Вы находитесь на странице: 1из 16

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KESEHATAN LANSIA

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb. Puji syukur kepada Allah SWT selalu kami
panjatkan, karena hanya dengan rahmat dan karuniaNYA makalah kami yang
berjudul kebijakan dan program kesehatan lansia telah dapat terselesaiakan.
Kemudian tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu dosenyang
telah banyak memberikan pengetahuan kepada kami demi terciptanya tugas ini.
Sesuai dengan temanya makalah ini menyajikan tentang bagaimana
tingkat keberhasilan program tersebut baik tingkat nasional maupun tingkat
propinsi.
Kami telah berupaya maksimal, namun pasti masih banyak kekurangan,
kelemahan dan kesalahan. Untuk itu kami mohon kritik, masukan dan saran, demi
penyempurnaan makalah kami dimasa yang akan datang..

Surakarta, November 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor
yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan
perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut
pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia sehat 2010 yaitu gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan
dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil,
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Keperawatan
sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan nasional turut serta ambil
bagian dalam mengantisipasi peningkatan jumlah populasi lansia dengan
menitikberatkan pada penanganan di bidang kesehatan dan keperawatan.

Dalam hal ini penting kiranya diketahui informasi mengenai tingkat


kesehatan dan tingkat ketergantungan lansia di masyarakat. Salah satu pelayanan
kesehatan di masyarakat adalah posyandu lansia.

Posyandu adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang didirikan di


desadesa kecil yang tidak terjangkau oleh rumah sakit atau klinik. Tujuan program
posyandu lansia adalah memberdayakan kelompok lansia sehingga mereka
mampu untuk menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatannya
serta dapat menyumbangkan tenaga dan kemampuannya untuk kepentingan
keluarga dan masyarakat. Kegiatan-kegiatan dalam posyandu lansia akan
dikembangkan lebih bersifat mempertahankan derajat kesehatan, meningkatkan
daya ingat, meningkatkan rasa percaya diri dan kebugaran lansia).

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka latar belakang rumusan
permasalahan ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan dan tingkat
ketergantungan lansia di masyarakat serta pelayanan kesehatan lansia.

3. Tujuan
a. Mengetahui Pengertian Kebijakan Pelayanan Kesehatan
b. Mengetahui Undang-Undang terkait kesejahteraan lansia
c. Mengetahui Komisi nasional lansia
d. Mengetahui program-program kesehatan lansia

4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang kami gunakan adalah :

a. Bab I Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah


b. Bab II memuat kebijakan dan keberhasilan kesehatan lansia
ditingkat nasional
c. Bab II memuat kebijakan dan keberhasilan kesehatan lansia
ditingkat Propinsi
d. Bab IV pembahasan
e. Bab V penutup yang memuat kesimpulan dan saran
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN

Pengetian kebijakan pelayanan kesehatan menurut Lavey dan Loomba


adalah pedoman atau aturan dalam setiap upaya baik yang diselenggarakan
sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengobati penyakit dan
memulihkan kesehatan yang ditujukan terhadap perseorangan, kelompok dan
masyarakat.

Kebijakan pelayanan kesehatan dapat juga dikatakan sebagai pedoman


atau aturan dalam upaya pelayanan kesehatan yang melembaga berdasarkan
fungsi sosial di bidang pelayanan kesehatan bagi individu dan keluarga. Fungsi
sosial disini berarti lebih mengutamakan pada unsur kemanusiaan dan tidak
mengambil keuntungan secara komersial.

2. Hukum Perlindungan Lansia


Empat peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan lanjut usia, yaitu:
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia.
Yang menjadi dasar pertimbangan dalam undang-undang ini, antara lain adalah
bahwa pelaksanaan pembangunan yang bertujuan mewujudkan masyarakat
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, telah
menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia
harapah hidup makin meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin
bertambah.
Selanjutnya dalam ketentuan umum, memuat ketentuan-ketentuan yang antara
lain dimuat mengenai pengertian lanjut usia, yaitu seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas.
Asas peningkatan kesejahteraan lanjut usia adalah keimanan, dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kekeluargaan, keseimbangan, keserasian, dan
keselarasan dalam perikehidupan. Dengan arah agar lanjut usia tetap dapat
diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan dengan
memperhatikan fungsi kearifan, pengetahuan, keahlian, keterampilan,
pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya, serta terselenggaranya pemeliharaan
taraf kesejahteraannya.
Selanjutnya tujuan dari semua itu adalah untuk memperpanjang usia harapan
hidup dan masa produktif, terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya,
terpeliharanya sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa Indonesia serta
lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada
lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan yang meliputi:
a. pelayanan keagamaan dan mental spiritual
b. pelayanan kesehatan
c. pelayanan kesempatan kerja
d. pelayanan pendidikan dan pelatihan
e. kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum
f. kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum
g. perlindungan sosial
h. bantuan sosial
Dalam undang-undang juga diatur bahwa Lansia mempunyai kewajiban,
yaitu:
a. Membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya, terutama di lingkungan keluarganya
dalam rangka menjaga martabat dan meningkatkan kesejahteraannya;
b. Mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, keahlian,
keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya kepada
generasi penerus;
c. Memberikan keteladanan dalam segala aspek kehidupan kepada generasi
penerus.
d. Pemerintah bertugas mengarahkan, membimbing, dan menciptakan
suasana yang menunjang bagi terlaksananya upaya peningkatan
kesejahteraan sosial lanjut usia. Sedangkan pemerintah, masyarakat dan
keluarga bertanggungjawab atas terwujudnya upaya peningkatan
kesejahteraan sosial lanjut usia.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan


Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia.
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia, meliputi :
a. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual, antara lain adalah
pembangunan sarana ibadah dengan penyediaan aksesibilitas bagi lanjut
usia.
b. Pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya
penyembuhan (kuratif), diperluas pada bidang pelayanan
geriatrik/gerontologik.
c. Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan
dalam penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam
melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus.
d. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, yang dalam hal ini
pelayanan administrasi pemberintahan, adalah untuk memperoleh Kartu
Tanda Penduduk seumur hidup, memperoleh pelayanan kesehatan pada
sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya untuk
pembelian tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak, pembelian tiket
untuk tempat rekreasi, penyediaan tempat duduk khusus, penyediaan loket
khusus, penyediaan kartu wisata khusus, mendahulukan para lanjut usia.
Selain itu juga diatur dalam penyediaan aksesibilitas lanjut usia pada
bangunan umum, jalan umum, pertamanan dan tempat rekreasi, angkutan
umum. Ketentuan mengenai pemberian kemudahan dalam melakukan
perjalanan diatur lebih lanjut oleh Menteri sesuai dengan bidang tugas
masing-masing.

3. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 2004 Tentang Komisi Nasional


Lanjut Usia.
a. Keanggotaan Komisi Lanjut Usia terdiri dari unsur pemerintah dan
masyarakat yang berjumlah paling banyak 25 orang.
b. Unsur pemerintah adalah pejabat yang mewakili dan
bertanggungjawab di bidang kesejahteraan rakyat, kesehatan, sosial,
kependudukan dan keluarga berencana, ketenagakerjaan, pendidikan
nasional, agama, permukiman dan prasarana wilayah, pemberdayaan
perempuan, kebudayaan dan pariwisata, perhubungan, pemerintahan
dalam negeri. Unsur masyarakat adalah merupakan wakil dari organisasi
masyarakat yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial lanjut usia,
perguruan tinggi, dan dunia usaha.
c. Di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dapat dibentuk Komisi
Provinsi/Kabupaten/Kota Lanjut Usia.
d. Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia ditetapkan oleh Gubernur
pada tingkat provinsi, dan oleh Bupati/Walikota pada tingkat
kabupaten/kota.

4. Keputusan Presiden Nomor 93/M Tahun 2005 Tentang Keanggotaan


Komisi Nasional Lanjut Usia.
a. Pengangkatan anggota Komnas Lansia oleh Presiden.
b. Pelaksanaan lebih lanjut dilakukan oleh Menteri Sosial

3. Peran Komnas
a. Meningkatkan kesadaran tentang dampak masalah Lansia terutama
mengenai pertumbuhan yang pesat, kenaikan angka ketergantungan,
kondisi kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan pada umumnya yang
masih rendah. Mendorong masyarakat agar lebih peduli dan berperan
serta dalam penanganan Lansia.
b. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian dengan sosialisasi tentang
UU 13/98, Keppres 52/04, RAN, Permendagri 60/08, UU 11/09 secara
berkelanjutan.
c. Mengkoordinasikan upaya pemberdayaan Lansia potensial untuk
berpartisipasi dalam pembangunan dan kegiatan masyarakat dengan
bekerjasama antar departemen terkait dan organisasi kemasyarakatan.
d. Mengkoordinasikan lintas sektor dalam Perencanaan Program agar
lebih menyentuh kepentingan Lansia.
e. Penguatan peran Komda sebagai ujung tombak peningkatan
kesejahteraan Lansia
f. Meningkatkan kepedulian kalangan swasta, perguruan tinggi dan LSM
melalui forum kerjasama,saresehan, seminar dan lokakarya.
g. Melakukan pengkajian dan penelitian instrumen perundang-undangan
yang terkait dengan kepentingan Lansia serta penelitian kondisi dan
kebijakan sosial ekonomi dan kesehatan Lansia
4. Program
Contoh upaya pemerintah di negara maju dalam meningkatkan kesehatan
masyarakatnya, diantaranya adanya medicare dan medicaid. Medicare adalah
program asuransi social federal yang dirancang untuk menyediakan perawatan
kesehatan bagi lansia yang memberikan jaminan keamanan social. Medicare
dibagi dua : bagian A asuransi rumah sakit dan B asuransi medis. Semua
pasien berhak atas bagian A, yang memberikan santunan terbatas untuk
perawatan rumah sakit dan perawatan di rumah pasca rumah sakit dan
kunjungan asuhan kesehatan yang tidak terbatas di rumah. Bagian B
merupakan program sukarela dengan penambahan sedikit premi perbulan,
bagian B menyantuni secara terbatas layanan rawat jalan medis dan kunjungan
dokter. Layanan mayor yang tidak di santuni oleh ke dua bagian tersebut
termasuk asuhan keperwatan tidak terampil, asuhan keperawatan rumah yang
berkelanjutan obat-obat yang diresepkan, kaca mata dan perawatan gigi.
Medical membayar sekitar biaya kesehatan lansia (U.S Senate Committee on
Aging, 1991).
Medicaid adalah program kesehatan yang dibiayai oleh dana Negara dan
bantuan pemerintah bersangkutan. Program ini berbeda antara satu Negara
dengan lainya dan hanya diperuntukan bagi orang tidak mampu. Medicaid
merupakan sumber utama dana masyarakat yang memberikan asuhan
keperawatan di rumah bagi lansia yang tidak mampu. Program ini menjamin
semua layanan medis dasar dan layanan medis lain seperti obta-obatan, kaca
mata dan perawatan gigi.

Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah


merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa
tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai
dengan keberadaannya. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada
kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia
melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah
Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia


lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu
lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas
dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan
organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

Tujuan Posyandu Lansia

Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :


a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga
terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta
dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara
masyarakat usia lanjut.

Sasaran posyandu lansia

a. Sasaran langsung:
1. Pra usia lanjut (pra senilis) 45-59 thn
2. Usia lanjut 60-69 thn
3. Usia lanjut risiko tinggi: usia lebih dari 70 thn atau usia lanjut
berumur 60 thn atau lebih dgn masalah kesehatan
b. Sasaran tidak langsung:
1. Keluarga dimana usia lanjut berada
2. Masyarakat di lingkungan usia lanjut
3. Organisasi sosial yg peduli
4. Petugas kesehatan
5. Masyarakat luas

Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia

Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan


yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan
kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota
penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja
seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3 meja,
dengan kegiatan sebagai berikut :
- Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan
atau tinggi badan
- Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh
(IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga
dilakukan di meja II ini.
- Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa
dilakukan pelayanan pojok gizi.

Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia

Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara
lain :
a. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari
pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan
menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan
penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala
keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka.
Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat,
yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong
minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan
posyandu lansia
b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah
menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau
kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik
tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini
berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi
lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk
menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan
atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong
minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.
Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari
terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.
c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun
mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu
menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke
posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan
berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama
lansia.
d. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan
dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan
posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung
untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di
posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang
adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek.
Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi
dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada
stimulus yang menghendaki adanya suatu respons.
Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia
Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan
Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu
Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia
seperti:
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat
tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes mellitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. Dan
i. Penyuluhan Kesehatan.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat
seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek
kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia,
gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran.

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana


dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat
terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa,
meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium
sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah


merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa
tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai
dengan keberadaannya. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada
kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia
melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah
Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia
merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas
dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan
organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

B. SARAN

Kita ketahui lansia ini akan banyak menderita penyakit contoh hipertensi,
stroke, osteoporosis dll. Maka para lansia diharapkan mengikuti program-program
pemerintah untuk mengetahui perubahan atau perkembangan kesehatannya dan
keluarga juga harus mendukung program ini
diharapkan juga para lanjut usia melakukan pola hidup sehat yakni dengan
mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik/olahraga
secara benar dan teratur serta tidak merokok

DAFTAR PUSTAKA

Maryam, R siti.Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. 2008. Jakatra: Salemba


medika

Mubarak Wahid iqbal,dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. 2006. Jakarta:


Sagung Seto

Situart dan Sundart. Keperawatan Medikal Bedah 1.2001. Jakarta: EGC

Вам также может понравиться