Вы находитесь на странице: 1из 52

Artikel Teknik Arsitektur dan Sipil

Megatrussglobal, Galvalum | Plafon dan Partisi | Bata ringan | Panel Lantai | Semen Instan | Atap
& Genteng ,Office :Citra Garden City (Ciputra) Blok P1. No.4 - Malang, Showroom :Jl.
Mayjend Sungkono 1005 - Malang, Factory Surabaya : Pergudangan Mutiara Margomulyo Indah
Blok A-37 Surabaya, Blitar : Bendosewu, Talun - Blitar, Ponorogo : Desa Kradinan kecamatan
Dolopo Ponorogo, Phone : Telkomsel : 0853 3443 9900 (Call, SMS, WhatsApp, Line) Indosat :
0856 55 40 0004 XL / Axis : 087 888 48 5050

Contoh cara perhitungan struktur perencanaan jembatan


prategang / cable stayed (STRUKTUR ATAS)
Oleh Anita Rahma - November 14, 2014
PERENCANAAN JEMBATAN PRATEGANG
Data Teknis Perencanaan Jembatan

a. Jembatan
Kelas jalan : kelas 1
Jumlah jalur : 2 jalur
Panjang jembatan : 40 meter
Lebar jembatan : 9 meter
Lebar lantai kendaraan : 7 meter
Tipe gelagar : balok I
Tebal Perkerasan : 5 cm
Gambar Bentang Jembatan
b. Trotoir
Jenis konstruksi : beton bertulang
Pipa sandaran : Circular Hollow Sections D 60.5 mm
Dimensi tiang sandaran : 20/15 cm
Jarak antar tiang :2m
Mutu beton, fc : 30 Mpa
Mutu baja tulangan, fy : 240 Mpa (polos)
Mutu baja pipa sandaran : 1600 Mpa
Lebar trotoir : 100 cm
Tebal trotoir : 25 cm
Balok kerb : 20/25 cm
Jenis plat trotoir : beton tumbuk
c. Plat lantai kendaraan
Tebal plat : 20 cm
Mutu beton, fc : 30 Mpa
Mutu baja tulangan, fy : 350 Mpa (ulir)
d. Gelagar
Jenis konstruksi : beton prategang tipe balok I
Mutu beton, fc : 50 Mpa
Mutu baja tulangan, fy : 350 Mpa (ulir)
Tipe tendon & angkur : Angker hidup VSL tipe Sc
e. Abutment
Tinggi Abutment : 6 meter
Lebar Abutment : 11.6 meter
Tipe Abutment : Type Kantilever
Mutu beton, fc : 30 Mpa
Mutu baja tulangan, fy : 240 Mpa (polos)
Mutu baja tulangan, fy : 350 Mpa (ulir)

Gambar Abutment
Tegangan Yang Diijinkan (SNI 03 2847 2002)

Tegangan Ijin Beton Prategang


Mutu beton prategang (fc) 50 Mpa. Tegangan ijin sesuai dengan kondisi gaya pratekan dan
tegangan beton pada tahap beban kerja, tidak boleh melampaui nilai berikut:

1. Keadaan awal, sesaat sesudah


penyaluran gaya prategang (sebelum
terjadinya kehilangan tegangan) (pasal
20.4.1)
2. Tegangan serat tekan terluar

Untuk Gelagar ~Untuk Plat


fb = 0.6 fc fb = 0.6 fc
= 0.6 x 50 = 0.6 x 30
= 30 Mpa = 18 Mpa
~Untuk Gelagar ~Untuk Plat

1. ft = ft =

= x

= x

= 1.768 Mpa = 1.369 Mpa

2. Keadaan akhir, setelah kehilangan gaya


prategang (pasal 20.4.2)
1. Tegangan serat tekan
terluar

~Untuk Gelagar ~Untuk Plat

fb = 0.45 fc fb = 0.45 fc

= 0.45 x 50 = 0.45 x 30

= 22.5 Mpa = 13.5 Mpa

2. Tegangan serat tarik terluar

~Untuk Gelagar ~Untuk Plat

ft = ft =

= x

= x
= 3.536 Mpa = 2.739 Mpa

3. Mutu beton pada saat penegangan

fci = 0.8 fc

= 0.8 x 50

= 40 Mpa

Modulus elastisitas beton

1. Beton prategang fc = 50 Mpa

Ec = 4700

= 4700 x

= 33234.02 Mpa

2. Beton konvensional fc = 30 Mpa

Ec = 4700

= 4700 x

= 25742.96 Mpa

Dimana: Ec = modulus elastisitas beton prategang (Mpa)


Ec = modulus elastisitas beton konvensional (Mpa)
fc = mutu beton prategang (Mpa)
fc = mutu beton konvensional (Mpa)
1. Tegangan Ijin Tendon Prategang

Digunakan tendon VSL dengan sifat-sifat:

Diameter nominal = 12.5 mm


Luas tampang nominal = 98.7 mm2

Beban putus minimum = 18.75 ton

= 18750 kg
= (18750 x 9.81) N
= 183937.5 N

Beban leleh (20%) = 18750 x 0.8

= 15000 kg
= (15000 x 9.81) N
= 147150 N

Tegangan putus minimum (fpu) =


= 1863.6 Mpa

Tegangan leleh (fpy) =


= 1490.88 Mpa
Modulus elastisitas (Es) = 200000 Mpa
Tegangan tarik pada tendon prategang tidak boleh melampaui:
1. Akibat gaya pengangkuran tendon
fp = 0.94 fpy
= 0.94 x 1490.88
= 1401.43 Mpa
Tetapi tidak lebih dari
fp = 0.80 fpu
= 0.80 x 1863.6
= 1490.88 Mpa
2. Sesaat setelah penyaluran gaya prategang
fp = 0.82 fpy
= 0.82 x 1490.88
= 1222.52 Mpa
Tetapi tidak lebih dari
fp = 0.74 fpu
= 0.74 x 1863.6
= 1379.06 Mpa
3. Tendon pasca tarik, pada daerah angkur dan sambungan, segera setelah penyaluran
gaya
fp = 0.70 fpu
= 0.70 x 1863.6
= 1304.52 Mpa
Perencanaan Trotoir dan Plat Lantai

Perencanaan Trotoir

Gambar Rencana Trotoir


Pendimensian Sandaran
Sandaran direncanakan menumpu pada tiang sandaran dengan bentang 2 m, yang di
rencanakan menahan beban merata vertikal sebesar 0.75 kN/m. Direncanakan Sandaran
dengan penampang pipa bulat, data sebagai berikut:

D (diameter) = 60.5 mm
t (tebal) = 3.2 mm
G (berat) = 4.52 kg/m
W (momen tahanan) = 7.84 cm3
(tegangan ijin) = 1600 kg/cm 2

Pembebanan:
~ beban mati (qd) = 4.52 kg/m
beban ultimate qdu = 4.52 x 1.1 = 5 kg/m
~ beban hidup (ql) = 0.75 kN/m = 75 kg/m
beban ultimate qlu = 75 x 2 = 150 kg/m
~ beban ultimate (qu) = qdu + qlu
= 5 + 150
Qu = 155 kg/m

Gambar Pembebanan & Statika Pada sandaran


Dari hasi analisa statika dengan mengunakan program STAAD PRO, diperoleh momen
maksimum , yaitu sebesar 0.642 kNm.

Mmax = 0.642 kNm

= 6420 kgcm

=
= 818.878 kg/cm2 < = 1600 kg/cm 2

Jadi, dipakai pipa baja diameter 60.5 mm sebagai sandaran.


Perencanaan Tiang Sandaran

Tiang sandaran direncanakan menerima beban terpusat dari sandaran sebesar w x L, yang
bekerja horisontal pada ketinggian 0.9 m dari permukaan trotoir. Direncanakan dimensi
tiang sandaran dengan lebar 15 cm, dan tinggi 20 cm, dengan asumsi tiang sandaran
sebagai balok kantilever.

Gaya Yang Bekerja Pada Tiang Sandaran


Pembebanan
~ beban mati (pd)

berat sendiri tiang (atas/pd1) =


0.15 x 0.2 x 0.65 x 24 = 0.468 kN

beban ultimate pd1u = 46.8 x 1.3 = 0.6084 kN

berat sendiri tiang (bawah/pd2) =


0.15 x 0.2 x 0.38 x 24 = 0.274 kN

beban ultimate pd2u = 27.4 x 1.3 = 0.3562 kN

berat 1 pipa sandaran (pd3) = 0.0452 x 2 =


0.0904 kN

beban ultimate pd3u = 0.0904x 1.1 = 0.0995 kN


~ beban hidup (pl) = 0.75 kN
beban ultimate plu = 0.75 x 2 = 1.5 kN
Momen yang terjadi

Mmax = pd1u
x X2 pd2u
x X1 + pd3u
x X2 + plu
x 90 + plu
x 45

= 0.6084 x 5
0.3562 x 3.6
+ (2 x 0.0995) x 5
+ 1.5 x 90 + 1.5 x 45
= 205.255 kNcm

Vu = 2 x plu

= 2 x 1.5 kN = 3000 N
Perhitungan penulangan
Data perencanaan:
b = 150 mm
h = 200 mm
fc = 30 Mpa
fy = 240 Mpa
Direncanakan tulangan pokok 10, sengkang 6
d = h selimut beton
sengkang ( x Tul. Tarik)
= 200 20 6 ( x 10)
= 169 mm
A. Penulangan lentur

Mu = 205.255 kNcm =
205.255 x 104 Nmm

Mn = =
256.569 x 10 Nmm
4

Rn = = 0.59888 Mpa
m = = 9.412

Rasio penulangan keseimbangan (b);

b =

=
= 0.0645

max = 0.75 x b

= 0.75 x 0.0645 = 0.048375

min = = = 0.005834

Rasio penulangan perlu

=
= 0.002525
< min 0.002525 < 0.005834 (digunakan min)

As perlu = min
xbxd

= 0.005834 x 150 x 150


= 131.265 mm2
Digunakan tulangan tarik 2 10

As ada = 2 x ( x x 2 )
= 2 x ( x x 102 )
= 157.08 mm2 > As perlu = 131.265 mm2 .( O.K )

b min = 2 x selimut beton + 2 x sengkang +


n x D Tul. Tarik + (n 1) x 25

= 2 x 40 + 2 x 6 + 2 x 10 + ( 2 1 ) x 25
= 137 mm < b = 150 mm .( O.K )

As tekan = 20 % x As perlu

= 0.2 x 131.265 = 26.253 mm2

Dipakai tulangan 2 10 mm

As ada = 2 x ( x x 2 )

= 2 x ( x x 102 )
= 157.08 mm2 > As tekan = 26.253 mm2 .( O.K )
B. Penulangan geser

Vc = 1/6 x

xbxd

= 1/6 x

x 150 x 149
= 20402.67 N

Vc = x 0.6 x 20402.67

= 6120.8 N > Vu = 1500 N (tidak diperlukan tulangan geser)


Cukup dipasang sengkang praktis. Digunakan 6 150 mm yang dipasang disepanjang
tiang.

Gambar Penulangan Tiang Sandaran


Perencanaan Kerb

Kerb direncanakan untuk menahan beban tumbukan arah menyilang sebesar 100 kN, yang
bekerja sebagai beban titik. Direncanakan kerb terbuat dari beton bertulang, dengan
dimensi lebar 20 cm dan tinggi 25 cm, menggunakan beton dengan mutu fc 30 Mpa,
tulangan baja mutu fy 240 Mpa, yang dipasang 2 10 pada masing-masing sisinya, dan
sengkang 6 200 mm sepanjang kerb.

Gambar Penulangan Kerb


Perencanaan Plat Lantai

Plat lantai direncanakan dengan tebal 20 cm yang menumpu pada 5 tumpuan yang
menerima beban mati dan terpusat.
Pembebanan

Beban mati

1. Beban pada plat trotoir

Beban merata
~ berat plat lantai = 0.20 x 1 x 24 = 4.8 kN/m
beban ultimate = 4.8 x 1.3 = 6.24 kN/m
~ berat plat lantai trotoir = 0.25 x 1 x 23 = 5.75 kN/m
beban ultimate = 5.75 x 1.3 = 7.475 kN/m
~ berat air hujan = 0.05 x 1 x 10 = 0.5 kN/m
Beban ultimate = 0.5 x 1.2 = 0.6 kN/m +
qd1u = 14.315 kN/m
Beban terpusat
pdu = pd1u + pd2u + 2.pd3u
= 0.6084 + 0.3562
+ (2 x 0.0995)
= 1.1636 kN

1. Beban pada plat lantai kendaraan

~ berat plat lantai = 0.20 x 1 x 24 = 4.8 kN/m


beban ultimate = 4.8 x 1.3 = 6.24 kN/m
~ berat aspal = 0.05 x 1 x 22 = 1.1 kN/m
beban ultimate = 1.1 x 1.2 = 1.32 kN/m
~ berat air hujan = 0.1 x 1 x 10 = 1 kN/m
beban ultimate =1 x 1.2 =1 kN/m +
qd2u = 8.56 kN/m

1. Beban mati tambahan

Beban mati tambahan berupa pelapisan


ulang lapisan aspal dengan tebal 50 mm

~ berat aspal = 0.05 x 1 x 22 = 1.1 kN/m


beban ultimate qd3u = 1.1 x 2 = 2.2 kN/m

Beban hidup

Beban pada plat trotoir

Beban merata
~ beban pejalan kaki = 5 kPa x 1 m = 5 kN/m
beban ultimate ql1u = 5 x 2 = 10 kN/m
Beban terpusat
plu = 1.5 kN

Beban pada plat lantai kendaraan

# Faktor beban dinamis (DLA)


K = 1 + DLA ,
Faktor beban dinamis untuk truk adalah 0.3 (BMS 92, hal 2-20)
maka K = 1 + 0.3 = 1.3
# Beban truk T
Beban truk T sebesar 200 kN, maka tekanan untuk satu roda:

Pu =

= = 260 kN

Skema pembebanan


Kondisi I

Gambar Skema Pembebanan Kondisi I

Kondisi II

Gambar Skema Pembebanan Kondisi II



Kondisi III

Gambar Skema Pembebanan Kondisi III

Kondisi IV

Gambar Skema Pembebanan Kondisi IV


Kondisi V

Gambar Skema Pembebanan Kondisi V

Kondisi VI

Gambar Skema Pembebanan Kondisi VI

Penulangan Plat Lantai Kendaraan

Dari hasi analisa statika dengan


mengunakan program STAAD PRO,
diperoleh momen maksimum pada kondisi
II, yaitu:
o Mmax tumpuan = 77.976 kNm
o Mmax lapangan = 71.471 kNm

Data perencanaan:
fc = 30 Mpa
fy = 350 Mpa
Tebal plat (h) = 200 mm
Direncanakan tulangan pokok D 16 dan tulangan bagi 10
Selimut beton = 20 mm
dx = h selimut beton (1/2 )
= 200 20 (1/2 x 16)
= 172 mm
Untuk perhitungan penulangan, diambil momen termaksimum

Mu = 77.976 kNm = 77.976 x 106 Nmm

Mn = = 97.47 x 106 Nmm

Rn = = 3.2945 Mpa

m = = 13.7255

Rasio penulangan keseimbangan (b);

b =

=
= 0.0391128

max = 0.75 x b

= 0.75 x 0.0391128 = 0.02933459


min = = = 0.004

Rasio penulangan perlu

=
= 0.010115
> min 0.010115 > 0.004 (digunakan
)

As perlu = x b x d

= 0.010115 x 1000 x 172


= 1739.78 mm2
Digunakan tulangan pokok D 16 mm
Perhitungan jarak (S) dan As ada

o As = x x D2

= x x 162

= 201.06 mm2

S = = 115.5 mm
100 mm

As ada = = 2010.6 mm2

Diperoleh As ada > As perlu , maka dipakai


tulangan pokok D 16 100
As tulangan bagi = 20 % x As perlu

= 0.2 x 1902.89
= 380.578 mm2
Dipakai tulangan 10 mm

As bagi = x x 2

= x x 102
= 78.54 mm2

S = = 206.37 mm 200
mm
o As ada =

= 392.7 mm2

Diperoleh As ada > As perlu , maka dipakai


tulangan bagi 10 200

Gambar Penulangan Plat Lantai Kendaraan

Perencanaan Struktur Gelagar


Gambar Bagian-bagian Penampang Jembatan

Desain Penampang Balok

Perencanaan awal dari dimensi


penampang balok dengan suatu
rumus pendekatan, yaitu tinggi balok

(h) = , dimana L adalah


panjang balok = 40 m, maka h = 1.6
2.35 m. Direncanakan balok
dengan tinggi 1.65 m. Penampang
balok seperti pada gambar di bawah
ini.
Gambar Penampang Balok Prategang

Perhitungan Section Properties

Penampang Balok Tengah

o Sebelum komposit

Tabel Perhitungan Section


Properties Balok Tengah Sebelum
Komposit

A y Axy Momen Inersia I


Bag.
(cm2) (cm) (cm3) (cm4)
I 30 x 80 = 2400 150 360000 (1/12 x 80 x 303 + 2400 x 67.52)
= 11115000
II 105 x 40 = 4200 82.5 346500 1/12 x 40 x 1053 = 3858750
(1/12 x 80 x 303 + 2400 x 67.52)
III 30 x 80 = 2400 15 36000
= 11115000
(1/36 x 20 x 53 + 50 x 50.82) x 2
IV 2( x 20 x 5) = 100 133.3 13333.33
= 258541.67
(1/36 x 20 x 53 + 50 x 50.82) x 2
V 2( x 20 x 5) = 100 31.7 3166.67
= 258541.67
AP = 9200 759000 IP = 26605833.33

o = = 82.5
cm

o = 165 82.5 =
82.5 cm

o = =
2891.94 cm2

o = = 35.05 cm

o = = 35.05 cm
o Setelah komposit

Jarak efektif antar gelagar sebesar 175


cm. Karena mutu beton plat dan balok
berbeda, maka lebar efektif plat komposit
dengan balok prategang adalah:

beff
x n (n adalah rasio perbandingan antara
mutu beton, n = 0.77)

175 x 0.77 = 134.75 cm


Tabel Perhitungan Section
Properties Balok Tengah Setelah
Komposit

A y Axy Momen Inersia I


Bag.
(cm2) (cm) (cm3) (cm4)
(1/12 x 80 x 30 + 2400 x 46.542)
3
I 30 x 80 = 2400 150 360000
= 5378927.19
(1/12 x 40 x 1053 + 4200 x 20.962)
II 105 x 40 = 4200 82.5 346500
= 5703431.54
(1/12 x 80 x 303 + 2400 x 88.462)
III 30 x 80 = 2400 15 36000
= 18959280.28
(1/36 x 20 x 53 + 50 x 29.882) x 2
IV 2( x 20 x 5) = 100 133.3 13333.33
= 89396.42
(1/36 x 20 x 53 + 50 x 71.792) x 2
V 2( x 20 x 5) = 100 31.7 3166.67
= 515528.9
(1/12 x 134.75 x 203 + 2695 x 71.542)
VI 20 x 134.75 = 2695 175 471625
= 13883794.43
Ac = 11895 1230625 Ic = 44530358.76

o = = 103.46
cm

o = 165 103.46 =
81.54 cm

o = =
3743.62 cm2

o = = 36.19 cm
o = = 45.91 cm

Penampang Balok Ujung

1. Sebelum komposit

Ap = b x h = 80 x 165 = 13200 cm2


Ip = 1/12 x b x h3 = 1/12 x 80 x 1653 =
29947500 cm4

= = 82.5 cm

= 165 82.5 = 82.5 cm

1. Setelah komposit

Tabel Perhitungan Section Properties Balok Ujung Setelah Komposit


A y Axy Momen Inersia I
Bag.
(cm2) (cm) (cm3) (cm4)
(1/12 x 80 x 1653 + 13200 x 15.682)
I 165 x 80 = 13200 82.5 1089000
= 33194287.54
(1/12 x 134.75 x 203 + 2695 x 76.822)
II 20 x 134.75 = 2695 175 471625
= 15992466.2
Ac = 22415 1560625 Ic = 49186753.75
= = 98.18 cm

= 165 98.18 = 86.82


cm

Pembebanan

Beban Tetap

Akibat berat sendiri balok

Bj beton = 25 kN/m3
Luas penampang (Ap) = 9200 cm2 = 0.92 m2
qd1 = Bj x Ap
= 25 x 0.92
= 23 kN/m

Akibat beban mati (plat lantai, lapisan


aspal & air hujan)

Bj beton = 24 kN/m3

Bj aspal = 22 kN/m3
Bj air = 10 kN/m3
Jarak efektif antar gelagar = 175 cm = 1.75 m
Tebal plat = 20 cm = 0.2 m
Tebal aspal = 5 cm = 0.05 m
Tebal air = 10 cm = 0.1 m
Luas penampang plat (A1) = 1.75 x 0.2 = 0.35 m2
Luas penampang aspal (A2) = 1.75 x 0.05 = 0.0875 m2
Luas penampang air (A3) = 1.75 x 0.1 = 0.175 m2
qd2 = Bj beton x A3 + Bj aspal x A2 + Bj air x A3
= 24 x 0.35 + 22 x 0.0875 + 10 x 0.175
= 12.075 kN/m
Akibat diafragma

Bj beton = 25 kN/m3
Tebal diafragma (t) = 15 cm = 0.15 m

Gambar Penampang Diafragma


Luas penampang (A) = (135 x 105) (2 x (AIV + AV))
= 13975 cm2 = 1.3975 m2
Pd = Bj x A x t
= 25 x 1.3975 x 0.15
= 5.24 kN
Beban Lalu Lintas

1. Beban lajur D
2.

Gambar Penyebaran Beban Lajur


Beban lajur D terdiri dari beban tersebar merata (UDL/Uniformly Distributed Load) yang
digabung dengan beban garis (KEL/Knife Edge Load).
Gambar Beban Yang Bekerja Pada Arah Melintang Jembatan
a. Besarnya beban terbagi rata (UDL) tergantung pada panjang total yang dibebani (L).
L = 40 m > 30 m, maka:

q =

=
= 7 kPa
Jarak efektif antar gelagar = 175 cm = 1.75 m, maka beban merata yang bekerja di
sepanjang gelagar adalah:
ql1 = 1.75 x q
= 1.75 x 7
= 12.25 kNm
b. Beban terpusat P yang ditempatkan tegak lurus arah lalu lintas pada jembatan adalah
sebesarnya 44.0 kN/m.
Faktor Beban Dinamik untuk KEL lajur D, untuk bentang (LE) = 40 m, nilai DLA = 0.4.
Maka: K = 1 + DLA
K = 1 + 0.4 = 1.4
Jarak efektif antar gelagar = 175 cm = 1.75 m, maka beban terpusat yang bekerja pada
gelagar adalah:
pl1 = 1.75 x P x K
= 1.75 x 44 x 1.4
= 107.8 kN

1. Beban Rem
Pengaruh percepatan dan pengereman
dari lalu lintas diperhitungkan sebagai
gaya dalam arah memanjang, dan
dianggap bekerja pada permukaan lantai
jembatan. Besarnya gaya rem tersebut
tergantung dari panjang struktur (L), yaitu
untuk L = 40 m 80 m, gaya rem = 250
kN.

Gambar Beban Rem Yang Bekerja Pada Arah Memanjang Jembatan


Aksi Lingkungan

Beban angin

Kendaraan yang sedang berada di atas


jembatan, beban garis merata tambahan
arah horizontal diterapkan pada
permukaan lantai sebesar:

TEW = 0.0012CW(VW)2 kN/m


Dimana: Vw = kecepatan angin rencana = 30 m/det
Cw = koefisien Seret = 1.2
TEW = 0.0012 x 1.2 x 302
= 1.296 kN/m
Analisa Statika

Beban Tetap

Gambar Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Berat Sendiri


1. Akibat berat sendiri

Reaksi tumpuan:

RA = RB = x q x L

= x 23 x 40

= 460 kN

Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:

Momen pada titik X dengan jarak setiap


2.0 m;

Mx = (RA
x X) ( x q x X2)

Gaya Lintang pada titik X dengan jarak


setiap 2.0 m;

Vx = RA (q x X)

Maka:

Titik A, X = 0 m MA = 0 kNm

VA = 460 kN

Titik 1, X = 2 m M1 = 874 kNm

V1 = 414 kN

Titik 2, X = 4 m M2 = 1656 kNm

V2 = 368 kN
Titik 3, X = 6 m M3 = 2346 kNm

V3 = 322 kN

Titik 4, X = 8 m M4 = 2944 kNm

V4 = 276 kN

Titik 5, X = 10 m M5 = 3450 kNm

V5 = 230 kN

Titik 6, X = 12 m M6 = 2864 kNm

V6 = 184 kN

Titik 7, X = 14 m M7 = 4186 kNm

V7 = 138 kN

Titik 8, X = 16 m M8 = 4416 kNm

V8 = 92 kN

Titik 9, X = 18 m M9 = 4554 kNm

V9 = 46 kN

Titik 10, X = 20 m M10 =


4600 kNm

V10 = 0 kN

2. Akibat beban mati


VA =241,5 kN VB = 241,5 kN
Gambar Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Mati
Reaksi tumpuan:
RA = RB = x q x L
= x 12.075 x 40
= 241.5 kN
Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:
Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Mx = (RA
x X) ( x q x X2)
Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Vx = RA (q x X)
Maka:
Titik A, X = 0 m MA = 0 kNm
VA = 241.5 kN
Titik 1, X = 2 m M1 = 458.85 kNm
V1 = 217.35 kN
Titik 2, X = 4 m M2 = 869.4 kNm
V2 = 193.2 kN
Titik 3, X = 6 m M3 = 1231.65 kNm
V3 = 169.05 kN
Titik 4, X = 8 m M4 = 1545.6 kNm
V4 = 144.9 kN
Titik 5, X = 10 m M5 = 1811.25 kNm
V5 = 120.75 kN
Titik 6, X = 12 m M6 = 2028.6 kNm
V6 = 96.6 kN
Titik 7, X = 14 m M7 = 2197.65 kNm
V7 = 72.45 kN
Titik 8, X = 16 m M8 = 2318.4 kNm
V8 = 48.3 kN
Titik 9, X = 18 m M9 = 2390.85 kNm
V9 = 24.15 kN
Titik 10, X = 20 m M10 = 2415 kNm
V10 = 0 kN

Gambar Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Diafragma

1. Akibat diafragma

Reaksi tumpuan:
RA = RB = x P
= x 5.24 x 11
= 28.823 kN
Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:
Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Mx = (RA
x X) (p x X)
Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Vx = VA p
Maka:
Titik A, X = 0 m
MA = 0 kNm
VA = RA = 28.823 kN
Titik 1, X = 2 m
M1 = (28.823 x 2) (5.24 x 2)
= 47.166 kNm
V1 = VA = 28.823 kN
Titik 2, X = 4 m
M2 = (28. 823 x 4) (5.24 x 4)
= 94.331 kNm
V2 = 28.823 5.24
= 23.583 kN
Titik 3, X = 6 m
M3 = (28. 823 x 6) (5.24 x 6) (5.24 x 2)
= 131.016 kNm
V3 = V2 = 23.583 kN
Titik 4, X = 8 m
M4 = (28. 823 x 8) (5.24 x 8) (5.24 x 4)
= 167.7 kNm
V4 = 23.583 5.24
= 18.342 kN
Titik 5, X = 10 m
M5 = (28. 823 x 10) (5.24 x 10) (5.24 x 6) (5.24 x 2)
= 193.903 kNm
V5 = V4 = 18.342 kN
Titik 6, X = 12 m
M6 = (28. 823 x 12) (5.24 x 12) (5.24 x 8) (5.24 x 4)
= 220.106 kNm
V6 = 18.342 5.24
= 13.102 kN
Titik 7, X = 14 m
M7 = (28. 823 x 14) (5.24 x 14) (5.24 x 10) (5.24 x 6) (5.24 x 2)
= 235.828 kNm
V7 = V6 = 13.102 kN
Titik 8, X = 16 m
M8 = (28. 823 x 16) (5.24 x 16) (5.24 x 12) (5.24 x 8) (5.24 x 4)
= 251.55 kNm
V8 = 13.102 5.24
= 7.861 kN
Titik 9, X = 18 m
M9 = (28. 823 x 18) (5.24 x 18) (5.24 x 14) (5.24 x 10) (5.24 x 6) (5.21 x 2)
= 256.791 kNm
V9 = V8 = 7.861 kN
Titik 10, X = 20 m
M10 = (28. 823 x 20) (5.24 x 20) (5.24 x 16) (5.24 x 12) (5.24 x 8) (5.21 x 4)
= 262.031 kNm
V10 = 7.861 5.24
= 2.62 kN
Beban Lalu Lintas

Akiba
t
beba
n
lajur

Gambar Diagram Garis Pengaruh Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Lajur
Reaksi tumpuan:
Reaksi tumpuan terbesar terjadi pada saat beban p berada di atas tumpuan.
RA = RB = ( x q x L) + P
= ( x 12.25 x 40) + 107.8
= 352.8 kN
Mencari ordinat max (Y) & luas garis pengaruh (A):
Titik A, X = 0 m YA = 0 m
AA = 0 m2

Titik 1, X = 2 m Y1 = = 1.9 m
A1 = x 1.9 x 40 = 38 m2

Titik 2, X = 4 m Y2 = = 3.6 m
A2 = x 3.6 x 40 = 72 m2

Titik 3, X = 6 m Y3 = = 5.1 m
A3 = x 5.1 x 40 = 102 m2

Titik 4, X = 8 m Y4 = = 6.4 m
A4 = x 6.4 x 40 = 128 m2

Titik 5, X = 10 m Y5 = = 7.5 m
A5 = x 7.5 x 40 = 150 m2

Titik 6, X = 12 m Y6 = = 8.4 m
A6 = x 8.4 x 40 = 168 m2

Titik 7, X = 14 m Y7 = = 9.1 m
A7 = x 9.1 x 40 = 182 m2

Titik 8, X = 16 m Y8 = = 9.6 m
A8 = x 9.6 x 40 = 192 m2

Titik 9, X = 18 m Y9 = = 9.9 m
A9 = x 9.9 x 40 = 198 m2
Titik 10, X = 20 m Y10 = = 10 m
A10 = x 10 x 40 = 200 m2
Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:
Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Mx = (Yx
x P) + (Ax
x q)
Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Vx = RA (q x X)
Maka:
Titik A, X = 0 m MA = 0 kNm
VA = 352.8 kN
Titik 1, X = 2 m M1 = 670.32 kNm
V1 = 328.3 kN
Titik 2, X = 4 m M2 = 1270.08 kNm
V2 = 303.8 kN
Titik 3, X = 6 m M3 = 1799.28 kNm
V3 = 279.3 kN
Titik 4, X = 8 m M4 = 2257.92 kNm
V4 = 254.8 kN
Titik 5, X = 10 m M5 = 2646 kNm
V5 = 230.3 kN
Titik 6, X = 12 m M6 = 2963.52 kNm
V6 = 205.8 kN
Titik 7, X = 14 m M7 = 3210.48 kNm
V7 = 181.3 kN
Titik 8, X = 16 m M8 = 3386.88 kNm
V8 = 156.8 kN
Titik 9, X = 18 m M9 = 3492.72 kNm
V9 = 132.3 kN
Titik 10, X = 20 m M10 = 3528 kNm
V10 = 107.8 kN
Beban Rem

Gambar Diagram Momen Akibat Beban Rem


Titik tangkap gaya rem dari permukaan lantai adalah 1.8 m.
Reaksi tumpuan:
Reaksi (gaya lintang) pada semua titik adalah sama sepanjang jalur

RA = RB =

=
= 16.5 kN
Momen pada setiap titik:
Momen pada semua titik adalah sama sepanjang jalur
Mr = Gaya Rem x (titik tangkap + ya)
= 250 x (1.8 + 0.8154)
= 653.857 kNm
Aksi Lingkungan

1.
Beban Angin

Gambar Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Angin


Reaksi tumpuan:
RA = RB = x q x L
= x 1.296 x 40
= 25.92 kN
Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:
Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Mx = (RA
x X) ( x q x X2)
Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Vx = RA (q x X)
Maka:
Titik A, X = 0 m MA = 0 kNm
VA = 25.92 kN
Titik 1, X = 2 m M1 = 49.248 kNm
V1 = 23.328 kN
Titik 2, X = 4 m M2 = 93.312 kNm
V2 = 20.736 kN
Titik 3, X = 6 m M3 = 132.192 kNm
V3 = 18.144 kN
Titik 4, X = 8 m M4 = 165.888 kNm
V4 = 15.552 kN
Titik 5, X = 10 m M5 = 194.4 kNm
V5 = 12.96 kN
Titik 6, X = 12 m M6 = 217.728 kNm
V6 = 10.368 kN
Titik 7, X = 14 m M7 = 235.872 kNm
V7 = 7.776 kN
Titik 8, X = 16 m M8 = 248.832 kNm
V8 = 5.184 kN
Titik 9, X = 18 m M9 = 256.608 kNm
V9 = 2.592 kN
Titik 10, X = 20 m M10 = 259.2 kNm
V10 = 0 kN
Tabel Daftar Kombinasi Gaya Lintang
Berat Beban Beban Beban Beban Beban
Beb Sendir Diafragm
an i Mati a Lajur Rem Angin
(kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN)
25.92
VA 460 241.50 28.823 352.8 16.5
0
23.32
V1 414 217.35 28.823 328.3 16.5
8
20.73
V2 368 193.20 23.583 303.8 16.5
6
18.14
V3 322 169.05 23.583 279.3 16.5
4
15.55
V4 276 144.90 18.342 254.8 16.5
2
12.96
V5 230 120.75 18.342 230.3 16.5
0
10.36
V6 184 96.60 13.102 205.8 16.5
8
V7 138 72.45 13.102 181.3 16.5 7.776
V8 92 48.30 7.861 156.8 16.5 5.184
V9 46 24.15 7.861 132.3 16.5 2.592
V10 0 0 2.620 107.8 16.5 0

Tabel Daftar Kombinasi Momen


Beb
Momen Berat Beban Beban Beban Beban an Kombinasi Momen
Diafrag Ang Seblm
Sendiri Mati ma Lajur Rem in komp. komposit

Mo MG MT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(2+3+ (5+6+7
4) +9)
(kN
(kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
m) (kNm) (kNm) (kNm)
MA 0 0 0 0 653.857 0 0 0 653.857
874.00 458.85 670.32 49.2 874.00 1380.0 2753.44
M1 47.166 653.857
0 0 0 48 0 16 0
1656.0 869.40 1270.0 93.3 1656.0 2619.7 4636.98
M2 94.331 653.857
00 0 80 12 00 31 0
2346.0 1231.6 1799.2 132. 2346.0 3708.6 6293.99
M3 131.016 653.857
00 50 80 192 00 66 4
2944.0 1545.6 2257.9 165. 2944.0 4657.3 7734.96
M4 167.700 653.857
00 00 20 888 00 00 5
3450.0 1811.2 2646.0 194. 3450.0 5455.1 8949.41
M5 193.903 653.857
00 50 00 400 00 53 0
3864.0 2028.6 2963.5 217. 3864.0 6112.7 9947.81
M6 220.106 653.857
00 00 20 728 00 06 1
4186.0 2197.6 3210.4 235. 4186.0 6619.4 10719.6
M7 235.828 653.857
00 50 80 872 00 78 87
4416.0 2318.4 3386.8 248. 4416.0 6985.9 11275.5
M8 251.550 653.857
00 00 80 832 00 50 19
4554.0 2390.8 3492.7 256. 4554.0 7201.6 11604.8
M9 256.791 653.857
00 50 20 608 00 41 25
4600.0 2415.0 3528.0 259. 4600.0 7277.0 11718.0
M10 262.031 653.857
00 00 00 200 00 31 88
Perencanaan Perletakan Elastomer

Dengan menggunakan tabel perkiraan berdasarkan pengalaman, yang tertera pada BMS
1992 bagian 7, direncanakan perletakan elestomer dengan bentuk persegi dan ukuran
denah 810 x 810 mm, karena lebar gelagar (b) = 800 mm. Karakteristik dari Elastomer
adalah sebagai berikut:

Gambar Bentuk Denah Perletakan


Ukuran denah 810 mm

Tebal selimut atas dan bawah = 9 mm


Tebal pelat baja = 5 mm
Tebal karet dalam = 18 mm
Tinggi keseluruhan = 92 mm
Beban ternilai pada perputaran nol, pada
geser maksimum = 7353 kN
Beban ternilai pada perputaran
maksimum, pada geser maksimum = 3377
kN

Gaya lintang maksimum yang terjadi pada satu gelagar


VU = 1718.824 kN < Vperletakan = 3377 kN (O.K)
Perencanaan Abutment

Gambar Tampak Melintang Jembatan


Perhitungan Pembebanan
Perhitungan Gaya-gaya Akibat Struktur Atas

Beban mati

1. Beban sandaran

Panjang bentang jembatan = 40 m

Berat pipa sandaran = 4.52 kg/m

Berat 1 tiang sandaran = 0.8242 kN

~ berat pipa sandaran = 4 x (40 x 4.52) =


723.2 kg = 7.232 kN

~ berat tiang sandaran =


42 x (0.8242) = 34.6164 kN +
Pd1 = 41.8484 kN

1. Beban trotoir

Panjang bentang jembatan = 40 m

Bj beton = 24 kN/m3

Bj beton tumbuk = 23 kN/m3


Tebal plat trotoir = 0.25 m
Lebar plat trotoir = 0.8 m
Ukuran balok kerb = 20/25 cm

~ berat plat trotoir =


2 x (40 x 0.25 x 0.8 x 23) = 368 kN

~ berat kerb =
2 x (40 x 0.25 x 0.2 x 24) = 96 kN
+

Pd2 = 464 kN
Panjang bentang jembatan = 40 m

Bj beton = 24 kN/m3

Bj Aspal = 22 kN/m3
Tebal plat kendaraan = 20 cm = 0.2 m
Lebar plat kendaraan =7m
Tebal lapisan aspal = 5 cm = 0.05 m

~ berat lapisan aspal =


40 x 7 x 0.05 x 22 = 308 kN

~ berat plat kendaraan =


40 x 7 x 0.2 x 24 = 1344 kN +

Pd3
= 1652 kN
Panjang bentang jembatan = 40 m

Bj beton prategang = 25 kN/m3

Ap = 9200 cm2 = 0.92 m2

~ berat gelagar = 5 x (40 x 0.92 x 25)


Pd4 = 4600 kN

Panjang bentang jembatan = 40 m

Jarak antar diafragma =4m


Bj beton prategang = 25 kN/m3

A = 1.3975 m2

t = 0.15 m

~ berat diafragma =
44 x (1.3975 x 0.15 x 25) Pd5 =
230.5875kN

Beban mati tambahan berupa pelapisan


ulang lapisan aspal dengan tebal 50 mm
~ berat lapisan aspal =
40 x 7 x 0.05 x 22 Pd6 = 308 kN

Beban mati total yang bekerja pada abutment

Rd =

=
= 3648.218 kN

Beban hidup
Beban sandaran

Panjang bentang jembatan = 40 m

Beban hidup = 0.75 kN/m

~ beban hidup pipa sandaran =


2 x (40 x 0.75) Pl1 = 60 kN

Beban trotoir

Panjang bentang jembatan = 40 m

Lebar trotoir =1m


Beban hidup = 5 kPa

~ beban hidup trotoir = 2 x (40 x 1 x 5)


Pl2 = 400 kN

Beban plat kendaraan (beban lalu lintas)

Panjang bentang jembatan = 40 m


Lebar plat kendaraan =7m

Gambar 4.62 Penyebaran Beban Lajur

Gambar Beban Yang Bekerja Pada Arah Melintang Jembatan


a. Besarnya beban terbagi rata (UDL) tergantung pada panjang total yang dibebani (L).
L = 40 m > 30 m, maka:

q =

=
= 7 kPa
~ beban hidup (UDL) = (40 x 5.5 x 7) x 100% + (40 x 1.5 x 7) x 50%
Pl3 = 1750 kN
b. Beban terpusat P yang ditempatkan tegak lurus arah lalu lintas pada jembatan adalah
sebesarnya 44.0 kN/m.
Faktor Beban Dinamik untuk KEL lajur D, untuk bentang (LE) = 40 m, nilai DLA = 0.4.
Maka: K = 1 + DLA
K = 1 + 0.4 = 1.4
~ beban hidup (KEL) = 7 x 44 x 1.4 Pl4 = 431.2 kN
Beban air hujan

Panjang bentang jembatan = 40 m

Bj air = 10 kN/m3

Lebar plat kendaraan =7m


Lebar plat trotoir =2x1m
Tebal air pada plat kendaraan = 10 cm =
0.1 m
Tebal air pada trotoir = 5 cm = 0.05 m

~ berat air hujan = (40 x 7 x 0.1 x 10) +


(40 x 2 x 0.05 x 10)

Pl5 = 320 kN

Beban angin

Panjang bentang jembatan = 40 m

Kendaraan yang sedang berada di atas


jembatan, beban garis merata tambahan
arah horizontal diterapkan pada
permukaan lantai sebesar:

TEW = 0.0012CW(VW)2 kN/m

Dimana: Vw = kecepatan angin


rencana = 30 m/det

Cw = koefisien Seret = 1.2

TEW = 0.0012 x 1.2 x 302

= 1.296 kN/m
~ berat angin = 40 x 1.296 Pl6 =
51.84 kN

Beban rem

Pengaruh percepatan dan pengereman


dari lalu lintas diperhitungkan sebagai
gaya dalam arah memanjang. Besarnya
gaya rem tersebut tergantung dari panjang
struktur (L), yaitu untuk L = 40 m 80 m,
gaya rem (Hr = 250 kN).

Gambar Beban Rem Yang Bekerja Pada Arah


Memanjang Jembatan

Beban gesekan

Gaya gesekan antara beton dengan karet


elastomer ( f = 0.15 ; PPPJJR 1987)

Hg = f x Rd

= 0.15 x 3648.218

= 547.2327 kN

Beban lalu lintas pada plat injak


Gambar Beban Lalu Lintas Pada Plat Injak

Lebar plat kendaraan =7m


Panjang plat injak =2m
q = 1 t/m2 = 100 kN/m2

~ beban lalu lintas =


7 x 2 x 100 Pl7 = 1400 kN

Beban mati total yang bekerja pada abutment

Rl =

=
= 1722.12 kN
Hs = Hr + Hg
= 250 + 547.2327
= 797.2327 kN

Dilanjutkan ke seri ke 2

Perhitungan struktur

Postingan populer dari blog ini


Cara Menghitung Biaya Pembuatan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan),
Biaya Notaris, Biaya Bank, Biaya peningkatan Hak Sertifikat HGB ke
SHM
Oleh Anita Rahma - Juni 04, 2014

BACA SELENGKAPNYA
Teknik Finishing dinding dengan Beton expose
Oleh Anita Rahma - Juni 09, 2014

Dewasa ini, tersedia banyak sekali tersedia pilihan finishing bagi sebuah bangunan. Ingin
bermain dengan warna? Saat ini sudah tersedia cat oplosan dengan ribuan warna yang
bisa dipilih sesuai keinginan. Ingin memaksimalkan kesan alami? Bisa dilakukan dengan
mengekspose material yang dipergunakan, misalkan batu bata ekspose, batu alam
ekspose, dan kayu ekspose. Jenuh dengan itu semua? Tidak ada salahnya bila kita
mencoba bereksperimen dengan memilih jenis finishing yang satu ini : yaitu tanpa finishing
apapun. Tanpa finishing? Betul sekali, saat ini mulai banyak arsitek yang memilih desain
bangunannya untuk tampil telanjang alias tanpa finishing apapun. Sebetulnya hal tersebut
bukan barang baru, karena arsitek Tadao Ando sudah memulainya sejak tahun 1979.
Tetapi di tengah banyaknya pilihan finishing yang tersedia pada saat ini, tanpa finishing
justru menjadi suatu pilihan yang menarik. Istilah beton ekspose mungkin kurang tepat,
karena sebetulnya yang diekspose adalah material seme
BACA SELENGKAPNYA

Diberdayakan oleh Blogger


Gambar tema oleh Michael Elkan

Megatrussglobal 085334439900

Arsip
Label
Laporkan Penyalahgunaan
AYO GABUNG
Artikel Teknik Arsitektur dan Sipil

Вам также может понравиться