Вы находитесь на странице: 1из 9

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Analisis Suara pada Rotordinamik akibat Unbalance,


Misalignment, dan Looseness
Feblil Huda1,a*, Nazaruddin1,b , Mario Dovani1,c
1
Laboratorium Konstruksi Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Riau
Kampus Binawidya, Jln H.R. Subrantas, Simpang Baru, Pekanbaru.
a
feblil.huda@lecturer.unri.ac.id, b nazaruddin.unri@yahoo.com,
c
mario.dovani@yahoo.com

Abstrak

Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap sinyal suara yang ditimbulkan pada rotordinamik
akibat ketidakseimbangan (unbalance), ketidaksesumbuan (misalignment) dan kelonggaran
(looseness). Untuk keperluan tersebut, maka dikembangkanlah sebuah model mesin uji
rotordinamik yang terdiri dari poros-rotor yang ditumpu oleh bantalan dan diputar oleh motor yang
tersambung dengan kopling ke poros. Pada piringan rotor terdapat beberapa lubang dengan posisi
simetris terhadap sumbu putarnya yang dapat digunakan sebagai tempat untuk memasang massa
unbalance. Misalignment diberikan pada tumpuan dan kopling, looseness diberikan dengan
penyetelan baut pada tumpuan. Data suara dicuplik dengan menggunakan mikrofon yang
terkalibrasi dan soundcard komputer yang terintegrasi dengan program komputer. Data hasil
pengujian dalam domain waktu ditransfer menjadi sinyal dalam domain frekuensi dengan
menggunakan Fast Fourier Transform (FFT). Sinyal suara pada kondisi normal diperbandingkan
dengan sinyal suara kondisi rusak untuk mendapatkan karakteristik suara akibat masing-masing
jenis kerusakan dengan lebih spesifik. Dari hasil pengujian terungkap bahwa untuk kasus akibat
unbalance diperoleh spektrum frekuensi suara dengan nilai amplitudo yang tinggi pada frekuensi 1x
putaran motor (1x rpm). Kasus Misalignment menghasilkan spektrum suara dengan nilai amplitudo
yang tinggi pada 2x putaran motor (2x rpm). Kasus looseness memiliki ciri khas spektrum suara
dengan nilai amplitudo yang tinggi pada 1x, 2x dan 3x putaran motor (1x, 2x dan 3x rpm).
Peningkatan nilai amplitudo suara terjadi seiring dengan peningkatan besarnya cacat yang diberikan
pada sistem rotordinamik.
Kata kunci: Sinyal suara, Unbalance, Misalignment, Looseness, FFT

Pendahuluan
Pada sistem poros rotor yang berputar, sering ditemukan adalah unbalance,
seringkali terjadi getaran. Getaran yang misalignment dan looseness. Beberapa
muncul pada mesin khususnya pada sistem metoda pendeteksian jenis kerusakan tersebut
rotordinamik kemungkinan disebabkan oleh telah dikembangkan, dan metode pengukuran
beberapa faktor, diantaranya adalah adanya getaran merupakan metode yang paling
massa tak seimbang (unbalance) pada rotor
banyak digunakan untuk pendeteksian
atau poros, ketidaksesumbuan poros
unbalance, misalignment dan looseness ketika
(misalignment), kelonggaran (looseness),
cacat pada bantalan (bearing defect), dan sistem mesin dalam keadaan beroperasi. Dari
sebagainya. Dari data di lapangan didapatkan analisis sinyal getaran dapat diketahui bahwa
bahwa kasus penyebab getaran (cacat) yang masing-masing faktor tersebut menunjukkan
MT 23
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

fenomena munculnya spektrum frekuensi getarannya ditandai dengan adanya frekuensi


dengan karakteristik tertentu, sehingga dapat dominan pada 1x rpm [1,2,3]. Rpm adalah
diketahui faktor penyebab getaran yang lebih tingkatan/modus frekuensi yang terjadi pada
dominan. Namun metode ini terkadang jumlah putaran/menit, dan biasanya didapat
kurang praktis bila diterapkan pada mesin dari benda/mesin yang berputar.
yang beroperasi di daerah yang sempit karena
menghendaki pemasangan sensor yang tepat A. Misalignment
pada objek ukur yang terkadang
Misalignment adalah suatu kondisi pada
membahayakan operator dan instrument
sistem poros-kopling ketika dua sumbu poros
pengukuran. Oleh karena itu diperlukan
yang terhubung tidak berada dalam satu garis
metoda pendeteksian unbalance,
sumbu. Misalignment merupakan penyebab
misalignment dan looseness tanpa
utama terjadinya getaran selain dari
menggunakan sensor yang terpasang pada
unbalance [2]. Misalignment bisa terjadi pada
sistem mesin yang sedang beroperasi. Dengan
bantalan maupun pada komponen yang saling
menganalogikan getaran dengan suara yang
berhubungan seperti pada kopling.
dihasilkannya, akan didapatkan ide dasar
Misalignment dibagi menjadi dua jenis yaitu
bahwa unbalance, misalignment dan
misalignment paralel dan sudut (angular),
looseness dapat dideteksi melalui analisis
namun kebanyakan kasus yang terjadi adalah
sinyal suara yang ditimbulkannya melalui
gabungan dari keduanya.
mikrofon sebagai sensor tak berkontak
dengan objek ukur. Hal ini mengakibatkan Pada suatu unit kompresor, misalignment
analisis suara pada rotordinamik yang sering terjadi pada sambungan (kopling)
mengalami unbalance, misalignment dan antara power turbine shaft dan compressor
looseness menjadi hal yang sangat penting shaft. Sama seperti halnya dengan unbalance,
sebagai dasar untuk pendeteksian kerusakan gejala misalignment dapat dengan mudah
melalui sinyal suara. diamati pada domain frekuensi getarannya,
biasanya ciri getarannya ditandai dengan
Unbalance adanya frekuensi dominan pada 2x rpm
bahkan pada 3x rpm [3].
Unbalance adalah suatu kondisi dimana
pusat massa rotor tidak berimpit dengan pusat
massa poros, sehingga ketika elemen ini Jenis-jenis Misalignment. Berikut ini akan
berputar akan menimbulkan gaya sentrifugal. digambarkan kemungkinan-kemungkinan
Gaya sentrifugal meng-eksitasi sistem selama yang timbul akibat misalignment terhadap
sistem berputar, sehingga menimbulkan kondisi idealnya, untuk mengetahui kasus-
getaran. Unbalance bisa disebabkan oleh kasus misalignment yang terjadi diantara dua
penyebaran massa rotor yang tidak merata shaft mesin seperti terlihat di atas, dilakukan
atau pemasangan poros yang tidak tepat pada dengan mempertimbangkan empat termin
pusatnya [1,2]. Pada Rotor turbin, unbalance dasar parameter alignment yaitu:
juga bisa disebabkan oleh sudu-sudunya yang a) Vertikal Offset Misalignment adalah
terkikis akibat pengikisan oleh fluida. ketidaksejajaran yang terjadi pada dua
shaft pada posisi vertikal mesin, dimana
Fenomena cacat ini sering terjadi pada terdapat perbedaan antara tinggi pada
mesin-mesin berputar, yang merupakan salah kedua poros, atau pada posisi sumbu z,
satu penyebab utama terjadinya getaran. (Gambar 1 a)
Analisis sinyal getaran untuk gejala b) Vertical Angularrity Misalignment adalah
unbalance dapat dengan mudah diamati pada ketidaksejajaran yang terjadi pada dua
domain frekuensinya, yaitu biasanya ciri poros pada posisi vertikal mesin, dimana
MT 23
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

terdapat perbedaan antara tinggi pada d) Horizontal Angularity Misalignment adalah


kedua poros, tetapi membentuk nilai sudut ketidaksejajaran yang terjadi pada dua
antara kedua poros, (Gambar 1 b) shaft pada posisi horizontal mesin, dimana
c) Horizontal OffsetMisalignment adalah terdapat perbedaan posisi pada posisi y,
ketidaksejajaran yang terjadi pada dua dengan membentuk suatu nilai sudut,
poros pada posisi horizontal mesin, (Gambar 1 d).
dimana terdapat perbedaan posisi pada
posisi sumbu y, (Gambar 1 c).

Gambar 1 Kasus Misalignment [4]

Selain pada kopling, misalignment dapat pondasi tidak kuat. Gejala kerusakan ini
terjadi pada bantalan, yaitu antara bantalan ditandai dengan adanya frekuensi getaran
dan poros [3]. (Gambar 2). dominan pada , 1, 1 , 2, dst x rpm atau n
x rpm pada domain frekuensinya [1].
Salah satu pengukuran getaran untuk
mendeteksi cacat looseness pada sebuah
pembangkit/turbin, menunjukkan frekuensi
getaran yang lebih dominan/maksimum di 2x
rpm, dan ketika diberikan beban (unbalance),
frekuensi yang terjadi di 2x rpm turun drastis,
Gambar 2 Misalignment pada Bantalan dan ketika beban tersebut dihilangkan,
frekuensi di 2x rpm kembali dominan [1].
Looseness Komponen-komponen mesin yang sering
Looseness atau yang biasa disebut mengalami looseness antara lain bantalan
mechanical looseness (Kelonggaran mekanik) (mount) atau tutup bantalan (bearingcap).
adalah salah satu jenis kerusakan pada mesin Looseness ini hampir selalu menghasilkan
yang menyebabkan terjadinya getaran. sejumlah besar harmonik dalam spektrum
Kelonggaran mekanik dapat terjadi apabila frekuensinya, baik harmonik ganjil maupun
tutup bantalan longgar atau ikatan mesin ke tunggal.
MT 23
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Komponen getaran yang dengan frekuensi Metodologi


lebih kecil dari kecepatan putar juga dapat Untuk mendapatkan ciri khas sunyak suara
terjadi. Teknik untuk mendeteksi kekendoran akibat unbalance, misalignment dan
adalah dengan mengukur getaran, atau looseness, sebuah alat uji rotordinamik
melalui signal suara pada beberapa titik dirancang dan dibuat, sehingga kerusakan
(transducer kecepatan dapat berfungsi baik). jenis unbalance, misalignment dan looseness
Sinyal yang terukur akan mencapai dapat diberikan pada struktur rotordinamik
maksimumnya pada arah getaran (biasanya dengan mudah. Unbalance diberikan pada
arah vertikal memberikan getaran yang lebih sistem dengan menambahkan massa tak
besar dari arah horizontal), atau disekitar seimbang pada rotor, misalignment diberikan
lokasi looseness. pada kopling dan bantalan, sedangkan
Bentuk looseness yang terjadi pada sistem looseness diberikan pada baut bantalan dan
berputar disajikan pada Gambar 3. poros-bantalan. Set-up pengujian disajikan
pada Gambar 4.

Gambar 3 Looseness pada upper casing


rumah bantalan dan looseness antara inner
cage roller bantalan dan poros [5].

Keterangan; 5. Kedudukan Bantalan


6. Landasan Motor
1. Motor Listrik 7. Landasan Mesin Uji
2. Kopling 8. Microphone
3. Rotor 9. Laptop pengolah data
4. Bantalan

Gambar 4 Set Up pengujian

MT 23
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Pada Gambar 4 dapat dilihat, bahwa suara mesin yang dapat dilihat pada Gambar
Microphone menangkap sinyal suara dari 5a dan 5b.
rotordinamik yang sedang berputar, kemudian Pengujian Kondisi Unbalance. Pengujian
diterusakan ke soundcard dari PC yang kondisi unbalance diuji pada piringan rotor
kemudian diubah dalam bentuk data digital yang telah dibuat. Kondisi unbalance pada
dengan menggunakan software dengan fitur rotor dibuat dengan memberikan massa
Fast Fourier Transform (FFT), yang unbalance pada salah satu lubang berulir
kemudian dapat mentransfer data dalam rotor. Massa unbalance yang diberikan pada
domain waktu ke domain frekuensi. rotor bervariasi yaitu 10 gram, 15 gram, 20
Untuk mendapatkan kondisi standar atau gram, dan 25 gram. Sinyal domain frekuensi
kondisi normal, pengujian dilakukan terlebih pada masing-masing kondisi unbalance 10
dahulu dengan melakukan balancing, gram dan 15 gram disajikan pada Gambar 6a
alignment dan pengencangan dengan dan 6b. Sinyal domain frekuensi pada masing-
sebaiknya pada komponen-kompone masing kondisi unbalance 20 gram dan 25
rotordinamik. Setelah itu baru dilakukan gram disajikan pada Gambar 7a dan 7b.
pengujian untuk kasus misalignment dan Untuk pengujian unbalance, rotor diputar
looseness. pada kecepatan 2900 rpm, yang bila diubah
Pengujian Kondisi Normal. Pengujian ke satuan Hz, maka kecepatan putar rotor
kondisi normal dilakukan dengan tidak sama dengan 48,3 Hz. Seperti dijelaskan
memberikan cacat pada mesin uji, yang dapat sebelumnya, frekuensi getaran yang muncul
dijadikan sebagai bahan acuan kondisi ideal pada kondisi unbalance adalah 1x rpm (1x
mesin tanpa cacat atau kerusakan. Hasil dari kecepatan putar), dan dari hasil pengujian
pengujian kondisi normal ini didapat sinyal dengan sinyal suara, frekuensi suara dominan
dalam domain waktu dan domain frekuensi terjadi juga pada 1x rpm.

signal domain waktu Normal Sinyal Domain frequency Normal


1 1

0.8 0.9

0.6 0.8

0.4 0.7

0.2 0.6
Magnitude (V)
respon (V)

0 0.5

-0.2 0.4

-0.4 0.3

-0.6 0.2

-0.8 0.1

-1 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0 50 100 150 200 250 300 350 400
t (s) Frequency

(a) (b)
Gambar 5 Sinyal suara pada kondisi normal (a) domain waktu (b) domain frekuensi

MT 23
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Sinyal Domain frequency 10gr mass Sinyal Domain frequency 15gr mass
1 1

0.9 0.9
48 Hz
0.8 0.8

0.7 48 Hz 0.7

0.6
Magnitude (V)

0.6

Magnitude (V)
0.5 0.5

0.4 0.4

0.3 0.3

0.2 0.2

0.1 0.1

0 0
0 50 100 150 200 250 300 0 50 100 150 200 250 300
Frequency Frequency

(a) (b)
Gambar 6 Sinyal domain frekuensi kondisi unbalance (a) 10 gram, (b) 15 gram

Sinyal Domain frequency 20gr mass Sinyal Domain frequency 25gr mass
1 1.1
48 Hz
48 Hz
0.9 1

0.9
0.8
0.8
0.7
0.7
Magnitude (V)

0.6
Magnitude (V)

0.6
0.5
0.5
0.4
0.4
0.3
0.3
0.2 0.2

0.1 0.1

0
0 50 100 150 200 250 300 0 50 100 150 200 250 300
Frequency Frequency

(a) (b)

Gambar 7 Sinyal domain frekuensi kondisi unbalance (a) 20 gram, (b) 25 gram

Hasil dari pengujian unbalance yang telah Pengujian Kondisi Misalignment. Pengujian
dilakukan, dapat dilihat bahwa nilai frekuensi kondisi misalignment dilakukan dengan
suara dominan terjadi pada 1x rpm, hal ini memberikan misalignment pada bantalan dan
sesuai dengan frekuensi getaran yang terjadi kopling. Misalignment yang diberikan adalah
pada unbalance. Hasil dari pengujian juga misalignment angular. Sinyal suara hasil
dapat dilihat, terjadinya peningkatan atau pengujian kondisi misalignment pada bantalan
pertambahan nilai amplitudo (magnitude) disajikan pada Gambar 7. Sinyal suara hasil
suara akibat dari pemberian dan penambahan pengujian kondisi misalignment pada kopling
unbalancemass 10 gram hingga 25 gram, hal disajikan pada Gambar 8.
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
unbalance (mass), maka semakin tinggi pula
amplitudo suara yang terjadi dengan nilai
frekuensi suara yang tetap.
MT 23
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

signal domain waktu Mis-Bantalan Sinyal Domain frequency Mis-Bantalan


1.5 1

0.9 96 Hz
1
0.8

0.7
0.5
0.6

Magnitude (V)
respon (V)

0 0.5

0.4
-0.5
0.3

0.2
-1
0.1

-1.5 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0 50 100 150 200 250 300 350 400
t (s) Frequency

(a) (b)
Gambar 8 Sinyal suara kondisi misalignment pada bantalan
(a) domain waktu, (b) domain frekuensi

signal domain waktu Mis-Kopling Sinyal Domain frequency Mis-Kopling


1.5 1

0.9
1
0.8

0.7
0.5
0.6
Magnitude (V)
respon (V)

0 0.5
95 Hz
0.4
-0.5
0.3

0.2
-1
0.1

-1.5 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0 50 100 150 200 250 300
t (s) Frequency

(a) (b)

Gambar 9 Sinyal suara kondisi misalignment pada kopling


(a) domain waktu, (b) domain frekuensi

Dari Gambar 7 dan Gambar 8 dapat dilihat Pengujian Kondisi Looseness. Pengujian
bahwa frekuensi suara yang dominan pada kondisi looseness dilakukan dengan
kondisi cacat misalignmet adalah 2x rpm. memberikan looseness pada bantalan-poros,
Hasil pengujian antara misalignment pada dan rumah bantalan. Posisi pemberian
bantalan dan pada kopling, terjadi perbedaan looseness pada set-up pengujian disajikan
nilai frekuensi, yaitu pada bantalan frekuensi pada gambar 9a dan 9b. Sinyal suara hasil
terjadi pada 96 Hz, sedangkan pada kopling pengujian kondisi looseness pada bantalan-
95 Hz, tetapi sama terjadi pada 2x rpm, hal ini poros disajikan pada Gambar 10a. Sinyal
disebabkan perbedaan putaran motor ketika suara hasil pengujian kondisi looseness pada
pengujian pada bantalan dan kopling. Hal ini rumah bantalan disajikan pada Gambar 10b.
menujukkan bahwa cacat misalignment yang
terjadi pada bantalan dan kopling
menghasilkan frekuensi di 2x rpm.
MT 23
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

(a) (b)

Gambar 10 Posisi loosness (a) bantalan-poros (b) rumah bantalan

Sinyal Domain frequency Looseness BP Sinyal Domain frequency Looseness BK


0.4 0.4

0.35 97 Hz 0.35
49 Hz

0.3 0.3
97 Hz

0.25 0.25
Magnitude (V)

Magnitude (V)

147
0.2 145 Hz 0.2

0.15 48 Hz 0.15

0.1 0.1

0.05 0.05

0 0
0 50 100 150 200 250 300 0 50 100 150 200 250 300
Frequency Frequency

(a) (b)

Gambar 11 Sinyal suara kondisi looseness (a) pada bantalan-poros, (b) pada rumah bantalan

Pengujian looseness juga dilakukan frekuensi suara yang lebih dominan muncul
dengan penambahan unbalance, hal ini pada 2x rpm, dan nilai amplitudo suara yang
dilakukan untuk melihat pengaruh kehadiran muncul pada 2x rpm lebih tinggi dari pada
unbalance terhadap sinyal suara pada frekuensi yang lain, sedangkan ketika
rotordinamik yang mengalami looseness. dilakukan penambahan cacat unbalance
Sinyal suara dalam domain frekuensi pada (mass), nilai amplitudo suara yang muncul
kondisi looseness + unbalance disajikan pada 2x rpm menjadi turun drastis, dan begitu
pada Gambar 11. juga pada 1x rpm terjadi penurunan. Pada 3x
Hasil dari pengujian dengan menggunakan rpm terjadi peningkatan nilai amplitudo suara,
sinyal suara didapat frekuensi suara dominan atau menjadi lebih tinggi dibandingkan
terjadi pada 1,2,3 x rpm, baik pada bantalan dengan frekuensi yang lain, hal ini disebabkan
dengan poros, maupun pada rumah bantalan. adanya eksitasi dari unbalance mass yang
Pada pengujian looseness baut bantalan diberikan.
dengan poros tanpa unbalance (mass),

MT 23
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Sinyal Domain frequency Looseness BP+mass Sinyal Domain frequency Looseness BK+mass
0.4 0.35
145 Hz
0.35 148 Hz
0.3

0.3
0.25

0.25
Magnitude (V)

Magnitude (V)
0.2
0.2
0.15 96 Hz
0.15

0.1
0.1
48 Hz
0.05 0.05

0 0
0 50 100 150 200 250 300 0 50 100 150 200 250 300
Frequency Frequency

Gambar 12 Sinyal suara dalam domain frekuensi untuk kondisi looseness + unbalance
(a) looseness pada bantalan-poros, (b) looseness pada rumah bantalan

A. Kesimpulan Daftar Pustaka

Rotordinamik yang mengalami unbalance [1] V. Wowk, Machinery Vibration, New


akan menghasilkan suara dengan amplitude York :McGraw-Hill,Inc., 1991
yang besar pada frekuensi 1x frekuensi [2] M. Bur, M. Okuma, J. Malta, F. Huda,
kecepatan motor (1x rpm), yang besarnya Experimental Study of Vibration on Rotor
amplitude gelombang suaranya semakin System Due to Unbalance Mass and
besar/tinggi seiring dengan pertambahan atau Misalignment, Jurnal Poros Vol 8 No 4,
peningkatan nilai massa unbalance. Kasus 2005, pp. 234-242
misalignment pada rotordinamik akan
menghasilkan suara dengan amplitude yang [3] M. Millan, B. Robert., Rotating
besar pada frekuensi 2x frekuensi kecepatan Machinery: Practical Solutions to
motor (2x rpm), dan untuk misalignment Unbalance and Misalign-Ment/By Robert
bantalan/tumpuan dan misalignment kopling B. Mcmillan, El Paso-Texas: Marcel
akan menghasilkan suara dengan ciri khas Dekker, Inc., 2003
frekuensi yang sama yaitu 2 x rpm. Kasus [4] www.fruftechnik.com, diakses tanggal 20
looseness pada mesin berputar akan februari 2011.
menghasilkan suara dengan amplitude yang
besar pada frekuensi 1x, 2x dan 3x frekuensi [5] http://mechanicalbrothers.wordpress.com
kecepatan motor (1x, 2x, dan 3x rpm). /2011/01/15/kelonggaran-mekanik-
Penambahan beban pada system dalam hal ini mechanical-looseness/, diakses tanggal 20
unbalance akan meningkatkan amplitude februari 2011
suara pada frekuensi 3x rpm.

MT 23

Вам также может понравиться