Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kelompok 1B
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, serta karunianya. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
ilmiah dalam bentuk makalah tanpa suatu halangan yang amat berarti hingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa penulis mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Puspita Palupi, S.Kep.,Ns,M.Kep.,Sp.Mat sebagai dosen penanggung
jawab mata kuliah Keperawatan Maternitas 2 yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah discovery learning mengenai
keluarga berencana dalam prespektif islam
Demikian yang dapat penulis sampaikan, apabila terdapat kata di dalam makalah ini
yang kurang berkenan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sekali lagi penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, memberikan wawasan yang
lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran bagi yang membacanya. Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami dimasa
yang akan datang dan kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun,
Kelompok1B
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Pengertian KB....................................................................................................................6
B. Tujuan................................................................................................................................6
E. Macam-macam Kontrasepsi...............................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................21
PENUTUP................................................................................................................................21
A. Kesimpulan......................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana ( KB ) dapat dipahami sebagai suatu program nasional yang
dijalankan oleh pemerintahan untuk mengurangi populasi penduduk, karena
pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan lapangan
pekerjaan yang ada dan pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Thomas Robert
Malthus. KB dalam pengertian pertama di istilahkan dengan pembatasan kelahiran
(tahdid Annasl).
Sudah banyak studi yang dilakukan oleh para ulama dan lembaga lembaga
keislaman mengenai KB dalam berbagai prespektif. Para ulama berbeda pendapat
dalam menyikapi KB. Perbedaan pendapat ini terjadi karna tidak ada nya Nash dalam
Al Quran dan Hadist yang secara eksplinsit melarang atau membolehkan ber-KB.
Itulah sebabnya hingga kini masih muncul kontroversi seputar KB dalam kehidupan
masyarakat.
Untuk mendapatkan gambaran secara komprehensif tentang bagaimana
sesungguhnya islam memandang KB harus dikembalikan pada Al QURAN dan
Hadist.namun, karena tidak ada penjelasan secara detail mengenai hal ini.maka harus
dilakukan kajian yang mendalam atas kedua sumber tersebut dengan cara
mengidentifikasi semua ayat ayat di Al Quran dan Hadist Hadist nabi yang terkait
dengan permasalahan KB untuk kemudian ditarik kesimpulan substasive yang
dikandung oleh kedua sumber tersebut. Dengan begitu akan terlihat jelas bagaimana
islam memandang KB secara utuh,(Yakub. 2009)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian keluarga berencana ?
2. Apa saja tujuan dari keluarga berencana ?
3. Apa saja manfaat dari keluarga berencana ?
4. Apa sasaran dari keluarga berencana ?
5. Apa saja macam macam alat kontrasepsi ?
6. Apa hukum penggunaan alat kontrasepsi ?
7. Kontrasepsi alami untuk mengatur jarak kelahiran ?
8. Keluarga berencana dalam perspektif islam ?
9. Hukum keluarga berencana dalam islam ?
10. Dampak keluarga berencana ?
11. Hukum islam keluarga berencana ?
4
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian keluarga
berencana
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja tujuan dari keluarga berencana
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja manfaat dari keluarga berencana
4. Mahasiswa dapat mengetahui apa sasaran dari keluarga berencana
5. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja macam macam alat kontrasepsi
6. Mahasiswa dapat mengetahui apa hukum penggunaan alat kontrasepsi
7. Mahasiswa dapat mengetahui kontrasepsi alami untuk mengatur jarak kelahiran
8. Mahasiswa dapat mengetahui keluarga berencana dalam perspektif islam
9. Mahasiswa dapat mengetahui hukum keluarga berencana dalam islam
10. Mahasiswa dapat mengetahui dampak keluarga berencana
11. Mahasiswa dapat mengetahui hukum islam keluarga berencana
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KB
Menurut WHO, Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu
individu/pasutri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga ( Anggraini, 2012).
5
Konsep keluarga berencana telah banyak dikemukakan para ahli. Menurut
Hartanto(2004), Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk mendapatkan objek tertentu, yaitu:
a. menghindari kelahiran yang tidak.
b. mendapat kelahiran yang diingikan.
c. mengatur interval dintara kehamilan.
d. menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Sesuai dengan (BKKBN,2015) keluarga berencana adalah upaya untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan
dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengaturan
dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang
ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usi ideal melahirkan anak, mengatur kehamilan dan
membina ketahanan serta kesejahteraan anak. Selanjutnya Mukti (2000) menyatakan
keluarga berencana adalah sebagai upaya ikhtiar untuk memberikan jaminan
kesehatan, untuk sang anak maupun ibu, jaminan pendidikan merupakan bekal yang
sangat berharga untuk kehidupan kelak dalam masyarakat, untuk memenuhi
kesejahtraan dan kemakmuran keluarga lahir dan batin.
B. Tujuan
Berdasarkan Undang-Undang No. 52 tahun 2009 tujuan gerakan KB
mencakup 2 hal, antara lain: Mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
kebijakan kependudukan guna mendorong terlaksananya pembangunan nasional dan
daerah yang berwawasan kependudukan, mewujudkan peduduk tumbuh seimbang
melalui pelembagaan keluarga kecil bahagaia
Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah :
a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil
yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia.
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu
dan meningkatkan kesejahteraan keluarga (Handayani, 2010).
6
untuk beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan-kegiatan
lainnya,
2. Untuk Anak-anak : Anak yang akan dilahirkan dapat tumbuh secara wajar karena
ibu yang mengandung berkeadaan sehat, sesudah lahir anak tersebut memperoleh
perhatian, pemeliharaan dan makan yang cukup,
D. Sasaran Program KB
a. Sasaran langsung
E. Macam-macam Kontrasepsi
Kontrasepsi terbagi menjadi dua macam, yaitu kontrasepsi alami dan kontrasepsi
intervensi. Kontrasepsi alami adalah kontrasepsi yang menggunakan unsur alami yang
ada dalam tubuh dengan cara memanipulasi masing-masing unsur secara alami pula
untuk mencegah terjadinya konsepsi. Sedangkan yang dimaksud kontrasepsi
intervensi adalah kontrasepsi yang menggunakan unsur buatan manusia, baik obat
maupun alat yang tujuannya untuk mencegah terjadinya konsepsi (Anton, 2008: 119).
Kontrasepsi alami terdiri dari metode azl dan metode penyusuan yang telah
dikenal di dalam Al-Quran maupun Al-Hadist dan telah dikaji secara medis sebagai
metode untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi alami terdiri dari:
7
Azl diartikan sebagai penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi.
Prinsip azl secara medis adalah terjadinya ejakulasi harus disadari oleh pria. Kira-
kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang sempit ini dimanfaatkan untuk
menarik penis dari vagina. Azl merupakan metode kontarsepsi tertua. Pada zaman
RasulullahSAW, para sahabat pernah melakukannya. Sebagaimana hadist yang
diriwayatkan dari Jabir berikut,
Kami melakukan azl pada masa Rasulullah. Rasul mendengarnya, tetapi tidak
melarang (HR.Muslim).
b. Penyusuan
c. Metode KB kalender
8
ovulasi). Menurut pernyataan Majelis Lembaga Fikih Islami, metode kontrasepsi
dengan prinsip pantang seksual dibolehkan.
Badan Suhu basal badan adalah suhu dasar badan, yaitu suhu saat sedang
istirahat dan tidak mempunyai banyak tekanan. Perubahan suhu basal badan
wanita dalam satu siklus menstruasi akan membentuk pola tertentu apabila dicatat
dengan baik. Dalam keadaan normal (sebelum dan sesudah ovulasi), suhu basal
badan mengalami perubahan yang menetap dan berulang. Dengan melakukan
pencatatan suhu setiap hari, titik-titik itu bisa dihubungkan hingga membentuk
gambaran kurva atau grafik yang khas. Dengan dasar inilah beberapa ahli
memperoleh informasi untuk mengetahui saat ovulasi bahkan untuk
merencanakan jenis kelamin anak. Prinsipnya, menjelang ovulasi maka suhu
basal turun. Kurang dari 24 jam sesudah ovulasi suhu badan naik lagi lebih tinggi
daripada suhu sebelum ovulasi dan tetap tinggi sampai terjadi haid. Metode ini
menggunakan prinsip pantang seksual untuk menghindari kahamilan. Hukum
syari-nya sesuai dengan hukum KB kalender dan para ulama membolehkan.
Metode lendir serviks lahir didasarkan pengamatan Dr. Evelyn Billings dan
Dr. John Billings peneliti medis di Australia yang memperkenalkan metode
ovulasi. Prinsip metode ini adalah mengetahui masa subur wanita yang ditandai
dengan munculnya lendir serviks. Metode ini menggunakan prinsip pantang
seksual untuk menghindari kahamilan. Hukum syari-nya sesuai dengan hukum
KB kalender dan para ulama memperbolehkan (Anton, 2008 : 84-111).
a. Kondom
Yaitu sarung karet tipis berbentuk silinder yang dipakai pada alat kelamin laki-
laki ketika bersenggama. Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis
sewaktu melakukan koitus, dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina.
Mengenai hukum kondom, sampai saat ini ulama membolehkan.
9
b. Vasektomi
Yaitu pemotongan saluran keluarnya sperma (saluran vas deferens). Dengan
vas deferens, sperma tidak mampu diejakulasikan. Pria menjadi tidak subur
setelah vas deferens bersih dari sperma yang memakan waktu sekitar 3 bulan.
Para ulama sepakat mengharamkannya karena selama ini yang terjadi adalah
pemandulan.
c. Suntik KB
a. Kontrasepsi hormonal
10
c. Sterilisasi
1. Pertama, anak akan kekurangan suplai ASI. Ketika seorang ibu hamil kembali
dan ada anak yang masih berada dalam masa penyusuannya, maka produksi ASI
11
yang dihasilkannya akan berkurang. Menurut dokter, sekurang-kurang 6 bulan
jika Anda ingin hamil kembali setelah Anda melahirkan.
2. Kedua, kondisi ibu belum pulih benar. Setelah hamil selama lebih dari 9 bulan,
kemudian melahirkan, maka seorang ibu membutuhkan waktu untuk membuat
tubuhnya kembali fit. Apalagi jika masih ada bayi yang membutuhkan perhatian
ekstra seorang ibu. Memang, inilah perjuangan seorang ibu. Tapi, pastikan juga
Anda tetap menjaga kesehatan Anda dan keluarga Anda.
3. Ketiga, janin yang dikandung memiliki resiko lebih besar dan lebih tinggi untuk
lahir prematur, bayi meninggal, dan bayi cacat lahir. Karena itu, tunggulah sampai
setahun dua tahun untuk kembali hamil.
Oleh karena itu, pemerintah menempuh suatu cara untuk mengatasi ledakan
penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan perekonomian nasional dengan
menyelenggarakan program KB, untuk mencapai kemaslahatan seluruh rakyat. Upaya
pemerintah tersebut, sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang berbunyi:
Yang diperbolehkan untuk pemasangan alat kontrasepsi bagi wanita adalah IUD
(AR), pil, obat suntik, susuk, cara-cara tradisional dan metode yang sederhana, seperti
minum jamu.
Sedangkan bagi pria biasanya mengenakan kondom ketika berhubungan intim. Ini
juga bagian dari cara untuk mencegah terjadinya kehamilan pada sang istri. Dan soal
kondom ini dibolehkan dalam Islam, merujuk pada hadits Nabi tentang azl
(mengeluarkan sperma di luar) ketika berhubungan intim. Nabi Saw. bersabda,Kami
pernah melakukan azal (coitus interruptus) di masa Rasulullah s.a.w., sedangkan al-
Quran (ketika itu) masih (selalu) turun. (H.R. Bukhari-Muslim dari Jabir).
12
Pada hadis lain,Kami pernah melakukan azl (yang ketika itu) nabi
mengetahuinya, tetapi ia tidak pernah melarang kami. (H.R. Muslim, yang
bersumber dari Jabir juga).
Alat kontrasepsi yang dilarang dalam Islam adalah bila wanita melakukan
Menstrual Regulation (MR atau pengguguran kandungan yang masih muda); Abortus
atau pengguguran kandungan yang sudah bernyawa; Ligasi Tuba (mengikat saluran
kantong ovum) dan tubektomi (mengangkat tempat ovum). Kedua istilah ini disebut
sterilisasi.
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma` Telah
menceritakan kepada kami Juwairiyah dari Malik bin Anas dari Az Zuhri dari Ibnu
Muhairiz dari Abu Said Al Khudri ia berkata : Kami mendapatkan tawanan, lalu
kami pun melakukan Azl, maka kami menanyakannya kepada Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam, beliau bersabda: Apakah kalian benar-benar melakukannya?
beliau mengatakannya sebanyak tiga kali. Beliau melanjutkan: Tidak ada sesuatupun
yang telah ditetapkan terjadi hingga datangnya hari kiamat, kecuali ia pasti terjadi.
(H.R. Bukhari No. 4809)
Maka banyak sekali metoda pencegahan kehamilan, dan salah satunya adalah
metoda yang alami. Metoda pencegahan kehamilan yang alami ini telah dilakukan
semenjak masa Rasulullah s.a.w. dahulu, yaitu salah satunya adalah azl (coitus
interuptus) yaitu mengeluarkan sperma di luar rahim. Cara seperti ini dibolehkan.
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah Telah menceritakan kepada
kami Sufyan Telah berkata Amru Telah mengabarkan kepadaku Atha` Ia mendengar
13
Jabir r.a. berkata; Kami melakukan Azl, sedangkan Al Qur`an masih turun (wahyu
masih turun). (H.R. Bukhari No. 4808) Metoda alami lainnya sebenarnya adalah
laktasi atau menyusui. Salah satu dokter kandungan yang berpendapat seperti ini
adalah dr. Mulya Tarmidzi seorang dokter angkatan laut yang mengatakan bahwa
selama ibu menyusui bayinya, sebenarnya secara normal akan mengurangi
kemungkinan terjadinya kehamilan sampai 99%, walaupun dilakukan senggam atau
persetubuhan.
Para ibu, hendaklah menyusui anak-anaknya selam dua tahun penuh; yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuannya
14
Ayat ini menerangkan bahwa anak harus disusukan selama dua tahun penuh. Karena
itu, ibunya tidak boleh hamil lagi sebelum cukup umur bayinya dua tahun. Atau
dengan kata lain, penjarangan kelahiran anak minimal tiga tahun, supaya anak bisa
sehat dan terhindar dari pentyakit, karena susu ibulah paling baik untuk pertumbuhan
bayi, dibandingkan dengan susu buatan. Mengenai alat kontrasepsi yang sering
digunakan ber KB, ada yang dibolehkan dan ada pula yang diharamkan dalam Islam.
Selanjutnya, alat kontrasepsi yang dibolehkannya adalah :
Cara ini desepakati oleh ulama Islam bahwa boleh digunakan, berdasarkan dengan
cara yang telah diperaktekkan oleh para sahabat nabi semenjak beliau masih hidup,
sebagaimana keterangan sebuah hadis yang bersumber dari Jabir, berbunyi:
:
- - - -
Hadis ini menerangkan bahwa boleh melakukan melakukan cara kontrasepsi baru
coitus interruktus, karena itu ada ayat yang melarangnya, padahal ketika sahabat
melakukannya, al-Quran masih (selalu) turun. Karena itu seandainya perbuatan
tersebut dilarang oleh Allah, maka pasti ada ayat yang turun untuk mencegah
perbuatan itu. Begitu juga halnya sikap Nabi s.a.w. ketika mengetahui, bahwa banyak
di antara sahabat yang melakukan hal tersebut, maka beliaupun tidak melarangnya;
15
pertanda bahwa melakukan azl (coitus interruptus) dibolehkan dalam Islam untuk
ber-KB. Sedangkan alat kontrasepsi yang dilarang dalam Islam; adalah:
Adapun dasar dibolehkannya KB dalam Islam menurut dalil akli, adalah karena
pertimbangan kesejahteraan penduduk yang didiam-diamkan oleh bangsa dan negara.
Sebab kalau pemerintahan tidak melaksanakannya maka keadaan rakyat di masa
datang, dapat menderita.
Oleh karena itu, pemerintahan menempuh suatu cara untuk mengatasi ledakan
penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan perekonomian nasional dengan
mengadakan program KB, untuk mencapai kemaslahatan seluruh rakyat. Upaya
pemerintah tersebut, sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang berbunyi:
16
anaknya pergi ke medan perang siapa yang akan merawatnya. Para anak juga
merasa berat pergi berjihad karena nanti tidak ada yang merawat orang tuanya.
Jika orang tuanya memiliki 10 anak maka tidak masalah jika sebagian anaknya
berjihad.
b. Melemahkan militer umat islam
Sumber daya manusia yang penting bagi militer adalah para pemuda dalam
jumlah banyak sehingga mati satu tumbuh seribu. Jika jumlah pemuda sedikit
maka segi militer juga lemah. Jika jumlah pemuda islam banyak walaupun
gugur sejua di medan perang kita masih punya puluhan juta pemuda yang siap
mengganti posisi mereka di medan tempur.
c. Dan lain-lain
Dari Ibnu Umar ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Aku diperintahkan
untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada lah yang
berhak disembah selain Allah dan Muhammad sebagai utusan Allah, kemudian
menegakkan sholat, dan membayar zakat. Jika mereka melakukan semuanya
maka darah dan harta mereka terlindungi kecuali karena suatu hak dalam
islam, serta hisab mereka disisi Allah. (ash-Shahihah No.409)
17
J. Hukum KB dalam Islam
1. Pandangan Al-Quran Tentang Keluarga Berencana
Dalam al-Quran banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu
kita laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah :Surat An-Nisa
ayat 9:
Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang
pelaksanaan KB diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman:
14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at-Thalaq: 7. Dari ayat-ayat diatas maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu dilaksanakan dalam KB antara
lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan anak,
memperhitungkan biaya hidup brumah tangga.
( )
18
Sebenarnya dalam al-Quran dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang
melarang atau memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus
dikembalikan kepada kaidah hukum Islam, yaitu:
Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan
firman Allah:
(195 : )
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni,A,C. 2012. Asuhan gizi nutrional care process. Yogyakarta: graha ilmu.
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama
Hartanto, hanafi. 2004, keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta: pustaka sinar
harapan.
Musthafa Kamal, Drs. 2002. Fiqih Islam. Yogyakarta : Citra Karsa Mandiri.
21
Pemenkes. 2009. Undang-undang no 59 tahun 2009 tentang kesehatan
22