Вы находитесь на странице: 1из 107

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Ilmu Sosial
Budaya Dasar Tentang Kebudayaan. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah ISBD di Universitas Negeri Makassar.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Makassar, Juli 2012

Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Sistematika Penulisan

BAB II Pembahasan
1. Pengertian Dan Wujud Kebudayaan
2. Sistem, Unsur dan Substansi Budaya
3. Sifat Budaya dan Kecenderungannya
4. Manusia dan Kebudayaan

BAB III Penutup


Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia
adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena
adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang
manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan
demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena
dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan,
setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala
disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.

Hubungan yang erat antara manusia (terutama masyarakat) dan kebudayaan telah
lebih jauh diungkapkan oleh Melville J. Herkovits dan bronislaw Malinowski, yang
mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat
didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu. (Soemardjan, Selo: 1964: 115). Kemudian Herkovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic. Karena kebudayaan berturun
temurun dari generasi ke generasi tetap hidup. Walaupun manusia yang menjadi
anggota masyarakat sudah berganti karena kelahiran dan kematian.

Lebih jauh dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan oleh E. B. Tylor (1871) dalam
bukunya Primitive Culture: kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup
kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola
perilaku normative. Oleh karena itu, manusia yang mempelajari kebudayaan dari
masyarakat, bisa membangun kebudayaan (konstruktif) dan bisa juga merusaknya
(destruktif).

B. Tujuan Penulisan
1. Mengerti dan memahami pengertian kebudayaan
2. Mengerti dan memahami wujud kebudayaan
3. Memhami dan menjelaskan isi utama kebudayaan
4. Memahami dan menjelaskan sifat-sifat kebudayaan
5. Memahami dan menjelaskan sistem kebudayaan
6. Memahami dan menjelaskan pengaruh budaya terhadap lingkungan
7. Memahami dan menjelaskan proses dan perkembangan kebudayaan
8. Memahami dan menjelaskan hubungan manusia dengan kebudayaan

C. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode studi pustaka, yaitu
dengan mencari literatur yang relevan dengan bahasan yang kami sajikan.

D. Sistematika Penulisan
Untuk membantu anda mencapai tujuan dari penulisan ini, sistematika makalah ini,
antara lain :
1. Pengertian dan Wujud Kebudayaan
2. Sistem, Unsur dan Substansi (isi) Kebudayaan
3. Sifat-sifat Kebudayaan
4. Manusia Sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan, Pengaruh Budaya
terhadap Lingkungan.

BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN DAN WUJUD KEBUDAYAAN
A. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya sedangkan budaya adalah bentuk jamak dari
kata budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal
dari bahasa snsekerta buddayah yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti
budi atau akal.dalam bahasa inggris kata budaya berasal dari kata culture, dalam
bahasa Belanda diistilahkan dengan kata Cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari
kata corela.

Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:


1. E.B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.

2. R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebai konfigurasi tingkah laku yang


dipelajari dan hasil ntingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentukannya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.

3. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem


gagasan, milik diri manusia dengan belajar.

4. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan


adalah semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat.

B. Perwujudan Kebudayaan
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan
kedalam tiga wujud yaitu:
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan nilai-nilai norma-norma dan
peraturan
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Berdasarkan penggolongan wujud budaya tersebut, maka kebudayaan dapat
dikelompokan menjadi dua:1. Budaya yang bersifat abstrak dan 2. Budaya yang
bersifat kongkrit.

Sebagaimana telah disebutkan koentjaraningrat wujud budaya kongkrit ini dengan


sistem sosial dan fisik, yang terdiri dari:
a. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkahlaku tertentu dalam situasi tertentu.
Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku
(patterns of behavior) masyarakat. Pola-pola perilaku adalah cara bertindak seluruh
anggota suatu masyarakat yang mempunyai norma-norma dan kebudayaan yang
sama.

Manusia mempunyai aturan main tersendiri dalam hidupnya di masyarakat, karena


itu menurut Rapl Linton dalam mengatur hubungan antarmanusia diperlukan design
for living atau garis-garis petunjuk dalam hidup sebagai bagian budaya, misalnya:
1. Apa yang baik dan buruk, benar dan salah, sesuai dan tidak sesuai dengan
keinginan (valuational element)
2. Bagaimana orang harus berlaku (priscriptive element)
3. Perlu tidaknya diadakan upacara ritual adat atau kepercayaan, (cognitive
element).

b. Bahasa
Ralph linton menyebutkan bahwa salah satu penyebab paling penting dalam
memperlambangkan budaya sampai mencapai tarafnya seperti sekarang ialah
bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir dan alat berkomunikasi. Tanpa
berfikir dan berkomunikasi kebudayaan sulit ada. Sebagaimana diketahui sebuah
pepatah mengatakan: bahasa menunjukan bangsa, artinya bahasalah yang
mempopulerkan sebuah bangsa yang tentu saja termasuk didalamnya kebudayaan
bangsa tersebut. Melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina,
dikembangkan, serta dapat diwariskan pada generasi mendatang.

c. Materi
Budaya materi merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam
masyarakat. Bentuk materi ini berupa pakaian, alat-alat rumah tangga, alat produksi,
alat transportasi, alat komunikasi, dan sebagainya.

Klasifikasi unsur budaya dari yang kecil hingga yang besar adalah sebagai berikut:
1. Items, unsur yang paling kecil dalam budaya
2. Traits, merupakan gabungan beberapa unsur terkecil
3. Kompleks budaya, gabungan beberapa dari items dan trait
4. Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.

Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya


menyeluruh (cultural universal). Terjadinya unsur budaya tersebut dapat melalui
discovery, yaitu penemuan yang terjadi secara sengaja atau kebetulan, yang
sebelumnya tidak ada. Dan invention, yaitu penemuan atau usaha yang sengaja
untuk memperoleh hal-hal baru.

2. SISTEM, UNSUR, DAN SUBSTANSI BUDAYA


A. SISTEM BUDAYA
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu systeme yang berarti seperangkat
elemen-elemen (bagian-bagian) yang bekerjasama secara teratur. Konsep system
dapat ditujukan kepada: organisasi, kumpulan, himpunan, organ tubuh dan
seterusnya. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu system, yaitu
sistem sosial budaya adalah unsur-unsur sosial budaya yang saling berkaitan
dengan yang lain escara teratur, sehingga tercipta tata kelakuan yang serasi bagi
masyarakatnya.
System budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan
terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan konsep, serta keyakinan dengan demikian sitem
kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia
lebih lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sitem
norma dan disitulah salah satu fungsi sistem budaya adalah menata serta
menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.

System kebudayaan suatu daerah akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang


beda. Jenis kebudayaan ini dapat dikelompokan kedalam 2 yaitu:
a) Kebudayaan material
Kebudayaan material antara lain hasil cipta, karsa, yang berwujud benda, barang
alat pengolahan alam, seperti gedung,pabrik, jalan ,rumah dan sebagainya.

b) Kebudayaan non material


Merupakan hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Non material antara lain adalah :

1. Cara (usage)
Proses interaksi yang terus menerus akan melahirkan pola-pola tertentu yang
disebut cara (usage). Norma yang disebut cara hanya mempunyai kekuatan yang
lemah disbanding norma yang lain. Pelanggaran terhadap norma ini hanya disebut
tidak sopan, misalnya makan sambil berdiri, berdecak bersendawa dan sebagainya.

2. Volkways (Norma kelaziman/kebiasaan)


Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk sama, merupakan
cermin bahwa orang tersebut menyukai perbuatannya. Contohnya bertutur sopan
santun, member slaam, menghormati orang tua. Pelanggaran terhadap keiasaan
masyarakat. Sanksi terhadap pelanggaran ini berupa teguran, sindiran,
dipergunjingkan dan sebagainnya yang sifatnya sanksi masyarakat, yang mungkin
dianggap ringan.

3. Mores (Norma tata kelakuan/norma kesusilaan)


Mores adalah aturan yang berlandaskan pada apa yang baik dan seharusnya
menurut ajaran agama, Filsafat atau nilai kebudayaan. Pelanggaran terhadap usage,
folkways hanya akan dianggap aneh atau tidak sopan, tetapi pelanggaran
terhadapan mores akan disebut jahat. Contoh terhadap mores adalah berzinah.
Sanksinya berat, dirajam atau diusir dari kampong halamnnya. Karena sanksinya
yang berat mores disebut norma berat.

Fungsi norma tata kelakuan di masyarakat:


a. Memberikan batas-batas pada kelakuan individu (berupa perintah dan larangan)
b. Mengidentifikasi inividu dengan kelompoknya (memaksa individu untuk
menyesuaikan perilakunya dengan norma yang berlaku)
c. Menjaga solidaritas antar anggota masyarakat( menjaga keutuhan dan kerjasama
antar anggota massyarakat)

4. Norma adat istiadat (custom)


Tata kelakuan yang kekal. Serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku
masyarakat dapat meningkat menjadi adat istiadat (custom). Anggota masyarakat
yang melanggar adat istiadat dapat memperoleh sanksi yang berat, misalnya
dikucilkan dari masyarakat. Misal, bercerai adalah suatu aib besar bagi masyarakat
Lampung. Dalam masyarakat sunda perempuan apabila tidak dilamar dianggap aib,
sebaliknya dalam masyarakat Minang perempuanlah yang melamar laki-laki dan
ssebagainya.

5. Norma hokum (Laws)


Adalah suatu norma yang lebih tepat disebut sebagai hokum yang tertulis, meskipun
tidak selalu demikian. Laws adalah suatu rangkaian aturan yang diyujukan kepada
anggta masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban dan
larangan agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan. Atura ini
lazimnya tertulis yang dikodifikassikan dala bentuk berbagai macam kitab undang-
undang, atau tidak tertulis berupa keputusan-keputusan hokum pengadilan adat.
Karena sebagian besar norma hokum adalah tertulis maka sanksinya adalah yang
paling tegas bila dibandingkan dengan norma lain.

6. Mode (fashion)
Mode atau fashion adalah cara dan gaya melakukan dan membuat sesuatu yang
sering berubah-ubah serta diikuti orang banyak. Hal terakhir ini merupakan ciri khas
dari mode yakni sifatnya missal. Mode atau fashion tidak hanya tampak pada cara
orang memotong dan menggunakan pakaian, cara mengatur rambut dan
sebagainya, tetapi juga dalam hal mengejar sesuatu yang baru di bidang lain. Dari
mode akan lahir sesuatu yang baru yang bersifat inovatif, misalnya tarian tradisional
jawa dielaborasi dengan kesenian melayu atau bali akan lahir tarian kontemporer
modern, tetapi dari mode juga akan melahirkan sesuatu yang dianggap aneh oleh
masyarakat misalnya rambut dengan gaya funky, dengan di cat berwarna-warni
yang mungkin nantinya akan dianggap biasa.

Dalam system budaya ini terbentuk unsur-unsur yang paling berkaitan satu dengan
lainnya. Sehingga tercipta tata kelakuan manusian yang terwujud dalam unsure
kebudayaan sebaga satu kesatuan. Berikut akan dijelaskan tentang unsur-unsur
kebudayaan tersebut.

B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Adanya perbedaan wujud kebudayaan antara satu budaya dengan budaya lain
disebabkan karena dalam masyarakat terdiri atas berbagai unsure, baik yang besar
maupun yang kecil yang membentuk satu kesatuan. Ada banyak pendapat tentang
unsure-unsur yang membentuk satu kebudayaan.

1. Melville J. Herskovits, unsur-unsur kebudayaan terdiri atas sebagai berikut:


a. Alat-alat teknologi
b. System ekonomi
c. Keluarga
d. Kekuasaan politik

2. Bronislaw Malinowski menyebutkan unsur-unsur kebudayaan sebagai berikut


a. System norma-norma yang memungkinkan kerjasama antar anggota masyarakat
agar menguasai alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi
c. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-[etugas untuk pendidikan, perlu
diingat bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama
d. Organisas kekuatan

3. C. Kluckhohn berpendapat bahwa terdapat tujuh unsur kebudayaan yang bersifat


universal (cultural universal) artinya ketujuh unsur ini dapat ditemukan pada semua
kebudayaan bangsa di dunia yaitu:
a. System religi
b. System pengetahuan
c. System mata pencaharian hidup
d. Sistem peralatan hidup atau teknologi
e. Organisasi kemasyarakatan
f. Bahasa
g. Kesenian

Tiap-tiap unsure kebudayaan ini dapat diperinci menjadi unsure-unsur yang lebih
kecil hingga beerapa kali. Dengan metode Raplh Linton pemerinci dapat dilakukan
hingga empat kali. Karena serupa dengan kebudayaan dalam keseluruhan setiap
unsure kebudayaan universal itu juga mempunyai tiga wujud Yaitu wujud system
budaya, wujud sistem sosial dan wujud kebudayaan fisik sehingga pemerincian dari
ketujuh unsure tersebut masing-masing harus juga dilakukan mngenai ketiga wujud
tersebut.

Wujud system dari unsur kebudayaan universal berupa adat dan pada tahap
pertamanya adat dapat diperinci lagi menjadi beberapa kompleks budaya. Kompleks
budaya dapat diperinci lagi menjadi tema budaya. Akhirnya pada tahap ketiga tiap
tema budaya dapat diperinci dalam gagasan.

C. SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA


Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide
dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang member jiwa
kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa system pengetahuan,
nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.

1) Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial merupakan suatu
akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami:
a. Alam sekitar
b. Alam flora di daerah tempat tinggal
c. Alam fauna di daerah tempat tinggal
d. Zat-zat bahan mentah dan benda-benda dalam lingkungannya
e. Tubuh manusia
f. Sifat-sifaat dan tingkah laku sesame manusia
g. Ruang dan waktu.

Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas manusia melakukan tiga cara,


yaitu
a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengelaman
langsung ini akan membentuk kerangka fikir individu untuk bersikap dan bertindak
sesuai dengan aturan yang dijadikan pedomannya.
b) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/resmi (di
sekolah) maupun dari pendidikan non-formal (tidak resmi), seperti kursus-kursus,
penataran-penataran dan ceramah.
c) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai
komunikasi simbolik.

2) Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap
penting oeh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu
dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (niulai
estetika), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama).

C. Kluchon mengemukakan, bahwa yang menentukan orientasi nilai budaya


manusia di dunia adalah lima dsar yang bersivat universal, yaitu :
a) Hakikat hidup manusia
b) Hakikat rakyat manusia
c) Hakikat waktu manusia
d) Hakikat alam manusia
e) Hakikat hubungan antar manusia.

3) Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam
menjawab atau mengatasi masalah yang dihadapinya. Di dalamnya terkandung
konsep nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat. Oleh karena itu,
pendangan hidup merupakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan
dipilih secara selektif oleh individu,kelompok, atau bangsa. Jika suatu bangsa tidak
mempunyai pandangan hidup maka bangsa tersebut akan mudah dikendalikan oleh
bangsa lain, mudah goyah, kehilangan jati diri dan akhirnya sulit untuk menjadi
bangsa dan atau negara mempunyai serangkaian visi dan misi yang ingin dicapai
dalam kehidupan, tidak mudah goyah dan mempunyai prinsip ingin mewujudkan
pandangan hidupnya.

Dengan demikian, pandangan hidup adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki
oleh suatu bangsa, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada
bangsa itu untuk mewujudkannya.

4) Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas dari pada agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Pada dasarnya, manusia yang memiliki naluri untuk menghambakan diri kepada
yang Mahatinggi, yaitu dimensi lain di luar diri dan lingkungannya, yang dianggap
mampu mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi
ketidak mampuan manusia dalam dalam mengahdapai tantangan hidup, dan hanya
yang Mahatinggi saja yang mampu memberikan kekuatan dalam mencari jalan
keluar dari permasalahan hidup dan kehidupan.

Kepercayaan terhadap sesuatu yang maha diluar diri manusia. Bermacam-


macam tergantung keyakinan manusia.
5) Presepsi
Persepsi atau sudut pandang adalah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari
seperangakt kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam
kehidupan.

Persepsi terdiri atas:


1. Persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa menggunakan slah satu
indera manusia,
2. Persepsi telepati, kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain,
3. Persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian di
tempat lain, jauh dari tempat orang yang bersangkutan.

Dalam keseharian kadangkala persepsi manusia yang satu berbeda dengan


persepsi manusia yang lain, hal ini desebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
pengalaman, pengetahuan dan lingkungan, serta proses dalam diri manusia.

Proses timbulnya persepsi dalam diri seseorang melalui tahapan-tahapan yang


dialami oleh manusia: pancaindera serta alat penerima yang lain, menrima getaran
eter (cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan
mekanikal(berat-ringan), tekana termikal (panan-dingin), dan sebagainya.
Rangsangan tersebut masuk kedalam sel-sel tertentu dibagian otaknya. Ditempat
itu, berbagai macam proses fisik, fisologo dan psikologi terjadi. Berbagai macam
getaran dan tekanan tadi diolah menjadi suatu susunan yang duipancarkan dan
diproyeksikan menjadi suatu gambaran tentang lingkungan individu yang melahirkan
persepsi.

6) Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam Antropolog) berasal dari bahasa inggris berarti
watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-
kegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka,
dilihat dari luar oleh orang asing.

Masing-masing suku mempunyai etos kebudayaannya masing-masing yang


mungkin saja berbeda sangat mencolok, apa yang baik menurut suku tertentu belum
tentu baik menurut suku yang lain, oleh karenanya diperlukan sikap kedewasaan
untuk memahami kebudayaan lain.

3. SIFAT BUDAYA DAN KECENDERUNGANNYA


A. SIFAT-SIFAT BUDAYA
Kendati kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap
kebudayaan memiliki ciri dan sifat yang sma. Sifat tersebut bukan diartikan secara
spesifik, melainkan bersifat universal. Dimana sifat-sifat budaya itu memilki ciri-ciri
yang sama bagi setiap kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras,
lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku bagi setiap budaya
dimanapun juga.

Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut, antara lain:


1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu dan
tidak akan mati dengan habisnya usua generasi yang bersangkutan.
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dlam tingkah laku.
4. Budaya mencakup peraturan-peraturan yang berisi kewajiban-kewajiban,
tindakan-tindakan, yang diterima atau ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan
tindakan-tindakan yang diijinkan.

Sifat hakiki tersebut menjadi ciri setiap budaya. Akan tetapi, apabila seseorang atau
sekelompok orang yang memahami sifat hakiki yang esensial, terlebih dahulu ia
harus memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada didalamnya.

B. BUDAYA DIMILIKI BERSAMA OLEH SUATU KELOMPOK


Sebagaimana telah dijelaskan, masyarakat sebagai wadah dan dan budaya sebagai
isi merupakan kesatuan yang dapat dipisahkan dan merupak dua komponen yang
bersatu. Setiap masyarakat memilki budaya dan setiaop budaya pasti ada
masyarakat yang memilikinya. Masing-masing masyarakat seringkali memiliki
budaya yang bersifat khas, yaitu hanya dimilki masyarakat tersebut.

Ciri khas perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan latar belakang masyarakat yang
bersangkutan. Faktor-faktor penyebab perbedaan itu antara lain:

1. Faktor Alam
Faktor alam atau lingkungan geografis ialah faktor letak tata bumi, iklim, dan faktor
alam lainya. Faktor alam ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap
pembentukan budaya. Misalnya musik angklung, suling, dan calung pertama kali
berasl dari Jawa barat karena alam Jawa Barat menyediakan banyak bambu.

2. Faktor Kebiasaan
Kebiasaan yang ada disuatu masyarakat berbeda satu dengan yang lainnya,
kadangkala apa yang boleh dalam masyarakat tertentu dilarang oleh masyarakat
lain. Misalnya di Jepang mengeluarkan bunyi desis dari mulut dianggap sebagai
tanda penghargaan terrhadap orang yang memunyai derajat sosial yang lebih tinggi,
sebaliknya di Inggris mengeluarkan bunyi desis dari mulut dianggap penghinaan.

3. Faktor Kedaerahan
Faktor kedaerahan melahirkan budaya- budaya khusus (sub kultur) pada
masyarakat yang tinggal didaerah berlainan satu sama lain. Misalnya kebiasaan
yang berlaku pada masyrakat sunda akan berbeda dengan kebiasaan yang berlaku
pada masyarakat Minahasa, Padang, dan sebagainya.

4. Pelapisan sosial
Pelapisan sosial atau strata sosial dapat mempengaruhi perbrdaan kebudayaan
golongan masyarakat, misalnya dulu golongan ningrat akan berneda tutur kata,
berpakaian dengan golongan rakyat biasa masa sekarang juga antara kelas
menengah keatas akan berbeda cara bersikap, bergaul, berpakaian dengan orang
kebanyakan.

C. KECENDERUNGAN BERTAHAN DAN BERUBAHNYA KEBUDAYAAN


Kebudayaan akan terus hidup manakala masyarakat mau mempertahankannya,
sebaliknaya kebudayaan akan musnah jika masyarakat tidak lagi menggunakannya.
Dalam mempelajari kebudayaaan selalu harus diperhatikan hubungan antara unsur-
unsur yang mempengaruhi budaya itu cenderung bertahan atau berubah dan situasi
serta kondisi yang dialami oleh masyarakat yang bersangkutan.

Unsur- unsur penyebab kecenderungan bertahannya suatu budaya antara lain:


1. Unsur Idiologi
Idiologi merupakan kumpulan, gagasan, serta tatanan yang baik dalam kehidupan
masyarakat dan bernegara. Idiologi adalah jiwa dan kepribadian bangsa yang
menyebabkan suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain. Idiologi digunakan
sebagai pedoman hidup suatu bagsa. Dengan demikian, unsur idiologi ini
kecenderungan tetap bertahan karena sudah diyakini kebenarannya oleh suatu
masyarakat atau bangsa.

2. Unsur Kepercayaan / Religi


Semua aktivitas manusioa yang berhubungan dengan kepercayaan / religi
didasarkan pada suatu keyakinan akan suatu kebenaran (keimanan). Oleh karena
itu unsur kepercayaan atau religi ini cenderung tetap bertahan karean menyangkut
keyakinan, krpatuhan, atau keimanan yang diyakini.

3. Unsur Seni
Seni adalah sesuatu yang bersifat indah, seni melahirkan cinta kasih, kasih sayang,
kemesraan, pemujaan, baik terhadap Tuhan, maupun terhadap sesama manusia.

Pengungkapan rasa seni dapat melalui musik, tari, lukis, sastra, dan sebagainya,
sebagai hasil cipta, karsa, manusia yang cenderungbertahan dari masa ke masa.

4. Unsur Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi, penghubung suatu maksud antar manusia, dari
bahasa kita dapat mengungkapkan apa yang kita inginkan.

Bahasa kecenderungan tetap berubah dari masa ke masa, meskipun kosakatanya


semakin berkembang, tanpa bahasa manusia tidak dapat berhubungan satu sama
lain.

Sedangkan, unsur- unsur kecenderungan perubahan budaya dikarenakan antara


lain :
1. Unsur Mata pencaharian
Mata pencaharian dengan system tradisional cenderung berubah menjadi suatu
system yang lebih maju. Perubahan mencakup system produksi, distribusi,
konsumsi. Perubahan tersebut disebabkan:
a. Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada
b. Sadar akan adanya kekurangan- kekurangan
c. Usaha- usaha menyesuaikan diri dengan perubahan zaman
d. Meningkatkan kebutuhan
e. Adanya keinginan untuk meningkatkan taraf hidup
f. Sikap terbuka terhadap hal- hal baru (inovatif)
Dengan demikian, system matapencaharian hidup cenderung berubah dari masa ke
masa, seiring dengan perubahan jaman, perkembangan ilmu dan teknologi, serta
pola hidup.

2. Unsur sistem teknologi


Manusia tidak dapat menutup diri dari kemajuan teknologi karena teknologi sendiri
bernaksud memudahkan manusia. Kemajuan teknologi berkembang seiring dengan
meningkatnya pengetahuan manusia.

Perkembangan teknologi dapat dilihat dari periodisasi zaman, yaitu zaman batu,
zaman perunggu, zaman besi, dan kini disebut zaman modern. Dengan demikina
teknologi kecenderungan berubah seiring perkembangan akal dan pengetahuan
manusia.

3. Unsur Pengetahuan
Sistem pengetahuan manusia mengalami perubahan menjadi ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan bertujuan agar manusia lebih mengetahui dan mendalami segi
kehidupan. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan terus berkembang sesuai dengan
perkembangan dan tingkat keingintahuan manusia. Misalnya ilmu pengertahuan
dulu menyebutkan Plato adalah sebuah planet, namun kini terbukti bahwa Plato
bukanlah sebuah planet.

D. BUDAYA DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA


Budaya berfungsi membantu manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan
hidup manusia terdiri atas kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan
psikologis. Manusia mempunyai berbagai kebutuhan aga dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Selain itu, kebutuhan manusia muncul sebagai upaya manusia
untuk memanfaatkan lingkungan.

Kebutuhan manusia akan berbeda sesuai dengan tempat, waktu, situasi, dan
kondisi. Kebutuhan di desa akan berbeda dengan kebutuhan di kota, kebutuhan
pada waktu musim hujan akan berbeda dengan kebutuhan pada waktu musim
kemarau, dan sebagainya.

1. Kebutuhan Biologis
Kebutuhan biologis mutlak harus dipenuhi manusia, artinya jika kebutuhan biologis
ini tidak terpenuhi maka organ tubuh manusia akan terganggu, bahkan bisa
meninggal dunia.

Kebutuhan biologis mencakup:


a. Makan dan minum
b. Istirahat
c. Buang air besar dan kecil
d. Perlindungan dari iklim dan cuaca
e. Pelepasan dorongan seksual
f. Kesehatan yang baik

Dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis, manusia yang satu harus


memperhatikan kepentingan manusia yang lain.
2. Kebutuhan sosial
Untuk memudahkan tercapainya kebutuhan biologis, manusia memerlukan
kebutuhan social. Kebutuhan sosial antara lain:
a. Kegiatan bersama
Dalam kehidupan di masyarakat, manusia tidak bisa hidup sendiri, karena pasti
membutuhkan manusia yang lain. Oleh sebab itu, manusia menciptakan kegiatan
bersama untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Sejak dulu manusia tidak bisa hidup sendiri, karenanya manusia disebut
makhluk sosial.

b. Berkomunikasi dengan sesama


komunikasi antar manusia dapat dilakukan baik dengan lisan, tulisan, maupun
isyarat. Tanpa kemampuan komunikasi dengan sesama, manusia akan mengalami
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, proses
berkomunikasi telah dilakukan pada anak-anak sejak usia balita demi pertumbuhan
fisik dan mentalnya.

c. Keteraturan sosial dan kontrol sosial


Keteraturan sosial dan kontrol sosial sangat dibutuhkan manusia sebagai warga
masyarakat. Keteraturan sosial akan menciptakan suatu masyarakat yang tertib,
aman, dan tenteram. Keteraturan ini akan tercapai apabila semua anggota
masyarakat bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma
yang ada. Untuk menjaga keteraturan sosial diupayakan adanya kontrol sosial.
Kontrol sosial dapat dilakukan antarmanusia, baik sebagai individu maupun
kelompok.

d. Pendidikan
Agar kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terlaksana, pedidikan sangat dibutuhkan.
Pendidikan dapat membuka mata dan hati serta wawasan menuju kearah kehidupan
yang lebih baik.

3. Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis meliputi hal-hal berikut:
a. Rileks atau santai
Rileks atau santai pengendoran ketegangan, merupakan kebutuhan psikologis untuk
menghilangkan kejenuhan dan berfungsi sebagai penyegar (refreshing) kehidupan
manusia.

Manusia dalam melakukan aktivitasnya sering mengalami kelelahan dan kejenuhan,


oleh karena itu manusia perlu bersantai agar semangatnya timbul kembali, misalnya
menikmati pemandangan alam, menikmati music, dan sebagainya.

b. Kasih sayang
Kasih sayang, cinta dan kemesraan selalu dibutuhkan manusia sebagai makhluk
sosial. Manusia ingin disayangi dan ingin menyayangi. Wujud kasih sayang ini dapat
melahirkan kreativitas manusia, manusia punya semangat hidup karena cinta dan
kasih sayang. Karena itu kasih sayang, cinta dan kemestaan adalah kebutuhan
psikologis manusia.

c. Kepuasan altruistik
Kepuasan altruistik adalah suatu kepuasan manusia untuk berbuat baik atau
berbakti kepada orang lain, kepada suatu ide,atau suatu cita-cita.

d. Kehormatan
Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan, namun
demikian dari kekayaan dan kekuasaan kadangkala melahirkan kehormatan.
Kehormatan biasanya lahir dari kewibawaan, kebajikan kearifan seseorang, karena
itu orang yang paling dihormati atau di segani biasanya mendapat tempat pada
lapisan atas sehingga mereka sering menjadi pemimpin atau pemangku adat.

e. Kepuasan Ego
Kepuasan ego terwujud jika seseorang merasa puas setelah berhasil mencapai cita-
cita, keinginan, dan sebagainya.

E. BUDAYA DIPEROLEH MELALUI PROSES BELAJAR


Sebagaimana telah dibahas, bahwa kebudayaan diperoleh melalui proses belajar
dari masyarakat dan lingkungannya. Tata kelakuan yang didasari kebudayaan
dipelajari oleh anggota masyarakat yang lain secara turun temurun. Namun
demikian, tidak semua tingkah laku yang dipelajari adalah kebudayaan. Binatang
juga dapat belajar, tetapi tingkah laku yang dipelajarinya bukanlah kebudayaan.
Binatang dapat mengikuti perintah majikannya, namun tidak dapat membuat dan
mengembangkan kebudayaan. Perbedaan tingkah laku binatang yang dipelajari dan
tingkah laku budaya manusia sangat penting, tidak saja untuk memahami asal-usul
kebudayaan, melainkan juga untuk mengenal sifat-sifat hakikat kebudayaan.

Proses belajar kebudayaan oleh manusia sebagai anggota masyarakat dapat


melalui:
1. Proses Internalisasi
Manusia mempunyai potensi, bakat dan kecenderungan secara genetis untuk
mengembangkan berbagai perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi dalam
kepribadiannya. Kecenderungan dan potensi pengembangan kepribadiannya itu
sangat dipengaruhi oleh lingkungan alam,

lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Setiap hari manusia belajar merasakan
kegembiraan, kesedihan dan lain-lain.

Dengan demikian, proses internalisasi ialah proses pengembangan potensi yang di


miliki manusia, yang di pengaruhi baik lingkungan internal dari dalam diri manusia itu
maupun eksternal, yaitu pengaruh dari luar diri manusia.

2. Proses Sosialisasi
Dalam proses sosialisasi seorang individu dari masa kanak-kanak sampai masa tua
selalu belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu
sekitarnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial. Syarat terjadinya
proses sosialisasi adalah :
a. Individu harus di beri keterampilan yang di butuhkan bagi hidupnya kelak di
masyarakat.
b. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan
kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara.
c. Pengendalian fungsi-fungsi organik harus di pelajari melalui latihan-latihan mawas
diri yang tepat.
d. Indivdu harus di biasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada
masyarakat.

3. Proses Enkulturasi
Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta
sikapnya dengan adat istiadat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup
dalam kebudayaannya. Sejak kecil proses enkulturasi sudah di mulai dalam akal
pikiran manusia mula-mula dari lingkungan keluarganya, kemudian teman bermain,
lingkungan masyarakat dengan meniru pola perilaku yang berlangsung dalam suatu
kebudayaan. Oleh karena itu, proses ini di sebut juga dengan pembudayaan atau
dalam bahasa inggris institutionaliozation.

4. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


A. MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN
Manusia di lahirkan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, karena manusia
di berikan akal, sehingga dengan akalnya manusia dapat memenuhi segala macam
kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak pernah terhenti, hal ini
menuntut manusia untuk terus berfikir bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan memenuhi kebutuhan hidup inilah akhirnya melahirkan berbagai cipta dan
karya manusia, atau apa yang kita kenal kebudayaan. Jadi pada dasarnya manusia
menciptakan kebudayaan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena itu
manusia di sebut sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan, bahkan di sadari
atau tidak kadangkala manusia merusak kebudayaan yang telah di ciptakannya itu.

Hasil cipta dan karya manusia antara lain melahirkan teknologi yang mempunyai
kegunaan utama membantu mempermudah manusia serta dalam melindungi
manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran
sebagai :
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan
lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia, termasuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
4. Pembeda manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku di
dalam pergaulan.
6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,
berbuat menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.

Dengan demikian, manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya


manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan
tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan juga
memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi
hasil ciptaannya.

Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat untuk
menaklukan berbagai macam kekuatan yang harus di hadapi manusia dan
masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan
masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spiritual maupun materil.

Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian besar di penuhi oleh kebudayaan yang


bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan
teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi masyarakat terhadap lingkungan di dalamnya.

Dalam kaitannya untuk memenuhi segala macam kebutuhan dan tindakan untuk
melindungi diri dari lingkungan alam pada taraf permulaan manusia bersikap
menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi
dirinya, namun dengan akal pikirannya manusia terus berusaha. Sehingga semakin
hari pemikiran manusia semakin berkembang dan masyarakat semakin kompleks,
kemudian lahirlah taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya tersebut yaitu
teknologi yang memberikan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan hasil alam
bahkan menguasai alam.

B. PENGARUH BUDAYA TERHADAP LINGKUNGAN


Budaya yang di kembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan
tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri
khas dari masyarakat yang tampak dari luar, artin6ya orang asing dapat melihat
kekhasan budaya suatu daerah/kelompok. Dengan menganalisa pengaruh dan
akibat budaya dan lingkungan, seseorang dapat mengetahui suatu lingkungan
berbeda dengan lingkungan yang lainya dan tentu menghasilkan kebudayaan yang
berbeda.

Beberapa Variavel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:


a) Physical Environtment, menunjuk kepada lingkungan natural
b) Cultural Social Environment, Meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses
sosialisasi
c) Environmental Orientation and Representation, Mengacu kepada persepsi dan
kepercayaan kognitif yang berbeda pada setiap masyarakat mengenai
lingkungannya.
d) Enviromental Behavior and Process, meliputi bagaimana masyarakat
menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial
e) Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah,
komunitas,dan sebagainya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kebudayaan yang berlaku dan


dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku,
norma, nilai, dan aspek kehidupan lainnya yang akan menjadi ciri khas suatu
masyarakat dengan masyarakat lainya.

C. PROSES DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN


Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat
kompleks, dan memilki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan
sosial. Seseorang mampu mempengaruhi kebudayaan dan memberikan peluang
untuk terjadinya perubahan kebudayaan.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok tidak akan terhindar dari pengaruh
pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adaya kontak-kontak antar
kelompok atau melalui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu
kebudayaan tertentu apabila kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau
memenuhi tuntutan yang dihadapinya. Pengadopsian tersebut diprngaruhi oleh
faktor-faktor fisikal, seperti iklim, topografi sumber daya alam dan sejenisnya.

Perkembangan zaman juga mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala


bidang termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut
semua kelompok sosial akan bergeser baik itu secara lambat maupun cepat yang
akanm menimbulkan antara kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan dan
yang tidak menghendaki perubahan.

Hal yang terpenting dalam proses pengembangan suatu kebudayaan adalah dengan
adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan
oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan
sangat bertolak belakang dengan perilaku yang dianut didalam kelompok sosialnya.
Yang diperlukan disini adalah kontrol sosial yang ada dimasyarakat, yang menjadi
suatu cambuk bagi komunitas yang enganut kebudayaan tersebut. Sehingga
mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak
sesuai.

D. PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan siatem
kepercayaan.
Misalnya, keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara turun
temurundiyakini sebagai pembari berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan
kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka
umumnya miskin.

2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut


pandang, hambatan ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksana
pembangunan. Contohnya program Keluarga Berencana atau KB semula di tolak
masyarakat, mereka beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.

3. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.


Upaya untuk menstransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana
alam banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran
penduduk bahwa di tempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara
dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lama.

4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.


Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat
luas, karena pengetahuannya serba terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima
program-program pembangunan.

5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.


Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang
menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah
mereka miliki secara turun temurun.
6. Sikap Etnosentrisme
Sikap etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsanya
sendiri dan menganggap rendah budaya suku lain. Sikap semacam ini akan mudah
memicu timbulnya kasus-kasus sara, yakni pertentangan suku, agama, ras, dan
antar golongan.

7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan, sering kali disalah gunakan


oleh manusia, sebagi contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan
manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk
kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru
mengganggu kesehatan manusia.

8. Cultural Shock atau gagap budaya, apabila manusia tidak bias menyesuaikan
atau beradaptasi dengan budaya lain, sehingga menimbulkan keraguan dan
kecanggungan.

E. TRIANGULASI: INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN


Sebagian bagian akhir dari modul ini, akan disajikan dengan triangulasi: Individu,
masyarakat, dan kebudayaan. Sebagaimana telah disebutkan, bahwa sebagai
makhluk hidup manusia merupakan kesatuan biologis yang perlu hidup berkawan.
Perkawanan tersebut tidak lain adalah untuk menciptakan kebudayaan yang
menghasilkan alat-alat material juga immaterial yang diperlukan dalam
kehidupannya. Kebudayaan tersebut pada hakekatnya merupakan alat-alat yang
digunakan oleh manusia untuk keberadaan dan kelangsungan hidupnya atau
memenuhi kebutuhan hidupnya. Betapa pentingnya kebudayaan bagi kehidupan
manusia dikemukakan oleh dua antropolog, yaitu Melville J. Horkovite dan B.
Malinowski (Soekanto, 1981:56) yang mengemukakan pengertian cultural
determination yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapatdimasyarakat
ditentukan adanya kebudayaan yang dimilki oleh masyarakat tersebut.

Dari uraian tersebut, terlihat bahwa terdapat hubungan timbal balik antara individu,
masyarakat, dan kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan manusia. Keterkaitan
itu disebabkan apabila kita berbicara masalah manusia dengan kebudayaannya,
demikian pula jika kita berbicara masalah kebudayaan persoalannya akan
dihadapkan kepada masyarakat dan anggotanya, yaitu manusia yang terhimpun
didalamnya maupun interaksi antara kelompok masyarakat yang satu dengan
masyarakat lain. Secara sederhana hubungan tersebut dalam digambarkan dalam
segitiga sebagai berikut (Syarif Hamid, 1995:96):

Ketiga sisi segitiga itu sama pentingnya namun masing-masing mempunyai sifat
sendiri-sendiri dan mempunyai peranan khusus yang memberikan bentuk kepada
masing-masing unsur tersebut. Jika diteliti lebih mendalam, yang memegang
peranan penting dalam ketiga unsur tersebut adalah manusianya. Sebagaimana
dikemukakan Ciinton (dalam Syafri Hamid, 1995:96) bahwa:

.....the individual is a living organism capable of independent thought feeling and


action, but with his independence limited all his responses profoundly modified by
contact with the society and culture in which he develops.

Manusia sebagai suatu organ hidup mempunyai kemampuan dan tidak tergantung
kepada orang lain dalam pemikkran, perasaan dan tindakannya akan tetapi
kemampuan dan ketidaktergantungannya itu sesungguhnya juga terbatas oleh
kerena semua kemampuannya itu dimodifikasikan melalui hubungan dengan
masyarakat dan kebudayaan dan di dalam hubungan itu individu bartambah maju.

Hubungan yang menunjukan keeratan antara individu, masyarakat dan kebudayaan,


adalah masyarakat adalah sekumpulan individu, dimana tidak ada masyarakat yang
tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa
masyarakat sebagai wadah pendukungnya. Pemisahan ketiga pengertian hanyalah
secara teoritis dan untuk kepentingan analisis, sebab dalam kenyataannya sukar
untuk dipisah-pisahkan. Dalam kaitan ini Selo Soemardjan sebagaimana dikutip
Soerjono Soekanto (1990:123) menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan
orang-orang yang hidup bersama menghasilkan kebudayaan. Kerangka pemikiran
Triangulasi menunjukan keeratan hubungan antara individu, masyarakat dan
kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus
hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan
bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak
berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan
menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia
merusak kebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA
Kessing, Roger, M., 1992, Antropologi Budaya suatu persepektif Kontemporer, jilid
2, terj: Samuel Gunawan, Jakarta: Erlangga
Koentrajaningrat (Ed), 1975, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta:
Jambatan.
KATA PENGANTAR

Bissmillahirahmanirahim
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu
Rasa syukur patut kami panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah
mengijinkan dan memberi nikmat kemudahan kepada kami dalam menyusun dan
menulis makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang berjudul Pengantar Ilmu Sosial
Budaya Dasar.
Hal yang paling mendasar yang mendorong kami menyusun makalah ini
adalah tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD), untuk mencapai
nilai yang memenuhi syarat perkuliahan.
Pada kesempatan ini kami semua mengucapkan banyak terimakasih yang tak
terhingga atas bimbingan dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan dengan baik
Andai ada kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Makassar , Mei 2012

Kelompok penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................. i
DAFTAR ISI................................................................ ii
BAB I........................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................... 1
a. Latar Belakang Masalah............................................ 1
b. Rumusan Masalah...................................................... 2
c. Tujuan Penulisan......................................................... 3
d. Manfaat Penulisan...................................................... 3
BAB II ......................................................................... 4
PEMBAHASAN......................................................... 4
a. Hakikat , Tujuan dan Ruang Lingkup ISBD.............. 4
b. ISBD di Dalam Kehidupan Bermasyarakat............. 7
c. Komponen Ilmu Sosial Budaya Dasar...................... 7
d. Masalah Sosial dan Pendekatan ISBD.................... 8
BAB III.......................................................................... 11
PENUTUP................................................................... 11
a. Kesimpulan ................................................................ 11
b. Saran saran .............................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................. 12

BAB I

PENDAHULUAN

1) Latar Belakang Masalah


Ilmu sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai
aspek aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan
permasalahan yang bersifat ada .
Aspek lain dari pengantar ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan
teori teori ilmu sosial dan kebudayaan sehngga diekspektasikan seseorang dapat
memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidipsliner yang bersangkutan dengan
keagamaan, kesetaraan , dan manusia di dalam kehidupan bersosialisasi.
Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan
kepribadian manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai makhluk
budaya ( homo humanus ), sehingga mampu menghadapi secara kritis dan
berwawasan luas masalah yang mengenai sosial budaya dan permasalahan
lingkungan sosial budaya, serta dapat menyelesaikannya dengan baik, tujuan umum
ilmu sosial budaya dasar ada beberapa yaitu yang pertama pengembangan
kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhlik berbudaya, yang kedua
kemampuan seseorang menanggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap
permasalahan sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, dan yang
terakhir ketiga adalah kemampuan di dalam menyelesaikan secara baik, bijaksana
dan obyektif permasalahan permasalahan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Sehingga secara umum kita harus memahami konsep konsep dasar
mengenai manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk
berbudaya memlki daya kritis, wawasan yang luas terhadap permasalahan
lingkungan sosial budaya.
Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya , manusia itu
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak lahir
sudah di bekali dengan unsure akal (ratio), rasa (sense) yang membedakannya
dengan makhluk lainnya.
Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya , manusia sebagai
individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkrmbang sempurna tanpa hidup
bersama dengan individu manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat
saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga
dengan individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi
kepentingannya.

2) Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :

a. Bagaimana hakikat, tujuan dan ruang lingkup ilmu sosial budaya dasar ?
b. Bagaimana ilmu sosial budaya dasar di dalam kehidupan bermasyarakat ?
c. Apa sajakah komponen-komponen ilmu sosial budaya dasar ?
d. Apakah masalah sosial dan pendekatan ilmu sosial budaya dasar ?

3) Tujuan Penulisan

Dari perumusan masalah di atas. Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut
:
a. Untuk mengetahui hakikat, tujuan dan ruang lingkup ilmu sosial budaya dasar
b. Untuk mengetahui ilmu sosial budaya dasar di dalam kehidupan bermasyarakat
c. Memahami komponen-komponen ilmu sosial budaya dasar
d. Mengetahui masalah sosial dan pendekatan ilmu sosial budaya dasar
4) Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup beberapa
diantaranya sebagai berikut :
a. Mengerti hakikat, tujuan dan ruang lingkup ilmu sosial budaya dasar
b. Mengetahui ilmu sosial budaya dasar di dalam kehidupan bermasyarakat
c. Memahami komponen-komponen ilmu sosial budaya dasar
d. Mengerti akan masalah sosial dan pendekatan ilmu sosial budaya dasar

BAB II
PEMBAHASAN

1) Hakikat , Tujuan dan Ruang Lingkup Ilmu Sosial Budaya Dasar


Ilmu sosial budaya dasar adalah bertujuan untuk mengembangkan kepribadian
manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk budaya yang berwawasan
luas dan kritis serta dapat menyelesaikan sebuah masalah dengan baik , memahami
konsep konsep dasar tentang manusia sebagai makhluk sosial .
Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya , manusia sebagai
individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkrmbang sempurna tanpa hidup
bersama dengan individu manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat
saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga
dengan individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi
kepentingannya.
Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya , manusia itu
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak lahir
sudah di bekali dengan unsure akal (ratio), rasa (sense) yang membedakannya
dengan makhluk lainnya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia hanya mampu
mengembangkan diri dan budayanya apabila berhubungan dengan manusia lain.
Berdasarkan hakikat keilmuan, maka tujaun ilmu sosial budaya dasar sebagai
bagian dari berkehidupan bermasyarakat adalah :
a. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang
keanekaragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan
makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif dalam memahami keragaman,
kesederajatan, dan kemartabatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika, dan
moral dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan
kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan
makhluk sosial yang beradab dalam memperaktekkan pengetahuan akademik, dan
keahliannya serta mampu memberikan problem solving sosial budaya secara
bijaksana.
Ilmu sosial budaya dasar selalu membantu perkembangan wawasan pemikiran
yang lebih luas dan cirri-cir kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota
golongan pelajar Indonesia khususnya berkenan dengan sikap dan tingkah laku
serta pola piker manusia dalam menghadapi manusia lain termasuk pula sikap dan
tingkah laku serta pola piker manusia terhadap manusia yang bersangkutan.
Berpangkal dari tujuan pembelajaran matakuliah ilmu sosial budaya dasr
sebagaimana diungkapkan di atas, maka ada 2 (dua) permasalahan yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup
pembahasan, yaitu :
a. Adanya berbaga aspek panda kenyataan-kenyataan yang bersama-sama
merupakan suatu masalah sosial, bias ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda
beda oleh bidang bidang pengetahuan keahlian yang berbeda beda sebagai
pendekatan tersendiri maupun gabungan.
b. Adanya keanekaragaman golongan dan satuan sosial dalam masyarakat yang
masing masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola pola pemkiran
dan pola pola tingkah laku sendiri, tetapi ada juga persamaan kepentingan
kebutuhan serta persamaan dalam pola pemikiran dan pola tingkah laku yang
menyebabkan adanya pertentangan pertentangan maupun hubungan hubungan
kesetiakawanan dan kerjasama dalam masyarakat.
Berdasrkan ruang lingkup kajian sebagaimana tersebut di atas kiranya masih
memerlukan penjabaran lebih lanjut untuk bias di oprasionalkan ke dalam pokok
pembahasan dan sub pokok bahasan :
a. Mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dalam
hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
b. Mempelajari dan menyadari adanya masalah maslah individu, keluarga, dan
masyarakat.
c. Mengkaji masalah masalah kependudukan dan sosialsasi serta menyadari
identitasnya sebagai pemuda dan mahasiswa penerus bangsa dan bernegara.
d. Mempelajari hubungan antara warga Negara dan Negara.
e. Mempelajari hubugan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat.
f. Mempelajari masalah masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan dan
masyarakat pedesaan.
g. Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan pertentangan sosial bersamaan
dengan adanya integrasi masyarakat.
h. Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi oleh manusia
untuk memenfaatkan kemakmuran dan pengurangan kemiskinan.

2) Ilmu Sosial Budaya Dasar di Dalam Kehidupan Bermasyarakat


Ilmu sosial budaya dasar sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat
mempunyai tema pokok sebagaimana dikemukakan oleh Temanggor dkk (2010),
yaitu hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Dengan
wawasan tersebut agar dapat menghasilkan tiga jens kemampuan secara simultan
diantaranya adalah :
a. Kemampuan personal artinya, yaitu para tenaga ahli diharapkan memiliki
pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku, dan tindakan yang
mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai nilai
keagamaan, kemasyarakatan dan keanekaragaman, serta memiliki pandangan yang
luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat
Indonesia.
b. Kemampuan akademik artinya, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah
baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis maupun berfikir logis, kritis,
sistematis, analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan
merumuskan masalah yang di hadapi serta mampu menawarkan alternative
pemecahannya.
c. Kemampuan professional artinya, yaitu kemampuan dalam bidang profesi sesuia
keahlian bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahun dan keterampilan
yang tinggi dalam bidang profesinya.

3) Komponen Ilmu Sosial Budaya Dasar


Ilmu sosial budaya dasar sebagai komponen yaitu sebagai proses
pembelajaran dilaksanakan dengan mempertimbangkan guna menjadi penunjang
atau penopang bidang keahlian, sehingga out putnya mampu membentuk
mahasiswa yang memiliki kemampuan professional ( natural science ).
Wawasan, sikap, dan perilaku melalui ilmu sosial budaya dasar diharapkan
mahasiswa yang mempelajarinya dapat menjadi manusia yang memiliki kemampuan
personal, kemampuan akademik, dan kemampuan professional. Oleh karena itu,
para lulusan akan mampu menjabarkan permasalahan dan mengatasi
permasalahan tersebut dengan kearifan. Dengan demikian maka problematika
kemanusiaan dan peradaban manusia merupakan fakta obyektif yang penting
dikenali secara akademik, rasional, bukan common sense dan sekaligus tetap
menjunjung tinggi pemikiran serta nilai nilai luhur tradisi yang member
kebijaksanaan.
4) Masalah Sosial dan Pendekatan Ilmu Sosial Budaya Dasar
Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial selama dihadapkan kepada
masalah sosial yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini
timbul sebagai akibat dan hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat
tingkah lakunya. Masalah sosial ini tidaklah sama antara masyarakat yang satu
dengan masyarakat lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat perkrmbangan
kebudayaannya, sifat kependudukannya, dan keadaan lingkungan alamnya.
Disiplin disiplin ilmu pengetahuan yang tergolong ke dalam ilmu sosial telah
mempelajari hakikat masyarakat dengan perspektif yang berbeda beda, maka
terhadap keanekaragaman dalam melihat dan mempelajarinya. Masalah masalah
sosial merupakan hambatan dalam usaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
Pemecahannya menggunakan cara yang diketahuinya dan yang berlaku, tetapi
aplikasinya menghadapi kenyataan, hal yang biasanya berlaku telah berubah, atau
terhambat pelaksanaanya. Masalah masalah tersebut dapat terwujud sebagai
masalah sosial, masalah moral, masalah politik, masalah ekonomi, masalah agama,
atau masalah masalah lainnya.
Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa
masalah sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai nilai moral dan
pranata pranata sosial, serta ada kaitannya dengan hubungan hubungan
manusia itu terwujud ( nisbet, 1961 ). Pengertian masalah sosial memiliki dua
pendenefisian, yang pertama itu adalah menurut umum atau warga masyarakat,
segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah soial, dan
yang kedua yaitu menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondisi atau
perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi,
mempunyai sifat yang dapat menimbulakan kekacauan terhadap kehidupan warga
masyarakat secara keseluruhan.
Salah satu contoh yang kami ambil d buku masalah seorang pedagang kaki
lima. Menurut defenisi umum pedagang kaki lima bukan masalah sosial karena
merupakan upaya mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya, dan pelayanan
bag warga masyarakat pada taraf ekonomi tertentu sebaliknya para ahli
perencanaan kota masyarakat pedagang kaki lima sebagai sumber kekacauan lalu
lintas dan peluang kejahatan.
Sehingga ada beberapa pakar ilmu yang mengemukakan pendapatnya
diantaranya oleh Leslie ( 1949 ) dan Cohen ( 1964 ),
a. Menurut Leslie ( 1949 ), bahwa masalah masalah sosial adalah suatu kondisi yang
mempunyai pengaruh kepada kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai
sesuatu yang tidak di inginkan atau tidak di sukai, oleh karena itu dirasakan perlunya
untuk diatasi atau diperbaiki. Batasan masalah sosial sebenarnya agak rumit,
mengingat maslah sosial berkaitan dengan system nilai yang berlaku di masyarakat
yang bersangkutan.
b. Menurut Cohen ( 1964 ), bahwa masalah sosial adalah terbatas pada masalah
keluarga, kelompok, atau tingkah laku individual yang menuntut adanya campur
tangan dari masyarakat yang teratur agar masyarakat dapat meneruskan
fungsinya.jadi masalah sosial adalah suatau cara bertingkah laku yang dapat
dipandang sebagai tingkah laku yang menentang norma norma yang telah
disepakati bersama oleh warga masyarakat. Batasan ini, masih mengandung aspek
obyektif dan subyektif. Tetapi yang jelas, tidak ad satupun tingkah laku manusia
yang dapat dianggap sebaga suatu masalah sosial, apabila tdak dianggap suatu
penyimpangan secara moral dari norma norma yang telah diterima secara umum.
Masalah dan kenyataan sosial yang beraneka ragam itu, maka untuk
memahami dan mendalami masalahnya perlu ditelusuri dengan berbagai
pendekatan yaitu : pendekatan antar bidang ( interdicipline approach ) dan
pendekatan beragam ( multidicipline approach ) hal seperti in disebabkan oleh
keanekaragaman golongan dan kesatuan sosial yang ada di dalam masyarakat yang
masing masing mempunayai kepentingan, kebutuhan, pola pemikiran dan tingkah
laku yang berbeda beda. Tetapi di balik itu tetap ada persamaan, tetapi tidak
kurang menimbulkan pertentangan dan hubungan kesetiakawanan.

BAB III
PENUTUP
1) Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan mengenai pengantar ilmu sosial budaya dasar
kelompok kami menyimpulkan bahwa manusia itu tidak dapat hidup sendiri manusia
adalah zoon politicon yang berarti di dalam berkembang kita harus saling
melengkapi saling tolong menolong dan tidak dapat hidup sendiri butuh kerja sama
bersosialisasi di ruang lingkup masyarakat, manusai juga sebagai makhluk yang
berbudaya atau homo humanis yaitu manusia diciptakan memiliki ratio dan sense,
manusia juga dapat mengembangkan budaya yang iya miliki dengan cara berbaur
atau bergaul dengan suatu kelompok atau di dalam kehidupan berkeluarga.
Di dalam kehidupan juga kita tidak luput dari sebuah permasalahan yang ada di
mulai dari masalah sosial, masalah keluarga, masalah budaya,masalah tingkah laku
itu semua disebabkan akibat tingkah laku seseorang sendiri,sementara masalah
sosial disebabkan karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan
kebudayaan, sifat kependudukannya dan keadaan lingkungan sekitarnya sehngga
kita harus menempatkan diri dengan sebaik baiknya berbaur dengan yang bak
agar dapat berfikir dan mengarjakan sesuatu denga cara positif.
2) Saran saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan
menambah wawasan kita tentang Ilmu Sosial Budaya Dasar serta
perkembangannya dari waktu ke waktu, lebih jauhnya penyusun berharap dengan
memahami kebudayaan kita semua dapat menyikapi segala kemajuan dan
perkembangannya sehingga dapat berdampak positif bagi kehidupan kita semua .

DAFTAR PUSTAKA

Leslie, White. 1949. The Science of Culture. Strauss: Penerbit Farrar.


Cohen, 1964. Social Work and Social Problem. New York: Penerbit NSW.
Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Al-Attas, S.M, Al-Naquib. 1981. Islam dan Sukalarisme. Bandung: Pustaka.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang
dimulai umur 8 14 tahun. Awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya
adalah bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan. Secara klinis mulai tumbuh ciri-ciri kelamin
sekunder, misalnya : tumbuh rambut pubis, ketiak, timbul jerawat pada wajah, peningkatan
berat badan dan tinggi badan, pada wanita mengalami pembesaran buah dada dan pada pria
terjadi perubahan pada suara dan tumbuh jakun. Sebagian besar remaja umur kawin pertama
dalam usia belia (<19 tahun).
Pada masa puber (13 tahun ke atas) adalah masa di mana mereka mencari jati diri dan
arti dari hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar.
Bisa dibilang karena rasa ingin tahunya yang besar, semakin dilarang, semakin penasaran dan
akhirnya mereka berani untuk mengambil resiko tanpa pertimbangan terlebih dahulu.
Diera gobalisasi seperti yang kita alami saat ini, , remaja harus terselamatkan dari
bahaya globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan. Sehingga banyak
kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk, sementara budaya tersebut tidak cocok
dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan seks bebas itu tidak cocok dengan
kebudayaan kita. Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang
mengkuatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai
pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa
memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal
masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan.
Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar.
Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk terhadap
kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan yang tidak
mempunyai status.
Oleh karena itu pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan menyaring pengaruh
yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran remaja harus mampu
mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan perilaku remaja dalam
urusan seks adalah masuknya budaya barat ke negara berkembang seperti Indonesia. Kita
telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh
kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal ini tentunya
bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjujung tinggi nilai agama dan pancasila.
Selain itu, Banyaknya media remaja yang getol menyajikan budaya Barat semakin
mendekatkan remaja pada kehidupan serba boleh (permissif ) alias bebas berbuat selama
tidak mengganggu orang lain. Termasuk dalam urusan seks. Karena di beberapa negara
Barat, perilaku seks bebas remaja memang tinggi sekali. Mereka para orang negara barat
menganggap bahwa seks bebas adlah suatu yang wajar, karna sebagian besar mereka disana
melakukan seks bebas. Hal tersebut dapat terjadi karena tidak adanya budaya serta norma-
norma yang mereka junjung, sedangkan di Indonesia sendiri ada budaya serta norma-norma
yang harus kita junjung hal tersebut seharusnya dapat menjauhkan diri kita dari seks bebas.

B. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang ada pada kalangan remaja dan mahasiswa
diperlukan suatu batasan masalah untuk dapat memberikan gambaran yang terarah, terperinci
dan tidak menyimpang dari apa yang telah diuraikan dalam perumusan masalah, serta dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik.

C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang diambil dalam Seks Bebas Di Kalangan Remaja dan Mahasiswa
adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan seks bebas?
2. Apakah faktor faktor yang mendorong para remaja atau mahasiswa melakukan seks bebas?
3. Apa akibat dari seks bebas?
4. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah seks bebas?
5. Bagaimana Pandangan islam terhadap seks bebas?

D. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan seks bebas.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan seks bebas.
3. Mengetahui akibat dari seks bebas.
4. Mengetahui cara mencegah terjadinya seks bebas.
5. Mengetahui hukum seks bebas dalam agama islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Seks Bebas


Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa
adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu
bentuk perilaku menyimpang, yang mana bebas yang dimaksud adalah melewati batas-
batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun
dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh
pengendalian diri yang benar.

Kurangnya keimanan, masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan


ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi
muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Padahal Generasi muda adalah tulang punggung
bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan
bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung
kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya

Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun sampai
dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak,
namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari
pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba
walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan
kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Sedangkan mahasiswa sudah bisa dikatakan cukup dewasa.
Pada umumnya remaja dan mahasiswa melakukan hubungan seks bebas dengan
pacarnya, karna kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar adalah calon suami yang
berhak mendapatkan segalanya. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah
sebagian dari pergaulan bebas. Karena saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan
sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping. Fakta menyatakan bahwa
sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran. Bila kita menengok kebelakang tentang
kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan dengan non muhrim) merupakan hal
yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan
tidak sesuai dengan budaya Indonesia, demikian juga dengan budaya islam.
Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominani oleh para remaja dan
mahasiswa untuk mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari uang masih banyak lagi
jalan halal yang dapat mereka lakukan, pada dasarnya meraka melakukan seks bebas dengan
alasan mencari uang adalah alasan sampingan, itu semua karena merekapun menyukai seks
bebas tersebut tanpa berfikir akibat buruk yang akan mereka tanggung. Pengertian pacaran
dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun
yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil.
Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang
idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering
tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula
dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus
berlangsung selamanya. Dengan adanya kesadaran bahwa pacar bukanlah hak milik
selamanya maka seorang remaja ataupun mahasiswa akan lebih berfikir ulang untuk
melakukan seks bebas.

B. Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas

Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki dampak
bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada remaja masa
kini telah jauh dari batas norma yang telah ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang
dilakukan oleh para remaja dalam pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak
aneh jika jumlah penderita HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak
sekolah yang hamil di luar nikah. Hal ini di karenakan sekarang mereka sangat begitu mudah
memasuki tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.
Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja, namun sudah
merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku pernah melakukan
hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau
kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Rata-rata mereka berusia 16-25 tahun, dan
umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau
mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah bergaul
dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan remaja ini ingin di puji
dan di katakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan akibat yang
berkelanjutan.Maksud dari salah bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih milih dalam
bergaul, kita boleh saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan
tetap berpegang teguh kepada norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku,karena
gaul tidak harus melakukan seks bebas.
Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan berfikir panjang ke depan
sebelum melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan buruknya
bagi diri kita, keluarga dan orang lain.
Berikut Beberapa faktor yang mendorong para remaja untuk melakukan seks bebas
adalah sebagai berikut:

1. Karena kehidupan iman yang rapuh.


Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan
ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi
kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karna kurangnya keimanan dalam
dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan
pengetahuan tentang agamanya sendiri, karna agama adalah tumpuan bagi hidup kita. Jika
pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi pengetahuan diluar agama tentu sangat
minim.

2. Kurangnya perhatian orang tua.


Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang tua
sangat diperlukan oleh seseorang karna orang tualah yang paling dekat dengannya.
Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang. Apabila orang tua
kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak akan mudah terjerumus
dalam kebiasaan berseks bebas.
Tetapi ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya
sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang
tergolong memiliki keprobadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang
tuanya. Hal tersebut akan meninggalan penyesalan pada akhir perbuatan remaja atau
mahasiswa tersebut.

3. Lengkapnya fasilitas.
Fasilitas yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan seks bebas.
Tetapi tergantung pada diri masing-masing, jika mampu menggunakan fasilitas yang
diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut tidak akan terjadi. Jika seorang remaja
atau mahsiswa memiliki fasilitas yang mendukung utnuk mereka melakukan seks bebas
seperti rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka perlakuan seks bebas akan mudah
sekali terjadi.
Contohnya seperti kontrakan-kontrakan bebas yang bias digunakan oleh para remaja dan
mahasiswa untuk melakukan seks bebas. Keadaan rumah yang selalu kosong juga dapat
menjadi tempat seorang remaja atau mahasiswa melakukan seks bebas, oleh karena itu jangan
biarkan si anak berduaan dirumah.

4. Tekanan dari seorang pacar


Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan
apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. dalam hal
ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak terhadap
orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan
harga diri selayaknya orang dewasa, dan pemikiran seperti itu sangat banyak dijumpai.

5. Pelampiasan diri.
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang
remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam
dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan
yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas seperti seks bebas.

6. Kurangnya pengetahuan tentang seks bebas.


Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah bentuk penyaluran kasih sayang
dalam sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari mereka merasa tanpa seks kegiatan
pacaran mereka tidak efektif, padahal pemikiran seperti itu adalah bentuk bujuk rayu setan.
Tidak sedikit para remaja juga para mahasiswa berfikiran seperti itu.

7. Rasa ingin tahu tentang sesuatu yang berbau seksual.


Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-
temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak
terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih
jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari bahwa percobaan
tersebut berbahaya.
8. Tontonan yang tidak mendidik.
Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat besar. Apa yang
merka tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka,
terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang
ditonton di layar lebar. Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin gerah,
Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bisa
meningkatkan gairah para lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni
dengan pesan sesatnya.
Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekitar wilayah
dada, dan buka paha tinggi-tinggi, serta gambar yang tidak layak dilihat lainya. Konyolnya,
pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk
kritis dan inovatif. Oleh sebab itu sebaiknya tontonan yang mendidiklah yang harus diberika
pada seorang anak sejak dini sehingga kelak saat remaja menjadi remaja yang baik.

9. Pergaulan bebas.
Pergaulan bebas yang melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras dan
sebagainya akan berujung pada seks bebas. Karna pergaulan bebas dapat menyebabkan
seseorang lupa diri, merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren yang akan berujung pada
seks bebas. Yang pada dasarnya pemikiran seperti itu sangat salah.

10. Masa remaja terjadi kematangan biologis.


Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana layaknya orang
dewasa sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja secara normal. Hal ini membawa
konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah terpengaruhi oleh stimuli yang merangsang
gairah seksualnya, misalnya dengan melihat film porno, cerita cabul, dan gambar-gambar
erotis.
Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri
cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran.
Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan mengendalikan diri akan
membawa kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan
seksual pranikah.

11. Rendahnya pengetahuan tentang bahaya seks bebas.


Sehingga mereka beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi
pergaulan mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi,
kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang kita lakukan dapat
memudahkan kita terjerumus ke dalam hal hal yang negatif. Pada umumnya kita sebagai
seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, apabila menemukan atau melihat
suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin merasakannya atau mencobanya.

12. Faktor lingkungan seperti orang tua, teman dan tetangga.


Di dalam faktor ini tidak sedikit anak remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas di
karenakan ada masalah di dalam keluarganya atau yang sering mereka sebut dengan broken
home.Dan yang menjadi penyebab yang sering terjadi juga adalah karena terjerumus atau
terpengaruh oleh temannya demi mendapatkan pujian atau ingin di bilang gaul.

13. Salah bergaul


Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan mahasiswa.
Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka akibatnya akan
fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin masa depannya
cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus
pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa depannya jika bergaul
dengan orang-orang yang membenarkan kemaksiatan.

14. Kegagalan remaja menyerap norma


a. Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang
sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita mengikuti modernisasi namun tetap harus
disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya serta agama yang ada.
b. Faktor perubahan zaman.
Faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan
remaja. Karena di zaman sekarang banyak media yang mudah di akses oleh semua umur yang
menyediakan tayangan tanyangan yang seharusnya hanya di tayangkan khusus orang
dewasa.Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para remaja
menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa tersebut.Setelah melihat,otomatis rasa
ingin tahu itu pun akan terus berkembang seperti ingin mengetahui rasa dan ingin mencoba
hal yang baru dia lihat.Oleh karena itu pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting
dalam faktor ini.

Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin
berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup
remaja dalam hal keyakinan atau agama dan ketidak stabilan emosi remaja. Hal tersebut
menyebabkan perilaku yang tidak terkendali. Namun semuanya kembali ke diri kita sendiri,
mau menjadi orang yang seperti apa kita ? Jauhilah pergaulan bebas dan hal hal negatif yang
berdampak sangat merugikan bagi diri kita sendiri.
Kita harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan
tuntunan agama dan norma hukum yang berlaku agar terhidar dari hal-hal tersebut.Ingat lah
kita sebagai remaja adalah calon penerus bangsa di masa depan, oleh karena itu jika kita
melakukan hal-hal yang negatif tersebut mau jadi apa negara kita nanti ! Maka mulai
sekarang cobalah untuk mendekatkan diri kepada Tukan YME untuk mempertebal keimanan
kita, karena iman adalah dasar yang paling utama di dalam diri kita sendiri.

C. Akibat dari Seks Bebas

Selain memiliki hukum haram, seka bebas memiliki akibat atau dampak yang sangat
negatif bagi sipelaku. seks bebas juga dapat menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama
malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah
khususnya bagi wanita. Selain itu seks bebas juga dapat berakibat:

a) Hilangnya Kehormatan.
Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia
serta merusak masa depannya, dan meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada
pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap
manusia, terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas
terlihat perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga kehormatannya.

b) Prestasi cenderung menurun.


Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks bebas, maka fikirannya
akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu ada, sehingga
tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses belajar disekolah atupun diperkuliahan akan
menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lains ebagainya dapat menurunkan
prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa tersebut.

c) Zina Mengeluarkan Bau Busuk.


Bau tersebut yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki qalbun salim (hati
yang bersih) melalui mulut atau badannya, Hal ini sangat dipercayai oleh agama islam.

d) Hamil Diluar Nikah.


Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi sipelaku. Terutama bagi
remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan sipelaku jika ketahuan peserta
didiknya ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil diluar nikah akan
menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.

e) Aborsi dan bunuh diri.


Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan fikiran sipelaku, guna
menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya dan
keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin melalui aborsi bahkan
bunuh diri.

f) Tercorengnya Nama Baik Keluarga.


Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga di
idam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal tersebut, dan
hal tersebut akan meninggalkan luka yang mendalam dihati keluarga.

g) Tekanan Batin.
Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan tersebut
sipelaku akan sering murung dan berfikir yang tidak rasional.

h) Terjangkit Penyakit.
Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit kelamin yang mematikan,
seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan
sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali
lipat.
i) Ketagihan.
Seks bebas dapat menyebabkan seseorang ketagihan untuk melakukan hal kotor tersebut.
Hal tersebut sangat berbahaya karna keinginan yang tidak terkontrol.

j) Gangguan kejiwaan.
Akibat seks bebas seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan atau setres, disebabkan
karna ketidak mampuan menerima kehidupan, kurangnya persiapan mental untuk hamil serta
takut terhadap hukuman Tuhan.

D. Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas

Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahsiswa dapat dicegah dengan beberapa
upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
1. Mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Tuhan YME.
Mendekatkan diri kepada tuhan akan menjauhkan kita dari perbuatan mungkar.

2. Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika.


Antara lain : pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerjasama guru, orangtua
dan tokoh masyarakat.

3. Menanamkan Nila Ketimuran.


Kalangan remaja dan mahsiswa kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan
pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai
Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada
ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat keimanan dan
moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya
kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk terjun ke seks bebas.

4. Menghindari perilaku yang akan merangsang seksual.


Melalui pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat merangkang seksual
seperti bergaul sangat dekat dengan orang yang berlainan jenis.
5. Pendidikan.
Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga
mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri,
mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan
rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang mampu mengatakan
tidak tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.

6. Pendidikan sex (Sex Education).


Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks manusia,
bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh seseorang
agar mengerti tentang arti, fungsi dan tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik,
benar dan legal.
Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan
pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, Dengan
demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam
keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek saja terhadap
perkembangan anak-anaknya.

7. Penyuluhan tentang seks bebas.


Dalam penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda khususnya remaja dan
mahasiswa tentang sebab-akibat dari pergaulan bebas. Sehingga mereka dapat
menghindarikan diri dari hal-hal yang akan membawa mereka pada seks bebas.

8. Menegakkan Aturan Hukum.


Sudah sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-tempat yang sering digunakan
oleh para kaula muda untuk berpacaran.

9. Jujur Pada Diri Sendiri.


Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-
masing. Sehingga seks bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak mengikuti
hawa nafsu mereka. Pada dasarnya mereka yang melakukan seks bebas menyadari bahwa hal
yang mereka lakukan adalah salah.
10. Memperbaiki Cara Berkomunikasi.
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik
dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif
dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita. Karna
pada umumnya terjadi seks bebas dikarenakan tidak adanya kepedulian antar tetangga.

11. Pacaran sehat.


Berpacaran sangat lekat hubungannya dengan seks, karena tidak sedikit mereka yang
melakukan seks bebas bersama kekasihnya. Disitulah kita tanamkan budaya pacaran sehat
tanpa seks. Berpacarn sehat itu seperti: tidak berhubungan seks, pacar sebagai pemberi
motivasi.

12. Menjauhkan diri dari beduan ditempat sepi.


Seks bebas bisa terjadi dengan didukungkan suatu tempat, jadi apabila seorang remaja atau
mahasiswa yang masih polos akan mudah dirayu yang berujung pada seks bebas. Apabila
sepasang remaja atau mahasiswa berdua ditempat yang sepi maka ada orang ketiga yaitu
setan yang dapat menjerumuskan terjadinya seks bebas.

13. Munakahat.
Munakahat atau menikah. Cara ini efektif sekali. Inilah yang ditawarkan oleh Islam
sebagai salah satu solusi atas seks bebas. Karna pada dasarnya pacaran yang baik adalah
pacaran setelah menikah, untuk menghindarkan fitnah dan perbuatan zina.

Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi adanya pergaulan bebas
khususnya di kalangan remaja. Selain itu, kita juga harus mewaspadai hubungan dengan
lawan jenis apakah hubungan ini mengarah pada sex bebas atau tidak, untuk memperoleh
kepastian alangkah baiknya jika mengetahui tahapan-tahapan menuju sex bebas Berikut ini
ada tahapan-tahapan yang dilakukan remaja dan mahasiswa sehingga mereka melakukan seks
bebas:

1) Dimulai dengan pegangan tangan


2) Ciuman sebatas pipi dan kening
3) Ciuman bibir
4) Berpelukan
5) Kemudian mulai berani melepas pakaian bagian atas
6) Meraba bagian yang sensitif
7) Hingga terakhir melakukan hubungan seks
Biasanya para remaja pada saat berpacaran baru berani melakukan tahapan dari nomor 1
sampai dengan nomor 5 (walaupun banyak juga yang berani melakukan tahapan nomor 6,
tapi hanya sebagian kecil yang sudah berani melakukan hubungan seks dengan pacarnya).
Dalam hal ini peran orang tua sangat penting. Point-point peranan orang tua dalam
mencegahan sex bebas yaitu:

a. Sebagai panutan (suri tauladan)


b. Sebagai perawat dan pelindung
c. Sebagai pendidik dan sumber informasi
d. Sebagai pengarah dan pembatas
e. Sebagai teman dan penghibur
f. Sebagai pendorong
Hal tersebut dapat menjadikan anak lebih dekat dengan orang tuanya sehingga anak tidak
akan sampai terjerumus kepada hal-hal yang negatif seperti sex bebas.

E. Pandangan Agama Islam Terhadap Seks Bebas


Tidak ada satu agamapun yang mewajibkan pengikutnya untuk melakukan seks diluar
nikah, Pandangan dari berbagai agama mengenai sex bebas pastilah negatif terlebih lagi di
agama islam. Dibuktikan dengan Firman Allah SWT : Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Q.S.
Al-Isra: 32)

Dan pernyataan yang menyataakan bahwa perbuatan zina termasuk dosa besar setelah
syirik dan pembunuhan, dan termasuk kekejian yang membinasakan dan kejahatan yang
mematikan. Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah suatu dosa setelah syirik yang lebih besar
di sisi Allah dari setetes air mani yang diletakkan seorang lelaki pada rahim yang tidak
dihalalkan baginya..

Adapun hukumannya yang diterapkan di agama Islam adalah dengan menegakkan


hukuman bagi pelaku zina baik laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah berupa
rajam dengan lemparan batu hingga meninggal agar seluruh anggota tubuhnya merasakan
siksaan itu sebagai hukuman bagi keduanya. Keduanya dilempar dengan batu sebagai
gambaran bahwa mereka telah menghancurkan suatu rumah tangga, maka keduanya dirajam
dengan menggunakan batu-batu dari bangunan yang telah mereka hancurkan itu. Bila
keduanya belum berkeluarga, maka mereka dicambuk sebanyak 100 kali dengan cambukan
yang paling keras dan dibuang dari negeri asalnya selama satu tahun. Di Indonesia tidak
dapat memberlakukan hukum rajam karena indonesi merupakan negara yang domokrasi,
hukum rajam berlaku di negara islami seperti arab.

Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau
terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu
saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi
remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat. Saat ini untuk
menekankan jumlah pelaku seks bebas-terutama di kalangan remaja-bukan hanya
membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan
pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman. Karena ada
kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua
sendiri. Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan
kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar.

Melihat fakta yang terjadi di sekitar kita, banyak para pemuda dan pemudi yang mengaku
dirinya muslim tetapi mereka melakukan perbuatan zina. Jika hal ini dibiarkan, maka akan
sangat berabahaya bagi kelanjutan dawah Islam. Betapa sedihnya jika umat Islam yang
begitu besar tetapi akhlak para pemudanya penuh dengan kebobrokan. Naudzubillahi min
zaalik. Padahal Islam telah menetapkan dan mengatur batas-batas dalam pergaulan bebas
diantaranya dengan menjaga dengan pandangan mata dan memelihara kehormatan (tarji).

Solusi islam dalam penanggulangan seks bebas yaitu:

- Memberikan hukuman yang berat seperti yang telah disampaikan sebelumnya sehingga
manusia merasa takut untuk berbuat zina.
- Memberikan suatu ketetapan yang mampu memberitahukan kedalam hati nurani kita bahwa
berzina itu salah dan akan menimbulkan malapetaka.
- Memberikan saran agar menjaga hawa nafsu dengan puasa sunnah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dan mahasiswa dikarenakan banyak faktor,
yang paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman, hal tersebut membuat pergaulan
menjadi bebas, sehingga banyak remaja dan mahsiswa yang bergaul tanpa batasan dan etika.
Salah satu contohnya dalam berpacaran. Para remaja dan mahasiswa berpacaran tidak
mempunyai batasan serta etika sehingga dalam berpacaran lebih banyak dampak negative
dibandingkan dampak positif seperti halnya seks bebas. Persepsi yang salah tentang seks
bebas menyebabkan mereka berfikir bahwa melalui seks bebaslah tersalurnya cinta dan kasih
sayang. Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala macam
perkembangan yang di salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun lingkungannya. Seks
bebas menyebabkan para remaja kehilangan bangku sekolahnya, sama halnya juga para
mahsiswa yang terpaksa berhenti kuliah karna hamil diluar nikah. Selain itu, hamil diluar
nikah dapat berujung pada pengguguran janin, baik melalui aborsi ataupun bunuh diri karena
tidak siapnya menerima kenyataan (hamil diluar nikah) tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya
sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di
dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan
pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh
elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan
untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa diandalkan
untuk kebaikan negara ke depan.
B. Saran
Beberapa saran tentang seks bebas yang perlu diperhatikan adalah :
1) Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap memperhatikan
dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam memberikan pandangan yang
benar mengenai persepsi pacaran agar terhindar dari seks bebas.
2) Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar lebih
mengenal diri sendiri, meningkatkan ke imanan dan ketakwaannya dengan mengisi kegiatan
yang bermanfaat serta bergaul dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dan
terjerumus pada perilaku seks bebas. Tingkatkanlah pengetahuan tentang segala
perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
3) Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga ikut ambil
bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka menyalurkan energi yang
berlebih sehingga tidak mengarah pada penyaluran dorongan bilogis secara langsung,
misalnya dengan kegiatan. Keolahragaan, pecinta alam, dan kegiatan-kegiatan lain yang
bersifat mengembangkan potensi dan bakat masing-masing.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana karena berkat dan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada Guru, keluarga
dan teman-teman yang telah membimbing dan mendukung kami hingga makalah ini dapat
diselesaikan.

Makalah ini disusun guna memberikan pengetahuan tentang Free Seks. Sehingga kita
mengetahui apa itu free seks Di zaman seperti ini, banyak orang yang kurang mengetahui tentang
free seks. Sehingga free seks banyak terjadi di kalangan masyarakat, terutama di kalangan remaja
(pelajar). Semua itu dikarenakan kurangnya ilmu pengetahuan yang ada pada diri seseorang.

Kehadiran makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Sehingga
tidak banyak terjadi penyimpangan seks di zaman.
BAB I

PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN SEKS

Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini.
Bukan hanya manusia yang memiliki naluri seks, tetapi juga termasuk hewan dan makhluk hidup
lainnya (tumbuhan). Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau
suatu kelompok (jenis) makhluk hidup. Tujuan utama dari seks adalah untuk repeuduksi buat
kepentingan regenerasi. Artinya setiap makhluk hidup melakukan seks untuk memperoleh
keturunan agar dapat menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah sebagai
sarana untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagi manusia).

Kegiatan seks (bagi manusia) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan yang sah antara
laki-laki dan perempuan, ikatan itu disebut dengan nikah. Hubungan seks yang dilakukan diluar
pernikahan merupakan suatu pelanggaran terhadap norma-norma (baik norma agama maupun
norma-noram yang berlaku lainnya) dan merupak suatu perbuatan dosa yang besar dan sangat berat
hukumannnya.

Kita sering mendengar baik dari cerita teman-teman ataupun dari berita tentang perilaku
manusia zaman sekarang yang sering melakukan hubungan seks diluar nikah (merupakan bagian dari
seks bebas / free seks). Hubungan seks tersebut merupakan hubungan seks liar yang dilakukan
secara illegal dalam artian sudah menyalahi norma-norma yang ada.

Tidak sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah (seks
bebas / free seks), karena hal itu lebih cenderung kepada sifat-sifat kehewanan. Coba kita
bandingkan dengan hewan-hewan yang melakukan hubungan seks sesuka hatinya, dengan pasangan
yang berbeda-beda dan dilakukan dimanapun yang penting ada kemauan. Hewan melakukan hal
tersebut karena mereka tidak dianugerahi akal dan pikiran untuk melihat mana yang baik, mana
yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas untuk dilakukan. Selain itu, hewan tidak
terikat dengan norma-norma yang mengharuskannya untuk megikuti aturan dari norma yang
berlaku dan mengikat seorang manusia. Kalau manusia melakukan kegiatan seks bebas / free seks,
berarti derajat mereka tidak lebih dari hewan yang berwajah manusia, karena manusia dianugerahi
oleh Tuhan akal dan pikiran untuk dapat memilih mana yang baik, mana yang buruk, mana yang
pantas dan mana yang tidak pantas untuk dilakukan.

Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan dalam terjadinya perilaku seks bebas /
free seks. Hubungan seks dilakukan apabila hawa nafsu sudah menguasai dirinya. Hawa nafsu
membuat seseorang lupa segala-segalanya, termask lupa akan Tuhan, yang dia tahu hanyalah
bagaimana caranya agar nafsunya tersebut dapat tersalurkan. Oleh karena itu, sebagai manusia ang
diberukan kelebihan oleh Tuhan dibandingfkan dengan makhluk lainnya, kendalikanlah hawa nafsu
kita agar derajat kita bias lebih tingi dari makhluk-makhluk yang lain. Karena diasaat kita kalah oleh
hawa nafsu, maka derajat kita sama dengan seekor hewan.

Seks bebas / free seks merupakan pengaruh budaya yang datang dari barat dan kemudian
diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa memfilternya terlebih dahulu. Revolusi seks yang
mencuat di Amerika Serikat dan Eropa pada akhir tahun 1960-an sudah mermabah masuk kenegeri
kita tercinta ini melalui piranti teknologi informasi dan saran-sarana hiburan lainnya semakin
canggih. Sekarang, untuk mendapatkan suatu video, gambar dan cerita-cerita tentang seks dan
pornografi lainnya sangat mudah, tinggal cari di internet dengan mengunjungi situs-situs yang
meyediakan layanan dewasa tersebut selain itu juga film-film dewasa tersebut juga sudah dijual oleh
para pedagang kaset dan video. Begtu mudahnya akses untuk mendapatkan hal-hal yang berbau
pornografi sekarang ini menyebabkan semakin meningkatnya angka perilaku seks bebas / free seks
di dalam masyarakat.

2. FASE REMAJA

Manusia selau mengalami perubahan, baik itu perubahan yang bersifat fisik (bentuk tubuh)
maupun yang bersifat nonfisik (sifat dan tingkah laku). Masa remaja merupakan masa yang pasti
dialami oleh setiap orang. Pada masa ini, pola piker kita mengalami peralihan dari pola pikir yang
masih bersifat kekanak-kanakan menjadi pola pikir yang lebih dewasa. Setelah melewati masa
remaja maka setiap orang akan memasuki sebuah tahapan atau fase yag disebut dengan fase
pendewasaan. Di dalam fase ini manusia mengalami perubahan pola pikir menjadi lebih matang
secara bertahap.
Pada masa remaja biasanya setiap individu masih bingung dalam menentukan siapa
sebenarnya dia (tahap pencarian jati diri) dalam artian masih mencari apa yang harus ia lakukan
dalam kehidupannya. Pada masa inilah diperlukan penanaman nilai-nilai norma yang berlaku agar
pada waktu menjalani fase pendewasaan tidak terjerumus kedalam jurang kesalahan yang dalam.

3. FASE PENDEWASAAN

Masa remaja biasanya dialami pada saat usia sekolah menengah, setelah masa remaja ini
terlewati maka fase selanjutnya adalah fase pendewasaan yang biasanya dialami setelah lulus SMU
atau pada waktu (seumuran) pertama kali kuliah (awal menjadi mahasiswa). Pada saat menjadi
mahasiswa pola pikir seseorang akan menjadi semakin kritis, responsive dan cenderung idealis. Pada
fasae inilah pola piker terbentuk menjadi semakin matang. Tapi yang penulis maksud disini bukan
berarti bahwa karena menjadi mahasiswalah pikirannya menjadi lebih matang, tetapi yang penulis
maksud adalah pada waktu seumuran mahasiswa walaupun seseorang tersebut tidak menjadi
mahasiswa (yang mengalami hal ini bukan haya mahasiswa tapi semua orang).

Saat pertama menjadi mahasiswa, setiap individu pasti merasakan perbedaan yang sangat
signifikan dibandingkan dengan masa-masa SMU dan kemungkinan terjerumus kedalam hal-hal yang
negatif (seks bebas / free seks) sangat besar. Apalagi, bagi mereka yang arus tinggal terpisah dengan
orang tua mereka.

4. FAKTA DAN ANALISIS

Penulis akan membahas tentang perilaku seks bebas / free seks di kalangan remaja (siswa
SMU) dan masiswa. Fakta-fakta yang penulis temukan dilapanganakan penulis tulis dan sya analisis
seadanaya.

a. Remaja (SMU)

Seks bebas / free seks ini disebabkan karena ada beberapa tahapan yang biasanya dilakukan
sebelum seseorang berani melakukan hubungan seks yaitu:

1. Pegangan tangan
2. Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
3. Ciuman bibir (kiss franc)
4. Pelukan
5. Petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)
6. Meraba kebagian-bagian yang sensitif (mulai berani buka-bukaan)
7. Melakukan hubungan seks

Biasanya para remaja pada saat berpacaran baru berani melakukan tahapan dari nomor 1
sampai dengan nomor 5 (walaupun banyak juga yang berani melakukan tahapan nomor 6, tapi
hanya sebagian kecil yang sudah berani melakukan hubungan seks denga pacarnya).
Penulis pernah mendengar seorang siswi SMU kelas 3 yang kumpul kebo dengan seorang
laki-laki yang merupakan seorang mahasiswa. Mereka sangat berani tidur satu kamar dan melakukan
hubungan seks. Bahkan menurut teman satu kelasnya, seks merupakan kebutuhan yang wajib
mereka penuhi dalam kehidupan mereka.

Terlintas dalam pikiran penulis sebuah pertanyaan ketika mengetahui ada remaja yang
melakukan hubungan seks seperti diatas apakah sudah sedemikian ruasaknya pergaulan remaja
saat ini?. Memang penulis akui tidak tidak banyak kasus hubungan seks antar remaja yang say
dapati di daerah ni, tapi daerah yang penulis amati dan teliti ini merupakan daerah yang jauh dari
hiruk pikuk kehidupan kota besar seperti Banjarmasin. Dini dapat penulis simpulkan bahwa didaerah
yang seperti itu saja sudah terdapat kasus seks bebas / free seks, apalagi kalau di kota besar,
mungkin hal itu sudah biasa terjadi (mudah-mudahan saja tidak).

b. Mahasiswa

Mahasiswa seharusnya adalah sosok yang mempunyai wibawa bukan sebaliknya malah tidak
memunyai wibawa sama sekali. Dengan melakukan hubunga seks diluar nikah, apakah seorang
mahasiswa pantas menjadi sosok yang diteladani?. Menurut pengamatan penulis, sebagian besar
mahasiswa pernah melakukan hubungan seks diluar nikah. Bahkan hubungan seks tersebut bukan
hanya dilakukan dengan satu pasangan saja melainkan dilakukan denbgan beberapa pasangan
(gonta-ganti pasangan).

Dalam bagian ini penulis tidak terlalu banyak mengomentari, akan tetapi penulis akan
menyuguhkan fakta-fakta yang ada dan mengajak pembaca untuk berfikir dan menganalisis sendiri
apa yang sebenarnya sudah terjadi dikalangan remaja, mahasiswa dan masyarakat dalam hal seks
bebas / free seks.
BAB II

PEMBAHASAN

1. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA FREE SEKS

Menurut beberapa penelitian, cukup banyak faktor penyebab remaja melakukan perilaku
seks bebas / free seks. Salah satu di antaranya adalah akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai
tontonan. Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku
mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film
yang ditonton di layar lebar.

Disyukuri memang karena ada kecenderungan dunia perfilman Indonesia mulai bangkit
kembali, yang ditandai dengan munculnya beberapa film Indonesia yang laris di pasaran. Sebutlah
misalnya, film Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel Im in Love, 30 Hari Mencari Cinta, serta Virgin. Tetapi
rasa syukur itu seketika sirna seiring dengan munculnya dampak yang ditimbulkan dari film tersebut.
Terutama terhadap penonton usia remaja.

Menurut hemat penulis, film-film yang disebutkan tadi laris di pasaran bukan karena mutu
pembuatan filmnya akan tetapi lebih karena film tersebut menjual kehidupan remaja, bahkan sangat
mengeksploitasi kehidupan remaja. Film tersebut diminati oleh banyak remaja ABG bukan karena
mutu cinematografinya, melainkan karena alur cerita film tersebut mengangkat sisi kehidupan
percintaan remaja masa kini. Film tersebut diminati remaja ABG, karena banyak mempertontonkan
adegan-adegan syur dengan membawa pesan-pesan gaya pacaran yang sangat berani, dan secara
terang-terangan melanggar norma sosial kemasyarakatan, apalagi norma agama.

Sebagai penulis, penulis sulit dan amat sulit memahami apa sesungguhnya misi yang ingin
disampaikan oleh film tersebut terhadap penontonnya. Bukan saja karena tidak menggambarkan
keadaan sebenarnya yang mayoritas remaja bangsa Indonesia, tetapi juga karena ia ditonton oleh
anak-anak yang belum dapat memberi penilaian baik dan buruk. Mereka baru mampu mencontoh
apa yang terhidang. Akibatnya, remaja mencontoh gaya pacaran yang mereka tonton di film.
Akibatnya pacaran yang dibumbui dengan seks bebas / free sekspun akhirnya menjadi kebiasaan
yang populer di kalangan remaja. Maka, muncullah patologi sosial seperti hasil penelitian di atas.
Hal kedua yang menjadi penyebab seks bebas / free seks di kalangan remaja adalah faktor
lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan. Lingkungan keluarga yang
dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang diberikan orangtua terhadap anaknya.
Cukup tidaknya kasih penulisng dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya. Cukup
tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi
hak anak dari orangtuanya. Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di
tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat
bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan pergaulan bebas.

Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah kepada
hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah Anak Gaul. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi
dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-mandir di mal, memahami
istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan
mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.

Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan
tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah
yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam perilaku seks
bebas / free seks.

2. DAMPAK DAN CARA MENANGGULANGINYA

Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas / free seks masih sangat rendah. Yang
paling menonjol dari kegiatan seks bebas / free seks ini adalah meningkatnya angka kehamilan yang
tidak diinginkan. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya
dilakukan remaja. Di Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung pada perceraian, 1 dari 2 anak hasil
perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar nikah, setiap hari terjadi 1,5 juta hubungan seks dengan
pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak hasil perzinahan, 1 dari 3 kehamilan berakhir dengan aborsi, dan
sejak tahun 1996 penyakit syphillis meningkat hingga 486%. Di Perancis, penyakit gonorhoe
meningkat 170% dalam jangka waktu satu tahun. Di negara liberal, pelacuran, homoseksual/ lesbian,
incest, orgy, bistiability, merupakan hal yang lumrah bahkan menjadi industri yang menghasilkan
keuntungan ratusan juta US dolar dan disyahkan oleh undang-undang.

Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi pengguguran (aborsi) bayi
secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan
dampak yang membahayakan terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh tenaga
tidak profesional (unsafe abortion).

Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara langsung berupa
perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak jangka panjang berupa
mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas.

Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan
dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan
kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat.

Bagaimana Remaja Bersikap?

Hubungan seks di luar pernikahan menunjukkan tidak adanya rasa tanggung jawab dan
memunculkan rentetan persoalan baru yang menyebabkan gangguan fisik dan psikososial manusia.
Bahaya tindakan aborsi, menyebarnya penyakit menular seksual, rusaknya institusi pernikahan, serta
ketidakjelasan garis keturunan. Kehidupan keluarga yang diwarnai nilai sekuleristik dan kebebasan
hanya akan merusak tatanan keluarga dan melahirkan generasi yang terjauh dari sendi-sendi agama.

Melihat fenomena ini, apa yang harus kita lakukan dalam upaya menyelamatkan generasi
muda? Ada beberapa solusi, di antaranya :

a. Membuat regulasi yang dapat melindungi anak-anak dari tontonan yang tidak mendidik. Perlu dibuat
aturan perfilman yang memihak kepada pembinaan moral bangsa. Oleh karena itu Rancangan
Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) harus segera disahkan.

b. Orangtua sebagai penanggung jawab utama terhadap kemuliaan perilaku anak, harus menciptakan
lingkungan keluarga yang harmonis dalam keluarganya. Kondisi rumah tangga harus dibenahi
sedemikian rupa supaya anak betah dan kerasan di rumah.

Berikut petunjuk-petunjuk praktis yang diberikan Stanley Coopersmith (peneliti pendidikan


anak), kepada orangtua dalam mendidik dan membina anak. Yaitu :
a. Kembangkan komunikasi dengan anak yang bersifat suportif. Komunikasi ini ditandai lima kualitas;
openness, empathy, supportiveness, positivenes, dan equality.

b. Tunjukkanlah penghargaan secara terbuka. Hindari kritik. Jika terpaksa, kritik itu harus disampaikan
tanpa mempermalukan anak dan harus ditunjang dengan argumentasi yang masuk akal.

c. Latihlah anak-anak untuk mengekspresikan dirinya. Orangtua harus membiasakan diri bernegosiasi
dengan anak-anaknya tentang ekspektasi perilaku dari kedua belah pihak.

d. Ketahuilah bahwa walaupun saran-saran di sini berkenaan dengan pengembangan harga diri,
semuanya mempunyai kaitan erat dengan pengembangan intelektual. Proses belajar biasa efektif
dalam lingkungan yang mengembangkan harga diri. Intinya, hanya apabila harga diri anak-anak
dihargai, potensi intelektual dan kemandirian mereka dapat dikembangkan.

Selain petunjuk yang diberikan Stanley di atas, keteladanan orangtua juga merupakan faktor
penting dalam menyelamatkan moral anak. Orangtua yang gagal memberikan teladan yang baik
kepada anaknya, umumnya akan menjumpai anaknya dalam kemerosotan moral dalam berperilaku.

Melihat fenomena ini, sepertinya misi menyelamatkan moral serta memperbaiki perilaku
generasi muda harus segera dilakukan dan misi ini menjadi tanggung jawab bersama, tanggung
jawab dari seluruh elemen bangsa. Jika misi ini ditunda, maka semakin banyak generasi muda yang
menjadi korban dan tidak menutup kemungkinan kita akan kehilangan generasi penerus bangsa

3. BANYAK ORANG YANG MENJALANI FREE SEKS DI IDONESIA (PERSENTASE)

Beberapa penelitian menunjukkan, remaja putra maupun putri pernah berhubungan


seksual. Di antara mereka yang kemudian hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di
Jakarta tahun 1984 menunjukkan 57,3 persen remaja putri yang hamil pranikah mengaku taat
beribadah. Penelitian di Bali tahun 1989 menyebutkan, 50 persen wanita yang datang di suatu klinik
untuk mendapatkan induksi haid berusia 15-20 tahun. Menurut Prof. Wimpie, induksi haid adalah
nama lain untuk aborsi. Sebagai catatan, kejadian aborsi di Indonesia cukup tinggi yaitu 2,3 juta per
tahun. Dan 20 persen di antaranya remaja, kata Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali ini.

Penelitian di Bandung tahun 1991 menunjukkan dari pelajar SMP, 10,53 persen pernah
melakukan ciuman bibir, 5,6 persen melakukan ciuman dalam, dan 3,86 persen pernah berhubungan
seksual. Dari aspek medis, menurut Dr. Budi Martino L., SPOG, seks bebas / free seks memiliki
banyak konsekwensi misalnya, penyakit menular seksual,(PMS), selain juga infeksi, infertilitas dan
kanker. Tidak heranlah makin banyak kasus kehamilan pranikah, pengguguran kandungan, dan
penyakit kelamin maupun penyakit menular seksual di kalangan remaja (termasuk HIV/AIDS).

Di Denpasar sendiri, menurut guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, per
November 2007, 441 wanita dari 4.041 orang dengan HIV/AIDS. Dari 441 wanita penderita HIV/AIDS
ini terdiri dari pemakai narkoba suntik 33 orang, 120 pekerja seksual, 228 orang dari keluarga baik.
Karena keadaan wanita penderita HIV/AIDS mengalami penurunan sistem kekebelan tubuh
menyebabkan 20 kasus HIV/AIDS menyerang anak dan bayi yang dilahirkannya.

Tindakan remaja yang seringkali tanpa kendali menyebabkan bertambah panjangnya


problem sosial yang dialaminya. Menurut WHO, di seluruh dunia, setiap tahun diperkirakan sekitar
40-60 juta ibu yang tidak menginginkan kehamilan melakukan aborsi. Setiap tahun diperkirakan
500.000 ibu mengalami kematian oleh kehamilan dan persalinan. Sekitar 30-50 % diantaranya
meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak aman dan 90 % terjadi di negara berkembang
termasuk Indonesia.

Dampak Seks bebas / free seks terhadap Kesehatan Fisik dan Psikologis Remaja
Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas / free seks masih sangat rendah. Yang paling
menonjol dari kegiatan seks bebas / free seks ini adalah meningkatnya angka kehamilan yang tidak
diinginkan. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya
dilakukan remaja. Di Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung pada perceraian, 1 dari 2 anak hasil
perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar nikah, setiap hari terjadi 1,5 juta hubungan seks dengan
pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak hasil perzinahan, 1 dari 3 kehamilan berakhir dengan aborsi, dan
sejak tahun 1996 penyakit syphillis meningkat hingga 486%. Di Perancis, penyakit gonorhoe
meningkat 170% dalam jangka waktu satu tahun. Di negara liberal, pelacuran, homoseksual/ lesbian,
incest, orgy, bistiability, merupakan hal yang lumrah bahkan menjadi industri yang menghasilkan
keuntungan ratusan juta US dolar dan disyahkan oleh undang-undang.

Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi pengguguran (aborsi) bayi
secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan
dampak yang membahayakan terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh tenaga
tidak profesional (unsafe abortion).
Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara langsung berupa
perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak jangka panjang berupa
mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas.
Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa,
perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah
menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat.

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dari penjabaran diatas penulis menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang menimbulkan


adanya free seks adalah sebagai berikut :

a. Pergaulan.

Kita tahu pergaulan punya pengaruh besar terhadap perilaku kita. Maka jika seseorang mempunyai
lingkungan pergaulan dari kalangan teman-teman yang suka melakukan seks bebas / free seks, maka
dia juga bisa terpengaruh dan akhirnya ikut melakukan seks bebas / free seks.

b. Pornografi

Pengaruh materi pornografi (film, video, internet dsb). Jika seseorang berulang kali mengakses
materi pornografi, maka ini bisa mendorong terjadinya perilaku seks bebas / free seks.

c. Pengaruh obat/narkoba dan alkohol.

Seseorang yang bebas dari pengaruh narkoba dan alkohol bisa berfikir jernih dan ini mencegah dia
melakukan perilaku berisiko. Dalam keadaan dipengaruhi oleh narkoba dan alkohol, maka pemikiran
jernih bisa menurun dan ini bisa mendorong terjadinya perilaku seks bebas / free seks.

d. kualitas hubungan suami-isteri (buat yang sudah menikah).


Jika ada masalah dalam hubungan suami-isteri, maka ini bisa mendorong ybs melakukan hubungan
seks bebas / free seks.

Jadi kombinasi dari sejumlah faktor diataslah yang merupakan penyebab free seks.

2. SARAN

Remaja juga harus bisa menjaga diri. Hal ini mampu dilakukan pada remaja yang mempunyai
kejelasan konsep hidup dalam menjalani hidupnya. Orang tua sejak usia dini harus menanamkan
dasar yang kuat pada diri anak bahwa Tuhan yang maha esa menciptakan manusia untuk beribadah
kepada-Nya. Jika konsep hidup yang benar telah tertanam maka remaja akan memahami jati dirinya,
menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya, mengerti hubungan dirinya dengan lingkungaanya.
Kualitas akhlak akan terus terpupuk dengan memahami batas-batas nilai, komitmen dengan
tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Remaja akan merasa damai di rumah yang terbangun
dari keterbukaan, cinta kasih, saling memahami di antara sesama keluarga. Pengawasan dan
bimbingan dari orang tua dan pendidik akan menghindarkan dari pergaulan bebas

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ashify, Muhammad Mahdi. 1997. Hawa Nafsu. Bangil: YAPI (Yayasan Pesantren Islam).

http://varfin.wordpress.com/seka-bebas/

http://www.fajar.co.id

Sastro Winata, Sulaiman. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC.

Winjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

www.google.com\\seks_bebas\ diakses 18 Mei 2008.

Makalah Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.Karena dengan rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah yang kami susun ini.Yang berjudul Pergaulan & Seks Bebas di Kalangan
Remaja.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing kami atas bantuannya dalam proses
pembuat makalah ini.Dan juga tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada teman teman kami
yang telah membantu penulisan makalah ini secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyempurnaan makalah ini.

Dengan selesainya makalah ini, kami mengharapkan jika makalah yang telah kami susun ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan yang berguna bagi para pembaca.Kami sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu kami harapkan adanya kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Akhir kata tim penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang
memperlukannya dimasa yang akan datang.

Ngadirojo, 27 Agustus 2014

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan pemudi yang terjerumus
ke dalam lembah perzinahan (Free sex), disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam
bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap
batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang
telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing
tanpa penyeleksian yang ketat.

Anak remaja sekarang banyak menyalah artikan arti pergaulan bebas yang sebenarnya. Mereka
hanya tahu kalau kita bebas melakukan perbuatan apapun itulah yang ada dibenak mereka semua.
Salah satu contoh yang selalu dilakukan anak remaja sekarang adalah seks bebas.

Biasanya para remaja melakukan perbuatan-perbuatan memalukan itu karena rasa ingin tahunya
dan ingin mencoba sesuatu. Seperti halnya seks bebas, mereka melihat adegan-adegan yang
melanggar agama akhirnya nafsu mereka bergerak dan ingin mencobanya. Merekapun melakukan
hal itu dengan pasangannya tapi bukan istrinya melainkan bersama dengan pacar mereka.

Untuk itu saya mencoba mengangkat judul bahaya pergaulan bebas, agar para pembaca terkhusus
untuk para remaja sekarang untuk menghindari pergaulan bebas dan tahu dampak dari pergaulan
bebas tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Apa Itu Remaja ?

Apa Pengertian Pergaulan Bebas ?

Apa Itu Seks Bebas ?

Apa Faktor Faktor Penyebab Pergaulan Dan Seks Bebas?

Apa Dampak Hukumnya ?

Apa Akibat yang di Timbulkan ?

Bagaimana Solusi Mencegah Pergaulan Dan Seks Bebas ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Untuk memenuhi Tugas dari Pembimbing Kami

Untuk mengetahui Pengertian Pergaulan Bebas

Untuk mengetahui Pengertian Remaja

Untuk mengetahui Pergaulan dan Sex bebas di Kalangan Remaja


Untuk mengetahui Faktor Penyebab Pergaulan bebas

Untuk Mengetahui Akibat yang Ditimbulkan Dari Pergaulan bebas

Untuk Mengetahui Solusi Mencegah Pergaulan Bebas

1.4 MANFAAT PENULISAN

Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca berserta tim penulis mengenai pergaulan & seks
bebas berserta cara penanggulangannya.

BAB II

TEORI
2.1 PENGERTIAN REMAJA

Manusia selalu mengalami perubahan, baik itu perubahan yang bersifat fisik (bentuk tubuh) maupun
yang bersifat nonfisik (sifat dan tingkah laku). Masa remaja merupakan masa yang pasti dialami oleh
setiap orang. Pada masa ini, pola pikir kita mengalami peralihan darii pola pikir yang masih bersifat
kekanak-kanakan menjadi pola pikir yang lebih dewasa. Setelah melewati masa remaja maka setiap
orang akan memasuki sebuah tahapan atau fase yang disebut dengan fase pendewasaan. Di dalam
fase ini manusia mengalami perubahan pola pikir menjadi lebih matang secara bertahap.

Pada masa remaja biasanya setiap individu masih bingung dalam menentukan siapa sebenarnya dia
(tahap pencarian jati diri) dalam artian masih mencari apa yang harus ia lakukan dalam
kehidupannya. Pada masa inilah diperlukan penanaman nilai-nilai norma yang berlaku agar pada
waktu menjalani fase pendewasaan tidak terjerumus kedalam jurang kesalahan yang dalam.

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,
emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyaii tempat yang jelas
karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang
dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas
sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki
status anak Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa
anak dengan masa dewasa yang mengalamii perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki
masa dewasa.Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita
dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.

Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: masa peralihan diantara masa kanak-
kanak dan dewasa. Dalam masa inii anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan
fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun
cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis,kognitif,dansosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 15 tahun masa remaja awal,
15 18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18 21 tahun masa remaja akhir. Tetapi Monks,
Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10
12 tahun, masa remaja awal 12 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 18 tahun, dan masa
remaja akhir 1821 (Deswita,2006:192).

Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan
berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya,
dimungkinkan manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan hidupnya.Dengan
demikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.

Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir pada usia baligh. Oleh sebagian ahli
psikologi, masa remaja berada dalam kisaran usia antara 11-19 tahun. Adapula yang mengatakan
antara usia 11-24 tahun. Selain itu, masa remaja merupakan masa transisii (masa peralihan) dari
masa anak-anak menuju masa dewasa, yaitu saat manusia tidak mau lagi diperlakukan oleh
lingkungan keluarga dan masyarakat sebagian anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis (kejiwaan), dan mentalnya belum menjukkan tanda-tanda dewasa. Pada masa
ini (masa remaja), manusia banyak mengalami perubahan yang sangat fundamental dalam
kehidupan baik perubahan fisik dan psikis (kejiwaan dan mental). (Menurut Abdul, hal : 2, 2009).

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah
makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia
dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).Pergaulan juga adalah HAM setiap
individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan,
apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia
harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma
bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-
aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat
ini.

Pergaulan bebas juga sering didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari pergaulan
yang benar.Pergaulan bebas diidentikan sebagai bentuk dari pergaulan diluar batas atau bisa juga
disebut pergaulan liar.Padahal sebenarnya suatu pergaulan bebas bisa membawa pengaruh positif
atau pun pegaruh negatif tergantung pada individu itu sendiri.

Positif yang dimaksud disini adalah bebas bisa berteman atau menjalin hubngan tanpa membeda
bedakan satu sama lain.Misalnya orang kulit putih berteman dengan orang kulit hitam,orang
Indonesia berteman dengan orang Malaysia.Dan lain sebagainya.

Dikategorikan negatif jika pergaulan bebas tersebut telah menjerumus menjadi salah satu bentuk
perilaku menyimpang, yang mana bebas yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma
ketimuran yang ada.Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari
media massa.

Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian dirii yang
benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang
bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan
bangsa.
3.2 SEKS BEBAS

A. DEFINISI SEKS BEBAS

Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan
perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku
menyimpang, yang mana bebas yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada.
Masalah seks bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja
adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.

Kurangnya keimanan, masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-
teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasii muda Indonesia dalam
kemajuan bangsa. Padahal Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa
depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam
mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan
keberadaan budayanya.

Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahlii pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun sampaii dengan 24 tahun.
Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup
matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencarii pola hidup yang paling sesuai
baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Sedangkan mahasiswa sudah bisa dikatakan cukup
dewasa.
Pada umumnya remaja dan mahasiswa melakukan hubungan seks bebas dengan pacarnya, karna
kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar adalah calon suami yang berhak mendapatkan
segalanya. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas.
Karena saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam
memilih calon pendamping.

Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran. Bila kita menengok
kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan dengan non muhrim)
merupakan hall yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak
dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia, demikian juga dengan budaya islam.

Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominani oleh para remaja dan mahasiswa untuk
mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari uang masih banyak lagii jalan halal yang dapat
mereka lakukan, pada dasarnya meraka melakukan seks bebas dengan alasan mencari uang adalah
alasan sampingan, itu semua karena merekapun menyukai seks bebas tersebut tanpa berfikir akibat
buruk yang akan mereka tanggung. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah
sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak
remaja yang putus sekolah karena hamil.

Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan
kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan
kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan
dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya. Dengan
adanya kesadaran bahwa pacar bukanlah hak milik selamanya maka seorang remaja ataupun
mahasiswa akan lebih berfikir ulang untuk melakukan seks bebas.

B. SEKS BEBAS DIKALANGAN REMAJA

Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumii ini. Bukan
hanya manusia yang memiliki naluri seks, tetapi juga termasuk hewan dan makhluk hidup lainnya
(tumbuhan). Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu
kelompok (jenis) makhluk hidup. Tujuan utama dari seks adalah untuk reproduksi buat kepentingan
regenerasi. Artinya setiap makhluk hidup melakukan seks untuk memperoleh keturunan agar dapat
menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah sebagai sarana untuk
memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagii manusia).
Kegiatan seks (bagi manusia) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan yang sah antara laki-laki
dan perempuan, ikatan itu disebut dengan nikah. Hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan
merupakan suatu pelanggaran terhadap norma-norma (baik norma agama maupun norma-norma
yang berlaku lainnya) dan merupakan suatu perbuatan dosa yang besar dan sangat berat
hukumannnya.Kita sering mendengar baik dari cerita teman-teman ataupun dari berita tentang
perilaku manusia zaman sekarang yang sering melakukan hubungan seks diluar nikah (merupakan
bagian dari seks bebas). Hubungan seks tersebut merupakan hubungan seks liar yang dilakukan
secara illegal dalam artian sudah menyalahi norma-norma yang ada.

Tidak sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah (seks bebas),
karena hal itu lebih cenderung kepada sifat-sifat kehewanan. Coba kita bandingkan dengan hewan-
hewan yang melakukan hubungan seks sesuka hatinya, dengan pasangan yang berbeda-beda dan
dilakukan dimanapun yang penting ada kemauan. Hewan melakukan hal tersebut karena mereka
tidak dianugerahi akal dan pikiran untuk melihat mana yang baik, mana yang buruk, mana yang
pantas dan mana yang tidak pantas untuk dilakukan. Selain itu, hewan tidak terikat dengan norma-
norma yang mengharuskannya untuk megikutii aturan dari norma yang berlaku dan mengikat
seorang manusia. Kalau manusia melakukan kegiatan seks bebas, berarti derajat mereka tidak lebih
dari hewan yang berwajah manusia, karena manusia dianugerahi oleh Tuhan akal dan pikiran untuk
dapat memilih mana yang baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas
untuk dilakukan.

Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan dalam terjadinya perilaku seks bebas.
Hubungan seks dilakukan apabila hawa nafsu sudah menguasai dirinya. Hawa nafsu membuat
seseorang lupa segala-segalanya, termask lupa akan Tuhan, yang dia tahu hanyalah bagaimana
caranya agar nafsunya tersebut dapat tersalurkan. Oleh karena itu, sebagaii manusia yang diberikan
kelebihan oleh Tuhan dibandingkan dengan makhluk lainnya, kendalikanlah hawa nafsu kita agar
derajat kita bisa lebih tingi dari makhluk-makhluk yang lain. Karena disaat kita kalah oleh hawa
nafsu, maka derajat kita sama dengan seekor hewan.

Seks bebas merupakan pengaruh budaya yang datang dari barat dan kemudian diadopsi oleh
masyarakat Indonesia tanpa memfilternya terlebih dahulu.

Revolusi seks yang mencuat di Amerika Serikat dan Eropa pada akhir tahun 1960-an sudah merabah
masuk kenegeri kita tercinta ini melalui piranti teknologi informasi dan saran-sarana hiburan lainnya
semakin canggih. Sekarang, untuk mendapatkan suatu video, gambar dan cerita-cerita tentang seks
dan pornografi lainnya sangat mudah, tinggal cari di internet dengan mengunjungi situs-situs yang
meyediakan layanan dewasa tersebut selain itu juga film-film dewasa tersebut juga sudah dijual oleh
para pedagang kaset dan video. Begitu mudahnya akses untuk mendapatkan hal-hal yang berbau
pornografi sekarang ini menyebabkan semakin meningkatnya angka perilaku seks bebas di dalam
masyarakat.

C. FASE REMAJA

Manusia selau mengalami perubahan, baik itu perubahan yang bersifat fisik (bentuk tubuh) maupun
yang bersifat nonfisik (sifat dan tingkah laku). Masa remaja merupakan masa yang pasti dialami oleh
setiap orang. Pada masa ini, pola pikir kita mengalami peralihan darii pola pikir yang masih bersifat
kekanak-kanakan menjadi pola pikir yang lebih dewasa. Setelah melewati masa remaja maka setiap
orang akan memasuki sebuah tahapan atau fase yang disebut dengan fase pendewasaan. Di dalam
fase ini manusia mengalami perubahan pola pikir menjadi lebih matang secara bertahap.

Pada masa remaja biasanya setiap individu masih bingung dalam menentukan siapa sebenarnya dia
(tahap pencarian jati diri) dalam artian masih mencari apa yang harus ia lakukan dalam
kehidupannya. Pada masa inilah diperlukan penanaman nilai-nilai norma yang berlaku agar pada
waktu menjalani fase pendewasaan tidak terjerumus kedalam jurang kesalahan yang dalam.

D. FASE PENDEWASAAN

Masa remaja biasanya dialami pada saat usia sekolah menengah, setelah masa remaja ini terlewati
maka fase selanjutnya adalah fase pendewasaan yang biasanya dialami setelah lulus SMU atau pada
waktu (seumuran) pertama kali kuliah (awal menjadi mahasiswa). Pada saat menjadi mahasiswa pola
pikir seseorang akan menjadi semakin kritis, responsive dan cenderung idealis. Pada fase inilah pola
pikir terbentuk menjadi semakin matang. Tapi yang saya maksud disini bukan berarti bahwa karena
menjadi mahasiswalah pikirannya menjadii lebih matang, tetapi yang saya maksud adalah pada
waktu seumuran mahasiswa walaupun seseorang tersebut tidak menjadi mahasiswa (yang
mengalami hal ini bukan hanya mahasiswa tapi semua orang).
Saat pertama menjadi mahasiswa, setiap individu pasti merasakan perbedaan yang sangat signifikan
dibandingkan dengan masa-masa SMU dan kemungkinan terjerumus kedalam hal-hal yang negatif
(seks bebas) sangat besar. Apalagi, bagi mereka yang harus tinggal terpisah dengan orang tua
mereka.

3.3 FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERGAULAN & SEKS BEBAS

Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki dampak bagi masyarakat
terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada remaja masa kini telah jauh dari
batas norma yang telah ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja
dalam pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah penderita HIV/AIDS
dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah. Hal ini di
karenakan sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang-orang
dewasa.

Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja, namun sudah merambat
sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks, ancaman
pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya
berkembang semakin serius. Rata-rata mereka berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih bersekolah
di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga
terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah bergaull dan mudah
terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan remaja ini ingin di pujii dan di katakan
gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan.Maksud dari
salah bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih milih dalam bergaul, kita boleh saja bergaul
dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap berpegang teguh kepada
norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku,karena gaul tidak harus melakukan seks bebas.

Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan berfikir panjang ke depan sebelum
melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan buruknya bagi diri kita,
keluarga dan orang lain.

Berikut Beberapa faktor yang mendorong para remaja untuk melakukan seks bebas adalah sebagai
berikut:

1. Karena Kehidupan Iman Yang Rapuh.

Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan
dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun.
Seseorang dapat melakukan seks bebas karena kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu
sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri,
karena agama adalah tumpuan bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi
pengetahuan diluar agama tentu sangat minim. Ini sebenarnya faktor terpenting dalam membekali
orang muda menjalani hidup. Orang muda yang imannya tidak handal, memiliki kecenderungan
untuk tidak berjalan dalam jalan Tuhan, termasuk tidak berdoa untuk pergaulan mereka.

Sebaliknya yang imannya handal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelas akan menuai dalam damai
sejahtera.

Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa agama hidup mereka akan
kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan keimanan juga dapat
membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak
mengetahu imana yang baik dan mana yang tidak.

2. Kurangnya Perhatian Orang Tua.


Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang tua sangat
diperlukan oleh seseorang karena orang tualah yang paling dekat dengannya. Bimbingan orang tua
sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang.

Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak akan mudah
terjerumus dalam kebiasaan berseks bebas.

Tetapi ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah
memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang tergolong memiliki
kepribadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan
meninggalkan penyesalan pada akhir perbuatan remaja atau mahasiswa tersebut.

3. Lengkapnya Fasilitas.

Fasilitas yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan seks bebas. Tetapi
tergantung pada diri masing-masing, jika mampu menggunakan fasilitas yang diberikan orang tua
dengan baik maka hal tersebut tidak akan terjadi. Jika seorang remaja atau mahsiswa memiliki
fasilitas yang mendukung utnuk mereka melakukan seks bebas seperti rumah yang nyaman dari
perhatian warga, maka perlakuan seks bebas akan mudah sekali terjadi.

Contohnya seperti kontrakan-kontrakan bebas yang bisa digunakan oleh para remaja dan mahasiswa
untuk melakukan seks bebas. Keadaan rumah yang selalu kosong juga dapat menjadi tempat
seorang remaja atau mahasiswa melakukan seks bebas, oleh karena itu jangan biarkan si anak
berduaan dirumah

4. Tekanan Dari Seorang Pacar


Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja
terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya.

dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak terhadap
orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri
selayaknya orang dewasa, dan pemikiran seperti itu sangat banyak dijumpai.

5. Pelampiasan Diri.

Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang remaja
perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka
dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan
menjerumuskannya dalam pergaulan bebas seperti seks bebas.

5. Kurangnya Pengetahuan Tentang Seks Bebas.

Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah bentuk penyaluran kasih sayang dalam
sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari mereka merasa tanpa seks kegiatan pacaran mereka
tidak efektif, padahal pemikiran seperti itu adalah bentuk bujuk rayu setan. Tidak sedikit para remaja
juga para mahasiswa berfikiran seperti itu.

6. Rasa Ingin Tahu Tentang Sesuatu Yang Berbau Seksual.

Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya
mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas masuknya,
maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan
berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari bahwa percobaan tersebut berbahaya.

7. Tontonan Yang Tidak Mendidik.

Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat besar. Apa yang mereka
tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama
tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar
lebar. Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin gerah, Video klip lagu dangdut
saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bisa meningkatkan gairah para
lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya.

Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekitar wilayah dada, dan
buka paha tinggi-tinggi, serta gambar yang tidak layak dilihat lainya. Konyolnya, pendidikan agama di
sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif. Oleh sebab
itu sebaiknya tontonan yang mendidiklah yang harus diberika pada seorang anak sejak dini sehingga
kelak saat remaja menjadi remaja yang baik.

8. Pergaulan Bebas.

Pergaulan bebas yang melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras dan sebagainya akan
berujung pada seks bebas. Karena pergaulan bebas dapat menyebabkan seseorang lupa diri, merasa
tidak modern jika tidak mengikuti tren yang akan berujung pada seks bebas.Yang pada dasarnya
pemikiran seperti itu sangat salah.

9. Masa Remaja Terjadi Kematangan Biologis.


Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana layaknya orang dewasa
sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja secara normal. Hal ini membawa konsekuensi bahwa
seorang remaja akan mudah terpengaruhi oleh stimuli yang merangsang gairah seksualnya, misalnya
dengan melihat film porno, cerita cabul, dan gambar-gambar erotis.

Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri cenderung
berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya kematangan
biologis yang disertai dengan kemampuan mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja
dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.

10. Rendahnya Pengetahuan Tentang Bahaya Seks Bebas.

Sehingga mereka beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi pergaulan
mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya
pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang kita lakukan dapat memudahkan kita
terjerumus ke dalam hal hal yang negatif. Pada umumnya kita sebagai seorang remaja memiliki rasa
ingin tahu yang sangat tinggi, apabila menemukan atau melihat suatu hal yang baru maka otomatis
kita akan ingin merasakannya atau mencobanya.

12. Faktor Lingkungan Seperti Orang Tua.

Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System komunikasi, pengaruh media
masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi
anak-anak kita.Budaya hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan jaman para orang tua masih
remaja dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tua dalam era ini, dapat kita sebutkan
antara lain:

Faktor kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang merasa bahwa
orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda. Anak-anak muda cenderung
meninggalkan orang tua, termasuk dalam menentukan bagaimana mereka akan bergaul. Sementara
orang tua tidak menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha mengatasinya.

Faktor kekurang pedulian Orang tua kurang perduli terhadap pergaulan muda-mudi. Mereka
cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua
akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, segala
sesuatu sudah terlambat

Faktor ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi pada para orang tua yang kurang menyadari
kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam
urusan pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan. Bukannya mereka
tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat.

13. Salah Bergaul


Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan mahasiswa. Apabila
seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka akibatnya akan fatal. Memilih
teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin masa depannya cerah ditengah
bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih
teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang
membenarkan kemaksiatan.

14. Kegagalan Remaja Menyerap Norma

Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang
sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita mengikuti modernisasi namun tetap harus
disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya serta agama yang ada.

Perubahan zaman faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas di
kalangan remaja. Karena di zaman sekarang banyak media yang mudah di akses oleh semua umur
yang menyediakan tayangan tanyangan yang seharusnya hanya di tayangkan khusus orang dewasa.

Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para remaja menggunakan atau
melihat media untuk orang dewasa tersebut.Setelah melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan
terus berkembang seperti ingin mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh
karena itu pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.

Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda
tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal
keyakinan atau agama dan ketidak stabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang
tidak terkendali. Namun semuanya kembali ke diri kita sendiri, mau menjadi orang yang seperti apa
kita ? Jauhilah pergaulan bebas dan hal hal negatif yang berdampak sangat merugikan bagi diri kita
sendiri.

Kita harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan
agama dan norma hukum yang berlaku agar terhidar dari hal-hal tersebut.Ingatlah kita sebagai
remaja adalah calon penerus bangsa di masa depan, oleh karena itu jika kita melakukan hal-hal yang
negatif tersebut mau jadi apa negara kita nanti ! Maka mulai sekarang cobalah untuk mendekatkan
diri kepada Tukan YME untuk mempertebal keimanan kita, karena iman adalah dasar yang paling
utama di dalam diri kita sendiri.

15. Perubahan Zaman

Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih sering
dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang
berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang
lebih bebas.

16. Faktor Dari Kaum Sendiri.

Orang Muda sebagai pelaku utama dalam pergaulan.tentunya harus yang pertama menyadari akan
kerawanan-kerawanan mereka dalam pergaulan.

Adapun beberapa factor yang datang dari orang muda, yaitu:

Faktor Kesadaran Atau Kedewasaan

Faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada umumnya memang memiliki
kecenderungan belum memiliki modal yang cukup dalam mempertimbangkan, memutuskan dan
melakukan segala sesuatu, misalnya pengalaman belum cukup, usia masih sedikit, kedewasaan
belum penuh, pertimbangan belum matang, kurang menyadari akan bahaya, cenderung
meremehkan hal-hal yang sebenarnya penting, belum dapat menghayati sakitnya akibat dari
tindakan yang salah, sehingga sering terjebak dalam langkah yang berbahaya. Ditambah lagi
kecenderungan orang muda ingin mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum pernah dirasakan
atau dialaminya.

Faktor Budaya

Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya orang muda jaman
sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak mereka. Mereka mengatakan sekaranglah
waktunya bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini menimbulkan budaya iseng. Daripada dikatakan tidak
gaul, mereka akhirnya bergaul sebebas-bebasnya

Faktor Keseimbangan Hidup

Orang muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat yang sedang bertumbuh dan sedang
mekar-mekarnya, termasuk nafsu seksualitasnya, dll. Kondisi ini jika tidak didukung prinsip-prinsip
rohani yang kuat, penguasaan diri yang baik, dan pendampingan dari seorang senior yang handal
akan berakibat fatal. Maka banyak kehidupan orang muda cenderung menjadi liar.

3.4 FAKTA DAN ANALISIS


Beberapa tahapan yang biasanya dilakukan sebelum seseorang berani melakukan hubungan seks
yaitu:

Pegangan tangan

Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening

Ciuman bibir (kiss franc)

Pelukan

Petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)

Meraba kebagian-bagian yang sensitif (mulai berani buka-bukaan)

Melakukan hubungan seks

Biasanya para remaja pada saat berpacaran baru berani melakukan tahapan dari nomor 1 sampai
dengan nomor 5 (walaupun banyak juga yang berani melakukan tahapan nomor 6, tapi hanya
sebagian kecil yang sudah berani melakukan hubungan seks dengan pacarnya).Dalam hal ini peran
orang tua sangat penting. Point-point peranan orang tua dalam mencegahan sex bebas yaitu:

Sebagai panutan (suri tauladan)

Sebagai perawat dan pelindung

Sebagai pendidik dan sumber informasi

Sebagai pengarah dan pembatas

Sebagai teman dan penghibur

Sebagai pendorong / motivasi

Hal tersebut dapat menjadikan anak lebih dekat dengan orang tuanya sehingga anak tidak akan
sampai terjerumus kepada hal-hal yang negatif seperti sex bebas.
3.5 DAMPAK HUKUM

Dampak Hukum Akibat Pergaulan Bebas

Seks Bebas

Secara khusus mengenai seks bebas tidak diatur dalam KUHP tetapi tindakan tersebut dapat
menjerumuskan kita pada tindak pidana tertentu, seperti:

Melanggar kesusilaan didepan umum

Pasal 281 KUHP menyatakan bahwa :

Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-
banyaknya empat ribu lima ratus rupiah:

Ke-1 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dihadapan umum;


Ke-2 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dimuka orang lain yang hadir tidak dengan
kemauannya sendiri.

Tindak Pidana Perkosaan

Pasal 285 KUHP menyatakan bahwa Barangsiapa yang dengan kekerasan atau dengan ancaman
memaksa perempuan yang bukan isterinya bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, dipidana
dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun.

Berzina

Pasal 284 ayat (1) KUHP menyatakan bahwa :

Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya Sembilan bulan:

Ke-1 laki-laki yang beristri yang berzina sedang diketahuinya, bahwa pasal 27 Kita Undang-Undang
Hukum Perdata berlaku baginya; perempuan yang bersuami yang berzina.

Ke-2 laki-laki yang turut melakukan perbuatan itu, sedang diketahuinya bahwa yang turut bersalah
itu bersuami :

perempuan yang tiada bersuami yang turut melakukan perbuatan itu, padahal diketahuinya, bahwa
yang turut bersalah itu beristri dan pasal 27 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berlaku bagi yang
turut bersalah itu.
Menggugurkan kandungan

Pasal 346 KUHP menyatakan bahwa Wanita yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati
kandungannya, atau menyuruh orang lain menyebabkan itu, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya emapat tahun

Pasal 348 KUHP menyatakan

(1) Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan seorang wanita dengan
izin wanita itu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun enam bulan

(2) Jika perbuatan itu berakibat wanita itu mati, ia dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya
tujuh tahun.

Membunuh anak yang baru dilahirkan

Pasal 341 KUHP menyatakan Seorang ibu yang karena takut akan diketahui ia sudah melahirkan
anak, pada ketika anak itu dilahirkan atau tiada berapa lama sesudah dilahirkan, dengan sengaja
menghilangkan nyawa anak itu dipidana karena bersalah melakukan pembunuhan anak, dengan
pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun

3.6 Akibat yang di Timbulkan


Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan berdampak bagi dirinya
sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental.Walaupun perbuatan itu dapat memberikan
suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja.

Pergaulan bebas yang dilakukannya akan membawa dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang
berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku
kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikirnya
tidak stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya akan
menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama tidak ada yang
mengarahkan.

Bagi Keluarga Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung
keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh para orang tuanya apabila
anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidak harmonisan
didalam keluarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan tentunya ini sangat
tidak baik, Sehingga mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta
menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-
minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan narkotika.

Dan menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja.
Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang
terjadi dalam kehidupannya.

Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasa atau para
orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang
dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan
apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga.

Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan


ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak.
Dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya
menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.
Selain memiliki hukum haram, seks bebas memiliki akibat atau dampak yang sangat negatif bagi
sipelaku. seks bebas juga dapat menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan
suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.
Selain itu seks bebas juga dapat berakibat:

Hilangnya Kehormatan.

Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia serta
merusak masa depannya, dan meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya
bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia, terutama
pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan
wanita yang masih menjaga kehormatannya.

Prestasi cenderung menurun.

Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks bebas, maka fikirannya akan selalu
tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat
kefokusannya dalam mengikuti proses belajar disekolah atupun diperkuliahan akan menurun. Malas
belajar, malas mengerjakan tugas dan lains ebagainya dapat menurunkan prestasi seorang remaja
ataupun mahasiswa tersebut.

Zina Mengeluarkan Bau Busuk.

Bau tersebut yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki qalbun salim (hati yang bersih)
melalui mulut atau badannya, Hal ini sangat dipercayai oleh agama islam.
Hamil Diluar Nikah.

Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi sipelaku. Terutama bagi remaja yang
masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan sipelaku jika ketahuan peserta didiknya ada yang
hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil diluar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar
biasa terutama orang tua.

Aborsi dan bunuh diri.

Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan fikiran sipelaku, guna menutupi
aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal tersebut
dapat berujung pada pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.

Tercorengnya Nama Baik Keluarga.

Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga di idam-
idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut
akan meninggalkan luka yang mendalam dihati keluarga.

Tekanan Batin.

Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan tersebut sipelaku akan
sering murung dan berfikir yang tidak rasional.
Terjangkit Penyakit.

Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit kelamin yang mematikan, seperti
penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17
tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.

Ketagihan.

Seks bebas dapat menyebabkan seseorang ketagihan untuk melakukan hal kotor tersebut. Hal
tersebut sangat berbahaya karna keinginan yang tidak terkontrol.

Gangguan kejiwaan.

Akibat seks bebas seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan atau setres, disebabkan karna
ketidak mampuan menerima kehidupan, kurangnya persiapan mental untuk hamil serta takut
terhadap hukuman Tuhan.

3.7 Solusi & Pencegah


Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahsiswa dapat dicegah dengan beberapa upaya. Upaya-
upaya tersebut antara lain:

Mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Tuhan .

Mendekatkan diri kepada tuhan akan menjauhkan kita dari perbuatan mungkar.

Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika.

Antara lain : pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerjasama guru, orangtua dan
tokoh masyarakat.

Menanamkan Nila Ketimuran.

Kalangan remaja dan mahsiswa kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-
nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga
membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini
perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan
dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali
untuk terjun ke seks bebas.

Menghindari perilaku yang akan merangsang seksual.

Melalui pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat merangkang seksual seperti
bergaul sangat dekat dengan orang yang berlainan jenis.
Pendidikan.

Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga
mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri,
mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa
harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang mampu mengatakan tidak tanpa
beban dan tanpa mengikuti orang lain.

Pendidikan sex (Sex Education).

Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks manusia, bahaya penyakit
kelamin. Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti,
fungsi dan tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan legal.

Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya
akibat pergaulan bebas, Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan
melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang
cuek saja terhadap perkembangan anak-anaknya.

Penyuluhan tentang seks bebas.

Dalam penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda khususnya remaja dan mahasiswa
tentang sebab-akibat dari pergaulan bebas. Sehingga mereka dapat menghindarikan diri dari hal-hal
yang akan membawa mereka pada seks bebas.
Menegakkan Aturan Hukum.

Sudah sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-tempat yang sering digunakan oleh para
kaula muda untuk berpacaran.

Jujur Pada Diri Sendiri.

Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing.
Sehingga seks bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak mengikuti hawa nafsu
mereka. Pada dasarnya mereka yang melakukan seks bebas menyadari bahwa hal yang mereka
lakukan adalah salah.

Memperbaiki Cara Berkomunikasi.

Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan
masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita
mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita. Karna pada umumnya
terjadi seks bebas dikarenakan tidak adanya kepedulian antar tetangga.

Pacaran sehat.
Berpacaran sangat lekat hubungannya dengan seks, karena tidak sedikit mereka yang melakukan
seks bebas bersama kekasihnya. Disitulah kita tanamkan budaya pacaran sehat tanpa seks.
Berpacarn sehat itu seperti: tidak berhubungan seks, pacar sebagai pemberi motivasi.

Menjauhkan diri dari beduan ditempat sepi.

Seks bebas bisa terjadi dengan didukungkan suatu tempat, jadi apabila seorang remaja atau
mahasiswa yang masih polos akan mudah dirayu yang berujung pada seks bebas. Apabila sepasang
remaja atau mahasiswa berdua ditempat yang sepi maka ada orang ketiga yaitu setan yang dapat
menjerumuskan terjadinya seks bebas.

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Seks bebas sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi bagi kalangan remaja di Indonesia. Kegiatan seks
bukan hanya dilakukan oleh pasangan yang sah menurut agama dan hukum yang berlaku akan
tetapai juga dilakukan oleh para pelajar dan mahsiswa. Pelajar dan mahasiswa sekarang ini
cenderung lebih mengutamakan pacaran dan kebutuhannya yang lain daripada menuntut ilmu.
Mereka tidak lagi tenggelam dalam pelajaran akan tetapi sudah tenggelam dalam lautan asmara
yang mereka namakan cinta.

Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dikarenakan banyak faktor, yang paling utama adalah
pesatnya perkembangan jaman.Hal tersebut membuat pergaulan menjadi bebas, sehingga banyak
remaja dan mahsiswa yang bergaul tanpa batasan dan etika. Salah satu contohnya dalam
berpacaran.

Para remaja dan mahasiswa berpacaran tidak mempunyai batasan serta etika sehingga dalam
berpacaran lebih banyak dampak negative dibandingkan dampak positif seperti halnya seks bebas.
Persepsi yang salah tentang seks bebas menyebabkan mereka berfikir bahwa melalui seks bebaslah
tersalurnya cinta dan kasih sayang.

Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala macam perkembangan yang di
salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun lingkungannya. Seks bebas menyebabkan para remaja
kehilangan bangku sekolahnya, sama halnya juga para mahsiswa yang terpaksa berhenti kuliah karna
hamil diluar nikah. Selain itu, hamil diluar nikah dapat berujung pada pengguguran janin, baik
melalui aborsi ataupun bunuh diri karena tidak siapnya menerima kenyataan (hamil diluar nikah)
tersebut.

Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja
yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat
serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari
anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu
permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha untuk
pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih
bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.
Pergaulan juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu.
Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif
maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu
atau kelompok guna melakukan hal hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih
mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih
mencari jati dirinya.

B. Saran

Beberapa saran tentang seks bebas yang perlu diperhatikan adalah :

1) Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap memperhatikan
dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam memberikan pandangan yang benar
mengenai persepsi pacaran agar terhindar dari seks bebas.

2) Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar lebih mengenal
diri sendiri, meningkatkan ke imanan dan ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat
serta bergaul dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada perilaku
seks bebas. Tingkatkanlah pengetahuan tentang segala perkembangan dengan tetap meningkatkan
pula keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3) Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga ikut ambil bagian
dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka menyalurkan energi yang berlebih sehingga
tidak mengarah pada penyaluran dorongan bilogis secara langsung, misalnya dengan kegiatan.
Keolahragaan, pecinta alam, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengembangkan potensi dan
bakat masing-masing. Semoga dengan makalah ini anda dapat memahami makna materi yang saya
bahas.Setelah memahaminya janganlah berbuat menyimpang atau suka bergaul bebas karena itu
dapat merusak nama baik dirimu,keluarga,dan dilingkungan masyarakatmu sendiri.
Perlunya perhatian semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat dalam mencegah terjadinya
seks bebas. Masyarakat dan pemerintah harusnya aktif dalam mengkampanyekan anti seks bebas.

Pelajar dan mahasiswa harusnya lebih fokus kepada pelajaran bukan fokus pacaran. Masa depan
kalian masih panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Enterprise,Quantum.2010.Etika pergaulan remaja dalam pandangan.

http://dunia remaja gg.blogspot.com/2010/10/etika-pergaulan-remaja-dalam-


pandangan.html.Akses.November 2012

Gunarso,singgih D.1988.Psikologi perkembangan.Jakarta:PT Gramedia


Islamsinia,Sabila.2010.psikologi remaja dan krakteristik

http://dunia remaja gg.blogspot.com/2010/10/psikologi-remaja-karakteristik-dan


html.Akses:Desember 2010.

Kartono,Kartini.1988. psikologi remaja.Bandung:PT.Rosda Karya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai
pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka
kelak. Sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa beberapa pengalaman yang
tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Oleh karena itu tidak sedikit remaja yang
jatuh kedalam perbuatan negative, salah satunya adalah seks bebas atau hubungan seks yang
dilakukan diluar pernikahan.

Banyak sekali alasan mengapa remaja melakukan hubungan seks bebas, mulai dari biar di
bilang gaullah sampai untuk mendapatkan uang. Gara-gara ingin dibilang gaul baik laki-laki maupun
perempuan rela memberikan harga dirinya dengan sia-sia tanpa memperhatikan dampak yang
akan di timbulkan oleh perbuatannya itu. Oleh karena itu hubungan seks bebas banyak sekali terjadi
di kalangan remaja pada umumnya, yang masih labil dalam pergaulan.

Pergaulan bebas antar lawan jenis sendiri mendorong terjadinya hamil pra-nikah, lebih
parah jika setelah hamil laki-laki ini tidak bertanggung jawab dengan meninggalkannya, gadis yang
sudah tidak gadis lagi ini untuk menghindari rasa malu terhadap orang tua, teman dan masyarakat,
atau karena suruhan dari teman laki-lakinya yang tidak mau menikahinya cenderung mengambil
jalan pintas dengan menggugurkan kandungannya. Inilah fenomena social remaja yang makin marak
dalam kehidupan manusia dimana praktek aborsi sebagai mediator alternative bagi para pezina
dalam mencari jalan pintas menjadi solusi terakhir.

Indonesia seharusnya prihatin atas para calon penerus bangsa yang makin bejad
kelakuannya. Dengan maraknya pornografi dan pornoaksi baik di keping cakram, komik, maupun di
dunia maya yang sangat mudah untuk diakses sekarang ini, hal itu yang dapat mejembatani seks
bebas di kalangan remaja.

Hal itu dibuktikan dengan survei dari Komisi Nasional Perlindungan Anak terhadap 4.500 remaja di
12 kota besar di Indonesia tahun 2007 menunjukkan, 97% dari responden pernah menonton film
porno, 93,7% pernah ciuman, petting, dan oral seks, serta 62,7% remaja yang duduk di bangku SMP
pernah berhubungan intim, dan 21,2% siswi sekolah menengah umum pernah menggugurkan
kandungan.

Kengerian itu sangatlah berbenturan dengan budaya kita yang menjadi sandaran norma dan aturan
dalam interaksi manusia. Budaya ketimuran yang terkenal ewuh pekewuh(punya rasa malu) mulai
tergusur budaya my bussines is mine(ini urusanku) sehingga rasa malu dan berbagai norma lain di
abaikan karena anggapan bahwa urusannya adalah urusannya sendiri bukan orang lain. Dalam
pergaulan remaja pun demikian, karena remaja merupakan bagian terbesar yang terkena imbas dari
budaya ini. Dalam hal jalinan hubungan dengan lawan jenis pun demikian sehingga pergaulan bebas
tanpa adanya norma dan aturan.

Padahal Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu
meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan
generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan
budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku
yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-
lain yang dapat menyebabkan rusaknya moral, akal, dan jasmani.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan seks bebas?

2. Factor apa saja yang dapat menimbulkan hubungan seks bebas?

3. Apa saja dampak dari seks bebas?

4. Bagaimana cara mencegah seks bebas?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan seks bebas.

2. Mengetahui factor-faktor yang dapat menimbulkan seks bebas.

3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari seks bebas.

4. Mengetahui cara mencegah seks bebas.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengenal Sex Lebih Dalam

Manusia adalah salah satu makhluk yang dalam meneruskan hidup jenisnya memerlukan pasangan
untuk dapat melakukan regenerasi. Dalam proses regenerasi ini dikenal dengan sex, yaitu hubungan
yang terjalin antara jenis satu dengan lainnya. Hal ini merupakan kekuatan utama agar generasi
manusia tidak punah. Tetapi karena pengaruh globalisasi yang disalah artikan timbullah budaya baru
yaitu sex bebas, budaya yang tidak sesuai dengan budaya kita.Terutama pada para remaja tepatnya
pada masa metamorfosis dari kanak-kanak menjadi dewasa. Para ahli pendidikan telah sepakat
bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang
remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang
untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan
inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Oleh karena
itu, sebelum melangkah lebih jauh dan agar lebih memahami apa arti sebenarnya sex, ada baiknya
kita memahami definisi kata seks itu sendiri. Seks memang memiliki definisi yang luas. Namun, jika
kita berbicara mengenai seks secara keseluruhan, maka yang dimaksudkan adalah pendidikan
mengenai jenis kelamin

Definisi seks, dapat dikelompokkan menurut beberapa dimensi, Di antaranya:

Dimensi Biologis

Berkaitan dengan alat reproduksi. Di dalamnya termasuk pengetahuan mengenai hormon-hormon,


menstruasi, masa subur, gairah seks, bagaimana menjaga kesehatan dan gangguan seperti PMS
(penyakit menular seksual), dan bagaimana menfungsikannya secara optimal secara biologis.

Dimensi Faal

Mencakup pengetahuan mengenai proses pembuahan, bagaimana ovum bertemu dengan sperma dan

membentuk zigot dan seterusnya.

Dimensi Psikologis

Seksualitas berkaitan dengan bagaimana kita menjalankan fungsi kita sebagai mahluk seksual dan

identitas peran jenis. Mengapa pria dipandang lebih agresif daripada wanita?

Dimensi Medis

Adalah pengetahuan mengenai penyakit yang di oleh hubungan seks, terjadinnya impotensi, nyeri,

keputihan dan lain sebagainya.

Dimensi Sosial

Seksualitas berkaitan dengan hubungan interpersonal (hubungan antar sesama manusia). Seringkali,
hambatan interaksi ditimbulkan oleh kesenjangan peran jenis antara laki-laki dan perempuan. Hal ini

dipengaruhi oleh faktor budaya dan idola asuh yang lebih memprioritaskan posisi laki-laki. Anggapan

tersebut harus diluruskan. karena jenis kelamin tidak menentukan mana yang lebih baik atau berkualitas

B. Pengertian Seks Bebas

Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini.
Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu kelompok (jenis)
makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup melakukan seks untuk memperoleh keturunan agar
dapat menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah sebagai sarana untuk
memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagi manusia).

Hubungan seks yang dilakukan di luar pernikahan disebut seks bebas (free sex). Hawa nafsu
merupakan hal yang sangat menentukan terjadinya seks bebas. Seks bebas merupakan pengaruh
budaya yang datang dari barat dan kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa
memfilternya terlebih dahulu.

Survei Komnas Anak Di 12 Provinsi (4500 remaja sebagai responden)


1. 93,7% pernah berciuman hingga petting (bercumbu)

2. 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan

3. 21,2% remaja SMA pernah aborsi

Survey Perkumpulan Keluarga Berencana (100 remaja SMP & SMA Di Samarinda)

56% Pelajar sudah berhubungan seks. Bahkan ada yang terang terangan mengaku berhubungan seks
dengan pekerja seks.

Survey Synovate Researc

1. 44% mengaku punya pengalaman seks di usia 16-18 tahun.

2. 16% mengaku pengalaman seks di dapat di usia 13-15 tahun.

3. Tempat melakukan seks di rumah (40%), kamar kos (26%) dan hotel (26%)

Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia

1. 32% remaja 14 18 tahun pernah berhubungan seks

2. 21,2% remaja putri pernah melakukan aborsi

3. 97% penyebab remaja melakukan seks yaitu dari internet.

Dari survey di atas dapat dikatakan bahwa seks bebas bukanlah lagi hal yang tabu dikalangan
remaja saat ini. Maraknya seks bebas di kalangan pelajar seolah menjadi trend bahwa jika seorang
siswi masih perawan maka akan tergolong siswi yang "nggak gaul" dan terkucilkan dalam pergaulan
anak zaman sekarang.
C. Factor-faktor yang Mendorong Terjadinya Seks Bebas

Seks bebas pada umumnya dilakukan oleh para remaja. Faktor-faktor yang mendorong remaja
melakukan hubungan seks di luar nikah, adalah :

Karena mispersepsi terhadap makna pacaran yang menganggap bahwa hubungan seks adalah bentuk
penyaluran kasih sayang.

Karena kehidupan iman yang rapuh. Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan
pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa
dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun.

Kematangan biologis yang tida disertai dengan kemampuan mengendalikan diri cenderung berakibat
Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya kematangan biologis
yang disertai dengan kemampuan mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja dimasa
depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.

Factor lain yang menyebabkan orang melakukan seks bebas:

Kurangnya pemahaman individu akan ajaran agamanya secara benar dan mendalam

kurangnya perhatian orangtua

merasa bukan anak gaul, dengan pernah melakukan seks dianggap Gaul

cueknya masyarakat akan situasi linkungan

taraf pendidikan sex bagi remaja yang belum tertata secara benar

terlupakannya intisari adat budaya luhur bangsa sebagai katalisator dalam pergaulan akibat pengaruh
globalisasi.

Adapun tahapan-tahapan yang biasanya dilakukan oleh seseorang berani melakukan hubungan seks
diluar nikah:

1. pegangan tangan

2. ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening

3. ciuman bibir

4. pelukan

5. petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)

6. meraba bagian yang sensitive (mulai berani buka-bukaan)

7. melakukan hubungan seks

D. Dampak Seks Bebas


Seks bebas banyak sekali dampak negative yang di timbulkan terutama bagi individu yang melakukannya
dan lingkungannya. Dampak tersebut dianataranya :

1. Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids, Raja singa, dan penyakit lainnya.

2. Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru, apabila anda masih kuliah atau
sekolah tentu saja orang tua anda akan sangat kesal kepada anda. Dan anda pun takut untuk jujur
kepada orang tua anda dan pasangan anda, akhirnya anda memutuskan untuk melakukan dosa baru
yaitu aborsi.

3. Apabila anda menikah di usia muda, permasalahan yang belum siap anda hadapi akan datang,
seperti masalah keungan, masalah kebiasaan, masalah anak.

4. Nama baik keluarga akan tercoreng oleh sikap anda. Keluarga anda akan menghadapi masalah yang
anda buat apabila anda mendapatkan efek buruk dari seks bebas ini.

5. Apabila anda hamil dan pasangan anda tidak mau bertanggung jawab, apa yang akan anda lakukan?.
Akan banyak pikiran buruk yang akan mengganggu anda. Seperti ingin bunuh diri, berpikir tidak
rasional yang mengakibatkan gangguan mental atau gila.

E. Cara Mencegah Hubungan Seks Bebas

Perilaku seks bebas dapat dicegah dengan cara salah satunya dengan pendidikan seks.

1. Pendidikan seks

Beberapa hal penting dalam memberikan pendidikan seksual, seperti yang diuraikan oleh
Singgih D. Gunarsa (1995) berikut ini, mungkin patut anda perhatikan :

Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.

Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolah-olah
bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh atau simbol seperti
misalnya : proses pembuahan pada tumbuh-tumbuhan, sejauh diperhatikan bahwa uraiannya tetap
rasional.

Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan tahap
perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun t belum perlu menerangkan secara
lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena perkembangan dari
seluruh aspek kepribadiannya memang belum mencapai tahap kematangan untuk dapat menyerap
uraian yang mendalam mengenai masalah tersebut.

Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan cepat
lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan pendekatan pribadi
maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.

Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu diulang-
ulang (repetitif) selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat
diserap oleh anak, juga perlu untuk mengingatkan dan memperkuat (reinforcement) apa yang telah
diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari pengetahuannya.
Pendidikan seks ada dua jenis yaitu , pencegahan menurut agama, pencegahan seks bebas dalam
keluarga

a. Pencegahan Seks Bebas Menurut Agam

Pencegahan menurut agama antara lain :

Memisahkan tempat tidur anak; Setiap orang tua berusaha untuk mulai memisahkan tempat tidur
anak-anaknya ketika mereka memasuki minimal usia tujuh tahun.

Meminta izin ketika memasuki kamar orang tua; Sejak dini anak-anak sudah diajarkan untuk selalu
meminta izin ketika akan masuk ke kamar orang tuanya pada saat-saat tertentu.

Mengajarkan adab memandang lawan jenis; Berilah pengertian mengenai adab dalam memandang
lawan jenis sehingga anak dapat mengetahui hal-hal yang baik dan buruk.

Larangan menyebarkan rahasia suami-istri; Hubungan seksual merupakan hubungan yang sangat
khusus di antara suami-istri. Karena itu, kerahasiaanya pantas dijaga. Mereka tidak boleh
menceritakan kekurangan pasangannya kepada orang lain, apalgi terhadap anggota keluarga
terutama anak-anaknya.

b. Pencegahan Seks Bebas Dalam Keluarga

Pencegahan seks bebas dalam keluarga antara lain :

Keluarga harus mengertitentang permasalahan seks, sebelum menjelaskan kepada anak-anak mereka.

Seorang ayah mengarahkan anak laki-laki, dan seorang ibu mengarahkan anak perempuan dalam
menjelaskan masalah seks.

Jangan menjelaskan masalah seks kepada anak laki-laki dan perempuan di ruang yang sama.

Hindari hal-hal yang berbau porno saat menjelaskan masalah seks, gunakan kata-kata yang sopan.

Meyakinkan kepada anak-anak bahnwa teman-teman mereka adalah teman yang baik.

Memberikan perhatian kemampuan anak di bidang olahraga dan menyibukkan mereka dengan
berbagai aktivitas.

Tanamkan etika memelihara diri dari perbuatan-perbuatan maksiat karena itu merupakan sesuata
yang paling berharga.

Membangun sikap saling percaya antara orang tua dan anak.

F. Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Seks Bebas di Kalangan Remaja/ Siswa

Guru Bimbingan dan Konseling (BK) adalah seseorang yang memiliki peran penting dalam
memfasilitasi, mengatasi dan memberikan layanan kepada siswa terutama dalam perkembangan
siswa baik secara individu maupun perkembangan social serta membantu memecahkan maasalah
yang dihadapi oleh siswa.Disekolah banyak sekali masalah-masalah yang muncul yang sering di
hadapi oleh siswa diantaranya masalah pribadi seperti patah hati dan kurang percaya diri, maupun
permasalahan social seperti kurang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, sering menyendiri,
dan kurang bisa bergaul dengan yang lain.

Masing masing masalah sangat beragam antara individu satu dengan individu yang lain yang
mana tingkatan penyelesaiannya pun berbeda-beda. Namun dari permasalahan yang di alami oleh
siswa jika todak segera mendapatkan treatmen dari konselor maka kemungkinan dampak yang akan
ditimbulkan semakin parah. Sebagai contoh ada siswa yang sering menyendiri dan dikusilkan oleh
teman-temannya di lingkungan sekolah serta di dalam keluarganyapun dia sering kurang mendapat
perhatian oleh orang tuanya, tidak mustahil juga bahwa anak tersebut lama-kelamaan justru akan
masuk kedalam dunia pergaulan bebas, terlebih bahaya lagi jika anak tersebut sudah meraasa
nyaman di dunia barunya.

Pergaulan bebas yang di anggap sebagai dunia barunya dia yang dirasa ia sudah nyaman
karena mendapat kelompok yang memperhatikan dia tidak seperti teman-temannya yang selalu
mengucilkannya justru sebenarnya sangat merugikan. Salah satu bentuk pergaulan bebas yang
sering dilakukan oleh para remaja adalah seks bebas. Seks bebas atau hubungan seks yang dilakukan
diluar hubungan pernikahan. Dampak yang ditimbulkan dari seks bebas banyak sekali baik dalam
kehidupan pribadi maupun social.

Dalam kehidupan pribadi atau dampak bagi diri sendiri diantaranya individu tersebut
kemingkinan besar akan terkena berbagai macam penyakit seperti HIV, AID, sipilis dll. Hal itu jelas
sangat merugikan dirinya sendiri. Apabila itu terjadi pada perempuan akan berdampak kehamilan
yang mana dari segi biologis belum matang sehingga apabila bayi itu lahir kemungkinan besar akan
mengalami cacat. Sementara dalam kehidupan sosialnya,baik secara langsung nama baik anda
berserta nama baik keluarga akan tercoreng dalam kehidupan masyrakat.

Dengan adanya uraian diatas peran konselor sangatlah penting dalam hal ini. Konselor dapat
melakukan/ memberikan layanan kepada siswa-siswinya mengenai hubungan seks bebas baik secara
klasikal maupun individual. Dengan menggunakan layanan klasikal di kelaas yaitu memberikan
informasi yang seluas-luasnya dan pemahaman yang benar kepada semua siswa tentang seks atau
memberikan materi pendidikan seks yang diharapkan agar para siswa tidak terjerumus dalam dunia
seks bebas. Dapat pula melakukan pendekatan kepada orang tua siswa untuk memperhatikan
aktivitas yang dilakukan anaknya di rumah.

BAB IV

PENUTUP

B. Kesimpulan

Seks bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam
bentuk tingkah laku.

Ada beberapa faktor penyebab remaja melakukan seks bebas, diantaranya adalah Kurangnya
pemahaman individu akan ajaran agamanya secara benar dan mendalam, kurangnya perhatian
orangtua, ingi di anggap gaul, cueknya masyarakat akan situasi linkungan, taraf pendidikan sex bagi
remaja yang belum tertata secara benar

Secara umum ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas dikalangan remaja yaitu
kehamilan dan penyakit menular seksual (sipilis, HIV/AIDS, dll).

Cara menghindari seks bebas yaitu melalui pendidikan seks, pendidikan seks dapat diartikan sebagai
penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin dan sebagainya. Salah
satu bentuk pendidikan seks di keluarga di antaranya adalah pencegahan seks bebas menurut agama
dan pencegahan seks bebas dalam keluarga.

C. Saran

Sebagai seorang guru BK hendaknya memberikan pemahaman tentang seks (pendidikan seks) kepada
siswa-siswanya mulai dari pengertian seks, damapak yang di timbulkan jika berhubungan seks diluar
nikah, serta cara mencegah agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas.

Untuk orang tua hendaknya selalu memberikan perhatian kepada anaknya, menjadi teman dari
anaknya dan juga memberikan pemahaman tentang seks kepada anaknya.

Lingkungan hendaknya tetap memperhatikan norma yang ada dan ikut serta dalam pencegahan
hubungan seks bebas.

Dikutip berbagai sumber

DAFTAR PUSTAKA

http://boyvirgojogja.blogspot.com/

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15300 di unduh pada 4 juni 2011

http://www.wartanews.com/read/LifeStyle/1b9bb69c-5c5c-220a-09d4-cb47ba62bedd/Seks-Bebas-
Kalangan-Pelajar di unduh pada 4 juni 2011

http://www.unjabisnis.net/2010/06/bahaya-seks-bebas-dan-akibatnya.html di unduh pada 4 juni 2011

http://subijakto25.blog.com/2011/04/11/makalah-sex-bebas-pelayanan-kb-kondom-2011/

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/seks-bebas-2/ di unduh pada 3 juni 2011

BAB I

PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna bila di banding dengan makhluk lainnya,
karena manusia dikaruniai akal yang menyebabkan manusia dapat berfikir, mengungkapkan
perasaan, kecintaan dan kesadaran. Disatu pihak manusia sebagai pribadi yang memiliki otonomi
untuk berbuat sesuai kehendaknya, tapi dilain pihak manusia sebagai makhluk sosial yang wajib
tunduk pada aturan

Selain dikaruniai akal manusia juga dikaruniai potensi. Potensi itu pun memiliki napsu
yang menorong manusia untuk melakukan al positif dan negatif. Tapi banyak orang yang
menapsirkan bahwa napsu itu senderung pada hal-hal yang negatifnya saja. Dengan napsu inilah
manusia sering tidak kontrol untuk melakukan sesuatu tanpa berfikir (rasio) apakah yang
dilakukannya itu benar atau salah ? manusia sering bertindak sesuai dengan keinginan semata tanpa
melihat aturan yang ada. Sebagai contoh, penomena yang sekarang banyak terjadi dikalangan
remaja yaitu pergaulan bebas. Pergaulan bebas merupakan satu masalah besar bagi lingkungan
terutama lingkungan masyarakat. Karena dengan masalah ini akan mengakibatkan dampak yang
sangat patal. Untuk lebih jelasnya insya Allah akan penulis paparkan pada bab II.

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH DAN SOLUSINYA

A. Pembahasan Masalah

Sesuai dengan masalah yang penulis angkat tentang pergaulan bebas yang sedang marak
dibicarakan oleh masyarakat khususnya masyarakat di daerah pedesaan, karena dengan pergaulan
bebas akan menimbulkan dampak yang sangat patal terutama bagi kalangan remaja. Dengan
pergaulan bebas inilah manusia akan menghalalkan segala cara untuk memuaskan nafsunya dan
melihat aturan yang ada. Manusia merasa bebas melakukan apa saja, sehingga akibat pergaulan
bebas itulah banyak terjadi pemerkosaan dan sek di luar nikah. Sekarang tidak hanya orang dewasa
(17 tahun ke atas) yang melakukan hal itu, tapi anak yang baru berusia 8 tahun juga sudah banyak
yang diperkosa. Masih mending pemerkosaan itu dilakukan oleh orang yang tidak mempunyai
hubungan darah, lebih parah lagi pemerkosaan dilakukan oleh ayah terhadap anaknya, naudzubillah

Padahal Allah telah menjelaskan dalam QS. 17 : 32 yang bunyinya dan janganlah kamu
mendekati zina, sesungguhnya jinah itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk.

Dari ayat di atas jelas bahwa mendekati jinah itu dilarang oleh agama apalagi melakukan jinahnya
(kumpul kebo/ pemerkosaan).

Tapi mengapa sekarang ini dengan pergaulan bebas sepertinya merasa sangat bangga dan
seolah olah perbuatan itu diperbolehkan ?

Kita lihat fenomena yang terjadi dilingkungan kita (perkotaan) mulai dari pergaulan anak
SMP sampai pergaulan makhluk. Pergaulannya itu tidak mencerminkah orang yang berpendidikan.
Maka pantas jika sekarang masalah pemerkosaan/ seks di luar nikah terus meningkat.

Beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya :

a. Teknologi semakin canggih

Seiring dengan kemajuan zaman, teknologi pun semakin berkembang dan canggih. Tapi yang
disesalkan dengan perkembangan teknologi tersebut masyarakat menyalah gunakannya. Dampak
dari teknologi itu lebih cenderung pada hal-hal negatif. Misalnya TV dan HP, melalui TV masyarakat
tidak hanya meniru gaya hidup dan pergaulan para artis. Maka pantas jika sekarang di daerah-
daerah terpencilpun sudah banyak terjadi masalah yang telah diuraikan di atas.

b. Faktor Pendidikan

Selain teknologi, timbulnya pergaulan bebas, seks si luar dan pemerkosaan karena tingkat
pendidikan yang masih rendah. Seperti telah diuraikan di atas jangankan orang yang pendidikannya
rendah, mahasiswa sekalipun masih banyak karena merasa bangga dengan mahasiswanya. Mereka
tidak menggunakan potensi (akal) untuk selalu berfikir dan bertindak kearah yang benar. Mereka
hanya mengikuti nafsu tanpa melihat aturan yang ada.

c. Faktor Keluarga

Timbulnya pergaulan bebas juga disebabkan kurangnya perhatian dari keluarga, karena
perhatian keluarga sangat berpengaruh terhadap pendidikan dan tingkah laku. Dasar pendidikan
yang pertama dan yang paling kuat yaitu pendidikan yang didapat dari keluarga

d. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku dan kepribadian manusia.
Seperti pendapat Hornell Harts berpendapat bahwa kepribadian itu merupakan hasil dari potensi
warisan biologis dengan pengaruh lingkungan. Maka pantas banyak orang yang berpendidikan
terjerumus pada hal negatif, selain tidak bisa mengedalikan nafsunya juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.

B. Solusi (Pemecahan Masalah)

Setiap masalah pasti ada solusinya, begitu juga dengan masalah yang telah dipaparkan
diatas. Ada beberapa solusi untuk menghindari masalah tersebut diantaranya :

- Pendidikan

Dengan pendidikan manusia akan menggunakan potensi (akal)nya untuk berfikir (rasio).
Walaupun seringkali potensi itu disertai dengan nafsu yang medorong untuk selalu melakukan hal
negatif. Tapi dengan ilmu dan disertai akal manusia akan memperkembangkan mana yang harus
dilakukan dan mana yang harus dihindari. Sehingga tidak akan terjerumus pada hal-hal yang negatif
karena ia akan tidak pada aturan yang telah ditetapkan.

- Diri Sendiri (Individu)

Individu akan menciptakan dalam dirinya suatu kesadaran diri mengenai miliknya sendiri
juga mampu menempatkan diri dalam dunia orang lain. Adapun ciri-ciri prilaku kesadaran diri :
Mengenal dan merasakan emosi diri sendiri, memahami penyebab perasaan yang timbul dan
mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan. Jika individu sudah sadar akan dirinya maka ia
akan berfikir siapa saya ? dimana saya tinggal ? dan apa yang harus saya lakukan ?

- Lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku manusia, walapun pendidikan dan
kesadaran pada dirinya sudah tumbuh tapi sedikit orang yang terjerumus pada hal negatif,
disebabkan karena pengaruh lingkungan yang sangat kuat. Kalau lingkungannya baik, aman
masyarakat patuh pada aturan maka tidak akan terjadi hal yang tidak diinginkan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Munculnya pergaulan bebas diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya :

- Faktor teknologi

- Faktor pendidikan

- Faktor keluarga

- Faktor lingkungan

Faktor-faktor di atas yang banyak mentransfer budaya-budaya luas yang tidak sesuai
dengan kaidah atau aturan agama dan juga pemerintah, terutama faktor teknologi. Budaya itu
sengaja dikemas menjadi sesuatu yang dianggap funk atau menyenangkan sehingga siapapun yang
tidak berkiblat padanya akan dianggap kuno. Padahal di dalam kemasan yang indah itu orang-orang
luar (Yahudi) sengaja mengirimkan berjuta keburukan untuk menghancurkan moral bangsa kita
(Indonesia) sebagai umat islam.

B. Saran

Kita semestinya sadar tahan pernah ada kebaikan pada sesuatu yang dilarang agama,
seindah dan semanis apapun itu hanya akan berlaku sementara.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen PLSBT UPI, 2005. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung.

Drs. Astim Riayanto, SH, MH, 2000. Penerbit Yapemdo Bandung.


M. Quraish Shihab. 1999. Fatwa-fatwa Seputar Ibadah dan Muammalah. Pene

Вам также может понравиться