Вы находитесь на странице: 1из 3

LO 2 Mahasiswa Mampu Mengetahui, Memahami, dan Menjelaskan

Anastesi Lokal
b. Syarat Anastesi Lokal
Syarat ideal suatu bahan anestesi lokal yaitu mula kerjanya cepat dan
bekerja lama serta tidak menyebabkan alergi. Menurut Samodro R tahun 2011
durasi kerja umumnya berkolerasi dengan kelarutan lemak. Anestesi dengan
kelarutan lemak tinggi memiliki durasi yang lebih panjang, diperkirakan karena
lebih lama dibersihkan dari dalam darah.
(Jurnal Gambaran Penggunaan Bahan Anestesi Lokal Untuk Pencabutan Gigi
Tetap oleh Dokter Gigi di Kota Manado Volume 1, Nomor 2, September 2013,
hlm. 105-114).

d. Kontraindikasi Anastesi Lokal


Kontraindikasi lokal anestesi menurut Haryono Mangunkusumo
(1981) yakni pada daerah yang mengalami infeksi karena dapat
mengakibatkan:
Organisme yang ada pada jaringan yang mengalami infeksi akan
terdesak kedaerah jaringan yang sehat dan menimbulkan
perluasan infeksi.
Anestetikum kerjanya tidak sempurna dan anestetikum tersebut
akan menambah cairan yang ada pada daerah itu, akan
menekan saraf-saraf pada daerah itu sehingga menyebabkan
rasa sakit.
Penyembuhan dari daerah infeksi akan terhalang
(Haryono, M. 1991. Exodontia I. FKG UGM. Yogyakarta)

LO 3 Mahasiswa Mampu Mengetahui, Memahami dan Menjelaskan Teknik


Endodonsi
b. Indikasi dan Kontraindikasi
Menurut Starshak (1980) dan Kruger (1974) indikasi dilakukannya
eksodonsi adalah sebagai berikut :
1. Gigi dengan patologis pulpa, baik akut maupun kronik, yang tidak mungkin
dilakukan terapi endodontik harus dicabut.
2. Gigi dengan karies yang besar, baik dengan atau tanpa penyakit pulpa atau
periodontal, harus di eksodonsi ketika restorasinya akan menyebabkan
kesulitan keuangan bagi pasien dan keluarga.
3. Penyakit periodontal yang terlalu parah untuk dilakukan perawatan
merupakan indikai ekstraksi. Pertimbangan ini juga meliputi keinginan
pasien untuk koopertatif dalam rencana perawatan total dan untuk
meningkatkan oral hygiene sehingga menghasilkan perawatan yang
bermanfaat.
4. Gigi malposisi dan overeruption.
5. Gigi impaksi dalam denture bearing area harus di eksodonsi sebelum
dilakukan pembuatan protesa.
6. Gigi yang mengalami trauma harus dieksodonsi untuk mencegah
kehilangan tulang yang lebih besar lagi.
7. Beberapa gigi yang terdapat pada garis fraktur rahang harus di eksodonsi
untuk meminimalisasi kemungkinan infeksi, penyembuhan yang tertunda
atau tertunda atau tidak menyatukan rahang.
8. Tipe dan desain protesa gigi dapat membutuhkan satu atau beberapa gigi
yang sehat sehingga dapat dihasilkan protesa yang diharapkan.
9. Ekstraksi profilaksis harus diperhatikan.
10. Pasien yang sedang menjalani terapi radiasi.

Kruger, GO. 1974. Textbook of Oral Surgery 4th ed. St. Louis : CV Mosby. p. 44
Starshak, TJ. 1980. Preprosthetic Oral and Maxillofascial Surgery. London : The
CV Mosby. p.70 - 85

Kontraindikasi
Ada beberapa kontraindikasi untuk dilakukannya tindakan eksodonsi. Menurut
Laskin (1985) kontraindikasi eksodonsi adalah sebagai berikut :
1. Infeksi mulut akut seperti necrotizing ulcerative gingivitis atau herpetic
gingivostomatitis.
2. Gigi pada area pernah mengalami radiasi juga tidak boleh dilakukan
eksodonsi karena dapat mengakibatkan terjadinya osteonecrosis.
3. Pasien yang memiliki riwayat penyakit sistemik tidak terkontrol seperti
penyakit diabetes mellitus dan blood dyscrasias .

Laskin, DM. 1985. Oral and Maxillofacial Surgery. Vol. 2 St. Louis : The CV
Mosby Co. p.3 44

Komplikasi pencabutan gigi menurut Pederson (1996) dibagi menjadi tiga


yaitu komplikasi intraoperative, komplikasi pasca bedah, dan komplikasi beberapa
saat setelah operasi. Komplikasi intaoperatif berupa perdarahan, fraktur,
pergeseran, cedera jaringan lunak, dan cedera saraf. Sedangkan, komplikasi pasca
bedah berupa perdarahan, rasa sakit, edema, dan reaksi terhadap obat. Dan yang
termasuk komplikasi beberapa saat setelah operasi adalah alveolitis (dry soket)
dan infeksi.

Pederson, GW. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (Oral Surgery). Jakarta :
Buku Kedokteran EGC. p. 83 - 100

Вам также может понравиться