Вы находитесь на странице: 1из 23

2017

Tugas Sosiologi
MAKALAH PENELITIAN
Salah Memilih Jurusan Masa Depan di
Pertaruhkan
ANGGOTA KELOMPOK:
1. Tias Devira Destiana
2. Eka Wandy Haryadi Putra
3. Puja Hari Pratama
4. Meiretha Alisa

5. Derma Fitria Bakti

SMAN 1 Tembilahan Hulu


Tahun Ajaran 2017/2018
2 9/29/2017
Daftar Isi

BAB I ........................................................................................................................................3

a. Latar Belakang ..............................................................................................................3


b. Rumusan Masalah .........................................................................................................3
c. Tujuan Dan Manfaat .....................................................................................................3
d. Metode ilmiah ...............................................................................................................4
Bab II ........................................................................................................................................7

a. Telaah Pustaka ..............................................................................................................7


Bab III ..................................................................................................................................... 15

Bab IV ..................................................................................................................................... 21

Bab V ...................................................................................................................................... 22

Daftar Pustaka ......................................................................................................................... 23

2
BAB 1
A. LATAR BELAKANG
Sebagai sekolah berakreditasi A, SMA Negeri 1 Tembilahan Hulu selalu
memiliki banyak peminat terutama pada jurusan MIPA. Terhitung dari jumlah
kelas tiap jurusan, yaitu lima kelas MIPA dan empat kelas IPS dengan masing
masing jumlah rata rata siswa 35 orang/kelas pada jurusan MIPA dan 28
orang/kelas pada jurusan IPS. Data ini didapat dari survei pada tahun 2017.
Namun, banyak peserta didik cenderung lalai dalam mengambil jurusan yang
diakibatkan dari beberapa faktor. Khususnya di SMAN 1 Tembilahan Hulu, dimana
kemampuan tidak menjadi tolak ukur dalam memilih jurusan.
Oleh karena itu peneliti ingin peserta didik baru baik MIPA maupun IPS
benar benar berada pada jurusan yang tepat sesuai dengan minat, bakat, dan
kemampuan individu.
Maka dari itu, penelitian ini diberi judul SALAH MEMILIH JURUSAN,
MASA DEPAN DIPERTARUHKAN. Semoga dapat bermanfaan bagi pembaca.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari judul penelitian ini, peneliti merumuskan beberapa masalah agar dapat
memudahkan jalannya penelitian. Yaitu ;
1. Apa faktor yang menyebabkan peserta didik baru cenderung lalai dalam
memilih jurusan ?
2. Apakah semua peserta didik baru telah berada di jurusan yang sesuai dengan
minat, bakat, dan kemampuannya ?
3. Bagaimana cara menentukan jurusan yang sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuan peserta didik baru?
4. Apakah jurusan berpengaruh pada masa depan seseorang ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Adapun tujuan yang ingin diraih peneliti dalam pembuatan makalah penelitian
ini. Antara lain ;

1. Mengubah pola pikir peserta didik baru terhadap jurusan yang ada.

3
2. Peserta didik baru baik MIPA maupun IPS benar benar berada dijurusan yang
sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya.
3. Mensosialisasikan pentingnya penjurusan pada peserta didik baru agar dapat
meraih masa depan yang cerah.
Berikut manfaat yang didapat dari penelitian yang dilakukan ;
1. Sebagai pembelajaran bagi peneliti maupun pembaca.
2. Peserta didik baru mengetahui kemampuannya sehingga dapat memilih jurusan
yang tepat.
3. Dapat menjadi pertimbangan peneliti lain untuk melakukan penelitian yang
berhubungan.

D. Metode ilmiah

1. Angket

Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk
dijawabnya.

Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika
respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran
(dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan
penampilan fisik.

Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :

Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka
harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak
mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada
responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka
responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

2. Observasi

Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap
dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian
ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

Participant Observation

4
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau
situasi yang diamati sebagai sumber data.

Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa,
semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.

Non participant Observation

Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang


penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.

Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan
dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data
penelitian.

Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam
karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung
di dalam peristiwa.

Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan,
kamera photo, dll.

3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau
sumber data.

Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden,
sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul
data (umumnya penelitian kualitatif)

Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi
yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara
sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo,
dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara
spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari
responden.

4. Studi Pustaka

Yang dimaksud dengan studi kepustakan ialah segala usaha yang dilakukan oleh
peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan
atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian,

5
karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku
tahunan, ensiklopedia dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

Studi kepustkaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu
penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan
dengan melakukan studi kepustakan. Selain itu seorang penelitian dapat memperoleh
informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya.
Dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi
kepustakan peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang
relevan dengan penelitiannya.

Penelti akan melakukan studi kepustakaan baik sebelum maupun selama dia
melakukan penelitian. Studi kepustakan memuat sitematis tentang kajian literatur dan hasil
penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan dan
diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir dari bidang ilmu tersebut the state of the art,
studi kepustakaan yang dilakukan sebelum malakukan penelitian yang bertujuan untuk.

6
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Jurusan Pada Sekolah Menengah Atas (SMA)

[JAKARTA] Kurikulum 2013 untuk jenjang SMA memakai sistem peminatan


dengan tiga pilihan yaitu Matematika dan IPA, IPS, serta Bahasa dan Kebudayaan.
Para siswa SMA memilih peminatan sejak duduk di kelas X (I SMA). Seleksi
peminatan akan dilakukan berdasarkan nilai rapor SMP dan wawancara oleh guru
Bimbingan dan Konseling (BK).

Dalam struktur Kurikulum SMA terdapat dua kelompok mapel wajib (Kelompok
A dan Kelompok B). Kelompok A terdiri dari Pendidikan Agama, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Sejarah, dan Bahasa
Inggris. Kelompok B terdiri Seni dan Budaya, Prakarya, serta Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Sedangkan untuk Kelompok C adalah mapel peminatan, terdiri dari mapel
peminatan akademik untuk SMA dan mapel peminatan akademik dan vokasi untuk
SMK.

Seperti yang kita tahu bahwa sekolah sekolah saat ini telah menerapkan
kurikulum 2013 dimana penjurusan tidak lagi dimulai dari kelas XI (sebelas)
melainkan penjurusan dimulai dari awal masuk sekolah yaitu kelas X (Sepuluh) Kelas
akan dibagi menjadi 2 bukan jurusan IPA maupun jurusan IPS melainkan menjadi
MIA (Matematika dan Ilmu alam) dan IIS (Ilmu - Ilmu sosial)

Yang baru dari kurikulum 2013 adalah adanya jurusan mengalami perubahan
penjadi peminatan dan juga adanya lintas minat . disini kelas MIA yang sering
dianggap orang sebagai IPA-nya kurikulum 2013 ini tidak hanya mempelajari
pelajaran umum + IPA (Matematika , Fisika , Kimia , Biologi) saja akan tetapi dengan
adanya lintas minat disini siswa MIA akan mendapatkan beberapa pelajaran
dasar/utama IIS/IPS (Pilihan :, ekonomi , sosiologi, sejarah , atau geografi) .

B. Pemilihan Jurusan di SMA

Untuk mendukung hal tersebut diatas maka diperlukan suatu sistem pendukung
keputusan yang mampu memberikan dukungan terhadap proses penentuan jurusan
yang tepat untuk siswa di SMU. Proses penentuan jurusan ini dengan cara
mempertimbangkan kemampuan, bakat dan minat siswa terhadap suatu jurusan,
dengan menggunakan logika fuzzy. Logika fuzzy berfungsi melakukan pemrosesan
terhadap faktor kepastian dan ketidakpastian. Secara umum logika fuzzy dapat
menangani faktor ketidakpastian secara baik sehingga dapat diimplementasikan pada
proses pengambilan keputusan. Model logika fuzzy bekerja dengan menggunakan
derajat keanggotaan dari sebuah nilai, kemudian digunakan untuk menentukan hasil
yang diinginkan, berdasarkan aturan-aturan yang telah ditentukan.

7
Sistem pendukung keputusan penjurusan siswa SMU ini dibangun dengan
menggunakan Borland Delphi version 7.0 dan Microsoft Access 2003 sebagai
databasenya, sehingga diharapkan dapat memberikan keputusan yang tepat dengan
hasil yang terbaik dalam proses penentuan suatu jurusan.

Setiap manusia dilahirkan unik dengan bakat dan kepribadian yang berbeda.
Dalam pendidikan di sekolah, perbedaan masing-masing siswa harus diperhatikan
karena dapat menentukan baik buruknya prestasi belajar siswa (Snow, 1986). Sejalan
dengan itu, Slamet Iman Santoso (1979) mengemukakan, bahwa tujuan sekolah yang
mendasar adalah mengembangkan semua bakat dan kemampuan siswa, selama proses
pendidikan hingga mencapai tingkat.

Perbedaan individual antara siswa di sekolah di antaranya meliputi perbedaan


kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, minat dan kreativitas (Snow 1986). Lebih
lanjut Snow mengemukakan bahwa oleh karena adanya perbedaan individu tersebut,
maka fungsi pendidikan tidak hanya dalam proses belajar mengajar, tetapi juga
meliputi bimbingan/konseling, pemilihan dan penempatan siswa sesuai dengan
kapasitas individual yang dimiliki, rancangan sistem pengajaran yang sesuai dan
strategi mengajar yang disesuaikan dengan karakteristik individu siswa.

Oleh karena itu, sekolah memegang peranan penting untuk dapat


mengembangkan potensi diri yang dimiliki siswa. Kemungkinan yang akan terjadi
jika siswa mengalami kesalahan dalam penjurusan adalah rendahnya prestasi belajar
siswa atau dapat menyebabkan terjadinya kegamangan dalam aktualisasi diri. Tak
jarang siswa tidak mengerti alasan pemilihan jurusan tersebut, hendak kemana setelah
tamat sekolah dan apa cita-citanya.

Psikolog UI, Indri Savitri, mengemukakan bahwa penjurusan siswa di sekolah


menengah tidak saja ditentukan oleh kemampuan akademik tetapi juga harus
didukung oleh faktor minat, karena karakteristik suatu ilmu menuntut karakteristik
yang sama dari yang mempelajarinya. Dengan demikian, siswa yang mempelajari
suatu ilmu yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya (minat terhadap suatu
ilmu tertentu) akan merasa senang ketika mempelajari ilmu tersebut (Gupta et.al.
2006). Penelitian lain menunjukkan, bahwa faktor kepribadian mempengaruhi secara
positif prestasi akademik (Furnham et. al, 2006). Dengan demikian penjurusan bukan
masalah kecerdasan tetapi masalah minat dan bakat siswa.

Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu.
Seorang siswa yang berminat pada matematika akan memusatkan perhatiannya lebih
banyak daripada siswa lain. Karena pemusatan perhatian intensif terhadap materi,
siswa akan belajar lebih giat dan mencapai prestasi yang diinginkan. Pada diri siswa
terdapat minat khusus yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan siswa dalam
minat akan menentukan pilihan karir di masa yang akan datang. Penjurusan siswa di
sekolah menengah atas menjadi titik awal yang menentukan profesi di masa depan.

Sesuai kurikulum yang berlaku di seluruh Indonesia, maka siswa kelas X SMA
yang naik ke kelas XI akan mengalami pemilihan jurusan/enjurusan. Penjurusan yang
tersedia di SMA meliputi Ilmu Alam (IPA), Ilmu Sosial (IPS), dan Ilmu Bahasa.
Penjurusan akan disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa. Tujuannya agar

8
kelak di kemudian hari, pelajaran yang akan diberikan kepada siswa menjadi lebih
terarah karena telah sesuai dengan minatnya. Sebelum waktu penjurusan, guru BK/BP
telah melakukan psikotes sehingga potensi siswa secara psikologis lebih dapat lebih
tergali dan penjurusan yang akan dilakukan tidak salah arah.

Penjurusan di SMA dilakukan dengan mempertimbangkan orientasi siswa


yakni sebagai berikut :

1. Melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi ke program studi Ilmu Alam, Ilmu
Sosial, atau Bahasa sesuai dengan minat setelah lulus dari SMA.
2. Bekerja di masyarakat; penjurusan merupakan salah satu proses penempatan atau
penyaluran dalam pemilihan program pengajaran para siswa SMA. Dalam penjurusan
ini, siswa diberi kesempatan memilih jurusan yang paling cocok dengan karakteristik
dirinya. Ketepatan memilih jurusan dapat menentukan keberhasilan belajar siswa.
Sebaliknya, kesempatan yang sangat baik bagi siswa akan hilang karena
kekurangtepatan menentukan jurusan.

Tujuan penjurusan antara lain :

1. Mengelompokkan siswa sesuai kecakapan, kemampuan, bakat, dan minat yang relatif
sama.
2. Membantu mempersiapkan siswa melanjutkan studi dan memilih dunia kerja.
3. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai
di waktu mendatang (kelanjutan studi dan dunia kerja).

Siswa yang naik kelas XI dan akan mengambil program studi tertentu (IPA, IPS
dan Bahasa) boleh memiliki nilai tidak tuntas paling banyak tiga pelajaran. Mata
pelajaran IPA lebih menitikberatkan pada penguasaan konsep-konsep IPA untuk
kepentingan siswa menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi yang
lain adalah memberikan makna pembekalan agar siswa tersebut dapat survive di
percaturan kompetisi perkembangan sains dan teknologi bagi kepentingan
kesejahteraan masyarakatnya. Dengan demikian penilaian akademik lebih terfokus
pada penguasaan konsep-konsep IPA dan keterampilannya dalam melakukan
observasi, memahami atau menemukan konsep-konsep IPA.

Untuk mata pelajaran IPS menitikberatkan pengembangan keterampilan ilmu


sosial. Penilaian akademik menitiberatkan pada keterampilan sosial seperti membuat
peta, maket rumah, interaksi sosial, dan adaptif terhadap lingkungan sosial. Mata
pelajaran Bahasa menitikberatkan pengembangan keterampilan bahasa seperti
membuat surat, menyusun karya tulis, mengerjakan instruksi lisan, dialog dan
berpidato.

IPA dan IPS sama-sama membutuhkan keahlian tersendiri dan sama-sama


memerlukan minat dan kecerdasan. Maka orang tua dan guru seyogyanya bersikap
arif dalam penjurusan ini. Ajaklah anak-anak kita mengenali minat dan potensi
mereka sendiri sekaligus arahkanlah sesuai hal tersebut. Bila sang anak berminat
memasuki jurusan IPS, maka guru dan orang tua patut mendorong dan mendukungnya
demikian pula sebaliknya. Bagi para guru BK/BP di pundak andalah tanggung jawab
untuk membimbing para siswa mengenali potensi dirinya masing-masing.

9
Berdasarkan buku pedoman Pelaporan Hasil belajar Peserta didik untuk
Kurikulum berbasis kompetensi dari Dirjen Didasmen Jakarta tahun 2006 dan
keputusan rapat wali kelas, Komite dan BK, sekolah menetapkan sementara membuka
2 program yaitu IPA dan IPS.

Adapun syarat pemilihan jurusan masing-masing program sebagai berikut :

1. Prestasi nilai akademik:

a. Jurusan IPA

Nilai Biologi, Fisika dan Kimia minimal 70


Nilai matematika minimal 65
Nilai rata-rata IPA (Matematika, Fisika, dan Kimia) minimal 65

b. Jurusan IPS

Nilai Sejarah, Geografi dan Sosiologi minimal 70


Nilai Ekonomi minimal 65
Nilai rata-rata IPS (Ekonomi, Sejarah, Geografi dan Sosiologi ) minimal 65

1. Hasil tes psikologi siswa


2. Hasil kesepakatan orang tua, BK dan wali kelas

Tips memilih jurusan :

1. Kenali kemampuan, bakat dan minat


2. Baca prospek ke depan
3. Restu orang tua
4. Berusaha

C. Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jurusan di SMA


Seiring berjalannya waktu, sekarang ini sering dijumpai kasus terkait tentang
permasalahan dan kendala-kendala yang dialami siswa dalam menentukan jurusan
yang tepat bagi diinya sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Beberapa
permasalahan yang hingga sekarang ini sering ditemui itu diantaranya yaitu:
1. Siswa bingung dan belum tahu harus memilih jurusan apa yang tepat bagi dirinya.
Hal ini dikarenakan siswa belum memiliki kebulatan tekad dalam menentukan
karirnya di masa depan.
2. Dalam memilih jurusan siswa tidak memilih jurusan sesuai dengan bakat yang
dimilikinya, tetapi hanya berdasarkan minat dan ketertarikannya pada suatu hal
objek/profesi suatu pekerjaan (misalnya polisi atau perawat). Hal ini
disebabkankarena siswa belum mengetahui potensi dan bakat yang dimilikinya. Jadi
siswa masih mengandalkan minatnya saja, tanpa menghiraukan bakat
yang dimilikinya.
3. Pemilihan jurusan diwarnai dengan adanya pengaruh dari orang lain (orang
tua,teman). Memang tidak bisa dipungkiri bahwa sejalan dengan
perkembangannya banyak siswa yang memilih suatu jurusan tertentu atas dasar
perintah (paksaan) dari orang tua mereka. Namun tidak sedikit pula siswa yang
memilih jurusannyaatas dasar ikut-ikutan pilihan temannya. Hal ini menyebabkan

10
pilihan siswa terhadap jurusan yang dipilihnya tidak murni dari hati nurani, melainkan
ada factor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Berdasarkan paparan di atas, maka kita selaku calon konselor perlu memahami
berbagai hal terkait dengan layanan dan permasalahan yang ada dalam bimbingan di
bidang karir, agar nantinya ketika dilapangan, kita bisa lebih mudah dalam menangani
permasalahan yang dialami konseli terkait dengan karirnya.

Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Permasalahan dalam Memilih Jurusan


Secara umum terdapat dua faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan
dalam pemilihan jurusan di SMA/Ma sederajat, yaitu:
1. Faktor internal, faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Potensi, minat dan bakat
yang dimiliki oleh siswa sangat mempengaruhi pemilihan jurusan siswa. Sejauh ini
banyak siswa yang mengalami kendala dalam pemilihan jurusan yang disebabkan
karena siswa belum mengetahui minat, bakat dan poensi yang dimilikinya.
2. Faktor eksternal, faktor yang berasal dari luar diri siswa. Teman sebaya dan
lingkungan sekitar juga memberikan pengaruh besar dalam memilih jurusan di
SMA/Ma. hal ini disebabkan karena masih ada sejumlah siswa yang memilih jurusan
berdasarkan ikut-ikutan teman sebayanya. Selain itu lingkungan sekitar pun turut
mempengaruhi prioritas pilihan siswa. hal ini sesuai dengan siswa yang memilih
jurusan berdasarkan kuantitas jurusan di masing-masing lingkungan sekitar mereka.

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN YANG UMUM


DIAMBIL SAAT MEMILIH JURUSAN

Berikut adalah pertimbangan-pertimbangan yang umumnya diambil ketika memilih


jurusan:
1. Teman
Satu-satunya alasan mereka memilih sebuah jurusan adalah karena teman baiknya
memilih jurusan itu. Sebagian berkelit beralasan demi solidaritas dengan teman.
Salah. Bukan itu alasan sebenarnya. Yang sesungguhnya, mereka cari rasa aman.
Langkah tersebut dilakukan sebagai antisipasi agar mengurangi stres saat masuk
kuliah di tempat baru. Adanya teman di tempat baru akan membuat mereka lebih
percaya diri; kecemasan mereka berkurang.

2. Hanya Tahu Informasi Jurusan Tertentu


Sebagian orang memilih jurusan karena hanya tahu informasi jurusan itu. Faktanya,
sebagian besar siswa hanya mengenal jurusan-jurusan melalui profesi-profesi yang
pernah didengar atau ditemuinya, seperti Kedokteran dan Keperawatan (karena dokter
dan perawat biasa ditemui di Rumah Sakit), Hukum (karena pengacara sering muncul
di media massa), dan seterusnya. Tidak sedikit pula yang tahu jurusan-jurusan di
Perguruan Tinggi karena terkait dengan profesi orang tua mereka. Bukan hal aneh
bila anak-anak mengikuti jurusan yang dulunya dipilih oleh orang tuanya. Sebagai
misal Eka dan Dido. Eka berniat masuk jurusan psikologi karena ibunya adalah
seorang psikolog. Dido pun berniat masuk jurusan akuntansi karena ayahnya dulu
kuliah di akuntansi. Tidak heran jika sebagian besar siswa hanya mampu
menyebutkan tidak lebih dari 20 jurusan di Perguruan Tinggi. Padahal, jurusan di
Perguruan Tinggi sangat beragam. Ada ratusan jurusan yang tersedia yang bisa
dipilih.
Jika hanya tahu 20 jurusan, lalu bagaimana dengan 80% sisanya? Mengapa mereka
tidak tahu? Sederhana saja, karena mereka tidak mau tahu. Maklum, jurusan-jurusan

11
itu bukanlah jurusan-jurusan yang familiar. Dalam bahasa gaul, bukan jurusan
beken. Oleh karena kurang beken, maka mereka pun tidak tertarik untuk mencari
informasi lebih lanjut. Akibatnya, mereka pun tidak tahu apa-apa. Ujung-ujungnya
jurusan-jurusan yang kurang beken itu pun terlupakan. Padahal, jurusan-jurusan yang
sering dianggap kurang beken justru seringkali merupakan jurusan yang paling
prospektif di masa depan. Mereka hanya tidak tahu.

3. Pertimbangan Kemudahan
Alasan lain yang juga banyak dipertimbangkan oleh banyak siswa ketika memilih
jurusan adalah kegampangan kuliah. Ukuran yang digunakan adalah pelajaran berat
saat SMA, seperti matematika, fisika, atau kimia. Mereka mengira bahwa jurusan-
jurusan yang tidak ada pelajaran beratnya akan menjanjikan kemudahan. Jadilah
mereka memilih jurusan-jurusan tanpa pelajaran berat itu. Inilah yang sering dijadikan
pertimbangan ketika masuk jurusan-jurusan sosial.

4. Pertimbangan Finansial
Kuliah memerlukan biaya. Namanya biaya mempunyai sumber. Umumnya sumber
biaya kuliah adalah orangtua. Oleh karena itu, mau tidak mau pilihan jurusan yang
diambil disesuaikan dengan kondisi ekonomi orangtua. Banyak siswa yang tidak bisa
memilih jurusan yang diincarnya gara-gara secara finansial mereka tidak sanggup.
Maklum, sebagian jurusan memerlukan biaya kuliah lebih mahal di bandingkan
jurusan lainnya. Oleh sebab itu, banyak siswa yang memilih jurusan-jurusan yang
berbiaya murah plus murah juga dalam biaya hidup.

5. Pertimbangan Karir dan Prospek Ekonomi di Masa Depan

Aku pengin jadi pengacara. Bayarannya besar. Bisa terkenal. Kalau ada apa-apa
pasti polisi nggak berani berbuat macam-macam, tutur Bayu saat di tanya mengapa
dia memilih jurusan hukum. Tika lain lagi, Aku milih farmasi karena bayarannya
gede. Langka. Gampang dapat kerjanya. Begitupun dengan Edo, Akuntansi dong,
biar kerja di bank yang duitnya gede.
Begitulah yang banyak dilakukan orang ketika memilih jurusan, yakni
mempertimbangkan karir di masa depan. Mereka meraba-raba prospek karir masa
depan dari setiap jurusan. Akibatnya ada jurusan-jurusan yang dianggap basah karena
menjanjikan karir yang bagus setelah lulus, tapi ada juga jurusan-jurusan yang
dianggap kering karena tidak jelas menjanjikan karir seperti apa usai lulus kuliah.
Jurusan-jurusan yang dianggap favorit biasanya adalah jurusan yang dipandang
memberikan janji karir menggiurkan, terutama secara finansial. Bahkan ada banyak
orang yang sengaja datang ke psikolog bukan untuk tahu potensi terbesarnya, tapi
hanya untuk bertanya, Apa ya jurusan-jurusan yang paling banyak menghasilkan
uang setelah kelak lulus?

6. Pertimbangan Cinta
Mirip dengan faktor teman, faktor asmara rupanya kerap menjadi pertimbangan
seseorang memilih jurusan. Banyak orang yang memilih sebuah jurusan karena orang
yang dicintainya (pacarnya) memilih jurusan itu atau menyarankan jurusan itu, atau
jurusan itu ada di Fakultas yang sama dengan pilihan atau tempat kuliah pacar.
Padahal, fakta membuktikan kalau pacar saat SMP atau saat SMA sangat jarang yang
bisa berlanjut hingga menikah. Sebagian besar putus di tengah jalan. Masalahnya, saat
jatuh cinta, mana mereka mau tahu dengan kenyataan itu. Mereka yang sedang

12
kasmaran hanya bisa memikirkan bagaimana caranya agar dekat-dekat dengan
pacarnya; seterusnya, selamanya.

7. Pertimbangan Orang Tua


Orangtua seringkali dominan dalam menentukan jurusan yang dipilih anaknya.
Selera orangtua yang menentukan jurusan yang diambil anaknya. Pada sebagian
kasus, biasanya orangtua menghendaki anaknya masuk jurusan yang sama dengan
dirinya dulu sewaktu kuliah. Orangtua yang dokter menginginkan anaknya masuk
kedokteran. Orangtua yang pengacara menginginkan anaknya masuk jurusan hukum.
Orangtua yang arsitek ingin anaknya masuk arsitek juga. Kabar baiknya, jika orangtua
benar-benar merasa cocok dan pas di sebuah jurusan dan mengharapkan anaknya
mengikuti jejaknya, ada kemungkinan si anak akan berhasil. Mengapa? Kamu pasti
tahu dengan pepatah, Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga. Artinya, biasanya
bakat, minat dan kepribadian anak tidak jauh-jauh dari orangtuanya. Jadi, apa yang
cocok dengan orangtua seringkali juga cocok untuk anaknya. Masalahnya, tidak
semua anak mirip orangtuanya. Antara anak dan orangtua sering terdapat perbedaan
karakter yang cukup jauh. Jadi, jurusan yang cocok untuk orangtua tidak selalu cocok
untuk anaknya.
Pertimbangan berat orangtua memilihkan jurusan untuk anaknya biasanya berkutat
di persoalan prospek karir di masa depan. Mereka jeli melihat karir-karir yang
sekiranya bakal memberikan jaminan karir bagus untuk anaknya. Jadi, sang anak pun
diminta memilih jurusan-jurusan itu. Sebab, bagaimanapun namanya orangtua selalu
menginginkan anaknya memiliki kehidupan yang berhasil. Mereka cemas jika
anaknya kelak tidak memiliki kehidupan yang sukses. Mereka takut hidup anaknya
terlunta-lunta. Mereka ingin anaknya hidup berkecukupan. Para orangtua biasanya
berprinsip: Tidak apa-apa kami hidup susah demi anak. Yang penting anak-anak
kami kuliah di tempat bagus agar kelak memiliki kehidupan lebih baik ketimbang
kami. Nah, mengerti bukan, mengapa para orangtua ingin agar anaknya mengambil
jurusan yang lebih memberikan prospek karir cerah di masa depan?

8. Perlawanan atau Kemandirian


Sebagian orang memilih jurusan dengan tujuan untuk melakukan perlawanan
terhadap orangtua. Mereka sengaja memilih jurusan yang tidak dikehendaki orangtua
dan kuliah di Perguruan Tinggi yang juga tidak diinginkan orangtua. Mereka ingin
menunjukkan kemandiriannya. Apabila kemudian orangtua justru mendukung pilihan
jurusannya, mereka justru beralih minat ke jurusan lainnya. Mereka berprinsip:
Jurusan apapun bagus untukku, asalkan bukan jurusan yang dimaui orangtuaku.
Jadi, pertimbangan mereka semata-mata agar bertentangan dengan kehendak
orangtua. Biasanya, hal tersebut terjadi pada orang-orang yang bermasalah dengan
orangtuanya dan menuduh orangtua sebagai sumber dari semua masalahnya. Mereka
pun menentang orangtua habis-habisan. Dengan gagah mereka memproklamasikan
diri untuk tidak mengikuti apa pun kemauan atau pertimbangan orangtua. Mereka
bilang: Ini hidupku. Jangan campuri!

9. Ketertarikan Sesaat
Suatu ketika, serombongan mahasiswa dari jurusan X dari sebuah Universitas
datang ke sekolah. Mereka menceritakan berbagai macam tentang jurusan itu; cara
masuknya, hal-hal yang menarik dari sana, hingga prospek kerjanya di masa depan.
Pada saat kelulusan, puluhan siswa di sekolah itu berbondong-bondong mendaftar di
jurusan X. Dari sisi para mahasiswa yang berorasi itu, fenomena berbondong-

13
bondongnya siswa mendaftar merupakan keberhasilan misi. Pertanyaannya: apa yang
terjadi dengan para siswa itu? Jawabnya simpel: mereka tergoda.
Agak sedikit mengejutkan bahwa pertimbangan memilih jurusan yang sedemikian
krusial itu ternyata hanya berlandaskan rasa ketergodaan sesaat. Proses psikologis
yang mendasarinya tidak jauh berbeda dengan penjual baju yang menggembor-
gemborkan kehebatan suatu produk, lantas kamu tertarik dan membelinya. Saat ada
penjual lain yang lebih hebat dalam merayu, kamu pun tertarik lagi dan kembali
membelinya. Ketika datang penjual lainnya dengan gaya membujuk yang lebih
canggih, lagi-lagi kamu membelinya.
Sumber ketergodaan tidak melulu orasi langsung dari seseorang yang berasal dari
jurusan. Lebih sering, ketergodaan itu datang dari bacaan-bacaan. Membaca buku X
tentang kisah jurusan Y, dia tertarik jurusan Y. Membaca kisah orang berhasil dari
jurusan K, dia tertarik jurusan K. Demikian seterusnya. Jurusan yang paling
menimbulkan rasa tergoda terdalam adalah jurusan yang akan diambil.
Terkadang, ketergodaan sesaat itu memang tidak membawa efek negatif karena
ternyata jurusan itu yang memang paling pas untuk dirinya. Akan tetapi, sering juga
kurang pas karena sebenarnya itu bukan jurusan yang sesuai untuknya.

10. Pertimbangan Kecocokan


Pertimbangan berikutnya adalah pertimbangan kecocokan pribadi; baik dari sisi
minat, nilai-nilai pribadi, bakat, kepribadian maupun latar belakang keluarga. Mula-
mula dicari tahu profil pribadinya seperti apa. Lantas, dipilihlah jurusan terbaik
berdasarkan karakter pribadinya itu, plus disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
diri yang dikombinasi dengan pertimbangan prospek karir. Bimbingan karir semacam
itulah yang biasanya dilakukan oleh para konselor karir.

14
BAB III
A. Waktu dan lokasi penelitian
Penelitian dilakukan sejak diberikan tugas oleh guru sosiologibdan dilakukan di SMAN 1
Tembilahan Hulu.
B. Definisi Oprasional Variabel
Judul penelitian adalah Salah Memilih Jurusan, Masa Depan Dipertaruhkan. Adapun
variabel bebas merupakan alasan jurusan penting bagi setiap siswa.
C. Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan secara tertulis terhadap siswa dan guru SMAN 1 Tembilahan Hulu.
Sedangkan metode yang digunakan adalah study pustaka, observasi, penyebaran angket dan
wawancara.
D. Jenis penarikan sampel
Sampel yang diambil merupakan siswa SMAN 1 Tembilahan Hulu berjumlah 50 orang dan
dipilih secara acak.
E. Populasi dan sampel
Populasi adalah guru dan siswa sman 1 tembilahan hulu
F. Teknik analisis data
Dengan melakukan wawancara dan mengumpulkan informasi dari masyarakat dan website.
Kemudian hasil dari angket akan dijabarkan dalam bentuk tabel

15
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang mendetail berdasarkan pendapat
subjek yang dinilai mempunyai pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan serta sesuai
dengan realita yang berlaku.
Subjek yang diwawancarai adalah guru, siswa kelas 11, siswa kwlas 10 dan siswa pindah
jurusan.
Berikut data hasil wawancara bersama guru BK SMA N 1 Tembilahan Hulu

Waktu :Tembilahan, 5 Agustus 2017


Tempat :kelas mipa 3
Narasumber : Rima Farahdina

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana menurutmu tentang Bagus, dengan memilih jurusan kita dapat
pengambilan jurusan ? belajar sesuai dengan keinginan kita

2. Apakah jurusanmu saat ini telah sesuai Sudah, karna sebelumnya saya berada di
dengan minat dan bakat yang kamu miliki? jurusan ips dan kemudian pindah ke jurusan
ipa
3. Apakah yang membuatmu pindah dari Saya merasa tidak cocok dengan jurusan ips,
jurusan yang telah ditetapkan sekolah? saya lebih senang menghitung dan
menggunakan logika daripada menghafal.
4. Adakah keinginan untuk kembali ke jurusan Tidak, saya sudah nyaman dengan jurusan
yang lama? saat ini.
5. Adakah faktor lain yang menyebabkan anda Pendapat orang tua, dan keberadaan teman
ingin pindah jurusan? teman di jurusan yang sama.

Waktu : tembilahan, 5 agustus 2017

16
Tempat : kelas X MIPA 3
Narasumber : Mutiara Asrie Dravika
X MIPA 3

NO Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana menurutmu tentang Cukup bagus, sehingga kita dapat mengetahui
pengambilan jurusan ? minat dan bakat yang kita miliki
2 Apakah jurusanmu saat ini telah sesuai Saya rasa jurusan saya saat ini telah cocok
dengan minat dan bakat yang kamu miliki? dengan minat saya, namun saya masih kurang
yakin bakat saya memang benar di jurusan ini
3 Menurutmu, apa yang menjadi tolak ukur Minat, bakat, serta pandangan masyarakat
dalam memilih jurusan ? terhadap suatu jurusan

4 Menurutmu apakah saat ini banyak pelajar Ya, karna umumnya mereka mendahulukan
berada pada jurusan yang kurang tepat? aspek diluar kemampuan. Dan orang tua
biasanya ingin anak mereka berada di jurusan
ipa
5 Menurutmu apakah jurusan saat ini dapat Ya, karna jurusan yang saat ini akan melatih
menjadi kunci kesuksesan? kita sesuai bakat yang kita miliki, di sma ini
kita dapat belajar untuk masuk ke perguruan
tinggi, sehingga bila kita berada di jurusan
yang tepat bakat kita akan terlatih dan
nantinya akan berguna saat bekerja.
6

Waktu : tembilahan, 27 juli 2017


Tempat : ruang bk smansahul
Narasumber : Zalmidar, SS

No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana pendapat ibu mengenai siswa Pindah jurusan merupakan hal yang wajar
yang pindah jurusan? karena setiap siswa memiliki keinginan yang
berbeda. Namun yang bermasalah adalah
ketika siswa pindah jurusan karena faktor lain
misalnya jurusan tersebut merupakan jurusan
favorit.
2 Bagaimana cara efektif untuk mengetahui Pertama dengan mengenali sendiri bakat
jurusan ? yang ada dalam tiap siswa, kemudian guru bk
di setiap smp akan memberikan rekomendasi
jurusan untuk menjadi bahan pertimbangan di
sma. Setelah itu guru bk di sma akan
menyesuaikan data tersebut dengan
kemampuan siswa dan memilah jurusan yang
sesuai. Jika ada ketidaksesuaian maka siswa
diperbolehkan pindah jurusan asal sesuai

17
dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
3 Apakah penyebab dari seorang siswa pindah Siswa merasa bakat dan minat yang
jurusan? dimilikinya tidak sesuai dengan jurusan yang
telah ditetapkan.kemudian ada faktor lain
seperti jurusan tersebut dinilai lebih unggul di
masyarakat, dan keberadaan teman
seperjuangan pada jurusan yang berbeda.
4 Apakah jurusan saat ini akan mempengaruhi Ya sangat mempengaruhi, sma merupakan
masa depan siswa? gerbang awal dalam meraih cita cita. Bakat
yang benar benar terasah akan memudahkan
siswa masuk ke jenjang perguruan tinggi dan
menempuh karir dibidang tersebut.

2. Menyebar angket
Penyebaran angket dilakukan untuk mendata jumlah pendapat umum siswa mengenai
sistem pengambilan jurusan di sman 1 tembnilahan hulu. Selanjutnya data ini akan diolah
sebagai data kuantitatif, dan menjadi bahan dalam penelitian.
Peserta pengisian angket merupakan siswa sman 1 tembilahan hulu yang dipilih secara
acak sejumlah 50. Serta dibuat tanpa mencantumkan nama dan kelas untuk menghargai
privasi setiap siswa.
Berikut adalah angket yang disebar :
Angket

1. Apa yang anda perhatikan dalam memilih jurusan?

a. Nilai/Kemampuan c. Pandangan Masyarakat


b. Pilihan Orang Tua d. .(Lainnya)

2. Apa faktor yang membuat anda pindah jurusan?

a. Ajakan teman c. Cita-cita


b. Paksaan orang tua d. .( Lainnya)

3. Kenapa anda memilih pindah jurusan?

a. Tidak sesuai dengan Cita cita c. Agar bisa satu kelas dengan teman
b. Tidak sesuai dengan kemampuan d. .. ( Lainnya)

18
4. Menurut anda, seberapa baik sistem pemilihan jurusan disekolah anda?

a. Sangat baik c. Tidak baik


b. Baik d. ..(Lainnya)

5. Apakah anda yakin bahwa tingkat kemampuan anda sesuai dengan jurusan yang
diberikan sekarang?

a. Sangat yakin c. Tidak Yakin


b. Kurang yakin d. .( Lainnya)

19
Data Hasil Penyebaran Angket

No Petanyaan Persentase
A B C D
1 Apa yang anda perhatikan dalam memilih 20% 30% 5% 45%
jurusan?

2 Apa faktor yang membuat anda pindah 26% 14% 34% 16%
jurusan
3 Kenapa anda memilih pindah jurusan? 16% 54% 14% 16%
4 Bagaimana sistem pemilihan jurusan 50% 36% 0% 14%
disekolah anda?
5 Apakah anda yakin bahwa tingkat 26% 54% 10% 20%
kemampuan anda sesuai dengan jurusan
yang diberikan sekarang?

20
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Jurusan bagi Siswa
Dari data hasil wawancara disimpulkan bahwa jurusan sangat penting bagi tumbuh
kembang bakat siswa. Seorang siswa yang dapat mengasah minat dan bakat dengan baik
maka kedepannya akan mempunyai kesempatan kerja yang lebih luas dibandingkan
dengan siswa yang tidak bisa mengasah bakatnya dengan baik.
Pada dasarnya setiap siswa belajar untuk bekerja dan meraih suatu kesuksesan. Suatu
kesuksesan akan lebih mudah diraih dengan teknik pembelajaran yang lebih tertuju pada
kesuksesan yang ingin dicapai.

B. Alasan & faktor pindah jurusan


Dari data hasil angket dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa pindah jurusan
karena tidak sesuai dengan cita cita yang ingin mereka capai. Ketidak sesuaian ini terjadi
karena kurangnya kemampuan dengan cita cita yang ingin dicapai.
Selain itu pindah jurusan juga dapat terjadi karena ajakan teman. Hal ini pasti sangat
mempengaruhi masa depan yang dicapai nantinya. Karena tidak semua orang dapat
mengikut sebuah program studi yang tidak sesuai dengan kemampuannya.

C. Keseusuaian Siswa Terhadap Jurusan

Dari data yang didapat dapat disimpulkan bahwa kesesuaian siswa dalam jurusan
yang diikuti belum sesuai karena masih banyak anak yang pindah jurusan hanya karena
ajakan teman. Hal ini tidak berarti siswa tersebut mampu mengikuti pelajaran nantinya.
Ketidaksesuaian ini juga terjadi karena banyak siswa yang belum mengenali diri
mereka sendiri. Tidak tahu dimana mereka seharusnya berada. Apakah di IPA atau IPS.

D. Pengaruh Jurusan Terhadap Masa Depan

Pengaruh jurusan terhadap masa depan sangatlah besar. Karena saat ini adalah saat
dimana seorang siswa mencari jati diri mereka masing masing. Apakah mereka pantas di
IPA atau pantas di IPS.
Kesalahan jurusan dapat merusak masa depan siswa karena jika pada dasar
pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang akan mereka tekuni dimasa depan, hal ini akan
menghambat siswa dalam mencapai cita citanya.

21
BAB V

KESIMPULAN & SARAN

Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh kesesuaian jurusan


terhadap masa depan siswa sangatlah besar. Ketidak sesuaian pemilihan jurusan dapat
beakibat fatal bagi masa depan siswa. Pemilihan jurusan umumnya dilakukan oleh
sekolah dengan mempertimbangkan nilai siswa. Namun, tidak sedikit siswa yang
pindah jurusan hanya karena hal sepele, seperti ingin berkumpul dengan teman teman
lamanya. Hal ini tentu saja dapat berakibat fatal bila siswa tak mampu menerima
pelajaran yang diberikan untuk dasar masa depannya.
Diharapkan agar makalah ini dapat dikembangkan lebih lanjut agar dapat
dipergunakan untuk kehidupan sehari hari.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://mandhut.wordpress.com/2013/10/29/penjurusan-di-sma/

http://sma-yppi2.blogspot.co.id/2014/08/jurusan-mia-matematika-dan-ilmu-alam.html

http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/semnasif/article/view/724

Departemen Pendidikan Nasional. (2004) Panduan Penilaian Penjurusan Kenaikan Kelas


dan Pindah Sekolah, Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

www.kabarindonesia.com

https://bimbingankarir.wordpress.com/2009/06/16/pemilihan-jurusan-di-sma/

http://jurusankumasadepanku.weebly.com/ruang-lingkup-jurusan.html

23

Вам также может понравиться