Вы находитесь на странице: 1из 12

55 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK MENGGUNAKAN


BIOFILTER ANAEROB BERMEDIA PLASTIK (BIOBALL)
Khusnul Amri dan Putu Wesen
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
e-mail : amri_khusnul@yahoo.com

ABSTRAK

Biofilter Anaerob Bermedia Plastik (bioball) adalah suatu proses pengolahan air
limbah secara biologis dengan menggunakan media filter. Media ditujukan untuk
tempat melekatnya mikroorganisme agar dapat melakukan proses perkembangbiakan.
Penelitian ini menggunakan sistem anaerob dengan variasi yang digunakan adalah
waktu tinggal (td), yaitu (1,2,3,4,5)hari dan rasio resirkulasi (40%,60%,80%,100%).
Parameter yang dianalisa adalah COD dan BOD. Penelitian didapatkan hasil optimal
untuk efisiensi penyisihan COD sebesar 90,29% dan penyisihan BOD sebesar 92,93%
pada waktu tinggal ke-5 hari dengan rasio resirkulasi 100%.

Kata kunci : Biofilter anaerob, Air Limbah Domestik, bioball, BOD dan COD

ABSTRACT

Plastic Mediated Anaerobic Biofilter (bioball) is a biologically waste water treatment


processing by using filter media. The media is aimed at the embedding place of
microorganism in order that it can bring out the proliferation procesS. This research
used anaerobic system with the variations used were deposit times (td), namely (1, 2, 3,
4, 5) days and recirculation ratios (40, 60, 80, 100%). Parameters to analyze were
COD and BOD. From the research results there were obtained the optimum results for
the efficiency of COD isolation as large as 90.29% and the BOD isolation efficiency as
large as 92.93%. at 5th days deposit time with recirculation ratio of 100%.

Keywords: Anaerobic biofilter, Domestic Waste Water, bioball, BOD and COD
Pengolahan Air Limbah Domestik (Khusnul Amri Dan Putu Wesen) 56

PENDAHULUAN bahan bahan yang dapat


Aktivitas manusia pada umumnya membahayakan kehidupan manusia
menghasilkan limbah buangan. Limbah maupun mahluk hidup lain serta
adalah buangan yang dihasilkan dari mengganggu kelestarian lingkungan
kegiatan-kegiatan jasa (misalnya (Metcalf & Eddy, 2003).
laundry, rumah makan, rumah sakit, Air limbah domestik merupakan
pencucian mobil, dan sebagainya) serta salah satu sumber pencemar terbesar
proses-proses produksi (misalnya bagi perairan. Tingginya kandungan
industri pertanian, tekstil, kertas, dan bahan organik dalam air limbah
sebagainya) maupun berbagai kegiatan domestik meningkatkan pencemaran
rumah tangga/domestik (pemukiman) pada badan air penerima. Semakin
yang kehadirannya pada suatu tempat meningkatnya pencemaran dapat
tertentu tidak dikehendaki atau menurunkan derajat kesehatan
mencemari lingkungan dapat berbentuk masyarakat. Menurut Veenstra, (1995)
cair, padat, dan gas (Ishartanto, 2009). dalam Supradata, (2005) menyatakan
Limbah domestik adalah air buangan bahwa secara prinsip air limbah terbagi
yang berasal dari rumah tangga, seperti menjadi 2 kelompok, yaitu air limbah
air bekas cucian, dapur, dan toilet. yang terdiri dari air buangan tubuh
Limbah domestik mengandung 85% manusia yaitu tinja dan urine (black
protein, 25% karbohidrat, dan 10% water) dan air limbah yang berasal dari
lemak. Proses pengolahan limbah bungan dapur dan kamar mandi (gray
memiliki beberapa cara, salah satunya water), yang sebagian besar merupakan
dengan proses biologis. Pengolahan bahan organik.
secara biologi merupakan alternative
dalam pengolahan limbah sisa aktivitas Kandungan Air Limbah
kegiatan manusia, baik dalam kegiatan Limbah cair baik domestik maupun non
industri, kegiatan komersial atau domestik mempunyai beberapa
kegiatan domestik dengan karakteristik sesuai dengan sumbernya,
menggunakan aktivitas mikroorganisme karakteristik limbah cair dapat
(Indriyati,2007). Pengolahan limbah digolongkan pada karakteristik fisik,
cair organik secara anaerobik dapat kimia, dan biologi (Metcalf an
diaplikasikan menggunakan reaktor Eddy,2003).
biofilter bermedia. Media biofilter 1. Sifat Fisik
ditujukan untuk tempat melekatnya Air limbah domestik yang sudah
mikroorganisme agar dapat melakukan terkumpul dan masih dalam keadaan
proses perkembangbiakan. Dalam baru dan dalam keadaan aerob berbau
proses anaerobik ini terjadinya aktivitas busuk, berwarna abu-abu kekuning-
mikroorganisme dalam multi tahapan, kuningan.
yakni tahap hidrolitik, asidifikasi, dan 2. Sifat Kimia
methanasi (Indriyati,2007). Komponen kimia yang terdapat dalam
limbah cair rumah tangga, ada yang
TINJAUAN PUSTAKA larut dan ada pula yang tidak larut.
Air Limbah Domestik Komponen yang menyusun limbah cair
Air limbah adalah cairan buangan dari rumah tangga digolongkan dalam dua
rumah tangga, industri maupun tempat kelompok, yaitu zat organik dan zat
tempat umum lain yang mengandung anorganik.
57 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2

3. Sifat Biologis
banyaknya mikroorganisme yang
terkandung dalam air limbah.
Pengolahan air limbah secara biologis
dapat didefinisikan sebagai suatu proses
yang melibatkan kegiatan
mikroorganisme dalam air untuk
melakukan transformasi senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam
air menjadi bentuk atau senyawa lain.

Pengolahan Limbah Secara Biologis


Pengolahan limbah secara biologis
dibagi menjadi 2 proses utama, yaitu
Proses aerob dan anaerob. Pemilihan
kedua proses tersebut didasarkan pada Gambar 1. Bagan Proses Degradasi
jumlah bahan organik terlarut dalam air Anaerobik
limbah. Degradasi Anaerobik Senyawa Organik
1. Proses Aerob Tahapan tahapan dalam proses
Pengolahan limbah cair secara aerob degradasi anaerob sebagai berikut :
adalah memanfaatkan aktivitas 1) Proses Hidrolisis
mikroorganisme atau metabolisme sel Pada proses hidrolisis ini,
untuk menurunkan atau menghilangkan aktivitas kelompok bakteri Saprofilik
substrat tertentu, terutama senyawa menguraikan bahan organik kompleks.
senyawa organik biodegradable yang Aktivitas terjadi karena bahan organik
terdapat dalam limbah cair. tidak larut sepeti polisakarida, lemak,
2. Proses Anaerob protein dan karbohidrat akan
Proses pengolahan biologis secara dikonsumsi bakteri Saprofilik, dimana
anaerob adalah ,merupakan proses enzim ekstraseluler akan
biologis yang membutuhkan bakteri mengubahnya menjadi bahan organik
(mikroorganisme) anaerob yang tidak yang larut dalam air.
membutuhkan O2 bebas. Proses anaerob 2) Proses Asidogenesis
pada dasarnya dipengaruhi oleh pH dan Pada proses ini, bahan organik
temperatur lingkungan. terlarut akan diubah menjadi asam
Pada proses anaerob, penguraian organik rantai pendek seperti asam
senyawa organik berlangsung secara butirat, asam propionat, asam amino,
bertahap dan pada setiap tahapan asam asetat dan asam- asam lainnya
terdapat aktivitas suatu jenis bakteri oleh bakteri Asidogenik.
tertentu yang dominan dan setiap jenis 3) Proses Metanogenesis
bakteri mempunyai kondisi lingkungan Proses Metanogenesis adalah
optimum yang menjadi salah satu proses dimana bakteri Metanogenik
parameter penting. Sesuai dengan akan mengkonversi asam organik volatil
tahapan-tahapan tersebut, masing- menjadi gas metan (CH4) dan
masing proses yang terjadi dalam proses karbondioksida (CO2 ) dalam (Indriyati,
degradasi anaerobik adalah sebagai 2007).
berikut :
Pengolahan Air Limbah Domestik (Khusnul Amri Dan Putu Wesen) 58

Penanganan Air Limbah Domestik menurunkan kandungan organik dan


Kegiatan penanganan limbah padatan tersuspensi (SS) sebesar lebih
selama ini sudah banyak dilakukan oleh dari 90%.
banyak orang. Menurut Filliazati, mega Pada Ishartanto (2009) dalam
dkk menyatakan bahwa telah pengaruh aerasi dan penambahan
melakukan penanganan limbah bakteri Bacillus sp dalam mereduksi
domestik dengan menggunakan biofilter bahan pencemar organik air limbah saat
aerob menggunakan media bioball dan pengolahan air limbah domestik
tanaman kiambang. Cara tersebut dapat (sebanyak 2 liter) dengan menambahkan
menurunkan kandungan BOD sebesar 1 ml biakan Bacillus sp. dan diaerasi
68,98% dan minyak lemak sebesar selama 12, 24, 48 dan 72 jam telah
96,60%. Kemudian menurut Wulandari, berpengaruh sangat nyata terhadap
Desi dan Marlitasari telah melakukan penurunan pencemar BOD (96%), COD
proses pengolahan limbah cair domestik (82%), dan TSS (60%).
secara anaerob yang dalam hal ini
menggunakan proses lumpur aktif dapat METODE PENELITIAN
menurunkan kandungan COD dalam air Peralatan dan Bahan Penelitian
limbah domestik sebesar 37,3%. Penelitian ini menggunakan
Menurut Yanto (2011) telah proses biofilm, yakni melekat
melakukan studi tentang penggunaan mikroorganisme pada media. Tahapan
zeloit sebagai media penyaring pada awal yang dilakukan yakni Melakukan
pengolahan air limbah domestik. persiapan bak penampung limbah serta
Melalui metode tersebut didapatkan reaktor anaerob dengan ukuran 26 liter
hasil penurunan E coli 99,9% dan BOD dan media bioball dalam reaktor.
serta DO sebesar 71% dan 66% dalam Pemasangan pipa dan valve.
air limbah domestik. Pemasangan media plastik (Bioball)
Menurut Romayanto, dilakukan secara berangkai dengan
Muhammad dan Wiryanto (2006) spesifikasi dimensi bed yang telah
penanganan limbah domestik dengan ditentukan serta jumlah media yang
aerasi dan penambahan bakteri telah direncanakan. Setelah semua
pseudomonas putida menyatakan bahwa selesai barulah dilakukan proses seeding
penurunan parameter BOD sebesar kemudian proses aklimatisasi untuk
89,19% dan TSS dalam air limbah penyesuaian pada mikroorganisme
domestik tersebut sebesar 90,77%. sebelum pelakuan running.
Menurut Yahya, Fahrul dalam
studi pengolahan air limbah domestik Tabel 1. Spesifikasi Biofilter Anaerob
dengan biofilter aerasi menggunakan Bermedia Plastik (bioball)
media bioball dan eceng gondok Alat Keterangan
(Eichornia crassipes) menyatakan Dimensi Reaktor - Lebar = 21 cm
bahwa terjadinya penurunan kadar - Panjang = 31 cm
fosfat dalam air limbah domestik - Tinggi = 70 cm
Dimensi Bed - Lebar = 21 cm
sebesar 54,8% dan penyisihan amonium Reaktor - Panjang = 21 cm
sebesar 38,4% serta kandungan COD - Tinggi = 60 cm
dalam air limbah domestik sebesar - Volume = 26 Liter
50,8%. Media plastik - Diameter bola = 3 cm
Menurut Said (2000) dalam (bioball) - Jumlah bola = 540
buah
teknologi pengolahan limbah dengan - volume bola = 5,4
proses biofilm tercelup dapar liter
59 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2

Prosedur Penelitian Pembangunan Nasional Veteran Jawa


Seeding Timur. Sampel berasal dari air buangan
Pada saat baru dipasang, media tubuh manusia (Black water ) yang
plastik (bioball) pada biofilter belum diambil dari outlet bak penampungan
ada mikroorganisme yang menempel septic.
pada permukaan media. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pengembangbiakan Tabel 2. Karakteristik Air Limbah Domestik
mikroorganisme melekat pada media. Parameter Kadar (mg/l)
Proses seeding dilakukan secara BOD 282
alami dengan memberikan bibit COD 352
organisme dari limbah buatan, dengan pH 8
penambahan nutrien beserta aktivator
bioHS kedalam reaktor. Tabel 3. Pengaruh Waktu Tinggal (hari) dan
Aklimatisasi Rasio Resirkulasi (%) terhadap
Penurunan (COD)
Aklimatisasi dilakukan dengan
cara mengganti secara bertahap air
Rasio Resirkulasi
limbah penampungan hasil seeding
Waktu
dengan limbah air domestik asli. Tingga Tanpa 40 60 80 100
Resirkula
Penggantian dilakukan dimulai dengan l (hari)
si
perbandingan 10 % air dengan limbah Penurunan COD
90 % dalam bak penampungan. (%)

Penggantian dilakukan secara bertahap 1 72,73 74,21 76,94 78,21 82,83


sampai penggantian 100 %. Proses
2 75,54 77,81 79,67 81,14 87,61
aklimatisasi diberhentikan pada saat
efisiensi penyisihan COD telah stabil 3 80,97 82,71 84,01 85,59 87,61
dan limbah yang tergantikan telah 100%
4 83,15 85,03 85,63 87,46 88,54
air limbah domestik.
Setelah proses aklimatisasi telah 5 85,00 86,20 87,18 88,92 90,29
selesai yang diindikasikan dengan
pergantian limbah penampungan pengaruh penurunan Chemical Oxygen
dengan limbah air domestik telah Demand (COD) pada air limbah
mencapai 100 % dan efisiensi domestik menggunakan reaktor biofilter
penyisihan COD pada saat aklimatisasi anaerob bermedia plastik (bioball),
relatif stabil, maka pengoperasian dapat dilihat bahwa semakin lama
secara kontinyu dapat dilakukan. waktu tinggal maka penurunan
Melakukan analisa BOD dan COD Chemical Oxygen Demand (COD)
dengan debit yang berbeda serta variasi mengalami persentase penurunan yang
rasio resirkulasi. Mulai dari hari yang semakin meningkat dan stabil.
paling rendah dan rasio resirkulasi
paling kecil hingga hari yang semakin
lama dan rasio resirkulasi yang semakin
besar.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada penelitian ini sampel yang
digunakan adalah air limbah domestik
Rumah Susun Mahasiswa
(RUSUNAWA) di Universitas
Pengolahan Air Limbah Domestik (Khusnul Amri Dan Putu Wesen) 60

sebesar 347 mg/l dan COD akhir


95 Resirkulasi sebesar 50 mg/l.
Persentase Penurunan COD (%)

(%)
Tanpa
Pada waktu kontak hidrolik ke-
90 Resirkula 3, persentase penurunan COD
si mengalami peningkatan yang signifikan
85 40%
dibandingkan dengan saat waktu kontak
80 hidrolik ke-2, hal ini disebabkan karena
60%
75 pada saat awal operasi terlihat, bahwa
persentase penurunan COD realtif
70
masih kecil, namun seiring dengan
0 2 4
Waktu Tinggal (hari)
bertambahnya waktu operasi, efisiensi
penurunan semakin meningkat. Hal ini
Gambar 2. Hubungan Antara Waktu mengindkasikan bahwa mikroorganisme
Tinggal (hari) dan Rasio berada pada fase eksponensial dimana
Resirkulasi (%) terhadap pertumbuhan bakteri semakin
Persentase Penurunan (COD) meningkat.
Untuk waktu kontak hirolik ke-4
Peningkatan efisiensi penyisihan dan ke-5, persentase penurunan COD
bahan organik sejalan dengan mengalami kenaikan namun tidak
peningkatan waktu hidraulik, hal ini signifikan. Hal ini disebabkan
disebabkan karena semakin panjang kestabilan operasi terjadi setelah waktu
waktu kontak antara bahan organik kontak hidrolik ke-3 mikroba mulai
dengan bakteri di biofilm, semakin saling bertumpuk sedemikian rupa
banyak pula kesempatan bakteri untuk sehingga menghambat kontak mikroba
mempergunakan bahan organik untuk dengan limbah cair sehingga persentase
metabolis tubuhnya (Indriyati, 2007). penurunan COD realif stabil atau
Pada waktu kontak hidrolik ke- konstan, sesuai dengan pendapat
1, persentase penurunan COD relatif (Pohan, 2008). Saat waktu kontak
kecil dikarenakan waktu kontak dengan hirolik ke-4, nilai persentase penurunan
mikroorganisme terlalu singkat. Untuk COD terendah sebesar 83,15% dengan
nilai persentase penurunan COD sebesar COD awal sebesar 356 mg/l dan didapat
72,73% dengan COD awal sebesar 352 hasil COD akhirnya sebesar 60 mg/l
mg/l dan hasil COD akhir sebesar 96 selisih tidak besar dari waktu kontak
mg/l. Untuk efektifitas yang lebih baik hidrolik ke-5 sebesar 85% dengan COD
pada waktu kontak ke-1 yaitu sebesar awalnya sebesar 360 mg/l dan didapat
82,83% dengan COD awal 361 mg/l COD akhir sebesar 54 mg/l. Sedangkan
dan hasil COD akhir sebesar 62 mg/l. untuk nilai persentase paling baik saat
Pada waktu kontak hidrolik ke- waktu hidrolik ke-4 yakni sebesar
2, persentase penurunan COD 88,54% dengan COD awal sebesar 349
mengalami peningkatan penurunan mg/l dan hasil COD akhir sebesar 40
COD. Untuk nilai persentase penurunan mg/l selisih dengan waktu kontak
COD paling rendah sebesar 75,54% hidrolik ke-5 sebesar 90,29%,
dengan COD awal sebesar 368 mg/l dan mempunyai COD awal sebesar 350
hasil COD akhirnya sebesar 90 mg/l. mg/l dan COD akhir sebesar 34 mg/l.
Sedangkan untuk efektifitas paling saat variasi rasio resirkulasi
tinggi persentase penurunan COD pengolahan air limbah domestik
sebesar 85,59% dengan COD awal menggunakan biofilter anaerob
bermedia plastik (bioball) dengan
61 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2

proses continue dimana terjadi biofilter sehingga kandungan organik


perubahan kandungan organik Chemical jauh lebih rendah jadi lebih
Oxygen Demand (COD). meningkatkan persentase penurunan
COD. Untuk nilai persentase penurunan
95 COD sebesar 90,29% dengan COD
Persentase Penurunan COD (%)

90 awal 350 mg/l setelah dilakukan proses


Waktu mendapatkan hasil COD akhir sebesar
85 Tinggal (td)
1 hari 34 mg/l, sedangkan untuk COD
80 terendah terdapat saat tanpa resirkulasi
2 hari
75 3 hari dengan persentase penurunan COD
70 4 hari sebesar 85,00% dengan COD awal
0 50 100 5 hari sebesar 360 mg/l setelah diproses
Rasio Resirkulasi (%) didapat COD akhir sebesar 54 mg/l.
Untuk grafik hari ke-5 memiki pola
yang relatif stabil baik untuk rasio
Gambar 3. Hubungan Antara Rasio resirkulasi 100%, 80%, 60%, 40%
Resirkulasi (%) dan Waktu maupun tanpa resirkulasi.
Tinggal (hari) terhadap Pada rasio resirkulasi untuk hari
Penurunan Chemical Oxygen ke-4 dan ke-3 memiliki pola yang sama
Demand (COD) pada grafiknya. Tingkat persentase
penurunan COD relatif stabil untuk
Rasio resirkulasi semakin besar setiap tingkat rasio resirkulasi, baik
dengan waktu tinggal semakin lama dengan tingkat rasio resirkulasi 100%,
memiliki pengaruh yang besar terhadap 80%, 60%, 40% maupun tanpa
persentase penurunan COD, dimana resirkulasi. Untuk persentae penurunan
semakin besar rasio resirkulasi maka tertinggi pada hari ke-4 dengan rasio
persentase penurunan COD semakin resirkulasi 100% dengan persentase
meningkat. Peningkatan tersebut penurunan sebesar 88,54% memiliki
dikarenakan adanya pengenceran bahan COD awal sebesar 349 mg/l setelah
organik dalam air limbah domestik diproses didapatkan hasil 40 mg/l.
sesuai dengan pernyataan (Indriyati, Sedangkan untuk persentase penurunan
2003) bahwa jika ada sirkulasi maka terendah saat tanpa rasio resirkulasi
dapat mengencerkan bahan organik yakni sebesar 83,15% dengan COD
yang tinggi, pengatur pH, menstabilkan awal sebesar 356 mg/l setelah proses
temperatur, serta membantu proses didapatkan hasil COD akhir sebesar 60
pengadukan. mg/l. Pada hari ke-3 memiliki
Pada hasil yang paling maksimal persentase penurunan COD paling baik
terdapat pada hasil persentase sebesar 87,61% dengan menggunakan
penurunan COD air limbah domestik rasio resirkulasi 100% saat COD awal
dengan rasio resirkulasi 100% dari debit sebesar 347 mg/l setelah diproses
inlet awal masuk dalam biofilter. didapatkan hasil 43 mg/l sedangkan
Dengan menggunakan rasio resirkulasi persentase penurunan COD terendah
100% persentase penurunan tertinggi tanpa resirkulasi sebesar 80,97%
terdapat pada waktu ke-5 hari dengan COD awal sebesar 352 mg/l
dikarenakan pada waktu ke-5 hari setelah diproses didapatkan hasil
memiliki waktu yang panjang untuk sebesar 67 mg/l.
waktu kontak serta dengan adanya rasio Untuk persentase penurunan
resirkulasi 100% menuju inlet reaktor COD paling signifikan terjadi pada
Pengolahan Air Limbah Domestik (Khusnul Amri Dan Putu Wesen) 62

setiap rasio resirkulasi pada kurun


Rasio Resirkulasi
waktu hari ke-1 dan hari ke-2
dikarenakan pengaruh waktu kontak Waktu Tanpa
Tinggal Resirk 40 60 80 100
dengan pola grafik yang hapir sama (hari) ulasi
pada setiap rasio resirkulasi. Kenaikkan Penurunan BOD
terjadi akibat semakin banyak debit (%)
rasio resirkulasi. Kenaikan paling besar
1 72,34 75,89 77,03 78,87 86,17
juga saat adanya rasio resirkulasi 100%.
Pada persentase penurunan COD terbaik 2 75,27 77,86 80,57 81,75 87,59
untuk hari ke-2 adalah 85,59% dengan 3 81,21 84,75 86,83 87,94 89,75
COD awal sebesar 347 mg/l setelah
diproses didapatkan hasil 50 mg/l 4 83,8 86,62 89,36 90,7 91,55
sedangkan untuk presentase terendah 5 85,96 88,38 90,18 91,17 92,93
pada saat tanpa resirkulasi dengan COD
awal sebesar 368 mg/l setelah diproses Hasil penurunan yang didapat
sebesar 90 mg/l. Untuk persentase juga semakin besar, sedangakan untuk
penurunan COD paling rendah terjadi tanpa resirkulasi dengan waktu kontak
pada hari ke-1 dibandingkan dengan yang singkat maka hasil yang didapat
waktu kontak hari yang lain. Dengan semakin menurun.
rasio resirkulasi 100% paling efektif
didapatkan hasil 90,29% saat COD awal 95
sebesar 350 mg/l setelah diproses
Persentase Penurunan BOD (%)

90
didapatkan hasil 34 mg/l sedangkan Resirkulasi
untuk hasil terendah yaitu perlakuan 85
(%) tanpa
resirkul
tanpa resirkulasi sebesar 72,73% asi
80 40%
dengan COD awal sebesar 352 mg/l
setelah diproses hasil persentase 75
penurunan sebesar 96 mg/l. 70
60%
Pada penelitian kandungan
Biological Oxygen Demand (BOD) 65
80%
0 1 2 3 4 5
untuk air limbah domestik dengan
Waktu Tinggal (hari)
kandungan cukup tinggi. Pada
pengolahan air limbah domestik
menggunakan biofilter anaerob Gambar 4. Hubungan Antara Waktu
bermedia plastik (bioball) dengan Tinggal (hari) dan Rasio resirkulasi
perlakuan yang sama pada seperti saat (%) terhadap Penurunan Biological
variasi waktu tinggal yang berbeda dan Oxygen Demand (BOD)
rasio resirkulasi dalam proses biofiltrasi
untuk mendegradasi kandungan organik Persentase penurunan BOD
dalam air limbah domestik memiliki antara waktu tinggal hari ke-1 sampai
persentase penurunan BOD yang hari ke-5 terus mengalami peningkatan
signifikan. pada setiap variasi rasio resirkulasi.
Peningkatan efisiensi penyisihan bahan
organik sejalan dengan peningkatan
Tabel 4. Pengaruh Waktu Tinggal waktu hidraulik, hal ini disebabkan
(hari) dan Rasio Resirkulasi karena semakin panjang waktu kontak
(%) terhadap Penurunan antara bahan organik dengan bakteri di
(BOD) biofilm, semakin banyak pula
63 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2

kesempatan bakteri untuk mengalami kenaikan namun tidak


mempergunakan bahan organik untuk signifikan. Hal ini disebabkan
metabolis tubuhnya (Indriyati, 2007). kestabilan operasi terjadi setelah waktu
Pada waktu kontak hidrolik ke- kontak hidrolik ke-3 mikroba mulai
1, persentase penurunan BOD relatif saling bertumpuk sedemikian rupa
kecil dikarenakan waktu kontak dengan sehingga menghambat kontak mikroba
mikroorganisme terlalu singkat. Untuk dengan limbah cair sehingga persentase
nilai persentase penurunan BOD sebesar penurunan BOD realif stabil atau
72,34% dengan BOD awal sebesar 282 konstan, sesuai dengan pendapat
mg/l dan hasil BOD akhir sebesar 78 (Pohan, 2008). Saat waktu kontak
mg/l. Untuk efektifitas yang lebih baik hirolik ke-4, nilai persentase penurunan
pada waktu kontak ke-1 dengan adanya BOD terendah sebesar 83,80% dengan
rasio yaitu sebesar 86,17% dengan BOD BOD awal sebesar 284 mg/l dan didapat
awal 282 mg/l dan hasil BOD akhir hasil BOD akhirnya sebesar 46 mg/l
sebesar 39 mg/l. selisih tidak besar dari waktu kontak
Pada waktu kontak hidrolik ke- hidrolik ke-5 sebesar 85,96% dengan
2, persentase penurunan BOD BOD awalnya sebesar 285 mg/l dan
mengalami peningkatan. Untuk nilai didapat BOD akhir sebesar 40 mg/l.
persentase penurunan BOD paling Sedangkan untuk nilai persentase paling
rendah sebesar 75,54% dengan BOD baik saat waktu hidrolik ke-4 yakni
awal sebesar 283 mg/l dan hasil BOD sebesar 91,55% dengan BOD awal
akhirnya sebesar 70 mg/l. Sedangkan sebesar 284 mg/l dan hasil BOD akhir
untuk efektifitas paling tinggi sebesar 24 mg/l selisih dengan waktu
persentase penurunan BOD sebesar kontak hidrolik ke-5 sebesar 92,93%,
87,59% dengan BOD awal sebesar 282 mempunyai BOD awal sebesar 283
mg/l dan BOD akhir sebesar 35 mg/l. mg/l dan BOD akhir sebesar 20 mg/l.
Pada waktu kontak hidrolik ke- 95
Persentase Penurunan BOD (%)

3, persentase penurunan BOD 90 Waktu Tinggal


(td)
mengalami peningkatan yang signifikan 85 1 hari
dibandingkan dengan saat waktu kontak 80 2 hari
hidrolik ke-2, hal ini disebabkan karena 75 3 hari
pada saat awal operasi terlihat, bahwa 70 4 hari
persentase penurunan BOD realtif
65 5 hari
masih kecil, namun seiring dengan 0 50 100
bertambahnya waktu operasi, efisiensi Rasio Resirkulasi (%)
penurunan semakin meningkat. Hal ini
mengindkasikan bahwa mikroorganisme
berada pada fase eksponensial dimana
pertumbuhan bakteri semakin Gambar 5. Hubungan Antara Rasio
meningkat. Persentase penurunan BOD Resirkulasi (%) dan Waktu
paling rendah sebesar 81,21% dengan Tinggal (hari) terhadap
BOD awal sebesar 282 mg/l dan BOD Penurunan Biological Oxygen
akhir sebesar 53 mg/l. Sedangkan paling Demand (BOD).
efektif penurunan BOD sebesar 89,75%
dengan BOD awal sebesar 283 mg/l dan Hasil dari pengolahan air limbah
BOD akhir sebesar 29 mg/l. domestik dengan memanfaatkan rasio
Untuk waktu kontak hirolik ke-4 resirkulasi memiliki perbedaan dalam
dan ke-5, persentase penurunan BOD
Pengolahan Air Limbah Domestik (Khusnul Amri Dan Putu Wesen) 64

persentase penurunan BOD dalam air didapatkan hasil BOD akhir sebesar 46
limbah domestik. mg/l. Pada hari ke-3 memiliki
Pada hasil yang paling maksimal persentase penurunan BOD paling baik
terdapat pada hasil persentase sebesar 89,75% dengan menggunakan
penurunan BOD air limbah domestik rasio resirkulasi 100% saat BOD awal
dengan rasio resirkulasi 100% dari debit sebesar 283 mg/l setelah diproses
inlet awal masuk dalam biofilter. didapatkan hasil 29 mg/l sedangkan
Dengan menggunakan rasio resirkulasi persentase penurunan BOD terendah
100% persentase penurunan tertinggi tanpa resirkulasi sebesar 81,21%
terdapat pada waktu ke-5 hari dengan BOD awal sebesar 282 mg/l
dikarenakan pada waktu ke-5 hari setelah diproses didapatkan hasil
memiliki waktu yang panjang untuk sebesar 53 mg/l.
waktu kontak serta dengan adanya rasio Untuk persentase penurunan
resirkulasi 100% menuju inlet reaktor BOD paling signifikan terjadi pada
biofilter sehingga kandungan organik setiap rasio resirkulasi pada kurun
jauh lebih rendah jadi lebih waktu hari ke-1 dan hari ke-2
meningkatkan persentase penurunan dikarenakan pengaruh waktu kontak
BOD. Untuk nilai persentase penurunan dengan pola grafik yang hapir sama
BOD sebesar 92,53% dengan BOD pada setiap rasio resirkulasi. Kenaikkan
awal 283 mg/l setelah dilakukan proses terjadi akibat semakin banyak debit
mendapatkan hasil BOD akhir sebesar rasio resirkulasi. Kenaikan paling besar
20 mg/l, sedangkan untuk BOD juga saat adanya rasio resirkulasi 100%.
terendah terdapat saat tanpa resirkulasi Pada persentase penurunan COD terbaik
dengan persentase penurunan BOD untuk hari ke-2 adalah 87,59 % dengan
sebesar 85,96% dengan BOD awal BOD awal sebesar 282 mg/l setelah
sebesar 285 mg/l setelah diproses diproses didapatkan hasil 35 mg/l
didapat COD akhir sebesar 40 mg/l. sedangkan untuk presentase terendah
Untuk grafik hari ke-5 memiki pola pada saat tanpa resirkulasi sebesar
yang relatif stabil baik untuk rasio 75,27% dengan BOD awal sebesar 283
resirkulasi 100%, 80%, 60%, 40% mg/l setelah diproses sebesar 70 mg/l.
maupun tanpa resirkulasi. Untuk persentase penurunan BOD
Pada rasio resirkulasi untuk hari paling rendah terjadi pada hari ke-1
ke-4 dan ke-3 memiliki pola yang sama dibandingkan dengan waktu kontak hari
pada grafiknya. Tingkat persentase yang lain. Dengan rasio resirkulasi
penurunan BOD relatif stabil untuk 100% didapatkan hasil 86,17% saat
setiap tingkat rasio resirkulasi, baik BOD awal sebesar 282 mg/l setelah
dengan tingkat rasio resirkulasi 100%, diproses didapatkan hasil 39 mg/l
80%, 60%, 40% maupun tanpa sedangkan untuk hasil terendah yaitu
resirkulasi. Untuk persentae penurunan perlakuan tanpa resirkulasi sebesar
tertinggi pada hari ke-4 dengan rasio 72,34% dengan BOD awal sebesar 282
resirkulasi 100% dengan persentase mg/l setelah diproses hasil persentase
penurunan sebesar 91,55% memiliki penurunan sebesar 78 mg/l.
BOD awal sebesar 284 mg/l setelah Hubungan saling keterkaitan
diproses didapatkan hasil 24 mg/l. dalam penelilitian ini sangat
Sedangkan untuk persentase penurunan berpengaruh, saat paling besar rasio
terendah saat tanpa rasio resirkulasi resirkulasi dan lama waktu kontak maka
yakni sebesar 83,80% dengan BOD hasil yang didapat juga semakin besar,
awal sebesar 284 mg/l setelah proses sedangakan untuk tanpa resirkulasi
65 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2

dengan waktu kontak yang singkat Kiambang, Universitas


maka hasil yang didapat semakin kecil. Tanjungpura, Pontianak.
Berdasarkan hasil penelitian (Diakses 21 mei 2015).
didapatkan pernyataan bahwa pada Indriyati, (2003), Proses Pembenihan
waktu tinggal 4 hari dan dengan rasio (Seeding) dan Aklimatisasi
resirkulasi 60% dari debit didapatkan Pada Reaktor Tipe Fixed Bed,
hasil nilai COD akhir setelah Pusat Pengkajian dan
mengalami proses pengolahan telah Penerapan Teknologi
megalami penurunan sesuai dengan Lingkungan.
standart baku mutu yakni 50 mg/l dan
untuk nilai BOD akhir 30 mg/l.
Indriyati, (2005), Pengolahan Limbah
KESIMPULAN Cair Organik secara Biologi
Pada penelitian biofilter anaerob Menggunakan
bermedia plastik (bioball) ini dapat ReaktorAnaerobik Lekat Diam,
diambil kesimpulan bahwa: pusat Pengkajian dan
1. Proses penurunan COD pada biofilter penerapan Teknologi
anaerob bermedia plastik (bioball) Lingkungan,BPPT.
menggunakan air limbah domestik Indriyati, (2007), Unjuk Kerja Reaktor
didapatkan hasil sesuai standart baku Anaerob Lekat Diam Terendam
mutu saat waktu tinggal ke-4 hari dengan Media Penyangga
dan dengan rasio resirkulasi 60% Potongan Bambu, Pusat
yang hasil COD akhirnya sebesar 50 Teknologi Lingkungan
mg/l. Badan Pengkajian dan
2. Proses penurunan BOD pada biofilter Penerapan.
anaerob bermedia plastik (bioball) Ishartanto, Amy,W, (2009), Pengaruh
menggunakan air limbah domestik Aerasi dan Penambahan
didapatkan hasil sesuai standart baku Bakteri (Bacillus sp) dalam
mutu pada kurun waktu dan rasio Mereduksi Bahan Pencemar
resirkulasi yang sama sebesar 30 Organik Air Limbah Domestik,
mg/l. Institut Pertanian Bogor,
3. Kondisi penurunan kandungan Bogor.
organik paling efektif terjadi pada Lita, Valentina, (2008), Perancangan
waktu tinggal ke-5 hari dan rasio Bangunan Instalasi,
resirkulasi 100%. Semakin lama Universitas Indonesia. Jakarta.
waktu tinggal dan semakin besar Marlitasari, H.R dan Wulandari, Desi,
rasio resirkulasi. Proses Pengolahan Limbah
4. Biofilter anaerob bermedia plastik Cair Domestik secara
(bioball) efektif dalam menurunkan Anaerob, Universitas
kandungan organik air limbah Diponegoro, Semarang.
domestik. (diakses 21 mei 2014)
Metcalf and Eddy, (2003), Waste Water
DAFTAR PUSTAKA Engineering Treament Disposal
Filliazati, Mega, dkk, Pengolahan Reuse, Fourth Edition.McGraw-
Limbah Cair Domestik dengan Hill, Inc. New York, St
Biofilter Aerob Menggunakan Fransisco,Auckland.
Media Bioball dan Tanaman Pohan, Nurhasmawaty, (2008),
Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan Air Limbah Domestik (Khusnul Amri Dan Putu Wesen) 66

Industri Tahu dengan Proses


Biofilter Anaerobik, Tesis,
Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Romayanto, Eko,W.M, dkk, (2006),
Pengolahan Limbah Domestik Supradata, (2005), Pengolahan Limbah
dengan Aerasi dan Domstik Menggunakan
Penambahan Bakteri Tanaman Hias Cyperus
(Pseudomonas Putida), alternifolius, L. Dalam Sistem
Univaeritas Sebelas Maret, Lahan Basah Buatan Aliran
Surakarta. Bawah Permukaan (SSF-
Said, Nusa.I, (2000), Teknologi Wetlands), Tesis.
Pengolahan Air Limbah Yahya, Fahrul, Studi Pengolahan Air
dengan Proses Biofilm Limbah Domestik dengan
Tercelup, Jurnal Teknologi Biofilter Aerasi Meggunakan
Lingkungan Vol.1. Media Bioball dan Eceng
Said, Nusa,I, (2005), penggunaan Gondok (Eichornia crassipes),
Media Serat Plastik pada Institut Teknologi Sepuluh
Proses Biofilter Tercelup November (ITS), Surabaya.
Untuk Pengolahan Air Limbah (Diakses 21 mei 2014).
Rumah Tangga Non Toilet, Yanto, (2011), Penggunaan Zeolit
Pusat Pengkajian dan sebagai Media Penyaring pada
Penerapan Teknologi Pengolahan Air Limbah
Lingkungan. Domestik, Universitas Jendral
Sani, Yuniarti, E, (2006), Pengolahan Soedirman, Purbalingga.
Air Limbah Tahu
Menggunakan Reaktor
Anaerob Bersekat dan
Anaerob, Universitas
Diponegoro, Semarang.

Вам также может понравиться