Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Perbedaan cara pengukuran di dalam tambang bawah tanah atau underground


traversing dengan pengukuran dipermukaan atau surface traversing selain mengenai :
penerangan, daerah (ruang) pengukuran dan penggunaan plumbob, juga mengenai :
1. Cara pemasangan Theodolite (transite), di mana pada perintisan di permukaan
anting-anting ditepatkan pada titik patok yang berada di bawah, tetapi untuk
perintisan tambang bawah tanah titik as dari sumbu I ditepatkan dengan plumbob
yang tergantung pada atap (roof), kecuali instrument tersebut tidak ada as sumbu
pertamanya (misal Theodolite T0), maka plum bob tersebut dipindahkan dulu ke
bawah dengan block station.
2. Data yang perlu diambil disini meliputi :
1. Pengukuran sudut horizontal (double)
2. Pengukuran sudut vertical (double)
3. Pengukuran jarak(slope distance)
4. Pengukuran tinggi alat
5. Pengukuran tinggi plum bob yang digantungkan (HS dan BI)
6. Kolom catatan, misalnya tinggi level dan sebagainya.
3. Harus memperhatikan gangguan aliran air, rembesan air dan sebagainya, juga
instrument yang harus dilindungi dari pengaruh rembesan air tersebut.
4. Adanya pengaruh medan magnet, misalnya pada rel, jalan-jalan kereta
dorong,pada bijih yang sifatnya magnetik (hematit, pyrolusite dan sebagainya).

Karena pengaruh-pengaruh tersebut diatas maka sangat diperlukan ketelitian


pembacaan yang sangat hati-hati. Juga perlu dipehatikan pada daerah sekitar patok
yang akan dipasangi instrument tersebut, karena batuan dalam batuan induk (country
rock) yang tidak kuat dapat mengakibatkan kecelakaan bagi operator (surveyor) dan
istrument itu sendiri.

Perlu diperhatikan untuk tidak memasang instrument pada daerah bebatuan lepas,
daerah penirisan maupun pada pitth. Pengukur (transimen) umumnya kurang
memperhatikan hal ini, untuk pengukuran jarak pendek akan menimbulkan kesalahan
sudut tertentu. Tim kerja (man crew) cukup tiga orang dengan pembagian tugas
sebagai berikut :
1. Satu orang mencatat data dala buku
2. Satu orang sebagaipengukur
3. Satu orang lagi sebagai pembawa pita ukur (chain man)

3.1 Pengetahuan Dasar Ukur Tambang


3.1.1 Bearing Dan Azimuth
1. Bearing : Ialah suatu sudut yang diukur ke kiri atau kekanan antara garuis Utara
(North), Selatan (South) dengan titik tertentu. Nama dari bearing tersebut
tergantung dari letak empat titik dari kwadran.
Contoh :
Bearing A B = N 0 E
Bearing A C = N 0
Bearing A D = N 0
Bearing A E = N 0

Jadi bearing tersebut dapat dibuat dari Kutub Utara geografis ke arah kanan atau kiri,
demikian pula sebaliknya dari Kutub Selatan ke arah kanan atau kiri.
2. Azimuth : Ialah suatu sudut yang ukur dari titik Utara atau Selatan ke suatu titi
tertentu menurut arah jarum jam. Untuk mempermudah perhitung, maka
umumnya titik Utara digunakan sebagai titik awal pengukuran.
Contoh :
Azimuth 0 1 = 0
Azimuth 0 2 = 0
Azimuth 0 3 = 0
Azimuth 0 4 = 0

Bearing dari suatu rintisan (traverse) adalah berurutan (berhubungan satu dengan
yang lainnya). Untuk menghitung bearing suatu urutan dari titik, ada dua cara
sederhana yang perlu diingat yaitu :
1. Sudut diukur searah dengan perputaran jamrum jam, azimuth dari arah yang
baru adalah azimuth mula-mula + sudut lurus atau angle right antara arah
tersebut -1800
2. Kalau jumlah azimuth awal + sudut lurusnya kurang dari 1800, perlu
ditambah 3600 dulu sebelum dikurangi dengan 1800atau dapat juga ditambah
dengan 1800 saja.
3.1.2 Menentukan Letak Suatu Titik Dari Suatu Tempat Ke Tempat Lain
Jika diketahui titik A (x,y), maka titik B (x1,y1) dapat dihitung (lihat gambar)
Dicari :
( X 1 X 2)
Tg BA = ,maka di dapat sudut BA.
(Y 1 Y 2)
x1 = x + x
y
x = (x1 x)
= HD sin y B (x1,y1)

x1 =x + HD sin BA

HD
y1
A (x,y)
y1 =y+y
X
y = y1 - y y2 Tg

= HD cos

Disini perlu diperhatikan tanda pada masing-masing kwadran.


Tanda untuk x dan y ialah :
Kwadran I + + - IV + +I+
Kwadran II + -
Kwadran III - -
- III - + II -
Kwadran IV - +

3.1.3 Contoh Pembuatan Poligon Dengan Perhitungan Bearing


Jika diketahui data seperti pada tabel di bawah ini, maka hitung bearing dari rintisan
tersebut:

Sudut Lurus Jarak Horizontal Bearing


FS IS FS
(derajat) (meter) (derajat)

6 - 20 S 300 E 7
5 7 280 25 ? 8
7 8 50 20 ? 9
8 9 70 15 ? 10
9 10 00 30 ? 11
10 11 180 25 ? 12

Cara Perhitungan :
Karena diketahui Bearing 6-7 yaitu S 300 E, maka azimuth 6-7 dapat dicari, yaitu : (00
+ 1800) - 300 : 1500. Jadi azimuth 6-7 = M 1500
6
1500

7
10

8
11
9

Maka selanjutnya dapat dihitung :


Azimuth 6 7 = N 1500 E
280 0
Sudut 6 7 8 = +
430 0
180 0
Azimuth 7 8 = -
250 0
= jadi bearing 7- 8 = S 700
50 0
Sudut 7 8 9 = +
300 0
180 0
Azimuth 8 9 = -
120 0
= jadi bearing 8 - 9 = S 600E
70 0
Sudut 8 9 10 = +
190 0
180 0
Azimuth 9 10 = -
10 0
= jadi bearing 9 - 10 = N100E
00
Sudut 9 10 11 = +
10 0
= karena 1800,maka harus + 3600
360 0
= +
370 0
180 0
Azimuth 10 11 = -
190 0
= jadi bearing 10 - 11 = S 100
180 0
Sudut 9 10 11 = +
370 0
Azimuth 10 11 = 1900, jadi bearing 11 12
= S 100
1. Untuk menguji perhitungan tersebut dilakukan dengan cara : kalau jumlah sudut
(n) genap, ujinya adalah : Azimuth akhir = azimuth awal + sudut lurus n . 3600
2. Kalau jumlah sudut (n) ganjil,ujinya adalah : Azimuth akhir = azimuth awal +
sudut lurus - 1800 n . 3600
Pengujian contoh perhitungan di atas :
Karena n ganjil, maka ujinya adalah :
1900 = 1500 + 5800 1800 n . 3600
= 1500 + 5800 1800 5 . 3600
= 1500 + 5800 1800 18000
1900 = - 12500
= - 12500 + (4 x 3600 )
= - 12500 +14400
1900 = 1900 Terbukti.

Sebagai contoh untuk n genap, maka contoh di atas dihitung pada n genap, misalnya
sampai azimuth 8 9, yang hasilnya = 1200, maka ujinya adalah :
1200 = 1500 + 3300 n . 3600
= 1500 + 3300 2 . 3600
= 1500 + 3300 7200
1200 = - 2400
= - 2400 + 3600 ,
karena tidak ada sudut yang minus.
1200 = 1200 Terbukti,
maka perhitungan di atas benar.

Penting sebagai catatan ialah :


1. Bila hasil yang diperoleh setelah dikurangi 1800, harganya negatif, maka harus
ditambah 3600.
2. Bila hasil yang diperoleh setelah dikurangi 1800, harganya lebih besar dari 3600,
maka untuk mendapat azimuth baru kurangi dengan 3600.
3. Azimuth awal + sudut lurus - 1800 = azimuth akhir.

3.2 Undergroung Traversing


3.2.1 Pemberian Nomor Pada Patok
Cara pemberian nomor pada patok maupun tanda merupakan salah satu masalah bagi
pengukur dalam suatu penambangan, dimana diperlukan drift yang parale, cross cut
dan lain-lain, sehingga titik-titik yang tidak dapat berhubungan satu sama lainnya
akan mendapat pembacaan tersendiri.

Sistem penomoran akan memusingkan juga, bila ada selective mining untuk suatu
level yang bercabang, biasanya titik diberi nama berdasarkan urutan level ke bawah,
misalnya level 100 ft akan diberi nomor patok 101, 102, 103, dan seterusnya, dan
untuk level 200 dengan nomor 201, 202, 203 dan seterusnya. Penentuan nomor patok
berurutan,yang biasanya dilengkapi dengan beberapanotasi tertentu.
Contoh :
Patok pertama dalam cross cut 9 diawali oleh XC 9 1. atau jika cross cut diarahkan
kedua sisi drift utama kearah timur, maka pemberian nomor patok cross cut bagian
Utara akan menjadi EXC 4 12, dan untuk Selatan SXC 2 6. nomor cross cut Utara
yang mempunyai drift ke Timur dinyatakan dengan N - E XE 4 2.

Patok-patok survei dan stope dinyatakan dalam koordinat dengan level dari mana itu
pernah dimasuki. Sebagai contoh stope pertama pada level 500 ft menjadi stope 501,
yang kedua 502 dan seterusnya pemberian nomor patok pada stope menjadi 501 4
dan sebagainya.

Level antara (intermediate level) yang terletak di antara level-level utamabiasanya


berhubungan untuk tujuan penamaan level dimulainya raise atau winze, nomor winze
dibuat dari level 700 ft. ada tinggi tertentu dimulai pembuatan drift, sehingga drift ini
disebut intermediate 700 ft. jika drift ini dibentuk sebagai drift nomor 4 akan diberi
nomor lokasi intermediate 4 700. dan patok pertama dalam drift ini adalah nomor 4
700 feet 1.

3.2.2. Pemasangan Instrument Pada Suatu Titik


Penempatan instrument pada bawah tanah lain dengan dipermukaan, secara praktis
penempatan instrument di bawah titik yang berada di atasnya. Hanya pada daerah
yang luas seperti rail road tunnel akan praktis untuk menempatkan patok dilantai. Dan
hal yang begitu praktis jarang ditemui.

Pada permulaan operasi memamng dirasakan kaku dan lamban tetapi setelah sering
melaksanakan akan lebih lancar. Sebelum penempatan instrument pada undergraound
maupun pada surface sebaiknya semua pengunci dikunci.
Plum bob digantungkan pada spad dengan tali simpul agar mudah digeser-geser. Hal
ini memungkinkan penyesuaian yang cepat bagi plumb bob,yaitu cukup tinggi pada
waktu start.instrument diletakkan di bawah bobs dan kaki-kakinya ditekan ke
bawah,sebelumnya lingkaran vertical dibuat noldengan tanpa pembacaan pada gelas.
Gambar I menunjukkan kedudukan instrument.

Untuk pertama kali instrument cukup terletak 3-4 Inchi di bawah bobs, kemudian kaki
statip diatur agar instrument tepat di bawah bobs, setelah terletak horizontal, kaki-kaki
statipdikunci kembali.

Biasanya akan timbul pertanyaan seberapa teliti titik plumb bobs terpusat di atas titik
pusat instrument. Hal ini tergantung pada jarak pengamatan (dari BS dan FS) dan
ketelitian yang diinginkan.

3.3 Pemasangan Instrument


Sebagai contoh dengan jarak pengamatan sejauh 100 ft, instrumen akan berada diluar
titik sejauh 0,029 ft, sebelum menimbulkan kesalahan 1 menit sebelumnya pada jarak
20 ft akan menyebabkan kesalahan sebesar kira-kira 0,006 ft. Hal ini yang paling
aman adalah mendapatkan titik plumb bob dalam tanda yang dilubangi, instrument
acap kali selalu berada di luar BS maupun FS. Gambar menunjukkan pengukuran
yang dibuat untuk menentukan HI dan kadang-kadang juga jarak D

3.3.1 Pemilihan Lokasi Patok


Usahakan agar titik patok diletakkan secara permanent dengan maksud bila ada
getaran titik tersebut tidak berubah, hal ini untuk menghindari kesalan pembacaan
sudut.

Dalam beberapa tambang patok tersebut kadang-kadang ditempatkan pada stull, caps
atau bentuk-bentuk timbers lain yang memungkinkan. Jadi lokasi dari patok yang
tepat betul harus diperhatikan, ini untuk mencegah instrument terhindar dari jatuhnya
batuan lepas yang disebabkan oleh kebocoran udara atau getaran akibat ledakan.
Gambar berikut menunjukkan lokasi yang cocok untuk patok. Penempatan titik a
sebagai patok menyalahi aturan, karena FS 1, 2 dan 3 tidak dapat dilihat dari suatu
tempat.

4 2
FS

3
3.3.2 Pengukuran Sudut Dan Jarak Miring
Yang perlu diperhatikan di sini adalah penerangan atau lampu dan alat pembesar
bacaan sudut (magnifaying glass atau loupe) karena dengan mata biasa pembacaan
akan kurang teliti jika sampai kemenit. Bila instrument dipasang pengukuran sudut
searah jarum jam harus diukur double atau dua kali.
1. mulai dengan sudut titik nol
2. teleskop diputar 1800

Maksud untuk kompensasi kesalahan pengaturan alat acceleration dan kesalahan


indeks, demikian juga untuk mengukur sudut vertical. Dalam mengukur jarak miring
harus diperhatikan urutan dari angka, titik-titik ditepatkan pada angka dipita, dalam
pemeliharaan atau penggunaan pita harus hati-hati, misalnya jangan sekali-kali
menarik pita sepanjang daerah yang akan diukur, jika hal ini terjadi pada drift yang
basah akan menyebabkan pengumpulan pita dan juga akan kotor.
Prosedur yang baik untuk pengukuran di bawah tanah ialah :
1. Pasang alat (instrument)
2. Catat HI (tinggi instrument)
3. Catat jarak kanan dan kiri instrument
4. Mulai pada nol dan mengambil BS dengan jarak gerak perlahan-lahan.
5. Lepaskan penggerak atas dan bidik FS.
6. Baca dan catat HA, lepaskan penggerak bagian bawah dan putar di lingkaran
vertical ke depan operator dan baca VA.
7. Arahkan teleskop ke BS dengan menggerkkan penggerak ke bagian bawah.
8. Lepaskan penggerak bagian atas dan bidik FS.
9. Baca HA dan VA, pada sudut datar pembacaan VA untuk kedua kalinya tidak
perlu. Jika HA dibuat double, ulangi proses setelah posisi 0 dan tempatkan
teleskop dalam posisi langsung.
10. Setelah semua pengukuran regular lengkap, pembantu membawa ujung 0 dari pita
ke patok FS dan diukur SO. Sebelum memulai pengukuran instrument harus
ditempatkan kea rah patok FS.
11. Gerakkan ke patok FS dan catat HS.

Perlengkapan-perlengkapan yang perlu dibawa diantaranya ialah:


1. poket tape (10 meter)
2. pita yang dapat digulung (200-250 feet)
3. unting-unting
4. plumb bob
5. magnifying glass (loupe)
6. buku catatan data
7. pencil
8. perlengkapan-perlengkapan lain seperti lampu dan lain-lain.
3.3.3 Pengambilan Titik Detail
Yang dimaksud dengan detail ialah pengukuran titik yang dilakukan pada perubahan
arah.
Ada dua cara pembuatan detail, yaitu :
1. Metode Angle Right

1 ANGEL RIGHT

IN CENTER OF DRIFT

4 6
2 3
5
7
TOPAD DISTANCE
8
F3

2. Detail Oleh Angle Right


Pada gambar diatas setelah menempatkan FS, operator meletakkan papan-papan pada
nol dan terjadi BS yang baru. Pembantu mulai pada saluran patok dan memegang
battery, surveyor mengukur dengan angle right 15. Setelah sudutnya diputar, buat
tanda pada tembok dengan karbit atau crayon. Operasi ini diteruskan samapi FS
kelihatan. Jarak horisontal dipetakan pada tengah drift (pada titik-titik tertentu). Bila
lebar drift pada titik tersebut berbeda, maka ambil bagian kanan atau kiri.

Type drift yang lain seperti pada gambar 4, yang menunjukkan beberapa cabang yang
bergabung, titik a, b, c, d, dan lain-lain diukur dan jaraknya disambungkan. Detail
dengan metode angle ini mudah dan cepat, merupakan rencana yang lancar.
3. Metode Offset
Gambar 5 menmunjukkan metode offset ini. Sedikit sekali yang menggunakan metode
ini, bila kekurangan pekerja akan lebih menyulitkan metode ini paling baik dengan 3
orang. Keadaan pada gambar 4 lebih baik untuk menggunakan metode angle. Pada
gambar 5 rencana pada peta panjang garis BS FS dengan tanda jarak. Offsetnya
berada pada sudut-sudut kanan garis.
4 Elevasi (Altitude)
Ada tiga cara untuk menentukan evaluasi atau ketinggian suatu titik pada Tambang
Bawah Tanah, yaitu :
4.3dengan menggunakan instrument dan pita ukur
4.4dengan menggunakan level watau waterpass
4.5dengan mengukur kedalaman suatu shart dengan pita ukur atau spesial case.
5. Instrumen dan Pita Ukur
Metode ini paling sering digunakan. Denmgan pengukuran biasa HI, BS dan sudut-
sudut vertikal cocok untuk mengontrolan bawah tanah dan dapat menarik jarak tanpa
kesalahan yang besar.
Semua patok yang instrumentnya terletak dibawah titik, HI dikurangi karena alatnya
lebih rendah dari pada patok.
Untuk menutup titik itu tambahkan HI. Bila tanggul digunakan untuk bagian muka,
biasanya HS diaggap nol (kekecualian pada stopersurvey, dimana HS
menunjukkanelevasi tambang pada titik itu). Bila sudut vertikal itu fositif, maka jarak
vertikal bertambah (VO = SO sin VA).

Rumus dasar untuk menentukan elevasi adalah :


Elevasi FS = elevasi IS + HI + VD + HS
Untuk hampir semua patok underground dapat dituliskan sebagai berikut (lihat
gambnar 7) : Elevasi B = elevasi A HI + SD sin VA + HS
= elevasi A HI + VD + HS

A job to memindahkan suatu titik dipermukaan bawah tanah. Biasanya menggunakan


alat ukur optis dan atau unting-unting.

3.4 Stope Survey Dan Tunnel Survey


3.4.1 Stope Survey
Pengukuran pada stope diperlukan untuk :
1. Memperoleh suatu garis batas yang benar dari daerah kerja.
2. Menghitung berat, Tonnage atau Volume.
Penting untuk mengetahui dimana akan dibuat raise dan drift di suatu titik (tempat)
tertentu, kecuali itu stope harus diketahui sampai dimana batasnya perlu digali.
Pembuatan ventilasi untuk bekerja juga penting, jika diketahui dimana lubang
ventilasi yang akan menghubungkan daerah tersebut.

Stope survey untuk menghitung berat atau volume, digunakan dalam banyak hal tetapi
merupakan perhitungan yang kasar. Lebih teliti lagi untuk mengukur suatu berat atau
volume dari ore yang telah digali dengan menghitung berapa banyak shift (machine
shift) dan berapa banyak powder yang digunakan.
Perlu diingat bahwa dengan stope survey harus ditambahkan beberapa banyak ore
yang telah diangkut. Kesulitannya stope survey pada pengeluaran ore yang telah
digali, yaitu bila perlu mengetahui dengan pasti setting dari ore. Dan faktor
compacness dari ore secara langsung mempengaruhi perhitungan berat percubit feet
perlu diingat pula bahwa cubit feet dari ore dalam fragment kering (sear) beratnya
berlainan dengan suatu cubit feet ore di stope

Biasanya dengan penimbangan beberapa kali sehingga diketemukan suatu faktor


untuk perhitungannya. Tiap saat tertentu harus dicari faktor baru untuk
menghitungnya.

Cara perhitungannya dengan square set, semua mining method menggunakan square
set method system. Ada tiga cara untuk mengukur stope :
1. Instrument dan pita ukur
2. Swing, string atau kompas gantung
3. Menghitung timber set

Pemilihan ini tergantung pada ukuran, bentuk, tidak tersusunnya serta urutan dari ore
body, demikian pula secara penambangannya juga mempengaruhi pemilihan ini.
sedangkan luas dari seksi dapat dihitung dengan :
1. Planimeter : sangat baik danteliti jika dikerjakan dengan hati-hati.
2. Membagi daerah : cara ini dapat dilaksanakan bila tidak diperoleh planimeter.
Suatu square set dibuat pada tracing float atau dapat juga pada kertas putih
(berat) dan siku ini ditempatkan pada grib. Semua persegi tersebut dihitung,
dan bagian yang dikombinasikan memberikan luas seluruhnya bila diketahui
luas daerah persegi itu maka luas dari seluruh seksi itu dapat dihitung.
3. Menimbang bagian : dengan cara ini bagian ditambang, pada timbangan
analitis dengan pembacaan 0,001 gram, dan kertas yang kwalitasnya betul-
betul baik. Bahan kertas sebaiknya uniform. Satuan unit dari luas dipotong dan
ditimbang sebagai standart. Jika skala diambil 20 maka luasnya adalah 20 x 20
= 400 meter, kemudian bagian lain dipotong dan ditimbang.

Ukuran Meredian Untuk memindahkan koordinat yang besar dari permukaan tanah ke
dalam tanah (deep mining) merupakan salah satu pekerjaan yang terpenting dan yang
tersukar yang harus dilakukan oleh seorang sarjana tambang untuk mencapai operasi
yang tepat.
Tidak hanya koordinat tersebut dipindahkan melalui drift, tetapi harus juga dilakukan
melalui raise dan shaft di bawah tanah ke elevasi yang lebih tinggi. Maksudnya posisi
(keadaan) yang relatif dari ore macam-macam level dapat diketahu dengan cepat.
Makin jauh dari itik permukaan makin besar ketelitian yhang harus diperhatikan. Jadi
ketelitian tergantung dari faktor jauh dekatnya tunnel yang diukur. Jadi masing-
masing pekerjaan terghantung teknik yang digunakan.

3.4.2 Tunnnel Survey


Untuk membahas cara ini perlu dibicarakan lebih lanjut pada bab tersendiri.Kalau
tunnel terlalu panjang, sampai 1.000 feet atau 3 kilometer panjangnya, maka
diperlukan pembacaan sudut dua kali.Koreksi pengukuran panjang harus diperhatikan,
disebabkan oleh tegangan dan temperatur.Cara pengukuran tidak dapat dilakukan
dengan bebrapa cara.Satu menit instrument adalah sudah cukup meskipun harus
diulangi lebih dari 1 kali, akan lebih teliti daripada menggunakan 30 menit
instrument.

3.4.3 Inckined Opening


Banyak sekali operasi pertambangan dalam daerah yang miring bila suatu inclined
melebihi 500 instrument, dengan telescope yang tetap sukar digunakan.Sudut vertikal
tergantung dari jenis instrument, dan besarnya biasanya kurang dari 500. Untuk daerah
miring maka pengukur memerlukan suatu tambahan.Banyak jenis instrument yang
didapat dengan memakai cara optik tertentu yang dapat digunakan sebagai teleskope
tambahan.

Biasanya instrument ini kurang dipergunakan.Teleskope tambahan dapat dapat di


gunakan dalam dua cara, yaitu:
1. Sebagai side teleskope
2. Sebagai top teleskope

Pemilihan berdasarkan alasan mana yang terbaik.Sebelumnya pemilihan ini


tergantung pada faktor batuan (keadaan batuan).Biasanya kalau instrument digunakan
untuk mengontrol pembuatan suatu lubang yang miring (inclined opening), dimana
inclined merupakan faktor yang kedua, tetapi azimuth menjadi pengontrolan yang
kedua, sedangkan yang pertama, maka pemilihan pada side teleskope.

Disamping itu kalau pekerjaan untuk memindahkan meridian, bukan pekerjaan sehari-
hari, maka side teleskope adalah yang terbaik.
3.5 Compass Survey
3.5.1 Deklinasi
Sebelum mulai suatu survey, cocokkan atau stel deklinasi tepat pada kompas
Brunton.Bila deklinasinya Timur, putarlah lingkaran kompas searah jarum jam pada
titik penunjuk dekat arah dari alat (instrument), dan jika deklinasinya Barat, putar dia
berlawanan arah perputaran jarum jam.

Bila digunakan kompas dimana deklinasi magnetisnya tidak dapat disetel, maka
semua pembacaan harus dikoreksi terhadap deklinasi. Tabel berikut akan sangat
menolong dalam hal ini. Untuk memperoleh trus bearing (sebenarnya)

Magnetik bearing Deklinasi Timur Deklinasi Barat

Timur-laut Deklinasi tambah Deklinasi kurang


Tenggara Deklinasi kurang Deklinasi tambah
Barat-Laut Deklinasi kurang Deklinasi tambah
Barat Daya Deklinasi tambah Deklinasi kurang

3.5.2 Pencatatan Hasil Survey Dengan Kompass


Fungsi dari pengambilan catatan dalam survey adalah merupakan sesuatu hal yang
sangat penting.Banyak sekali enginer-enginer yang tidak memperhatikan hal itu,
sehingga diperoleh sejumlah cara untuk mencatat data yang memusingkan.

Pemilihan terhadap sistem pencatatannya dapat dipengaruhi oleh ada tidaknya tarikan
magnetis yang berkekuatan cukup, yang mengganggu pembacaan magnetis yang
benar.

yang sangat berguna dan dapat dengan mudah dimengerti bila tidak ada tarikan.Bila
kompas dipakai dalam daerah kerja yang praktis datar, tidak memerlukan sudut
vertikal, maka kolom untuk SD, VA dan VD dicoret.Pencatatan kearah kiri dan kanan
dibuat kolom REMARK (keterangan).
Kondisi yang tidak ada tarikan luar sangat jarang didapat sebaliknya banyak terdapat
timbunan pipa-pipa untuk pentilasi atau rel kereta, peralatan bor dll, tidak begitu
jarang untuk itu data yang disarnkan pada gambar 27 b, mungkin diperlukan.Format
memberi ruang untuk keduanya yaitu bearing BS dan FS. Perlu diperhatikan waktu
membalikkan kuadrat bagi bearing.

BS sebelum menghitung angel right ini dapat dihindarkan dengan membalikkan


kompas waktu mengambil arah belakang (BS) atau membalikkan pencatatan waktu
mencatat data, tetapi pertolongan waktu demikian tidak dinasehatkan untuk
digunakan.

Catatan bahwa juga berpengaruh dari luar dicamtumkan pada station 35. dari 34 ke 35
bearingnya adalah 340 38 SW dan BS dari 35 ke 34 adalah N 420 30 E beda 80 bila
tidak ada tarikan BS akan dibaca N 340 30 E.
Sepanjang dengan beruntun lebih menguntungkan jika dicantumkan kolom lain, yaitu
Calculated Bearing.

Gambar berikut menunjukkan cara lain untuk mencatat data survey dengan kompas.
Cara ini lebih disukai dari pada cara yang lain. Bila dilakukan survey datanya
diplotkan kira-kira sama jarak dan arah. Tidak digunakan busur derajat ataupun skala
kesalahan-kesalahan dalam pembacaan kompas, kesalahan jarum, kesalahan kwadran,
kesalahan angular, dan kadang-kadang. Pengaruh magnetis luar seketika didapat
karena data yang di plot tidak sesuai dengan penempatan sebenarnya seperti yang
nampak pada peninjauan.

Вам также может понравиться