Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
0635)
A. Defenisi Pertumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua kata yang berbeda, namun tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sel
pada membelah diri dan sintesis protein baru, menghasilkan peningkatan ukurandan berat
seluruh atau sebagian sel (Wong,2008, hlm.109).
B. Defenisi Perkembanga
Perkembangan (development) merupakan perubahan dan perluasan secara bertahap,
perkembangan tahap kompleksitas dari dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan
dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran
(Wong,2008, hlm.109).
TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
Menurut Santrock (2011), Perkembangan dan pertumbuhan mengikuti prinsip cephalocaudal dan
proximodistal. Prinsip cephalocaudal merupakan rangkaian dimana pertumbuhan yang tercepat
selalu terjadi diatas, yaitu di kepala. Pertumbuhan fisik dan ukuran secara bertahap bekerja dari
atas kebawah, perkembangan sensorik dan motorik juga berkembang menurut prinsip ini,
contohnya bayi biasanya menggunakan tubuh bagian atas sebelum meeraka menggunakan tubuh
bagian bawahnya. Prinsip proximodistal (dari dalam keluar) yaitu pertumbuhan dan
perkembangan bergerak dari tubuh bagian dalam ke luar. Anak-anak belajar mengembangkan
kemampuan tangan dan kaki bagian atas ( yang lebih dekat dengan bagian tengah tubuh) abru
kemudian bagian yang lebih jauh, dilanjutkan dengan kemampuan menggunakan telapak tangan
dan kaki dan akhirnya jari-jari tangan dan kaki ( Papalia, dkk, 2010, hlm 170).
ASPEK-ASPEK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
A. Aspek Pertumbuhan
B. Aspek Perkembangan
a. Motorik kasar (gross motor) merupakan keterampilan yang meliputi aktivitas otot yang
besar seperti gerakan lengan dan berjalan (Santrock, 2011, hlm 210). Perkembangan
motorik kasar pada masa prasekolah, diawali dengan kemampuan untuk berdiri dengan
satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki, membuat posisi merangkak dan
lain-lain (Hidayat, 2009, hlm.25).
b. Motorik halus (fine motor Skills) merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot
kecil dan koordinasi meta dan tangan yang memerlukan koordinasi yang cermat (Papilia,
Old & Feldman, 2010, hlm. 316).
Untuk menilai perkembangan anak yang dapat dilakukan adalah dengan wawancara tentang
faktor kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam perkembangan, kemudian melakukan
tes skrining perkembangan anak (Hidayat, 2009, hlm. 38).
Faktor bawaan tidak dapat diubah tetapi dapat diupayakan dengan penyediaan lingkungan yang
baik.
B. Faktor lingkungan
Faktor yang bersal dari luar dirinya seperti, orangtua. Faktor lingkungan mencakup aspek
kebutuhan fisik, aspek asih ( kasih sayang ) dan aspek asuh ( pendidikan dan pergaulan )
C. Faktor gizi
Pertumbuhan memerlukan makanan bergizi dalam jumlah yang seimbang antara kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
D. Kemampuan motorik pada bayi dan balita berdasarkan usia yakni:
mengangkat kepala,
memperhatikan benda bergerak,
guling-guling,
0-3 bulan melihat benda-benda kecil,
Duduk.
mengambil benda-benda kecil.
Memasukkan benda kedalam wadah,
Bermain di dapur.
berjalan sendiri
naik tangga.
mengayun bayi,
menina bobokan.
bermain ciluk ba,
Melompat,
Bermain puzzle,
Bermain/menyusun balok-balok.
Menangkap bola kecil dan Memotong dengan menggunakan gunting,
melemparkan kembali.
Menempel guntingan gambar sesuai dengan
Berjalan mengikuti garis lurus, cerita.
Melompat tali.
Membandingkan besar/kecil,
banyak/sedikit, berat/ringan.
Berkebun.
CIRI-CIRI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-
ciritersendiri,yaitu :
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang
berlainan organ-organ.
3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi kecepatannya berbeda
antara anak satu dengan lainnya.
4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf
5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum
gerakan volunter tercapai. Yang perlu di ingat mengenai pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah setiap anak adalah individu yang unik, karean adanya faktor bawaan dan
lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pemcapaiannya kemampuan dalam
nerkembangnya juga berbeda. Tetapi akan tetap menuruti patokan umum.
Rangsangan untuk fisik bayi dan balita amat diperlukan, karena pada usia mereka perkembangan
syaraf-syaraf motorik sangat pesat. Melakukan gerakan-gerakan sederhana seperti berlari,
berjalan, menari akan sangat membantu perkembangan mereka.
B. Stimulasi aspek emosi
Kenalkan mereka dengan bentuk emosi dasar, bahagia dan sedih. Dengan menghiburnya pada
saat menangis karena mainannya rusak akan membantu. Ajari pula mereka untuk berbagi dengan
teman sebayanya, misalnya dengan bernagi mainan, sehingga dapat menimbulkan kepekaan
untuk bertoleransi dan berperilaku menyenangkan.
Ajarilah anak untuk berdoa dengan menggunakan kata-kata yang sederhana, mengucapkan
terimakasih kepada tuhan atas makanan, hari yang indah, dan meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan hari itu. Akan membuat anak semakin peka. Ajak juga mereka ke tempat ibadah, dan
membacakan dongeng dan kisah-kisah para nabi juga akan membantu meningkatkan moral.
Rangsangan intelektual dapat dilakukan dengan sering memberikan buku bacaan, mengajak anak
melakukan permainan, dan rekreasi bersama, dan juga dengan rajin menjawab keingintahuan
anak. Jadi sebagai orangtua juga harus rajin belajar agar sanggup memenuhi dan menjawab
keingintahuan anak dengan baik dan benar.
Anak pun harus diajari untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya. Membantu menjaga adik,
membantu orangtua yang sedang sibuk, akan merangsang kepekaan alaminya.
Agar stimulasi ini dapat menunjukkan hasil yang baik, kita tidak boleh melupakan istirahat yang
cukup dan asupan nutrisinya. Gizi yang baik amat sangat dibutuhkan oleh anak, karena mereka
sedang berada dalam masa pertumbuhan. Jadi asupan nutrisi tentunya amat dibutuhkan untuk
perkembangan fisik, daya tahan tubuh, pencernaan, dan juga tentunya untuk perkembangan otak
mereka.
GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK
Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak meliputi gangguan
pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan perilaku.
Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas normal dan gangguan
pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat badan menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS) dapat dilakukan secara mudah untuk mengetahui pada pertumbuhan anak.
Menurut Soetjiningsih (2003) apabila grafik berat badan anak lebih dari 120%
kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal; sementara itu apabila grafik
berat badan di bawah normal kemungkinan anak mengalami kurang gizi, menderita penyakit
kronis, atau kelainan hormonal. Lingkar kepala juga menjadi salah satu parameter yang penting
dalam mendeteksi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ukuran lingkar kepala menggambarkan isi kepala termasuk otak dan cairan
serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal dapat dijumpai pada anak yang menderita
hidrosefalus, megaensefali, tumor otak, ataupun hanya merupakan variasi normal. Apabila
lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak menderita retardasi mental, malnutrisi
kronis, ataupun hanya merupakan variasi normal. Deteksi dini gangguan penglihatan dan
gangguan pendengaran juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang
lebih berat. Jenis gangguan penglihatan yang dapat diderita oleh anak antara lain adalah
maturitas visual yang terlambat, gangguan refraksi, juling, nistagmus, ambliopia, buta warna dan
kebutaan akibat katarak, neuritis optik, glaukoma, dan lain sebagainya.
Menurut Hendarmin (2000), tuli pada anak dapat disebabkan karena faktor prenatal dan
postnatal. Faktor prenatal antara lain adalah genetik dan infeksi TORCH yang terjadi selama
kehamilan, sedangkan faktor postnatal yang sering mengakibatkan ketulian adalah infeksi bakteri
atau virus yang terkait dengan otitis media.
B. Gangguan Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu
penyebabnya adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskuler. Anak dengan serebral
palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis,
ataksia, atau hipotonia.
Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan
perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia, serta dapat
juga menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuskuler seperti
muskuler distrofi merupakan gangguan perkembangan motorik yang selalu didasari adanya
penyakit tersebut.
Faktor lingkungan serta kepribadian anak juda dapat mempengaruhi keterlambatan dalam
perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan belajar seperti sering
digendong atau diletakan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai
kemampuan motorik.
Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan oleh berbagai faktor yaitu
faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi rendah, kurangnya interaksi anak dengan
lingkungan, maturasi yang terlambat, dan faktor keluarga.
Selain itu, gangguan bicara juga dapat disebabkan karena adanya kelainan fisik seperti
bibir sumbing dan serebral palsi. Gagap juga dapat terjadi karena intelegensi rendah, kurangnya
interaksi anak dengan dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, dan faktor keluarga. Selain
itu, gangguan ini juga termasuk salah satu gangguan perkembangan bahasa yang dapat
disebabkan karena adanya tekanan dari orang tua agar anak bicara jelas ( Soetjingsih, 2003).
D. Gangguan Emosi dan Perilaku
Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagai gangguan yang terkait dengan
psikiatri. Kecemasan adalah salah satu gangguan yang muncul pada anak dan memerlukan suatu
intervensi khusus apabila mempengaruhi interaksi sosial dan perkembangan anak. Contoh
kecemasan yang dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan berpisah, fobia sosial, dan
kecemasan setelah mengalami trauma. Gangguan perkembangan pervasif pada anak meliputi
autisme, serta gangguan perilaku dan interaksi sosial.
Penyebab keterlambatan perkembangan umum antara lain gangguan genetik atau kromosom
seperti sindrom Down; gangguan atau infeksi susunan saraf seperti palsi serebral atau CP, spina
bifida, sindrom Rubella; riwayat bayi risiko tinggi seperti bayi prematur atau kurang bulan, bayi
berat lahir rendah, bayi yang mengalami sakit berat pada awal kehidupan sehingga memerlukan
perawatan intensif dan lainnya.
Secara umum, orang tua sebaiknya mengenal tanda bahaya (red flags) perkembangan
anak yang sederhana seperti yang tercantum di bawah ini. Jika orang tua menemukan salah satu
tanda bahaya di bawah ini, sebaiknya jangan menunda dan segeralah memeriksakan buah hatinya
ke tenaga kesehatan terdekat.
1. Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota tubuh bagian kiri
dan kanan.
2. Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6
bulan
3. Hiper / hipotonia atau gangguan tonus otot
4. Hiper / hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh
5. Adanya gerakan yang tidak terkontrol
1. Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi, misalnya saat
dipanggil tidak selalu member respons
2. Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau ketertarikan dengan
orang lain pada usia 20 bulan
3. Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan