Вы находитесь на странице: 1из 56

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

D I R E K T O R AT J E N D E R A L S U M B E R D A YA A I R
B A L A I W I L A YA H S U N G A I N U S A T E N G G A R A I
SATKER OPERASI DAN PEMELIHARAAN SDA NUSA TENGGARA I
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN OPERASI DAN PEMELIHARAAN SDA I
J ln. G ajah Ma da No.10 5, Pr aya Lombok Te ngah, Telp.( 03 70) 654 137 , Fax.(03 70) 654 137

DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN

PENYUSUNAN RENCANA TINDAK DARURAT (RTD)


BENDUNGAN BATUJAI DAN PENGGA
Maret 2017
INFORMASI KEGIATAN
 Nama Kegiatan : Penyusunan Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan OP
(Batujai & Pengga)
 Lokasi Kegiatan : Kabupaten Lombok Tengah Dan Kabupaten Lombok Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Barat
 No. Kontrak / Tanggal : IK.02.04-AS/SAT.OPSDA-NT.I/SPK-OPSDA.I/457/2017 ;
tanggal 9 februari 2017
 Nilai Kontrak : 1.419.266.750 (satu milyar empat ratus sembilan puluh juta dua
ratus enam puluh enam ribu tujuh ratus lima puluh rupiah)
 Jangka Waktu Pelaksanaan : 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender
 Sumber Dana : APBN murni tahun anggaran 2017
 Nama Pengguna Jasa : PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA I
 Alamat Pengguna Jasa : jl. Gadjahmada no.105, Praya Lombok Tengah
telp. (0370) 654137, fax. (0370) 654137
 Nama Penyedia Jasa : PT. Caturbina Guna Persada
 Alamat Penyedia Jasa : Komplek Golden Plasa blok j-30, jl. RS. Fatmawati no. 15,
Jakarta Selatan, telp. 021-75904260, fax 021-75905951
 Sistem Kontrak : Lumpsum
Latar Belakang Kegiatan
 Bendungan, disamping bermanfaat untuk memenuhi berbagai kebutuhan
bagi manusia, juga menyimpan potensi bahaya yang sangat besar, yaitu bila
bendungan tersebut runtuh, dan air yang tertampung di dalam waduk
melimpas serta mengakibatkan bencana banjir bandang yang sangat
dahsyat di daerah hilir bendungan sehingga mengakibatkan mala petaka
bagi kehidupan manusia dan hewan, menimbulkan kerugian harta benda dan
hancurnya infrastruktur yang ada.
 Keruntuhan bendungan, dapat diakibatkan oleh overtopping dimana air yang
melimpas melalui puncak bendungan menyebabkan terjadinya erosi serta
longsoran pada tubuh bendungan khususnya pada bendungan tipe urugan
tanah. Keruntuhan dapat juga diakibatkan oleh bocoran yang membawa
material bendungan secara berangsur-angsur yang disebut erosi buluh atau
piping. Akibat keruntuhan tersebut, air yang tertampung di bendungan akan
mengalir ke lembah sungai di hilir bendungan dengan debit yang sangat
besar serta kecepatan yang sangat tinggi. Bila kapasitas alur sungai tidak
dapat menampung debit air banjir tersebut maka air akan meluap ke luar dari
alur sungai dan menggenangi daerah pemukiman maupun lahan pertanian di
sepanjang kanan kiri alur sungai.
Latar Belakang Kegiatan
 Mengingat adanya kemungkinan terjadinya malapetaka yang diakibatkan
oleh runtuhnya suatu bendungan terhadap kondisi yang ada di hilir
bendungan, dimana antara lain terdapat daerah permukiman yang cukup
padat penduduknya dan/atau berbagai bangunan fasilitas umum lainnya
seperti jembatan, jalan raya dan lain-lain, maka perlu dilakukan analisis
terhadap kondisi hidrolis alur dan lembah sungai di hilir (downstream valley)
bendungan, khususnya apabila bendungan tersebut runtuh. Klasifikasi
tingkat bahaya (hazard classification) bendungan juga harus selalu
dimutakhirkan (up-dated) sesuai perkembangan kondisi di daerah hilir
bendungan.
 Dengan semakin berkembangnya daerah hilir bendungan tersebut, perlu
dilakukan Studi Analisis Keruntuhan Bendungan (Dam Break Analysis) yang
akan menghasilkan Rencana Tindak Darurat Bendungan sebagai panduan
bagi Pengelola/Pemilik Bendungan dan Pemerintah Daerah/Satuan
Pelaksana Penanggulangan Bencana terkait dalam melakukan tindakan
pada saat terjadi keadaan darurat pada bendungan. Sehingga dampak banjir
yang menimbulkan korban manusia maupun kerugian harta benda sebagai
akibat dari pengeluaran debit air dari waduk yang melebihi kapasitas/daya
tampung alur sungai di hilir bendungan maupun sebagai akibat dari
runtuhnya bendungan dapat diminimalkan.
Maksud dan Tujuan Kegiatan

 Maksud pekerjaan ini adalah membuat Rencana Tindak Darurat


Bendungan Batujai dan Pengga, yang digunakan bila terjadi suatu
keadaan yang diperkirakan akan mempengaruhi kondisi keamanan
struktur bendungan, dan atau terjadi pengeluaran debit air dari waduk
yang melebihi kapasitas/daya tampung alur sungai di hilir bendungan
sehingga digolongkan sebagai keadaan darurat, dan memerlukan
tindakan darurat guna melindungi manusia dan harta benda.
 Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan analisis atas berbagai
alternatif debit air keluaran dari waduk yang melebihi kapasitas/daya
tampung alur sungai di hilir bendungan dan tingkat kerusakan yang
ditimbulkannya serta analisis keruntuhan bendungan (Dam Break
Analysis) dalam berbagai alternatif tingkat kerusakan bendungan ditinjau
dari aspek hidrologi, hidrolika, sedimentasi waduk, termasuk berbagai
alternatif dampak kerusakan/kerugian yang ditimbulkannya dibidang
sosial, ekonomi, lingkungan dan aspek lainnya yang akan dipakai
sebagai sarana pendukung dalam penyusunan Rencana Tindak Darurat
(RTD) Bendungan Batujai Dan Bendungan Pengga.
Sasaran Kegiatan

 Sasaran pekerjaan ini adalah untuk meminimalkan kerugian jiwa


dan harta benda yang mungkin terjadi akibat runtuhnya
bendungan dengan cara menyusun Rencana Tindak Darurat
Bendungan Batujai Dan Bendungan Pengga di Kabupaten
Lombok Tengah dan Lombok Barat.
Dasar Hukum Penyusunan Rencana Tindak
Darurat Bendungan
 Peraturan Menteri PUPR Nomor 27 tahun 2015 tentang
Bendungan
 Pasal 42 ayat (1) d, disebutkan bahwa selama pelaksanaan
konstruksi, Pembangun bendungan harus menyiapkan dokumen
rencana tindak darurat
 Pada Pasal 54 ayat (3) : rancangan rencana tindak darurat
sebagaimana dimaksud pada ayat pasal 54 (1), paling sedikit
memuat tindakan :
 pengamanan bendungan; dan
 penyelamatan masyarakat serta lingkungan.
 Pasal 54 ayat (4) : rancangan rencana tindak darurat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), harus dilengkapi dengan analisis
keruntuhan bendungan.
Lokasi Pekerjaan
Lingkup Kegiatan (KAK)
 Pengadaan peta situasi RBI hardcopy dan digital dengan skala 1 : 25.000.
 Melakukan pengukuran topografi potongan melintang dan memanjang palung
sungai/lembah di hilir bendungan.
 Pengumpulan data sekunder dari berbagai instansi terkait yang meliputi data teknis
bendungan, data sosial ekonomi, data kependudukan, sosial budaya, dan data
terkait lainnya.
 Melakukan analisis atas berbagai alternatif pengeluaran debit air dari waduk yang
melebihi kapasitas/daya tampung alur sungai di hilir bendungan dan melakukan
analisis keruntuhan bendungan dalam berbagai alternatif tingkat kerusakan
bendungan, dengan menggunakan perangkat lunak Analisis Keruntuhan
Bendungan (Dam Break Analysis).
 Melakukan survey Sosial Ekonomi di daerah hilir bendungan.
 Menentukan Klasifikasi tingkat bahaya (Hazard Classification) sesuai dengan
pedoman yang ada.
 Menyusun Panduan Rencana Tindak Darurat (RTD) bendungan, yang terdiri
antara lain :
 Mengenali keadaan darurat, mengkaji akibatnya dan menguraikan kegiatan
pencegahannya.
 Menyiapkan petunjuk komunikasi, memberitahukan keadaan darurat kepada
pejabat/pelaksana terkait, dan mengadakan koordinasi berdasarkan tahapan
kegiatan yang dikaitkan dengan tanggung jawab organisasi yang
bersangkutan.
Lingkup Kegiatan (KAK)
 Mengkaji dan merekomendasikan mengenai tenaga listrik atau dengan alat apa
untuk mengoperasikan pintu, serta dimana bisa diperoleh peralatan dan bahan
material.
 Menggunakan hasil analisis berbagai alternatif debit air keluaran dari waduk yang
melebihi kapasitas/daya tampung alur sungai di hilir bendungan dan hasil analisis
keruntuhan bendungan (Dam Break Analysis) untuk menyiapkan peta potensi
daerah genangan banjir yang terjadi di wilayah hilir bendungan yang dilengkapi
dengan berbagai indikator. Indikator tersebut antara lain mencakup waktu datang
dan surutnya air banjir terhitung dari saat mulai keluarnya air dari bendungan, waktu
lamanya genangan banjir, tinggi maksimum genangan banjir, jalur yang aman untuk
evakuasi/pengungsian dan tempat pengungsian sementara sehingga mudah
dimengerti oleh semua pihak (stakeholder) yang akan menggunakan Panduan RTD
ini.
 Menyiapkan rencana pengungsian (evakuasi).
 Menjabarkan kriteria pengakhiran keadaan darurat dan penanganan tindak lanjut
yang diperlukan.
 Mengusulkan pembentukan lembaga penanggulangan keadaan darurat
bendungan.
 Analisis kerugian ekonomi akibat banjir.
 Diseminasi/sosialisasi rencana tindak darurat ke daerah penerima resiko
terkena banjir di tingkat kabupaten.
Produk Yang Diserahkan

No. Jenis Laporan Volume Satuan Ukuran

1. Laporan RMK 10 buku A4


2. Laporan Pendahuluan 13 buku A4
3. Laporan Bulanan 3X7 buku A4
4. Laporan Antara 13 buku A4
5. Laporan Hasil Pengukuran Topografi 3 buku A4
6. Laporan Hasil Perhitungan DBA 3 buku A4
7. Laporan Rencana Tindak Darurat 3 buku A4
8. Konsep Laporan Akhir 10 buku A4
9. Laporan Akhir 5 buku A4
10. Laporan bentuk CD 10 keping -
11. Panduan RTD bentuk CD 10 keping -

Waktu Pelaksanaan
 Sesuai kontrak waktu pelaksanaan kegiatan
ditetapkan selama 7 ( tujuh) bulan, terhitung mulai
tanggal kontrak (9 Februari 2017)
Data Teknis Bendungan
Bendungan Batujai
Secara administrasi Bendungan Batujai terletak di Desa Batujai, Praya Barat,
Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sungai utama dari
waduk Batujai adalah sungai Penujak, yang mengalir dari kaki gunung Kendo
kearah selatan menuju kota Praya dan bermuara di waduk Batujai 3 km kearah
selatan kota Praya.
Batas Administrasi Kabupaten
Lombok Tengah sebagai berikut:
Utara : Gunung Rinjani
Selatran : Samudera Indonesia
Barat : Kab. Lombok Barat
Timur : Kab. Lombok Timur
Bendungan Batujai
 Umum
 Lokasi
 Desa/ /Kecamatan : Batujai/Praya Barat
 Kabupaten : Lombok Tengah
 Provinsi : Nusa Tenggara Barat
 Manfaat : Irigasi + 3000 ha
 Tahun pelaksanaan : 1977 1982
 Hidrologi
 Sungai : Penunjak
 Luas daerah aliran sungai : 169 km2
 Waduk
 Data Awal
 Elevasi HWL (Muka Air Tinggi) : EL. 92,50 m
 Elevasi LWL (Muka Air Rendah) : EL. 87,00 m
 Elevasi dasar sungai : EL. 79,00 m
 Volume Tamp Brutto : 25.000.000 m3
 Volume Tamp Efektif : 23.502.000 m3
 Volume Tamp Mati : 1,4 x 106 m3
 Luas daerah Tenggelam : 8,90 k m2
 Debit banjir rencana (1000 th) : 1.332 m3/det
 Data Hasil Pengukuran Echosounding
Data ini diambil dari Studi Penanggulangan Sedimen dan Optimalisasi Fungsi Waduk
Batujai, Konsultan Karya Utama Jaya, 2005
 Elevasi HWL : EL. 92,35 m
 Elevasi LWL : EL. 87,00 m
 Volume Sedimen : 1,2 x 106 m3
 Total Volume Sedimen : 6,6 x 106 m3 (pada tampungan mati dan efektif)
 Tampungan Efektif : 18,2 x 106 m3
 Bendungan
 Tipe : Urugan tanah
 Kemiringan bendungan :
 Hulu : 1 : 3,5
 Hilir : 1 : 2,5
 Tinggi di atas galian : 16 m
 Panjang puncak : 1300 m
 Lebar puncak : 8,00 m
 Elevasi puncak : EL + 94,00 m
 Elevasi dasar sungai : EL + 79,00 m
 Volume tubuh bendungan : 130.000 m3
 Spillway /Pelimpah
 Tipe : ogee dengan pintu
 Banjir desain : 1.332 m3/det
 Kapasitas : 764 m3/det
 Jumlah pintu : 4 bh
 Tipe pintu : vertikal roller gate
 Lebar lubang bersih : 44,00 m (4 x 11,00 m)
 Elevasi mercu : EL. + 89,00 m
 Elevasi dasar sungai : EL. + 78,00 m
 Pilar : 3 @ 3,00 m
 pintu : Roller gate
 Ukuran pintu : 4 @ 3,50 m x 11,00 m
 Bangunan Sadap Utama dan Pengeluaran untuk Irigasi
 Tipe : pipa beton
 Elevasi intake : EL. 85,00 m
 Elevasi outlet : EL. 84,30 m
 Ukuran : Bujur sangkar 1 x 1 m,
disambung pipa baja 1,1 m sepanjang 57 m
 Pintu : 1 bh role gate, 1 bh stoplog
 Perlengkapan pipa baja : 1 bh sluice valve,1 bh hollowjet valve
 Kapasitas : 3,50 m3/det
 Bentuk : lingkaran
 Tipe alat operasi : katup

Spillway Spillway
Puncak Bendungan Lereng Hilir Bendungan (Kanan Spillway)

Lereng Hilir Bendungan (Kiri Spillway) Lereng Hilir Bendungan (Pelana)


DENAH UMUM BENDUNGAN BATUJAI

SUMBER Gambar Desain Pr oy ek Induk Serba Guna Brantas Th 1977

Denah Umum Bendungan Batujai


C
L BENDUNG AN

36.00 8.00 50.80

2.30
CREST EL +94.00 9.00

MAB +92.5 M

1. 1
PG 1

5
RIP RAP PG 2 1 : 2.5
GEBALAN RUMPUT
U/S D/S
1 : 3.5
DRAINASE
SAND GRAVEL

1:
EARTH FILL

0.6
1:
0.5
2.00
EL + 84.00 1.50

EL + 82.00

EL + 79.50

ORIGINAL GROUND LINE


FILTER PASIR

POTONGAN A-A
S CA LE 1 : 200

C
L BENDUNG AN

36.00 8.00 50.80

2.30
CREST EL +94.00 9.00

MAB +92.5 M

1. 15
PG 3 GEBALAN RUMPUT
RIP RAP PG 4 1 : 2.5

U/S D/S
5
1 : 3. DRAINASE
SAND GRAVEL

1:
EARTH FILL

0.6
1:
0.5
2.0 0

EL + 84.00 1.50

EL + 82.00

EL + 79.50

ORIGINAL GROUND LINE


FILTER PASIR

POTONGAN B-B
S CA LE 1 : 200

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Provi nsi :

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR Nusa Tenggara Barat


DIRE KTORAT SUNGAI DANAU DAN WADUK
Proyek :
REHABILITASI
BENDUNG AN
DENAH BENDUNGAN BATUJAI
Kabupaten :
Lombok Tengah

No. Gambar : 01-01-00

No. Lembar : 3/13


No . Tang gal Tan gg al Pe rb aika n D isetu jui
Tanggal : Kon trak No.
BAL AI WILAYAH SUNGAI NT -MAT ARAM-LOMBOK

Potongan A-A dan B-B Bendungan Batujai


Bendungan Pengga
Bendungan Pengga secara administrasi terletak di Desa Plambik, Kecamatan
Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Sungai utama dari waduk Pengga adalah sungai Penujak, yang merupakan
limpasan dari Waduk Batujai (sistem interkoneksi di Pulau Lombok), Sungai
Penujak ini mengalir dari kaki gunung Kendo kearah selatan menuju kota Praya dan
bermuara di Waduk Batujai, selanjutnya limpasan Waduk ini menelusuri alur sungai
penujak yang akhirnya bermuara di Waduk Pengga

Batas Administrasi Kabupaten Lombok


Tengah sebagai berikut:
Utara : Gunung Rinjani
Selatran : Samudera Indonesia
Barat : Kab. Lombok Barat
Timur : Kab. Lombok Timur
Bendungan Pengga
 Umum
 Lokasi
 Desa/Kecamatan : Plambik/Praya Barat Daya
 Kabupaten : Lombok Tengah
 Provinsi : Nusa Tenggara Barat
 Manfaat : Irigasi + 3.585 ha
 Tahun pelaksanaan konstruksi : 1991 1994
 Hidrologi
 Sungai : Penunjak
 Luas daerah aliran sungai : 340 km2
 Debit Aliran tahunan : 2.450 m3/th
 Waduk
 Volume genangan brutto : 27.000.000 m3
 Volume genangan Netto : 21.000.000 m3
 Tampungan mati (destorage) : 6.000.000 m3
 Luas Genangan : 430,00 ha
 Elevasi MAB : EL. 57,50 m
 Elevasi MAN : EL. 57,00 m
 Elevasi MAR : EL. 50,00 m
 Elevasi Dasar Sungai : EL. 31,00 m
 Bendungan
 Tipe : Urugan tanah dengan inti
 Kemiringan bendungan
 Hulu : 1 : 3,0
 Hilir : 1 : 2,5
 Tinggi di atas galian : 33,00 m
 Panjang puncak : 673,00 m
 Lebar puncak : 9,00 m
 Elevasi puncak : EL + 60,50 m
 Elevasi dasar pondasi : EL + 27,75 m
 Pelimpah
 Konstruksi : Beton bertulang
 Panjang spilway : 170,00 m
 Lebar spilway : 65,00 m
 Type Olakan : USBR type II
 Lebar Olakan : 65,00 m
 Elevasi mercu : EL + 57,00 m
 Elevasi kolam olak : EL + 29,00 m
 Tinggi Jagaan : 3,00 m
 Kapasitas Debit : 1.700 m3/det
 Tipe Ambang : Ogee
 Banjir rencana : QPMF (2450 m3/det)
 Elevasi puncak ambang : EL.49.30
 Elevasi Banjir (FWL) : EL.57.50
 Elevasi full suplai level / FSL : EL.57.00
 Lebar ambang bersih : 6 @ 8,50 = 51,00 m
 Lebar ambang semua : 6@8,50 + 1@4,00+4@2,50=65,00 m
 Radial gate : 6 @ (B=8,50x H=8,70)
 Jumlah Panjang Pelimpah
 Panjang konstruksi Ambang : 29,54 m
 Panjang sal transisi dan sal peluncur : 71,00 m
 Panjang Stilling Basin : 60,00 m
 Lebar stilling basin : 65,00 m
 Elevasi dasar awal sungai : EL.31.00

 Intake
 Tipe Saluran : pipa baja 1,30 m
 Elevasi intake : EL. 46,35 m
Puncak Bendungan (kiri) Lereng Hilir Bendunga (kanan)

Lereng Hilir Bendungan (kiri) Spillway


Metodologi Pelaksanaan
Kegiatan
Dasar Hukum dan Standar Teknis
Dasaran hukum untuk pelaksanaan pekerjaan Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Batujai &
Pengga adalah dasaran yang tercantum dalam dokumen-dokumen sebagai berikut:
 Undang-undang Dasar 1945
 Alinea ke - 4 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
 Undang undang
 Undang undang no. 11 tahun 1974 tentang pengairan
 Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana
 Peraturan pemerintah
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 37 Tahun 2010 Tentang Bendungan.
 Keputusan Menteri, Instruksi Presidendan Peraturan Presiden
 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Presiden No. 123 Tahun 2001 Tentang Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya
Air.Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 1 Tahun 1969 Tentang Pelaksanaan
Pengelolaan Pengairan.
 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 2008 Tentang Dewan Sumber Daya Air.
 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Presiden No. 123 Tahun 2001 Tentang Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
 Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 1 Tahun 1969 Tentang Pelaksanaan Pengelolaan
Pengairan.
 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 2008 Tentang Dewan Sumber Daya Air.
 Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri PU
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 04/PRT/M/2009 Tentang Sistem Manajemen Mutu
(SMM) Departemen Pekerjaan Umum.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan
Dilaksanakan Sendiri.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 06/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Sumber Air dan Bangunan Pengairan.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 09/PRT/M/2015 Tentang Penggunaan Sumber Daya Air.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 13/PRT/M/2015 Tentang Penanggulangan Darurat
Bencana Akibat Daya Rusak Air.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.27/PRT/M/2015 Tentang Bendungan.
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 104/PMK.02/2010 Tentang Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Kerjadan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2011
Perubahan Peraturan Menteri Nomor : 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian PU
2010 - 2014.
 Peraturan Daerah dan surat Keputusan Gubernur Provinsi Ntb
 Peraturan Daerah Provinsi NTB No. 11 Tahun 2000 Tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas dan
Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Dinas Daerah Provinsi NTB.
 Surat Keputusan Gubernur NTB Nomor 14a Tahun 2006 Tentang Satuan Tugas Pengelolaan Sumber
Daya Air (SATGAS-PSDA) Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa Sebagai Suatu Embrio Pembentukan
Balai PSDA.
Standard Teknis

 Standar Nasional Indonesia sesuai dengan Instruksi Menteri Pekerjaan


Umum Nomor : 04/IN/m/1991, tanggal 24 Januari 1991.
 PEDOMAN PENYIAPAN RENCANA TINDAK DARURAT, Keputusan
Direktur Jenderal Pengairan, Nomor 94/KPTS/A/1998, tanggal 30 Juli
1998, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan,
Balai Keamanan Bendungan, Revisi Tahun 2015.
 PEDOMAN UNTUK MENENTUKAN KLASIFIKASI BAHAYA
BENDUNGAN, (Keputusan Direktur Jenderal Sumberdaya Air
No.257/KPTS/D/2011)
BAGAN ALIR KEGIATAN 1/4
2/4
3/4
4/4
Inventarisasi Data

Jenis Data Sumber Data


Peta-Peta
a. Peta Rupa Bumi skala 1 : 25.000 / 1 : 50.000 BIG (d/h Bakosurtanal)
(digital & hard copy)
b. Peta DEM skala 1 : 25.000 / 1 : 50.000 BIG (d/h Bakosurtanal)
c. Data Teknis Bendungan BWS Nusa Tenggara I
d. Data curah Hujan, klimatologi BWS Nusa Tenggara I / BMKG
e. Data Sosial Ekonomi Masyarakat di hilir BPS Kabupaten Lombok Tengah
bendungan Batujai & Pengga ( Kecamatan
Dalam Angka)
f. Data OP Bendungan Batujai & Pengga BWS Nusa Tenggara I
g. Kelembagaan terkait Penanggulangan Bencana Pemda Kabupaten Lombok Tengah
h. Organisasi Pengelola Bendungan Batujai & BWS Nusa Tenggara I
Pengga
1/2
2/2
Survai Lapangan

 Survai Lapangan di lakukan pada 2 (dua) tempat yaitu :

1. Bendungan Batujai & Pengga;

2. Daerah Hilir Bendungan Batujai & Pengga.

 Obyek Survai Lapangan :

1. Bendungan Batujai & Pengga, berupa pengamatan visual kondisi


bendungan, potensi ancaman, kelengkapan instrumentasi operasi dan
pemeliharaan bendungan;

2. Daerah Hilir, berupa pengamatan visual tentang keberadaan infrastruktur


dan kondisi fisik daerah dihilir bendungan, terutama di areal genangan
banjir akibat runtuhnya bendungan.
Survey Topografi
 Survai Topografi berupa pengukuran memanjang dan melintang lembah
sungai dihilir bendungan.

 Berdasarkan hasil running awal keruntuhan bendungan, jalur pengukuran


memanjang dan melintang hilir Bendungan Batujai & Pengga ditetapkan
sebagai berikut :

Waduk
S. Batujai
Dodokan

Waduk S.
Pengga Penunjak
Analisa Hidrologi dan Hidrolika

 Analisis hidrologi yang dilakukan berupa analisis hidrograf banjir rancangan,


yaitu hidrograf banjir dengan kala ulang 1000 tahun, dan PMF, yang diturunkan
dari hasil analisis hujan rancangan dan kondisi topografi dan tata guna lahan
daerah aliran sungai

 Hidrograf banjir akan di analisis dengan menggunakan metode hidrograf satuan


sintetis (Snyder, ITB dan Gama-1)

 Hujan rancangan akan dianalisis menggunakan metode distribusi frekuensi,


dengan panjang data hujan selama minimal 20 tahun terakhir.

 Analisis hidrolika berupa penelusuran banjir (flood routing) melalui bangunan


pelimpah waduk Batujai dan waduk Pengga, untuk menghasilkan hidrograf
outflow pada kala ulang 1000 tahun dan PMF
Dam Break Analysis
1. Keruntuhan bendungan akan dianalisis dengan menggunakan program
aplikasi ZhongXing HY21 produksi Sinotech Engineering Consultant
2. Komponen Utama yang mempengaruhi besar kecilnya banjir akibat
keruntuhan bendungan adalah :
a) Ukuran dan bentuk rekahan tubuh bendungan
b) Tinggi dan panjang bendungan
c) Volume tampungan waduk
d) Hidrograf banjir ke dalam waduk (inflow flood hidrograph)
e) Kondisi topografi lembah dihilir bendungan sampai dengan batas
akhir aliran
Input Data
1. Hidrograf aliran banjir yang masuk ke waduk (flood discharge inflow);

2. Inflow hidrograf ke waduk dianalisis berdasarkan hujan PMP sehingga dapat


diperoleh hidrograf banjir 1000 tahunan dan PMF;

3. Analisis reservoir routing untuk mengetahui elevasi muka air banjir abnormal
(PMF) untuk mengetahui tinggi overtopping;

4. Spesifikasi waduk, berupa kurva tampungan waduk (meliputi luas permukaan


waduk, volume waduk pada interval elevasi tertentu, (yang di peroleh dari
studi sebelumnya);

5. Data Teknis bendungan, meliputi tipe bendungan, tinggi bendungan, panjang


bendungan, tipe spillway, panjang puncak spillway, operasional spillway;

6. Syarat batas (boundary conditions): syarat batas alur lembah misalnya debit
maksimal ujung hilir;

7. Kondisi topografi daerah hilir bendungan dengan menggunakan peta DEM,


dengan data titik ketinggian ditambah dari hasil pengukuran topografi.
Out Put
Hasil analisis keruntuhan bendungan yang akan ditampilkan pada
setiap titik yang ditetapkan meliputi informasi mengenai hidrograf banjir
yang terdiri atas :

o Lokasi titik yang ditetapkan (jarak dari bendungan)


o Elevasi banjir maksimum
o Debit banjir

o Waktu datang banjir


o Waktu puncak banjir
o Waktu surut banjir

o Kecepatan maksimum banjir


SKENARIO, BATASAN DAN LINGKUP DALAM ANALISIS
KERUNTUHAN BENDUNGAN

a) Analisis keruntuhan pada kondisi cuaca cerah (sunny days) , waduk terisi
sampai muka air normal, terjadi keruntuhan bendungan akibat piping

b) Keruntuhan pada kondisi muka air waduk setinggi puncak bendungan;

c) Keruntuhan pada kondisi terjadi banjir desain (design flood breach), air waduk
setinggi muka air maksimum banjir desain, dimana inflow hidrograf sama
dengan inflow banjir desain.

d) Untuk bendungan yang telah didesain aman terhadap banjir maksimum boleh
jadi (PMF), tidak perlu dilakukan analisis keruntuhan bendungan pada butir b.

e) Debit banjir akibat keruntuhan di sungai hilir bendungan akan digabungkan


dengan debit banjir dari anak-anak sungai dihilirnya
Penyusunan Peta Genangan Banjir

1) Peta genangan menggambarkan daerah yang berpotensi terkena banjir


akibat keruntuhan bendungan.
2) Akan digunakan untuk membuat rencana jalur evakuasi penduduk
3) Pada peta genangan banjir akan mencakup penjelasan tentang :
 Penjelasan waktu kedatangan banjir
 Penjelasan waktu terjadinya puncak banjir.
4) Didalam peta, akan dicantumkan penjelasan sebagai berikut : Batas
genangan banjir dan waktu tiba banjir adalah merupakan perkiraan yang
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan zona-zona evakuasi dan rute
evakuasi.
Klasifikasi Bahaya Bendungan
(Keputusan Direktur Jenderal Sumberdaya Air
No.257/KPTS/D/2011)

A. Klasifikasi Bahaya Bendungan didasarkan pada PenRis, dibagi menjadi 4


tingkat :
1. Bahaya Rendah
2. Bahaya Sedang
3. Bahaya Tinggi
4. Bahaya Sangat Tinggi
B. Metode Penetapan Tingkat Bahaya
1. Didasarkan PenRis pada hunian tetap
2. Didasarkan PenRis pada hunian sementara
Hunian tetap meliputi :
 Tempat tinggal tetap (rumah tinggal, bangunan yang digunakan permanen sehari-hari)
 Daerah tempat kerja dengan pekerja yang tinggal di lokasi tersebut.
 Fasilitas umum vital (pembangkit tenaga listrik, tempat pengolahan air, dan sebagainya).
 Daerah industri atau usaha swasta lainnya termasuk daerah penghasil bahan galian C.
 Daerah usaha pertanian dan perikanan.

Hunian sementara meliputi :


 Intensitas orang yang tinggal disepanjang jalan utama atau yang melintas sungai / saluran
 Bumi perkemahan (resmi dan tidak resmi)
 Daerah rekreasi
RENCANA TINDAK DARURAT
Tujuan Rencana Tindak Darurat (RTD)
Tujuan Rencana Tindak Darurat adalah memberi petunjuk yang
sistematis, untuk:

a) Mengenali masalah yang mengancam keamanan bendungan;


b) Mempercepat respon yang efektif untuk pencegahan terjadinya
keruntuhan bendungan;
c) Mempersiapkan upaya-upaya untuk memperkecil risiko jatuhnya
korban jiwa dan mengurangi kerusakan harta benda, bila terjadi
keruntuhan bendungan.
KERANGKA RENCANA TINDAK DARURAT
BENDUNGAN OP (BATUJAI & PENGGA)
(Keputusan Dirjen Pengairan No. 94/KPTS/A/1998 Tanggal : 30 Juli
1998, Revisi Tahun 2015 )
BAB I TUJUAN
BAB II DESKRIPSI BENDUNGAN
2.1. Umum
2.2. Operasi Waduk
BAB III TANGGUNG JAWAB
3.1. Tanggung Jawab Pengelola Bendungan
3.2. Tanggung Jawab Pemberitahuan
3.3. Pos Komando Operasi Tindak Darurat Bendungan
3.4. Tanggung Jawab Evakuasi
BAB IV DETEKSI KEADAAN DARURAT, EVALUASI DAN KLASIFIKASI
4.1. Deteksi keadaan darurat
4.1.1. Situasi Di Bendungan
4.1.2. Indikasi Kegagalan Bendungan
4.2. Evaluasi dan Klasifikasi Keadaan Darurat
4.2.1. Kondisi Abnormal
4.2.2. Kondisi Waspada
4.2.3. Kondisi Siaga
4.2.4. Kondisi Awas
4.3. Permasalahan Keamanan Bendungan Sebelumnya
Lampiran 1 Peta lokasi bendungan
Lampiran 2 Peta genangan dan rencana jalur evakuasi
Lampiran 3 Deskripsi Bendungan
Lampiran 4 Contoh pemberitahuan keadaan darurat
Lampiran 5 Indikasi problema keamanan bendungan dan tindak pencegahannya
Lampiran 6 Peralatan dan sumber material
Lampiran 7 Daftar perkiraan jumlah penduduk terkena risiko
Lampiran 8 Daftar simak evaluasi tahunan RTD
Lampiran 9 Kaji ulang dan pemutakhiran RTD
Lampiran 10 Dokumentasi pelatihan
TAHAPAN KEADAAN DARURAT
Berdasar tingkat respon tindak darurat (the level of emergency response), respon
tindak darurat bendungan diklasifikasi menjadi tiga kondisi atau status, yaitu:
 Kondisi waspada
 Kondisi siaga
 Kondisi awas

IDENTIFIKASI INSTANSI TERKAIT


 Sektor Pemerintahan
 Sektor Kesehatan
 Sektor Sosial
 Sektor Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat
 Sektor Perhubungan
 TNI/POLRI membantu dalam kegiatan SAR, dan pengamanan saat darurat
termasuk mengamankan lokasi yang ditinggalkan karena penghuninya
mengungsi.
 Lembaga Non-Pemerintah seperti: PMI memiliki fleksibilitas dan kemampuan
yang memadai dalam upaya penanggulangan bencana.
RENCANA KERJA
STRUKTUR ORGANISASI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM &
PT. CATURBINA GUNA PERSADA
PERUMAHAN RAKYAT

SATUAN KERJA OP SDA


NUSA TENGGARA I

DIREKTUR PPK OPSDA I


Ir. Miki Riando Suhardi, ST., MT

KETUA TIM
Ir. Pudjartono, M.Eng Ketua Direksi :

Sekretaris & Anggota :


STAF PENDUKUNG
CAD Operator

TENAGA AHLI

Ahli Bendungan Ahli Hidrolika Ahli Hidrologi Ahli Sosial Ekonomi Ahli Geodesi
Ir. Wahyudi Wiryanti Endah P, ST Asnil Darwis, ST Ade Tri S, SE Ir. Budiman Agung

Keterangan :

: garis komando
Asst. Ahli Bendungan Asst. Ahli Hidrolika Asst. Ahli Hidrologi Asst. Ahli Sosial Asst. Ahli Geodesi : garis koordinasi
Ekonomi
JADWAL PELAKSANAAN
JADWAL PENUGASAN PERSONIL
Pekerjaan : PENYUSUNAN RENCANA TINDAK DARURAT (RTD) BENDUNGAN BATUJAI DAN BENDUNGAN PENGGA
Satuan Kerja : BW S NUSA TENGGARA I
Tahun Anggaran : 2017
Nama Perusahaan : PT. CATURBINA GUNA PERSADA

BULAN
Jumlah
No. Nama Posisi 13 Februari - 14 Maret 15 Maret - 13 April 14 April - 13 Mei 14 Mei - 12 Juni 13 Juni - 12 Juli 13 Juli - 11 Agustus 12 Agstus - 1 0 Sptembr Keterangan
M/M
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I TENAGA AHLI
1. Ir. Pudjartono, M.Eng Ketua Tim 7.00

2. Ir. Wahyudi Ahli Bendungan 6.00

3. Asnil Darwis, ST Ahli Hid rologi 5.00

4. Wiryanti Endah Palupi, ST Ahli Hid rolika / Da m Break An alysis 5.00

5 Ir. Budima n Ag ung Ahli Geodesi 4.00

6 Ade Tri Sa ptiawati, SE Ahli Sosial Ekon omi 4.00

II ASISTEN TENAGA AHLI

1 Eric Virgiawan, ST Asis ten Ahli Bendun gan 1 6.00

2 Tobe nam e Asis ten Ahli Bendun gan 2 6.00

3 Erlangga, ST Asisten Ah li Hidro logi 5.00

4 Tobe nam e Asis ten Ahli Geodesi 4.00

5 Tobe nam e Asis ten Ahli Hid rolika 5.00

6 Tobe nam e Asis ten Ahli Sosial Ekon omi 4.00

III TENAGA PENDUKUNG

1 Tobe nam e Surveyor 8.00

2 Tobe nam e Draftman Autocad 10.00

3 Qurnain Operator Ko mputer 7.00

4 Tobe nam e Tenaga Lokal Survey 16.00


PROGRESS PEKERJAAN
 Adminsitrasi kantor

 Mobilasasi personil, peralatan dan bahan

 Pengumpulan data sekunder

 Pengadaan peta RBI

 Pengukuran topografi

 Analisa pendahuluan keruntuhan bendungan

 RMK

 Penyusunan laporan pendahuluan

 Penyusunan laporan bulanan 1 dan 2


SEKIAN

Вам также может понравиться