Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh:
Elma Ayu Oktavianty, S. Kep
Hasdawiyah, S. Kep
Maya Ranita, S. Kep
2.1.Definisi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram (Bantuk, 2008).
2.2. Etiologi
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, menyebabkan kematian janin atau
cacat, penyebabnya antara lain:
1. Kelainan kromosom, misalnya lain trisomi, poliploidi, dan kelainan
kromosom seks
2. Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil saat usia
tua, dimana kondisi abnormal uterus dan endokrin atau sindroma ovarium
polikistik
3. Pengaruh eksternal, misalnya radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya
dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya
dalam uterus, disebut teratogen.
4. Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda dan kehamilan mola)
b. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vili koriales dan
menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga mengganggu
pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak kehamilan
muda misalnya karena hipertensi menahun.
c. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis,
pielonefritis, malaria, dan lain-lain, maupun kronik seperti, anemia berat,
keracunan, laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti
brusellosis, mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis
d. Kelainan traktus genitalis, misalnya retroversio uteri, mioma uteri, atau
kelainan bawaan uterus. Terutama retroversio uteri gravidi inkarserata atau
mioma submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain keguguran
dalam trimester dua ialah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh
kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi,
amputasi, atau robekan serviks yang luas yang tidak dijahit.
e. Antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta marusak darah fetus,
sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
f. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkintraksi. Misalnya
sangat terkejut, obat obatan uterotonika, ketakutan, laparotomi, dll. dan juga
karena trauma langsung terhadap fetus seperti selaput janin rusak karena
instrument, benda dan obat obatan.
Etiologi:
faktor genetik, kelainan congenital
uterus, autoimun, infeksi,
hematologic, lingkungan
Terganggunya
Peningkatan Perdarahan dan
psikologis ibu
prostaglandin nekrosis residua
2.7. Komplikasi
Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi,
syok, dan gagal ginjal akut.
a. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisasisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah.Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiper retrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita pelu diamati dengan teliti.
Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari
luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi.
Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan
persolan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi
perlukaan pada kandung kemih atau usus.Dengan adanya dugaan atau
kepastian terjadinya perforasi, laparotomi harus segera dilakukan untuk
menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan
seperlunya guna mengatasi komplikasi.
c. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus
buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis. Apabila
infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis, dengan
kemungkinan diikuti oleh syok.
d. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
infeksi berat (syok endoseptik). Gagal ginjal akut yang persisten pada kasus
abortus biasanya berasal dari efek infeksi dan hipovolemik yang lebih dari
satu. Bentuk syok bakterial yang sangat berat sering disertai dengan kerusakan
ginjal intensif. Setiap kali terjadi infeksi klostridium yang disertai dengan
komplikasi hemoglobenimia intensif, maka gagal ginjal pasti terjadi. Pada
keadaan ini, harus sudah menyusun rencana untuk memulai dialysis yang
efektif secara dini sebelum gangguan metabolik menjadi berat (Cunningham,
2005).
2.9.Pencegahan
a. Vitamin, diduga mengonsumsi vitamin sebelum atau selama awal kehamilan
dapat mengurangi risiko keguguran, namun dari 28 percobaan yang dilakukan
ternyata hal tersebut tidak terbukti.
b. Antenatal care (ANC), disebut juga prenatalcare, merupakan intervensi
lengkap pada wanita hamil yang bertujuan untuk mencegah atau
mengidentifikasi dan mengobati kondisi yang mengancam kesehatan
fetus/bayi baru lahir dan/atau ibu, dan membantu wanita dalam menghadapi
kehamilan dan kelahiran sebagai pengalaman yang menyenangkan. Penelitian
observasional menunjukkan bahwa ANC mencegah masalah kesehatan pada
ibu dan bayi. Pada suatu penelitian menunjukkan,kurangnya kunjungan rutin
ibu hamil dengan risiko rendah tidak meningkatkan risiko komplikasi
kehamilan namun hanya menurunkan kepuasan pasien. Perdarahan pada
kehamilan disebabkan oleh banyak faktor yang dapat didentifikasi dari
riwayat kehamilan terdahulu melalui konseling dan anamnesis. Pada
penelitian Herbst, dkk (2003), ibu hamil yang tidak melakukan ANC memiliki
risiko dua kali lipat untuk mengalami risiko kelahiran premature.
2.11. Prognosis
Abortus imminens merupakan salah satufaktor risiko keguguran, kelahiran
prematur, BBLR, perdarahan antepartum, KPD dan kematian perinatal.
Namun, tidak ditemukan kenaikan risiko bayi lahir cacat. Macam dan
lamanya perdarahan menentukan prognosis kehamilan. Prognosis menjadi
kurang baik bila perdarahan berlangsung lama, nyeri perut yang disertai
pendataran serta pembukaan serviks.
A. PENGKAJIAN
Tanggal kunjungan : 4 Agustus 2016 Jam Masuk : 10.00
Ruang/ Kelas : Poli KIA
Pengkajian Tanggal : 4 Agustus 2016 Jam Pengkajian : 10.05
1. Identitas Klien
a. Nama klien : An. Y
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Umur : 18 bulan
2. Anamnesa
a. Alasan kunjungan ini
Ibu klien membawa anaknya yang berumur 18 bulan ingin melakukan
imunisasi sesuai jadwal yang tertera di buku KMS anaknya.
b. Data Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang : Ibu mengatakan anaknya tidak
menderita penyakit menurun (asma, DM), menular (TBC), menahun
(jantung) seperti dada berdebar debar (jantung), sering makan ,minum,
dan kencing (DM), sesak nafas (Asma), Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang
sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan Gatal gatal (PMS).
2. Riwayat penyakit dahulu : ibu mengatakan bayinya tidak pernah
sakit sampai memerlukan penanganan yang serius.
3. Riwayat penyakit keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarganya
tidak menderita penyakit menurun (asma, DM), menular (TBC), menahun
(jantung) seperti seperti dada berdebar debar (jantung), sering makan,
minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah >140/90
mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa
(Epilepsi) dan keputihan Gatal Gatal (PMS).
d. Kebutuhan dasar
Kebutuhan Sehari - Hari
# Pola Makan
Frekuensi Bubur 3 4 x sehari
10 14 x sehari menetek ibu
Porsi 1 mangkok kecil
Makanan yang disukai ASI, bubur tim
Makanan yang tidak disukai Tidak ada
Jenis makanan Bubur, sayur, buah
Keluhan Tidak
Pantangan Tidak
# Istirahat
Lama Tidur 14 - 17 jam/hari
Keluhan Tidak ada
# Personal Hygiene
Mandi 2x sehari
Keramas 2x sehari
Sikat Gigi 2x sehari
Ganti Pakaian Tiap basah/kotor
Keluhan Tidak ada
# aktifitas dan bermain Berjalan
Mengenggam pensil dan mainan
Mulai mengucapkan beberapa kata (sekitar
10-20 kata)
Menyusun 2-3 balok
# Eliminasi
Frekuensi BAK 7-8x sehari
Warna Kuning jernih
Jumlah 1 popok penuh
Keluhan Tidak ada
Frekuensi BAB 1 - 2x sehari
Warna Kuning kecoklatan
Bau Khas
Konsistensi Lembek
Keluhan Tidak ada
3. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik kesadaran : composmentis
b. Vital sign
T :-
RR : 30 x/menit
HR : 100 x/menit
S : 36, 50C
c. BB : 7400 gr PB : 67 cm
d. LILA :- LK : 40 cm
2. Kepala dan wajah
a. Rambut
Warna : hitam
Pertumbuhan : rata / normal
Keadaan : bersih
Lesi : tidak ada
Oedema : tidak ada
b. Mata
Conjungtiva : tidak anemis
Sclera : tidak ikterik
Sekret : tidak ada
Bentuk : simetris
Tanda infeksi : tidak ada
Kelainan : tidak ada
c. Hidung
Sekret : tidak ada
Keadaan : bersih
Lesi : tidak ada
d. Mulut
Secret : tidak ada
Lidah : bersih
Gigi : Jumlah 3 ( Atas 1, Bawah 2 ), bersih
Gusi : kemerahan, tidak bengkak, tidak berdarah, tidak ada
stomatitis
e. Leher
Bentuk : simetris
Massa : tidak ada
Kekakuan : tidak ada
Kel. Tiroid : tidak ada pembesaran
Kel. Parotis : tidak ada pembengkakan
f. Dada
Bentuk : simetris
Type pernafasan : normal
Perkusi dada : normal
Auskultasi suara : normal
Pernafasan : normal
KGB axila : tidak ada pembesaran
g. Abdoment
Bentuk : simetris
Meteorismus : tidak ada
Bekas luka op : tidak ada
Resistensi : tidak ada
Peristaltik usus : normal
Tumor/masa : tidak ada
Palpasi hepar : normal / tidak ada pembesran
Palpasi lien : normal / tidak ada pembesaran
Palpasi mc. burney : normal / tidak ada nyeri tekan
h. Genetalia :
Oedem : tidak ada
Secret : tidak ada
Kelainan : tidak ada
i. Ekstremitas
Oedema : tidak ada
Kelainan : tidak ada
Turgor Kulit : Baik
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Pengobatan yang telah didapat
Ibu mengatakan bayinya belum pernah mendapatkan pengobatan apapun
V. Perencanaan
Tanggal / jam : 7 Desember 2011 / 09.30 WIB
1.Beritahu kepada ibu tentang keadan anaknya
2.Jelaskan pada Ibu tentang pentingnya imunisasi campak
3.Siapkan alat vaksin campak.
4.Suntikkan vaksin campak pada bayi secara SC pada lengan kiri atas bayi.
5.Berikan antipiretik yang sesuai untuk mengatasi demam pada bayi.
6.Anjurkan Ibu untuk tetap memberikan ASI pada bayinya dan makanan pendamping
ASI yang bergizi seimbang.
7.Beritahu ibu bahwa imunisasi wajib anaknya sudah selesai.
8.Anjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak
9. Anjurkan ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
10. Dokumentasi tindakan dalam buku KIA dan register imunisasi.
VI. Implementasi
Tanggal / Jam : 7 Desember 2011 / 09.35 WIB
1) Memberitahu kepada ibu tentang keadan anaknya
2) Menjelaskan pada Ibu tentang pentingnya imunisasi campak bahwa imunisasi
campak itu penting bertujuan untuk mencegah penularan campak yang dapat
mengakibatkan komplikasi radang paru, radang otak, dan kebutaan.
3) Menyiapkan alat vaksin campak ;
Vaksin campak o,5 ml
Kapas
4) Menyuntikkan vaksin campak pada bayi secara SC pada lengan kiri atas bayi.
5) Memberikan antipiretik yang sesuai untuk mengatasi demam pada bayi:
Parasetamol syrup 120 gram 3 x sendok / hari
6) Menganjurkan Ibu untuk tetap memberikan ASI pada bayinya dan makanan
pendamping ASI yang bergizi seimbang.
7) Memberitahu ibu bahwa imunisasi wajib anaknya sudah selesai.
8) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak
9) Menganjurkan ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
10)Mendokumentasi tindakan dalam buku KIA dan register imunisasi.
VII. Evaluasi
Tanggal / jam : 7 Desember 2011/ 09.50 WIB
1) KU : Baik Kesadaran : CM
T :- HR : 100 x / menit
RR : 30 x / menit S : 36,50C
Ibu sudah mengerti bahwa bayinya dalam keadaan sehat.
2) Ibu sudah mengerti tentang pentingnya imunisasi campak.
3) Alat vaksin imunisasi campak sudah disiapkan.
4) Suntikkan vaksin campak sudah diberikan pada bayi.
5) Antipiretik sudah diberikan pada ibu untuk mengatasi demam pada bayi.
6) Ibu bersedia untuk tetap memberikan ASI dan makanan pendamping ASI yang
bergizi seimbang.
7) Ibu sudah mengerti bahwa imunisasi wajib anaknya sudah selesai.
8) Ibu bersedia untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak
9) Ibu bersedia untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
10) Tindakan sudah didokumentasikan dalam buku KIA dan register imunisasi.
11)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada By. S umur 9 bulan denagn
imunisasi campak di Puskesmas Gemolong. Penulis dapat mengambil kesimpulan :
4.1.1 Dengan menggunakan manajement varney dengan menggunakan soap dapat
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dan sikap yangan harus dilakukan bidab
dalam memberikan asuhan secara tepat, cermat, menyeluruh
4.1.2 Dengan manajement varney dapat meningkatkan kemammpuan bidan dalam
hal pengetahuan didapatkan hasil pengkajian pada By. S umur 9 bulan denagn
imunisasi campak: KU : Baik, Kesadaran: CM, VS: T : -, HR : 100 x/menit, RR : 30
x/menit, S : 36,5oC, tidak ada riwayat penyakit yang membahayakan. Asuhan
Kebidanan yang diberikan yaitu melakukan penyuntikkan vaksin campak pada lengan
atas kiri bayi secara SC, memberikan informasi tentang diare, memberikan informasi
tentang pentingnya imunisasi campak, anjurkan ibu untuk mengontrolkan anaknya
apabila ada keluhan, tanggal imunisasi sudah dicatat dalam buku KIA dan bayi sudah
diberikan terapi.
4.2. Saran
4.2.1. Bagi Ibu
Diharapkan bagi Ibu untuk memperhatikan jadwal imunisasi pada anaknya sehingga
anak mendapatkan kekebalan yang cukup untuk mencegah berbagai penyakit
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Umar Farmi. 2006. Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta : Penerbit Buku
Kompas
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Penerbit Salemba
Ibrahim, Christina, S. Dra. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta : Bratara
Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGC
Staf Pengajar IKA FKUI 1998. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI
www.wordpress.com/imunisasi-campak/09/1 di unduh tanggal 1 April 2012 jam 11.
00 WIB.
3) Personal Hygiene
Klien selalu mandi 2x sehari dengan menggunakan sabun dan sampo,
serta menyikat gigi 2x sehari yaitu sebelum tidur dan pada pagi hari.
Namun beberapa hari terakhir klien merasa lemah dan tidak bisa
terlalu banyak bergerak karena akan terasa nyeri sehingga klien hanya
diseka oleh ibunya.
4) Aktivitas Sehari-Hari
Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri namun
dibatasi selama kehamilan. Namun beberapa hari terakhir klien merasa
tubuhnya lemah sehingga klien dibantu oleh ibu dan suaminya dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
5) Pola Istirahat Dan Tidur
Beberapa hari ini klien mengatakan sulit tidur karena pinggang dan
perutnya terasa sakit. Klien tidur 8 jam/hari namun sering terbangun
karena nyeri yang dirasakannya.
6) Imunisasi TT
Klien mengatakan sudah melakukan imunisasi TT yaitu saat akan
menikah dan saat hamil yang pertama.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien lemah, klien menggunakan kursi roda pada saat ke
poli. Klien terlihat meringis, klien juga terlihat cemas dan gelisah karena
kehamilannya saat ini. Klien takut akan mengalami abortus lagi.
b. Tanda-tanda vital
TD : 90/70 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 18x/menit
BB sebelum hamil : 50 kg
BB saat hamil : 57 kg
c. Kepala dan leher
Tidak ada oedema pada wajah. Kepala dan leher terlihat bersih, tidak ada
trauma ataupun luka pada kepala, tidak terdapat pembengkakan pada
kepala serta tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
d. Hidung dan penciuman
Keadaan hidung terlihat bersih, tidak ada sumbatan, tidak ada peradangan
dan perdarahan pada hidung, fungsi penciuman baik.
e. Mata dan Penglihatan
Mata terlihat simetris kiri kanan, bola mata simetris, warna konjungtiva
terlihat anemis, sklera terlihat putih, penglihatan normal.
f. Mulut dan gigi
Bibir klien terlihat kering, pucat dan pecah-pecah. Gigi klien terlihat
bersih dan tersusun rapi. Klien mengatakan tidak ada keluhan pada gigi
maupun pada saat mengunyah makanan,
g. Telinga dan Pendengaran
Kebersihan telinga baik, klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran,
tidak terdapat cerumen, fungsi pendengaran baik (dinilai saat klien dapat
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan).
h. Kulit
Inspeksi :Klien tampak bersih, terdapat linea negra didaerah sekitar
abdomen
Palpasi :Lembab, turgor < 2 detik, terdapat sedikit pembengkakan pada
ekstremitas bawah, pitting edema 1 mm.
i. Dada dan pernapasan
Dada klien simetris antara kanan dan kiri, tidak ada benjolan pada mamae,
pernapasan klien dalam dan lambat dengan frekuensi napas 18x/menit.
j. Abdomen
Abdomen terlihat membesar, tidak ada bekas luka, terdapat linea negra
didaerah sekitar abdomen. Abdomen teraba kencang. Klien mengeluh
nyeri pada perut bawah menjalar sampai ke pinggang bawah. Nyeri seperti
diremas, nyeri jika terlalu banyak bergerak, nyeri dirasakan hilang timbul
5 menit. Nyeri berada pada skala 5 (sedang) dengan menggunakan
rentang skala 0-10, nyeri akan hilang jika dibawa beristirahat.
k. Pinggang
Klien mengeluh nyeri pada perut bawah menjalar sampai ke pinggang
bawah. Nyeri seperti diremas, nyeri jika terlalu banyak bergerak, nyeri
dirasakan hilang timbul 5 menit. Nyeri berada pada skala 5 (sedang)
dengan menggunakan rentang skala 0-10, nyeri akan hilang jika dibawa
beristirahat.
l. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
Ekstremitas atas klien terlihat simetris, tidak ada oedema pada tangan
dan jari, dan dapat digerakkan tanpa ada hambatan. Skala kekuatan
otot: 4 4 4 4 | 4 4 4 4
2) Ekstremitas bawah
Ekstremitas bawah klien terlihat agak bengkak karena klien jarang
bergerak. Klien ke poli kandungan menggunakan kursi roda. Skala
kekuatan otot: 4 4 4 4 | 4 4 4 4
m. Pemeriksaan obstetrik
1) Palpasi Uterus
a) TFU : pertengahan pusar-prx
b) Letak : normal
c) Presentasi : kepala
d) Punggung : kanan
e) Kontraksi : uterus teraba kencang
2) Auskultasi
Saat dilakukan pemeriksaan menggunakan doopler didapatkan DJJ
122x/menit dengan letak punggung disebelah kanan perut ibu.
5. Analisa data
No Data Problem Etiologi
1 DS : Nyeri Kontraksi uterus
- Klien mengatakan nyeri
- P: nyeri karena kontraksi uterus
- Q: nyeri seperti diremas
- R: nyeri pada perut bawah menjalar ke
pinggang belakang
- S: nyeri berada pada skala 5 (sedang)
DO :
1. Klien terlihat pucat
2. Wajah terlihat meringis
3. TTV:
TD: 90/70 mmHg
N: 90x/menit
R: 18x/menit
2 DS: klien mengatakan keluar darah Resiko kekurangan Perdarahan
melalui vagina, volume cairan
Faktor resiko:
1. Terjadi perdarahan pervagina
2. Darah yang keluar banyak seperti
darah haid.
3. Dalam sehari dapat mengganti
pembalut sebanyak 5 kali.
4. TD 90/70 mmHg
3 DS : Intoleransi aktivitas Nyeri
- Klien mengatakan tubuhnya terasa
lemah, klien tidak bisa banyak
bergerak karena akan terasa nyeri
DO :
1. Klien terlihat lemah
2. Klien terlihat menggunakan kursi
roda
3. Wajah terlihat pucat
4. DS: Klien terlihat cemas dan gelisah Ansietas Krisis situasional
karena kehamilannya saat ini, klien takut (kehamilan)
akan mengalami abortus lagi.
DO:
1. klien terlihat cemas
2. wajah klien terlihat tegang
3. wajah klien terlihat pucat
4. klien terlihat sering bertanya tentang
kehamilannya
6. Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Nyeri Setelah dilakukan 1. Kaji karakteristik 1. Dapat
berhubungan tindakan keperawatan nyeri mengidentifikasi
dengan kontraksi diharapkan masalah 2. Observasi TTV terjadinya komplikasi
uterus nyeri dapat teratasi. 3. Atur posisi klien dan untuk intervensi
senyaman mungkin selanjutnya
Kriteria hasil: 4. Ajarkan teknik 2. Untuk mengetahui
1. Klien relaksasi dan distraksi keadaan umum klien
menyakatan nyeri 5. Kolaborasi dalam 3. Untuk mengurangi
berkurang/tidak pemberian analgetik nyeri
ada 4. Mengalihkan
2. Klien tidak perhatian diharapkan
meringis mampu mengurangi
3. Kontraksi uterus focus klien pada
berkurang/tidak nyeri yang
ada dirasakannya
5. Untuk mengurangi
nyeri
Risiko Setelah dilakukan 1. Pantau TTV 1. Untuk mengetahui
kekurangan tindakan keperawatan 2. Kaji perdarahan keadaan umum klien
volume cairan diharapkan risiko Vagina : warna, 2. Untuk
berhubungan kekurangan volume jumlah pembalut mengidentifikasi
dengan cairan tidak terjadi. yang digunakan, keadaan perdarahan
perdarahan derajat aliran dan 3. Untuk memperkuat
Kriteria hasil: banyaknya, kaji terjadinya devisit
1. TTV normal adanya gumpalan volume cairan
2. Klien menyatakan 3. Kaji adanya tanda-
darah yang keluar tanda dehidrasi
berkurang/tidak (gelisah, takikardia,
ada hipotensi,
3. Tidak ada tanda kepucatan, kulit
dehidrasi kering)
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan vaginal pada setengah
awal kehamilan, biasanya terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman
bagi kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi ini kehamilan mungkin
berlanjut dan dipertahankan.
Adapun tanda gejala yang muncul adalah adanya perdarahan pada awal
kehamilan melalui ostium uteri eksternum, disertai nyeri perut ringan atau tidak
sama sekali. Adanya gejala nyeri perut dan punggung belakang yang semakin
hari bertambah buruk dengan atau tanpa kelemahan dan uterus membesar sesuai
usia kehamilan.
Intervensi:
1. Kaji tingkat cemas klien
2. Kaji penyebab cemas klien
3. Dorong klien mengungkapkan perasaannya
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. Jelaskan tentang kondisi kehamilan klien
6. Anjurkan keluarga untuk memberikan semangat kepada klien
Bantuk, Hadijanto. 2008. Perdarahan Pada Kehamilan Muda In: Ilmu Kebidanan
Sarwono Prawiroharjo. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Chandranita, Ida Ayu. et all. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta: EGC
Cunningham dkk. 2010.Obstetri Wlilliams. Jakarta: EGC
Heller, Luz 1991. Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri. Jakarta : EGC
Ledewig. W. Patricia. 2005. Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir.
Jakarta : EGC
Manumba, Ida Bagus. 1993. Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetrik dan Ginekologi
Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. Prof. DR. 1989. Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi I.
Jakarta : EGC
Oxorn, Harry. 1990. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yayasan
Esentia Medika