Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Fieldtrip ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor abiotik terhadap
agroekosistem di UB forest, mengetahui faktor biotik dan abiotik terhadap
tanaman di UB forest, dan mengetahui rantai makanan di agroekosistem UB
forest.
1.4 Manfaat
2. TINJAUAN PUSTAKA
3. Suhu
Suhu udara merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan jenis tanaman sayur yang akan dibudidayakan di suatu
tempat. Suhu udara mempengaruhi semua aktivitas fisiologis melalui laju
reaksi biokimiawi. Setiap proses fisiologi, seperli fotosintesis atau
respirasi, mempunyai batas suhu di atas dan di bawah suhu optimum
untuk mencapai laju reaksi maksimum. Sebagian besar reaksi biokimia
dikendalikan oleh enzim dan laju aktivitas enzim poda setiap proses
reaksi merupakan fungsi dan suhu. Laju reaksi dan sebagian besar
reaksi kimia menjadi dua kali setiap kenaikan suhu 10C sampai sekitar
20C -30C. Di atas suhu ini, reaksi biokimia menurun karena secara
perlahan - lahan enzim mengalami denaturasi atau menjadi tidak aktif.
Selain proses biokimia, proses yang dipengaruhi oleh suhu adalah
solubilitas gas, absorpsi mineral dan air. Suhu udara juga mempengaruhi
pembungaan dan viabilitas pollen, pembentukan buah, keseimbangan
hormon, laju pemasakan dan penuaan, kualitas, hasil, dan Iamanya
produk layak untuk dikonsumsi (Soemarno, 2010).
4. Air
Air merupakan salah satu faktor utama yang diperlukan dalam
budidaya tanaman sayur. Terlalu banyak atau terlalu sedikit air yang
diberikan pada tanaman sayur akan membahayakan tanaman tersebut.
Apabila semua pori tanah terisi dengan air maka akan menyebabkan
kelebihan air sehingga akar tanaman tidak dapat memperoleh oksigen
dalam jumlah yang cukup untuk respirasi akar. Hal ini akan menyebabkan
akar tanaman kekurangan energi untuk menyerap air dan unsur hara dan
dalam tanah. Kelebihan air juga akan meningkatkan konsentrasi
karbondioksida di dalam tanah karena karbondioksida yarg dihasilkan
tanaman melalui respirasi tidak dapat dibebaskan ke udara akibat pori
tanah terisi air. Hal ini akan menurunkan permeabilitas membran sel-sel
akar untuk menyerap air. Kelebihan air akan Iebih berbahaya pada suhu
udara tinggi daripada suhu rendah karena respirasi akar benjalan cepat,
kebutuhan air Iebih tinggi dan ketersediaan oksigen yang larut dalam air
Iebih rendah (Soemarno, 2010).
8
5. Ketinggian Tempat
Di daerah tropis secara umum dicirikan oleh keadaan iklim yang
hampir seragam. Namun dengan adanya perbedaan geografis seperti
perbedaan ketinggian tempat di atas permukaan laut (dpl) akan
menimbulkan perbedaan cuaca dan iklim secara keseluruhan pada
tempat tersebut, terutama suhu, kelembaban dan curah hujan. Unsur-
unsur cuaca dan iklim tersebut banyak dikendalikan oleh letak lintang,
ketinggian, jarak dari laut, topografi, jenis tanah dan vegetasi. Pada
dataran rendah ditandai oleh suhu lingkungan, tekanan udara dan
oksigen yang tinggi. Sedangkan dataran tinggi banyak mempengaruhi
penurunan tekanan udara dan suhu udara serta peningkatan curah
hujan. Laju penurunan suhu akibat ketinggian memiliki variasi yang
berbeda-beda untuk setiap tempat (Sangadji, 2001).
2.6 Peran Arthropoda Terhadap Agroekosistem
sehingga dapat mengurangi hasil atau kualitas hasil pertanian. Selain itu ada
juga jenis arthropoda kanopi penyerbuk yang dapat membantu manusia dalam
penyerbukan tanaman (Untung, 2007).
kecil dan sulit untuk dipisahkan dengan air detergen, maka bisa dimasukkan
beserta dengan sedikit air detergen tersebut. Terakhir yaitu
mendokumentasikan serangga yang terperangkap di dalam pitfall, selain itu
pada plastik diberi label nama dari serangga di dalam plastik tersebut.
3.3.11 Pengamatan Strata Pohon
Pengamatan strata pohon dilakukan dengan secara memotret lanskap,
kemudian digambar dan diilustrasikan menggunakan software coreldraw.
Pengamatan strata pohon dengan pengukuran tinggi pohon dilakukan
dengan memilih salah satu pohon yang puncak pohon dapat dijangkau oleh
pengamat. Letakkan busur modifikasi tepat di depan mata lalu arahkan
busur ke puncak pohon yang sejajar dengan arah pandang pengamat tanpa
mengadahkan kepala. tandai dengan spidol sudut yang sudah didapatkan.
ukur jarak antara pengamat dengan pohon yang diamati menggunakan
meteran.
16
Nama
No Nama Ilmiah Jumlah Dokumentasi
Umum
18
Rumput
7 Cyperus rotundus 11
Teki
1 UB Forest 1501
1 UB Forest 59
1 UB Forest 24,3
UB Forest
1 20,3
Kedalaman 10 cm
UB Forest
2. Kedalaman 5 cm 20,3
21
Rata-rata 20,3
UB Forest 1 1,5 cm
UB Forest 2 1,7 cm
UB Forest 3 1,3 cm
UB Forest 4 0,5 cm
UB Forest 5 3 cm
UB Forest 6 1,1 cm
UB Forest 7 0,5 cm
UB Forest 8 1 cm
UB Forest 9 0,5 cm
UB Forest 10 0
1 Scolopendra, sp. 1
(kelabang) Dekomposer
(pengurai)
2
Achatina fulica
(Bekicot)
1
Hama
3 Tenebrio molitor
1
(Ulat Hongkong)
Hama
menjadi hama karena memakan dedauan yang ada dan sebagai parasit pada
tanaman. Ulat hongkong dalam ekosistem berperan menjadi hama. Hypoaspis
sp. dalam ekosistem berperan sebagai predator.
4.2.8 Sweepnet
Berdasarkan hasil pengamatan pada plot semusim yang berada di
kawasan hutan pendidikan UB Forest telah dilakukan pengamatan Sweepnet
yang memiki peranan masing-masing dan dilakukan dengan cara diayunkan.
Didapatkan hasil pengukuran sebagai berikut :
Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Sweepnet
Nama
Ordo Jumlah Peranan Dokumentasi
Umum
Dekomposer
Jangkrik Orthoptera 1
Kumbang
Coleoptera 4 Predator
Kubah Spot M
Nama Jumlah
Ordo Peran Dokumentasi
Umum Spesies
Capung
Odonata 2 Predator
Hijau
Lalat Dekomposer
Diptera 2
Rumah (pengurai)
Nama Jumlah
Ordo Peran Dokumentasi
Umum Spesies
Dekomposer
Semut Hymenoptera 10
(pengurai)
Kecoa Dekomposer
Blatodea 1
Dubia (Pengurai)
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Biodiversitas Tanaman Dalam Agroekosistem
Berdasarkan analisa terhadap vegetasi yang ada pada plot tanaman
semusim didapatkan hasil vegetasi meliputi tanaman utama yaitu kubis
(Brassica oleracea) sebanyak 96 tanaman, cabai (Capsium annum L.) berjumlah
56 tanaman, gulma bandotan (Ageratum conyzoides) mendominasi dengan
27
tanaman. Pengolahan tanah membuat aerasi dalam tanah menjadi lebih baik
sehingga pertukaran CO2 dan O2 pada daerah perakaran dapat lancar (Thomas
et all, 2004).
Tanah juga menyediakan unsur hara penting bagi pertumbuhan organisme,
terutama tanaman. Menurut Syamsuri (2004), Fungsi tanah antara lain: Tempat
tumbuh dan berkembangnya perakaran. Penyedia kebutuhan primer tanaman
( air, udara, dan unsur hara ) . Penyedia kebutuhan sekunder tanaman ( zat zat
pemacu tumbuh, hormon, vitamin, dan asam asam organic, antibiotic dan toksin
anti hama, enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara ) . Sebagai habitat
biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak
langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut,
maupun berdampak negative karena merupakan hama dan penyakit tanaman
Faktor cahaya matahari. Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman
untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu
tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan
warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar
mentari dapat menghambat proses pertumbuhan (Yulianita, 2006). Tiap tanaman
membutuhkan suhu dan sinar matahari yang optimal untuk proses fotosintesis.
Suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman terbakar dan mati kering
begitu juga sebaliknya.
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup organisme. Air dibutuhkan tumbuhan dalam pertumbuhan,
perkecambahan, dan penyebaran biji. Air mempunyai beberapa fungsi yaitu
sebagai daya pelarut unsur-unsur yang diambil oleh tanaman, berperan dalam
proses fotosintesis, penyangga tekanan di dalam sel yang penting dalam
aktivitas sel tersebut, mengabsorbsi temperatur dengan baik/mengatur
temperatur di dalam tanaman, menciptakan situasi temperatur yang konstan. Air
merupakan substrat fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari jumlah air total
digunakan oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Transpirasi meliputi 99% dari
seluruh air yang digunakan oleh tumbuhan, kira-kira 1% digunakan untuk
membasahi tubuh, mempertahankan tekanan turgor dan memungkinkan
terjadinya pertumbuhan (Suwasono, 2001).
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua mahluk hidup di
bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem tumbuhan berperan
sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme
30
5.1 Kesimpulan
Hasil pengamatan faktor biotik dan abiotik pada plot tanaman semusim
dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan cenderung tidak mendukung
untuk penanaman dan produksi tanaman semusim hal ini dikarenakan ditemukan
banyaknya tanaman yang terserang hama dan gulma, serta peran aktif dari para
petani untuk merawat tanaman tersebut dirasa kurang, karena tamanan terlihat
dibiarkan dan tidak mendapatkan perawatan dan perhatian yang lebih dari para
petani.
5.2 Saran
Agroekosistem pada wilayah UB forest khususnya pada tanaman
semusim perlu diperhatikan dan perbaikan manajemen lahan seperti rotasi
tanaman ,pengaturan jarak tanam, dan perhatian lebih dari petani. Pengolahan
lahan yang baik perlu dilakukan untuk mengoptimalkan produktivitas,
pertumbuhan, dan perkembangan tanaman serta faktor biotik di agroekosistem
tersebut.
37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Sweepnet
Yellow trap
Pitfaal
Budidaya Pertanian
Tanah
41
Diketahui : Diketahui :
sudut pengamatan : 45 sudut pengamatan : 60
jarak pengamat ke pohon : 1,6 meter jarak pengamat ke pohon : 9,6 meter
tinggi pengamat : 1,63 meter. tinggi pengamat : 1,63 meter.