Вы находитесь на странице: 1из 22

MAKALAH DISCOVERY LEARNING

Keluarga Berencana Dalam Prespektif Islam


Tugas disusun untuk memenuhi tugas discovery learning mata kuliah Keperawatan
Maternitas 2

Kelompok 1B

Farah Nur Azizah 11151040000060


Ana Rizwanah Harun 11151040000062
Siti Khodijah Alfiatul Lutfiah 11151040000069
Dania Putriyanda 11151040000072
Sela Sadewa 11151040000083
Miftahul Jannah 11151040000092
Yunita Salamah 11151040000099
Ismia Ningrum 11151040000103
Lutfi Dwi Anggreani 11151040000107
Rahmah Zaidah 11151040000114
Asrizal M 11151040000120

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, serta karunianya. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
ilmiah dalam bentuk makalah tanpa suatu halangan yang amat berarti hingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa penulis mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Puspita Palupi, S.Kep.,Ns,M.Kep.,Sp.Mat sebagai dosen penanggung
jawab mata kuliah Keperawatan Maternitas 2 yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah discovery learning mengenai
keluarga berencana dalam prespektif islam

Demikian yang dapat penulis sampaikan, apabila terdapat kata di dalam makalah ini
yang kurang berkenan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sekali lagi penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, memberikan wawasan yang
lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran bagi yang membacanya. Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami dimasa
yang akan datang dan kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Penyusun,

Kelompok1B

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang...................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4

C. Tujuan................................................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

A. Pengertian KB....................................................................................................................6

B. Tujuan................................................................................................................................6

C. Manfaat Keluarga Berencana dipandang dari segi kesehatan............................................7

D. Sasaran Program KB.........................................................................................................7

E. Macam-macam Kontrasepsi...............................................................................................7

F. Hukum Penggunaan alat Kontrasepsi...............................................................................11

G. Kontrasepsi alami untuk mengatur jarak kelahiran.........................................................13

H. KB dalam perspektif Islam..............................................................................................14

I. Dampak yang Timbul dari KB dalam Islam.....................................................................17

J. Hukum KB dalam Islam...................................................................................................18

K. Hukum Keluarga Berencana............................................................................................19

BAB III.....................................................................................................................................21

PENUTUP................................................................................................................................21

A. Kesimpulan......................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana ( KB ) dapat dipahami sebagai suatu program nasional yang
dijalankan oleh pemerintahan untuk mengurangi populasi penduduk, karena
pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan lapangan
pekerjaan yang ada dan pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Thomas Robert
Malthus. KB dalam pengertian pertama di istilahkan dengan pembatasan kelahiran
(tahdid Annasl).
Sudah banyak studi yang dilakukan oleh para ulama dan lembaga lembaga
keislaman mengenai KB dalam berbagai prespektif. Para ulama berbeda pendapat
dalam menyikapi KB. Perbedaan pendapat ini terjadi karna tidak ada nya Nash dalam
Al Quran dan Hadist yang secara eksplinsit melarang atau membolehkan ber-KB.
Itulah sebabnya hingga kini masih muncul kontroversi seputar KB dalam kehidupan
masyarakat.
Untuk mendapatkan gambaran secara komprehensif tentang bagaimana
sesungguhnya islam memandang KB harus dikembalikan pada Al QURAN dan
Hadist.namun, karena tidak ada penjelasan secara detail mengenai hal ini.maka harus
dilakukan kajian yang mendalam atas kedua sumber tersebut dengan cara
mengidentifikasi semua ayat ayat di Al Quran dan Hadist Hadist nabi yang terkait
dengan permasalahan KB untuk kemudian ditarik kesimpulan substasive yang
dikandung oleh kedua sumber tersebut. Dengan begitu akan terlihat jelas bagaimana
islam memandang KB secara utuh,(Yakub. 2009)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian keluarga berencana ?
2. Apa saja tujuan dari keluarga berencana ?
3. Apa saja manfaat dari keluarga berencana ?
4. Apa sasaran dari keluarga berencana ?
5. Apa saja macam macam alat kontrasepsi ?
6. Apa hukum penggunaan alat kontrasepsi ?
7. Kontrasepsi alami untuk mengatur jarak kelahiran ?
8. Keluarga berencana dalam perspektif islam ?
9. Hukum keluarga berencana dalam islam ?
10. Dampak keluarga berencana ?
11. Hukum islam keluarga berencana ?

4
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian keluarga
berencana
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja tujuan dari keluarga berencana
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja manfaat dari keluarga berencana
4. Mahasiswa dapat mengetahui apa sasaran dari keluarga berencana
5. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja macam macam alat kontrasepsi
6. Mahasiswa dapat mengetahui apa hukum penggunaan alat kontrasepsi
7. Mahasiswa dapat mengetahui kontrasepsi alami untuk mengatur jarak kelahiran
8. Mahasiswa dapat mengetahui keluarga berencana dalam perspektif islam
9. Mahasiswa dapat mengetahui hukum keluarga berencana dalam islam
10. Mahasiswa dapat mengetahui dampak keluarga berencana
11. Mahasiswa dapat mengetahui hukum islam keluarga berencana

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian KB
Menurut WHO, Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu
individu/pasutri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga ( Anggraini, 2012).

5
Konsep keluarga berencana telah banyak dikemukakan para ahli. Menurut
Hartanto(2004), Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk mendapatkan objek tertentu, yaitu:
a. menghindari kelahiran yang tidak.
b. mendapat kelahiran yang diingikan.
c. mengatur interval dintara kehamilan.
d. menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Sesuai dengan (BKKBN,2015) keluarga berencana adalah upaya untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan
dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengaturan
dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang
ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usi ideal melahirkan anak, mengatur kehamilan dan
membina ketahanan serta kesejahteraan anak. Selanjutnya Mukti (2000) menyatakan
keluarga berencana adalah sebagai upaya ikhtiar untuk memberikan jaminan
kesehatan, untuk sang anak maupun ibu, jaminan pendidikan merupakan bekal yang
sangat berharga untuk kehidupan kelak dalam masyarakat, untuk memenuhi
kesejahtraan dan kemakmuran keluarga lahir dan batin.

B. Tujuan
Berdasarkan Undang-Undang No. 52 tahun 2009 tujuan gerakan KB
mencakup 2 hal, antara lain: Mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
kebijakan kependudukan guna mendorong terlaksananya pembangunan nasional dan
daerah yang berwawasan kependudukan, mewujudkan peduduk tumbuh seimbang
melalui pelembagaan keluarga kecil bahagaia
Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah :
a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil
yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia.
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu
dan meningkatkan kesejahteraan keluarga (Handayani, 2010).

C. Manfaat Keluarga Berencana dipandang dari segi kesehatan


1. Untuk Ibu : Perbaikan kesehatan karena tercegahnya kehamilan yang berulang
kali dalam jangka yang terlalu pendek, peningkatan kesehatan mental dan sosial
yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak

6
untuk beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan-kegiatan
lainnya,

2. Untuk Anak-anak : Anak yang akan dilahirkan dapat tumbuh secara wajar karena
ibu yang mengandung berkeadaan sehat, sesudah lahir anak tersebut memperoleh
perhatian, pemeliharaan dan makan yang cukup,

3. Untuk Ayah : Memperbaiki kesehatan fisiknya, memperbaiki kesehataan mental


dan sosial budaya,

4. Untuk Seluruh Keluarga adalah kesempatan seluruh anggota keluarga mempunyai


kesempatan yang banyak dan sama akan segala hal

D. Sasaran Program KB
a. Sasaran langsung

Pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran


dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.

b. Sasaran tidak langsung

Pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran


melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai
keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera (Handayani,2010; 29).

E. Macam-macam Kontrasepsi
Kontrasepsi terbagi menjadi dua macam, yaitu kontrasepsi alami dan kontrasepsi
intervensi. Kontrasepsi alami adalah kontrasepsi yang menggunakan unsur alami yang
ada dalam tubuh dengan cara memanipulasi masing-masing unsur secara alami pula
untuk mencegah terjadinya konsepsi. Sedangkan yang dimaksud kontrasepsi
intervensi adalah kontrasepsi yang menggunakan unsur buatan manusia, baik obat
maupun alat yang tujuannya untuk mencegah terjadinya konsepsi (Anton, 2008: 119).

Kontrasepsi alami terdiri dari metode azl dan metode penyusuan yang telah
dikenal di dalam Al-Quran maupun Al-Hadist dan telah dikaji secara medis sebagai
metode untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi alami terdiri dari:

a. Azl (senggama terputus)

7
Azl diartikan sebagai penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi.
Prinsip azl secara medis adalah terjadinya ejakulasi harus disadari oleh pria. Kira-
kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang sempit ini dimanfaatkan untuk
menarik penis dari vagina. Azl merupakan metode kontarsepsi tertua. Pada zaman
RasulullahSAW, para sahabat pernah melakukannya. Sebagaimana hadist yang
diriwayatkan dari Jabir berikut,

Kami melakukan azl pada masa Rasulullah. Rasul mendengarnya, tetapi tidak
melarang (HR.Muslim).

b. Penyusuan

Tugas menyusui yang diperintahkan Allah, secara medis ternyata dapat


menurunkan kesuburan wanita. Selama proses menyusui, terdapat hormone
prolaktin yang kadarnya meningkat dengan isapan dan rangsangan pada puting.
Hormon ini menekan ovulasi sehingga wanita yang menyusui tidak mengalami
haid (amenore sekunder). Tetapi, sifatnya sangat sementara dan ovulasi bisa
terjadi kembali secara tiba-tiba. Secara syariat Islam, memetodekan penyusuan
sebagai metode kontrasepsi tidak ada pertentangan karena menyusui sendiri
diperintahkan Allah, bahkan jika sanggup sampai dua tahun.

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun


penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya ... (AlBaqarah:
233).

c. Metode KB kalender

Metode ini diperkenalkan pertamakali oleh orang Jepang bernama Kyusaku


Ogino dan Herman Knaus dari Jerman pada tahun 1931. Cara ini kamudian
terkenal dengan cara Ogino-Knaus. Pada prinsipnya, kehamilan seorang wanita
hanya bisa terjadi selama beberapa hari saja dalam setiap siklus haidnya. Hari-
hari itu disebut masa subur (fase ovulasi) yang dimulai 48 jam sebelum ovulasi
dan berakhir 24 jam sesudah ovulasi. Sebelum dan sesudah waktu itu, wanita
berada pada masa tidak subur dan memiliki kemungkinana tidak terjadi
kehamilan apabila melakukan hubungan seksual. Metode ini menggunakan
perhitungan mundur secara matematis untuk menentukan kapan masa subur (fase

8
ovulasi). Menurut pernyataan Majelis Lembaga Fikih Islami, metode kontrasepsi
dengan prinsip pantang seksual dibolehkan.

d. Metode suhu basal

Badan Suhu basal badan adalah suhu dasar badan, yaitu suhu saat sedang
istirahat dan tidak mempunyai banyak tekanan. Perubahan suhu basal badan
wanita dalam satu siklus menstruasi akan membentuk pola tertentu apabila dicatat
dengan baik. Dalam keadaan normal (sebelum dan sesudah ovulasi), suhu basal
badan mengalami perubahan yang menetap dan berulang. Dengan melakukan
pencatatan suhu setiap hari, titik-titik itu bisa dihubungkan hingga membentuk
gambaran kurva atau grafik yang khas. Dengan dasar inilah beberapa ahli
memperoleh informasi untuk mengetahui saat ovulasi bahkan untuk
merencanakan jenis kelamin anak. Prinsipnya, menjelang ovulasi maka suhu
basal turun. Kurang dari 24 jam sesudah ovulasi suhu badan naik lagi lebih tinggi
daripada suhu sebelum ovulasi dan tetap tinggi sampai terjadi haid. Metode ini
menggunakan prinsip pantang seksual untuk menghindari kahamilan. Hukum
syari-nya sesuai dengan hukum KB kalender dan para ulama membolehkan.

e. Metode lendir serviks

Metode lendir serviks lahir didasarkan pengamatan Dr. Evelyn Billings dan
Dr. John Billings peneliti medis di Australia yang memperkenalkan metode
ovulasi. Prinsip metode ini adalah mengetahui masa subur wanita yang ditandai
dengan munculnya lendir serviks. Metode ini menggunakan prinsip pantang
seksual untuk menghindari kahamilan. Hukum syari-nya sesuai dengan hukum
KB kalender dan para ulama memperbolehkan (Anton, 2008 : 84-111).

Sedangkan kontrasepsi buatan terdiri atas metode kontrasepsi laki-laki dan


wanita. Metode kontrasepsi laki-laki yaitu:

a. Kondom

Yaitu sarung karet tipis berbentuk silinder yang dipakai pada alat kelamin laki-
laki ketika bersenggama. Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis
sewaktu melakukan koitus, dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina.
Mengenai hukum kondom, sampai saat ini ulama membolehkan.

9
b. Vasektomi
Yaitu pemotongan saluran keluarnya sperma (saluran vas deferens). Dengan
vas deferens, sperma tidak mampu diejakulasikan. Pria menjadi tidak subur
setelah vas deferens bersih dari sperma yang memakan waktu sekitar 3 bulan.
Para ulama sepakat mengharamkannya karena selama ini yang terjadi adalah
pemandulan.

c. Suntik KB

Yaitu kontrasepsi hormonal pria yang mengandung testosteron dan


progesteron. Suntikan testosteron enantat 200 mg per minggu akan menyebabkan
azoospermia dan oligo spermia.

Metode kontrasepsi wanita, yaitu:

a. Kontrasepsi hormonal

Termasuk di dalamnya antara lain pil, suntik, dan susuk/norplant/implanon.


Ketiganya mempunyai mekanisme kerja yang sama yaitu menghambat atau
menekan ovulasi (pengeluaran sel telur dari tempatnya, yaitu ovarium). Membuat
dinding endometrium tidak kondusif untuk inplantasi (tempat tumbuhnya janin).
Membuat lendir serviks kental sehingga tidak dapat ditembus oleh sperma.
Hukum metode ini adalah boleh. Tetapi, Syaikh Utsaimin melarang pemakaian
yang terus-menerus karena bisa menjadi KB permanen dan menimbulkan efek
samping yang berbahaya bagi wanita.

b. AKDR, IUD (Intra Uterine Divice)

Mekanisme kerjanya ialah menciptakan lingkungan yang tidak kondusif


karena adanya reaksi benda asing. Kondisi ini menyebabkan penyerbukan
leukosit yang dapat menghancurkan sperma, ovum bahkan blastocysta. Hukum
AKDR/IUD adalah tidak boleh. Cara pemakaiannya tidak sesuai dengan syariat
Islam karena harus memperlihatkan aurat wanita dalam kondisi tidak darurat,
meskipun yang melihat seorang wanita.

10
c. Sterilisasi

Mekanisme kerjanya adalah memotong atau mengikat saluran tuba fallopi


(saluran telur) untuk menghambat pembuahan antara sperma dan sel telur. Hukum
sterilisasi wanita adalah haram karena pembatasan keturunan secara permanen
(Anton, 2008: 130-140).

F. Hukum Penggunaan alat Kontrasepsi


Telah termaktub dalam Al Quran bahwasanya istri adalah tempat bercocok
tanam yang artinya kita bisa mencetak generasi islami untuk membawa harum agama
dan keluarga yang dibangun (6) istri istrimu adalah seperti tanah tempat kamu
bercocok tanam, maka datangilah tempat bercocok tanam mu itu bagaimana saja
kamu kehendaki. ( Al Baqarah : 223)

Selain itu Nabi juga menganjurkan manusia untuk memperbanyak keturunan


supaya umat islam bisa memegang peranan di dunia.Menikahlah, karena
sesungguhnya aku akan berbangga dengan jumlah kalian yang banyak di hadapan
para umat nantiSelain itu terdapat hadis yang diriwayatkan Maisarah bin Ali bin
Imam Rafii dari Abu Said Al-Khudri yang memaparkan bahwa sepasang suami istri
yang sedang berjima akan mendapatkan rahmat , Nabi bersabda , Sesungguhnya
seorang suami yang memandang istrinya dan istrinya pun memandang dengan
syahwat, Allah akan memandang dua insan tersebut dengan pandangan rahmat. Dan
jika suami itu memegang telapak tangan istrinya dengan maksud mencumbunya atau
menjimaknya, dosa-dosa kedua insan itu akan berjatuhan dari sela-sela jemarinya.
[7]Oleh karena itu pasangan yang melakukan berjima demi ingin mempunyai anak-
anak shalih atau shalihah, Allah akan selalu menaungi rahmat untuknya.

Menurut pendapat mayoritas para ulama, hukum memasang alat kontrasepsi


adalah boleh-boleh saja selama masih sejalan dengan cara-cara Islam. Misalnya,
untuk menjaga jarak kelahiran antara satu anak dengan anak berikutnya. Sebab, jarak
kelahiran yang terlalu dekat memang kurang baik untuk kesehatan anak, ibu, dan
janin.Mengapa?

1. Pertama, anak akan kekurangan suplai ASI. Ketika seorang ibu hamil kembali
dan ada anak yang masih berada dalam masa penyusuannya, maka produksi ASI

11
yang dihasilkannya akan berkurang. Menurut dokter, sekurang-kurang 6 bulan
jika Anda ingin hamil kembali setelah Anda melahirkan.
2. Kedua, kondisi ibu belum pulih benar. Setelah hamil selama lebih dari 9 bulan,
kemudian melahirkan, maka seorang ibu membutuhkan waktu untuk membuat
tubuhnya kembali fit. Apalagi jika masih ada bayi yang membutuhkan perhatian
ekstra seorang ibu. Memang, inilah perjuangan seorang ibu. Tapi, pastikan juga
Anda tetap menjaga kesehatan Anda dan keluarga Anda.
3. Ketiga, janin yang dikandung memiliki resiko lebih besar dan lebih tinggi untuk
lahir prematur, bayi meninggal, dan bayi cacat lahir. Karena itu, tunggulah sampai
setahun dua tahun untuk kembali hamil.

Alasan lain diperbolehkannya KB adalah karena pertimbangan kesejahteraan


penduduk yang diidam-idamkan oleh bangsa dan negara. Sebab kalau pemerintah
tidak melaksanakannya maka keadaan rakyat di masa datang, diprediksi akan
menderita. Inilah yang dalam nalar fiqih Islam disebut dengan Sadd al-Dzarah
(upaya preventif agar tidak terjadi sesuatu yang menimbulkan dampak negatif).

Oleh karena itu, pemerintah menempuh suatu cara untuk mengatasi ledakan
penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan perekonomian nasional dengan
menyelenggarakan program KB, untuk mencapai kemaslahatan seluruh rakyat. Upaya
pemerintah tersebut, sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang berbunyi:

kebijakan imam( pemerintah ) terhadap rakyatnya bisa dihubungkan dengan


kemaslahatan

Yang diperbolehkan untuk pemasangan alat kontrasepsi bagi wanita adalah IUD
(AR), pil, obat suntik, susuk, cara-cara tradisional dan metode yang sederhana, seperti
minum jamu.

Sedangkan bagi pria biasanya mengenakan kondom ketika berhubungan intim. Ini
juga bagian dari cara untuk mencegah terjadinya kehamilan pada sang istri. Dan soal
kondom ini dibolehkan dalam Islam, merujuk pada hadits Nabi tentang azl
(mengeluarkan sperma di luar) ketika berhubungan intim. Nabi Saw. bersabda,Kami
pernah melakukan azal (coitus interruptus) di masa Rasulullah s.a.w., sedangkan al-
Quran (ketika itu) masih (selalu) turun. (H.R. Bukhari-Muslim dari Jabir).

12
Pada hadis lain,Kami pernah melakukan azl (yang ketika itu) nabi
mengetahuinya, tetapi ia tidak pernah melarang kami. (H.R. Muslim, yang
bersumber dari Jabir juga).

Alat kontrasepsi yang dilarang dalam Islam adalah bila wanita melakukan
Menstrual Regulation (MR atau pengguguran kandungan yang masih muda); Abortus
atau pengguguran kandungan yang sudah bernyawa; Ligasi Tuba (mengikat saluran
kantong ovum) dan tubektomi (mengangkat tempat ovum). Kedua istilah ini disebut
sterilisasi.

G. Kontrasepsi alami untuk mengatur jarak kelahiran


Sebagaimana telah dibahas di atas, upaya pencegahan kehamilan hanya
dibolehkan jika motivasinya adalah untuk pengaturan jarak kehamilan yaitu idealnya
jarak anak satu dengan anak berikutnya adalah minimal 2 tahun (berdasarkan fase
menyusui hingga menyapih). Sedangkan jika upaya pencegahan kehamilan itu dengan
tujuan tidak mau sama sekali memiliki keturunan, maka hal itu adalah terlarang atau
minimal dibenci dalam Islam kecuali pada zaman dahulu hal ini dibolehkan hanya
kepada budak (boleh tidak menginginkan memiliki anak dari budak wanita yang
dikawini).

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma` Telah
menceritakan kepada kami Juwairiyah dari Malik bin Anas dari Az Zuhri dari Ibnu
Muhairiz dari Abu Said Al Khudri ia berkata : Kami mendapatkan tawanan, lalu
kami pun melakukan Azl, maka kami menanyakannya kepada Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam, beliau bersabda: Apakah kalian benar-benar melakukannya?
beliau mengatakannya sebanyak tiga kali. Beliau melanjutkan: Tidak ada sesuatupun
yang telah ditetapkan terjadi hingga datangnya hari kiamat, kecuali ia pasti terjadi.
(H.R. Bukhari No. 4809)

Maka banyak sekali metoda pencegahan kehamilan, dan salah satunya adalah
metoda yang alami. Metoda pencegahan kehamilan yang alami ini telah dilakukan
semenjak masa Rasulullah s.a.w. dahulu, yaitu salah satunya adalah azl (coitus
interuptus) yaitu mengeluarkan sperma di luar rahim. Cara seperti ini dibolehkan.

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah Telah menceritakan kepada
kami Sufyan Telah berkata Amru Telah mengabarkan kepadaku Atha` Ia mendengar

13
Jabir r.a. berkata; Kami melakukan Azl, sedangkan Al Qur`an masih turun (wahyu
masih turun). (H.R. Bukhari No. 4808) Metoda alami lainnya sebenarnya adalah
laktasi atau menyusui. Salah satu dokter kandungan yang berpendapat seperti ini
adalah dr. Mulya Tarmidzi seorang dokter angkatan laut yang mengatakan bahwa
selama ibu menyusui bayinya, sebenarnya secara normal akan mengurangi
kemungkinan terjadinya kehamilan sampai 99%, walaupun dilakukan senggam atau
persetubuhan.

H. KB dalam perspektif Islam


Pelaksanaan KB dibolehkan dalam Islam karena pertimbangan ekonomi,
kesehatan dan pendidikan. Artinya, dibolehkan bagi orang-orang yang tidak sanggup
membiayai kehidupan anak, kesehatan dan pendidikannya agar menjadi akseptor KB.
Bahkan menjadi dosa baginya, jikalau ia melahirkan anak yang tidak terurusi masa
depannya; yang akhirnya menjadi beban yang berat bagi masyarakat, karena orang
tuanya tidak menyanggupi biaya hidupnya, kesehatan dan pendidikannya. Hal ini
berdasarkan pada sebuah ayat al-Quran yang berbunyi:

Dan hendaklah orang-orang takut kepada Alloh bila seandainya mereka


meninggalkan anaka-anaknya yang dalam keadaan lemah; yang mereka hawatirkan
terhadap (kesejahteraan mereka), oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada
Alloh dan mengucapkan perkataan yang benar.

Ayat ini menerangkan bahwa kelamahan ekonomi, kurang stabilnya kondisi


kesehatan fisik dan kelemahan integensi anak akibat kekurangan makanan yang
bergizi, menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya. Maka disinilah peranan KB
untuk membantu orang-orang yang tidak dapat menyaggupi hal tersebut, agar tidak
berdosa di kemudia hari bila meniggalkan keturunannya. Dalam ayat lain disebutkan
juga:

Para ibu, hendaklah menyusui anak-anaknya selam dua tahun penuh; yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuannya

14
Ayat ini menerangkan bahwa anak harus disusukan selama dua tahun penuh. Karena
itu, ibunya tidak boleh hamil lagi sebelum cukup umur bayinya dua tahun. Atau
dengan kata lain, penjarangan kelahiran anak minimal tiga tahun, supaya anak bisa
sehat dan terhindar dari pentyakit, karena susu ibulah paling baik untuk pertumbuhan
bayi, dibandingkan dengan susu buatan. Mengenai alat kontrasepsi yang sering
digunakan ber KB, ada yang dibolehkan dan ada pula yang diharamkan dalam Islam.
Selanjutnya, alat kontrasepsi yang dibolehkannya adalah :

1. Untuk wanita, seperti:


a. IUD (ADR)
b. Pil
c. Obat suntik
d. Susuk
e. Cara-cara tradisional dan metode yang sederhana; misalnya minuman jamu
dan metode kalender (Metode Ogino Knans).
2. Untuk pria seperti:
a. Kondom
b. Coituis Interruptus (al-Azl)

Cara ini desepakati oleh ulama Islam bahwa boleh digunakan, berdasarkan dengan
cara yang telah diperaktekkan oleh para sahabat nabi semenjak beliau masih hidup,
sebagaimana keterangan sebuah hadis yang bersumber dari Jabir, berbunyi:

:

- - - -

Kami pernah melakukan azal (coitus interruktus) dimasa Rasulullah s.a.w.,


sedangkan al-Quran (ketika itu) masih (selalu) turun. (H.R. Bukhari-Muslim dari
Jabir). Dan pada hadis lain: Kami pernah melakukan azl (yang ketika itu) nabi
mengetahuinya, tetapi ia tidak pernah melarang kami. (H.R. Muslim, yang bersumber
dari Jabir juga).

Hadis ini menerangkan bahwa boleh melakukan melakukan cara kontrasepsi baru
coitus interruktus, karena itu ada ayat yang melarangnya, padahal ketika sahabat
melakukannya, al-Quran masih (selalu) turun. Karena itu seandainya perbuatan
tersebut dilarang oleh Allah, maka pasti ada ayat yang turun untuk mencegah
perbuatan itu. Begitu juga halnya sikap Nabi s.a.w. ketika mengetahui, bahwa banyak
di antara sahabat yang melakukan hal tersebut, maka beliaupun tidak melarangnya;

15
pertanda bahwa melakukan azl (coitus interruptus) dibolehkan dalam Islam untuk
ber-KB. Sedangkan alat kontrasepsi yang dilarang dalam Islam; adalah:

1) Untuk wanita seperti;


Menstrual Regulation (MR atau pengguguran kandungan yang masih muda)
Abortus atau pengguguran kandungan yang sudah bernyawa
Ligasi Tuba (mengingat saluran kantong ovum) dan tubektomi (mengangkat
tempat ovum).Kedua istilah ini disebut sterilisasi.
2) Untuk pria seperti
Vasektomi (mengikat atau memutuskan saluran sperma dari buah zakar), dan
cara ini juga disebut sterilisasi.

Adapun dasar dibolehkannya KB dalam Islam menurut dalil akli, adalah karena
pertimbangan kesejahteraan penduduk yang didiam-diamkan oleh bangsa dan negara.
Sebab kalau pemerintahan tidak melaksanakannya maka keadaan rakyat di masa
datang, dapat menderita.

Oleh karena itu, pemerintahan menempuh suatu cara untuk mengatasi ledakan
penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan perekonomian nasional dengan
mengadakan program KB, untuk mencapai kemaslahatan seluruh rakyat. Upaya
pemerintah tersebut, sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang berbunyi:

Kebijaksanaan imam (pemerintahan) terhadap rakyatnya bisa dihubungkan dengan


(tindakan) kemaslahatan.

Pertimbangan kemaslahatan umat (rakyat) dapat dijadikan dasar pertimbangan


untuk menetapkan hokum Islam menurut mazdhab Maliki; di Negara Indonesia yang
tercinta ini, pemerintahan sebagai pelaksana amanat rakyat,berkewajiban untuk
melaksanakan program KB, sesuai dengan petunjuk GBHN. Maka program tersebut
hukumnya boleh dalam Islam, karena pertimbangan kemaslahatan umat (rakyat).

I. Dampak yang Timbul dari KB dalam Islam


1. Dampak negatif program KB
a. Melemahkan semangat jihad
Para orang tua akan merasa berat melepas anaknya ke medan perang, karena
jika anaknya mati maka penerus keluarganya akan pupus (apalagi jika anaknya
1). Para orang tua juga membutuhkan anak untuk merawatnya di hari tua, jika

16
anaknya pergi ke medan perang siapa yang akan merawatnya. Para anak juga
merasa berat pergi berjihad karena nanti tidak ada yang merawat orang tuanya.
Jika orang tuanya memiliki 10 anak maka tidak masalah jika sebagian anaknya
berjihad.
b. Melemahkan militer umat islam
Sumber daya manusia yang penting bagi militer adalah para pemuda dalam
jumlah banyak sehingga mati satu tumbuh seribu. Jika jumlah pemuda sedikit
maka segi militer juga lemah. Jika jumlah pemuda islam banyak walaupun
gugur sejua di medan perang kita masih punya puluhan juta pemuda yang siap
mengganti posisi mereka di medan tempur.
c. Dan lain-lain
Dari Ibnu Umar ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Aku diperintahkan
untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada lah yang
berhak disembah selain Allah dan Muhammad sebagai utusan Allah, kemudian
menegakkan sholat, dan membayar zakat. Jika mereka melakukan semuanya
maka darah dan harta mereka terlindungi kecuali karena suatu hak dalam
islam, serta hisab mereka disisi Allah. (ash-Shahihah No.409)

Jihad merupakan tulang punggung dan kubah Islam. Kedudukan orang-orang


yang berjihad amatlah tinggi di surge, begitu juga di dunia. Mereka mulia di dunia
dan di akhirat. Rasulullah adalah orang yang paling tinggi derajatnya dalam jihad.
Beliau telah berjihad dalam segala bentuk dan macamnya. Beliau berjihad dijalan
Allah dengan sebenar-benarnya jihad, baik dengan hati, dakwah, keterangan (ilmu),
pedang dan senjata. Waktu beliau banyak digunakan untuk berjihad dengan hati, lisan
dan tangan beliau. Oleh karena itulah, beliau amat harum namanya (di sisi manusia)
dan paling mulia di sisi Allah.

Islam berkembang pesat melalui peperangan (jihad). Negara-negara yang


dikuasai islam lewat perang yaitu Iraq, Syiria, Iran, Afghan, Mesir, Afrika Utara,
Spanyol, Konstantinopel, Yunani, dll. Ketika umat islam berhenti berjihad nampaknya
hanya sedikit wilayah baru yang dikuasai umat islam.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang ang berperang di jalan-Nnya dalam


barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh (QS. Ash-Shaff (LXI):4).

17
J. Hukum KB dalam Islam
1. Pandangan Al-Quran Tentang Keluarga Berencana
Dalam al-Quran banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu
kita laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah :Surat An-Nisa
ayat 9:

Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya


meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir
terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan kata yang benar

Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang
pelaksanaan KB diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman:
14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at-Thalaq: 7. Dari ayat-ayat diatas maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu dilaksanakan dalam KB antara
lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan anak,
memperhitungkan biaya hidup brumah tangga.

2. Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana


Dalam Hadits Nabi diriwayatkan:

( )

sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan


berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan
orang banyak.

Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang


biaya rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak
mereka menjadi beban bagi orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran
anak hendaknya dipikirkan bersama.

K. Hukum Keluarga Berencana


a. Menurut al-Quran dan Hadits

18
Sebenarnya dalam al-Quran dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang
melarang atau memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus
dikembalikan kepada kaidah hukum Islam, yaitu:

Tetapi dalam al-Quran ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya


mengikuti program KB, yakni karena hal-hal berikut:

Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan
firman Allah:

(195 : )

.Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan

Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan hal ini


sesuai dengan hadits Nabi:

Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran.

Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran


anak terlalu dekat sebagai mana hadits Nabi:

Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan orang lain.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan KB dibolehkan dalam Islam karena pertimbangan ekonomi,


kesehatan dan pendidikan. Artinya, dibolehkan bagi orang-orang yang tidak
sanggup membiayai kehidupan anak, kesehatan dan pendidikannya agar menjadi
akseptor KB. Bahkan menjadi dosa baginya, jikalau ia melahirkan anak yang
tidak terurusi masa depannya; yang akhirnya menjadi beban yang berat bagi
masyarakat, karena orang tuanya tidak menyanggupi biaya hidupnya, kesehatan
dan pendidikannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni,A,C. 2012. Asuhan gizi nutrional care process. Yogyakarta: graha ilmu.

Anton. 2008. Memilih Kontrasepsi Alami dan Halal. Solo: Aqwamedika.

BBKBN.2015. pelayanan kontrasepsi. Jakarta: BKKBN

Chuzamah, T. Yangro, Dr. H. dkk. 2002. Problematika Hukum Islam Kontemporer.


Jakarta : Pustaka Firdaus

Dahlan, A.R,2010. Ushul Fiqh. Edisi 1. Amzah. Jakarta


Drs.H. Aminudin Yakub, 2009. MA-Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat Tunas
Fuaidah. Maridiya.

Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama

Hartanto, hanafi. 2004, keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta: pustaka sinar
harapan.

Musthafa Kamal, Drs. 2002. Fiqih Islam. Yogyakarta : Citra Karsa Mandiri.

21
Pemenkes. 2009. Undang-undang no 59 tahun 2009 tentang kesehatan

Quran Karim dan Terjemahan Artinya. UII Press

22

Вам также может понравиться

  • Malpraktek
    Malpraktek
    Документ14 страниц
    Malpraktek
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Makalah DL 1
    Makalah DL 1
    Документ20 страниц
    Makalah DL 1
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Kelompok 4 - Pemicu 1 - Makalah
    Kelompok 4 - Pemicu 1 - Makalah
    Документ19 страниц
    Kelompok 4 - Pemicu 1 - Makalah
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Regulasi SKP
    Regulasi SKP
    Документ2 страницы
    Regulasi SKP
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • CC Petkon
    CC Petkon
    Документ3 страницы
    CC Petkon
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • CBT Universitas Pelita Harapan
    CBT Universitas Pelita Harapan
    Документ3 страницы
    CBT Universitas Pelita Harapan
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Stomatitis
    Stomatitis
    Документ20 страниц
    Stomatitis
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Ruang Operasi Rumah Sakit
    Ruang Operasi Rumah Sakit
    Документ15 страниц
    Ruang Operasi Rumah Sakit
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Perawat Bedah
    Perawat Bedah
    Документ44 страницы
    Perawat Bedah
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Jurnal Madu
    Jurnal Madu
    Документ4 страницы
    Jurnal Madu
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Makalah Kelompok 2
    Makalah Kelompok 2
    Документ32 страницы
    Makalah Kelompok 2
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Makalah DK 2
    Makalah DK 2
    Документ44 страницы
    Makalah DK 2
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • LP - Kolostomi
    LP - Kolostomi
    Документ16 страниц
    LP - Kolostomi
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Klasifikasi Harga Diri Rendah
    Klasifikasi Harga Diri Rendah
    Документ3 страницы
    Klasifikasi Harga Diri Rendah
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Sidang Hasil
    Sidang Hasil
    Документ36 страниц
    Sidang Hasil
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Makalah DL 5 Kelompok 4
    Makalah DL 5 Kelompok 4
    Документ78 страниц
    Makalah DL 5 Kelompok 4
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Implikasi Keperawatan Jiwa
    Implikasi Keperawatan Jiwa
    Документ3 страницы
    Implikasi Keperawatan Jiwa
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Faktor Penyebab Berduka
    Faktor Penyebab Berduka
    Документ2 страницы
    Faktor Penyebab Berduka
    ani selfi yulianti
    0% (1)
  • Makalah Kelompok 4
    Makalah Kelompok 4
    Документ65 страниц
    Makalah Kelompok 4
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет
  • Makalah DL Neurology Kelompok 5
    Makalah DL Neurology Kelompok 5
    Документ44 страницы
    Makalah DL Neurology Kelompok 5
    ani selfi yulianti
    Оценок пока нет