Вы находитесь на странице: 1из 13

Bidan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan

October 15, 2013 | Dea Ulfiah Andrian

BAB II
TEORI

A. DEFINISI BIDAN
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah: seorang
perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi
profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk
menjalankan praktik kebidanan. Bidan diakui sebagai tenaga professional yang
bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk
memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan
masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan
asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan
medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak
hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini
harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat
meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan
asuhan anak. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah,
masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya. (IBI, 2007)

B. SISTEM
[n] (1) perangkat unsur yg secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu
totalitas (2) susunan yg teratur dr pandangan, teori, asas, dan sebagainya (3) metode

C. PELAYANAN KESEHATAN
Menurut Zastrow (1982 : 319 322):
Pelayanan kesehatan diorganisasi dalam komponen :
Praktek dokter sendiri, kurang disupervisi, hanya bertanggungjawab kepada pasien,
relatif terisolasi.
Setting pelayanan rawat jalan berkelompok, seperti balai-balai pengobatan atau
klinik-klinik khusus (seperti klinik ginjal, balai pengobatan gigi) atau yang
diselenggarakan di perguruan tinggi atau sekolah-sekolah, di pabrik-pabrik, di
perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat kerja lain.
Setting Rumah sakit
Perawatan dalam rumah
Pelayanan kesehatan masyarakat yang diorganisir dalam berbagai tingkatan: lokal,
regional, oleh pemerintah pusat atau nasional, dan internasional.

D. SISTEM KESEHATAN
Dalam bahasa Inggris:
Health as a system
Input
Resources required to the implementation of health system (human, money, drugs,
medical devices, etc)
Process
Health delivering service, health empowerment, health management, health research
and development.
Output
The implementation of health development
Outcome
Achieve maximal health status
Dalam bahasa Indonesia:
Kesehatan sebagai suatu sistem
Input
Sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan sistem kesehatan (manusia, uang,
obat-obatan, peralatan medis, dll)
Proses
Layanan memberikan kesehatan, pemberdayaan kesehatan, manajemen kesehatan,
penelitian kesehatan dan pengembangan.
Output
Pelaksanaan pembangunan kesehatan
Hasil
Mencapai status kesehatan maksimal

BAB III
PEMBAHASAN

A. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN


Sistem pelayanan kesehatan adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya
bangsa indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti
dimaksud dalam UUD 45. (Djoko Wiyono, 1997:310)
B. BIDAN DALAM SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
Sesuai dengan definisi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan
Indonesia adalah: seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah
mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Bidan diakui sebagai tenaga
professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra
perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil,
masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri
dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya
pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan
akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan
kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi
orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau
kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan
pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan
lainnya (IBI, 2007). Dengan demikian bidan sebagai suatu profesi dan sebagai tenaga
kesehatan harus memahami sistem pelayanan kesehatan. Menurut Dubois & Miley
(2005 : 317): sistem pelayanan kesehatan merupakan jaringan pelayanan
interdisipliner, komprehensif, dan kompleks, terdiri dari aktivitas diagnosis, treatmen,
rehabilitasi, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan untuk masyarakat pada seluruh
kelompok umur dan dalam berbagai keadaan.

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN MENURUT LAVEY DAN LOOMBA


Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya baik yang diselenggarakan sendiri atau
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan,
mencegah penyakit, mengobati penyakit dan memulihkan kesehatan yang ditujukan
terhadap perseorangan, kelompok dan masyarakat.
Definisi pelayanan kesehatan menurut Lavey dan Loomba ditekankan pada
penyelenggaraan praktek kebidanan, yaitu bidan praktik mandiri.
Bidan praktik mandiri mempunyai tanggung jawab besar karena harus
mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini Bidan Praktek
Mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar
sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. (Sofyan,
dkk. 2006)
Persyaratan Pendirian Bidan Praktik Mandiri
Bidan dalam menjalankan praktik harus:
o Memiliki tempat dan ruangan praktik yang memenuhi persyaratan kesehatan.
o Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5 tempat tidur.
o Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur
tetap (protap) yang berlaku.
o Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku.
Bidan yang menjalankan praktik harus mencantumkan izin praktik bidannya atau
foto copy praktiknya diruang praktik, atau tempat yang mudah dilihat.
Bidan dalam praktiknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki
SIPB untuk membantu tugas pelayanannya.
Bidan yang menjalankan praktik harus mempunyai peralatan minimal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan peralatan harus tersedia ditempat praktiknya.
Peralatan yang wajib dimiliki dalam menjalankan praktik bidan sesuai dengan jenis
pelayanan yang diberikan.
Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan meningkatkan
keterampilan profesinya antara lain dengan :
o Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan
sesama bidan.
o Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang
tugasnya, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi profesi.
o Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap
dan berfungsi dengan baik.
Dalam lembaga, bidan bekerja di rumah sakit dan dalam masyarakat bidan bekerja
dipuskesmas.
Definisi pelayanan kesehatan menurut Lavey dan Loomba ini berkaitan dengan Upaya
pelayanan Kesehatan yang terdiri dari:

Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan


pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan.
Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang
mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi
atau aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program-
program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada
misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi,
perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan
kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya
promosi kesehatan. Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat
atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata,
akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka
perubahan perilaku masyarakat. Dalam hal ini organisasi kesehatan dunia WHO telah
merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi kesehatan :
Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social,
wellbeing, an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to
satisfy needs, and to change or cope with the environment . (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal
serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Artinya bahwa
promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk
membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam
organisasi dan lingkungannya. Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah
kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan
peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang
menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998).
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut
dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat; Artinya proses pemberdayaan
tersebut dilakukan melalui kelompok kelompok potensial di masyarakat, bahkan
semua komponen masyarakat. Proses pemberdayaan tersebut juga dilakukan dengan
menggunakan pendekatan sosial budaya setempat. Proses pembelajaran tersebut juga
dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan fisik termasuk
kebijakan dan peraturan perundangan.

Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu


masalah kesehatan/penyakit.
Perilaku preventif bertujuan mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Effendy, 1998).

Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan


pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas
penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
Perilaku kuratif yang bertujuan untuk merawat dan mengobati anggotaanggota
keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan.(Effendy, 1998).

Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan


untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi
lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Tujuan rehabilitasi:
Memulihkan kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaran serta tanggung jawab
terhadap masa depan diri, keluarga maupun masyarakat atau lingkungan sosialnya.
Memulihkan kembali kemampuan untuk dapat melaksanakan fungsi sosialnya
secara wajar.
Selain penyembuhan secara fisik juga penyembuhan keadaan sosial secara
menyeluruh.
Penyandang cacat mencapai kemandirian mental, fisik, psikologis dan sosial, dalam
anti adanya keseimbangan antara apa yang masih dapat dilakukannya dan apa yang
tidak dapat dilakukannya.
Jenis Jenis Rehabilitasi :
Rehabilitasi Medis (Medical Rehabilitation )
Adalah lapangan specialisasi ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penanganan
secara menyeluruh (comprehensive management) dari pasien yang mengalami
gangguan fungsi/cedera (impairment), (musculos keletal), susunan otot syaraf
(system), serta ganggungan mental, sosial dan kekaryaan yang menyertai Kecacatan
tersebut.
Ruang lingkup kegiatan rehabilitasi medis
o Pemeriksaan fisik,
o Mengadakan diagnosa,
o Pengobatan dan pencegahan,
o Latihan penggunaan alat alat bantu dan fungsi fisik.
Tujuan rehabilitasi medis:
Pertama jangka pendek
Pasien segera keluar dari tempat tidur dapat berjalan tanpa atau dengan alat, paling
tidak mampu memelihara diri sendiri.
Kedua jangka panjang
Pasien dapat hidup kembali di tangah masyarakat, mampu memelihara diri sendiri,
dan dapat kembali kepada kegiatan kehidupan semula, paling tidak mendekatinya.
Rehabilitasi karya (Vocational Rehabilitation)
Istilah rehabilitasi vokasional berarti bagian dari suatu proses rehabilitasi secara
berkesinambungan dan terkoordinasikan yang menyangkut pengadaan pelayanan
pelayanan di bidang jabatan seperti bimbingan jabatan (vocational guidance),latihan
kerja (vocational training), penenmpatan yang selektif (selective placement), adalah
diadakan guna memungkinkan para penderita cacat memperoleh kepastian dan
mendapatkan pekerjaan yang layak.
Kegiatan dalam rehabilitasi vokasional meliputi:
o Kegiatan evaluasi,
o Bimbingan vokasional,
o Latihan kerja,
o Penempatan kerja dan follow up
Peserta program rehabilitasi vokasional.
Individu penyandang cacat fisik atau mental,yang mengakibatkan individu terhambat
untuk mendapatkan pekerjaan Adanya dugaan yang logis, masuk akal, bahwa
pelayanan rehabilitasi vokasional akan bermanfaat bagi individu untuk dapat mencari
pekerjaan
Pelayanan dalam bimbingan rehabilitasi vokasional seperti misalnya adalah:
o Bimbingan dan Konseling
o Pelayanan pemulihan, pemugaran, fisik, mental, psikologis, dan emosional
o Pelayanan kepada keluarga
o Pelayanan penterjemah, interpreter untuk tunarungu
o Pelayanan membaca, pelayanan oreintasi dan mobilitasi bagi tuna-netra,
o Pembekala keterampilan, tenaga rehabilitasi, intruktur, bersama dengan klien dan
juga orang tua,
Rehabilitasi Sosial (Social Rehabilitation)
Merupakan bagian dari proses rehabilitasi penderita cacat yang berusaha untuk
menghilangkan atau setidak tidaknya mengurangi semaksimal mungkin pengaruh
pengaruh negatif yang disebabkan kecacatannya, sehingga penderita dapat aktif dalam
kehidupan di masyarakat.
Tujuan rehabilitasi social
o Memulihkan kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaran serta tanggung jawab
terhadap masa depan diri, keluarga maupun masyarakat atau lingkungan sosialnya.
o Memulihkan kembali kemauan dan kemampuan untuk dapat melaksanakan fungsi
sosialnya secara wajar.
Kegiatan yang dilakukan dalam rehabilitasi sosial
o Pencegahan; artinya mencegah timbulnya masalah sosial penca, baik masalah
datang dari penca iru sendiri, maupun masalah yang datang dari lingkungan penca itu.
o Rehabilitasi; diberikan melalui bimbingan sosial dan pembinaan mental, bimbingan
keterampilan.
o Resosialisasi; adalah segala upaya bertujuan untuk menyiapkan penca agar mampu
berintegrasi dalam kehidupan masyarakat.
o Pembinaan tidak lanjut; diberikan agar keberhasilan klien dalam proses rehabilitasi
dan telah disalurkan dapat lebih dimantapkan,
Rehabilitasi Psikologis
Rehabilitasi psikologis merupakan bagian dari proses rehabilitasi penca yang berusaha
untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi semaksimal mungkin
pengaruh negatif yang disebabkan oleh kecacatan terhadap mental penca serta melatih
mempersiapkan mental mereka agar siap dan mampu menyesuaikan diri
dimasyarakat. Proses pelaksanaan rehabilitasi psikologis berjalan bersamaan dengan
proses rehabilitasi medis, pendidikan, dan keterampilan, dimana prosesnya bertujuan
untuk:
o Menghilangkan atau mengurangi semaksimal mungkin akibat psikologis yang
disebabkan oleh kecacatan. Misalnya timbul perasaan putus asa, perasaan rendah diri,
harga diri yang rendah, mudah tersinggung, mudah marah, malas, suka minta bantuan,
suka mengisolasi diri, dsb.
o Memupuk rasa harga diri, percaya pada kemampuan diri sendiri, semangat juang,
semangat kerja dalam kehidupan, rasa tanggung jawab pada diri sendiri, keluarga,
masyarakat, dan Negara.
o Mempersiapkan peserta didik cacat secara mental psikologis agar mereka tidak
canggung bila berada di tengah masyarakat. Rehabilitasi psikologis meliputi: aspek
mental keagamaan, budi pekerti dan aspek psikologis.

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN MENURUT JOHNTSON


Sistem kesehatan terbagi ke dalam subsitem:
Yang menitikberatkan pada pelayanan kuratif
Pelayanan Kuratif
Pelayanan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan
yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit, pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal
mungkin. (Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan)
Pelayanan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual,
kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara
petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung
jauh.
Pelayanan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada umumnya
hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu pasien
datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak
ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya
penyakit.
Pelayanan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih kepada
sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia
terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan
yang lainnya
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan-
kegiatan:
Perawatan orang sakit di rumah (home nursing).
Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah
sakit.
Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
Perawatan buah dada yang mengalami masalah.
Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis.
Pemeriksaan dan pengobatan yang tepat pada ibu hamil yang sakit.
Melakukan rujukan bila diperlukan.
Penatalaksanaan dini terhadap komplikasi dalam kehamilan.
Pengobatan pada ibu nifas yang mengalami komplikasi seperti pengobatan ibu nifas
yang mengalami komplikasi seperti pengobatan ibu nifas yang mengalami infeksi.

Yang menitikberatkan pada pelayanan promotif dan preventif


Pelayanan kesehatan preventif
Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah kesehatan/penyakit (Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan)
Kegiatan preventif merupakan kegiatan untuk meningkatan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan yang bersifat pencegahan terhadap berbagai penyimpangan dari
ketentuan melalui implementasi peraturan perundang-undangan dan penyelenggaraan
praktek-praktek manajemen pemerintahan yang baik.
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan lima tingkatan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark, sebagai
berikut:
Peningkatan kesehatan (health promotion)
Peningkatan kesehatan dapat meliputi:
o Perbaikan dan peningkatan gizi.
o Perbaikan dan pemeliharaan kesehatan perseorangan.
o Perbaikan higien dan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air bersih, perbaikan
dan penyediaan tempat pembuangan sampah, perumahan sehat.
o Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
o Olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-
masing individu.
o Kesempatan memperoleh hiburan yang sehat untuk memungkinkan perkembangan
mental dan sosial.
o Nasehat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.

Perlindungan khusus (specific protection)


o Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah terhadap
penyakit-penyakit tertentu.
o Isolasi terhadap penderita penyakit menular.
o Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat umum dan di
tempat kerja.
o Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun
maupun alergi.
o Pengendalian sumber-sumber pencemaran
Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
o Mencari kasus sedini mungkin (case finding)
o Melakukan pemeriksaan kesehatan umumsecara rutin.
o Pengawasan selektif terhadap penyakit tertentu seperti penyakit kusta dn tbc.
o Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita (case holding)
o Mencari orang-orang yang pernah berhubungan dengan penderita berpenyakit
menular (contact person).
o Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.

Pembatasan cacat (disability limitation)


o Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar terarah dan tidak
menimbulkan komplikasi.
o Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
o Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan
dan perawatan yang lebih intensif.

Rehabilitasi (rehabilitation)
o Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat.
o Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan
dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
o Mengusahakan perkampungan rehabiltasi sosial sehingga setiap penderita yang
telah cacat mempu mempertahankan diri
o Penyuluhan dan usaha-usaha kelajutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah
ia sembuh dari suatu penyakit.

Pelayanan Kuratif dan Pelayanan Preventif


Pengertian pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap
suatu masalah kesehatan/penyakit. Contoh Preventif adalah pengolesan fluor pada
gigi. Pengertian pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian
kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin. Contoh kuratif
adalah penambalan gigi.
Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara
individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak
antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran
cenderung jauh. Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau pasien adalah
masyarakat (bukan perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga
masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan masalah individu.
Hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat (sasaran) lebih bersifat
kemitraan tidak seperti antara dokter-pasien.
Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada
umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu
pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang,
berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan
adalah adanya penyakit. Sedangkan kelompok preventif lebih mengutamakan
pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah tetapi mencari masalah.
Petugas kesehatan masyarakat tidak hanya menunggu pasien datang di kantor atau di
tempat praktek mereka, tetapi harus turun ke masyarakat mencari dan
mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan melakukan tindakan.
Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih
kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal
manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek
satu dengan yang lainnya. Sedangkan pendekatan preventif melihat klien sebagai
makhluk yang utuh, dengan pendekatan yang holistik. Terjadinya penyakit tidak
semata-mata karena terganggunya sistem biologi individual tetapi dalam konteks yang
luas, aspek biologis, psikologis dan sosial. Dengan demikian pendekatannya pun tidak
individual dan parsial tetapi harus secara menyeluruh atau holistik.

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN MENURUT DUBOIS DAN MILEY


Sistem pelayanan kesehatan merupakan jaringan pelayanan interdisipliner,
komprehensif, dan kompleks, terdiri dari aktivitas diagnosis, treatmen, rehabilitasi,
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan untuk masyarakat pada seluruh kelompok
umur dan dalam berbagai keadaan.
Interdisipliner /interdisipliner/ /interdisiplinr/ a antardisiplin atau bidang studi
Interdisipliner dalam kesehatan berarti semua anggota tim spesialis bertemu di lokasi
yang sama untuk membahas pasien dan masalahnya, bandingkan dengan pendekatan
multidisipliner di mana para spesialis berada di lokasi yang berbeda dan
berkomunikasi dengan surat, email, atau telepon tentang masalah tersebut.
Pendekatan Interdisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan
menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan atau tepat
guna secara terpadu.
Komprehensif /komprehensif/ /komprhnsif/ a 1 bersifat mampu menangkap
(menerima) dengan baik; 2 luas dan lengkap (tentang ruang lingkup atau isi); 3
mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas.
Kompleks /kompleks / /komplks/ n himpunan kesatuan; kelompok:
Diagnosis /diagnosis/ n 1 penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti
(memeriksa) gejala-gejalanya; 2 Sos pemeriksaan terhadap suatu hal;
medis penentuan jenis penyakit berdasarkan tanda dan gejala dengan menggunakan
cara dan alat seperti laboratorium, foto, dan klinik;
pembanding diagnosis yang dilakukan dengang membanding-bandingkan tanda
klinis suatu penyakit dengan tanda klinis penyakit lain;
Treatment, treatment atau pengobatan, adalah ilmu dan seni penyembuhan. Bidang
keilmuan ini mencakup berbagai praktek perawatan kesehatan yang secara kontinu
terus berubah untuk mempertahankan dan memulihkan kesehatan dengan cara
pencegahan dan pengobatan penyakit.
Rehabilitasi /rehabilitasi/ /rhabilitasi/ n 1 pemulihan kepada kedudukan
(keadaan, nama baik) yang dahulu (semula); 2 perbaikan anggota tubuh yang cacat
dsb atas individu (misal pasien rumah sakit, korban bencana) supaya menjadi manusia
yang berguna dan memiliki tempat di masyarakat;
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk
kehamilan dan persalinan.

Berbagai sistem pelayanan kesehatan meliputi: pelayanan kesehatan masyarakat,


rumah sakit-rumah sakit, klinik-klinik medikal, organisasi-organisasi pemeliharaan
kesehatan, lembaga kesehatan rumah, perawatan dalam rumah, klinik-klinik kesehatan
mental, dan pelayanan-pelayanan rehabilitasi.
Pengertian Rumah Sakit Berdasarkan Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang
Perijinan Rumah Sakit adalah :
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat. Misalnya, RSUD,Puskesmas, RSUP.
Pengertian Klinik Berdasarkan Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang Perijinan
Rumah Sakit
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang
tenaga medis yakni dokter umum, spesialis, ataupun dokter gigi umum atau dokter
gigi spesialis. Misalnya Klinik Bersalin, Klinik Dokter Spesialis dll.
Permenkes no 028 Tahun 2011 Pasal 1
Organisasi sosial yg mengoordinasi segala aktivitas untuk memecahkan berbagai
masalah kesehatan. Misalnya, WHO, ICM, WHO dll.
Lembaga kesehatan rumah adalah lembaga yang memfasilitasi mencegah dan
membasmi penyakit yang berada dalam rumah-rumah. Misalnya Lembaga
Pencegahan demam berdarah dan lainnya.
Perawatan dalam rumah adalah perawatan yang dilakukan oleh petugas yaitu
perawat untuk merawat seorang pasien di rumah pasien.
Klinik-klinik kesehatan mental adalaah fasilitas pelayanan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan mental. Misalnya, Klinik Psikiater atau Dokter Kejiwaan.
Pelayanan-pelayanan rehabilitasi adalah fasilitas pelayanan yang
menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi seperti rehabilitasi Ibu hamil yang trauma
akan kehamilan yang bias dilakukan oleh bidan, rehabilitasi pengguna narkotika di
Rumah sakit Jiwa dan lainnya.

Pekerja sosial bekerja dalam berbagai sistem pelayanan kesehatan

Вам также может понравиться