Вы находитесь на странице: 1из 12

PRAKTIKUM

DIAGNOSIS KOMUNITAS

Tugas Praktikum

1. Buatlah kelompok dengan jumlah anggota 9-10.


2. Diskusi langkah-langkah diagnosis komunitas sesuai dengan masalah
kesehatan (masalah yg diambiltidak boleh sama dalam satu kelas)
3. Diskusi pengambilan keputusan (penentuan Plan of Action sesuai
dengan masalah yang diambil oleh kelompok)
4. Diskusi berlangsung kurang kebih 45 menit
5. Hasil diskusi diketik dengan word, kemudian dikumpulkan dalam
bentuk hardcopy
6. Hasil diskusi disiapkan untuk presentasi di kelas.

A. Inventarisasi Masalah
1. Hasil Pengumpulan data Sekunder
Berdasarkan data dari Puskesmas dan profil Puskesmas Gunung Pati
diperoleh data 10 besar penyakit sebagai berikut :

No Nama Penyakit Jumlah %


1 ISPA 9596
2 Hipertensi esensial 2292
3 Arthritis Reumatoid 2266
4 Sindrom nyeri kepala 2155
5 Gastritis dan duodenitis 2059
6 Penyakit pulpa dan periapikal 1384
7 Dermatitis Kontak Alergik 1334
8 Diare dan Gatroenteritis 1238
9 Faringitis akut 1160
10 Demam tanpa sebab 1122

Pada lapporan kunjungan pasien yang datang di Pustu Sumurrejo,


didapatkan data 10 besar penyakit sebagai berikut :

1. Common cold
2. Arthritis rheumatoid
3. HT essensial
4. Gastritis
5. Diare
6. Nyeri Kepala
7. Dermatitis
8. Caries
9. Hipotensi
10. Varisela

Pada data Pustu juga didapatkan bahwa penyakit terbanyak yang ditangani
oleh pustu Sumurrejo adalah ISPA. Penyakit di 3 besar juga sama, yaitu
Arthritis Reumatoid dan Hipertensi essensial.

2. Indepth Interview
HAsil wawancara mendalam dilakukan kepada tokoh masyarakat yaitu
Kepala Kelurahan Sumurrejo, bidan pembina wilayah Sumurrejo, kader
PKK dan kader posyandu di wilayah Kelurahan Sumurrejo didaptkan
bahwa :
a. Kelurahan Sumurrejo secara umum masyarakatnya sehat dan tidak
ada kejadian Luar Biasa pada tahun 2012.
b. Penyakit yang muncul saat ini merupakan penyakit musiman,
batuk pilek, diare karena sedang mengalami pergantian musim.
Mayrakat menganngap penyakit biasa meskipun mengganggu
aktivitas kerja dan produktivitasnya.
c. Kasus DBD ditemukan terindikasi pada 3 warga yang dirawat di
Puskesmas dengan gejala demam. Dibanding tahun sebelumnya,
termasuk kejadian baru karena pada tahun sebelumnya bebas
penyakit DBD.
d. Masalah yang sering dikeluhkan mayarakat adalah tentang sampah,
pembuangan dan dampak yang ditimbulkan, termasuk bau dan
meninmulkan pencemaran pada sungai.
e. Penyakit darah tinggi diketahui saat periksa ke puskesmas
pembantu dan seringnya tanpa keluhan.
3. Focus Group Discussion
Untuk mengetahui gambaran tentang berbagai permasalahan kesehatan
yang dirasakan oleh penduduk di Kelurahan Sumurrejo, dilakukan
penggalian permasalahan melalui FGD yang diikuti perwakilan kader
kesehatan/posyandu dari tiap-tiap RW. Dari kegiatan tersebut diperoleh
beberapa pokok permasalahan yaitu :
a. ISPA banyak diderita oleh anggota masyarakat. Apabila ada 1
anggota ykeluarga yang batuk pilek, bisa dipastika tidak lama lagi
seluruh anggota keluarga yang lain tertular juga. Batuk pilek ini
menyebabkan anak tidak masuk sekolah dan orang tua tidak
berangkat kerja.
b. Munculnya 3 kasus DBD dianggap cukup meresahkan warga
karena berdasar pengalaman yang sebelumnya, penyakit tersebut
akan cepat menular karena diperantarai oleh nyamuk. Padahal
program PSN rutin dilakukan oleh dasa wisma.
c. Masalah sampah, baik pembuangan maupun dampak lain yang
ditimbulkan menjadikan kekurangnyamanan warga. Warga
mengeluh tidak ada lokasi pembuangan, perilaku sebagian warga
yang masih membuang sampah di sungai, dan sebagian lain
memilih untuk membakar sampah. Ditakutkan juga akan
menimbulkan dampak berupa penyakit.
4. Hasil Observasi Lapangan
Berdasar observasi di lapangan :
a. Selama mengunjungi Pustu, dominan masyarakat yang datang
dengan keluhan batuk pilek.
b. Dijumpai masyarakat laki-laki yang merokok, bahkan remaja
juga sudah mulai merokok.
c. Sampah terlihat di sungai, pinggir jalan, lubang smapah yang
tidak tertutup. Ada lokasi yang bau dengan sampah. Di RW 2
sudah terdapat tong sampah dengan pemisahan organik dan non
organik.
d. Ditemukan jentik nyamuk pada batok kelapa yang berada di
lubang sampah.

Hasil kuesioner kami sebagai berikut :

1. Demografi

a. Distribusi Keluarga Responden Menurut Jenis Kelamin


Tabel 4.4 Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin di
kelurahan Sumurrejo (n=65)
NO JENIS KELAMIN JUMLAH %
1. Laki laki 26 40
2. Perempuan 39 60
Jumlah 178 100,00
Sumber : Data Primer, 2012

Dari tabel 8, terlihat bahwa jumlah keluarga responden yang

laki-laki (40%) lebih banyak dari perempuan (60%).


b. Karakteristik responden berdasar alamat

Alamat RW JUMLAH %
1 13 20
2 14 21,5
3 13 20
4 7 10,8
5 9 13,8
6 9 13,8
Jumlah 178 100,00
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebaran penduduk merata

2. Faktor Risiko ISPA

a. Perilaku

1) Kebiasaan Merokok
merokok * kejadian ispa Crosstabulation

kejadian ispa

ispa non ispa Total

Merokok ya Count 31 11 42

% within kejadian ispa 68.9% 55.0% 64.6%

tidak Count 14 9 23

% within kejadian ispa 31.1% 45.0% 35.4%

Total Count 45 20 65

% within kejadian ispa 100.0% 100.0% 100.0%

Tabel 4.6 Crosstabulation Kebiasaan Merokok terhadap Kejadian


ISPA di kelurahan Sumurrejo

Tabel di atas menyebutkan bahwa tidak memiliki kebiasaan

merokok cenderung tidak berisiko menderita ISPA (45%),

sedangkan memiliki kebiasaan merokok cenderung berisiko

menderita ISPA (68,9%).

p=0.2 (p>0.05), artinya Ho ditolak, Ha diterima

Jadi secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara

kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA. Hal ini bisa

dikarenakan jumlah sampel yang kurang ataupun karena faktor

yang lain.

Kebiasaan Mencuci Tangan


Cuci Tangan Pakai Sabun * ISPA Crosstabulation

ISPA
Tidak Ya Total
Cuci Tangan Tidak Count 9 10 19
Pakai Sabun % within ISPA 29.0% 62.5% 40.4%
Ya Count 22 6 28
% within ISPA 71.0% 37.5% 59.6%
Total Count 31 16 47
% within ISPA 100.0% 100.0% 100.0%

Tabel 4.7 Crosstabulation Kebiasaan Mencuci Tangan terhadap


Kejadian ISPA di kelurahan Gunungpati (n=47)

Tabel di atas menyebutkan bahwa tidak memiliki kebiasaan cuci

tangan pakai sabun cenderung berisiko menderita ISPA (62.5%),

sedangkan memiliki kebiasaan cuci tangan pakai sabun cenderung

berisiko tidak menderita ISPA (71.0%).

p=0.027 (p<0.05), artinya Ho ditolak, Ha diterima.

Jadi ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan tidak mencuci

tangan pakai sabun dengan kejadian ISPA. Hal ini sesuai dengan

OR=2.245 (0.69-8.780), artinya kebiasaan tidak mencuci tangan

dengan sabun memiliki risiko 2.245 kali menderita ISPA daripada

yang memiliki kebiasaan mencuci tangan pakai sabun.

2) Kebiasaan Membuka Jendela pada Pagi Hari

Kebiasaan Membuka Jendela * ISPA Crosstabulation

ISPA
Tidak Ya Total
Kebiasaan Membuka Tidak Count 16 11 27
Jendela % within ISPA 51.6% 68.8% 57.4%
Ya Count 15 5 20
% within ISPA 48.4% 31.3% 42.6%
Total Count 31 16 47
% within ISPA 100.0% 100.0% 100.0%
Tabel 4.8 Crosstabulation Kebiasaan Membuka Jendela Tiap Pagi
terhadap Kejadian ISPA di kelurahan Gunungpati
(n=47)

Tabel di atas menyebutkan bahwa tidak memiliki kebiasaan

membu cenderunka jendela tiap pagi cenderung berisiko

menderita ISPA (68.8%), sedangkan memiliki kebiasaan

membuka jendela tiap pagi cenderung berisiko tidak menderita

ISPA (48.4%).

p=0.260 (p>0.05), artinya Ho diterima, Ha ditolak.

Jadi tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan

membuka jendela tiap pagi dengan kejadian ISPA. Hal ini sesuai

dengan OR=0.485 (0.136-1.727)

3) Pemberian ASI Eksklusif


R. ASI Eksklusif * ISPA Crosstabulation

ISPA
Tidak Ya Total
R. ASI Eksklusif Tidak Count 18 14 32
% within ISPA 58.1% 87.5% 68.1%
Ya Count 13 2 15
% within ISPA 41.9% 12.5% 31.9%
Total Count 31 16 47
% within ISPA 100.0% 100.0% 100.0%

Tabel 4.9 Crosstabulation Pemberian ASI Eksklusif terhadap


Kejadian ISPA di kelurahan Gunungpati (n=47)

Tabel di atas menyebutkan bahwa balita yang tidak diberi ASI

Eksklusif cenderung berisiko menderita ISPA (87.5%), sedangkan

balita yang diberi ASI Eksklusif cenderung tidak berisiko

menderita ISPA (41.9%).

p=0.040 (p<0.05), artinya Ho ditolak, Ha. Diterima.

Jadi ada hubungan yang bermakna antara perilaku tidak

memberikan ASI Eksklusif dengan kejadian ISPA. Tetapi hal ini

tidak sesuai dengan OR=0.198 (0.038-1.024). Artinya pemberian

ASI Eksklusif merupakan faktor protektif.

b. Lingkungan

1) Letak Rumah dengan Jalan Raya


Dekat Jalan Raya * ISPA Crosstabulation

ISPA
Tidak Ya Total
Dekat Jalan Tidak Count 25 13 38
Raya % within ISPA 80.6% 81.3% 80.9%
Ya Count 6 3 9
% within ISPA 19.4% 18.8% 19.1%
Total Count 31 16 47
% within ISPA 100.0% 100.0% 100.0%

Tabel 4.10 Crosstabulation Letak Rumah dari Jalan Raya terhadap


Kejadian ISPA di kelurahan Gunungpati (n=47)

Rumah yang jauh dari jalan raya cenderung berisiko menderita

ISPA (81.3%), sedangkan rumah yang dekat dengan jalan raya

cenderung tidak berisiko menderita ISPA (19.4%).

p=0.960 (p>0.05), artinya Ho diterima, Ha ditolak.

Jadi tidak ada hubungan yang bermakna antara letak rumah dari

jalan raya dengan kejadian ISPA. Hal ini sesuai OR=0.962 (0.206-

4.483)

2) Ventilasi Rumah
Ventilasi Rumah * ISPA Crosstabulation

ISPA
Tidak Ya Total
Ventilasi Tidak Count 12 11 23
Rumah % within ISPA 38.7% 68.8% 48.9%
baik Count 19 5 24
% within ISPA 61.3% 31.3% 51.1%
Total Count 31 16 47
% within ISPA 100.0% 100.0% 100.0%

Tabel 4.11 Crosstabulation Ventilasi Rumah terhadap Kejadian


ISPA di kelurahan Gunungpati (n=47)

Tabel di atas menyebutkan bahwa ventilasi rumah yang tidak baik

cenderung berisiko menderita ISPA (68.8%), sedangkan ventilasi

rumah yang baik cenderung tidak berisiko menderita ISPA

(61.3%).

p=0.051 (p>0.05), artinya Ho diterima, Ha. ditolak.

Jadi tidak ada hubungan yang bermakna antara ventilasi rumah

dengan kejadian ISPA. Hal ini sesuai dengan OR=0.287 (0.80-

1.033).

3) Paparan Sinar Matahari terhadap Rumah


Paparan Matahari * ISPA Crosstabulation

ISPA
Tidak Ya Total
Paparan Kurang Count 10 2 12
Matahari % within ISPA 32.3% 12.5% 25.5%
Cukup Count 21 14 35
% within ISPA 67.7% 87.5% 74.5%
Total Count 31 16 47
% within ISPA 100.0% 100.0% 100.0%

Tabel 4.12 Crosstabulation Paparan Sinar Matahari terhadap


Kejadian ISPA di kelurahan Gunungpati (n=47)

Rumah yang kurang mendapatkan paparan sianr matahari langsung

cenderung tidak berisiko menderita ISPA (32.3%), sedangkan

rumah yang cukup mendapatkan paparan sinar matahari langsung

cenderung berisiko menderita ISPA (87.5%).

p=1.41 (p> 0.05), artinya Ho diterima Ha ditolak.

Jadi tidak ada hubungan yang bermkana paparan sinar matahari

dengan kejadian ISPA. Hal ini tidak sesuai dengan OR=3.333

(0.633-17.566) yang bermaksud rumah yang kurang memiliki

paparan sinar matahari langsung berisiko 3.333 kali dari pada

rumah yang cukup mendapatkan paparan sinar matahari langsung.


3. Faktor Risiko Hipertensi

A. Analisis Diskriptif
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Variabel Keturunan, Konsumsi Makanan Asin,
Konsumsi Lemak Jenuh, Penggunaan Minyak Jelantah, Kebiasaan Berolahraga,
Penggunaan Kontrasepsi pil dan Adanya Masalah/Tekanan

No. VARIABEL JUMLAH %

1. Keturunan
Ya 13 27,7
Tidak 34 72,3
2. Konsumsi makanan asin
Ya 15 31,9
Tidak 32 68,1
3. Konsumsi lemak jenuh
Ya 33 70,2
Tidak 14 29,8
4. Penggunaan minyak jelantah
Ya 15 31,9
Tidak 32 68,1
5. Kebiasaan berolahraga
Ya 25 53,2
Tidak 22 46,8
6. Penggunaan kontrasepsi pil
Ya 14 29,8
Tidak 33 70,2
7. Adanya masalah/tekanan
Ya 1 2,1
Tidak 46 97,9

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak

memiliki keturunan DM (72,3%), tidak mengkonsumsi makanan asin (68,1%),

mengkonsumsi lemak jenuh (70,2%), tidak menggunakan minyak jelantah (68,1%),

erbiasa berolahraga (53,2%), tidak menggunakan kontrasepsi pil (70,2%), dan tidak

memiliki masalah/ tekanan (97,9%).

Вам также может понравиться

  • Presentation 1
    Presentation 1
    Документ7 страниц
    Presentation 1
    Swara Wida Shakti
    Оценок пока нет
  • Bahan Skenario 4
    Bahan Skenario 4
    Документ5 страниц
    Bahan Skenario 4
    Swara Wida Shakti
    Оценок пока нет
  • Pelatihan Organisasi
    Pelatihan Organisasi
    Документ3 страницы
    Pelatihan Organisasi
    Swara Wida Shakti
    Оценок пока нет
  • Learning Issue
    Learning Issue
    Документ9 страниц
    Learning Issue
    Inthan Atika
    Оценок пока нет
  • Soal Pupuk Kema
    Soal Pupuk Kema
    Документ1 страница
    Soal Pupuk Kema
    Swara Wida Shakti
    Оценок пока нет
  • Pengertian Tari Saman
    Pengertian Tari Saman
    Документ7 страниц
    Pengertian Tari Saman
    Swara Wida Shakti
    Оценок пока нет
  • Pelatihan Organisasi
    Pelatihan Organisasi
    Документ3 страницы
    Pelatihan Organisasi
    Swara Wida Shakti
    Оценок пока нет
  • Penulisan Resep
    Penulisan Resep
    Документ4 страницы
    Penulisan Resep
    Swara Wida Shakti
    Оценок пока нет
  • Nyeri Neuropatik
    Nyeri Neuropatik
    Документ5 страниц
    Nyeri Neuropatik
    Swara Wida Shakti
    Оценок пока нет
  • Daftar Hadir
    Daftar Hadir
    Документ5 страниц
    Daftar Hadir
    Swara Wida Shakti
    Оценок пока нет
  • PF PP Fix
    PF PP Fix
    Документ4 страницы
    PF PP Fix
    Swara Wida Shakti
    Оценок пока нет
  • Pengertian Plantae
    Pengertian Plantae
    Документ10 страниц
    Pengertian Plantae
    Swara Wida Shakti
    Оценок пока нет
  • PF Batuk Darah
    PF Batuk Darah
    Документ5 страниц
    PF Batuk Darah
    Swara Wida Shakti
    Оценок пока нет
  • Anatomi Dan Fungsi Hepar
    Anatomi Dan Fungsi Hepar
    Документ3 страницы
    Anatomi Dan Fungsi Hepar
    Swara Wida Shakti
    Оценок пока нет