Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MANAJEMEN PEMASARAN
OLEH:
KADEK SETYADARMA
20141330011
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kadek Setyadarma
1. Kepuasan Pelanggan
1.3. Jika pelanggan tidak puas, kita bisa menggunakan cara sebagai berikut :
1.3.1. Pelanggan adalah orang yang perlu dibantu dan dilayani. Mereka biasanya kurang
paham dengan berbagai istilah teknis yang biasa digunakan. Karena itu, pakailah kata-
kata yang awam yang mudah dimengerti oleh setiap orang.
1.3.2. Pelanggan adalah raja. Mereka adalah orang yang mendatangkan keuntungan untuk
perusahaan. Melalui pelanggan kita bisa mendapatkan pendapatan. Apapun alasannya,
kita adalah seorang pelayan, yang (ibaratnya) siap jadi "talenan" atau "keset" bagi
pelanggan, apabila terjadi ketidakpuasan.
1.3.3. Apapun kesalahan pelanggan, kita harus komunikasikan hal ini dengan fakta dan bukti
yang jelas. Jangan menyerang dengan kata-kata yang menyinggung atau menusuk
perasaan. Jelaskan kepadanya berbagai syarat pembelian yang sudah disepakati. Layani
dengan kepala dan hati yang dingin. Tetap berharap ia akan melakukan transaksi di
kemudian hari, setelah masalahnya ditangani dengan profesional.
1.3.4. Setiap pelanggan butuh dimengerti dan didengar. Mereka datang kepada kita, agar
supaya kebutuhannya terpenuhi. Ia akan siap mengeluarkan ongkos, apabila yakin
keinginannnya bisa diperoleh dari kita. Kembangkan keterampilan mendengar
(listening) kita. Belajar bagaimana teknik mendengar dan menggali kebutuhan
pelanggan secara benar.
1.3.5. Interupsi sebentar "omongan" si pelanggan, dan katakan bahwa kita kurang paham apa
yang ia inginkan. Lalu pastikan, pemahaman kita sudah sesuai dengan keinginan dia,
apabila dia mengajukan keberatan.
1.3.6. Pelanggan butuh bantuan dan solusi. Walaupun kita tidak tahu jawabannya, janjikan
kepada pelanggan bahwa kita bisa membantu dia untuk mencari jawabannya. Lalu
tepati janji kita, dan lakukan tindak lanjut secara benar. Pelayanan seperti itu akan
membuat pelanggan kita terkesan, datang lagi kepada bisnis kita di kemudian hari.
1.3.7. Libatkan pelanggan untuk mencari solusi yang diinginkan. Ajak diskusi bukan
mendikte atau menggurui. Tapi, berdialoglah dengan cara tukar pikiran. Selalu gunakan
kalimat, "Menurut pandangan kami adalah begini, menurut Anda bagaimana? Apakah
Anda setuju menggunakan cara ini?
1.3.8. "kejujuran" masih nomor 1 di dalam bisnis. Ketika kita menabur "ketidakjujuran",
maka kita akan menuai "ketidakpercayaan" pelanggan. Makan waktu yang panjang
agar pelanggan percaya dengan kita dan kembali lagi untuk bertransaksi. Tetapi, untuk
menghancurkan kepercayaan, sangan mudah dan cepat. Bersikaplah jujur kepada
pelanggan, bangun kepercayaan dari pelanggan.
1.3.9. Tampung seluruh keluhan pelanggan. Janjikan kepadanya bahwa keluhannya akan
ditangani segera. Tepati waktu yang sudah kita janjikan. Ingat, kalaupun keluhannya
tidak bisa diselesaikan dan dituntaskan oleh perusahaan, tetapi beri pelanggan kita
alternatif solusi atau jalan keluar lain.
1.3.10.Berpikir positif tersenyumlah dari hati kita. Sambut pelanggan dengan hangat, baik
dari lisan maupun sinar mata kita. Jangan berikan senyuman dingin disertai sinar mata
yang mengatakan, "Kamu bikin saya repot aja!". Saat kita berpikir positif, maka
seluruh tindakan kita akan positif juga. Itu juga akan mempengaruhi emosi serta
perasaan kita di dalam bekerja. Akibatnya, kita nikmat dan semangat dalam bekerja dan
melayani pelanggan!
1.4. Jika pelanggan puas, maka perusahaan harus menjaga kepuasan pelanggan
Dewasa ini perusahaan menghadapi persaingan yang sangat tajam disbanding
sebelumnya. Sehingga perusahaan bergeser dari falsafah produk dan penjualan menjadi kea
rah falsafah atas dasar pemasaran. Perusahaan yang terfokus pada pelanggan harus mahir di
dalam membentuk dan menjaga hubungan dengan pelanggan, mereka harus ahli di dalam
rekayasa pasar dan bukannya rekayasa produk.
Pentingnya menjaga dan meningkatkan kepuaan pelanggan dapat dilihat dari model
Proses Kepuasan Pembelian Konsumen yang memiliki tahap sebagai berikut :
Melakukan
Mengenali Mengenali berbagai Menyukai produk pembelian
kebutuhan produk yang dapat tertentu secara produk yang
yang akan memenuhi selektif disukai
dipenuhi kebutuhan
Menjadi loyal
Membuat Menggunakan atau
Menjadi puas atau evaluasi atas memanfaatkan
kecewa pengalaman produk yang dibeli
Ingin berganti menggunakan
merek atau produk
produk
2. Pembungkus/Kemasan
2.1. Arti Produk/Kemasan
Banyak produk yang ditawarkan ke pasar harus dikemas. Beberapa pemasar menyebut
pengemasan (packaging) sebagai P yang kelima, sesudah price, product, place, dan promotion.
Akan tetapi kebanyakan pemasar menganggap pengemasan sebagai suatu unsur dari strategi
produk.
Mengemas termasuk aktivitas merancang dan membuat wadah atau pembungkus untuk
suatu produk. Kemasan bisa mencakup wadah utama dari produk (botol untuk mengisi Old Spice
After-Shave Lotion); kemasan sekunder yang dibuang ketika produk akan digunakan (kotak
karton untuk mengisi botol Old Spice); dan kemasan pengiriman yang perlu untuk menyimpan,
mengenali, dan mengirimkan produk (kotak karton gelombang untuk mengisi enam lusin botol
Old Spice). Pemberian label juga merupakan bagian dari pengemasan dan berupa informasi
tercetak yang ditempel pada kemasan.
Pengemasan inovatif dapat memberikan keunggulan pada sebuah perusahaan atas pesaingnya.
1. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak
tercecer.
Kegiatan mewadahi dapat dilakukan sejak di lahan pertanian untuk produk hasil tanaman atau
dari kapal laut untuk hasil perikanan. Produk berupa cairan, pasta atau butiran sangat besar
kemungkinan tercecer, sehingga sejak penanganan awal perlu dilakukan pewadahan dengan
menggunakan wadah yang sesuai dengan karakteristik komoditas tersebut.
2. Melindungi produk.
Produk hasil pertanian dan perikanan merupakan bahan bahan yang mudah rusak sehingga
sangat perlu dilindungi dari berbagai faktor penyebab kerusakan, seperti seperti sinar
ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan
mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.
3. Sebagai identitas produk.
Selain sebagai wadah dan pelindung bahan, kemasan juga berfungsi sebagai alat komunikasi
dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan. Oleh karena itu
desain label pada kemasan perlu diperhatikan agar mampu memberikan informasi kepada
konsumen dengan benar.
4. Meningkatkan efisiensi.
Kemasan juga diharapkan mampu memudahkan penghitungan, memudahkan pengiriman dan
penyimpanan. Oleh karena itu perlu diperhatikan jumlah bahan yang dikemas dalam satu
kemasan (berisi 1 lusin, 1 gross dan sebagainya) agar mudah mengidentifikasinya. Kemasan
merupakan salah satu cara membedakan suatu produk dari produk lainnya. Hal ini penting
dalam pengelolaan persediaan maupun dalam pemasaran produk.
5. Melindungi pengaruh buruk dari produk itu sendiri.
Seringkali kita menemukan jenis bahan tidak boleh dibawa kedalam kendaraan (pesawat
terbang, bus, dll), serta tempat tertentu dikarenakan memiliki karakteristik yang khas yang
dapat mengganggu orang lain. Sebagai contoh adalah durian, buah yang nikmat dan memiliki
bau atau aroma yang sangat tajam. Contoh yang lain adalah ikan asin/cumi dan berbagai
produk perikanan lain yang memiliki bau yang sangat tajam. Kedua contoh tersebut meskipun
memiliki harga yang relatif tinggi namun tidak setiap orang menyukainya sehingga sering
dilarang dibawa di tempat tertentu. Oleh karena itu untuk membawa produk tersebut harus
dilakukan dengan kemasan yang mampu melindunginya dari bau yang sangat tajam tersebut.
6. Meningkatkan pemasaran produk.
Kemasan dapat berfungsi sebagai identitas produk, sehingga proses identifikasi menjadi lebih
efektif dan mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan yang didesain secara baik
diharapkan mampu meningkatkan daya tarik calon pembeli dan sekaligus menjadi sarana
informasi dan iklan. Selain itu kemasan diharapkan juga mampu memberi kenyamanan bagi
pemakai.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Manajemen. Edisi Revisi. Yogyakarta:Andy.