air mengalir, sehingga testa kelapa
Pencetakan dilakukan pada plat kaca yang
terhindar dari kontaminan. Testa kelapa
dilapisi oleh plastik HDPE dengan
yang telah bersih dikeringkan pada tunel
menggunakan speader dengan ketebalan 1
dryer selama 8 jam pada suhu 50C,
mm. Pengeringan dilakukan pada suhu
untuk memudahkan proses selanjutnya
ruang selama 27-28 jam.
dan agar lemak dari testa kelapa dapat
Pengamatan yang dilakukan
keluar secara optimal. Penggilingan
adalah penentuan kadar air metode
dilakukan pada testa yang telah kering
Gravimetri (AOAC, 2006). Respon fisik
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

dan mekanik kecepatan daya larut, uji kuat adanya penambahan lemak yang dapat
tarik dan persen pemanjangan. Respon meningkatkan sifat hidrofob pada larutan
organoleptik terhadap edible film lemak edible film, serta akan membentuk
testa kelapa dilakukan dengan uji kestabilan emulsi. Penyerapan molekul air
Hedonik, parameter uji organoleptik akan terhalang karena adanya lemak.
meliputi warna, aroma dan rasa akan Menurut Maria dkk (2000) melaminasi
dilakukan oleh 15 panelis. edible film dengan lemak mampu
meningkatkan kemampuan dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
menghalangi terjadinya penyerapan air
Kadar air
oleh bahan hidrokoloid.
Hasil pengolahan data
Skor terendah terdapat pada a1b1
menunjukkan bahwa konsentrasi lemak
yaitu konsentrasi lemak testa 3% dan
testa kelapa (A) dan jenis formula (B)
formula 1 (pati jagung 3% dan karagenan
tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air
4%) dengan rata-rata kadar air sebesar
edible film lemak testa kelapa.
11.42%. Hal tersebutdiduga karena sifat
Tabel 1. Skoring Kadar Air Edible Film
pati jagung yang mampu mengikat
Lemak Testa Kelapa
Kode molekul air melalui ikatan hidrogen yang
Rata-rata Skor
Sampel
kuat. Konsentrasi bahan hidrokoloid yang
a1b1 11.42 1
lebih tinggi daripada konsentrasi lemak
a1b2 9.34 3
menyebabkan terjadinya pengikatan air,
a1b3 11.27 1
a1b4 8.90 3 sehingga air bebas yang terikat oleh bahan

a2b1 8.71 4 tidak teruapkan.

a2b2 7.87 4 Grafik nilai kadar air edible film


a2b3 10.55 2 lemak testa kelapa dari setiap interaksi
a2b4 8.60 4 konsentrasi lemak testa kelapa dan jenis
Dari tabel di atas dapat diketahui formula dapat dilihat pada gambar 5.
bahwa rata-rata skor terbesar terdapat
pada sampel a2b2 yaitu konsentrasi lemak
testa sebesar 5% dan formula 2 (pektin 6%
dan tapioka 2%) dengan rata-rata kadar air
sebesar 7.87%. Hal tersebut diduga karena
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

a Ziegler (1994) menyatakan bahwa


12
Nilai Rata-rata Kadar a
10 a penambahan lipid dalam pembuatan
a a a1
8 Ko edible film menyebabkan pembentukan
a a a ns.
6 larutan edible film yang lebih efektif.
Air

Le
4 ma Menurut Widyastuti dkk (2008), emulsi
2 k
pada edible film dengan penambahan lipid
3%
0 dapat meningkatkan sifat hidrofobnya.
b1 b2 b3 b4
(F1)Jenis
(F2)Formula
(F3) (F4) Kecepatan Daya Larut
Hasil pengolahan data
Gambar 1. Grafik Nilai Kadar Air Edible
Film Lemak Testa Kelapa dari Setiap menunjukkan bahwa jenis formula (B)
Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan
berpengaruh nyata terhadap kecepatan
Jenis Formula
daya larut edible film lemak testa kelapa.
Dari grafik tersebut dapat dilihat
bahwa pada setiap formula, semakin Tabel 2. Pengaruh Jenis Formula
Terhadap Kecepatan Daya Larut Edible
tinggi konsentrasi lemak yang
Film Lemak Testa Kelapa
ditambahkan maka nilai kadar air akan Nilai
Kode
semakin rendah. Kecepatan Taraf
Sampel
Daya Larut
Sampel a2b4 sebagai sampel b1 0.84 a
terpilih berdasarkan hasil pengujian kadar b2 1.47 a
air memiliki jumlah kadar air sebesar
b4 1.54 a
8.60%, sedangkan untuk sampel edible
b3 2.55 b
film formula 4 tanpa penambahan lemak
Bedasarkan tabel di atas dapat
memiliki jumlah kadar air sebesar
dilihat bahwa jenis formula 3 berbeda
16.41%. Hal tersebut diduga karena sifat
nyata dengan formula 1,2, dan 4 terhadap
lipid yang hidrofobik seperti yang
kecepatan daya larut edible film lemak
dikemukan oleh Banerjee and Chen
testa kelapa. Hal tersebut diduga karena
(1995) bahwa penambahan lemak pada
pada formula 3 konsentrasi bahan
edible film menyebabkan kandungan air
hidrokoloid yang ditambahkan lebih besar.
yang dimiliki lebih rendah bila
Bahan hidrokoloid dapat membentuk
dibandingkan dengan edible film tanpa
ikatan yang kuat antar rantai polimer,
penambahan lemak. Hettiarachchy dan
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

menyebabkan kecepatan larut formula 3 susunan yang kompak sehingga sulit


berbeda nyata. dicapai oleh air. Hal tersebut
Tabel 3. Hasil Skoring Untuk Kecepatan menyebabkan kelarutan dalam air menjadi
Daya Larut
lebih tinggi.
Kode
Rata-rata Skor Grafik nilai kecepatan larutedible
Sampel
a1b1 0.96 4 film lemak testa kelapa dari setiap
a1b2 1.45 3 interaksi konsentrasi lemak testa kelapa
a1b3 2.09 2 dan jenis formula dapat dilihat pada

a1b4 1.83 3 gambar 6.


3.5
a2b1 0.71 4 a
3

Keepatan Larut
Nilai Rata-rata
a2b2 1.48 3
2.5 a1
a2b3 3.00 1 2 a Ko
a a ns.
a2b4 1.24 4 1.5
a L
1 a
Pada tabel di atas dapat dilihat a
0.5 a
bahwa skor tertinggi untuk kecepatan daya
0
larut terdapat pada sampel a2b1 yaitu b1 (F1)b2 (F2)b3 (F3)b4 (F4)
Jenis Formula
konsentrasi lemak testa kelapa sebanyak
5% dan formula 1 (pati jagung 3% dan Gambar 2. Grafik Nilai Kecepatan Daya
karagenan 4%) dengan nilai kecepatan Larut Edible Film Lemak Testa Kelapa
dari Setiap Interaksi Konsentrasi Lemak
daya larut selama 0.71 menit. Hal tersebut Testa Kelapa dan Jenis Formula
diduga karena rantai hidrokarbon pada Dari grafik tersebut dapat dilihat
lemak testa kelapa yang bersifat bahwa pada formula 1 dan formula 4,
hidrofobik, menyebabkan kelarutan dalam semakin tinggi konsentrasi lemak yang
air semakin rendah. ditambahkan maka semakin rendah nilai
Skor terendah terdapat pada kecepatan larut. Pada formula 2
sampel a2b3 yaitu konsentrasi lemak testa konsentrasi lemak tidak mempengaruhi
kelapa sebanyak 5% dan formula 3 (CMC nilai kecepatan larut. Pada formula 3
2% dan tapioka 4%) dengan rata-rata semakin tinggi konsentrasi lemak yang
kecepatan daya larut selama 3.00 menit. ditambahkan, maka semakin tinggi nilai
Molekul-molekul berantai lurus pada kecepatan daya larut.
amilosa yang berdekatan membentuk
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

Sampel a2b4 sebagai sampel - Huruf kecil dibaca horizontal dan


terpilih memiliki kecepatan daya larut huruf besar dibaca vertikal
selama 1.24 menit, sedangkan untuk - Setiap huruf yang berbeda
sampel edible film formula 4 tanpa menunjukkan perbedaan yang
penambahan lemak memiliki kecepatan berbeda nyata pada uji jarak
daya larut selama 0.75 menit. ganda pada taraf 5%
Meningkatnya waktu kecepatan daya larut
Dari tabel di atas dapat dilihat
edible film karena adanya penambahan
bahwa atributwarna edible film lemak
lemak, diduga terjadi karena sifat lemak
testa kelapa pada konsentrasi lemak 5%
yang hidrofobik (tidak mudah larut dalam
dan formula 1 berbeda nyata dengan
air). Menyebabkan semakin tingginya
sampel a1b1, a1b2, a2b2, a1b3, a2b3, a1b4,
konsentrasi lemak yang ditambahkan
a2b4. Atribut warna pada konsentrasi
maka waktu edible film untuk larut dalam
lemak yang sama 3% dan formula yang
air akan semakin meningkat (lama).
berbeda sampel a1b1 berbeda dengan
Respon Warna sampel a1b2, a1b3, dan a1b4. Sampel a1b2
Hasil pengolahan data tidak berbeda nyata dengan a1b3. Sampel
menunjukkan bahwa konsentrasi lemak a1b3 tidak berbeda nyata dengan sampel
testa kelapa (A) dan jenis formula (B) a1b4. Atibut warna pada konsentrasi lemak
berpengaruh nyata terhadap warna edible yang sama pada konsentrasi lemak 5%
film lemak testa kelapa. tidak berbeda nyata dengan semua
formula.
Tabel 4. Pengaruh Konsentrasi Lemak
Testa Kelapa dan Jenis Formula terhadap Warna edible film yang dihasilkan
Warna
berbeda-beda, dikarenakan bahan
Jenis Formula
Konsentrasi tambahan yang digunakan pun berbeda-
Lemak F1 F2 F2 F4
(b1) (b2) (b2) (b4) beda. Diduga setiap bahan memiliki
A A A A
pigmen warna yang berbeda. Perbedaan
3% (a1) 3.04 3.93 4.13 4.47
konsentrasi lemak testa kelapa yang
a b bc c
B A A A digunakan juga mempengaruhi intensitas
5% (a2) 3.66 4.02 3.91 4.00 kilap yang dihasilkan.Semakin banyak
a a a a
konsentrasi lemak yang ditambahkan
Keterangan:
maka semakin tinggi pula intensitas kilap
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

yang ditimbulkan, sehingga edible film terhadap warna, sedangkan sampel edible
akan semakin terang karena objek yang film formula 4 tanpa penambahan lemak
dipantulkan akan semakin luas. memiliki nilai sebesar 2.35. Penurunan
Grafik nilai warnaedible film nilai yang terjadi karena adanya
lemak testa kelapa dari setiap interaksi penambaan lemak, diduga pigmen warna
konsentrasi lemak testa kelapa dan jenis yang terdapat pada lemak mempengaruhi
formula dapat dilihat pada gambar 7. warna edible film sehingga memiliki
2.5 warna sedikit kekuningan. Edible film
a a a a
2 formula 4 tanpa penambahan lemak
Nilai Rata-rata

a a a
a banyak disukai oleh panelis karena warna
Warna

1.5 Ko
ns. dari edible film tersebut jernih, hal ini
1
L karena sifat dari gelatin yang dapat
0.5
membentuk gel jernih.
0
b1 (F1)b2 (F2)b3 (F3)b4 (F4) Respon Aroma
Jenis Formula
Hasil pengolahan data
Gambar 3. GrafikWarna Edible Film menunjukkan bahwa konsentrasi lemak
Lemak Testa Kelapa dari Setiap Interaksi
Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan testa kelapa (A) dan jenis formula (B)
Jenis Formula tidak berpengaruh nyata terhadap aroma
Dari grafik tersebut dapat dilihat edible film lemak testa kelapa.
bahwa pada formula 1, semakin tinggi Tabel 5. Hasil Skoring Terhadap Aroma
penambahan lemak maka akan meningkat Edible Film Lemak Testa Kelapa
Kode
nilai kesukaan panelis terhadap warna. Rata-rata Skor
Sampel
Pada formula 2 dan 3 jumlah konsentrasi a1b1 1.90 1
a1b2 2.04 3
lemak yang ditambahkan tidak
a1b3 2.04 3
mempengaruhi tingkat kesukaan panelis a1b4 2.07 4
terhadap warna. Pada formula 4 semakin a2b1 2.03 3
a2b2 1.96 2
tinggi konsentrasi lemak yang a2b3 1.99 2
ditambahkan maka semakin menurunkan a2b4 2.00 3
Dari tabel di atas dapat dilihat
tingkat kesukaan panelis terhadap warna.
bahwa sampel yang memiliki jumlah skor
Sampel a2b4 sebagai sampel
tertinggi adalah a1b4 yaitu konsentrasi
terpilih memiliki nilai sebesar 2.11
lemak testa sebesar 3% dan formula 4
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

gelatin 2% dan CMC 2% dengan jumlah Sampel a2b4 sebagai sampel


skor 4. Sedangkan jumlah skor terendah terpilih memiliki nilai sebesar 2.00,
adalah a1b1 yaitu konsentrasi lemak 3% sedangkan untuk edible film formula 4
dan formula 1 pati jagung 3% dan tanpa penambahan lemak memiliki nilai
karagenan 4% dengan jumlah skor 1. sebesar 2.25. Penurunan nilai tingkat
Grafik nilai aromaedible film kesukaan panelis terhadap aroma edible
lemak testa kelapa dari setiap interaksi film setelah dilakukan penambahan lemak,
konsentrasi lemak testa kelapa dan jenis diduga karena aroma minyak cukup kuat.
formula dapat dilihat pada gambar 8. Banyak panelis menilai bahwa aroma
2.1 tersebut mengganggu. Intensitas aroma
Niali Rata-rata Aroma

2.05 a1 a minyak testa kelapa yang terdeteksi oleh


a a
2 indera penciuman panelis semakin
a1
1.95 a a Ko menurun jika konsentrasi lemak yang
a ns.
1.9 ditambahkan bertambah.
L
1.85 a Respon Rasa
1.8
b1 b2 b3 b4 Hasil pengolahan data
(F1) (F2) (F3) (F4) menunjukkan bahwa konsentrasi lemak
Jenis Formula
testa kelapa (A) dan jenis formula (B)
Gambar 4. Grafik Nilai Aroma Edible tidak berpengaruh nyata terhadap rasa
Film Lemak Testa Kelapa dari Setiap
Interaksi Konsentrasi Lemak Testa Kelapa edible film lemak testa kelapa.
dan Jenis Formula Tabel 6. Hasil Skoring Terhadap Rasa
Dari grafik tersebut dapat dilihat Edible Film Lemak Testa Kelapa
Kode
bahwa pada formula 1 semakin tinggi Rata-rata Skor
Sampel
konsentrasi lemak testa kelapa yang a1b1 1.83 1
a1b2 2.06 4
ditambahkan maka tinggi tigkat kesukaan a1b3 2.02 3
panelis terhadap aroma edible film lemak a1b4 1.89 1
a2b1 2.03 3
testa kelapa. Pada formula 2, formula 3, a2b2 1.91 2
dan formula 4 semakin tinggi konsentrasi a2b3 1.89 1
a2b4 1.99 3
lemak testa kelapa yang ditambahkan
Dari tabel di atas dapat diketahui
maka semakin rendah tingkat kesukaan
bahwa jumlah skor tertinggi adalah
panelis terhadap aroma.
sampel a1b2 yaitu konsentrasi lemak testa
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

kelapa 3% dan formula 2 pektin 6% dan Sampel a2b4 sebagai sampel


tapioka 2% dengan jumlah skor 4. Jumlah terpilih memiliki nilai sebesar 1.99
skor terendah adalah sampel a1b1 yaitu terhadap rasa, sedangkan untuk sampel
konsentrasi lemak testa 3% dan formula 1 edible film formula 4 tanpa penambahan
pati jagung 3% dan karagenan 4% dengan lemak testa kelapa adalah sebesar 2.21.
jumlah skor 1. Sama halnya dengan atribut aroma, pada
Grafik nilai rasaedible film lemak atribut rasa penurunan nilai tingkat
testa kelapa dari setiap interaksi kesukaan panelis terhadap rasa edible film
konsentrasi lemak testa kelapa dan jenis diduga karena adanya penambahan lemak
formula dapat dilihat pada gambar 9. testa kelapa.hal tersebut menimbulkan
2.1 rasa dari lemak tersebut cukup terasa dan
Nilai Rata-rata Rasa

a1
a a1 mengganggu rasa edible film.
2 a1
a2b K
1.9 on Pengujian Kuat Tarik Sampel Terpilih
a2 a a1 s. Sifat mekanik edible film salah
1.8 a2 L
satunya dipengaruhi oleh kuat tarik
1.7 (Tensile Strength), edible film berbahan
b1 b2 b3 b4
(F1) (F2) (F3) (F4) dasar pati saja menghasilkan sifat mekanik
Jenis Formula yang rendah. Analisis kuat tarik ini
Gambar 5. Grafik Nilai Rasa Edible Flm digunakan untuk kekuatan dan deformasi
Lemak Testa Kelapa dari Setiap Interaksi
Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan dari film pada titik putus. Nilai kuat tarik
Jenis Formula menunjukkan besarnya gaya maksimum
Dari grafik tersebut dapat dilihat yang digunakan untuk memutuskan edible
bahwa pada formula 1 dan formula 4, film. Kuat tarik adalah gaya tarik
semakin tinggi konsentrasi lemak testa maksimum yang ditahan oleh sebuah film
kelapa yang ditambahkan maka semakin selama pengukuran berlangsung hingga
rendah tingkat kesukaan panelis terhadap edible film terputus.Edible film memiliki
rasa edible film lemak testa kelapa. pada standart nilai kuat tarik yaitu antara 1-10
formula 2 dan formula 3 semakin tinggi Mpa (Rachmawati, 2009).
konsentrasi lemak testa kelapa yang Hasil dari pengujian kuat tarik
digunakan maka semakin tinggi tingkat pada sampel terpilih yaitu a2b4
kesukaan panelis terhadap rasa. (konsentrasi lemak 5% dan formula 4)
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

adalah sebesar 8.642 MPa, sedangkan pengujian persen pemanjangan sampel


untuk sampel formula 4 tanpa terbaikedible film lemak testa kelapa a2b4
penambahan lemak nilai kuat tarik sebesar adalah sebesar 2.074 %, sedangkan untuk
27.603 MPa. Penurunan nilai kuat tarik sampel formula 4 tanpa adanya
diduga karena adanya penambahan lemak penambahan lemak adalah sebesar 2.245
pada larutan edible film. Seperti yang telah %. Hasil dari kedua sampel tersebut tidak
dikemukan oleh Prasetyaningrum dkk berbeda jauh namun tetap mengalami
(2010), bahwa kadar kuat tarik terbaik penurunan.Diduga karena adanya
adalah pada konsentrasi lipid rendah.Pada penambahan lemak dengan konsentrasi
konsentrasi lipid rendah molekul dapat yang tinggi pada larutan edible film yang
berikatan dengan baik sehingga gel yang terdiri dari gelatin dan CMC.
dihasilkan kuat dan kuat tarik meningkat. Penggunaan lemak dalam
Peningkatan konsentrasi lipid dapat pembuatan edible film dapat menurunkan
menurunkan kuat tarik edible film. persentase pemanjangan karena adanya
interaksi yang dihasilkan antara protein
Pengujian Persen Pemanjangan Sampel
Terpilih dan lemak. Menurut Damodaran dan Paraf
Elongasi atau persen (1997), menyatakan bahwa penambahan
pemanjangan merupakan persentase lipid menyebabkan protein pada edible
perubahan panjang film yang terhitung film saling berinteraksi dengan gaya
ketika film ditarik hingga putus. Edible kohesi yang kuat. Sehingga daya tersebut
film yang baik memiliki standar nilai membuat edible film menjadi lemah dan
persen pemanjangan yaitu kurang lebih rapuh. Demikian juga yang dikemukakan
antara 10-50% (Rachmawati, 2009). oleh Isnawati (2008), bahwa semakin
Pendapat lain dikemukan oleh Krochta tinggi kandungan lipid yang ditambahkan
dan Johnston (1997) dalam Suryaningrum maka semakin rendah nilai persentase
dkk (2005) , bahwa elongasi edible film pemanjangan karena menyebabkan protein
dikatakan baik jika nilainya lebih dari dan lipid saling berinteraksi sehingga
50% dan dikatakan jelek jika nilainya edible film yang dihasilkan mudah rapuh.
kurang dari 10%.
Elongasi menunjukkan
kemampuan film untuk memanjang.Hasil
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

KESIMPULAN DAN SARAN terhadap warna, aroma, dan rasa sehingga


memperoleh jumlah skor tertinggi sebesar
Kesimpulan
9.
1. Konsentrasi lemak testa kelapa dan
7. Hasil uji fisik dan mekanik sampel
jenis formula berpengaruh nyata terhadap
formula edible film tanpa penambahan
kecepatan daya larut dan warna edible film
lemak untuk kuat tarik yaitu F1 sebesar
lemak testa kelapa, tetapi tidak
10.400 MPa, F2 16.092 MPa, F3 19.413
berpengaruh nyata terhadap kadar air,
MPa, dan F4 27.603 MPa.
aroma, dan rasa edible film lemak testa
8. Hasil uji fisik dan mekanik sampel
kelapa.
formula edible film tanpa penambahan
2. Jenis formula berpengaruh nyata
lemak untuk persen pemanjangan yaitu F1
terhadap kecepatan daya larut, tetapi tidak
sebesar 5.862%, F2 3.782%, F3 2.924%,
berpengaruh nyata terhadap kadar air,
dan F4 2.245%.
warna, aroma, dan rasa edible film lemak
9. Sampel terpilih dari penelitian utama
testa kelapa.
adalah sampel a2b4 yaitu konsentrasi
3. Hasil analisis bahan baku edible film
lemak testa kelapa 5% dan formula 4
yaitu testa mengandung karbodirat, lemak,
(gelatin 2% dan CMC 2%).
dan protein secara berturut-turut yaitu
10. Hasil uji fisik dan mekanik sampel
sebesar 4.6581%, 34.0934%, dan
terpilih yaitu memiliki nilai kuat tarik
0.1213%.
sebesar 8.642 MPa. Sedangkan untuk nilai
4. Hasil pengujian kadar air pada sampel
persen pemanjangan adalah sebesar
formula edible film tanpa penambahan
2.074%.
lemak yaitu F1 sebesar 13.80%, F2
10.88%, F3 12.71%, dan F4 16.41%. Saran
5. Hasil pengujian kecepatan daya larut 1. Melakukan penelitian dengan bahan
pada sampel formula edible film tanpa baku berbeda yang berpotensi dapat
penambahan lemak yaitu F1 sebesar 1.65 memenuhi karakteristik edible film yang
menit, F2 2.48 menit, F3 2.03 menit, dan sesuai.
F4 0.75 menit. 2. Melalukan pengujian yang lebih
6. Hasil pengujian organoleptik sampel spesifik untuk melihat potensi dari bahan
formula edible film tanpa penambahan baku pembuatan edible film, sehingga
lemak yaitu sampel F4 disukai panelis komponen penyusun pembuatan edible
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

film tersebut telah sesuai untuk dijadikan Tapioka untuk Pengemas


Lempuk.JurnalPertanian
edible film.
Indonesia. 3(2): 99106.
3. Menambah potensi pengaplikasian
Hawa, Lexy Trendy, Imam Thohari dan
edible film pada produk. Lilik Eka Radiati. 2015.
Melakukan penelitian edible film Pengaruh pemanfaatan jenis
dan konsentrasi lipid terhadap
komposit antimikroba dan antioksidan sifat fisik edible film komposit
sehingga edible film memiliki nilai lebih whey-porang. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan 23 (1): 35 43, ISSN:
untuk dapat dijadikan pengemas produk. 0852-3581

DAFTAR PUSTAKA Hettiarachchy, N.S., and G.R. Ziegler.


1994. Protein Functional in
Amaliya, Riza Rizki, Widya Dwi Rukmi Food Systems. Marcel Dekker,
Putri. (2014). Karakterisasi Inc. New York.
Edible Film dengan Hidayati, Kuni. (2014). Sintesis dan
Penambahan Filtrat Kunyit
Karakterisasi Komposit Edible
sebagai Bahan Anti Bakteri.
Film Berbahan Dasar Gelatin
Jurnal Pangan dan Agroindustri
Ceker Ayam dan
Vol.2 No.3 p.43-53, Juli 2014.
Montmorillonit. Jurnal skripsi
Anugrahati, N.A. 2003. Sifat-sifat Universitas Islam Negeri Sunan
Komposit Edible Film dari Kalijaga Yogyakarta.
Pektin Albedo Semangka dan
Tapioka. J. Ilmu dan Teknologi Hui, Y. H. 2006. Handbook of Food
Pangan. Vol. 1. No. 1. Science, Technology, and
Engineering Volume I. CRC
Banerjee, R and Chen. 1995. Functional Press. USA
Properties of Edible Film Using
Whey Protein Concentrate. Isnawati, R. 2008. Kajian Rasio Mentega
Journal of Dairy Science. dan Chitosan dalam Edible Film
78:1673-1683. Protein Pollard terhadap Sifat
Fisik Telur Ayam. Skripsi.
Damodaran., S. AndA. Paraf. 1997. Food Fakultas Peternakan Universitas
Protein and Their Application . Brawijaya. Malang.
Marcel Dekker Inch. New York.
Kartika, B; Hastuti, P ; dan Supartono, W.
Fitriana,Febriningrum. 2010. Pembuatan
1988. Pedoman Uji Inderawi
Edible Film dari Pati Bahan Pangan, Pusat antar
Kimpul. Undergraduate thesis,
Universitas pangan dan Gizi,
Faculty of Industrial Technology.
Yogyakarta.
Gaspersz.2006.Teknik Analisis Dalam
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi
Penelitian Percobaan, Penerbit
Minyak dan Lemak Pangan. UI
Tarsito, Bandung.
Press. Jakarta.
Harris H, 2001. Kemungkinan
Penggunaan Edible filmdari
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

Krochta, J.M., (1994), Control of Mass Pagella, C., G. Spigno, and D.M.
Transfer in Food With Edible DeFaveri. 2002.
Coating and Film, Didalam sing, Characterization of starch
R.P dan M.A Wirakartakusumah based edible coatings. Food and
(ed). Advances in Food Bioproducts Processing 80:193-
Engineering. CRP Press. Boca 198.
Raton.
Prasetyaningrum, A., N. Rokhati, D. N.
Kusumawati, Dyah Hayu, Widya Dwi Kinasih dan F. D. N. Wardhani.
Rukmi Putri. (2013). 2010. Karakterisasi
Karakterisasi Edible Film Pati BioactiveEdible filmdari
Jagung yang Diinkorporasi Komposit Alginat dan Lilin
dengan Perasan Temu Hitam. Lebah sebagai Bahan Pengemas
Jurnal Pangan dan Agroindustri Makanan Biodegradable.
Vol. 1 No.1 p.90-100, Oktober Seminar rekayasa kimia dan
2013 proses, 02: 1411-4216.
Layuk, P., 2002. Karakterisasi Komposit Rahim, Abdul, Nur Alam, Haryadi, dan
Film Edible Komposit Pektin Umar Santoso. 2010. The Effect
Daging Buah Pala (Myristica of Palm Sugar Starch aPalm Oil
fragrans Houtt) dan Tapioka. Concentrations on Physical and
Tesis. Yogyakarta:Program Mechanical Characteristics of
Pascasarjana UGM. Edible Film. J. Agroland 17 (1) :
38 - 46, Maret 2010, ISSN : 0854
Manuhara, G. J. 2003. Ekstraksi 641X.
Karagenan dari Rumput Laut
Euchema sp. Untuk Pembuatan Rachmawati, Arinda. 2009. Ekstraksi
Edible Film. Skripsi. Fakultas dan Karakterisasi Pektin
Teknologi Pertanian UGM. Cincau Hijau (Premna
Yogyakarta. oblongifolia. Merr) untuk
Pembuatan Edible Film. Skripsi
Muchtadi, D. 1989. Petunjuk Fakultas Pertanian Universitas
Laboratorium Evaluasi Nilai Sebelas Maret, Surakarta.
Gizi Pangan. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Ridawati, Alsuhendra, Indah Sukma
Direktorat Jendral pendidikan Wardhini.2011.Microbiological
Tinggi. Pusat Antar Universitas and Sensory Quality of Beef
Pangan dan Gizi. Bogor: Institut Rollade Coating with Modified
Pertanian Bogor. Canna Edulis Starch Edible
Film Incorporated with Cumin
Nasution, Moch. E. U. 2014. (Cuminum Cyminum) Oil. Jurnal
Pemanfaatan Whey Susu Universitas Negeri Jakarta:
Menjadi Edible Film Sebagai FMIPA
Kemasan dengan Pengaruh
Penambahan CMC, Gelatin dan Rosmawati, E. 2007. Kajian
Plasticizer.Tugas Akhir Fakultas Karakteristik Edible Film
Teknik. Universitas Pasundan, Cingcau Hijau (Ccyelea Barbata
Bandung. L Miers) Berdasarkan Suhu
Hilda Prabawati (113020122)
Pengaruh Konsentrasi Lemak Testa Kelapa dan Jenis Formula Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Edible Film

Pengeringan dan Konsentrasi Pembuatan Edible Film dari


Gliserol. Skripsi Fakultas Teknik. Karaginan. J. Penelitian
Universitas Pasundan, Bandung. Perikanan Indonesia.
Sam. 2003. Buat Minyak Goreng dari Syarifuddin, Ahmad. Yunianta. (2014).
Testa Kelapa. Pikiran Rakyat: Karakterisasi Edible Film dari
Bandung. Pektin Albedo Jeruk Bali dan
Pati Ganyong. Jurnal Pangan dan
Santoso, Budi, Filli Pratama, Basuni Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1538-
Hamzah, Rindit Pambayun, 2012. 1547, September 2014
Perbaikan Sifat Mekanik dan
Laju Transmisi Uap Air Edible Tarasetyaningrum, Saprina. 2001.
Film Dari Pati Ganyong Pengolahan Buah Kelapa
Termodifikasi dengan Sebagai Industri Kecil. Penerbit
Menggunakan Lilin Lebah dan Titian Ilmu: Bandung.
Surfaktan. Agritech, Vol. 32, No. Thirathumthavorn, D. and S. Charoenrein.
1. 2007. Aging effect on sorbitol-
and non-crystallizing sorbitol-
Santoso, Budi. 2006. Karakterisasi
plasticized tapioca starch films.
Komposit Edible Film Buah
Starch 59:493-497.
Kolang-kaling (Arenge Pinnata)
dan Lilin Lebah (Beeswax). Jurnal Tranggono dkk., (1989), Bahan
Teknol. Dan Industri Pangan, Vol. Tambahan Pangan (Food
XVII No. 2. Addtives), Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi,
Soekarno, T. Soewarno. 1985. Penilaian
Universitas Gadjah Mada,
Organoleptik. Bharata Karya
Yogyakarta.
Aksara, Jakarta.
Warisno. 2003.Budidaya Kelapa
Sudaryati, H.P., Tri Mulyani S., dan Egha
Genjah. Penerbit kanisius,
Rodhu Hansyah. 2010. Sifat Fisik
Yogyakarta.
dan Mekanis Edible Film dari
Tepung Porang Widiastuti, dkk. 2008. Pengaruh
(Amorphopallus oncophyllus) Penambahan Mentega dan
dan Karboksi Metil Selulosa. Perlakuan pH terhadap
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. Karakteristik Kimia Edible
11 No. 3 (Desember 2010) 196- Film Gluten. Jurnal Ilmu dan
201 Teknologi Hasil Ternak.
Sudarmadji, Slamet, Bambang Haryono, Winarno, F.G., (1997), Kimia Pangan
Suhardi. 2010. Analisa Bahan dan Gizi, Cetakan Ke-8, Penerbit PT.
Makanan dan Peranian. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Penerbit: Liberty Yogyakarta.
Suhardiyono, L. 1988. Tanaman Kelapa
Budidaya dan Pemanfaatannya.
Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Suryaningrum, Dwi. TH, Jamal Basmal
dan Nurochmawati. 2005. Studi

Вам также может понравиться