Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di zaman yang sudah maju dan berkembang ini masih banyak masyarakatyang
mempercayai dan menggunakan yang namanya dukun, sihir dan system kepercayaan
masyarakat. Di zaman dahulu banyak orang yang mencari dan mendatangi dukun, sihir dan
apapun yang masih bersangkutan dengan perdukunan seperti paranormal. Mereka
menanyakan tentang keadaan atau apa yang terjadi terhadap diri sendiri maupun orang lain,
atau bisa dibilang dengan menanyakan nasibnya. Mungkin dulu orang masih awam dan
kurangnya pengetahuan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan alam ghaib. Karena perlu
kita ketahui bahwa dukun, sihir merupakan bentuk ghaib, karena tidak ada manusia yang
mengetahui apa yang akan terjadi atau masa depan seseorang selain Allah SWT.

Dukun dan sihir banyak digunakan orang untuk mencari jodoh, melihat nasib, dan lain
sebagainya kadang dukun dan sihir pun bisa digunakan untuk kejahatan seperti menyantet
seseorang dan lainnya tapi ada juga dukun untuk pengobatan. Sebenarnya perlu kita waspadai
mengenai dukun, sihir karena apa di zaman ini banyak orang yang memperpergunakan dukun
dan sihir untuk kejahatan seperti ilmu santet dan memperdaya orang ada istilahnya pelet.

Maka dari itu dengan diadakannya makalah ini, bertujuan untuk menambah wawasan
dan pengetahuan masyarakat tentang dukun, sihir, dan system kepercayaan masyarakat,
apalagi di zaman sekarang teknologi sudah canggih dan maju.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. PENGERTIAN SIHIR
2. HUKUM SIHIR
3. CARA MENGOBATI SIHIR
4. HUKUMAN BAGI DUKUN DAN TUKANG SIHIR DAN LARANGAN
ORANG YANG BERDUKUN
5. FAKTOR PENYEBAB MASYARAKAT BERDUKUN

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang dukun, sihir dan sistem kepercayaan masyarakat.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SIHIR

Sihir secara lughowi (bahasa) adalah ungkapan tentang suatu perkara yang disebabkan
oleh sesuatu yang samar dan lembut. Sedangkan menurut istilah syariat terbagi menjadi dua
makna :

Pertama : Yaitu buhul-buhul dan mantera-mantera, maksudnya adalah bacaan-bacaan dan


mantera-mantera yang dijadikan perantara oleh tukang sihir untuk minta bantuan pada
syaithon dalam rangka memberi kemudharatan kepada orang yang disihir. Akan tetapi Allah
telah berfirman:

Dan mereka itu (ahli sihir) tidak akan mampu memberikan mudharat dengan sihirnya kepada
siapapun,kecualidenganidzinAllah.(QS.AlBaqarah:162)

Kedua : yaitu berupa obat-obatan atau jamu-jamuan yang berpengaruh terhadap orang yang
disihir, baik secara fisik, mental, kemauan dan kecondongannya. Sehingga engkau dapati
orang yang disihir tersebut berpaling dan berubah (dari kebiasaanya). (Al Qoulul Mufid karya
Asy Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin juz 1, hal. 489).

2.2 HUKUM SIHIR

Sihir dalam bentuk apapun, diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan keharaman
ini terbagi menjadi dua macam :

Pertama : Sihir yang termasuk perbuatan syirik, jika menggunakan perantara para syaithon
(jin-jin kafir), dimana para tukang sihir tersebut beribadah dan mendekatkan diri kepada para
syaithon (jin-jin kafir) supaya bisa menguasai orang yang akan disihir.

Kedua : Sihir yang termasuk perbuatan permusuhan dan kefasikan, jika tukang sihir hanya
sebatas menggunakan perantara obat-obatan (jejamuan) dan sejenisnya. (Al Qoulul Mufid juz
1, hal. 489)

Kafirkah Tukang Sihir ?

2
Para Ulama berbeda pendapat tentang tukang sihir. Di antara mereka ada yang mengatakan
bahwa tukang sihir itu kafir, dan di antara yang berpendapat demikian adalah Al Imam Malik,
Al Imam Abu Hanifah dan Al Imam Ahmad bin Hanbal.

BerkataAlImamAhmadrahimahullaahkepadaparamuridnya:..kecualisihirnyadengan
obat-obatan, asap dupa dan menyiram sesuatu yang bisa memberikan mudharat, maka
tidaklah kafir. (Fathul Majid hal. 336)

Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullaah berkata:

Akan tetapi dengan pembagian yang telah kami sebutkan tentang hukum permasalahan ini
menjadi jelaslah barangsiapa yang sihirnya dengan perantara syaithon (jin-jin kafir-red) maka
dia telah kafir. Karena kebanyakannya tidak mungkin terjadi kecuali dengan adanya unsur
kesyirikan (penyembahan terhadap syaithon tersebut -red). Hal ini didasarkan pada firman
Allah ? :

Dan mereka mengikuti apa-apa yang dibaca oleh para syaithon pada masa kerajaan
Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), hanya para
syaithon itulah yang kafir (karena mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada
manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut,
sedang keduanya tidak akan mengajarkan sesuatu kepada siapa pun, sebelum keduanya
mengatakan:Sesungguhnyakamihanyacobaanbagimu,sebabitujanganlahengkaukafir.
(QS. Al Baqarah :102)

Sedangkan tukang sihir yang menggunakan obat-obatan (jamu-jamuan/ramu-ramuan) dan


sejenisnya maka dia tidak kafir, akan tetapi dia telah berbuat dosa yang sangat besar.

Apakah Sihir Ada Hakekatnya ?

Ya! Sihir ada hakekatnya dan terjadi dengan sebenarnya, akan tetapi segala sesuatu tidak
akan terjadi kecuali dengan idzin Allah Azza wa Jalla dan ini merupakan aqidah Ahlus
Sunnah Wal Jamaah yang didasarkan pada Al Quran dan As Sunnah dengan pemahaman
Salaful Ummah.

Berkata Abu Muhammad Al Maqdisi di dalam Al Kaafi setelah menyebutkan ayat :

dan dari kejelekan hembusan-hembusan para tukang sihir pada buhul-buhul. (QS. Al
Falaq : 4)

Kalau sihir tidak ada hakekatnya niscaya Allah tidak akan memerintahkan agar memohon
perlindungan kepada-Nyadaribahayasihir.(FathulMajidhal.335)

3
Demikian pula Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallaam sendiri pernah disihir oleh seorang
YahudiyangbernamaLabidbinAlAshom.SebagaimanahaditsAisyahyangdiriwayatkan
oleh Al Imam Al Bukhari rahimahullaah :

?
:

, :
: :

Sesungguhnya Nabi disihir sehingga dikhayalkan padanya bahwa beliau melakukan sesuatu
padahal beliau tidak melakukannya. Dan beliau pada suatu hari berkata kepada Aisyah :

Telah datang padaku dua malaikat, salah satunya duduk di dekat kepalaku dan yang lainnya
di dekat kakiku. Salah satu malaikat tersebut berkata kepada yang lainnya:

Apa penyakit laki-laki ini (Rasulullah)?. Yang satunya menjawab terkena sihir. Siapa
yangmenyihirnya?.SatunyamenjawabLabidbinAlAshom.

Berkata Ibnul Qoyyim :

Dan telah mengingkari hal ini (disihirnya Rasulullah -red) sekelompok manusia. Mereka
mengatakan:

Tidak boleh ini menimpa diri Rasul, bahkan mereka menganggap ini sebagai suatu
kekurangandanaib.

Dan perkaranya tidak seperti yang mereka duga, akan tetapi sihir tersebut adalah dari jenis
perkara (penyakit) yang berpengaruh terhadap diri Rasulullah , hal ini termasuk dari jenis-
jenis penyakit yang menimpanya sebagaimana beliau juga tertimpa racun, dimana tidak ada
perbedaanantarapengaruhsihirdenganracun.(ZaadulMaadjuz4,hal.124)

AlImamIbnulQoyyimrahimahullaahJugamenyebutkandariAlQodhiIyadh,bahwasanya
beliau berkata:

Kejadian disihirnya Rasulullah tidak menodai kenabian beliau. Adapun keberadaan atau
kejadian beliau dikhayalkan melakukan sesuatu padahal beliau tidak melakukannya, hal ini
tidaklah mengurangi sifat shiddiq yang ada pada diri beliau . dikarenakan adanya dalil bahkan
ijma atas kemaksuman beliau dari hal tersebut, akan tetapi hal ini suatu perkara duniawi
yang mungkin bisa menimpanya. Yang beliau tidak diutus karena sebab tersebut dan tidak
diberi keutamaan, karenanya pula beliau dalam hal ini seperti manusia yang lainya, maka
tidak mustahil untuk dikhayalkan kepada beliau dari perkara-perkara yang tidak ada
hakekatnya baginya, kemudian hilang dari beliau dan kembali seperti keadaan semula.
(ZaadulMaadjuz4,hal.124)

Ancaman Allah Dan Rasul-Nya Terhadap Tukang Sihir

Di antara ancaman-ancamanAllahdidalamAlQuranadalahfirman-Nya:

dan sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab
Allah) dengan sihir itu, tidaklah adakeuntunganbaginyadiakhirat.(QS.AlBaqarah:102)

Berkata Ibnu Abbas ketika menafsirkan ayat tersebut :

( yaitu
) Tidak ada baginya bagian di akhirat.

Berkata Al Hasan : ( ) :Tidak ada agama baginya.

Adapun ancaman dari Allah ? adalah sebagaimana di dalam riwayat Al Bukhari dan Muslim
dari sahabat Abu Hurairoh, beliau ?

bersabda :

Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan, para sahabat bertanya:

Wahai Rasulullah, apa tujuh perkara tersebut?. Beliau ? menjawab:

Berbuat syirik kepada Allah ?, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan untuk dibunuh
kecuali dengan haq (benar), makan riba, makan harta anak yatim, lari dari pertempuran dan
menuduh zina wanitamukminahyangterhormatsertamenjagakehormatan.

Apa Hukum Mempelajari Ilmu Sihir Dengan Tujuan Untuk Membentengi Diri ?

Mempelajari ilmu sihir hukumnya haram, baik untuk diamalkan maupun sekedar untuk
membentengi diri dari sihir. Karena Allah ? telah menyebutkan di dalam Al Quran bahwa
belajar ilmu sihir merupakan salah satu bentuk kekufuran.

Mereka (syaithon-syaithon) mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan
kepada dua malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum keduanya mengatakan: Sesungguhnya
kamihanyacobaan(bagimu)olehsebabitujanganlahkamukafir.(QS.AlBaqarah:102)

Dan juga sebagaimana disebutkan pada hadits yang sebelumnya bahwa sihir merupakan
bagian dari tujuh perkara yang membinaskan () .

Bagi yang membolehkan belajar ilmu sihir hanya sekedar untuk memenbentengi diri, mereka
berdalil dengan hadits :

5
Belajarlah kalian ilmu sihir dan jangan mengamalkannya. Perlu diketahui bahwa hadits
tersebut adalah hadits palsu. (Fatwa Al Lajnah Ad Daimah jilid 1, hal. 38)

Bagaimana Pergi Ke Tukang Sihir Untuk Mengobati Atau Menghilangkan Sihir ?

Tidak boleh bagi orang yang terkena sihir pergi ke tukang sihir untuk menghilangkan sihir
yang menimpa dirinya, berdasarkan pada keumuman sabda Rasulullah ? :

Bukan dari golonganku (Rasulullah) orang yang mengundi nasib dengan burung dan
sejenisnya atau minta diundikan untuknya, meramal sesuatu yang ghaib (dukun) atau minta
diramalkan untuknya atau melakukan sihir atau minta disihirkan untuknya. (HR. At
Thabrani)

Dan didasarkan pula pada sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallaam tatkala ditanya
tentang An Nusyroh (menghilangkan sihir dari orang yang terkena sihir dengan sihir yang
sama). Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam menjawab:

Itu adalah perbuatan syaithon. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Al Baihaqi) serta sabda
Rasulullah ? :

Berobatlah kalian dan jangan kalian berobat dengan sesuatu yang haram, karena
sesungguhnya tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit kecuali Allah telah menurunkan
obatnyapula.

2.3 CARA MENGOBATI SIHIR

CaraYangSyariDalamMengobati Sihir

1. Mengeluarkan sihir tersebut dan membatalkannya, sebagaimana disebutkan di dalam hadits


yangshahihdariNabibahwasanyabeliauberdoakepadaAllahdalamperkarasihirtersebut.
Maka Allah tunjukkan kepada beliau (tempat buhul-buhul tersebut), kemudian beliau
mengeluarkannya (mengambil buhul-buhul tersebut) dari suatu sumur. Maka hilanglah apa
yang ada pada beliau, seakan-seakan beliau lepas dari ikatan.

2.Dengandirukyah,yaitudengandibacakanAlQurandandoa-doa(yangbersumberdari
Rasulullah ) kepada yang terkena sihir. Misalnya dengan dibacakan surat Al Fatihah, Al
Ikhlas, Al Falaq, An Naas, dan yang lainnya dari ayat-ayat Al Quran kemudian ditiupkan
kepadayangsakit,makainsyaAllahakansembuh.(ZaadulMaadjuz4,hal.124-127).

6
2.4 HUKUMAN BAGI DUKUN DAN TUKANG SIHIR DAN LARANGAN
ORANG YANG BERDUKUN

Hukuman untuk dukun dan tukang sihir Diriwayatkan dari Jundab, Rasulullah bersabda:



Hukuman bagi tukang sihir ialah dipenggal lehernya denganpedang.(HR.Tirmidzi)

Larangan bagi orang yang berdukun atau melakukan sihir:

Larangan tentang mendatangi dukun

Hal ini di tegaskan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam dalam sabdanya:



. .

Dari Muawiyah bin Hakam Radhiallahu anhu ia berkata kepada Rasulullah Sallallahu
Alaihi Wa Sallam : ada beberapa hal yang biasa kami lakukan di masa jahiliyah, kami
terbiasa datang kedukun? Jawab Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam : Jangan kalian
datangkedukun.

Larangan bertanya kepada dukun

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:

Diriwayatkan lagi oleh sebahagian isteri Nabi Sallallahu Alaihi Wa Sallam dari Nabi
SallallahuAlaihiWaSallam:Barangsiapayangmendatangitukangtenunguntukbertanya
tentangsesuatu,makatidakditerimadarinyashalatselamaempatpuluhmalam.

Larangan mempercayai dukun

Dalam sebuah hadits dijelaskan:

DariAbuHurairahRadhiallahuanhu,bahwaNabiSallallahuAlaihiWaSallam bersabda:
Barangsiapa yang mendatangi dukun lalu mempercayainya, sungguh ia telah kafir dengan
apayangditurunkankepadaMuhammadSallallahuAlaihiWaSallam.

Larangan meminta perdukunan dan membuka pratek pedukunan

7
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:

(( )) : ( 2195).

Bukanlah termasuk golongan kami orang yang mencari perdukunan atau melakukan
perdukunan

Hukum harta hasil perdukunan

hadits Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam yang menjelaskan tentang hukum harta yang
diperoleh melalui pratek perdukunan:

Dari Abu Masud Radhiallahu anhu , bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam
melarang(memakan)hasiljualanjing,upahpelacurdanupahdukun.

2.5 Faktor penyebab masyarakat berdukun

1. rendahnya pengetahuan,

2. lemahnya keyakinan terhadap ajaran agama,

3. ter-batasnya kemampuan ekonomi, serta

4. adanya ke-yakinan seseorang atau masyarakat yang ketat dan telah


terpelihara secara turun-temurun.

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya ilmu sihir dan dukun sangat dilarang tegas oleh Islam karena
hal tersebut merupakan kemungkaran terhadap agama dan juga kemusyrikan. Oleh
karena itu kita sebagai masyarakat yang tidak ingin musyrik diharapkan lebih berhati-
hati dan lebih kebal lagi imannya agar tidak mudah tergoda dan terbawa hawa nafsu
yang bisa menyesatkan. Dengan kata lain kita harus menjauh dari yang namanya
ilmu-ilmu ghaib karena informasi yang disampaikannya belum tentu benar.

3.2 Saran

Untuk masyarakat tentunya harus lebih menambah wawasan tentang dukun,


sihir dan lain sebagainnya, memperkuat iman dan takwa kita terhadap Allah SWT,
memperyakin diri sendiri dan percaya pada Allah tentang apa yang akan terjadi
intinya kita harus pasrah

9
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ahmad Robia, MA. 2001. Fiqh Mawaris. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Syekh muhammad ali ash Shabuni.1995. Hukum Waris Menurut Al-Quran dan Hadits.
Bandung: Trigenda Karya.

H. Sulaiman Rasyid. 1994. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Drs. Sudarsono, SH. 2001. Pokok-pokok Hukum Islam. Jakarta: Rieneka Cipta.

Departemen Agama. 1986. Ilmu Fiqih.

CATATAN KAKI

1 Lihat: Al-Fiqh al al-Madzhib al-Arbaah Juz. IV, al-Syaikh Abd al-Rahman al-Jazayri.
2 Lihat: Fat-h al-Br (X/225) buah tangan al-Hafizh Ibn Hajar al-Asqalaniy.

3 Lihat: Taysr f Ushl al-Tafsr, al-Alim al-Syaikh Atha ibn Khalil. Dar al-Ummah, Beirut Lebanon.

4 Lihat: QS. al-Baqarah [2]: 162.


5 Lihat: Raw-i al-Bayn, Juz. I, Hal. 83-84

10

Вам также может понравиться