Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
di:
Puskesmas Kencong
RSD Balung
Puskesmas Ambulu
Oleh:
Yunda Sis Wulandari
NIM 091611101035
Pembimbing:
drg. Kiswaluyo, M. Kes
i
SURAT TANDA TERIMA
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKL IKGM/IKGP IV di
Puskesmas Ambulu, Puskesmas Kencong, dan RSD Balung sebagai tugas akhir
untuk memenuhi tugas praktikum profesi PKL/IKGM Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
1.4.1.3 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Diagnosa ............. 20
1.4.1.4 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Tindakan ............. 21
1.4.1.5 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan
Diagnosa dan Tindakan ............................................................ 22
1.4.2 Data Kegiatan UKGS di Puskesmas Kencong ................................... 23
1.4.3 Data Kegiatan UKGMD di Puskesmas Kencong ............................... 24
1.5 Pembahasan Hasil Kegiatan ....................................................................... 25
vi
2.5 Hasil Kegiatan ............................................................................................ 45
vii
3.5 Pembahasan Hasil Kegiatan ....................................................................... 70
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Kencong
Berdasarkan Jenis Kelamin .....................................................................19
1.2 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Kencong
Berdasarkan Usia ....................................................................................19
1.3 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Kencong
Berdasarkan Diagnosa ............................................................................20
1.4 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Kencong
Berdasarkan Tindakan .............................................................................21
1.5 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Kencong
Berdasarkan Diagnosa dan Tindakan ......................................................22
1.6 Data Peserta UKGS di Puskesmas Kencong
Berdasarkan Diagnosa .............................................................................23
1.7 Data Peserta UKGMD di Puskesmas Kencong
Berdasarkan Diagnosa ............................................................................24
2.1 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Rumah Sakit
Daerah Balung Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................40
2.2 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Rumah Sakit
Daerah Balung Berdasarkan Usia ...........................................................41
2.3 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Rumah Sakit
Daerah Balung Berdasarkan Diagnosa ...................................................42
2.4 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Rumah Sakit
Daerah Balung Berdasarkan Tindakan ...................................................43
2.5 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Rumah Sakit
Daerah Balung Berdasarkan Diagnosa dan Tindakan .............................44
3.1 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Ambulu
Berdasarkan Jenis Kelamin .....................................................................63
3.2 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Ambulu
ix
Berdasarkan Usia ....................................................................................64
3.3 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Ambulu
Berdasarkan Diagnosa ............................................................................65
3.4 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Ambulu
Berdasarkan Tindakan .............................................................................66
3.5 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Ambulu
Berdasarkan Diagnosa dan Tindakan ......................................................67
3.6 Data Peserta UKGS di Puskesmas Ambulu
Berdasarkan Diagnosa ............................................................................68
3.7 Data Peserta UKGMD di Puskesmas Ambulu
Berdasarkan Diagnosa ............................................................................69
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Organisasi Rumah Sakit Daerah Balung ............................. 33
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) IKGM / IKGP IV
PUSKESMAS KENCONG
TANGGAL 5 OKTOBER - 17 OKTOBER 2015
a. Data Wilayah
1) Luas wilayah : 41.880.000 m2
2) Dataran rendah : 100 %
3) Dataran tinggi : 0%
4) Jumlah desa : 5 desa
5) Jumlah dusun :13 dusun
6) Jumlah Posyandu : 46 buah
7) Jumlah Posyandu Lansia : 17 buah
b. Batas Wilayah
1) Sebelah utara : Kecamatan Umbulsari
2) Sebelah timur : Kecamatan Gumukmas
3) Sebelah selatan : Kecamatan Gumukmas
4) Sebelah barat : Kecamatan Jombang
c. Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas Gumukmas meliputi 5 desa yaitu :
1) Desa Kencong
2) Desa Wonorejo
3) Desa Cakru
4) Desa Paseban
5) Desa Kraton
1
d. Data Kependudukan
1) Jumlah penduduk : 39.004 jiwa
2) Laki-laki : 19.248 jiwa
3) Perempuan : 19.972 jiwa
4) Jumlah KK : 10.642 KK
5) Penduduk miskin : 12.018 jiwa
6) Jumlah Bayi : 874 bayi
7) Jumlah Balita : 2.594 jiwa
8) Jumlah WUS : 10.613 jiwa
9) Jumlah PUS : 9.177 jiwa
10) Jumlah Bumil : 723 jiwa
11) Jumlah Ibu Nifas : 690 jiwa
12) Jumlah Ibu Menyusui : 1.268 jiwa
e. Data Pendidikan
Jumlah Sekolah:
1) Taman Kanak-kanak : 15 TK
2) SD/MI : 23 SD / 14 MI
3) SMP/MTS : 3 SMP / 2 MTS
4) SMU/SMEA : 4 SMA / 1 SMEA
5) Perguruan Tinggi : 1 Perguruan Tinggi
6) Pondok Pesantren : 5 Pondok Pesantren
2
6) Analis Laboratorium : 2 orang
7) Sanitarian : 0 orang
8) Petugas Gizi : 1 orang
9) Tata Usaha : 15 orang
10) Sopir : 1 orang
11) Honorer : 8 orang
b. Sarana Kesehatan
1) Puskesmas : 1 buah
2) Pustu : 2 buah
3) Polindes : 1 buah
4
Rabu, 14 Oktober 2015
LIBUR TAHUN BARU HIJIRIYAH
7
petugas (sebanyak 8x dalam setahun). Sedangkan program dalam gedung
sifatnya pasif, yaitu dengan melakukan konseling pada pasien datang.
11
Bagian ini melakukan pengecekan setiap 1 bulan untuk mengetahui masa
kadaluarsa obat. Bila ada Cito, maka bagian ini dapat melakukan bon obat ke
GFK untuk persediaan selama 1 bulan. Pengeluaran obat oleh apotek harus
berdasarkan resep yang dibuat oleh tiap unit poli. Jam buka apotek sesuai
dengan jam buka pelayanan.
12
Jadwal imunisasi pada bayi
UMUR JENIS IMUNISASI
0-7 hari HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9-11 bulan Campak
Imunisasi DPT berdampak demam pada bayi, oleh karena itu setelah
imunisasi, ibu bayi diberi resep penurun panas. Imunisasi polio dilakukan 4
kali dengan rentang 1 bulan, sedangkan imunisasi tetanus optimalnya.
13
t. Orientasi KB (Sabtu, 17 Oktober 2015)
Orientasi di bagian ini diisi dengan kegiatan wawancara kepada bu
Nurhasanah. Menurut informasi yang didapatkan, program KB di puskesmas
meliputi dua hal, yaitu Akseptor aktif adalah PUS (Pasangan Usia Subur) yang
melakukan KB aktif dan KB baru. Program KB dilakukan di dalam gedung
maupun diluar gedung. Tindakan dalam gedung antara lain KB suntik, Pil ,
IUD/spiral, susuk KB, kondom. Sedangkan kegiatan luar gedung dilakukan
pada saat posyandu, KB yang dapat dilakukan adalah KB suntil, Pil, dan
kondom.
14
dengan pasien juga sangat dibutuhkan dalam prosedur manajemen
penanganan di tempat pelayanan termasuk puskesmas.
Sebaiknya dalam prosedur merawat gigi dapat terhindar dari masalah gigi
dan mulut yang berkelanjutan. Beberapa tindakan manajemen penanganan
dan perawatan pasien meliputi, anamnesis, pemeriksaan fisik untuk
menentukan diagnosis, Pemberian tindakan sesuai dengan kasus berdasarkan
Standar Prosedur Operasional (SPO) dan melakukan rujukan jika memang
diperlukan.
15
c. Diskusi mengenai manajemen penanganan pasien dengan resesi
gingiva yang dibimbing oleh drg. Salem MB (Kamis, 8 Oktober 2015)
Resesi gingiva merupakan suatu kondisi dimana tepi gusi menurun ke arah
akar gigi sehingga menyebabkan permukaan akar gigi menjadi terpapar atau
terbuka. Resesi gingiva selain dapat menyebabkan gangguan estetik apabila
melibatkan gigi depan, dapat pula menimbulkan keluhan seperti gigi yang
sensitif atau linu terhadap makanan dan minuman panas, dingin, ataupun
manis. Ada beberapa hal yang dapat mengakibatkan gingiva menjadi resesi.
Penyebab yang paling sering adalah trauma akibat penggunaan sikat gigi
yang salah, baik kesalahan dalam pemilihan bulu sikat gigi maupun kesalahan
dari metode yang digunakan untuk menyikat gigi. Penyebab lain adalah
proses inflamasi atau peradangan akibat kurangnya kebersihan rongga mulut,
dalam hal ini terjadi penumpukan plak dan karang gigi yang mengiritasi gusi.
Pencegahan resesi gingiva dapat dilakukan dengan menggunakan sikat gigi
yang lembut dan menggunakan metode penyikatan gigi yang benar dan tepat.
Pembersihan rutin seperti scaling atau root planning untuk membersihkan
karang gigi minimal setiap 6 bulan sekali dan melakukan konsultasi dengan
dokter gigi apabila memiliki kebiasaan menggesekkan atau menggertakkan
gigi. Ada beberapa perawatan yang dianjurkan untuk kondisi resesi gingiva.
seperti penutupan permukaan akar yang terbuka dengan bahan tambal. Bahan
tambal resin komposit yang prosedurnya meliputi aplikasi bonding agent
yakni suatu bahan yang dapat merekatkan bahan tambal resin komposit
dengan gigi. Bahan tersebut diaplikasikan pada dentin yang terbuka sehingga
tubulus0tubulus dentin bias tertutup yang dapat membantu penanganan gigi
sensitive pada kondisi resesi gingiva.
16
dan mulut, dilakukan penyuluhan tentang cara menjaga kesehatan gigi dan
mulut, serta demo cara menyikat gigi yang benar.
a. Melaksanakan kegiatan UKGS di TK ABA 1/TK Muhamadyah
Kegiatan UKGS yang dilakukan meliputi penyuluhan dan
pemeriksaan gigi. Penyuluhan diberikan dengan media poster dan pantom
serta sikat gigi. Setelah pemberian penyuluhan, kemuadian dilanjutkan
dengan pemeriksaan gigi. Pada siswa-siswi TK ABA 1/TK
Muhammadyah dilaksanakan di 2 kelas, yaitu kelas A dan B dimana untuk
kelas A berjumlah 27 siswa, kelas B berjumlah 29 siswa.
b. Melaksanakan kegiatan UKGS di TK Alfalah Krajan 1 Kencong
Kegiatan UKGS yang dilakukan meliputi penyuluhan dan
pemeriksaan gigi. Penyuluhan diberikan dengan media poster dan pantom
serta sikat gigi. Setelah pemberian penyuluhan, kemuadian dilanjutkan
dengan pemeriksaan gigi. Pada siswa-siswi TK Alfalah Krajan 1 Kencong
dilaksanakan di 2 kelas, yaitu kelas A dan B dimana untuk kelas A
berjumlah 28 siswa, kelas B berjumlah 29 siswa.
1.3.2.2 SCREENING
Kegiatan Screening yang dilikuti sebanyak 2 kali pada tanggal 12
Oktober 2015 di SMPN 1 Kencong dan 13 Oktober 2015 di SMPN 2
Kencong. Kegiatan Screening ini bersamaan dengan Tim UKS yang terdiri
dari Gizi, Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan dasar. Kegiatan
Screening ini meliputi pemeriksaan tinggi dan berat badan siswa,
pemeriksaan gigi dan mulut, dan pemeriksaan mata, hidung, dan
tenggorokan. Jumlah peserta screening di SMPN 1 Kencong dari kelas
7A-7H berjumlah 310 siswa dan di SMPN 2 Kencong dari kelas 7A-7F
berjumlah 177 siswa.
1.3.2.3 UKGMD
Kegiatan UKGMD yang diikuti sebanyak 2 kali, 8 Oktober 2015 di
Posyandu Teratai 40 desa Kencong dan pada 15 Oktober 2015 di
Posyandu Teratai 14 desa Pondok Waluh (Sengan). Kegiatan UKGMD ini
17
dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan
mulut, cara menjaga kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan,
serta pemeriksaan gigi bagi balita dan ibu hamil, dan konseling tentang
kesehatan gigi dan mulut.
a. Melaksanakan kegiatan UKGMD di Posyandu Teratai 40 Desa
Kencong
Kegiatan UKGMD dilakukan di Posyandu Teratai 40 Desa Kencong.
Kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan tentang kesehatan gigi dan
mulut, cara menjaga kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan,
pemeriksaan gigi bagi balita, ibu hamil, dan masyarakat umum, serta
konseling tentang kesehatan gigi dan mulut Jumlah peserta sebanyak 38,
dengan 19 balita, 11 bumil, dan 8 masyarakat umum.
b. Melaksanakan kegiatan UKGMD di Posyandu Teratai 14 Desa
Pondok Waluh (Sengan)
Kegiatan UKGMD dilakukan di Posyandu Teratai 14 Desa Pondok
Waluh (Sengan). Kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan tentang
kesehatan gigi dan mulut, cara menjaga kesehatan gigi dan mulut selama
masa kehamilan, pemeriksaan gigi bagi balita, ibu hamil, dan masyarakat
umum, serta konseling tentang kesehatan gigi dan mulut Jumlah peserta
sebanyak 28, dengan 7 balita, 12 bumil, dan 9 masyarakat umum.
18
1.4.1.1 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien di poli gigi dan
mulut Puskesmas Kencong tanggal 5 Oktober 2015-17 Oktober 2015
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 1.1. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Kencong Berdasarkan Jenis
Kelamin.
Jenis kelamin
Total
Instansi Laki-Laki Perempuan
N % N % N %
Puskesmas Kencong 67 44 84 56 151 100
19
1.4.1.3 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Diagnosa
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien di poli gigi dan
mulut di Puskesmas Kencong pada 5 Oktober 2015-17 Oktober 2015
berdasarkan diagnosa.
Tabel. 1.3 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Kencong Berdasarkan
Diagnosa
Puskesmas Kencong
No Kode Penyakit
N %
1 K.00 21 14
2 K.01 4 3
3 K.02 12 8
4 K.03 0 0
5 K.04 69 46
6 K.05 14 9
7 K.06 15 10
8 K.07 0 0
9 K.08 11 7
10 K.09 0 0
11 K.10 0 0
12 K.11 0 0
13 K.12 0 0
14 K.13 5 3
Total 151 100
Keterangan :
K00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K01 : Impaksi
K02 : Karies gigi
K03 : Penyakit jaringan keras lain (tidak ada kunjungan pasien)
K04 : Kelainan pulpa dan jaringan periapikal
K05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K06 : Infeksi odontogen
K07 : Dentofasial maloklusi
K08 : Kehilangan gigi karena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar ridge
K09 : Kista di rongga mulut (tidak ada kunjungan pasien)
K10 : Penyakit rahang lain (tidak ada kunjungan pasien)
K11 : Penyakit Kelenjar Liur
K12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
20
1.4.1.4 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Tindakan
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien di poli gigi dan
mulut Puskesmas Kencong pada tanggal 5 Oktober 2015-17 Oktober 2015
berdasarkan tindakan.
Tabel 1.4 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Kencong Berdasarkan
Berdasarkan Tindakan.
Puskesmas Kencong
No Tindakan
N %
1 Ekstraksi CE 22 15
2 Ekstraksi 17 11
3 Medikasi 36 24
4 PSA 16 10
5 Tumpatan 30 20
6 Skaling 10 7
7 Konsultasi 20 13
8 Lain-lain 0 0
Total 151 100
21
1.4.1.5 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Diagnosa dan
Tindakan
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien di poli gigi dan
mulut di Puskesmas Kencong pada tanggal 5 Oktober 2015-17 Oktober 2015
berdasarkan diagnosa dan tindakan.
Tabel 1.5 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Kencong Berdasarkan Diagnosa dan Tindakan
Tindakan
Kode (%)
No
Penyakitt EC E M X T S K L
1 K.00 13,9 0 0 0 0 0 0 0 13,9
2 K.01 0 0 0 0 0 0 2,65 0 2,65
3 K.02 0 0 0 0 7,94 0 0 0 7,94
4 K.03 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 K.04 0 8 8,6 13,9 10,59 11,9 0 0,66 0 45,65
6 K.05 0 2.65 0 0 0 6,62 0 0 9,27
7 K.06 0 0 9,93 0 0 0 0 0 9,93
8 K.07 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 K.08 0 0 0 0 0 0 7,28 0 7,28
10 K.09 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 K.10 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 K.11 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 K.12 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 K.13 0,66 0 0 0 0 0 0 2,65 3,31
Total 14,56 11,25 23,83 10,59 19,84 6,62 10,59 2,65 100
Keterangan:
K00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K01 : Impaksi
K02 : Karies gigi
K03 : Penyakit jaringan keras lain (tidak ada kunjungan pasien)
K04 : Kelainan pulpa dan jaringan periapikal
K05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K06 : Infeksi odontogen
K07 : Dentofasial maloklusi
K08 : Kehilangan gigi karena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar ridge
K09 : Kista di rongga mulut (tidak ada kunjungan pasien)
K10 : Penyakit rahang lain (tidak ada kunjungan pasien)
K11 : Penyakit Kelenjar Liur
K12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
EC : Ekstraksi Chlor Ethyl
E : Ekstrasksi
M : Medikasi
X : PSA
T : Tumpatan
S : Skaling
K : Konsultasi
L : Lain-lain (Kontrol ortho, odontektomi, buka jahitan)
22
Tabel 1.5 menunjukkan kasus terbanyak adalah K04 sebesar 45,65%
dengan tindakan yang dilakukan terbanyak adalah medikasi (23,83%) dari
keseluruhan jumlah pasien selama 2 minggu di Poli Gigi dan Mulut
Puskesmas Kencong.
1.4.2 Data Kegiatan UKGS di Puskesmas Kencong (Tanggal 5 Oktober
2015-17 Oktober 2015)
Tabel berikut merupakan data hasil UKGS di TK ABA 1/TK
Muhammadyah tanggal 7 Oktober 2015 dan TK Alfalah Krajan 1 Kencong
tanggal 15 Oktober 2015 berdasarkan diagnosa
Tabel. 1.6. Data Peserta UKGS di Puskesmas Kencong Berdasarkan Diagnosa
Puskesmas Kencong
No Kode Penyakit
N %
1 K.0 36 31
2 K.00 0 0
3 K.01 0 0
4 K.02 52 46
5 K.03 0 0
6 K.04 26 23
7 K.05 0 0
8 K.06 0 0
9 K.07 0 0
10 K.08 0 0
11 K.09 0 0
12 K.10 0 0
13 K.11 0 0
14 K.12 0 0
15 K.13 0 0
Total 114 100
Keterangan :
K0 : t.a.a
K00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K01 : Impaksi
K02 : Karies gigi
K03 : Penyakit jaringan keras lain (tidak ada kunjungan pasien)
K04 : Kelainan pulpa dan jaringan periapikal
K05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K06 : Infeksi odontogen
K07 : Dentofasial maloklusi
K08 : Kehilangan gigi karena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar ridge
K09 : Kista di rongga mulut (tidak ada kunjungan pasien)
K10 : Penyakit rahang lain (tidak ada kunjungan pasien)
K11 : Penyakit Kelenjar Liur
K12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
23
Tabel 1.6 menunjukkan jumlah diagnosa terbanyak pada kegiatan
UKGS di dua sekolah wilayah kerja Puskesmas Kencong adalah K02 yaitu
sebanyak 46% dari keseluruhan jumlah peserta di dua sekolah yang
berjumlah 114 siswa.
24
Tabel 1.7 menunjukkan jumlah diagnosa terbanyak adalah K0 dari dua
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kencong sebanyak 30% dari
keseluruhan jumlah peserta yang berjumlah 66 orang.
25
72,1%. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009 menunjukkan
penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar 73%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Setyowati (2009)
dapat diketahui bahwa prevalensi karies dan gangren pulpa cukup tinggi di
Indonesia. Prevalensi karies yang cukup tinggi tersebut disebabkan karena
kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara kesehatan gigi.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hal lainnya yang menyebabkan angka
karies tinggi yaitu karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan cara
menggosok gigi yang benar atau waktu menggosok gigi yang tepat.
Distribusi kunjungan pasien berdasarkan tindakan didapatkan bahwa
perawatan terbanyak yang dilakukan adalah medikasi yaitu sebesar 24%. Hal
ini disebabkan kecenderungan pasien yang datang ke poli gigi adalah pasien
dengan keluhan gigi yang masih sakit, sehingga penanganan terbaik yang
dapat dilakukan di poli gigi adalah pemberian obat untuk meredakan rasa
sakit terlebih dahulu.
Distribusi kunjungan pasien berdasarkan diagnosa dan tindakan
didapatkan bahwa diagnosa terbanyak adalah K04 sebanyak 45,65% dengan
perawatan terbanyak yang dilakukan adalah medikasi yaitu sebesar 23,83%.
Hal ini dapat disebabkan karena keterbatasan alat dan bahan serta sarana
penunjang perawatan dibidang kedokteran gigi untuk melakukan beberapa
perawatan khusus. Obat yang tersedia cukup dianggap dapat menjadi pilihan
dalam perawatan kasus-kasus tersebut setelah ditelaah anamnesis serta
pemeriksaan objektif kondisi pasien.
Distribusi diagnosa pada peserta UKGS terbanyak adalah K02
sebanyak 46%. K02 merupakan kode untuk karies gigi. Peserta UKGS adalah
anak-anak usia sekolah dan pra sekolah. Penulis beranggapan bahwa usia
tersebut adalah usia gigi geligi pergantian, yang mana ketika anak-anak masih
belum memiliki kesadaran yang baik dalam menjaga kebersihan dan
kesehatan gigi oleh karena keterbatasan motorik yang belum sempurna serta
kebiasaan yang suka makan-makanan yang manis dan lengket tanpa
keseimbangan pembersiahan yang disebutkan sebelumnya. Menurut sebab
26
diatas maka bahwasannya gigi-gigi sulung cenderung banyak yang
mengalami kerusakan ketika anak memasuki usia gigi-geligi pergantian.
Distribusi diagnosa pada peserta UKGMD terbanyak adalah K0
sebanyak 30%. K0 merupakan kode gigi tidak terdapat masalah di ronggam
mulut. Peserta UKGMD kebanyakan adalah anak balita dari ibu-ibu disekitar
wilayah kerja Posyandu tersebut. Kegiatan UKGMD juga diikuti oleh ibu-ibu
hamil dan menyusui serta masyarakat umum. Penulis beranggapan bahwa
gigi-geligi anak-anak usia balita tersebut banyak yang baru tumbuh.
Keberadaan gigi-geligi anak balita yang baru tumbuh tentu saja memiliki
kondisi yang sehat. Menurut kondisi tersebut, kegiatan UKGMD memang
sangat diperlukan untuk membuka pengetahuan orang tua agar mampu
merawat kesehatan gigi anak balitanya dimana belum dipengaruhi oleh
penyakit Sementara itu ibu-ibu yang mengikuti kegiatan Posyandu adalah
dewasa muda hingga dewasa tua yang gigi-giginya cenderung sudah banyak
yang mengalami penyakit gigi atau karies gigi karena kurangnya kesadaran
dalam menjaga kebersihan rongga mulut.
27
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) IKGM / IKGP IV
RSD BALUNG JEMBER
TANGGAL 19 OKTOBER 31 OKTOBER 2015
28
b. Struktur Organisasi RSD Balung
1) Direktur
2) Bagian Tata Usaha
3) Bidang Pelayanan dan Penunjang Medik
4) Bidang Keuangan
5) Bidang Perencanaan Program dan Rekam Medik
6) Kelompok Jabatan Fungsional
c. Ketenagaan
1) Dokter Spesialis : 7 orang
2) Dokter Umum : 11 orang
3) Dokte Gigi : 2 orang
4) Apoteker : 3 orang
5) Kesehatan Masyarakat : 7 orang
6) Perawat : 112 orang
7) Bidan : 14 orang
8) Petugas Rekam Medik : 3 orang
9) Petugas Gizi : 5 orang
10) Analis : 6 orang
11) Lain-lain :115 orang
31
mungkin diperlukan dalam pelaksanaan pelayanan di Poli Gigi dan Mulut
RSD Balung
Ruang Poli Gigi dan Mulut RSD Balung memiliki 2 buah dental chair.
Pengetahuan tentang cara pengisian kartu pemeriksaan pasien di Poli Gigi
dan Mulut RSD Balung juga telah diberikan. Pelayanan di bagian Poli Gigi
dan Mulut RSD Balung dimulai pada pukul 08.30 WIB sampai dengan pukul
13.30 WIB. Waktu pelayanan tersebut berlaku dari hari Senin, Selasa, Rabu,
Kamis dan Sabtu, sedangkan untuk hari Jumat pelayanan di bagian Poli Gigi
dan Mulut RSD Balung dilaksanakan sampai dengan pukul 11.00 WIB.
1.
Bidang Pelayanan Bidang Keuangan Bidang Perencanaan
2. dan Penunjang
Medik
Seksi Verifikasi
dan
Seksi Penunjang Seksi Perencanaan
Perbendaharaan
Medik dan Pengembangan
Program
Seksi Mobilisai
Seksi Pelayanan Dana dan Seksi Rekam
Medik dan Perencanaan Medis dan
keperawatan Program Anggaran Pelaporan
33
e. Orientasi di bagian IGD (Kamis, 22 Oktober 2015)
Orientasi bagian ini diisi dengan kegiatan wawancara kepada Pak Hadi
sebagai petugas IGD. IGD merupakan instalasi yang melayani pasien dengan
kondisi yang memerlukan penanganan segera serta pengawasan yang ketat.
Instalasi Gawat Darurat 24 jam mempunyai sistem pemisahan antar pasien
dengan kondisi gawat darurat dan kondisi non-gawat darurat yang bertujuan
untuk mempercepat pelayanan dan penanganan, yaitu ruang resusitasi untuk
pasien gawat, ruang observasi untuk pasien rawat jalan,dan ruang tindakan
bedah minor jika diperlukan tindakan yang urgent.
Terdapat 18 petugas yang terdiri dari 3 dokter jaga, 14 perawat, dan 1
tenaga administrasi yang bertugas di IGD. Tenaga kesehatan bertugas sesuai
jadwal shift yang sudah ditentukan dimana pelayanan selama 24 jam yang
dibagi menjadi 3 shift dan masing-masing terdiri dari 1 dokter jaga dan 3
perawat tiap shiftnya. Struktur organisasi IGD RSD Balung terdiri dari:
a. Kepala instalasi IGD
b. Koordinator keperawatan
c. Wakil koordinator perawat
d. Tenaga administrasi IGD
e. Kepala tim perawat
f. Perawat pelaksana
34
pilihan tarif sesuai tujuan pengobatan yang kemudian dapat dibayarkan
langsung ke bagian kasir.
36
3. Ka.Unit dan laporan, yang membawahi 3 Koordinator staf pelaksana
yang bertanggung jawab terhadap pengelolalan, pengolahan, dan tempat
peletakan pasien (TPP).
Cara kerja di rekam medis yaitu analisa dan assembling (berkas yang
kembali dari rawat jalan/rawat inap dianalisa, dilihat isinya lengkap atau tidak.
Assembling adalah penataan kembali), dicoding dulu (pemberian kode
diagnosa), diindex (tabulasi laporan) dan disimpan di bagian file.
Pengembalian berkas rekam medis rawat jalan langsung dikembalikan hari itu
juga, paling lambat keesokan harinya. Untuk rawat inap 2 x 24 jam harus
dikembalikan. Hal itu bertujuan untuk memperlancar laporan rekam medis.
Laporan yang dilakukan oleh bagian rekam medis tiap bulannya berupa
laporan Eksterna yaitu kepada Dinkes secara online dan Interna yaitu langsung
dipertanggungjawabkan kepada Pimpinan (direktur RSD Balung). Kendala
yang dihadapi oleh bagian RM berupa nomer register ganda dengan pasien
yang sama, pasien yang lupa tidak membawa kartu berobat, dan pengembalian
berkas RM yang tertunda dari setiap ploklinik rawat jalan maupun rawat inap
sehingga menyulitkan petugas mengentry data di hari yang sama.
37
pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat
gejala-gejalanya.
Perkembangan tersebut dipersyarati adanya pertumbuhan. Jadi proses
pertumbuhan belum tentu disertai adanya perkembangan sedangan proses
perkembangan pasti melibatkan proses pertumbuhan. Pada pertumbuhan
dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa
pertumbuhan. Pada proses perkembangan, tahapan-tahapan yang ada
terjadi secara berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang
sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna. Proses
perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian
perkembangan yang berbeda. Perkembangan tersebut dapat menentukan
pertumbuhan tahap selanjutnya, dimana tahapan perkembangan harus
melewati tahap demi tahap. Proses pertumbuhan tidak dapat kembali yakni
bersifat irreversible. Walaupun pertumbuhan dan perkembangan memiliki
pengertian yang berbeda namun kedua proses tersebut berjalan pada waktu
yang bersamaan dan saling terkait.
38
Remodeling berguna untuk mempertahankan ketebalan tulang dan
mempertahankan hubungan antara gigi ke tulang alveolar agar relatif
konstan. Dinding tulang alveolar pada sisi yang tertekan akan menipis
yang dihubungkan dengan resorpsi tulang. Tekanan dan tarikan pada
penggunaan alat orthodonsia akan merangsang terjadinya proses
remodeling selama bergeraknya gigi. Kecepatan dan kemudahan respon
sel pada proses remodeling tulang terhadap kekuatan alat orthodontik
dihubungkan dengan kandungan dan sensitivitas sel tersebut. Intinya pada
proses remodeling tersebut tulang yang dirangsang oleh pemberian
kekuatan pada gigi, menyebabkan gigi bergerak dan integritas tulang
alveolar tetap terpelihara.
39
polimerisasi dan dapat menghasilkan ikatan yang lebih baik antara resin
komposit dan jaringan gigi. Pengaplikasian resin komposit dengan teknik
inremental dilakukan selapis demi selapis dan setiap lapis disinari sebelum
lapisan berikutnya diletakkan. Hal tersebut menjaga agar bahan tidak
berlebihan karena cahaya normal ruangan dapat juga mempolimerisasi
bahan yang tidak terpakai. Setelah lapisan terakhir diletakkan permukaan
oklusal beserta inklinasi tonjolnya dibentuk sebelum penyinaran. Aplikasi
resin komposit dengan teknik incremental yakni dilakukan selapis demi
selapis dengan ketebalan maksimum 2 mm. Proses incremental ini pada
setiap lapisnya dilakukan penyinaran yang sebaiknya dilakukan dari tiga
arah yaitu, dari arah bukal, lingual/palatal, dan terakhir dari arah oklusal.
Jenis kelamin
Total
Instansi Laki-Laki Perempuan
N % N % N %
RSD Balung 22 39 34 61 56 100
41
RSD Balung
No Kode Penyakit
N %
1 K.00 1 2
2 K.01 7 12
3 K.02 0 0
4 K.03 0 0
5 K.04 25 45
6 K.05 14 25
7 K.06 1 2
8 K.07 7 12
9 K.08 0 0
10 K.09 1 2
11 K.10 0 0
12 K.11 0 0
13 K.12 0 0
14 K.13 0 0
Total 56 100
Keterangan :
K00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K01 : Impaksi
K02 : Karies gigi
K03 : Penyakit jaringan keras lain (tidak ada kunjungan pasien)
K04 : Kelainan pulpa dan jaringan periapikal
K05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K06 : Infeksi odontogen
K07 : Dentofasial maloklusi
K08 : Kehilangan gigi karena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar ridge
K09 : Kista di rongga mulut (tidak ada kunjungan pasien)
K10 : Penyakit rahang lain (tidak ada kunjungan pasien)
K11 : Penyakit kelenjar liur
K12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
43
berdasarkan diagnosa dan tindakan.
Tabel 2.5 Data Kunjungan Pasien di RSD Balung Berdasarkan Diagnosa dan Tindakan
Tindakan
Kode (%)
No
Penyakitt EC E M X T S K L
1 K.00 1,79 0 0 0 0 0 0 0 1,79
2 K.01 0 0 0 0 0 0 0 12,5 12,5
3 K.02 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 K.03 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 K.04 0 7,14 1,79 21,43 14,29 0 0 0 44,65
6 K.05 0 16,07 0 0 1,79 7,14 0 0 25
7 K.06 0 0 1,79 0 0 0 0 0 1,79
8 K.07 0 1,79 0 0 0 0 0 10,71 12,5
9 K.08 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 K.09 0 0 0 0 0 0 0 1,79 1,79
11 K.10 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 K.11 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 K.12 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 K.13 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 1,79 25 3,58 21,43 16,08 7,14 0 25 100
Keterangan:
K00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K01 : Impaksi
K02 : Karies gigi
K03 : Penyakit jaringan keras lain (tidak ada kunjungan pasien)
K04 : Kelainan pulpa dan jaringan periapikal
K05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K06 : Infeksi odontogen
K07 : Dentofasial maloklusi
K08 : Kehilangan gigi karena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar ridge
K09 : Kista di rongga mulut (tidak ada kunjungan pasien)
K10 : Penyakit rahang lain (tidak ada kunjungan pasien)
K11 : Penyakit Kelenjar Liur
K12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
EC : Ekstraksi Chlor Ethyl
E : Ekstrasksi
M : Medikasi
X : PSA
T : Tumpatan
S : Skaling
K : Konsultasi
L : Lain-lain (Kontrol ortho, odontektomi, buka jahitan)
44
2.5 Pembahasan Hasil Kegiatan
Distribusi hasil kunjungan pasien berdasarkan jenis kelamin dapat
disimpulkan bahwa jumlah pasien perempuan (61%) lebih banyak daripada
laki-laki (39%). Hal itu dikarenakan jumlah penduduk perempuan di wilayah
tersebut lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Menurut penulis,
selain alasan diatas juga dapat dikarenakan jenis kelamin perempuan banyak
yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga sehingga punya banyak waktu
untuk melakukan perawatan di poli gigi puskesmas dan rumah sakit, berbeda
dengan laki-laki yang mayoritas bekerja dan sulit untuk meluangkan
waktunya pada jam kerja kecuali kondisi sudah cukup akut. Selain itu
berdasarkan Mariati et al (2012) bahwa faktor lain yang mempengaruhi yaitu
karena jenis kelamin perempuan lebih mengutamakan faktor estetik
disbanding jenis kelamin laki-laki.
Distribusi pasien berdasarkan kelompok umur adalah pada kelompok
usia 11-20 tahun (25%) lebih banyak. Hal ini dapat dikarenakan pada usia
tersebut tingkat kesadaran terhadap kesehatan gigi dan mulut yang sangat
tinggi sehingga sebelum keadaan gigi bertambah parah sudah dirawat dahulu
(Mariati et al, 2012).
Distribusi kunjungan pasien berdasarkan diagnosa didapatkan
diagnosa terbanyak adalah K04 sebanyak 45%. K04 merupakan penyakit
pulpa dan jaringan periapikal gigi. K04 merupakan kode untuk penyakit pulpa
dan jaringan periapikal gigi yang meliputi pulpitis akut, gangren pulpa, dan
gangren radiks. Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling
banyak ditemukan di masyarakat. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Nasional tahun 2007 melaporkan prevalensi karies di Indonesia mencapai
72,1%. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009 menunjukkan
penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar 73%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Setyowati (2009)
dapat diketahui bahwa prevalensi karies dan gangren pulpa cukup tinggi di
Indonesia. Prevalensi karies yang cukup tinggi tersebut disebabkan karena
kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara kesehatan gigi.
45
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hal lainnya yang menyebabkan angka
karies tinggi yaitu karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan cara
menggosok gigi yang benar atau waktu menggosok gigi yang tepat.
Distribusi kunjungan pasien berdasarkan tindakan didapatkan bahwa
perawatan terbanyak yang dilakukan adalah ekstraksi yaitu sebesar 27%. Hal
ini disebabkan karena sebagian besar pasien yang datang ke rumah sakit
merupakan pasien dengan kondisi masalah gigi dan mulut yang sudah lanjut.
Masalah gigi yang sudah ada di rongga mulut pasien ditambah dengan
kurangnya menjaga kesehatan rongga mulut maka masalah gigi tersebut akan
bertambah parah. Kondisi yang semakin parah dan rusak tersebut hingga
akhirnya membuat kondisi gigi tidak bias dipertahankan. Pasien yang datang
ke rumah sakit adalah pasien dengan kondisi yang telah disebutkan diatas.
Tindakan ekstraksi akhirnya menjadi pilihan yang harus dilakukan. Pilihan
tersebut kebanyakan juga atas permintaan dari pasien yang datang karena
alasan ketidaknyamanan.
Distribusi kunjungan pasien berdasarkan diagnosa dan tindakan
didapatkan bahwa diagnosa terbanyak adalah K04 sebanyak 44,65% dengan
perawatan terbanyak yang dilakukan adalah PSA yaitu sebesar 21,43%. Hal
ini dapat disebabkan karena ketersedian alat dan bahan serta sarana
penunjang perawatan dibidang kedokteran gigi untuk melakukan beberapa
perawatan khusus, sehingga perawatan khusus seperti perawatan saluran akar
(PSA) dapat dilakukan untuk mempertahankan keberadaan gigi-geligi pasien
yang datang dengan diagnosa K04 tersebut.
46
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) IKGM / IKGP IV
PUSKESMAS AMBULU
TANGGAL 2 NNOVEMBER 14 NOVEMBER 2015
a. Data Wilayah
1) Luas Wilayah : 17.960.000 km
2) Luas Bangunan : 926,33 m2
3) Luas Tanah : 1955,255 m2
4) Jumlah desa : 3 desa
5) Jumlah dusun : 10 dusun
b. Batas Wilayah
1) Sebelah utara : Desa Kertonegoro Kecamatan Jenggawah
2) Sebelah timur : Desa Andongsari Kecamatan Ambulu
3) Sebelah selatan : Desa Ambulu Kecamatan Ambulu
4) Sebelah barat : Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan
c. Wilayah Kerja
Puskesmas Ambulu sebagai puskesmas induk, mempunyai 2 polindes
dan 2 puskesmas pembantu. Wilayah Kerja Puskesmas Ambulu meliputi 3
desa, yaitu:
1) Desa Ambulu, terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun
Sumberan dan Dusun Ambulu
2) Desa Karanganyar, terdiri dari 4 dusun yaitu Dusun Sentong, Dusun
Krajan, Dusun Manggarejo, dan Dusun Sumberan
3) Desa Tegalsari, terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Tutul, Dusun
Tegalsari, dan Dusun Bedengan
47
d. Data Kependudukan
1) Jumlah penduduk : 40.670 jiwa
2) Laki-laki : 19.984 orang
3) Perempuan : 20.686 orang
4) Jumlah Bayi : 620 bayi
5) Jumlah Balita : 1.847 balita
6) Jumlah WUS : 10.753 orang
7) Jumlah PUS : 8.276 orang
8) Jumlah Bumil : 686 orang
9) Jumlah Ibu Nifas : 655 orang
10) Jumlah Ibu Menyusui : 620 orang
e. Data Pendidikan
Jumlah Sekolah:
1) Taman Kanak-kanak : 47 TK
2) SD / MI : 44 SD / 17 MI
3) SMP / MTS : 11 SMP / 7 MTS
4) SMU / MA : 9 SMA / 1 MA
5) Pondok Pesantren : 11 Pondok Pesantren
48
b. Sarana Kesehatan
1) Puskesmas : 1 buah
2) Pustu : 2 buah
3) Polindes : 2 buah
4) Dokter : 2 orang
5) Bidan : 12 orang
6) Perawat : 19 orang
49
Jumat, 6 November 2015
1. Membantu pelayanan di Poli Gigi
2. Melaksanakan UKGS di TK AL-Hidayah 67
3. Melaksanakan UKGS di MIMA 33 Ambulu, Jember
Ruang Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Kencong memiliki 1 buah dental
chair Pengetahuan tentang cara pengisian kartu pemeriksaan pasien di Poli
Gigi dan Mulut Puskesmas Ambulu juga telah diberikan. Pengetahuan
tersebut meliputi data kode diagnosa yang dipakai dan kelompok penyakit
yang termasuk didalamnya. Pelayanan di bagian Poli Gigi dan Mulut
Puskesmas Ambulu dimulai pada pukul 07.30 WIB setelah pelaksanaan apel
pagi sampai dengan pukul 13.30 WIB. Waktu pelayanan tersebut berlaku dari
hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu, sedangkan untuk hari Jumat
pelayanan di bagian Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Ambulu dilaksanakan
sampai dengan pukul 11.00 WIB.
52
d. Orientasi Laboratorium (Kamis, 5 November 2015)
Orientasi bagian ini diisi dengan kegiatan wawancara kepada Bu Farida.
Berdasarkan informasi, laboratorium merupakan fasilitas penunjang medik
yang sebaiknya ada setiap puskesmas karena berfungsi sebagai pendukung
pelayanan kesehatan masyarakat untuk membantu dokter dalam menegakkan
diagnosa. Laboratorim puskesmas ambulu di lengkapi dengan alat lab yang
sederhana tetapi dapat memenuhi kebutuhan penunjang medik. Terdapat 2
petugas di bagian ini yaitu satu tenaga analis laborat, dan satu orang perawat.
Pelayanan diberikan selama jam kerja, yaitu pukul 07.00-14.00. Jika pasien
UGD di luar jam kerja puskesmas yang memerlukan pemeriksaan di laborat,
maka harus menunggu keesokan harinya. Pemeriksaan yang dilakukan pada
laboratorium Puskesmas Ambulu terdiri dari pemeriksaan: Tes darah lengkap,
Gula darah, Tes Urine.
54
mencegah terjadinya KLB di masyarakat di wilayah tersebut. Program P2M
bertujuan mencegah penyebaran penyakit menular yang terjadi dalam
masyarakat, sehingga dapat mengurangi angka kejadian penyakit menular dan
angka kematian akibat penyakit menular. Sub unit P2M yaitu poli khusus
yaitu bertanggungjawab pemberantasan penyakit kusta, TB paru, penyakit
menular yang dikategorikan sebagai kejadian luar biasa seperti demam
berdarah dan hepatitis.
Poli khusus yang dibuka setiap harinya dibentuk untuk melayani pasien
dengan riwayat menderita penyakit menular. Misalnya saja penderita TB
dihimbau untuk datang setiap hari selasa untuk periksa dan mendapatkan
perawatan di poli ini. Untuk penyakit lainnya seperti kusta juga sama, jika
pasien cenderung malu untuk datang ke puskesmas, maka sudah menjadi
tanggungjawab petugas P2M untuk datang ke rumah untuk memberikan
motivasi dan perawatan sehingga diharapkan dampak penularan penyakit
dapat diminimalisir.
P2M adalah pemberantasan penyakit menular yang memiliki 3 program,
yaitu P2TB, P2 Kusta, dan Surveilans epidemiologi. Kegiatan yang dilakukan
di dalam gedung adalah pengobatan, sedangkan kegiatan luar gedung meliputi
penyuluhan, kerjasama lintas sektor, dan melakukan pengamatan pada
penyakit tertentu. Penyuluhan dilakukan 1 bulan sekali di desa atau posyandu,
petugas penyuluhan tidak hanya dilakukan oleh petugas P2M tetapi bisa
dilakukan oleh petugas medis lainnya
55
bulanan maupun tahunan kegiatan puskesmas yang selanjutnya akan
dilaporkan ke Dinkes Jember.
56
bagian ini bertugas untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan
sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
57
latihan, gizi yang baik, perhatian terhadap aspek faal, psikologis, dan lain-lain
yang dapat memastikan keberhasilan peningkatan kesegaran jasmani.
Kesehatan olahraga memiliki kegiatan promotif, prefentif, dan rehabilitatif.
59
Citoject tersebut memerlukan pula perawatan rutin agar dapat bekerja
dengan baik. Beberapa perawatan yang dianjurkan antara lain, selalu
membersihkan seluruh permukaan alat suntik tersebut segera setelah selesai
digunakan, Penyimpanan sebaiknya diletakkan ditempat yang tertutup
sehingga tidak terkena debu, tidak lupa memberi minyak pelumas (minyak
untuk kontraangel) / oil spray minimal seminggu sekali untuk memperlancar
gerakan mekanik tiap komponennya. Bila kita memperhatikan hal hal yang
tersebut diatas, manfaat yang diharapkan kita dalam penggunaan citoject
yakni mampu menghilangkan atau mengurangi rasa sakit pada waktu
melakukan anestesi lokal pada serangkaian perawatan gigi. Jadi secara
singkat alat citoject tersebut dapat digunakan dengan nyaman dan baik untuk
pasien maupun dokter gigi, apabila kita memahami teknik penggunaan serta
cara merawat alat tersebut dengan baik.
60
seringkali membuat pasien enggan bertanya. Ada beberapa kemungkinan
yang menjadi alasan mengapa hal ini terjadi seperti, malu, takut dianggap
bodoh, atau enggan karena dokter berbicara dalam bahasa yang tidak
dimengerti pasien serta banyaknya istilah kedokteran yang membuat pasien
kebingungan dan tidak tahu harus bertanya dari mana. Mungkin ada baiknya
pasien belajar berkomunikasi secara efektif dengan dokter. Dari pihak dokter
pun sebaiknya belajar berkomunikasi yang lebih baik dengan pasien.
Sikap mematuhi instruksi pasien dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya pengetahuan. Pasien cenderung mematuhi instruksi setelah
pencabutan gigi yang diberikan dengan nilai informasi atau pengetahuan yang
tinggi, serta cara penyampaian instruksi yang baik dari dokter gigi.
Pengetahuan dengan banyak aspek positif akan menumbuhkan sikap yang
makin postif. Sikap positif tersebut akan menghasilkan perilaku yang sesuai
dengan instruksi dari dokter gigi.
61
Melaksanakan kegiatan UKGS di MIMA 33 Ambulu
Kegiatan UKGS yang dilakukan meliputi penyuluhan dan pemeriksaan
gigi. Penyuluhan diberikan dengan media poster dan pantom serta sikat gigi.
Setelah pemberian penyuluhan, kemuadian dilanjutkan dengan pemeriksaan
gigi. Pada siswa-siswi MIMA 33 Ambulu dilaksanakan di kelas 1, dengan
siswa yang berjumlah 35 siswa.
3.3.2.2 UKGMD
Kegiatan UKGMD yang diikuti sebanyak 2 kali, 7 November 2015 di
Posyandu Nusa Indah 29 Ambulu dan pada 10 November 2015 di Posyandu
Nusa Indah 26 Tegalsari. Kegiatan UKGMD ini dilakukan dengan memberikan
penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut, cara menjaga kesehatan gigi dan
mulut selama masa kehamilan, serta pemeriksaan gigi bagi balita dan ibu
hamil, dan konseling tentang kesehatan gigi dan mulut.
Jenis kelamin
Total
Instansi Laki-Laki Perempuan
N % N % N %
63
3.4.1.2 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Kelompok Usia
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien di Poli Gigi dan
Mulut Puskesmas Ambulu tanggal 2 November 2015 - 14 November 2015
berdasarkan kelompok usia.
Tabel. 3.2 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Ambulu Berdasarkan
Kelompok Usia.
Puskesmas Ambulu
No Kelompok Usia
N %
1 <10 41 34
2 11-20 17 14
3 21-30 26 22
4 31-40 17 14
5 41-50 8 6
6 51-60 9 7
7 >60 3 3
Total 121 100
64
3.4.1.3 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Diagnosa
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien di poli gigi dan
mulut di Puskesmas Ambulu tanggal 2 November 2015-14 November 2015
berdasarkan diagnosa.
Tabel. 3.3 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Ambulu Berdasarkan
Diagnosa
Puskesmas Ambulu
No Kode Penyakit
N %
1 K.00 43 35
2 K.01 0 0
3 K.02 0 0
4 K.03 0 0
5 K.04 37 31
6 K.05 41 34
7 K.06 0 0
8 K.07 0 0
9 K.08 0 0
10 K.09 0 0
11 K.10 0 0
12 K.11 0 0
13 K.12 0 0
14 K.13 0 0
Total 121 100
Keterangan :
K00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K01 : Impaksi
K02 : Karies gigi
K03 : Penyakit jaringan keras lain (tidak ada kunjungan pasien)
K04 : Kelainan pulpa dan jaringan periapikal
K05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K06 : Infeksi odontogen
K07 : Dentofasial maloklusi
K08 : Kehilangan gigi karena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar ridge
K09 : Kista di rongga mulut (tidak ada kunjungan pasien)
K10 : Penyakit rahang lain (tidak ada kunjungan pasien)
K11 : Penyakit Kelenjar Liur
K12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
65
3.4.1.4 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Tindakan
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien di poli gigi dan
mulut Puskesmas Ambulu tanggal 2 November 2015-14 November 2015
berdasarkan tindakan.
Tabel 3.4 Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Ambulu Berdasarkan
Berdasarkan Tindakan.
Puskesmas Ambulu
No Tindakan
N %
1 Ekstraksi CE 37 31
2 Ekstraksi 0 0
3 Medikasi 27 22
4 PSA 14 12
5 Tumpatan 0 0
6 Skaling 27 22
7 Konsultasi 16 13
8 Lain-lain 0 0
Total 121 100
66
3.4.1.5 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Diagnosa dan
Tindakan
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien di poli gigi dan
mulut di Puskesmas Ambulu pada tanggal 2 November 2015 - 14 November
2015 berdasarkan diagnosa dan tindakan.
Tabel 3.5 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Diagnosa dan Tindakan
Tindakan
Kode (%)
No
Penyakitt EC E M X T S K L
1 K.00 30,58 0 0 0 0 0 13,22 0 43,8
2 K.01 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 K.02 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 K.03 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 K.04 0 0 22,31 11,57 0 0 0 0 33,88
6 K.05 0 0 0 0 0 22,31 0 0 22,31
7 K.06 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 K.07 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 K.08 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 K.09 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 K.10 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 K.11 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 K.12 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 K.13 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 30,58 0 22,31 11,57 0 22.31 13,22 0 100
Keterangan:
K00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K01 : Impaksi
K02 : Karies gigi
K03 : Penyakit jaringan keras lain (tidak ada kunjungan pasien)
K04 : Kelainan pulpa dan jaringan periapikal
K05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K06 : Infeksi odontogen
K07 : Dentofasial maloklusi
K08 : Kehilangan gigi karena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar ridge
K09 : Kista di rongga mulut (tidak ada kunjungan pasien)
K10 : Penyakit rahang lain (tidak ada kunjungan pasien)
K11 : Penyakit Kelenjar Liur
K12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
EC : Ekstraksi Chlor Ethyl
E : Ekstrasksi
M : Medikasi
X : PSA
T : Tumpatan
S : Skaling
K : Konsultasi
L : Lain-lain (Kontrol ortho, odontektomi, buka jahitan)
67
Tabel 3.5 menunjukkan kasus terbanyak adalah K04 sebesar 43,8%
dengan tindakan yang dilakukan terbanyak adalah ekstraksi CE (30,58%)
dari keseluruhan jumlah pasien selama 2 minggu di Poli Gigi dan Mulut
Puskesmas Ambulu.
68
Tabel 3.6 menunjukkan jumlah diagnosa terbanyak pada kegiatan
UKGS di dua sekolah wilayah kerja Puskesmas Ambulu adalah K02 yaitu
sebanyak 48% dari keseluruhan jumlah peserta di dua sekolah yang
berjumlah 73 siswa.
3.4.3 Data Kegiatan UKGMD di Puskesmas Ambulu (Tanggal 2
November 2015-14 November 2015)
Tabel berikut merupakan data hasil UKGMD di Posyandu Nusa Indah
29 tanggal 6 November 2015 dan Posyandu Nusa Indah 26 tanggal 10
November 2015 berdasarkan diagnosa.
Tabel. 3.7 Data Peserta UKGMD di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Diagnosa
Puskesmas Ambulu
No Kode Penyakit
N %
1 K.0 15 41
2 K.00 0 0
3 K.01 0 0
4 K.02 13 35
5 K.03 0 0
6 K.04 3 8
7 K.05 6 16
8 K.06 0 0
9 K.07 0 0
10 K.08 0 0
11 K.09 0 0
12 K.10 0 0
13 K.11 0 0
14 K.12 0 0
15 K.13 0 0
Total 37 100
Keterangan :
K0 : t.a.a
K00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K01 : Impaksi
K02 : Karies gigi
K03 : Penyakit jaringan keras lain (tidak ada kunjungan pasien)
K04 : Kelainan pulpa dan jaringan periapikal
K05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K06 : Infeksi odontogen
K07 : Dentofasial maloklusi
K08 : Kehilangan gigi karena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar ridge
K09 : Kista di rongga mulut (tidak ada kunjungan pasien)
K10 : Penyakit rahang lain (tidak ada kunjungan pasien)
K11 : Penyakit kelenjar liur
K12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
69
Tabel 3.7 menunjukkan jumlah diagnosa terbanyak adalah K0 dari dua
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ambulu sebanyak 41% dari
keseluruhan jumlah peserta yang berjumlah 37 orang.
70
kesadaran anak akan kesehatan gigi dan mulutnya menjadi meningkat.
Apabila ditemui kasus persistensi pada saat pemeriksaan gigi di sekolah,
murid disarankan untuk langsung mengunjungi puskesmas. Hal tersebut dapat
berpengaruh terhadap jumlah kelompok umur yang datang ke poli gigi.
Distribusi kunjungan pasien berdasarkan diagnosa didapatkan
diagnosa terbanyak adalah K00 sebanyak 35%. K00 merupakan kode
penyakit untuk gangguan perkembangan dan erupsi gigi. Kecenderungan
pasien yang datang ke poli gigi adalah pasien anak-anak dengan usia-usia
masa geligi pergantian. Banyaknya kasus yang timbul ketika masa geligi
pergantian menjadi alasan kuat orang tua di wilayah kerja puskesmas
membawa anak mereka untuk memeriksakan gigi di Puskesmas. Untuk itu
banyak diagnosa pasien di puskesmas ambulu yang masuk kedalam kode K00
oleh karena kondisi gigi anak-anak tersebut.
Persistensi adalah masalah utama yang dikeluhkan pasien anak yang
datang beserta orang tuanya ke Puskesmas. Persistensi merupakan suatu
keadaan gigi susu/kecil yang tidak tanggal walaupun gigi permanent/dewasa
sebagai gantinya sudah mulai tumbuh. Keadaan ini sering dijumpai pada anak
usia 6 12 tahun. Persistensi pada gigi susu/kecil tidak mempunyai penyebab
tunggal tetapi merupakan gangguan yang disebabkan oleh multi faktor, yaitu
gangguan nutrisi, arah tumbuhnya gigi dewasa tidak searah dengan arah
tumbuhnya gigi susu yang akan digantikannya, ketidakcukupan tempat bagi
gigi yang akan tumbuh untuk menggantikan gigi susu. Dengan demikian gigi
susu mengarah kepada tempat yang kosong (Darnianty, 2013). Hal ini
menunjukkan tingkat kesadaran orang tua terhadap gigi dan mulut anak
tinggi.
Distribusi kunjungan pasien berdasarkan tindakan didapatkan bahwa
perawatan terbanyak yang dilakukan adalah ekstraksi CE yaitu sebesar 31%.
Hal ini disebabkan kecenderungan pasien yang datang ke poli gigi adalah
pasien anak-anak dengan keluhan gigi goyang dan dalam kondisi persistensi,
sehingga penanganan terbaik yang dapat dilakukan di poli gigi adalah
71
pencabutan gigi anak-anak dengan bahan Chlor Ethyl yang digunakan di
puskesmas tersebut.
Distribusi kunjungan pasien berdasarkan diagnosa dan tindakan
didapatkan bahwa diagnosa terbanyak adalah K00 sebanyak 43,8% dengan
perawatan terbanyak yang dilakukan adalah ekstraksi CE yaitu sebesar
30,58%. Hal ini dapat disebabkan karena pasien yang terbanyak datang ke
poli gigi adalah pasien anak dengan kasus gigi persistensi dan dalam keadaan
goyang. Penanganan yang dipilih dokter gigi untuk kasus tersebut adalah
dengan tindakan pencabutan menggunakan bahan CE. Bahan CE yang ada di
puskesmas tersebut telah tersedia sehingga tindakan penanganan kasus gigi
persistensi disertai goyang pada pasien anak yang datang ke puskesmas dapat
dilakukan.
Distribusi diagnosa pada peserta UKGS terbanyak adalah K02
sebanyak 48%. K02 merupakan kode untuk karies gigi. Peserta UKGS adalah
anak-anak usia sekolah dan pra sekolah. Penulis beranggapan bahwa usia
tersebut adalah usia gigi geligi pergantian, yang mana ketika anak-anak masih
belum memiliki kesadaran yang baik dalam menjaga kebersihan dan
kesehatan gigi oleh karena keterbatasan motorik yang belum sempurna serta
kebiasaan yang suka makan-makanan yang manis dan lengket tanpa
keseimbangan pembersiahan yang disebutkan sebelumnya. Menurut sebab
diatas maka bahwasannya gigi-gigi sulung cenderung banyak yang
mengalami kerusakan ketika anak memasuki usia gigi-geligi pergantian.
Distribusi diagnosa pada peserta UKGMD terbanyak adalah K0
sebanyak 41%. K0 merupakan kode gigi tidak terdapat penyakit. Peserta
UKGMD kebanyakan adalah anak balita dari ibu-ibu disekitar wilayah kerja
Posyandu tersebut. Kegiatan UKGMD juga diikuti oleh ibu-ibu hamil dan
menyusui, serta masyarakat umum. Penulis beranggapan bahwa gigi-geligi
anak-anak usia balita tersebut banyak yang baru tumbuh. Keberadaan gigi-
geligi anak balita yang baru tumbuh tentu saja memiliki kondisi yang sehat.
Menurut kondisi tersebut, kegiatan UKGMD memang sangat diperlukan
untuk membuka pengetahuan orang tua agar mampu merawat kesehatan gigi
72
anak balitanya dimana belum dipengaruhi oleh penyakit Sementara itu ibu-
ibu yang mengikuti kegiatan Posyandu adalah dewasa muda hingga dewasa
tua yang gigi-giginya cenderung sudah banyak yang mengalami penyakit gigi
atau karies gigi karena kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan
rongga mulut.
73
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
74
4.2 Saran
a. Mahasiswa disarankan lebih mempersiapkan diri dalam bidang ilmu
pengetahuan dan keterampilan sebelum mengikuti PKL IKGM/IKGP IV.
b. Puskesmas setempat perlu meningkatkan kembali upaya promotif berupa
pelajaran mengenai kesehatan gigi dan mulut, serta program preventif
berupa sikat gigi masal yang dilaksanakan sedini mungkin.
75
DAFTAR PUSTAKA
Farah, VB. 2012. Kenapa Perempuan Lebih Sering Sakit Gigi Ketimbang Laki-
laki. www.health.detik.com.
Setyowati, Yuliana. 2009. Prevalensi Nekrosis Pulpa pada Pasien dengan Riwayat
Diabetus Mellitus di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Dr. Moewardi
Surakarta Tahun 2009. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
76