Sanitasi merupakan pengaturan lingkungan yang berkaitan dengan rantai
perpindahan penyakit sebagai upaya pencegahan penyakit. Sanitasi pada bidang pengolahan makanan merupakan upaya penciptaan dan pemeliharaan kondisi yang mampu mencegah terjadinya kontaminasi makanan ataupun terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan. Proses produksi makanan mencakup serangkaian kegiatan yang meliputi persiapan, pengolahan, dan penyajian makanan. Sanitasi dalam proses pengolahan pangan dilakukan mulai dari penanganan bahan mentah hingga produk makanan siap dikonsumsi, sehingga sanitasi mencakup kegiatan-kegiatn aseptic dalam persiapan makanan, pengolahan makanan, penyajian makanan, kesehatan pekerja, dan pembersihan juga sanitasi lingkungan kerja. Sanitasi juga meliputi pengawasan mutu bahan mentah, penyimpanan bahan, suplai air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan dari lingkungan, peralatan, dan pekerja pada semua tahapan proses pengolahan makanan (Purnawijayanti, 2001) Menurut Rosaria (2010) sanitasi makanan merupakan usaha pencegahan yang menitik beratkan kepada kegiatan dan tindakan pembebasan makanan juga minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu kesehatan. Sanitasi makanan diterapkan mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama proses pengolahan makanan, penyimpanan makanan, distribusi, hingga makanan dan minuman tersebut sampai ditangan masyarakat atau konsumen. Selain itu, hygiene dan sanitasi makanan tidak terlalu memperhatikan nilai gizi maupun komposisi bahan makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sanitasi ini lebih menekankan kepada upaya pencegahan dan pembebasan produk pangan dari mikroorganisme ataupun zat-zat yang membahayakan kesehatan sehingga bahan makanan yang mengandung mikroorganisme maupun zat -zat berbahaya tidak sampai dikonsumsi oleh manusia atau konsumen (Azwar dalam Sofiana, 2012). Prinsip hygiene dan sanitasi makanan ialah pengendalian 4 faktor utama yang meliputi tempat, peralatan, manusia, dan bahan makanan. Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses sanitasi produk pangan menurut Azwar dalam Sofiana (2012) yaitu: a. Bahan makanan Pada sanitasi bahan pangan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sumber bahan makanan, pengangkutan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pemasaran bahan makanan, pengolahan bahan makanan, penyajian makanan, dan penyimpanan makanan yang telah diolah. b. Tempat pengelolaan makanan Tempat pengelolaan makanan memiliki peran penting dalam mempengaruhi hygiene sanitasi makanan. Tempat pengelolaan makanan dengan lokasi dan desain yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan sanitasi akan mengakibatkan mudah terjadinya kontaminasi makanan baik yang disebabkan dari factor biologis seperti bakteri, jamur, virus, dan parasite maupun dari factor kimia yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan. Menurut Adam dalam Sofiana (2012) tempat pengelolaan makanan harus ditempatkan di daerah yang bebas dari bau tidak sedap, asap dan debu, jauh dari tempat pembuangan sampah, dan tidak rawan banjir. Menurut Departemen Kesehatan RI (2006) di dalam system sanitasi makanan terdapat adanya fasilitas sanitasi. Fasilitas sanitasi merupakan sarana dan kelengkapan yang digunkan untuk memelihara kualitas lingkungan atau mengendalikan factor-faktor lingkungan fisik yang dapat merugikan manusia. Fasilitas sanitasi yang dimaksud meliputi: air bersih, jamban, kamar mandi, tempat sampah,dan lokasi serta bangunan, c. Hygiene karyawan atau pekerja Karyawan atau pekerja merupakan orang yang berhubungan secara langsung dengan makanan dan peralatan produksi mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan, dan penyajian. Karyawan atau pekerja ini memiliki peluang tinggi untuk menjadi sumber penyakit maupun media penularan penyakit. Karyawan atau pekerja dapat mencegah terjadinya kontaminasi makanan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Menjaga kondisi tangan karyawan seperti kuku yang dipotong pendek untuk mencegah terjadinya penumpukan kotoran, tidak menggunakan perhiasan, tidak menggunakan kuteks dan tangan maupun kulit bebas luka. 2. Selalu mencuci tangan dengan sabun pada waktu melakukan aktifitas pengolahan makanan yaitu sebelum melakukan pengolahan makanan, setelah dari toilet, setelah merokok, setelah membuah sampah, setelah mengolah bahan mentah, saat meracik bahan, dan setelah melakukan pekerjaan lain diluar proses pengelolaan makanan seperti bersalaman atau membersihkan alat. 3. Tidak merokok ketika mengolah makanan 4. Berperilaku hidup bersih dan sehat serta menjauhkan diri dari sifat atau perilaku buruk seperti menggaruk-garuk kulit, rambut, lubang hidung, telinga, kuku, mencicipi makanan dengan jari ata menjilat peralatan yang kontak dari makanan, meludah disembarang tempat, ketika bersin atau batuk ditutup dengan sapu tangan dan tissue, serta tidak menyisir rambut di tempat pengolahan makanan. 5. Pakaian yang selalu bersih dan rapi 6. Semua bagian tubuh dalam proses kegiatan pengolahan makanan yang berkontak langsung dengan makanan harus terlindungi sehingga dapat meminimalisir adanya kontaminasi. 7. Ketika karyawan menderita penyakit yang dapat menular harus melapor kepada pengawas sebelum bekerja. 8. Petugas yang mengalami diare tidak diijinkan untuk mengolah makanan terbuka. (Departemen Kesehatan RI dalam Fathoni, 2008) d. Peralatan Peralatan merupakan barang yang digunakan untuk menangani makanan yang memiliki pengaruh sangat penting dari sanitasi pangan. Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya dan juga sesuai dengan persyaratan sanitasi. Selain itu peralatan juga harus dibersihkan dan didesinfeksi karena peralatan yang tidak dibersihkan juga tidak didesinfeksi dengan benar dapat menjadi sumber kontaminasi makanan (Departemen Kesehatan RI,2006). e. Bakteri Pathogen Penyebab penyakit pada Makanan f. Eschercia coli g. Pendidikan Kesehatan h. Perilaku
Purnawijayanti. 2001. Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan
Makanan. Yogyakarta: Kanisius Rosaria. 2010. Hubungan Pengetahuan Penjamah Makanan Tentang Hygiene dan Sanitasi Makanan dengan Kontaminasi E. Coli. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Depok:Universitas Indonesia Sofiana. 2012. Hubungan Hygiene dan Sanitasi dengan Kontaminasi Escherechia Coli pada Jajanan di Sekolah Dasar Kecamatan Tapos Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Depok: Universitas Indonesia Fathoni. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan dan Perilaku Penjamah Terhadap Hygiene dan Sanitasi Makanan dengan Kualitas Bakteriologis Makanan di Kantin Universitas X tahun 2008. Fakultas Teknologi Pertanian. Depok: Universitas Indonesia Depkes RI. 2006. Modul Kursus Hygiene dan Sanitasi Makanan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Ditjen PPM&PLP