Вы находитесь на странице: 1из 9

RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI PADA

KANKER TIROID
Ramdani (140310140024) , Gabriela Selly Novela (140310140029)
Hilda Aprida (140310140057)
Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran

Abstrak
Kanker tiroid adalah jaringan tiroid yang telah kankerasi, berasal dari tumor ganas pada jaringan epitel tiroid, berdasarkan
patologis dibagi menjadi papiler adenokarsinoma dan folikular adenokarsinoma. Beberapa metode pengobatan konvensional
kanker tiroid salah satunya yaitu radioterapi merupakan metode efektif membersihkan kanker tiroid menggunakan
radioisotop. Radiodiagnostik adalah pencitraan kedokteran nuklir menggunakan sejumlah kecil bahan radioaktif berbentuk
obat-obatan disebut radiofarmaka atau radiotracer yang biasanya disuntikkan ke aliran darah, inhalasi atau pil. Obat nuklir
atau radioisotop yang digunakan untuk diagnostik kanker tiroid yakni Iodium sehingga bisa disebut pula dengan radioiodine.
Radioterapi merupakan modalitas terapi yang sangat penting pada manajemen kanker kepala leher, akan tetapi radioterapi
mempunyai sifat karsinogen dan dapat mengakibatkan suatu mutasi dan perkembangan keganasan pada daerah yang terpapar
radiasi tersebut. Pada radiodiagnostik kanker tiroid ini memanfaatkan radiasi yang merupakan energi dari bahan radioaktif
iodium. Radiasi yang terpancar yakni sinar gamma sehingga dapat digunakan sebagai pencitraan dengan menggunakan
kamera gamma. Kamera gamma yang digunakan dalam radiodiagnostik dapat bergerak rotasi untuk memindai sinar gamma
yang dipancarkan dari tiroid sehingga dengan kamera ini pendeteksian kanker tidroid lebih akurat. Berbagai macam
radiofarmaka untuk mendeteksi kanker tiroid. 123I memiliki emisi gamma murni 159 KeV dan sangat ideal untuk pencitraan
gamma in vivo. Tiroid dapat dengan mudah menyerap iodium sehingga radioisotop I-123 dengan mudah mencapai target dan
meradiasikan sinar gamma murni dengan energi 159 KeV sehingga dapat dideteksi oleh kamera gamma. 131I untuk pencitraan
tiroid namun memiliki emisi gamma yang lebih tinggi yaitu 364 KeV menyebabkan hasil noise pada gambar dan beban
radiasi yang sangar tinggi serta waktu paruh yang terhitung lama yakni 8 hari. Untuk keperluan terapi kanker tiroid
digunakan radioiodine dengan energi yang lebih tinggi dan dosis yang lebih tinggi. Dosis besar, yaitu 30-200mCi digunakan
untuk menghancurkan sel kanker tiroid. Dengan penggunaan radioterapi, sangat efektif untuk membunuh sel kanker karena
radioisotop langsung mengenai target dan meminimalisir kembalinya sel kanker.

Kata Kunci: Kanker Tiroid, Radioterapi, Radiodiagnostik, Radiofarmaka, Radioisotop.

I. Pendahuluan dosis yang serendah mungkin namun


Penggunaan radiofarmaka pada sudah dapat diperoleh informasi yang
radioiodine yakni untuk pemeriksaan yang diinginkan [1].
memberikan informasi untuk tujuan Pada penelitian ini digunakan
diagnostik dan dilakukan dengan radioisotope iodine karena memegang
memeriksa pola distribusi radioaktif dalam peranan penting dalam menjamin
tubuh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk penggunaan obat yang tepat, aman dan
keperluan penyembuhan, atau terapi efektif serta pada penggunaannya dapat
paliatif. Mekanisme kerja umumnya sesuai dengan kondisi pasien untuk
berupa absorpsi radiasi beta untuk mengurangi resiko efek samping yang
menghancurkan jaringan yang terkena muncul. Tujuan dari penelitian ini adalah
penyakit (radioterapi). Penggunaan untuk mengetahui pengunaan radioisotop
kedokteran nuklir untuk tujuan diagnostik Iodium I-123 dan I-131 sebagai
harus berprinsip bahwa penggunaan bahan radiodiagnostik dan radioterapi untuk
radioaktif yang diberikan harus dalam kanker tiroid. Kemudian dalam penulisan
artikel kali ini di harapkan memberikan samping beracun radioterapi dan
manfaat berupa memberikan pengetahuan kemoterapi
dan wawasan mengenai penggunaan Radiodiagnostik adalah pencitraan
radiofarmaka yakni radioisotop I-123 dan kedokteran nuklir menggunakan sejumlah
I-131 bagi penderita kanker tiroid. kecil bahan radioaktif berbentuk obat-
obatan disebut radiofarmaka atau
radiotracer yang biasanya disuntikkan ke
aliran darah, terhirup (inhalasi) atau
tertelan (pil). Obat nuklir atau radioisotop
yang digunakan untuk diagnostik kanker
tiroid yakni Iodium sehingga bisa disebut
Gambar 1.1. Kanker tiroid [2] pula dengan radioiodine. Radioiodine yang
Kanker tiroid adalah jaringan tiroid banyak digunakan untuk deteksi tiroid
yang telah kankerasi, berasal dari tumor yakni bentuk ion sederhana 123-iodide
ganas pada jaringan epitel tiroid, (123-I) dan 131-iodide (131-I) [3].
berdasarkan patologis dibagi menjadi Obat-obatan nuklir termasuk I-123
papiler adenokarsinoma dan folikular meradiasikan sinar gamma dan partikel
adenokarsinoma. Terdapat beberapa yang memungkinkan kita untuk melacak
metode pengobatan konvensional kanker obat-obatan radioaktif di dalam tubuh
tiroid yakni melalui operasi dengan cara melalui pemindaian kamera gamma. [4]
membersihkan jaringan tumor dan
membersihkan kelenjar getah bening
bagian leher yang mungkin telah terjadi
metastasis. Metode kedua yakni radioterapi
merupakan metode efektif membersihkan
kanker tiroid menggunakan radioisotop.
Metode ketiga yakni kemoterapi adalah
Gambar 1.2. Prinsip radioisotop dalam
perawatan paliatif yang sering digunakan
meradiasikan sinar gamma[4]
bagi pasien kanker stadium lanjut yang
Radioterapi adalah metoda
tidak dapat dioperasi. Metode terakhir
pengobatan penyakit dengan menggunakan
yakni pengobatan tradisional China dapat
sinar peng-ion. Mekanisme kerja
menekan perkembangan sel kanker,
umumnya berupa absorpsi radiasi beta
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh
pasien kanker tiroid, menurunkan efek
untuk menghancurkan jaringan yang II. Metode Penelitian
terkena penyakit (radioterapi).[5]
Metoda pengobatan ini mulai
digunakan orang sebagai salah satu
regimen pengobatan tumor ganas, segera
setelah ditemukannya sinarX oleh WC
Rontgen, sifat-sifat radioaktivitas oleh
Becquerel dan radium oleh Pierre dan
Marie Curie, yaitu pada akhir abad ke 19 Gambar 2.1. Setup alat radiodiagnostik
[6]. [8]
Radioterapi merupakan modalitas Pada radiodiagnostik kanker tiroid
terapi yang sangat penting pada ini memanfaatkan radiasi yang merupakan
manajemen kanker kepala leher, akan energi dari bahan radioaktif iodium.
tetapi radioterapi mempunyai sifat Radiasi yang terpancar yakni sinar gamma
karsinogen dan dapat mengakibatkan suatu sehingga dapat digunakan sebagai
mutasi dan perkembangan keganasan pada pencitraan dengan menggunakan kamera
daerah yang terpapar radiasi tersebut. gamma. Kamera gamma menghasilkan
Radiasi telah lebih dari 100 tahun representasi 2-dimensi yang berkualitas
digunakan sebagai terapi kanker akan baik dari distribusi radiofarmaka dengan
tetapi pengetahuan tentang mekanisme spesifikasi kolimator lubang aperture 3-6
radiasi dapat menginduksi kanker masih mm, 20% jendela energi berpusat pada 159
terbatas dan belum banyak diketahui. keV. Kamera gamma yang digunakan
Radiasi dan radioaktivitas telah ditemukan dalam radiodiagnostik dapat bergerak
lebih dari 100 tahun yang lalu. Sejak itu, rotasi untuk memindai sinar gamma yang
radiasi telah menjadi aspek penting dalam dipancarkan dari tiroid sehingga dengan
pengobatan kanker. Lebih dari separuh dari kamera ini pendeteksian kanker tidroid
semua penderita kanker akan mendapatkan lebih akurat karena dapat diamati dari
radiasi sebagai bagian dari pengobatan berbagai sisi tiroid. Syarat dari kamera
kanker. Bentuk radiasi yang paling umum gamma sebagai pemindai yakni tidak
digunakan adalah photon, tetapi partikel menciptakan radiasi akan tetapi kamera
lain juga dapat digunakan, termasuk gamma ini dirancang untuk memindai
elektron, proton, neutron, dan ion karbon radiasi gamma seperti pada gambar
[7]. dibawah ini.
pipa dengan bahan timah berfungsi untuk
meneruskan sinar gamma yang sejajar.
Tanpa kolimator sinar gamma yang sejajar
akan diteruskan masuk ke scintillator.

Gambar 2.2. Setup alat deteksi


radionuklida I-123 [8]
Scan ini dilakukan 4-6 jam setelah
dimasukkannya radioisotop kedalam
tubuh. Alur diagnostik untuk kanker tiroid Gambar 2.5. Prinsip kerja kolimator [8]
yakni pasien dalam posisi terlentang tepat
di bawah kamera gamma. Kamera gamma
secara otomatis dapat mendeteksi sinar
gamma yang di pancarkan pasien sejajar
dengan kamera.

Gambar 2.6. Prinsip kerja scintillator [8]


Bahan penyusun scintillator yakni
zinc sulphide. Energi gamma yang masuk
lewat kolimator akan di serap oleh
scintillator dan energi kembali di
Gambar 2.3. Bagian kamera gamma [8] pancarkan dalam bentuk visible photons.
Terdapat empat bagian utama pada Foton dari gamma akan menghasilkan
kamera gamma yakni kolimator, cahaya kecil yang berkedip.
scintillator, photomultiplier tubes, dan
komputer.

Gambar 2.7. Prinsip kerja photomultiplier


Gambar 2.4. Bagian kolimator [8] tubes [8]
Kolimator pada kamera gamma Pada photomultiplier tubes sinar
berbentuk hexagonal yang paralel antar gamma berbentuk foton akan memasuki
photocathode dan menghasilkan elektron. pengobatan. Iodium radioaktif diberikan
Pada proses ini cahaya tampak akan melalui mulut, dalam bentuk cairan 1-2 ml,
dikonversi menjadi elektronik. Elektron tidak berasa dan berbau, dan dengan cepat
menumbuk dynode pada setiap tingkat diserap melalui saluran cerna. Iodium
tegangan dan setiap menumbuk tingkatan radioaktif ini akan masuk ke kelenjar tiroid
tersebut, multi elektron akan mengganda melalui aliran darah dan merusak kelenjar
hingga menuju anoda. tiroid. Akan diserap oleh kelenjar gondok,
hati dan bagian-bagian tertentu dari otak.
Oleh karena itu, 1-131 dapat digunakan
untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar
gondok,hati dan untuk mendeteksi tumor
otak. Walaupun radioaktivitas ini menetap
selama beberapa waktu dalam kelenjar
tiroid, iodium radioaktif ini akan
Gambar 2.8. Prinsip kerja pemrosesan
dikeluarkan melalu ibagian tubuh dalam
informasi menjadi bentuk pencitraan 2
beberapa hari.[11]
dimensi [8]
Sinyal dari photomultiplier tube akan
di proses dalam komputer sehingga dapat
menghasilkan informasi berbentuk gambar
yang ditampilkan pada monitor [8].

Sedangkan untuk metode dalam


radioterapi yakni I-131 ditelan dalam
bentuk dosis tunggal dengan bentuk cairan
dan dengancepat masuk ke dalam
pembuluh darah traktus gastrointestinalis,
masuk ke dalam kelenjar tiroid dan mulai
menghancurkan kelenjar tiroidnya.
Efeknya baru akan terlihat dalam jangka
waktu satu sampai tiga bulan dengan efek
maksimal tiga sampai enam bulan setelah
III. Hasil Dan Pembahasan
Terdapat berbagai macam radiofarmaka untuk mendeteksi kanker tiroid
Tabel 3.1. Karakteristik radiofarmaka yang digunakan sebagai detektor untuk mendapatkan
pencitraan tiroid [4]
Radiofarmaka T E (KeV) Dosis Catatan

99m
TcO4 6 jam 140 74 185 MBq Tidak dapat digunakan pada
fisiologi, murah dan tersedia
123
I 13 jam 159 185 MBq Ideal tetapi tidak tersedia
secara universal dan mahal

Murah tetapi hasil


pencitraan noise dengan
131 dosis radiasi yang tinggi.
I 8 hari 364 37 MBq
Bagus untuk terapi

123
I memiliki emisi gamma murni
159 KeV dan sangat ideal untuk pencitraan
gamma in vivo. Penggunaan radioiodine
ini pun memiliki waktu paruh yang wajar
yakni 13 jam, tapi merupakan produk
siklotron dan karena itu tidak tersedia
secara universal dan relatif mahal. [4]
Gambar 3.1. Skema radioiodine 123I
mengemisikan radiasi gamma murni [9]
Karena tiroid dapat dengan mudah tiroid sedangkan 131I lebih cocok untuk
menyerap iodium sehingga radioisotop I- fungsi terapi karena dapat menghasilkan
123 dengan mudah mencapai target dan emisi beta.[4]
meradiasikan sinar gamma murni dengan Dengan menggunakan kamera
energi 159 KeV sehingga dapat dideteksi gamma dapat dihasilkan pencitraan tiroid
oleh kamera gamma. [4] pada berbagai penyakit. Akan tetapi
131
I adalah radiofarmaka asli untuk dengan metode radioiodine ini penyakit
pencitraan tiroid namun memiliki emisi pada tiroid dapat lebih mudah di deteksi
gamma yang lebih tinggi yaitu 364 KeV dan lebih akurat karena hasil dari
menyebabkan hasil noise pada gambar dan pencitraan tidak menghasilkan noise [6].
beban radiasi yang sangar tinggi serta
waktu paruh yang terhitung lama yakni 8
123
hari. Sehingga I sangat efektif
digunakan untuk radiodiagnostik kanker
Terdapat berbagai macam identifikasi hasil
pencitraan radioiodine tiroid dengan
pemindaian kamera gamma sehingga
metode ini sangat berguna untuk
mengidentifikasi penyakit-penyakit lainnya
pada tiroid tidak hanya kanker tiroid yang

Gambar 3.2. Pencitraan radioisotop iodine perbedaan hasil pencitraannya

pada monitor [10] digambarkan pada tabel berikut.

Tabel 3.2. Hasil pencitraan penyakit tiroid oleh radioiodine [10]

Terapi radiasi menggunakan radiasi rusak. Walaupun begitu, dokter akan


tingkat tinggi yang bertujuan untuk mengusahakan untuk memberikan dosis
membunuh sel kanker serta mengecilkan yang tinggi untuk bagian tubuh yang
ukuran tumor. Radioterapi diberikan pada terkena kanker dan dosis yang sangat
bagian sel kanker tumbuh untuk rendah untuk bagian yang tidak terkena
menghentikan serta menghancurkan sel kanker.[11]
kanker tersebut. Namun karena radioterapi Terapi ini akan bekerja dengan cara
biasanya dilakukan dalam dosis yang merusak DNA dari sel kanker yang
tinggi (agar bisa mematikan sel kanker) kemudian menghentikan pertumbuhannya.
sel-sel normal yang ada di sekitar bagian Sel kanker dirusak dengan menghancurkan
yang di radioterapi terkadang juga ikut materi genetika sel yang mengontrol
pertumbuhan dan pembelahan diri sel 5. Penggunaan radioterapi membunuh
sel kanker karena radioisotop
kanker. Untuk keperluan terapi kanker
langsung mengenai target dan
tiroid digunakan radioiodine dengan energi meminimalisir kembalinya sel
kanker
yang lebih tinggi dan dosis yang lebih
tinggi. Dosis besar, yaitu 30-200mCi
Daftar Pustaka
digunakan untuk menghancurkan sel
kanker tiroid. Radioaktif iodin yang tidak [1] Turaka, Aruna.2017.Cancer Radiation
Therapy.Department of Radiation
berada di dalam tiroid akan segera
Oncology, Fox Chase Cancer Center ,
dieliminasi dari tubuh melalui kelenjar USA.
keringat dan urine. [11] (https://www.omicsonline.org/nuclear-
Dengan penggunaan radioterapi ini, medicine-radiation-therapy.php Diakses
tanggal 17 September 2017 20:45)
sangat efektif untuk membunuh sel kanker
karena radioisotop langsung mengenai [2] Clores, Liane. 2016. Nursing
Interventions for Thyroid Cancer.
target dan meminimalisir kembalinya sel
(http://nursingfile.com/nursing-care-plan/
kanker. nursing-interventions/nursing-interventions
-for-thyroid-cancer .html Diakses tanggal
17 September 2017 21:05)

[3] Modern Cancer Hospital Guangzhou.


2016. Kanker Tiroid. (http://www.asian
cancer.com/indonesian/cancer-topics/thyro
id-cancer/?utm_source=gg-serp&utm_
medium=cpc&utm_term=thyroid%2Btum
Gambar 3.3. Skema radioiodine 131I or&utm_content=Tumor%2BTiroid&utm_
mengemisikan radiasi beta dan gamma[12] campaign=complex.co.id&gclid=CJ6f7Zy
arNYCFUiLjwodB0kJTg Diakses tanggal
IV. Kesimpulan 18 September 16:03)
1. Radiofarmaka untuk mendeteksi
kanker tiroid adalah 123I. [4] International Atomic Energy Agency.
2. 123I memiliki emisi gamma murni, 2009. Nuclear Medicine in Thyroid Cancer
memiliki waktu paruh 13 jam. Management : A Practical Approach.
3. 131I adalah radiofarmaka asli untuk IAEA-TECDOC-1608
pencitraan tiroid namun memiliki
emisi gamma yang lebih tinggi, [5] Turaka, Aruna. Cancer Radiation
menyebabkan hasil noise pada
Therapy. (https://www.omicsonline.org/
gambar dan beban radiasi yang
sangar tinggi dan waktu 8 hari. nuclear-medicine-radiation-therapy.php
4. Terapi kanker tiroid menggunakan Diakses tanggal 18 September 16:21)
radioiodine dengan energi yang
lebih tinggi dan dosis yang lebih [6] Wiendartun. Radioterapi. Jurusan
tinggi. Pendidikan Fisika , FMIPA, Universitas
Indonesia.(http://file.upi.edu/Direktori/FP
MIPA/JUR._PEND._FISIKA/1957080719
82112-WIENDARTUN/RADIOTERAPI
.pdf Diakses tanggal 21 September 2017
13:21)

[7] Suwardi. 2015. Kanker Kepala Leher


Terinduksi Radiasi Pasca Radioterapi
Karsinoma Nasofaring. Referat I : Bagian
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok-Kepala dan Leher. Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.

[8] Iscphysics. 2015. Gamma Camera


Animation. (https://www.youtube.com/
watch?v=I0re3ncCKvM Diakses tanggal
25 September 2017 15:52)

[9] IAEA. 2007. Update of X Ray and


Gamma Ray Decay Data Standards for
Detector Calibration and Other
Applications. Vol.1

[10] Yudistiro, Ryan. 2016. Pencitraan


Tiroid.(http://dokternuklir.blogspot.co.id/
2012/09/ Diakses tanggal 12 Oktober 2017
15:55)

[11] Purnomo, Dimas Febrian. 2015.


Penggunaan Radioaktif Iodium Dalam
Pengobatan Kanker Tiroid. (https://
dokumen.tips/documents/crs-radioterapi-
kanker-tiroid.html Diakses tanggal 12
Oktober 2017 18:32)

[12] Iodine 131. (https://en.wikipedia.org/


wiki/Iodine-131 Diakses tanggal 12
Oktober 2017 21:50)

Вам также может понравиться