Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KOMPREHENSIF
Oleh :
2016
PROPOSAL
KOMPREHENSIF
Oleh :
MUHAMMAD RIAN ANSHARI
113140004/ TM
Disetujui untuk
Jurusan Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta,
Oleh :
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat dan pertolongannya sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal
komprehensif ini. Proposal komprehensif ini berjudul : PENGARUH
KARATERISTIK RESERVOIR TERHADAP PENENTUAN REINJEKSI
PADA RESERVOIR PANAS BUMI VAPOUR DOMINATE , proposal ini
disusun untuk memberikan gambaran mengenai latar belakang, tujuan dan materi
yang akan dibahas didalam penyusunan komprehensif di Jurusan Perminyakan,
Fakultas Teknologi UPN Veteran Yogyakarta.
I. Judul
Batuan beku atau igneous rock adalah batuan yang terbentuk dari proses
pembekuan magma di bawah permukaan bumi atau hasil lava di permukaan bumi.
Menurut Turner dan Verhoogen (1960), F.F Ground (1947), dan Takeda (1970),
magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang berpijar dan terbentuk
secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500 2.500 0C dan bersifat mobile
(dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam rangka
magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2,
klorine, fluorine, iron, sulfur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas
magama, dan non-volatile yang merupakan pembentuk mineral yang lazim
dijmpai dalam batuan beku.
1. Tekstur
a. Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan
untuk menunjukan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak
berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan
pembentukan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung
lambat maka kristal yang terbentuk akan kasar. Sedangkan jika
pembekuannya berlangsung dengan cepat maka kristalnya akan halus.
Namun jika pembekuannya berlangsung cepat sekali maka kristalnya akan
berbentuk amorf.
b. Granularitas
c. Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat
batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal
tiga bentuk kristal, yaitu : euhedral, subhedral, dan anhedral. Dan
ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal yaitu :
equidimensional, tabular, prismitik, irregular.
2. Struktur
3. Komposisi mineral
c. Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh
W.T Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan
effusive disebut batuan vulkanik.
a. Batuan beku asam apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya:
riolit
c. Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contoh :
andesit.
d. Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%.
Contoh : basalt.
a. Holofelsik, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%
d. Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
2. Batuan non-klastik
Terbentuk dari reaksi kimia atau kegiatan organisme. Reaksi kimia yang
dimaksud adalah kristalisasi langsung atau panggaraman unsur laut, pertumbuhan
kristal dan agregat (kumpulan) suatu kristal yang mengalami presipitasi dan
replacement.
Batuan piroklastik adalah batuan vulkanik yang bertekstur klastik hasil erupsi
gunung api eksplosif dengan material penyusunnya berbeda.
Batuan sedimen tufan adalah batuan yang terbentuk akibat debu vulkanik
yang jatuh pada cekungan sedimen dimana proses sedimentasi berlangsung dan
terjadi percampuran.
3. Batuan epiklastik
Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan dari batuan induk
yang lain, dapat berupa batuan beku, sedimen, maupun batuan metamorf sendiri
yang telah mengalami proses/perubahan mineralogy, tekstur maupun struktur
sebagai akibat pengaruh temperature dan tekanan yang tinggi.
Proses metamorfosa terjadi dalam fasa padat, tanpa mengalami fasa cair,
dengan temperatur 200-6500C. menurut Grovi (1931) perubahan dalam batuan
metamorf adalah hasil rekristalisasi dan dari rekristalisasi tersebut akan terbentuk
kristal-kristal baru, begitupula pada teksturnya.
a. Metamorfosa lokal
b. Metamorfosa regional
Kebanyakan batuan beku terdiri dari mineral atau sedikit sekali gelas.
Umumnya tersusundari Al, Si, Fe, Mg, Ca, Na, dan K bersama sejumlah kecil Ti,
Mn, dan P. elemen tersebut diiringi oleh oksigen dansekumpulan batuan, dan
biasanya dilaporkan dalam bentuk komponen oksida (SiO2-.Al2O3).
1. Porositas ()
Reservoir panasbumi umumnya ditentukan pada batuan rekah alami, dimana
batuannya terdiri dari rekahan-rekahan dan rongga-rongga atau pori-pori. Fluida
panasbumi, terkandung tidak hanya terkandung dalam pori-pori tetapi juga dalam
rekahan-rekahan. Volume rongga-rongga atau pori-pori batuan tersebut umumnya
dinyatakan sebagai fraksi dari volume total batuan dan didefinisikan sebagai
porositas (). Secara matematis porositas dapat dinyatakan sebagai berikut :
= Vp / Vb
2. Permeabilitas
3. Densitas
Densitas batuan adalah perbandingan antara berat batuan dengan volume dari
batuan tersebut.
Densitas Cairan :
Densitas Uap :
c. Energi dalam
Energi dalam (u) merupakan parameter yang menyatakan banyaknya
panas yang terkandung didalam satu fasa persatuan massa. Satuan energi dalam
adalah kj/kg. Besarnya tergantung pada tekanan dan temperatur.
d. Entalpi
Entalpi adalah jumlah dari energi dalam (u) dengan energi yang dihasilkan
oleh kerja tekanan. Hubungan dari energi dalam dengan entalpi adalah :
hf = uf + p/vf
hg = ug + p/vg
satuan dari entalpi adalah kJ/kg. Besar entalpi uap (hg) dan entalpi air (hf)
juga tergantung dari tekanan dan temperatur. Besarnya dapat ditentukan dari
tabel uap.
e. Panas laten
Panas laten adalah panas yang diperlukan untuk mengubah satu satuan
massa air pada kondisi saturasi (jenuh) menjadi 100% uap. Satuan dari panas
laten adalah kJ/kg dimana besarnya juga tergantung dari tekanan dan
temperatur. Harganya dapat ditentukan dari tabel uap.
f. Entropi
g. Viskositas
Viskositas adalah ukuran keengganan suatu fluida untuk mengalir.
Viskositas dibedakan menjadi dua, yaitu viskositas dinamik () dan viskositas
kinematik (v). Viskositas kinematis adalah viskositas dinamis dibagi dengan
densitasnya, yaitu
v = /
Viskositas juga tergantung dari tekanan dan temperatur.
h. Tegangan Permukaan
w Pc 2 / 3 * Tc 1 / 3 * Q i * (1 Tr )11/ 9 * 0.001
keterangan :
1 Tbr * log Pc
Qi 0.1207 * - 0.281
1 - Tr
Tbase 373.2 0 K
Tr T / Tc (temperatu r reduce).
keterangan :
h = hf + x hfg
s = sf + x s g
= x g + (1-x) f
Jenis fluida, apakah satu fasa atau dua fasa, biasanya ditentukan dengan
membandingkanharga entalpinya (h) dengna entalpi air dan uap (hf dan hg) pada
kondisi saturasi. Kriteria dibawah ini biasanya digunakan untuk menentukan jenis
fluida panasbumi :
h < hf: air (compressed liquid)
h = hf: air jenuh (saturated liquid)
h = hg : uap jenuh (saturated steam)
hf < h < hg: dua fasa (campuran uap-air)
h > hg : uap (superheated steam)
4.1.6 Sifat Thermodinamika Fluida Panasbumi
Ilmu thermodinamika membahas sistem dalam keseimbangan, ilmu ini dapat
dipergunakan untuk meramalkan energi yang diperlukan untuk mengubah sistem
dari suatu keadaan seimbang ke keadaan seimbang lain. Energi yang pindah dari
satu sistem ke sistem lainnya disebut kalor atau panas (heat). Sifat thermodinamik
fluida adalah sifat energi terkandung dalam fluida yang mengalir. Sifat tersebut
meliputi :
a. Kapasitas Panas
b. Konduktivitas fluida
c. Entalpi
d. Energi dalam
Analisa data yang didapat sangat penting untuk memperkirakan model reservoir
geothermal. Data-data yang diperoleh akan berguna dalam membuat suatu peta.
Peta yang dihasilkan harus dapat digunakan sebagai pedoman tentang kondisi
alami reservoir dan dalam skala kecil dapat meramalkan kelakuan reservoir
dimasa mendatang.
- distribusi transmissivity.
Akan tetapi tidak semua faktor sebagaimana tersebut diatas pada pemetaan
penting untuk pemodelan reservoir. Pada kondisi tertentu mungkin saja ada faktor
pendukung lain yang dapat dipertimbangakan seperti perubahan air tanah,
semburan alami, zona alterasi hidrothermal dan sebagainya.
a. Model Vertikal
b. Model Horisontal
2. Struktur Geologi
3. Laju Produksi
Secara geometris daerah pengurasan dapat dibagi menjadi bentuk bujur sangkar
maupun segitiga. Pada bentuk bujur sangkar dibentuk oleh empat sumur dalam hal
ini fluida dianggap bergerak menembus batuan reservoir menuju sumur terdekat.
Penempatan spasi bentuk ini memberikan daerah pengurasan. Luas daerah yang
terkuras akan memberikan bentuk tersendiri.
D2
A=
43560
keterangan :
Bentuk Bujursangkar :
R = 0.637 D
Bentuk Hexagonal :
R = 0.595 D
D = 2 x re
keterangan :
Re = jari-jari pengurasan,ft
Untuk menentukan apakah antara dua sumur atau lebih mempunyai suatu
komunikasi tekanan dan aliran aliran fluida
q Ct r 2
Pi Pr 70.6 Ei 94.8
kh k h
Tekanan drawdown pada sumur pengamat dengan jarak r adlah hasil dari
produksi sumur aktif dengan laju air q yang dimulai pada reservoir dengan
tekanan seragam, Pi.
keterangan :
S = skin faktor
Untuk menentukan jumlah sumur produksi pada suatu lapangan yang baru
ditemukan, maka diperlukan data mengenai luas lapangan daerah cadangan dan
luas daerah pengurasan.persamaan yang digunakan menentukan jumlah sumur
produksi geothermal, adalah :
A
n
a
keterangan :
hs hw Qs
Qw Qs
ht hw
Keterangan :
Jika air yang dipisahkan diijinkan flash pada tekanan atmosfer setelah
pemisahan kemudian harga-harga hw, hs, dan Q pada tekanan atmosfer juga
digunakan.
Kuatintas kondensat yang berlebihan atau blow down tergantung pada
desain cooling tower dan desain secara menyeluruh sistem condensate atau
cooling tower-nya. Kuatintas blowdown dihasilkan dari sistem pendinginan yang
dihitung dari kestimbangan massa dalam sistem air pendinginnya.
Mo = M s + Mm Me - Md
Keterangan :
Ms = uap kondensat
Mm = susunan air
Me = kehilangan penguapan
Md = kehilangan aliran
5. Semakin besar laju alir injeksi maka akan berpengaruh terhadap semakin
cepat penurunan temperatur pada sumur produksi yang berada disekitar
sumur injeksi pada reservir vapour dominate.
DAFTAR ISI